Anda di halaman 1dari 37

ASKEP

FRAKTUR FEMUR L/O/G/O


PENGERTIAN FRAKTUR
1. Fraktur adalah Patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik.(Price
and Wilson, 2006).
2. Fraktur adalah Terputusnya kontinuitas tulang dan tulang rawan (Mansjoer,dkk,
2000)
3. Fraktur adalah terputusnya kontuinitas jaringan tulang baik
total, partial yang dapat mengenai tulang panjang dan sendi
jaringan otot dan pembuluh darah trauma yang disebabkan
oleh stress pada tulang, jatuh pada ketinggian, kecelakaan
kerja, cedera saat olah raga. Fraktur femur adalah hilangnya
kontinuitas tulang paha tanpa atau disertai adanya kerusakan
jaringan lunak (Helmi, 2012).
DEFINISI FRAKTUR FEMUR

Fraktur femur adalah rusaknya kontinuitas tulang pangkal paha yang dapat
disebabkan oleh trauma langsung (kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian),
kelelahan otot, kondisi -kondisi tertentu seperti degenerasi tulang/osteoporosis.
Ada 2 tipe dari fraktur femur, yaitu :
1. Fraktur Intrakapsuler; femur yang terjadi di dalam tulang sendi, panggul dan
kapsula.
2. Fraktur Ekstrakapsuler.
ETIOLOGI
Menurut FKUI (2010), penyebab fraktur adalah trauma yang terbagi menjadi
dua, yaitu:
• Trauma langsung; berarti benturan pada tulang dan mengakibatkan
fraktur di tempat itu.
• Trauma tidak langsung; bila mana titik tumpuh benturan dengan terjadinya
fraktur berjauhan.
Fraktur dapat disebabkan oleh pukulan langsung, gaya meremuk, gerakan
puntir mendadak dan kontraksi otot yang ekstrim. Patah tulang
mempengaruhi jaringan sekitarnya mengakibatkan edema jaringan lunak,
perdarahan ke otot dan sendi, dislokasi sendi, ruptur tendon, kerusakan
saraf dan pembuluh darah. Organ tubuh dapat mengalami cedera akibat
gaya yang disebabkan oleh fraktur atau gerakan fragmen tulang (smelt &
Suddarth,2013).
KLASIFIKASI
1) Berdasarkan sifat fraktur (luka yang ditimbulkan)
• 1. Fraktur Tertutup (closed).
• 2. Fraktur Terbuka (open/compound),
2) Berdasarkan komplit atau ketidakkomplitan fraktur.
1. Fraktur komplit, bila garis patah melalui seluruh penampang
tulang atau melalui kedua korteks tulang.
2. Fraktur inkomplit, bila garis patah tidak melalui seluruh
penampang tulang
.
3) Berdasarkan bentuk garis 4) Berdasarkan jumlah garis
patah dan hubungannya patah.
dengan mekanisme trauma 1. Fraktur komunitif
• 1. Fraktur Transversal 2. Fraktur Segmental
• 2. Fraktur Oblik 3. Fraktur Multiple
• 3. Fraktur Spiral
• 4. Fraktur Kompresi
• 5. Fraktur Avulasi
5) Berdasarkan pergeseran 7) Fraktur kelelahan : fraktur
fragmen tulang. akibat tekanan yang berulang-
1. Fraktur Undisplaced (tidak ulang
bergeser) 8) Fraktur patologis : fraktur
2. Fraktur Displaced yang diakibatkan karena
(bergeser) proses patologis tulang.
6) Berdasarkan posisi fraktur
Sebatang tulang terbagi
menjadi tiga bagian :
3. 1/3 proksimal
4. 1/3 medial
5. 1/3 distal
PATOFISIOLOGI
Patofisiologi fraktur adalah jika tulang mengalami fraktur, maka
periosteum, pembuluh darah di korteks, marrow dan jaringan disekitarnya
rusak. Terjadi pendarahan dan kerusakan jaringan di ujung tulang.
Terbentuklah hematoma di canal medulla. Pembuluh-pembuluh kapiler
dan jaringan ikat tumbuh ke dalamnya, menyerap hematoma tersebut,
dan menggantikannya. Jaringan ikat berisi sel-sel tulang (osteoblast) yang
berasal dari periosteum. Sel ini menghasilkan endapan garam kalsium
dalam jaringan ikat yang di sebut callus. Callus kemudian secara bertahap
dibentuk menjadi profil tulang melalui pengeluaran kelebihannya oleh
osteoclast yaitu sel yang melarutkan tulang (Smelter & Bare, 2001).
Pathway Keperawatan
MANIFESTASI KLINIK

Daerah paha yang patah tulangnya sangat membengkak, ditemukan


tanda functio laesa, nyeri tekan dan nyeri gerak. Tampak adanya deformitas
angulasi ke lateral atau angulasi ke anterior. Ditemukan adanya
perpendekan tungkai bawah. Pada fraktur 1/3 tengah femur, saat
pemeriksaan harus diperhatikan pula kemungkinan adanya dislokasi sendi
panggul dan robeknya ligamentum didaerah lutut. Selain itu periksa juga
nervus siatika dan arteri dorsalis pedis
KOMPLIKASI

Adapun komplikasi dari fraktur (Smeltzer & Bare, 2001) yaitu :


• Komplikasi segera (immediate)
• Komplikasi yang terjadi segera setelah fraktur antara lain syok neurogenik,
kerusakan organ, kerusakan syaraf, injuri atau perlukaan kulit.
• Early Complication
• Dapat terjadi seperti : osteomelitis, emboli, nekrosis, dan syndrome
compartemen
• Late Complication
• Sedangkan komplikasi lanjut yang dapat terjadi antara lain stiffnes (kaku
sendi), degenerasi sendi, penyembuhan tulang terganggu (malunion).
PENATALAKSANAAN

1. Reduksi fraktur, berarti mengembalikan fragmen


tulang pada kesejajarannya dan rotasi anatomis
• Reduksi tertutup
• Traksi
• Reduksi terbuka
Lanjutan . . .
2. Imobilisasi fraktur, mempertahankan reduksi sampai terjadi penyembuhan. Setelah
fraktur direduksi, fragmen tulang harus diimobilisasi atau dipertahankan dalam posisi
dan kesejajaran yang benar sampai trejadi penyatuan. Metode fiksasi eksterna
meliputi pembalutan, gips, bidai, traksi kontinu, pin, dan teknik gips atau fiksator
eksterna. Sedangkan fiksasi interna dapat digunakan implant logam yang dapat
berperan sebagai bidai interna untuk mengimobilisasi fraktur.

3. Rehabilitasi, mempertahankan dan mengembalikan fungsi setelah dilakukan reduksi


dan imobilisasi.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• X.Ray
• Bone scans, Tomogram, atau MRI Scans
• Arteriogram : dilakukan bila ada kerusakan vaskuler.
• CCT kalau banyak kerusakan otot.
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1 Pengkajian :
Pengumpulan Data

Identitas pasien : nama pasien,jenis kelamin, umur,alamat,agama,status perkawinan,pekerjaan,tanggal masuk


RS,diagnosa medis
Keluhan Utama
keluhan utama pada kasus fraktur adalah nyeri
Riwayat Penyakit Dahulu
Pada pengkajian ini ditemukan kemungkinan penyebab fraktur dan memberi petunjuk berapa lama tulang
tersebut akan menyambung
Penyakit Keluarga
Penyakit keluarga yg berhubungan dengan penyakit tulangmerupakan faktor predisposisi terjadinya fraktur
Riwayat Psikososial
Mengkaji respon pasien terhadap penyakit yg di hadapinya
Pemeriksaan fisik

Keadaanumum.
Meliputi : baik, jelek, sedang.
Tanda – tandaVital.
TD : Tekanan darah. N :Nadi.
P : Pernapasan. S : Suhu.
Sistempernapasan
pernapasan, bersihan jalan nafas, kualitas, suara,dan
bunyi tambahan ronchi, wheezing
Sistemkardiovaskuer.
Nilai tekanan darah, nadi, irama, kualitas, dan frekuensi,
PemeriksaanPenunjang.

Radiologik.
Foto polos, untuk menentukan area dan lokasi fraktur
Laboratorium.
darah perifer lengkap
Kemungkinan diagnosa keperawatan yang timbul

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik


2. Perfusi Perifer Tidak Efektif berhubungan dengan penurunan aliran arteri dan/atau vena
3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan muskulosekletal.
4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal
5. Resiko jatuh berhubungan dengan faktor resiko penurunan kekuatam otot
6. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan faktor mekanis.
7. Resiko infeksi berhubungan dengan kerusakan integritas kulit
8. Resiko syok berhubungan dengan kehilangan volume cairan
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No DIAGNOSA KRITERIA HASIL INTERVENSI
1 Nyeri akut Setelah dilakukan MANAJEMEN NYERI
tindakan Observasi
berhubungan
keperawatan...x...jam • Ldentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
dengan agen diharapkan nyeri menurun kualitas, intensitas nyeri
pencedera fisik • Identifikasi skala nyeri
• Identifikasi respon nyeri non verbal
• Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
• Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang
nyeri
• Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon
nyeri
• Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
• Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
• Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri
• Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri
(mis. Suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
• Fasilitasi istirahat dan tidur
1 2 3 4
2 Perfusi Perifer Setelah dilakukan Observasi
Tidak Efektif tindakan keperawatan • Periksa sirkulasi perifer(mis. Nadi perifer,
berhubungan ...x...jam diharapkan edema, pengisian kalpiler, warna, suhu, angkle
dengan perfusi perifer brachial index)
penurunan meningkatdengan kriteria: • Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau
aliran arteri • Denyut nadi perifer bengkak pada ekstremitas
dan/atau vena meningkat Terapeutik
DO: • Warna kulit pucat • Hindari pemasangan infus atau pengambilan
menurun darah di area keterbatasan perfusi
• Pengisian kapiler,akral • Hindari pengukuran tekanan darah pada
membaik ekstremitas pada keterbatasan perfusi
• Hindari penekanan dan pemasangan torniquet
pada area yang cidera
• Lakukan pencegahan infeksi
• Lakukan perawatan kaki dan kuku
• Lakukan hidrasi
Edukasi
• Anjurkan berolahraga rutin
• Informasikan tanda dan gejala darurat yang
harus dilaporkan( mis. Rasa sakit yang tidak
Rencana asuhan keperawatan
NO DIAGNOSA KRITERI HASIL INTERVENSI
KEPERAWATAN
3 Gangguan setelah diberikan 1. DUKUNGAN AMBULASI (1.06171)
Observasi
mobilitas fisik perawatan selama Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
  …..x…. jam Identifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi
mobilitas fisik Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum memulai
meningkat dengan ambulasi
Monitor kondisi umum selama melakukan ambulasi
kriteria Terapeutik
pergerakan Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat bantu (mis. tongkat, kruk)
extermitas Fasilitasi melakukan mobilisasi fisik, jika perlu
Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan
meningkat 5 ambulasi
kekuatan otot Edukasi
meningkat 5 Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi
ROM meningkat 5 Anjurkan melakukan ambulasi dini
Ajarkan ambulasi sederhana yang harus dilakukan (mis. berjalan dari
Nyeri nenurun tempat tidur ke kursi roda, berjalan dari tempat tidur ke kamar mandi,
dengan skala 5 berjalan sesuai toleransi)
Kelemahan fisik
menurun dengan
skala 5
No Diagnosa Keperawatan Kriteria hasil Intervensi
4 Defisit perawatan diri Setelah dilakukan Observasi
berhubungan perawatan …. X… identifikasi kebiasaan aktivitas perawatan
dengangangguan jam perawatan diri diri sesuai usia
muskuloskeletal meningkat dengan monitor tingkat kemandirian
Ds kriteria identifikasi kebutuhan alat bantu
Do kemampuan mandi kebersihan
tidak mampu mandi meningkat dengan Teurapeutik
minat melakukan skala 5 sediakan lingkungan yang teurapeutik
perawatan diri kurang kemampuan makan siapkan keperluan pribadi
tidak mampu ke toilet meningkat dengan dampingi dalam melakukan perawatan diri
skala 5 sampai mandiri
verbalisasi untuk fasilitasi untuk menerima keadaan
melakukan perawatan ketergantungan
diri meningkat dengan fasilitasi kemandirian
skala 5 Edukasi
mempertahankan anjurkan melakukan perawatan diri secara
kebersihan diri konsisten sesuai kemampuan
meningkat dengan
skala 5
KASUS
• Tn M berusia 40 tahun dirawat sejak kemarin karena kecelakaan lalu lintas. Klien mengeluhkan nyer pada area fraktur
yang terpasang bidai. Nyeri yang dirasakan seperti disayat – sayat benda tajam,
nyeri bertambah saat dilakukan perawatan luka dan berkurang saat diistirahatkan, skala nyeri 7 pada
rentang 0 – 10. Pada saat dilakukan pengkajian keadaan umum lemah, kesadaran composmentis,
dengan tanda – tanda vital sebagai berikut: TD = 140/90 mmHg, N = 86x/mnt, RR = 28x/mnt, S =
38,5oC. CRT > 3 detik. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan: conjuctiva pucat, bising usus 10x/mnt,
tidak bisa duduk karena sangat sakit. Terpasang folley catheter No 16 dan aktivitas sehari – hari
dibantu oleh keluarga. Hari ini klien direncanakan untuk dilakukan operasi pemasangan fiksasi interna.
Terpasang infus dengan Nacl 0,9% 20tts/mnt. Hasil Rongent menunjukkan “Fraktur femur dextra
sepertiga distal

Therapy Pengobatan :
Cefazolin 2 x 1 gr IV, Ketorolac 2 x 30mg IV, Tramadol 2 x 50mg Drip, Ranitidine 2 x 50mg IV,
Gentamycin 2 x 1gr IV.
Hasil Pemeriksaan Laboratorium

HEMATOLOGI (11/9/14)

LK ; 14 – 16
Haemoglobin 8,8 g/dl
PR ; 12 – 16

Hemotokrit 35% 35 – 45 %

Leukosit 16.500/mm3 5.000 – 10.000/mm3

Eritrosit 2.8 Juta/uL 4.5 – 6.5 Juta/uL

Trombosit 171.000 /mm3 150.000 – 450.000/mm3

KIMIA KLINIK (11/9/14)

Natrium 145 137 – 147

Kalium 4,0 3,6 – 5,4

Kalsium 1,18 1,15 – 1,29

Ureum 26 15 – 45

Kreatinin 0,77 0,5 – 0,9

GDS 98 76 –
PENGKAJIAN

IDENTITASKLIEN
Nama/initia : Tn .M
Umur : 40 tahun
JenisKelamin :laki-laki
Satus :Menikah
Pekerjaan : karyawan swasta
Alamat : lamajang dayeuhkolot
No MR 497675
TglMasuk : 24 Juni 2021
Tgl Pengkajian : 25 Juni 2021
Tgl Operasi : 25 juni 2021
Diagnosa Medis : Fraktur femur dextra
sepertiga distal
ALASANMASUK

• Klien mengatakan masuk RS karena kecelakaan lalu


lintas. Klien mengeluhkan nyeri pada area fraktur yang
terpasang bidai. Nyeri yang dirasakan seperti disayat –
sayat benda tajam,
PEMERIKSAAN FISIK.
• Kesadaran : Composmentis.
• GCS : E : 4 V : 5 M : 6 =15.
• Tanda Vital.
• TD = 140/90 mmHg,
• N = 86x/mnt,
• RR = 28x/mnt,
• S =38,5oC.
• CRT > 3 detik
• SISTEM PERNAFASAN
Pernafasan,bersihan jalan nafas,bunyi tambahan ronchi dan wheezing tidak ada
• SISTEM KARDIOVASKULE
Didapatkan adanya kenaikan atau keterlambatan pengisian capilary time yaitu lebih dari 3 detik dan adanya
konjungtiva yang anemis
• SISTEM GASTROINTESTINAL
Kemampuan peristaltik,makan dan minum tidak ada kelainan
• SISTEM ENDOKRIN
Di dapatkan suhu tubuh yang meningkat karena adanya luka yang terbuka
• SISTEM URINARIA
Pasien terpasang folley catheter
• SISTEM MUSKULOSKELETAL
Pasien mengatakan adanya nyeri pada area fraktur
• Ekstremitas atas
Tangan kanan : tidak ada lesi dan tidak teraba pembengkakan
Tangan kiri : tampak terpasang infus
• Ekstremitas bawah
Kaki kanan : tampak luka dan fraktur pada daerah femur sepertiga distal dan tidak bisa di gerakkan
Kaki kiri : tidak ada lesi dan tidak teraba pembengkakan
• DATA BIOLOGIS
Aktivitas sehari-hari seperti makan,minum,eliminasi dan personal hygiene lebih banyak di bantu
keluarga dikarenakan keterbatasan gerak
• DATA PSIKOLOGIS
Klien tampak cemas dan meringis pada saat interaksi dengan perawat klien mengatakan khawatir
dengan penyakitnya takut semakin parah dan tidak bisa beraktifitas lagi
• DATA SOSIAL
Klien adalah seorang pegawai sawata dan merupakan tulang punggung keluarga
• DATA SPIRITUAL
Klien yakin bahwa penyakitnya dapat disembuhkan dan selalu berdoa kepada allah untuk diangkatkan
penyakitnya.
• DATA PENUNJANG
Hasil Rongent menunjukkan “Fraktur femur dextra
sepertiga distal
Hasil laboratorium
• DATA PENGOBATAN
Cefazolin 2 x 1 gr IV, Ketorolac 2 x 30mg IV, Tramadol 2 x 50mg Drip, Ranitidine 2 x 50mg IV,
Gentamycin 2 x 1gr IV.
Analisa data
data etiologi Masalah

DS; Cedera traumatis Nyeri akut


• Os mengeluh nyeri
DO ;
• Tampak meringis Agen pencedera fisik
• Bersikap protektif
• Gelisah
• Frekuensi nadi meningkat
• Skala nyeri 7 Nyeri akut
• TD = 140/90 mmHg, N = 86x/mnt,
RR = 28x/mnt
 FACTOR RISIKO Kerusakan fragmen tulang Resiko perfusi perifer tidak efektif
•hidup kurang gerak
•Hipertensi Tek.sumsum tulang lebih tinggi
•Merokok darikapiler
•Gaya vaskuler
•Trauma
• S =38,5oC. CRT > 3 detik. Melepaskan katekolamin

Bergabung dengan trombosit

Emboli
1 2 3
Definisi Perubahan jaringan Resiko infeksi
Beresiko mengalami sekitar
berhubungan dengan
peningkatan terserang
Faktor risiko Luka terbuka kerusakan integritas
Efek prosedur invasif kulit
Kerusakan integritas Port de entri kuman
kulit
Resiko infeksi
Definisi :… Perubahan jaringan Resiko syok
Beresiko mengalami sekitar
berhubungan dengan
ketidakcukupan aliran
darah ke jaringan tubuh, Luka terbuka kehilangan volume
yang dapat cairan
mengakibatkan disfungsi Putus vena arteri
seluler yang mengancam
jiwa. Perdarahan
 Faktor Risiko
1.Hipoksemia Kehilangan volume
2.Hipoksia cairan
3.Hipotensi
4.Kekurangan volume Resiko syok
cairan
1 2 3
DEFINISI Diskontiunitas tulang Gangguan mobilitas fisik
Keterbatasan dalam gerak fisik dari satu
atau lebih ekstremitas secara mandiri. Perubahan jaringan sekitar
PENYEBAB
•Kerusakan integritas struktur tulang Pergeseran fragmen
•Ketidakbugaran fisik
•Penurunan kendali otot Deformitas
•Penurunan massa otot
•Penurunan kekuatan otot Gangguan fungsi ekstremitas
•Gangguan musculoskeletal
•Nyeri Hambatan mobilisasi
•Gangguan sensori persepsi

DS : Diskontiunitas tulang Defisit perawatan diri


Menolak melakukan perawatandiri
DO : Perubahan jaringan sekitar
Tidak mampu mandi,mengenakan
celana dan pergi ke toilet Pergeseran fragmen

Deformitas

Gangguan fungsi ekstremitas

Defisit perawata diri


RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No DIAGNOSA KRITERIA HASIL INTERVENSI
1 Nyeri akut Setelah dilakukan MANAJEMEN NYERI
tindakan Observasi
berhubungan
keperawatan3x4jam • Ldentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
dengan agen diharapkan nyeri menurun kualitas, intensitas nyeri
pencedera fisik • Identifikasi skala nyeri
DS; • Identifikasi respon nyeri non verbal
• Os • Identifikasi faktor yang memperberat dan
mengeluh memperingan nyeri
nyeri • Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang
DO ; nyeri
• Tampak • Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon
meringis nyeri
• Bersikap • Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
protektif • Monitor efek samping penggunaan analgetik
• Gelisah Terapeutik
• Frekuensi • Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
nadi rasa nyeri
meningkat • Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri
• Skala nyeri 7 (mis. Suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
• TD = 140/90 • Fasilitasi istirahat dan tidur
1 2 3 4
2 Perfusi Perifer Setelah dilakukan Observasi
Tidak Efektif tindakan keperawatan • Periksa sirkulasi perifer(mis. Nadi perifer,
berhubungan 3x4jam diharapkan edema, pengisian kalpiler, warna, suhu, angkle
dengan perfusi perifer brachial index)
penurunan meningkatdengan kriteria: • Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau
aliran arteri • Denyut nadi perifer bengkak pada ekstremitas
dan/atau vena meningkat Terapeutik
FACTOR • Warna kulit pucat • Hindari pemasangan infus atau pengambilan
RISIKO menurun darah di area keterbatasan perfusi
•hidup kurang • Pengisian kapiler,akral • Hindari pengukuran tekanan darah pada
gerak membaik ekstremitas pada keterbatasan perfusi
•Hipertensi • Hindari penekanan dan pemasangan torniquet
•Merokok pada area yang cidera
•Gaya vaskuler • Lakukan pencegahan infeksi
•Trauma • Lakukan perawatan kaki dan kuku
• S =38,5’C. CRT • Lakukan hidrasi
> 3 detik. Edukasi
• Anjurkan berolahraga rutin
• Informasikan tanda dan gejala darurat yang
harus dilaporkan( mis. Rasa sakit yang tidak
Rencana asuhan keperawatan
NO DIAGNOSA KRITERI HASIL INTERVENSI
KEPERAWATAN
3 Gangguan setelah diberikan 1. DUKUNGAN AMBULASI (1.06171)
Observasi
mobilitas fisik perawatan selama Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
  3x4 jam mobilitas Identifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi
fisik meningkat Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum memulai
dengan kriteria ambulasi
Monitor kondisi umum selama melakukan ambulasi
pergerakan Terapeutik
extermitas Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat bantu (mis. tongkat, kruk)
meningkat 5 Fasilitasi melakukan mobilisasi fisik, jika perlu
Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan
kekuatan otot ambulasi
meningkat 5 Edukasi
ROM meningkat 5 Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi
Nyeri nenurun Anjurkan melakukan ambulasi dini
Ajarkan ambulasi sederhana yang harus dilakukan (mis. berjalan dari
dengan skala 5 tempat tidur ke kursi roda, berjalan dari tempat tidur ke kamar mandi,
Kelemahan fisik berjalan sesuai toleransi)
menurun dengan
skala 5
No Diagnosa Keperawatan Kriteria hasil Intervensi
4 Defisit perawatan diri Setelah dilakukan Observasi
berhubungan perawatan 3 x 4 jam identifikasi kebiasaan aktivitas perawatan
dengangangguan perawatan diri diri sesuai usia
muskuloskeletal meningkat dengan monitor tingkat kemandirian
Ds: kriteria identifikasi kebutuhan alat bantu
Do: kemampuan mandi kebersihan
tidak mampu mandi meningkat dengan Teurapeutik
minat melakukan skala 5 sediakan lingkungan yang teurapeutik
perawatan diri kurang kemampuan makan siapkan keperluan pribadi
tidak mampu ke toilet meningkat dengan dampingi dalam melakukan perawatan diri
skala 5 sampai mandiri
verbalisasi untuk fasilitasi untuk menerima keadaan
melakukan perawatan ketergantungan
diri meningkat dengan fasilitasi kemandirian
skala 5 Edukasi
mempertahankan anjurkan melakukan perawatan diri secara
kebersihan diri konsisten sesuai kemampuan
meningkat dengan
skala 5
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai