Anda di halaman 1dari 8

Bali Surf Training Camp di Badung

BAB
I
PENDAHULUAN
Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan
metoda perancangan. Pada latar belakang terdapat uraian mengenai hal-hal yang
menjadi isu atau topik yang mendasari pembuatan judul pada Seminar Tugas Akhir.
Rumusan masalah berisikan masalah-masalah yang didapatkan dari latar belakang
dan nantinya akan di bahas pada bab selanjutnya. Tujuan merupakan uraian
mengenai sesuatu yang ingin dicapai dengan adanya pembuatan judul. Metoda
perancangan membahas mengenai teknik-teknik yang dipergunakan saat
melakukan penyusunan makalah, baik mulai dari pengumpulan data, pengolahan
data, teknik penarikan kesimpulan sampai pada penentuan konsep dan tema
rancangan makalah Seminar Tugas Akhir ini.
1.1 Latar Belakang
Surfing atau yang biasa disebut dengan selancar air merupakan salah satu
olahraga yang memacu adrenalin, dimana olahraga selancar ini dilakukan dengan
cara bermanuver di atas ombak dengan menggunakan sebuah papan khusus atau
surfboard. Olahraga ini merupakan sebuah olahraga yang cukup menarik dan
hingga kini selancar sudah berkembang tidak hanya sebagai sebuah olahraga
melainkan telah berkembang menjadi gaya hidup atau life style, dimana olahraga
ini tidak lagi menjadi bagian dari kalangan tertentu saja, namun bisa dinikmati oleh

1
Bali Surf Training Camp di Badung

semua kalangan. Bakat-bakat selancar yang ada di Bali sebenarnya tidak kalah
dengan para peselancar dari luar, hal itu dapat dilihat dari kejuaran Asian Beach
Game pertama yang diadakan di Bali, dimana untuk lomba selancar air, Indonesia
diwakili oleh pemuda Bali yang bernama Made Widiarta dan Made Raditya Ronde,
hal ini bisa membuktikan bahwa dengan selancar kita bisa membawa nama Bali
bahkan Indonesia menuju dunia internasional.
Indonesia sebagai Negara kepulauan dengan daerah perairan yang cukup
luas maka tidak bisa dipungkiri Indonesia memiliki banyak lokasi yang strategis
untuk bermain selancar, namun dari semua tempat tersebut Bali merupakan salah
satu tempat yang terbaik dan menjadi tempat diadakanya event-event selancar
bahkan sampai tingkat internasional seperti Billabong Pro, Volcom Crustaceous,
Rip Curl Grom Search dan Rip Curl Cup. Dengan diadakanya event-event selancar
sampai pada tingkat internasional berarti dunia sudah mengakui Bali sebagai salah
satu tempat yang tepat untuk melakukan olahraga selancar. Dari banyaknya pantai
yang ada di Bali terdapat beberapa tempat favorite yang biasanya menjadi pusat
olahraga surfing seperti Pantai Medewi, Balian, Batu Bolong, Canggu, Kuta,
Airport Reef, Balangan, Dreamland, Uluwatu, Serangan, Sanur Reef, Keramas,
Jasri dan Pantai Nusa Lembongan. Namun dari berbagai potensi yang ada ternyata
wadah-wadah yang mampu memfasilitasi dan bergerak dibidang selancar ternyata
masih sangat kurang, hal ini menunjukan sepertinya Bali sedang menyia-nyiakan
potensi yang dimilikinya.
Dari banyaknya potensi yang dimiliki, Bali bisa menjadi salah satu tempat
yang sangat menjanjikan untuk dikembangkan menjadi daerah pengembangan
olahraga selancar. Selain karena faktor alam yang sangat mendukung terutama
karakteristik ombak yang sangat bagus digunakan dalam berselancar, bakat-bakat
pemain local yang cukup menjanjikan dan potensi wisata di Bali yang cenderung
berpusat di daerah pantai menjadi potensi nyata dalam perkembangan olahraga
selancar. Di Bali sendiri terdapat beberapa surf school atau sekolah pelatihan
selancar salah satunya adalah Oceanea Biru Bali, namun dari segi fasilitas Oceanea
Biru Bali masih dikatakan sangat kurang, seperti tidak memiliki ruang kelas atau
briefing room untuk kegiatan pemberian teori ataupun pembelajaran teknis,

2
Bali Surf Training Camp di Badung

dikarenakan sifat kerja dari Oceanea Biru Bali ini hanya sebagai pendukung dari
hotel sebagai pemasaran utama.
Penggemar olahraga selancar di Bali sampai saat ini memang masih
didominasi oleh wisatwan mananegara, dengan meningkatnya kunjungan
wisatawan mancanegara tentunya akan mempengaruhi perkembangan selancar di
Bali. Berdasarkan data yang ada dari tahun 2009 sampai 2013 jumlah wisatawan
mancanegara yang berkunjung ke Bali, dimulai dari tahun 2009 sebanyak 2,269,627
wisatawan kemudian di tahun 2010 sebanyak 2,535,162 wisatawan terjadi
peingkatan sampai 11,74% dari tahun sebelumnya, pada tahun 2011 sebanyak
2,826,709 wisatawan atau meningkat 11,50% dari tahun sebelumnya, tahun 2012
terdapat 2,949,332 wisatawan yang meningkat 4,34% dari tahun sebelumnya dan
puncaknya pada tahun 2013 jumlah wisatawan ke Bali mencapai 3,278,598
wisatawan atau meningkat 11,60% dari tahun 2012. Jika dilihat dari data pada tahun
2009 sampai 2013 kunjungan wisatawan mancanegara selalu mengalami
peningkatan setiap tahunya (Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, 2014 ). Berbagai
macam kepentingan atau kegiatan yang dilakukan wisatawan mancanegara di Bali,
seperti menikmati keindahan alam Bali, keanekaragaman budaya yang ada di Bali,
merasakan kehidupan malam di Kuta, berbisnis dan masih banyak lagi, namun dari
berbagai macam kegiatan tersebut terdapat satu kegiatan yang sering dan identic
dilakukan wisatawan mancanegara di Bali yaitu bermain selancar. Tidak heran jika
sampai sejauh ini perkembangan pariwisata di Bali masih berpusat pada daerah Bali
Selatan, salah satu faktor penyebabnya adalah potensi pantai selatan yang sangat
menjanjikan jika digunakan untuk bermain selancar. Namun dengan jumlah
wisatawan yang semakin meningkat ternyata tidak diikuti dengan lembaga yang
mampu menampung minat para wisatawan mancanegara yang datang ke Bali untuk
bermain selancar, sampai sejauh ini tingkat lembaga yang bergerak dibidang
selancar masih sangat kurang.
Meski masih didominasi oleh para wisatawan mancanegara namun
penggemar selancar di Bali saat ini sudah mulai mengalami peningkatan dari tahun-
tahun sebelumnya. Hal tersebut dapat ditandai dari berdirinya berbagai organisasi-
organisasi peselancar lokal yang menjadi penggerak selancar di daerahnya masing-
masing. Beberapa contoh organisasi selancar lokal yang menjadi promotor atau

3
Bali Surf Training Camp di Badung

penggerak olahraga selancar di Bali adalah Jimbaran Boardrider, Halfway Kuta


Boardrider, dan Canggu Surfing Club. Ketiga organisasi selancar tersebut mewakili
tiga kecamatan yang ada di Kabupaten Badung, dari Kecamatan Kuta Selatan, Kuta
dan Kuta Utara. Sebagai penggerak selancar di Bali dan sebagai sebuah organisasi
lokal, maka organisasi selancar tersebut secara berkala selalu mengadakan kontes-
kontes selancar lokal, termasuk dari usia dini untuk menghasilkan bibit-bibit
peselancar yang berbakan di masa depan. Bahkan organisasi tersebut juga bersedia
membantu bahkan membimbing kepada daerah yang baru mengalami
perkembangan selancar, sebagai salah satu contohnya dimana Jimbaran Boardrider
mau bekerja sama dengan peselancar lokal Kedungu, Tabanan untuk melakukan
kontes selancar di areal Pantai Kedungu, Tabanan dan membimbing peselancar
lokal untuk berkembang. Hal ini menunjukan bagaimana perhatian organisasi
selancar terhadap perkembangan selancar di Bali terutama untuk para peselancar
lokal sangat tinggi dan tentunya hal tersebut berdampak terhadap meningkatnya
penggemar selancar di Bali.
Badung merupakan salah satu kabupaten dengan peluang wisata alam
terutama pantai yang tertinggi di Bali. Pantai-pantai di Kabupaten Badung memiliki
daya tarik yang cukup kuat seperti keindahan sunset atau panorama yang
ditawarkan, akses yang lebih mudah dari Airport Ngurah Rai dan tentunya
karakteristik ombak yang baik digunakan untuk bermain selancar. Badung yang
masih tergolong memiliki pantai selatan tentunya memiliki karakteristik ombak
yang baik untuk bermain selancar, seperti kekuatan ombak, ketinggian dan bentuk
ombak yang sangat mendukung sehingga memberikan suatu kenikmatan tersendiri
bagi para peselancar. Beberapa pantai yang ada di Kabupaten Badung memiliki
potensi ombak yang sangat baik untuk digunakan bermain berselancar seperti
Pantai Kuta, Airport Reef, Uluwatu, Dreamland, Nusa Dua, Pantai Batu Bolong,
Pantai Pererenan dan juga Pantai Canggu. Dengan potensi yang ada pengembangan
olahraga selancar di Kabupaten Badung tentunya akan sangat berdampak positive
baik bagi perkembangan wisata dan juga bagi perkembangan selancar di Bali.
Jika dilihat dari upaya-upaya dan perhatian pemerintah di bidang selancar
memang masih sangat kurang, hal tersebut terbukti dari kurangnya sarana dan
prasarana yang mampu menunjang olahraga selancar serta masih minimnya wadah

4
Bali Surf Training Camp di Badung

yang mampu menampung dan melatih para peselancar agar berkembang menjadi
seorang yang professional atau atlet peselancar yang mampu berbicara di tingkat
internasional. Melihat hal tersebut maka diperlukanya suatu wadah yang dapat
menampung semua kegiatan selancar dengan fasilitas yang lengkap. Dengan
adanya wadah tersebut akan memberi dampak yang baik bagi para pecinta selancar
yang ada di Bali dan dapat membantu pemerintah di dalam mengurangi jumlah
pengangguran di Bali.
Dilihat dari penjelasan di atas, dimana selancar merupakan olahraga yang
mampu membawa nama Bali dan Indonesia ke dunia internasional, termasuk
olahraga yang sangat menarik, memiliki banyak penggemar terutama para
wisatawan mancanegara yang datang ke Bali, serta Bali sebagai salah satu daerah
yang memiliki potensi yang cukup besar di bidang selancar khususnya di Kabupaten
Badung , baik dari keadaan alam dan juga perkembangan wisatanya, namun dengan
masih minimnya wadah yang dapat menampung minat dan bakat di bidang selancar,
serta fasilitas yang masih kurang sehingga perlu adanya suatu pusat pelatihan
olahraga selancar yang dapat menampung segala bentuk kegiatan selancar dan
sebagai sarana pemberian edukasi selancar, yang tentunya dapat memberikan
dampak yang baik seperti pengurangan tingkat pengangguran dan juga peningkatan
pariwisata di daerah Kabupaten Badung pada khususnya, dan Bali pada umumnya.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka permasalahan yang ditimbulkan dapat di
uraikan sebagai berikut :
1. Bagaimana perwujudan Bali Surf Training Camp sebagai wadah pelatihan
selancar, rekreasi atau hiburan dan akomodasi pariwisata?
2. Bagaimana perwujudan Bali Surf Training Camp sebagai wadah arsitektur yang
memberikan kesatuan antara lokasi perancangan, bangunan, pantai dan
penataan ruang hijau?
3. Apa tema dan konsep perancangan dari Bali Surf Training Camp agar mampu
menampilkan kesinambungan antara pelatihan selancar, pantai dan Bali?
1.3 Tujuan
Tujuan dari pengadaan Bali Surf Training Camp adalah untuk menciptakan
sebuah wadah arsitektur yang dapat menunjang segala kegiatan pelatihan selancar

5
Bali Surf Training Camp di Badung

serta memberikan kesan bangunan yang menyatu dengan pantai, sebagai


karakteristik dari pelatihan selancar.
1.4 Metoda Perancangan
Metoda perancangan yang digunakan dalam perancangan Bali Surf Training
Camp dimulai dari ditentukanya ide awal perancangan atau latar belakang
kemudian dilanjutkan sampai terciptanya konsep perancangan. Untuk lebih
jelasnya alur perancangan dapat dilihat pada gambar 1.1.
Studi Literatur
Ide Awal/ Spesifikasi
Pengumpulan Analisis Data
Latar Umum
Data
Belakang Studi Banding

Analisis Kualitatif
Interview

Analisis Kuantitatif

Program
Tapak

Konsep Spesifikasi Studi


Tema Khusus Pengadaan
Perancangan
Proyek di
Program Lokasi
Ruang

Gambar 1.1 Alur Metoda Perancangan


Pada gambar 1.1 telah dijelaskan bagaimana alur perancangan yang akan
digunakan. Dalam metoda perancangan yang digunakan diawali dari penentuan ide
awal, yang terkandung dalam latar belakang sebagai dasar pemikiran dari
pengadaan Bali Surf Training Camp. Setelah itu untuk menunjang perancangan Bali
Surf Training Camp diperlukan beberapa data yang dapat diperoleh dengan cara
interview, studi banding dan studi literature, kemudian data-data yang diperoleh
dianalisis kembali untuk mendapatkan spesifikasi umum proyek. Lalu dilanjutkan
dengan melakukan analisa terkait lokasi perancangan untuk kemudian didapatkan
spesifikasi khusus dari proyek. Dengan didapatkanya spesifikasi khusus, maka
proses perancangan dilanjutkan dengan menentukan program ruang, program tapak
dan tema rancangan yang kemudian akan menghasilkan konsep perancangan
proyek Bali Surf Training Camp.

6
Bali Surf Training Camp di Badung

1.4.1 Teknik Pengumpulan Data


Dalam teknik pengumpulan data, data yang diperoleh dikumpulkan melalui
dua cara, yaitu:
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumbernya serta
semua keterangan yang untuk pertama kalinya diamati dan dicatat oleh peneliti.
Data primer diperoleh melalui (Bungin: 2005):
a. Observasi
Dalam proses observasi dapat dilakukan dengan cara melakukan pengamatan secara
langsung dengan melakukan pencatatan dan analisis permasalahan yang terkait
dengan surf training camp yang digunakan sebagai suatu perbandingan untuk
mencari hasil yang terbaik.
b. Wawancara atau interview
Pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab dengan pihak-pihak yang
berkompeten dan terkait yang mengerti permasalah dan potensi mengenai surf
training camp. Adapun narasumbernya yaitu :
 Bapak I Gede Sadwieka sebagai surf guide di Bali Local Surf, dalam studi
proyek sejenis untuk perancangan Bali Surf Training Camp
 Bapak I Gusti Ngurah Aryadiputra sebagai surf guide dan manager di Bali
Lovesurfing, dalam studi proyek sejenis untuk perancangan Bali Surf Training
Camp
2. Data Sekunder
Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Studi literature
Data juga dapat diperoleh dengan mencari dan mengumpulkan data yang diperlukan
dari berbagai literature, koran, jurnal, internet atau data lainya yang berkaitan
dengan data yang dibutuhkan untuk pemecahan masalah.
1.4.2 Teknik Pengolahan Data
Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis untuk mendapatkan suatu
konsep yang nantinya akan digunakan dalam perancangan. Metode yang digunakan
dalam teknik analisis data, antara lain (Arikunto,Suharsimi.1985) :

7
Bali Surf Training Camp di Badung

a. Deskripsi
yaitu memaparkan secara sistematis dan berurutan hal-hal yang berhubungan sesuai
dengan data yang diperoleh baik data literatur maupun data dari instansi yang
berhubungan dengan Survey Instansional, dimana data yang diperoleh dari instansi-
instansi terkait yang berhubungan dengan proyek yang akan dibuat yaitu Bali Surf
Training Camp.
b. Komparasi
yaitu melakukan perbandingan terhadap bangunan/ proyek sejenis yang digunakan
sebagai data pendukung seperti memakai perbandingan terhadap objek sejenis,
dimana data yang diperoleh dari objek tersebut dibandingkan untuk mendapatkan
hasil yang terbaik.

Anda mungkin juga menyukai