Anda di halaman 1dari 3

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

Memasang Bidai
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1 s/d 2
Ditetapkan,
Ketua STIKes Budi Luhur Cimahi

Tanggal Terbit

Sri Wahyuni, S.Pd., M.Kes., Ph.D


1. PENGERTIAN Memasang bidai adalah memasang alat untuk immobilisasi
(mempertahankan kedudukan tulang)
2. TUJUAN 1. Mencegah pergerakan tulang yang patah.
2. Mencegah bertambahnya perlukaan pada patah tulang
3. Mengurangi rasa sakit
4. Mengistirahatkan daerah patah tulang
3. KEBIJAKAN Patah tulang terbuka / tertutup
PROSEDUR KERJA
A. PERSIAPAN ALAT
1. Alat pelindung diri (masker, handscoen)
2. Bidan dengan ukuran sesuai kebutuhan
3. Verband/ mitella
B. PERSIAPAN
Pra Interaksi
1. Membaca catatan keperawatan atau catatan
medis
2. Menentukan tindakan keperawatan yang akan
dilakukan
3. Mencuci tangan (6 langkah) sebelum menyiapkan
alat
Orientasi
1. Mengucapkan salam (“Assalamualaikum Wr.Wb.”
untuk yang beragama islam dan “Selamat Pagi/
Siang/ Sore/ Malam” untuk yang beragama lain.
2. Tersenyum dan menganggukan kepala
3. Memperkenalkan diri
4. Mengidentifikasi pasien dengan menanyakan:
- Nama
- Umur
- Alamat pasien

“Berdasarkan prosedur keselamatan di Rumah Sakit,


ibu/bapak bisa menyebutkan nama, umur dan alamat”/
“Siapa nama ibu/bapak?”
“Baik ibu/bapak saya akan mengecek lagi identitas
ibu/bapak”
“Benar sekali Bu/Pak, Identitasnya sudah sesuai dengan
tindakan memasang bidai”
5. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang
akan dilakukan pada pasien
6. Melakukan kontrak waktu
7. Memberi kesempatan pasien/keluarga untuk
bertanya
8. Meminta persetujuan pasien/keluarga
9. Mendekatkan alat
10. Menjaga privasi, keamanan dan kenyamanan
pasien
11. Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan
C. LANGKAH KERJA
1. Mengucapkan Basmalah (Bagi Muslim dan Berdo’a
bagi yang non muslim) sebelum melakukan
tindakan
2. Petugas menggunakan masker, handscoen
3. Petugas I mengangkat daerah yang akan dipasang
bidai
4. Petugas II meletakkan bidai melewati persendian
anggota gerak
5. Jumlah dan ukuran bidai yanng dipakai disesuaikan
dengan lokasi patah tulang
6. Petugas I mempertahankan posisi, sementara
petugas II mengikat bidai
7. Mengatur posisi pasien
8. Merapikan pasien, lingkungan, dan alat-alat
9. Mencuci tangan
10. Melakukan terminasi pasien menjelaskan bahwa
tindakan sudah selesai
D. TAHAP TERMINASI
1. Respons / keluhan pasien
2. Observasi tekanan darah, nadi pernafasan
3. Pengikatan tidak boleh terlalu kencang/terlalu
longgar
4. Observasi vaskularisasi darah distal
5. Menyimpulkan hasil tindakan
6. Memberitahu kepada ibu/ anak hasil tindakan
7. Mendo’akan kesembuhan pasien
Untuk pasien muslim: “Allohumma Adzhibil Ba’sa
Isfi waanta safi, la sifaa ilaa sifauka layughodiru
sakomah”.
Untuk pasien Non Muslim: “Semoga Bapak/Ibu
segera diberikan kesembuhan.
8. Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
(waktu, tempat dan topic)
9. Mengakhiri kegiatan dengan memberikan salam
“Assalamualaikum Warahmatulloh” untuk yang
beragama Islam dan “Selamat Pagi/ Siang/ Sore/
Malam” untuk yang beragama lain.
10. Tersenyum dan menganggukkan kepala
E. DOKUMENTASI
1. Menuliskan hari, tanggal dan jam pelaksanaan di
catatan harian pasien
2. Menuliskan Data Objektif dan data Objektif hasil
pemeriksaan
3. Menuliskan tindakan keperawatan yang telah
dilakukan
4. Respon pasien setelah dilakukan tindakan (Data
objektif dan Data subjektif)
5. Nama dan tanda tangan perawat
F. NILAI – NILAI KEBUDILUHURAN
1. Menunjukan sikap empathy
2. Menunjukan sikap ramah dan peduli
3. Menunjukan sikap sabar
4. Menunjukan sikap teliti dalam melakukan kegiatan
5. Menunjukan sikap hati-hati dalam melakukan
tindakan
6. Menunjukan perilaku profesional
7. Menunjukan sikap tidak melipat kaki dan tangan
ketika sedang berkomunikasi
8. Berpakaian rapih dan bersih
1. UNIT TERKAIT

Anda mungkin juga menyukai