Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN SMALL GROUP DISCCUSION 2

PROPOSAL KUNJUNGAN LAPANGAN (BALAWISTA)


KEPERAWATAN PARIWISATA
(ASKKK3135)

Oleh :
Kelompok SGD 4
Fasilitator : Ns. Kadek Cahya Utami,S.Kep.,M.Kep
Nama Anggota :
1. Gusti Ayu Kade Wiwin Yuniarti (1802521004)
2. Ellang Fauzian Lesmana (1802521011)
3. Gede Yasa Utama (1802521017)
4. Monita Abriyaningrum (1802521023)
5. Dewa Ayu Dwi Yaswari Temala (1802521038)
6. Kadek Mira Pradnyajayanti Andriani Putri (1802521044)
7. Ni Kadek Yeyen Oktaviani (1802521046)
8. Kadek Citra Mutiara (1802521047)
9. Putu Laksmi Sri Ananda Putri (1802521057)
10. Nyoman Mita Martayani (1802521061)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang sebagian besar wilayahnya terdiri dari wilayah
perairan. Wisata ataupun olahraga air merupakan salah satu dari sekian banyak
alternatif yang diminati oleh banyak orang. Bali merupakan kepulauan yang berada
di Indonesia yang dikelilingi oleh lautan. Bali juga dikenal memiliki pantai yang
indah. Pengunjung atau wisatawan, baik wisatawan dari mancanegara ataupun
wisatawan domestik, menjadikan pantai sebagai tempat untuk berwisata, bermain,
berdagang, olahraga di laut seperti surfing, diving, dan snorkling atau hanya
bersantai menikmati keindahan pemandangan yang ada (DEWI, 2009).
Bali sebagai salah satu daerah tujuan wisata, yang mempunyai potensi alam
untuk menarik minat wisatawan untuk mengunjungi Bali. Salah satu dari sekian
banyak potensi alam tersebut adalah Pantai Kuta. Pantai Kuta yang terletak di
wilayah Badung bagian selatan merupakan salah satu pantai yang ramai dikunjungi
oleh wisatawan karena memiliki panorama yang indah seperti pasir pantai yang
putih bersih, pemandangan matahari terbenam (sunset) serta ombaknya yang sangat
cocok untuk melakukan aktivitas surfing. Seiring dengan banyaknya wisatawan
yang mengunjungi Pantai Kuta, maka aktivitas yang dilakukan oleh wisatawan juga
semakin meningkat. Tingginya aktivitas wisatawan membuat potensi terjadinya
kecelakaan saat beraktivitas di Pantai Kuta. Tercatat 5 kasus kecelakaan wisatawan
saat beraktivitas di Pantai Kuta, mulai dari kecelakaan terseret ombak, kecelakaan
saat surfing dan serangan jantung saat di pantai. Dimana 4 orang diantaranya
berhasil diselamatkan dan 1 orang meninggal dunia (Kusuma & Suryawan, 2016).
Oleh karena itu di Bali ada sebuah badan yang dibentuk untuk menangani hal
semacam ini. Badan tersebut dinamakan Balawista (Badan Penyelamat Wisata
Tirta). Balawista (Badan Penyelamat Wisata Tirta) merupakan tugas sebagai
pengawas atau pemantau dan penjagaan kepada para pengunjung atau wisatawan
yang melakukan kegiatan wisata bahari, melakukan tindakan preventife
(pencegahan) dan refresif (setelah kejadian) (DEWI, 2009).
1.2 Tujuan
1.2.1 Untuk memberikan keamanan dan kenyamanan kepada para pengunjung atau
wisatawan.
1.2.2 Untuk meningkatkan pengetahuan terkait pentingnya keselamatan.
1.2.3 Untuk memfasilitasi masyarakat dalam kegiatan wisata air

1.3 Manfaat
1.3.1 Menjamin keamanan dan kenyamanan wisatawan saat berwisata.
1.3.2 Menyediakan layanan pendidikan, pencegahan dan penyelamatan.
1.3.3 Menunjang keselamatan wisatawan saat berwisata bahari.
BAB II
TINJAUAN MATERI
Balawista merupakan singkatan dari Badan Penyelamat Wisata Tirta yang
merupakan organisasi sosial dimana bertugas sebagai pengawas atau pemantau dan
juga penjagaan kepada para pengunjung maupun wisatawan yang melakukan kegiatan
wisata bahari. Di Indonesia Balawista pertama kali dibentuk di Bali tepatnya di pantai
Kuta, sebelum bernama Balawista tim penyelamat pantai Kuta bernama Waja Surf Life
Saving Guard. Kelompok ini merupakan kumpulan anak muda yang senang kegiatan
olah raga dan pecinta alam. Awalnya kelompok ini merupakan sekumpulan anak muda
yang gemar olah raga dan kegiatan pecinta alam. Mulai tahun 1965 an mereka sudah
sering berlatih fisik di alam termasuk di Pantai Kuta yang waktu itu masih sepi sekali.
Tahun 1970, saat sedang berada di Pantai Kuta untuk latihan fisik, Gde Berata bertemu
seorang bule atau turis asing yang sedang berada di Pantai Kuta bernama Kevin
Weldon. Kevin Weldon merupakan Presiden Surf Life Saving Australia di masa itu,
dan kemudian mengajarkan Gde Berata dan teman-temannya cara-cara penyelamatan
pantai. Setelah mendapat latihan dari Kevin Weldon, pada 28 Oktober 1972, Balawista
Pantai Kuta akhirnya resmi berdiri yang dipromotori sendiri oleh Weldon.
Pada awal berdirinya, anggota Balawista Kuta Bali dilatih tenaga profesional
dari beberapa negara, terutama Australia. Kemampuan utama yaitu berenang di laut,
sehingga bisa memberikan pertolongan saat ada kecelakaan. Tahun demi tahun,
organisasi penyelamat pantai ini terus berkembang. Saat ini jumlah anggota Balawista
Kuta 147 orang. Mereka tersebar di 18 pos penjagaan dan satu pos utama sepanjang 63
kilometer garis pantai di Kabupaten Badung (Sejarah Bali, 2015).
Kegiatan yang dilakukan dilakukan oleh anggota Balawista meliputi tindakan
preventif (pencegahan), serta refresif (setelah kejadian) dengan melakukan
penyelamatan atau mencari korban yang tenggelam dan memberikan informasi tentang
daerah aman untuk beranang di wisata pantai. Sampai saat ini Balawista juga sudah
didirikan di Pangandaran pada tahun 1995. Seiring dengan perkembangan pariwisata
munculah para pelaku bisnis yang intinya ingin mendapat keuntungan dari pariwisata.
Mereka tidak pernah memikirkan tentang keamanan dan kenyamanan wisata yang
sedang melakukan aktifitas baik di darat maupun dilaut. Sering sekali menelan korban
hingga meninggal dunia, dan belum ada upaya dari untuk menekan angka kecelakaan,
maka berkat kepekaan dari Balawista Bali, mereka mencoba menawarkan diri untuk
bisa memberikan atau mengadakan pelatihan Balawista (Lifeguard) khususnya di
wilayah perairan pangandaran yang diikuti kurang lebih 60 orang yang terdiri dari
kesatuan TNI Angkatan Laut, Polairud dan pemuda setempat (BPBD Pangandaran,
2020).
BAB III
RENCANA KUNJUNGAN
3.1 Rencana Kunjungan
a. Lingkungan praktik
Balawista yang ada di Kuta terbagi menjadi 4 pos yaitu di Pantau Kuta,
Pantai Depan Kamasutra, Pantai Half Way, Pantai Legian. Balawista di Pantai
Kuta memiliki 7 pos pengawas di sepanjang 3,5 km Pantai Kuta. Setiap post
terdiri dari 7 anggota yang dibagi menjadi 2 shift, yaitu shift pagi dengan 2
anggota yang berjaga, dan shift sore dengan 5 orang anggota yang berjaga
setiap hari dan berpatroli untuk mengawasi wisatawan yang beraktifitas
(Kusuma, S.W. & Suryawana, I.B., 2016)
b. Lokasi Kunjungan
Lokasi dalam kunjungan ini yaitu di Balawisata Kuta yang terletak di
Jl. Raya Kuta No.1, Kuta, Kabupaten Badung bagian selatan, Bali. Jarak yang
ditempuh dari kota Denpasar menuju Balawisata Kuta membutuhkan waktu
kurang lebih selama 30 menit.
c. Waktu Kunjungan
Waktu kunjungan ke Balawista Pantai Kuta yaitu pada tanggal 13
November 2020 jam 08.00-10.30 WITA. Alasan memilih waktu tersebut
mengingat sistem kerja dari tim balawista yaitu dengan sistem shift di pagi hari,
dan sore hari. Selain itu, biasanya pantai kuta dipadati banyak pengunjung pada
sore hari menjelang malam sehingga dengan datang dipagi hari kami tidak akan
mengganggu tugas dari tim balawista dalam menjalankan tugasnya.
d. Draf Pertanyaan :
1. Apa tujuan dibentuknya Balawisata Kuta ini?
2. Dalam sistem keanggotaan Balawista, siapa saja yang bisa menjadi
anggota Balawista Kuta ini?
3. Apakah terdapat persyaratan yang diperlukan untuk menjadi anggota
Balawista Kuta?
4. Apakah terdapat test yang harus dilewati agar bisa menjadi anggota
Balawista Kuta?
5. Apakah terdapat pelatihan yang wajib diikuti calon peserta ataupun
anggota Balawista Kuta?
6. Bagaimana struktur organisasi dari Balawisata Kuta?
7. Apakah ada kerjasama antara Balawisata Kuta dengan lembaga-
lembaga lainnya?
8. Bagaimanakah alur penyelamatan ketika melakukan evakuasi korban?
9. Bagaimana aksi pencegahan yang dilakukan tim balawista untuk
meminimalisir angka kejadian insiden kecelakaan air di lingkungan
pantai?
10. Bagaimana tim balawista mengetahui apabila terdapat korban yang
membutuhkan pertolongan segera?
11. Bagaimanakah suka-dukanya menjadi seorang Balawista? Apakah
sering mengalami hambatan ketika bekerja?
12. Mulai pukul berapa tim Balawista aktif bekerja setiap harinya?
13. Apakah seorang Balawista memiliki latar belakang tenaga kesehatan?
Jika ada, apa saja perannya?
14. Apa saja fasilitas yang ada pada Balawisata ini?
15. Apa saja alat pelindung diri yang digunakan oleh tim Balawisata dalam
bekerja?
16. Berapa angka kejadian kecelakaan di pantai setiap tahunnya?
17. Bagaimana cara menghubungi tim ketika ada wisatawan yang
mengalami hal yang tidak diinginkan?
18. Apakah ada faktor yang mempengaruhi beban kerja anggota Balawisata
Kuta?
19. Selama menjadi balawista di Pantai Kuta apakah pernah mengalami
cedera yang berat ?
20. Apakah balawista memiliki asuransi kesehatan ? Atau seperti jaminan
kesehatan ?
21. Apa saja kejadian besar yang pernah terjadi dalam satu tahun terakhir
dan berapa persentase dari masing-masing kejadian?
22. Apabila cuaca sedang buruk, apa yang dilakukan oleh anggota balawista
untuk mencegah terjadinya insiden pada wisatawan?
23. Apabila terjadi kejadian tenggelam, bagaimana penanganan yang
diberikan dan Siapakah pihak pertama yang dihubungi? Lalu bagaimana
sistem rujukan yang dilakukan?
DAFTAR PUSTAKA

DEWI, A. C. (2009). PUSAT BALAWISTA Di Kabupaten Badung, Provinsi Bali.


(January 2009), 1–7. Retrieved from http://eprints.undip.ac.id/1527/
BPBD Pangandaran. (2020). BALAWISTA LIFE GUARD. Retrieved 20 October
2020, from https://bpbd.pangandarankab.go.id/relawan/potensi-sar/balawista-
life-guard/
Kusuma, S. W., & Suryawan, I. B. (2016). Penerapan Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja Balawista Di Pantai Kuta. Jurnal Destinasi Pariwisata, 4(1), 31.
https://doi.org/10.24843/jdepar.2016.v04.i01.p06
Sejarah Bali. (2015). Sejarah Balawista Pantai Kuta - Sejarahbali.com. Retrieved 20
October 2020, from https://www.sejarahbali.com/read/195/Sejarah-Balawista-
Pantai-Kuta

Anda mungkin juga menyukai