Anda di halaman 1dari 134

PARIWISATA BERKELANJUTAN DI

KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN


Buku pedoman praktis untuk
implementasi di Indonesia
2
PARIWISATA BERKELANJUTAN DI
KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN
Buku pedoman praktis untuk
implementasi di Indonesia

Prepared by Marine Change for the USAID


Sustainable Ecosystems Advanced (USAID SEA) Project
September 2020
4

PARIWISATA BERKELANJUTAN DI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN


Buku pedoman praktis untuk implementasi di Indonesia

Publikasi ini diproduksi oleh Proyek USAID Sustainable Ecosystems Advanced (USAID SEA)

Kantor Proyek USAID SEA


Menara Sona Topas, Lantai 16, Jl. Jendral Sudirman Kav. 26, Jakarta 12920, Indonesia
Chief of Party: Alan White, PhD (Alan.White@SEA-Indonesia.org)
Deputy Chief of Party: Tiene Gunawan, PhD (Tiene.Gunawan@SEA-Indonesia.org)

Kutipan: Aragão, D.L., Paulus, I.G.N., Nuraini, Kosasih, V.C., White, A., Gunawan, T., Rudyanto, dan Minarputri, N. 2020. Pariwisata Berkelanjutan di Kawasan
Konservasi Perairan. Buku Pedoman Praktis untuk Implementasi di Indonesia. Jakarta, Indonesia. Publikasi disiapkan oleh Marine Change untuk Proyek
USAID SEA.

Kontributor: Marine Change Deborah Aragão, I Gusti Ngurah Paulus, Nuraini., Vanessa Claudia Kosasih. USAID SEA Alan White, Tiene Gunawan,
Rudyanto, Noorafebrianie Minarputri

Suntingan: Melva Aritonang dan Deborah Lilienfeld Aragão

Layout: For Good Impact

Dicetak di: Jakarta, Indonesia

Hak kekayaan intelektual: Sesuai dengan ADS, Bab 31 8, kepemilikan publikasi ini dipegang oleh USAID SEA atas nama USAID Indonesia.
USAID SEA menyimpan semua haknya sampai Proyek berakhir. Hak-hak ini termasuk reproduksi dan penyebaran materi yang terkandung di sini
kepada mitra pemerintah dan / atau mitra kerja untuk tujuan distribusi dan promosi yang lebih luas.

Penafian: Publikasi ini diwujudkan oleh dukungan yang murah hati dari Rakyat Amerika melalui United States Agency for International Dvelopment
(USAID) No. AID-497-C-1 6-00008 dengan kolaborasi erat dari Pemerintah Indonesia. Isi publikasi ini adalah tanggung jawab USAID SEA dan tidak
mencerminkan pandangan USAID atau Pemerintah Amerika Serikat.

Foto sampul depan: Pemandangan udara dari tempat wisata di Kokas Fakfak, Papua Barat, Indonesia. Gambar © Mark Erdmann
Foto sampul belakang: Foto udara dari Pantai Pulau Saparua, Maluku, Indonesia. Image © Moluccas Coastal Care
5

Dibuat Bersama

Agus Widayanto Beginer Subhan Indarwati Aminuddin Theresia Susanti


Alan White Christiana Yuni Kusmiati Leny Dwihastuty Tiene Gunawan
Amrullah Rosadi Dian Prihati Sahono Noora Minarputri Umi Kalsum Madaul
Angela Aimee Fajar Renita Sitinjak Rudyanto Yoppie Agustian
Anisa Budiayu Gabrielle Johnson Said Ridha
Asril Djunaidi I Gede Dananjaya Bagaskara Silvianita Timotius
6 DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

Kata Pengantar 8 Bagian 2: Keterlibatan di Pariwisata Berkelanjutan 42


Kata Pengantar dari Kementerian Kelautan dan Perikanan 2.1 Bagaimana kita bisa ikut terlibat dalam pengembangan pariwisata
Republik Indonesia 9 berkelanjutan di Kawasan Konservasi Perairan? 43
Kata Pengantar dari USAID Indonesia 10 2.2 Bagaimana organisasi kemasyarakatan dapat membuat
Abreviasi 11 perbedaan positif dalam KKP? 48
Buku Saku Pariwisata Berkelanjutan di Kawasan 2.3 Tinjauan KKP dan Kasus Pariwisata Berkelanjutan 50
Konservasi Perairan (KKP) 13 a. Komodo 52
Cara menggunakan buku ini 13 b. Bunaken 56
c. Nusa Penida 59
d. Gili Matra 62
Bagian 1: Dasar-dasar Pariwisata Berkelanjutan 15 e. Bentang Laut Kepala Burung, Raja Ampat 66
1.1 Apa itu pariwisata berkelanjutan? 16 2.4 Pentingnya menciptakan pengalaman unik
1.2 Tren dalam pariwisata berkelanjutan 22 bagi wisatawan 70
1.3 Bagaimanakah cara kerja Kawasan Konservasi 2.5 Kode Etik Untuk Operator Pariwisata Berkelanjutan
Perairan? 24 di Dalam Kawasan Konservasi Perairan 72
1.4 Mengapa KKP penting bagi saya? 31
1.5 Apa yang terjadi saat suatu wilayah ditetapkan sebagai
Kawasan Konservasi Perairan? 35
1.6 Bagaimana pariwisata dapat berdampak buruk
terhadap KKP? 38
TABLE OF CONTENTS 7

Bagian 3: Menerapkan Pariwisata Berkelanjutan 74 3.17 Cara merencanakan kegiatan di dalam KKP 105
3.1 ‘Bagaimana cara’ … menerapkan praktik pariwisata yang baik 3.18 Cara membuat panduan untuk wisatawan 107
untuk mendukung pariwisata bahari berkelanjutan 75 3.19 Cara memberi manfaat bagi masyarakat setempat
3.2 Cara mendapatkan/mengurus izin usaha di di sekitar KKP 109
Kawasan Konservasi Perairan 76 3.20 Cara memilih dan membeli ikan yang berkelanjutan 110
3.3 Cara menjadi wisatawan ekowisata yang baik di 3.21 Cara mengurangi penggunaan energi 114
Kawasan Konservasi Perairan di Indonesia 77 3.22 Cara mengelola penggunaan air secara efisien 115
3.4 Cara memilih operator wisata untuk kegiatan snorkeling 78 3.23 Cara mengelolah air limbah 118
3.5 Cara melakukan snorkeling yang baik dan 3.24 Cara mengelola limbah padat 121
ramah lingkungan 79 3.25 Cara mengurangi pengunaan plastic sekali pakai 122
3.6 Cara melakukan kegiatan wisata yang ramah lingkungan 80 3.26 Cara mengurangi ancaman mikroplastik 123
3.7 Pemasangan alat tambat apung (Mooring Buoys) 81 3.27 Cara membuat komposter skala kecil 124
3.8 Kode etik menyelam 86 3.28 Cara mendaur ulang 127
3.9 Standar minimum keselamatan untuk operator selam 90 3.29 Cara Mengurangi Konsumsi Bahan Bakar di
3.10 Cara berinteraksi dan melihat satwa di laut 92 Kapal Wisata Kecil 129
3.11 Cara berinteraksi dengan hiu paus 95
3.12 Cara melihat penyu dari perahu 96 4 Deklarasi komitmen etika untuk Pariwisata Berkelanjutan 130
3.13 Cara berinteraksi dengan penyu 97 5 Referensi untuk bacaan lebih lanjut 131
3.14 Cara melihat situs penyu bertelur 98 6 Kontak Penting 132
3.15 Cara berenang dengan pari manta 100 7 Daftar Pustaka 133
3.16 Cara yang baik membersihkan sampah dari dalam laut 104
8 KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR

Masa pandemi COVID-19 menandai dunia dengan berbagai cara, meninggalkan dampak dalam kurun waktu yang lama. Pariwisata internasional
terhenti; destinasi yang sebelumnya mengalami peningkatan tren, saat ini justru menunjukkan tren yang berbalik; kerugian ekonomi terjadi dimana-mana.
Saat ini, lebih dari masa-masa sebelumnya, adalah waktu yang tepat untuk memikirkan dan menemukan kembali makna dari bisnis pariwisata.

Bagaimana jika destinasi wisata kembali bangkit dengan membawa konsep pariwisata berkelanjutan?
Bagaimana jika manfaat lingkungan yang positif dinilai sebanding, atau lebih penting daripada, manfaat ekonomi?
Bagaimana jika masyarakat lokal setempat dilibatkan dan memiliki peran yang lebih banyak dalam pariwisata?

Pariwisata Berkelanjutan di Kawasan Konservasi Perairan - Buku Pedoman Praktis untuk Implementasi di Indonesia - dibuat dengan harapan
untuk dapat membentuk kembali status quo sektor pariwisata di Indonesia saat ini dan memungkinkan perubahan menuju masa depan yang lebih
berkelanjutan.

Destinasi dan layanan pariwisata yang dapat merangkul tujuan lingkungan, sosial dan ekonomi tidak mesti berada dalam imajinasi kita saja, ataupun
terbatas untuk hanya dapat diakses oleh kalangan tertentu saja. Buku Pedoman Pariwisata Berkelanjutan di Kawasan Konservasi Perairan memberikan
pengetahuan teknis untuk mendukung penyedia akomodasi, operator penyelaman, operator tur, dan masyarakat lokal yang mengoperasikan layanan
pariwisata untuk berpartisipasi dalam perubahan berkelanjutan. Buku Pedoman ini juga merupakan alat untuk membantu para pembuat keputusan
dengan menyajikan aksi-aksi praktis yang dapat mendorong perubahan cepat dan jangka panjang sehingga dapat melindungi habitat laut asli Indonesia
yang tersisa.Yang terpenting, buku ini bertujuan untuk menyebarkan pengetahuan secara luas, menjangkau operator di Kawasan Konservasi Perairan di
seluruh nusantara dan memberi mereka kesempatan untuk menempatkan diri sebagai pusat transformasi pariwisata berkelanjutan di Indonesia.

Apa yang terjadi selanjutnya, dan warisan untuk generasi penerus di dunia pasca pandemi, bergantung pada kita semua yang terlibat dalam transformasi
pariwisata berkelanjutan ini.
KATA PENGANTAR DARI KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA 9

KATA PENGANTAR DARI KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK


INDONESIA

Sebagai negara bahari, Indonesia memiliki kekayaan sumberdaya laut yang sangat besar. Keanekaragaman hayati laut Indonesia sangat penting bagi
penghidupan masyarakat Indonesia dan dunia. Kekayaan ini merupakan modal pembangunan bangsa melalui pemanfaatan yang berkelanjutan, demi
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pemanfaatan sumber daya laut yang berkelanjutan akan tercapai bila terdapat keseimbangan antara kepentingan
ekonomi dan kelestarian sumberdaya laut.
Satu upaya besar yang saat ini sedang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia secara intensif melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam
menjaga kelestarian sumber daya dan keanekaragaman hayati laut adalah melalui pengembangan dan pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan (KKP).
Saat buku ini disusun, Indonesia telah mengembangkan sekitar 23,42 juta hektar KKP yang melingkupi sekitar 7% dari total luas perairan Indonesia.
Strategi penting untuk memastikan agar KKP dapat dikelola dengan baik dan dilindungi adalah melalui kegiatan wisata bahari berkelanjutan yang
ramah lingkungan dan mendukung upaya konservasi. Buku Panduan Pariwisata Berkelanjutan ini merupakan buku pedoman praktis untuk mendukung
implementasi ekowisata di Kawasan Konservasi Perairan di Indonesia.
Buku saku ini disarikan dari pengetahuan dan pengalaman para pemangku kepentingan dalam industri pariwisata bahari di Provinsi Maluku, Maluku
Utara dan Papua Barat. Buku ini akan memberikan manfaat bagi pelaku usaha pariwisata seperti hotel, homestay, restoran, operator perjalanan wisata,
pemandu wisata, operator selam dan snorkeling, serta operator kegiatan pariwisata berbasis air lainnya yang beroperasi di dalam atau berdekatan
dengan kawasan konservasi perairan.
Penghargaan dan terima kasih yang setinggi-tingginya saya sampaikan kepada USAID Sustainable
Ecosystems Advanced (SEA) Project, para penulis dan kontributor utama atas penyusunan buku ini, serta kepada semua pihak yang telah memberikan
dukungan, sehingga Buku Panduan Pariwisata Berkelanjutan di Kawasan Konservasi Perairan dapat diselesaikan dengan baik. Semoga buku ini bisa digunakan
sebagai acuan bagi pelaku usaha pariwisata untuk kegiatan pariwisata berkelanjutan di sekitar Kawasan Konservasi Perairan, sehingga kualitas sumberdaya
pesisir dan laut serta kehidupan masyarakat pesisir di Kawasan Konservasi Perairan kita terjaga dan kuat melalui pariwisata bahari berkelanjutan.

Ir. Andi Rusandi, M.Si


Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut
Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut
Kementerian Kelautan dan Perikanan
10 KATA PENGANTAR DARI USAID INDONESIA

KATA PENGANTAR DARI USAID INDONESIA

Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, adalah pemimpin yang kuat dalam pengelolaan sumber daya laut. Selama lebih dari 20
tahun, Pemerintah Amerika Serikat, melalui United States Agency for International Development (USAID), telah mendukung upaya Indonesia untuk
memperkuat pengelolaan sumber daya laut dan pesisir secara berkelanjutan. Kolaborasi kami dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam
perlindungan keanekaragaman hayati laut, meningkatkan upaya Indonesia dalam membangun fondasi kesejahteraan ekonomi jangka panjang yang akan
memberikan manfaat bagi generasi sekarang dan yang akan datang, serta melindungi keunikan keanekaragaman hayati laut Indonesia.
Visi pemerintah saat ini untuk pembangunan berkelanjutan di sektor kelautan termasuk wisata bahari merupakan peluang bagi Indonesia untuk
mengembangkan potensi lokasi wisata bahari yang masih tersembunyi. Setiap daerah memiliki kekayaan alam laut yang unik khususnya di provinsi-
provinsi bagian timur dengan terumbu karang kelas dunia, pantai dan kawasan konservasi.
USAID, melalui Program Sustainable Ecosystems Advanced (SEA), mengembangkan Buku Panduan Pariwisata Berkelanjutan di Sekitar Kawasan
Konservasi Perairan (KKP) yang berfokus pada pendekatan praktis untuk mempromosikan pariwisata berkelanjutan dan ekowisata di kawasan pesisir
di sekitar kawasan konservasi perairan. Hal ini penting karena banyak KKP di Indonesia yang telah menjadi tujuan wisata bagi wisatawan domestik dan
internasional.
Buku panduan ini menampilkan lima KKP terkemuka di Indonesia yang telah berkembang dari waktu ke waktu dengan potensi yang dimiliki untuk
meningkatkan dan mendapat manfaat dari upaya pengembangan wisata bahari yang berkelanjutan. Buku panduan ini berisi tantangan yang dialami
serta upaya mengurangi dampak negatif akibat berkembangnya industri pariwisata. Buku ini juga menawarkan banyak praktik-praktik baik yang mudah
diterapkan dan dapat diadaptasi di kawasan konservasi perairan lainnya untuk memastikan integritasnya dari waktu ke waktu.
Pariwisata berkelanjutan di sekitar KKP tidak hanya berkontribusi pada kelangsungan hidup jangka panjang akan upaya perlindungan ekosistem laut dan
keanekaragaman hayati laut tetapi juga memberikan pilihan mata pencaharian bagi masyarakat pesisir. Selain itu pendapatan dari industri wisata juga
memberikan kontribusi yang besar bagi pembiayaan pengelolaan KKP jangka panjang.
USAID sangat bangga dapat bekerja sama dengan Indonesia dalam kegiatan ini dan kegiatan lainnya demi mendukung usaha perlindungan dan
pelestarian sumber daya laut untuk generasi yang akan datang.

Matthew Burton
Direktur
Kantor Lingkungan Hidup
USAID Indonesia
ABBREVIASI 11

ABBREVIASI

Abbreviasi dan Kata-Kata Arti Kata


24/PERMEN/KP/2019 Tata Cara Pemberian Izin Lokasi Perairan dan Izin Pengelolaan Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
BCD Perangkat Kontrol Apung
BHS Bird’s Head Seascape
BLUD Badan Layanan Umum Daerah
BUMDES Badan Usaha Milik Desa
CITES Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora
CPR Resusitasi jantung
CTC Coral Triangle Center
DOCK Dive Operators Community Komodo
DPTNB Dewan Pengelolaan Taman Nasional Bunaken
DSD Discover Scuba Dive
Ha Hektar
INDECON Indonesian Ecotourism Network
IUCN International Union for Conservation of Nature
LED Light Emitting Diode
Lembaga OSS Lembaga Online Single Submission
MEF Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
MMAF Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
MNP Taman Nasional Perairan
MPA Kawasan Konservasi Perairan
NGOs Organisasi non-pemerintah
NP Taman Nasional
NTT Nusa Tenggara Timur
NWSA North Sulawesi Watersports Association
OSS Online-Single Submission
12 ABBREVIASI

Abbreviasi dan Kata-Kata Arti Kata


PADI Professional Association of Diving Instructors
PERMEN Peraturan Pemerintah
PHKA Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem
POKDARWIS Kelompok Sadar Wisata
POKMASWAS Kelompok Masyarakat Pengawas
Prop Baling-baling
PUB Dewan Utilitas Umum
RIPPARNAS Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional
RPMJDES Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa)
SATGAS Satuan Tugas
SSI Scuba Schools International
TIES The International Ecotourism Society
TNC The Nature Conservancy
UNESCO The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization
UPT Unit Pelayanan Teknis
UPTD Unit Pelaksana Teknis Daerah
USAID SEA United States Agency of International Development Sustainable Ecosystems Advanced
WWF-ID World Wildlife Fund Indonesia
BUKU SAKU PARIWISATA BERKELANJUTAN DI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN (KKP) 13

BUKU SAKU PARIWISATA BERKELANJUTAN DI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN (KKP)

Pariwisata berkelanjutan telah banyak dipaparkan secara luas oleh organisasi internasional, akademisi, dan para praktisi. Berbagai studi kasus
yang mendokumentasikan pelaksanaan pariwisata berkelanjutan di seluruh dunia dan di Indonesia dari perspektif pengembangan sektor swasta
dan publik tersedia secara luas. Banyak juga contoh praktik-praktik pariwisata berkelanjutan yang dipublikasikan, di samping berbagai institusi
yang juga terlibat dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan di Indonesia. Buku saku ini bertujuan untuk memberikan panduan praktis yang
diolah dari kumpulan pengetahuan dan pengalaman yang tersedia di lapangan bagi penerapan pariwisata berkelanjutan. Diharapkan buku saku
ini memberi manfaat bagi Kawasan Konservasi Perairan (KKP) yang sudah ada maupun bagi yang baru akan dicanangkan di Indonesia.

Buku ini dirancang sebagai alat praktis bagi pengguna utama buku pegangan ini, yaitu lembaga yang terkait dengan kegiatan pariwisata (swasta
atau pemerintah) yang beroperasi di dalam atau berdekatan dengan KKP, seperti hotel, homestay, restoran, operator tur, pemandu wisata,
operator selam dan snorkeling, serta operator kegiatan pariwisata berbasis air lainnya. Buku saku ini lebih berfungsi sebagai pengantar praktis
topik-topik penting dan informasi praktis tentang pariwisata berkelanjutan serta bagaimana menerapkan prinsip-prinsip berkelanjutan di industri
pariwisata, ketimbang memberikan informasi dan teori mendalam terkait pariwisata berkelanjutan. Namun demikian, buku ini menyajikan
referensi dan sumber bagi pengguna buku saku untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan rinci terkait pariwisata berkelanjutan.

Cara menggunakan buku panduan ini


Buku saku ini disusun ke dalam tiga bagian:
Bagian 1 adalah pengantar pariwisata berkelanjutan yang mencakup definisi dan konsep.
Bagian 2 berfokus pada pelibatan berbagai pemangku kepentingan dalam pariwisata berkelanjutan.
Bagian 3 menyediakan panduan praktis dari berbagai praktik terbaik pariwisata berkelanjutan.

Bagian 1 Bagian 2 Bagian 3


Dasar-dasar Pariwisata Berkelanjutan di Kawasan Keterlibatan Pemangku Kepentingan dalam Melakukan Praktik Pariwisata
Konservasi Perairan kegiatan Pariwisata Berkelanjutan Berkelanjutan
Bagian 1 ini memperkenalkan tahapan dan konsep- Bagian 2 menjabarkan manfaat dan potensi bagi Bagian 3 berisi berbagai panduan
konsep utama dari pariwisata berkelanjutan dan berbagai pemangku kepentingan yang terlibat dalam "Bagaimana cara", untuk memberikan
Kawasan Konservasi Perairan. pariwisata berkelanjutan, dengan potensi dan manfaat informasi dan praktiknyata, dan
Dalam bagian pengantar ini, pembaca akan menemukan yang dapat didapatkan dari adanya KKP. Dibagian berorientasi pembaca sehingga mereka
definisi dari konsep-konsep utama, dan seluk beluk ini juga terdapat studi kasus tentang destinasi wisata dapat meningkatkan kegiatan pariwisata
serta kaitan antara pariwisata dan alam di dalam KKP. Indonesia yang dibangun di sekitar KKP. berkelanjutan di aktivitas mereka
14

Seorang lelaki bepergian dengan perahu di daerah Kokas Fakfak, Papua Barat. Foto©️Mark Erdmann
15

BAGIAN I
DASAR-DASAR PARIWISATA BERKELANJUTAN
1.1 Apa itu pariwisata berkelanjutan?
1.2 Tren dalam pariwisata berkelanjutan
1.3 Bagaimanakah cara kerja Kawasan Konservasi Perairan?
1.4 Mengapa KKP penting bagi saya?
1.5 Apa yang terjadi saat suatu wilayah ditetapkan sebagai Kawasan Konservasi Perairan?
1.6 Bagaimana pariwisata dapat berdampak buruk terhadap KKP?
16 BAGIAN I: DASAR-DASAR PARIWISATA BERKELANJUTAN

1.1 APA ITU PARIWISATA BERKELANJUTAN?

Pariwisata berkelanjutan adalah


"Perjalanan dan kunjungan yang bertanggung jawab dan ramah lingkungan ke daerah yang masih alami, untuk menikmati dan menghargai alam serta
setiap fitur budaya yang menyertainya, baik masa lalu dan masa kini, disertai aktivitas yang mendukung konservasi, mengurangi dampak negatif, dan
mendorong sosial-ekonomi yang menguntungkan dan melibatkan masyarakat lokal."1

Ekowisata merupakan aspek penting dalam mempromosikan pariwisata berkelanjutan.

International Ecotourism Society (TIES) mendefinisikan ekowisata sebagai “Perjalanan wisata bertanggung jawab ke daerah yang alami yang
melestarikan lingkungan, mempertahankan kesejahteraan masyarakat setempat, dan mengandung konsep interpretasi dan pendidikan” (TIES, 2015).
Pendidikan yang dimaksud diperuntukkan bagi seluruh pihak baik masyarakat, staf dan tamu.2

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki wilayah pesisir yang luas. Peningkatan perlindungan laut melalui Kawasan Konservasi
Perairan selama satu dekade terakhir telah mendorong konsep ekowisata menjadi prioritas. Dengan demikian, buku saku ini berfokus pada
pendekatan praktis untuk mendorong kegiatan pariwisata berkelanjutan dan ekowisata di daerah pesisir di sekitar Kawasan Konservasi Perairan.

Prinsip pariwisata berkelanjutan:


• Meminimalisir dampak negatif terhadap lingkungan dan budaya. Masyarakat Lokal
• Salah satu cara untuk menyalurkan ilmu pengetahuan dan
menghargai kekayaan alam.
• Memberikan manfaat ekonomi bagi suatu daerah dan
Pariwisata
masyarakatnya.
berkelanjutan
• Secara aktif mendukung dan memperkuat upaya konservasi alam. Kawasan
Konservasi Bisnis
• Memperkuat ketahanan struktur dan pengembangan kehidupan
Perairan
masyarakat lokal.

Tourism, ecotourism, and protected areas: the state of nature-based tourism around the world and guidelines for its development. International Union for Conservation of Nature, 1996.
1

The International Ecotourism Society website https://ecotourism.org/what-is-ecotourism/


2
BAGIAN I: DASAR-DASAR PARIWISATA BERKELANJUTAN 17

Pariwisata Konvensional VS Pariwisata Berkelanjutan


• Tujuan utamanya adalah aspek ekonomi (hanya mempertimbangkan • Tujuannya harus mempertimbangkan 3 aspek yaitu lingkungan, sosial
keuntungan semata) budaya dan ekonomi
• Tahap perencanaan tidak mempertimbangkan aspek pelestarian • Tahap perencanaan selalu memprioritaskan kelestarian sumber daya
sumber daya alam sebagai prioritas alam
• Masyarakat setempat kurang diprioritaskan dalam pengembangan • Masyarakat setempat merupakan sebuah prioritas, misalnya dengan
pariwisata cara mengapresiasi budaya lokal
• Sebagian besar pendapatan disalurkan kepada para operator & • Sebagian besar pendapatan berputar di dalam komunitas masyarakat
investor luar setempat dan Kawasan Konservasi Perairan
• Kurangnya keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan dan • Pemangku kepentingan dilibatkan dalam proses perencanaan dan
implementasi implementasi, khususnya masyarakat setempat
• Konstruksi bangunan tidak memprioritaskan produk lokal • Konstruksi bangunan menggunakan produk lokal tanpa mengekspolitasi
sumber daya tersebut secara berlebihan

Komponen pariwisata berkelanjutan4

Lingkungan + Sosial + Ekonomi

• Memiliki dampak minimal terhadap • Tidak merusak struktur sosial dan • Berkontribusi pada
sumber daya alam, khususnya di kawasan budaya masyarakat di mana ia berada. kesejahteraan ekonomi masyarakat
lindung. • Menghormati budaya dan tradisi setempat. • Menghasilkan pendapatan yang
• Meminimalisir kerusakan lingkungan • Melibatkan seluruh pemangku berkelanjutan dan adil bagi
(flora, fauna, habitat, air, sumber daya kepentingan (individu, masyarakat, operator masyarakat lokal misalnya sebagai
kehidupan laut, penggunaan energi, tur, lembaga pemerintah, dll.) Dalam semua mata pencaharian alternative yang
kontaminasi, dll.) fase perencanaan, pengembangan, dan memberikan nilai tambah ekonomi
• Kontribusi positif terhadap lingkungan, pemantauan. • Memberi manfaat bagi seluruh
termasuk berkontribusi pada upaya • Mendidik / Penyadartahuan pemangku pihak baik pemilik, karyawan dan
perlindungannya. kepentingan tentang peran mereka. lingkungan.
18 BAGIAN I: DASAR-DASAR PARIWISATA BERKELANJUTAN

Keterkaitan antar aspek di pariwisata berkelanjutan


Penting untuk diketahui bahwa ada beberapa keterkaitan aspek budaya, alam, dan pembangunan di dalam kegiatan pariwisata dengan berbagai
lapisan kompleksitasnya. Keterkaitan aspek ini juga berubah dari waktu ke waktu. Misalnya, budaya di suatu lokasi atau negara dapat berubah.
Selain itu, struktur dan praktik pariwisata tidak terisolasi dari aspek kehidupan lainnya; hal ini saling terkait dengan semua aspek kehidupan
sehari-hari dan menyentuh hubungan berbagai pihak, tempat, dan waktu. Dalam hal kebijakan, pariwisata berkelanjutan melingkupi bidang
perencanaan, pendidikan, kesehatan, lingkungan, transportasi, pembangunan, dan budaya.

Penting untuk diingat bahwa ada tumpang tindih peran dan perbedaan prioritas bagi semua pihak yang berkepentingan ketika memikirkan
strategi untuk pariwisata berkelanjutan pada suatu Kawasan Konservasi Perairan. Strategi pariwisata berkelanjutan harus melingkupi prioritas
yang berbeda-beda ini, tetapi tidak boleh mengesampingkan tujuan pengembangan berkelanjutan yang penting untuk jangka panjang.3

2004. The International Tourism Society. World Tourism Organization, n.d.


3

Rep. The International Tourism Society. World Tourism Organization, n.d.


4
BAGIAN I: DASAR-DASAR PARIWISATA BERKELANJUTAN 19

Nasional
rendah
Tipe dan kelas Kebudayaan Provinsi
menengah
akomodasi Kabupaten
atas
Jalan Infrastruktur Menyambut
Jumlah wisatawan
Bandara Transportasi Penduduk
penerbangan setempat
Pelabuhan Menggalakkan
praktik ekowisata
lautan
Alam Penyedia Restaurant/Warung
hutan makanan dan
akomodasi Resort/Hotel/Homestay
Tarian daerah
Festival budaya Mobil
Tingkatan dan
Budaya Daya Tarik Wisata
Makanan daerah kualitas layanan Transportasi Pesawat
utama Kapal
Kerajinan tangan
Operator
lokasi bersejarah nasional Komponen apa Penyedia penyelam, dll
selam
dan internasional Peninggalan saja yang terkait kegiatan
bersejarah dengan Pariwisata di pariwisata Operator naik gunung
Kapal tenggelam
Kawasan Konservasi tur dan wisata
wisata selam Perairan? darat, dll
wisata snorkling Tingkatan dan Kesiapan berbahasa asing
wisata selancar kualitas pekerja
pariwisata Kualitas standar minimum
wisata pancing
Kegiatan Wisata edukasi public: mempromosikan
wisata perahu layar LSM dan meningkatkan kesadaran untuk
wisata tontonan melakukan parktik ekowisata
Nasional
pembuatan foto, video, Masyarakat edukasi public:
Provinsi Kebijakan mempromosikan dan
dan film komersial
Kabupaten Kelompok meningkatkan kesadaran
wisata dan/atau olahraga masyarakat untuk melakukan parktik
permukaan air lainnya ekowisata
Dinas Pariwisata
Kementrian Kelautan dan Perikanan Badan Domestik
Wisatawan
Pemerintah Mancanegara
Dinas Kelautan dan Perikanan
Kementrian Pariwisata
20
Wisata pantai yang baik dan berkelanjutan di sekitar Kawasan Konservasi Perairan

Alat tambat apung membantu


melindungi karang dan
organisme dasar laut.

Papan informasi
membantu
pengunjung dan
operator wisata
mematuhi
peraturan KKP.

Tradisi daerah
dapat menjadi
daya tarik bagi Ekowisata
pengunjung. menyediakan
pekerjaan bagi
masyarakat
dan membantu
melestarikan
KKP.

Pengelolaan limbah
yang baik melindungi
kehidupan dan
habitat laut.

Masyarakat sekitar dapat berpartisipasi


dalam kegiatan ekowisata.
21

Pariwisata berkelanjutan menjadi trend industri pariwisata saat ini dan


sudah menjadi sebuah keharusan. Ada 3 aspek penting dalam pariwisata
berkelanjutan; ekonomi, sosial dan lingkungan. Semua ini penting tidak
saja untuk saat ini, melainkan juga untuk masa depan. Industri Pariwisata
tidak hanya semata-mata memberikan profit bagi pelaku pariwisata/
investor tetapi juga harus mensejahterakan masyarakat lokal, serta
mempertahankan keanekaragaman hayati di destinasi wisata dan
melestarikan nilai-nilai budaya masyarakat.

(BAPAK) MUHAMMAD ASYURA UMAR


Kepala Bidang Destinasi dan Industri Pariwisata,
Dinas Pariwisata Kabupaten Pulau Morotai
22 BAGIAN I: DASAR-DASAR PARIWISATA BERKELANJUTAN

1.2 TREN DALAM PARIWISATA BERKELANJUTAN

Selain bermanfaat untuk lingkungan dan masyarakat setempat, pariwisata berkelanjutan juga dapat memberikan keuntungan bagi sektor bisnis.

Ke-42 80%
Peringkat Indonesia dalam indeks daya saing dalam World Economic Kegiatan pariwisata di wilayah pesisir, menunjukkan pentingnya untuk
Forum's Travel and Tourism pada tahun 2017, naik dari peringkat ke- mengembangkan panduan praktik yang baik dalam manajemen
70 pada tahun 2013.6 pengunjung terkait pengelolaan pariwisata berkelanjutan di
komunitas pesisir dan pantai.8

15,8 juta 70%


Kunjungan wisatawan internasional pada tahun 2018 ke Indonesia, Wisatawan global mengatakan bahwa mereka cenderung memilih
dengan tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata 14% sejak 2014.7 akomodasi ramah lingkungan, baik yang sedang mencari akomodasi
yang berkelanjutan/ramah lingkungan atau yang tidak.9

62% 67%
Wisatawan global merasa lebih suka tinggal di suatu akomodasi Wisatawan bersedia untuk mengeluarkan setidaknya 5% lebih
jika mereka tahu bahwa akomodasi tersebut memiliki label ramah banyak biaya perjalanan wisata mereka untuk memastikan mereka
lingkungan. meminimalisir dampak negatif pada lingkungan.

6
WEF, 2017
7
Badan Pusat Statistik (BPS), 2019
8
WWF. “Blue Planet: Coasts.” http://wwf.panda.org/our_work/oceans/ coasts/.
9
Booking.com Survey, 2019.
BAGIAN I: DASAR-DASAR PARIWISATA BERKELANJUTAN 23

66% Milenial
Konsumen di seluruh dunia mengatakan mereka lebih suka membeli Merupakan segmen konsumen yang paling cepat berkembang di
produk dan jasa dari perusahaan yang telah mengimplementasikan industri ini. Mereka aktif, suka berpetualang, sadar terhadap konsep
program-program yang memberikan kontribusi kepada masyarakat keterhubungan dan sadar sosial, serta ingin terlibat langsung di
lokal.10 tempat-tempat mereka berada.11

35%
Portofolio produk pariwisata Indonesia terkait dengan alam.12

10
Nielsen Wire survey, 2012.
11
Sustainable Travel International. (2017). “Travel Philanthropy.” https:// sustainabletravel.org/our-work/travel-philanthropy.
12
Teguh, 2017
24 BAGIAN I: DASAR-DASAR PARIWISATA BERKELANJUTAN

1.3 BAGAIMANAKAH CARA KERJA KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN?

Menurut World Conservation Union (IUCN), kawasan konservasi


perairan adalah “Ruang geografis yang terdefinisi dengan jelas, diakui,
didedikasikan dan dikelola, melalui cara legal atau efektif lainnya,
untuk mencapai konservasi alam jangka panjang serta keterkaitannya
dengan jasa ekosistem dan nilai-nilai budaya”.14

Di Indonesia, Kawasan Konservasi Perairan (KKP) didefinisikan


sebagai wilayah laut yang dilindungi dan dikelola melalui sistem
zonasi untuk mencapai pengelolaan sumber daya perikanan dan
ekosistem laut yang berkelanjutan.15

Dengan kata lain, KKP adalah wilayah lautan di mana aktivitas


manusia dikelola secara lebih ketat daripada di perairan sekitarnya.
Sistem Zonasi
Hal ini mirip dengan cara kawasan lindung dan taman nasional
yang beroperasi di daratan. KKP memiliki tujuan ekologis, sosial dan Zona Inti

ekonomi. Zona Pemanfaatan Terbatas

Zona lainnya
Sub-Zona Pemanfaatan
Tradisional = 178.542,7 ha
Sub-Zona Kerakera = 9.760,5 ha
Sub-Zona Danau Air Asin
Sub-Zona Pulau Kecil

Sistem zonasi di Nusalasi Bay - Van Den Bosch MPA, Fakfak, West Papua.

14
World Conservation Union..
15
Indonesian Ministry of Marine Affairs and Fisheries regulation PP no 47 year 2016.
BAGIAN I: DASAR-DASAR PARIWISATA BERKELANJUTAN 25

Tujuan ekologis + Tujuan sosial + Tujuan ekonomi

• Untuk melindungi ekosistem • Untuk memperkuat ketahanan pangan bagi orang- • Untuk memastikan keberlanjutan produksi
penting bagi kehidupan laut. orang yang bergantung pada sumber daya laut sebagai hasil kelautan dan perikanan yang penting
• Untuk melestarikan habitat nutrisi yang diperlukan untuk kehidupannya. secara ekonomi (seperti ikan dan spesies
yang dianggap penting untuk • Untuk melestarikan dan mengelola situs bersejarah laut lainnya untuk konsumsi).
kelangsungan hidup dan/atau dan penting secara budaya bagi masyarakat setempat, • Untuk melindungi sumber daya alam
siklus hidup berbagai spesies, dan melindungi nilai estetika alami dari wilayah laut. yang dapat memberikan peluang untuk
termasuk spesies yang penting • Untuk mengakomodasi berbagai kegiatan manusia menghasilkan pendapatan alternatif melalui
secara ekonomi. yang sejalan dengan pengelolaan kelautan yang kegiatan non-eksploitatif, seperti pariwisata
• Untuk memastikan kelangsungan berkelanjutan (seperti pariwisata dan pendidikan). berbasis kelautan yang berkelanjutan dan
hidup jangka panjang dan • Untuk mengintegrasikan dan mencerminkan kearifan/ akuakultur yang dikelola dengan baik.
pemeliharaan keanekaragaman pengetahuan tradisional dalam desain dan manajemen, • Untuk memastikan jasa ekosistem yang
hayati spesies laut. untuk melestarikan, menghormati dan memperkuat penting tetap ada untuk generasi sekarang
• Untuk melindungi spesies dan norma-norma dan nilai-nilai budaya yang mendukung maupun yang akan datang.
populasi yang terkuras, terancam, pelestarian keanekaragaman hayati laut. • Manfaat ekonomi bagi pemerintah
langka atau hampir punah. • Untuk penelitian dan pelatihan dan untuk pemantauan daerah melalui pendapatan pajak karena
• Untuk mencegah kegiatan luar dampak lingkungan dari aktivitas manusia, termasuk meningkatnya bisnis pariwisata.
agar tidak berdampak negatif efek langsung dan tidak langsung dari pembangunan
pada wilayah KKP. dan praktik penggunaan lahan yang berdekatan.
• Pencegahan dan mitigasi • Untuk mendorong perilaku adaptif terhadap praktik
perubahan iklim. ramah lingkungan yang berkelanjutan.
26 BAGIAN I: DASAR-DASAR PARIWISATA BERKELANJUTAN

Kegiatan ekonomi yang tidak sejalan dengan tujuan KKP


Di gambar ini kita bisa melihat kegiatan ekonomi yang tidak selaras dengan tujuan ekologis KKP dan berpotensi menyebabkan kerusakan jangka
panjang pada biota dan habitat laut.

Resor tepi pantai yang terlalu


dekat perairan akan membawa
puing ke laut dan menyebabkan
erosi pantai.

Limbah dari kapal


akan merusak habitat
dan kehidupan laut.

Penangkapan
ikan destruktif
merusak habitat
Limbah yang tidak dikelola laut dan menguras
akan merusak kehidupan sumber perikanan.
dan kualitas air laut.
BAGIAN I: DASAR-DASAR PARIWISATA BERKELANJUTAN 27

Kegiatan ekonomi yang sejalan dengan tujuan KKP


Di gambar ini kita bisa melihat kegiatan ekonomi yang selaras dengan tujuan KKP dan memberikan manfaat jangka panjang pada masyarakat setempat
dan kehidupan laut

Masakan khas daerah merupakan daya tarik bagi pengunjung.

Akomodasi yang
Tradisi budaya dimiliki oleh
daerah dapat penduduk lokal
dibagikan merupakan hal
kepada yang penting
pengunjung. untuk ekowisata.

Pemandu wisata
Pengelolaan KKP yang setempat memberikan
baik menunjang kehidupan pengetahuan lokal
bawah laut yang sehat. kepada pengunjung.
28 BAGIAN I: DASAR-DASAR PARIWISATA BERKELANJUTAN

Kawasan Konservasi Perairan di Indonesia Setiap kawasan konservasi perairan di Indonesia memiliki perencanaan
Di Indonesia, terdapat berbagai jenis Kawasan Konservasi Perairan manajemen tersendiri yang mencakup zona pemanfaatan dan zona
(KKP), dan untuk tujuan buku ini kami meninjau Taman Nasional perlindungan yang bisa saja terdapat sedikit perbedaan antar lokasi
Laut yang sebagian besar berada di bawah yurisdiksi Kementerian dan antar kedua kementerian tersebut. Walaupun demikian, secara
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan kawasan konservasi umum kawasan konservasi perairan di Indonesia memiliki tujuan yang
perairan yang dibentuk oleh Pemerintah Provinsi dan Kabupaten di sama yaitu untuk melindungi sumber daya alam di area tersebut dan
bawah otoritas hukum dan teknis dari Kementerian Kelautan dan memberikan manfaat kepada masyarakat setempat. Saat mengunjungi
Perikanan (KKP). Kedua Kementerian ini memiliki mandat utama untuk lokasi, ada baiknya untuk mempelajari pengelolaan kawasan konservasi
mengelola kawasan konservasi perairan dan secara umum tujuan dan rencana zonasi untuk mengetahui kegiatan apa yang diizinkan
kedua kementerian ini selaras dengan satu sama lain yaitu untuk mauupun dilarang. Unit Pengelola Kawasan Konservasi pada area
melakukan perlindungan ekosistem perairan dan keanekaragaman tersebut merupakan sumber terbaik untuk informasi ini.
hayati di wilayah yang ditentukan melalui sistem zonasi.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengelola 30


kawasan yang mencakup — Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu,
Wakatobi, Takabonerate, Karimunjawa, Bunaken, Kepulauan Togean,
dan Teluk Cendrawasih serta Taman Nasional Komodo dimana
sebagian besar kawasan tersebut terdiri dari perairan. Untuk Kawasan
Konservasi Perairan di bawah Kementerian Kelautan dan Perikanan,
kewenangan berada di bawah tingkat Pemerintah Nasional dan
Provinsi yang bergantungan kepada jarak dari garis pantai (0-12
mil laut berada di bawah otoritas Pemerintah Provinsi; di atas 12
mil laut berada di bawah otoritas Pemerintah Nasional). KKP yang
dikelola langsung oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan
dukungan dari Pemerintah Regional yaitu: TWP Pulau Pieh; TWP
Kepulauan Anambas; TWP Gili Matra; Taman Negara Laut Sawu; TWP
Kapoposang; TWP Laut Banda; SAP Aru Bagian Tenggara; SAP Raja
Ampat; SAP Waigeo Barat; dan TWP Kepulauan Padaido. Selain dari
KKP yang dikelola langsung oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan,
terdapat 156 KKP yang dikelola oleh Pemerintah Provinsi dan Perayaan upacara deklarasi adat, Sorong Selatan. Foto ©️ WWF
Kabupaten (Laporan DJPRL, 2020).
29

Zona Perikanan Berkelanjutan Zona Lainnya

Zona Pemanfaatan Zona Inti


30 BAGIAN I: DASAR-DASAR PARIWISATA BERKELANJUTAN

Zona KKP
Menurut peraturan Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia, terdapat 4 jenis zona yang diizinkan dalam KKP18:

Meskipun KKP memiliki berbagai ukuran dan bentuk, zona dasar ini penting untuk mengelola sumber daya dengan tata cara yang bersifat melindungi
lingkungan laut dan memberikan manfaat bagi pemangku kepentingan seperti nelayan, pengunjung, peneliti, atau lainnya.

• Zona Inti ‘No-Take'. Zona di mana tidak boleh ada kegiatan ekstraktif sama sekali. Zona Inti harus memiliki luas setidaknya 2% (dua persen)
dari total KKP.
• Zona Perikanan Berkelanjutan. Zona di mana hanya nelayan lokal yang tinggal di dalam atau sekitar KKP yang diizinkan untuk menangkap
ikan, atau di mana hanya alat tangkap tertentu saja yang diizinkan untuk digunakan.
• Zona Pemanfaatan. Zona di mana tidak ada penangkapan ikan atau ekstraksi diperbolehkan, serta penyelam dan wisatawan juga diizinkan
untuk masuk.
• Zona Lainnya. Adalah zona selain zona inti, zona penangkapan ikan berkelanjutan, dan zona pemanfaatan yang digunakan dan ditunjuk untuk
tujuan lain, misalnya: sub-zona rehabilitasi, atau sub-zona pelabuhan, atau penggunaan lainnya.

Panduan khusus tentang jenis-jenis kegiatan yang diperbolehkan di dalam masing-masing wilayah KKP dicantumkan dalam beberapa Peraturan Menteri
seperti PP nomor 47 tahun 2016 dan PP nomor 30 tahun 201019 yaitu mengenai ‘Cara merencanakan kegiatan di dalam KKP’

18
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor PER.30/MEN/2010 Tentang Rencana Pengelolaan dan Zonasi Kawasan Konservasi Perairan
19
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor PER.30/MEN/2010 Tentang Rencana Pengelolaan dan Zonasi Kawasan Konservasi Perairan
BAGIAN I: DASAR-DASAR PARIWISATA BERKELANJUTAN 31

1.4 MENGAPA KKP PENTING BAGI SAYA?

Indonesia berkomitmen untuk memperluas KKP-nya menjadi 30 juta hektar pada 203020. Pembentukan KKP dapat membawa manfaat ekonomi
langsung dan tidak langsung kepada berbagai pemangku kepentingan, mulai dari pemilik usaha kecil hingga generasi yang akan datang. Selain
membantu melestarikan habitat dan spesies laut penting, KKP menunjukkan dampak positif pada kinerja perikanan, yang dapat membawa manfaat
ekonomi bagi masyarakat dan bisnis lokal.21 Ikan yang lebih besar dan spesies lain melepaskan lebih banyak telur, yang akan mengarah pada
peningkatan kesehatan ekosistem dan pemulihan spesies.

Potensi pemulihan spesies ikan dalam jangka panjang menghasilkan KKP yang dirancang dan dikelola dengan baik

Perlindungan jangka panjang dapat mendukung pemulihan spesies yang banyak ditangkap; salah satu dari banyak manfaat penting secara langsung
yang dapat dimiliki KKP. Memastikan perlindungan spesies ikan yang lebih besar akan menghasilkan peningkatan jumlah keturunan.

https://indonesia.wetlands.org/news/press-release-making-marine-protected-areas-cornerstone-blue-economy/
20

Gell, Fiona & Roberts, Callum. (2003). Benefits Beyond Boundaries: The Fishery Effects of Marine Reserves. Trends in Ecology & Evolution. 18. 448-455. 10.1016/S0169-5347(03)00189-7
21
32
BAGIAN I: DASAR-DASAR PARIWISATA BERKELANJUTAN 33

KKP yang dirancang dan dikelola dengan baik dapat memiliki potensi dampak jangka panjang dalam pemulihan spesies ikan
Selain itu, KKP dapat membantu populasi biota laut untuk kembali pulih, dan menjadi daya tarik penting bagi wisatawan sehingga menciptakan
peluang bisnis baru bagi masyarakat lokal. Yang terakhir, banyaknya habitat laut yang dilindungi dalam KKP memiliki manfaat berupa penyerapan
karbon misalnya seperti hutan bakau, rumput laut, dll.22

Manfaat yang dihasilkan dari pariwisata berkelanjutan di KKP Siapa saja yang bisa mendapatkan manfaat?

Meningkatkan Wisatawan yang datang sebagai efek dari pembentukan KKP, dapat • Penyedia akomodasi: hotel, homestay, resor, wisma
penjualan untuk memberikan dampak langsung dalam penjualan bisnis di beberapa • penyedia makanan: restoran, warung, produsen makanan lokal
bisnis yang jenis bisnis. • Penyedia transportasi: pengemudi mobil, pemilik kapal
sudah ada • Pembuat furniture
• Pekerja konstruksi
• Agen pemandu wisata
Menciptakan Karena KKP dapat menjadi dasar dan daya tarik baru di destinasi • Masyarakat setempat
peluang bisnis wisata, hal ini dapat membawa peluang bisnis di bidang-bidang baru: • Bisnis lokal
baru • Pemandu wisata
• Pemandu selam
• Interpretasi bahasa
• Hiburan
Menciptakan • KKP dapat menjadi sumber pendapatan sekunder bagi masyarakat • Masyarakat setempat
peluang lokal.
penghasilan • Masyarakat setempat dapat memperoleh penghasilan tambahan
baru untuk dengan menyediakan layanan pendukung pariwisata seperti
masyarakat makanan, pemanduan wisata, penerjemah bahasa, transportasi dan
setempat cinderamata, dan berbagai hal lainnya.
• Masyarakat setempat juga dapat berbagi budaya mereka dengan
menampilkan tarian dan upacara tradisional untuk wisatawan.

https://indonesia.wetlands.org/news/press-release-making-marine-protected-areas-cornerstone-blue-economy/
22

Gell, Fiona & Roberts, Callum. (2003). Benefits Beyond Boundaries: The Fishery Effects of Marine Reserves. Trends in Ecology & Evolution. 18. 448-455. 10.1016/S0169-5347(03)00189-
34 BAGIAN I: DASAR-DASAR PARIWISATA BERKELANJUTAN

Manfaat yang dihasilkan dari pariwisata berkelanjutan di KKP Siapa saja yang bisa mendapatkan manfaat?

Pengembangan • Masyarakat setempat dapat mempelajari keterampilan baru dan • Masyarakat setempat
keterampilan memiliki profesi baru karena jasa/layanan yang baru dituntut oleh
baru untuk wisatawan yang mengunjungi KKP.
masyarakat • Profesi di berbagai bidang seperti manajemen hotel, manajemen
setempat perhotelan, katering makanan, jasa penterjemahan/interpretasi
bahasa, manajemen menyelam adalah beberapa yang akan diminta
oleh wisatawan baru.
Peningkatan • KKP dapat menarik investasi dari pemerintah dan sektor swasta • Masyarakat setempat
investasi untuk meningkatkan infrastruktur dan pelayanan/jasa di KKP • Bisnis lokal
• Misalnya: pemerintah dapat berinvestasi dalam pemasangan alat
tambat apung (mooring buoy) untuk digunakan kapal ketika
berada di dalam KKP. Alat tambat apung akan meminimalkan
kerusakan pada karang, yang memiliki dampak langsung dalam
pemulihan perikanan.
Perbaikan Infrastruktur seperti jalan, daerah dermaga kapal, peningkatan akses • Masyarakat setempat
infrastruktur listrik, dan lainnya, dapat mengikuti seiring meningkatnya permintaan • Bisnis lokal
pariwisata. • Turis
Peningkatkan • KKP yang dikelola dan dirancang dengan baik berfungsi untuk • Nelayan lokal
biomassa ikan mengamankan daerah pemijahan ikan yang berada di zona inti • Perusahaan pengolahan ikan
• Seiring waktu, KKP yang dikelola dengan baik mengalami
peningkatan jumlah dan ukuran ikan karena ekosistem laut yang
lebih sehat dan lebih seimbang.
Peningkatan Peningkatan pendapatan dari pariwisata akan berkontribusi • Masyarakat setempat
pendapatan dari terhadap peningkatan pendapatan dari pajak yang dapat digunakan • Bisnis lokal
pajak untuk investasi pemerintah
Peningkatan • KKP telah terbukti sebagai kawasan perlindungan penting untuk • Masyarakat setempat
ketahanan mengurangi dampak dari bencana alam. Karena KKP biasanya • Bisnis lokal
lingkungan dan mencakup ekosistem pelindung seperti terumbu karang atau bakau.
masyarakat dari • Gelombang diperlambat oleh terumbu karang sedangkan bakau
bencana adalah penahan angin yang efektif untuk mengurangi erosi.
BAGIAN I: DASAR-DASAR PARIWISATA BERKELANJUTAN 35

1.5 APA YANG TERJADI SAAT SUATU WILAYAH DITETAPKAN SEBAGAI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN?

Setelah ditetapkan sebagai Kawasan Konservasi Perairan (KKP),


akan ada beberapa hal yang terjadi. Pertama dan yang terpenting, Kegiatan apa saja yang tidak diperbolehkan di dalam KKP
ketika KKP ditetapkan harus ada Badan Pengelola dan Rencana • Penangkapan ikan yang merusak, seperti menangkap menggunakan
Pengelolaan. Rencana Pengelolaan adalah dokumen penting yang sianida atau peledak.
• Mengambil atau merusak karang.
menjadi acuan bagi KKP, yang menjelaskan mengenai batas-batas KKP,
• Mengambil pasir dari pantai.
zona, rencana kerja, penentuan anggaran untuk mengelola KKP, dan • Memancing dan menangap spesies yang dilindungi oleh undang-
Badan Pengelolanya. undang yang berlaku misalnya ikan hiu, pari, duyung dan penyu.
Badan Pengelola bertanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan • Pembuangan limbah ke laut, seperti sampah plastik dan limbah
yang tercantum pada dokumen Rencana Pengelolaan, yang meliputi rumah tangga.
• Mengambil telur penyu.
tetapi tidak terbatas pada, penetapan dan pemungutan biaya masuk
KKP, patroli, dan melaksanakan program konservasi.
Perizinan bisnis dalam suatu KKP
Berikut ini tahapan/langkah yang diperlukan saat suatu Ada dua izin utama yang diperlukan untuk mendirikan bisnis dan
wilayah ditetapkan sebagai KKP menggunakan sumber daya dalam suatu KKP: Izin Lokasi dan Surat
1. Penyusunan dokumen pedoman dan aturan yang harus diikuti Izin Pengusahaan Perairan.
sesuai dengan rencana dan tujuan pengelolaan konservasi. Izin Lokasi diperlukan untuk dapat menggunaan lokasi secara permanen,
2. Pembentukan Badan Pengelola yang bertanggung jawab untuk sementara Izin Pengelolaan diperlukan untuk menggunakan dan
memastikan bahwa pedoman diikuti. mengelola sumber daya di area tersebut, serupa dengan izin bisnis.
3. Penetapan biaya masuk yang disepakati untuk alokasi upaya konservasi. Pemerintah Provinsi bertanggung jawab untuk mengeluarkan izin ini.
4. Penentuan zona tertentu di mana kegiatan seperti memancing, Izin hanya dapat dikeluarkan jika penggunaan dan lokasi diselaraskan
menyelam, snorkeling akan diperbolehkan. dengan rencana zonasi dalam KKP dan tidak terletak dalam zona inti,
5. Setelah KKP ditetapkan, ada beberapa kegiatan juga yang tidak rute laut, zona pelabuhan, pantai, dan area yang dimiliki oleh masyarakat
diizinkan dan dilarang. Lihatlah kegiatan-kegiatan ini di tabel adat. Izin tidak akan dikeluarkan untuk kegiatan yang terkait dengan
informasi selanjutnya. penambangan, pembuangan, dan reklamasi23.
6. Setiap pelaku bisnis harus mendapatkan ijin untuk beroperasi
Lihat cara mendapatkan Izin ini pada Bagian 3 Cara mendapatkan izin
untuk memastikan kegiatan bisnis diizinkan di dalam KKP.
operasi usaha di Kawasan Konservasi Perairan.

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 24/PERMEN-KP/2019 Tentang Tata Cara Pemberian Izin Lokasi Perairan Dan Izin Pengelolaan Perairan di Wilayah Pesisir dan
23

Pulau-pulau Kecil
36 BAGIAN I: DASAR-DASAR PARIWISATA BERKELANJUTAN

Pentingnya rencana pengelolaan KKP


Rencana Pengelolaan KKP adalah dokumen perencanaan yang menjadi panduan untuk menjalankan KKP. Hal ini merupakan bagian penting
dalam proses pembentukan KKP dan wajib dimiliki oleh semua KKP yang diakui secara hukum. Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) di tingkat
Provinsi bertanggung jawab untuk memiliki salinan rencana pengelolaan KKP yang berada di daerahnya.

Dokumen Rencana Pengelolaan KKP ini biasanya sangat rinci, di bawah ini adalah beberapa bagian paling penting untuk menjadi pertimbangan
pelaku bisnis dan masyarakat..

! Profil KKP. Menjelaskan area KKP, daerah, dan desa yang termasuk di dalam KKP dan koordinatnya.
! Zonasi. Berisi peta KKP yang menggambarkan lokasi berbagai zona yang memiliki fungsi berbeda (Zona Inti, Zona Pemanfaatan terbatas -sub
zona pariwisata-, dll.). Bagian ini juga mencakup tujuan konservasi KKP. Misalnya: spesies target yang dilindungi seperti hiu dan habitat tertentu
seperti hutan bakau.
! Rencana Pengelolaan. Berisi visi dan misi KKP serta prinsip-prinsip acuan untuk pengelolaan. Pada bagian inilah rencana kerja KKP dituliskan.
Di sinilah tercantum berbagai kegiatan yang telah direncanakan pemerintah untuk KKP, frekuensi kegiatan dan anggaran yang diajukan untuk 5
tahun ke depan. Misalnya: pelatihan untuk komunitas setempat, patroli berkala, serta pemantauan habitat.

Survey yang dilakukan di Kepulauan Maluku memperlihatkan kondisi ekosistem terumbu karang yang sehat. Foto©Coral Triangle Center
BAGIAN I: DASAR-DASAR PARIWISATA BERKELANJUTAN 37

Instansi pemerintah yang dapat membantu Anda dalam mengembangkan pariwisata berkelanjutan di dalam dan sekitar KKP
Ada berbagai instansi pemerintah yang terlibat dalam suatu pengelolaan KKP dengan peran yang berbeda-beda. Tabel di bawah ini memberikan
ringkasan dari beberapa instansi pemerintah yang dapat membantu anda apabila anda memiliki pertanyaan terkait KKP dan rencana pariwisata
berkelanjutan di wilayah anda.

Instansi Peran Apa yang bisa saya dapatkan dari instansi ini?

Dinas Pariwisata Mempromosikan dan melaksanakan Dinas Pariwisata Kabupaten membuat rencana kerja tahunan yang menjadi acuan alokasi anggaran
Kabupaten rencana pengembangan pariwisata mereka.
tingkat kabupaten. Sebagian besar Dinas Pariwisata memiliki petugas untuk mendukung promosi lokasi sebagai tujuan
wisata.
Anda dapat mengunjungi kantor mereka dan meminta untuk melihat rencana kerja tahunan (RIPDA)
untuk memahami visi kabupaten tentang pengembangan pariwisata.
Anda juga dapat mengetahui jenis pelatihan apa dan kegiatan peningkatan kapasitas apa saja yang
mereka rencanakan dan bagaimana, bersama-sama, Anda dapat berkontribusi untuk mengembangkan
destinasi wisata secara berkelanjutan.
Dinas Kelautan Mengawasi kegiatan penangkapan DKP memiliki rencana kerja tahunan yang menguraikan kegiatan dan anggaran mereka untuk setiap
dan Perikanan ikan di tingkat Kabupaten, termasuk tahunnya.
Kabupaten memantau dan mencatat tangkapan Anda dapat mengunjungi kantor DKP setempat untuk memahami upaya mereka dalam mendukung
ikan ,serta melaporkan penangkapan perikanan di kabupaten Anda.
ikan illegal yang merusak lingkungan.
Anda dapat menghubungi kantor DKP setempat untuk melaporkan insiden penangkapan ikan illegal.
DKP Kabupaten juga mendukung
untuk melaksanakan visi Kementerian
Kelautan dan Perikanan tentang
pengembangan perikanan.
Dinas Kelautan Mengawasi kegiatan penangkapan Anda dapat menanyakan ke kantor DKP Provinsi Anda mengenai informasi tentang zona KKP, laporan
dan Perikanan ikan di tingkat provinsi. pemantauan KKP dan kegiatan lainnya.
Provinsi Badan Pengelola KKP bertanggung Anda juga dapat meminta kantor DKP Provinsi Anda untuk jadwal pelatihan dan pengembangan
jawab kepada DKP Provinsi. kapasitas terkait pengelolaan KKP dan panduan praktik yang baik.
38 BAGIAN I: DASAR-DASAR PARIWISATA BERKELANJUTAN

1.6 BAGAIMANA PARIWISATA DAPAT BERDAMPAK BURUK TERHADAP KKP?

KKP perlu dikelola dengan baik untuk dapat menghasilkan manfaat. Mengingat banyak pihak yang terlibat dalam mengelola dan menggunakan
KKP, ada beberapa aspek yang dapat menjadi ancaman dalam pengelolaan KKP dan berkontribusi pada timbulnya dampak negatif terhadap
lingkungan kawasan.

Peruntukkan Zona di KKP tidak dipatuhi Kepadatan wisatawan yang berlebihan

penangkapan ikan tidak berkelanjutan


Kerusakan pada KKP pariwisata tidak berkelanjutan
Pelaku bisnis tidak menyadari akan adanya KKP
karena aktivitas lain penambangan (paris, terumbu karang)
aktivitas industri
KKP
Menggunakan material yang
Bisnis tidak siap untuk menerima wisatawan Pengembangan lahan tidak ramah lingkungan
Bangunan
yang berdampak pada
di darat Terlalu dekat
habitat alamiah
dengan pantai
Masyarakat tidak menyadari adanya
KKP serta pembagian zonanya Limbah yang tidak Limbah dari aktivitas wisata
dikelola Limbah dari budidaya perikanan

Penambangan pasir erosi

Informasi lebih lanjut tentang KKP dan zonasi lihat bagian 1.3 Bagaimana cara kerja Kawasan Konservasi Perairan?
BAGIAN I: DASAR-DASAR PARIWISATA BERKELANJUTAN 39

Tanpa keterlibatan seluruh pihak, dampak buruk ini tidak hanya akan merusak habitat alami, tetapi juga berpotensi berdampak pada bisnis dan
masyarakat setempat.

Bagaimana hal tersebut dapat berdampak Siapa saja yang


Masalah Penyebab Apa saja dampaknya?
pada KKP? terdampak?
Kepadatan • Tidak ada studi daya dukung maupun jumlah • Kerusakan karang dan biota laut • Bisnis pariwisata • Turis berhenti datang
wisatawan yang pengunjung maksimum yang tidak dipantau menghambat proses biologis yang setempat (mis. karena daya tarik alam
berlebihan menyebabkan KKP menerima jumlah kunjungan diperlukan untuk mengembalikan kawasan penyedia akomodasi yang sudah rusak.
(Overcrowding) yang berlebihan. tersebut seperti semula. dan transportasi) • Pendapatan menurun.
• Merusak objek wisata alam yang indah. • Masyarakat setempat
Pelaku bisnis • Pelaku bisnis tidak terlibat dalam proses • Pelaku bisnis melanjutkan praktik tidak • Bisnis pariwisata • Turis berhenti datang
tidak mengetahui pembentukan KKP. berkelanjutan yang merusak KKP. Contoh: setempat (mis. karena daya tarik alam
adanya KKP • Pelaku bisnis tidak tertarik untuk mempelajari membuang sampah dan air limbah tanpa penyedia akomodasi yang sudah rusak.
tentang KKP. pengolahan ke laut. dan transportasi) • Pendapatan menurun.
• Aktivitas yang tidak mengusung prinsip
berkelanjutan yang dapat merusak karang,
populasi ikan, dan spesies lain di dalam KKP.
Kerusakan pada • Nelayan menggunakan alat tangkap yang tidak • Berkurangnya populasi hewan karismatik • Nelayan setempat • Tangkapan ikan menurun.
KKP dari kegiatan berkelanjutan yang bersifat merusak (mis. bom yang menarik wisatawan (mis. Penyu dan • Bisnis Lokal • Turis berhenti datang
lain (mis. kegiatan dan sianida), atau tidak melepaskan tangkapan hiu), sehingga jumlah wisatawan menurun • Masyarakat setempat karena mereka tidak dapat
menangkap ikan, sampingan (mis. penyu, hiu dan pari) • Sektor perikanan tidak dapat kembali melihat binatang laut.
limbah yang tidak • Penduduk setempat tidak memiliki infrastruktur seperti semula. • Pendapatan menurun.
dikelola) yang tepat untuk membuang limbahnya, sehingga • Keindahan alami lokasi menyelam dan
sampah di buang ke laut. snorkeling berkurang karena sampah
sehingga wisatawan berkurang
Bisnis belum • Pelaku bisnis tidak memiliki prosedur standar • Wisatawan tidak menyukai pengalaman • Bisnis pariwisata • Turis berhenti datang.
siap menerima minimum yang diperlukan untuk menerima mereka di lokasi wisata sehingga tidak setempat (mis. • Penghasilan menurun.
ekowisatawan wisatawan. merekomendasikan lokasi ini pada orang penyedia akomodasi
• Kurang tersedianya investasi untuk peningkatan lain dan dapat menghentikan kegiatan dan transportasi)
kualitas pelayanan. pariwisata • Masyarakat setempat
• Pelaku bisnis tidak memiliki pengetahuan yang • KKP menurunnya pendapatan dari biaya
cukup untuk melayani wisatawan, misalnya masuk, menyebabkan dana yang diperlukan
mengenai pentingnya KKP dan spesies yang ada. untuk pengawasan dan patroli menurun.
40 BAGIAN I: DASAR-DASAR PARIWISATA BERKELANJUTAN

Bagaimana hal tersebut dapat Siapa saja yang


Masalah Penyebab Apa saja dampaknya?
berdampak pada KKP? terdampak?
Pengembangan • Pengembangan lahan tidak dikoordinasikan dengan • Penambangan pasir yang tidak berkelanjutan • Bisnis pariwisata • Turis berhenti datang
lahan yang pemangku kepentingan KKP lainnya. dapat menyebabkan kerusakan jangka setempat (mis. karena kerusakan alam.
berdampak pada panjang pada pantai, mengganggu lokasi penyedia akomodasi • Pendapatan menurun.
habitat alami penyu bertelur, yang dapat menyebabkan dan transportasi)
penurunan populasi penyu.
• Puing-puing tanah dan limbah (plastik)
dapat berakhir di lautan.
Zona dalam KKP • Masyarakat setempat, operator selam, bisnis • Penangkapan berlebih di zona penangkapan • Nelayan setempat • Tangkapan ikan rendah.
tidak dipatuhi pariwisata, dan orang luar tidak mengetahui ikan dan di zona inti dimana ikan bertelur • Masyarakat setempat • Pendapatan menurun.
pembagian zona di dalam KKP. dapat mengurangi populasi ikan dengan
cepat, menyebabkan kerusakan kondisi
sumber daya ikan dalam jangka panjang.
Pengembangan • Kegiatan pengembangan dan pembangunan lahan • Limpasan sedimen dapat merusak dan • Bisnis pariwisata • Turis berhenti datang
lahan menyebabkan sedimen mengalir ke lautan yang bahkan membunuh terumbu karang. setempat (mis. karena kerusakan alam.
berdampak pada terumbu karang. penyedia akomodasi • Pendapatan pariwisata
dan transportasi) berkurang.
• Masyarakat setempat
Limbah yang • Infrastruktur tidak mampu mengikuti peningkatan • Sampah di buang ke laut sehingga merusak • Bisnis pariwisata • Turis berhenti datang
tidak dikelola limbah yang dihasilkan dari peningkatan sektor karang dan membunuh hewan laut. setempat (mis. karena kerusakan alam.
pariwisata. penyedia akomodasi • Pendapatan pariwisata
• Penduduk setempat tidak memiliki infrastruktur dan transportasi) berkurang.
yang memadai untuk membuang limbahnya.
Masyarakat tidak • Masyarakat setempat tidak mengetahui batas dan • Memancing di zona pariwisata dapat • Bisnis pariwisata • Turis berhenti datang
mengetahui KKP zona KKP. berdampak buruk terhadap pengalaman setempat (mis. karena pengalaman negatif.
dan zonanya wisatawan. penyedia akomodasi • Pendapatan pariwisata
• Penangkapan ikan di zona terlarang akan dan transportasi) berkurang.
menghalangi proses bertelurnya ikan dan • Nelayan. • Penghasilan nelayan
proses rehabilitasi populasi ikan. berkurang.
Erosi • Membuat bangunan di area pantai yang terlalu • Luas pantai berkurang. • Bisnis pariwisata • Bangunan yang rusak
dekat dengan laut. • Bangunan tidak memiliki ketahanan setempat. karena rusaknya tanah.
• Penambangan pasir dari daerah pesisir yang mudah terhadap bencana alam. • Masyarakat setempat • Penurunan sektor
mengalami erosi. pariwisata.
41

Pariwisata bahari ada untuk dapat dinikmati orang-orang


secara bertanggung jawab dan sadar terhadap lingkungan
serta keberagamannya. Ini merupakan salah satu pemanfaatan
sumber daya alam laut, yang dimana perlu pengelolaan yang
hati-hati dan disini Kawasan Konservasi Perairan memberikan
dasar yang jelas bagi para pemangku kepentingan untuk
memastikan peran dari masing-masing berkontribusi
terhadap keberlanjutan.

(BAPAK) RENDRA HERTIADHI


Spice Island Divers, Ambon Maluku
42 PART II: ENGAGING IN SUSTAINABLE TOURISM—2 HOW CAN I ENGAGE IN SUSTAINABLE TOURISM IN MY MPA?

BAGIAN II
KETERLIBATAN DI PARIWISATA BERKELANJUTAN
2.1 Bagaimana kita bisa ikut terlibat dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan di Kawasan Konservasi Perairan?
2.2 Bagaimana organisasi kemasyarakatan dapat membuat perbedaan positif dalam KKP?
2.3 Tinjauan KKP dan Kasus Pariwisata Berkelanjutan
Komodo
Bunaken
Nusa Penida
Gili Matra
Bentang Laut Kepala Burung, Raja Ampat
2.4 Pentingnya menciptakan pengalaman unik bagi wisatawan
2.5 Kode Etik Untuk Operator Pariwisata Berkelanjutan di Dalam Kawasan Konservasi Laut
BAGIAN II: KETERLIBATAN DI PARIWISATA BERKELANJUTAN 43

2.1 BAGAIMANA KITA BISA IKUT TERLIBAT DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA BERKELANJUTAN DI
KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN?

Mengembangkan KKP sebagai tujuan wisata berkelanjutan adalah upaya bersama antara sektor publik dan swasta. Ada peran yang berbeda-beda
untuk berbagai pihak, misalnya pemerintah desa yang berlokasi di dekat atau di dalam KKP memiliki peran berbeda dengan operator tur yang
berbasis di luar daerah.

Pemerintah – desa, kabupaten, provinsi dan pusat - dapat membuat Wisatawan dapat memilih untuk mendukung bisnis yang sadar
peraturan bagi penduduk dan pengunjung untuk menghormati batas- lingkungan yang mematuhi peraturan KKP. Mereka juga dapat membeli
batas KKP dan zona di dalamnya. Mereka juga memantau penegakan kerajinan tangan dan suvenir langsung dari masyarakat setempat.
peraturan ini.
Pada akhirnya, dengan bekerja bersama, semua pemangku kepentingan ini
Hotel, homestay, wisma dan restoran dapat mencegah dampak bisa mendapatkan keuntungan dengan KKP yang berfungsi dengan baik.
negatif terhadap KKP, karena misalnya pengelolaan limbah dari tamu
mereka yang mengalir ke laut, dan juga membawa pengunjung yang dapat Unit Pengelolan KKP, seperti misalnya UPTD, adalah elemen
berkontribusi secara finansial ke KKP dengan membayar biaya masuk atau penting dari tata kelola KKP. UPTD misalnya, merupakan bagian dari
jenis biaya lainnya. Pemerintah Provinsi dan merupakan pelaksana kegiatan tata kelola,
administrasi dan programatik KKP. Kepala UPTD dapat berkoordinasi
Operator selam (Dive center) dapat menjadi sumber pekerjaan baru dengan Gubernur melalui Sekretaris Daerah Provinsi. Jika ada
bagi masyarakat setempat serta mitra yang dapat berkontribusi dalam perubahan dalam KKP, UPTD pengelolaanya bertanggung jawab untuk
pembersihan laut dan pantai. menginformasikannya kepada pelaku bisnis dan masyarakat setempat.
Mereka juga bertanggung jawab untuk melakukan kegiatan pemantauan
Operator tur/ Biro perjalanan wisata dapat membuat paket wisata kondisi biofisik.
baru yang memasukkan KKP sebagai salah satu destinasi wisatanya,
berkontribusi secara finansial terhadap anggaran operasional KKP, dan juga
memilih untuk bermitra dengan akomodasi lokal, membantu bisnis lokal
Pastikan untuk selalu mengecek ke UPTD sebagai pengelola KKP yang
untuk berkembang. bertanggung jawab atas Kawasan konservasi untuk mendapatkan berita terbaru.
44 BAGIAN II: KETERLIBATAN DI PARIWISATA BERKELANJUTAN

Bagaimana pemangku kepentingan yang berbeda dapat mendukung pariwisata berkelanjutan di KKP?

Pemerintah Desa Kementrian Pariwisata DKP Provinsi

Pastikan desain dan bangunan desa yang baik. Mengintegrasikan topik pariwisata berkelanjutan Menyediakan personel
Masukkan rencana pengembangan pariwisata berbasis masyarakat dalam dalam proses perencanaan dokumen - Rencana penegak hukum untuk KKP.
anggaran desa - Rencana Pengelolaan Jangka Menengah Desa (RPJMDES) Induk Pengembangan Pariwisata Nasional Alokasikan anggaran untuk
(RIPPARNAS) operasi UPTD.
Dapat menentukan suatu lokasi yang dapat dijadikan tempat pengolahan
daur ulang. Mempromosikan kode etik untuk praktik
pariwisata berkelanjutan
Buat komposter mini untuk limbah organik
Alokasikan anggaran untuk pariwisata berbasis
Mendedikasikan sebagian dari anggaran desanya untuk meminimalkan
masyarakat dan pengembangan pariwisata
ancaman terhadap KKP, seperti pengelolaan limbah
berkelanjutan
Dorong masyarakat untuk berpartisipasi dalam gugus tugas masyarakat dan
Alokasikan anggaran untuk penegakan hukum
kelompok manajemen misalnya POKMASWAS dan POKDARWIS
dan pemantauan di Kawasan Konservasi Perairan
Gunakan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) untuk mengelola kelompok
wisata berbasis masyarakat (POKDARWIS)
Buat peraturan lokal agar masyarakat setempat mematuhi zona MPA.
Mengadakan kegiatan pembersihan pantai

Environment Social Economic


BAGIAN II: KETERLIBATAN DI PARIWISATA BERKELANJUTAN 45

Dinas Pariwisata Hotel, homestay dan wisma Operator Selam

Integrasikan topik pariwisata Ikuti peraturan KKP. Ikuti peraturan KKP.


berkelanjutan dalam Rencana Pasang komposter organik. Gunakan alat tambat apung (mooring buoy).
Induk Pengembangan Pariwisata
Buat deposit daur ulang. Bantu pelihara alat tambat apung (mooring buoy).
Daerah (RIPDA) dan anggaran
tahunannya. Contohnya: Minimalkan penggunaan botol plastik untuk air, Berpartisipasi dalam kegiatan pemantauan KKP.
kemasan plastik, dan alat makan plastik. Laporkan setiap insiden saat zona KKP tidak dipatuhi.
pelatihan untuk masyarakat
lokal tentang pengelolaan Pasang keterangan informasi tentang KKP beserta Ikuti kode etik selam yang bik.
limbah; spesies penting dan upaya konservasi.
Menjawab tamu singkat tentang KKP, upaya konservasi lokal dan
pemasangan tempat sampah Gunakan bahan bangunan berkelanjutan untuk spesies utamanya.
di pantai dengan jumlah bangunan
Minimalkan penggunaan botol plastik untuk air, kemasan plastik, dan
wisatawan yang tinggi; Mambuat kegiatan pembersihan pantai secara rutin. alat makan plastik
pelatihan wisma lokal dan Beli makanan yang diproduksi secara lokal. Mambuat kegiatan pembersihan bawah air.
pemilik homestay tentang Mempekerjakan dari masyarakat setempat Membayar biaya konservasi untuk setiap tamu.
zonasi KKP;
Latih masyarakat setempat keterampilan baru. Menawarkan produk dan layanan yang disediakan oleh kelompok
pelatihan operator selam
Beli ikan yang ditangkap secara lokal dalam pedoman masyarakat misalnya POKDARWIS.
lokal tentang kode etik selam
keberlanjutan. Menyewa pemandu selam dari komunitas lokal.
yang baik.
Beli kerajinan tangan dan suvenir dari produsen lokal Latih anggota masyarakat setempat dalam keterampilan menyelam.
di sekitar KKP.
Beli makanan dari produsen lokal saat di pulau-pulau terpencil.

Environment Social Economic


46 BAGIAN II: KETERLIBATAN DI PARIWISATA BERKELANJUTAN

Restoran Operator Wisata

Ikuti peraturan KKP. Ikuti peraturan KKP.


Pasang komposter organik. Masukkan informasi tentang KKP, spesies penting dan upaya konservasi.
Buat deposit daur ulang. Ikuti praktik lingkungan yang baik, seperti batas kecepatan kapal, tidak mengejar
Minimalkan penggunaan botol plastik untuk air, kemasan plastik, dan alat makan dan mengganggu hewan.
plastik Gunakan bahan bangunan berkelanjutan untuk bangunan.
Pasang keterangan informasi tentang KKP beserta spesies penting dan upaya Mendidik tamu tentang KKP dan kode etik.
konservasi. Pilih restoran milik lokal yang mengikuti pedoman makanan laut berkelanjutan.
Gunakan bahan bangunan berkelanjutan untuk bangunan. Masukkan tur pulau di dalam KKP.
Beli makanan yang diproduksi secara lokal. Pilih hotel kecil, wisma dan homestay milik masyarakat setempat
Beli ikan yang ditangkap secara lokal dalam pedoman keberlanjutan. Mempekerjakan masyarakat setempat
Mempekerjakan masyarakat setempat Latih anggota masyarakat setempat dalam keterampilan baru.
Latih anggota masyarakat setempat dalam keterampilan baru. Menawarkan produk dan layanan yang disediakan oleh POKDARWIS.
Menawarkan produk dan layanan yang disediakan oleh POKDARWIS.

Environment Social Economic


47

Edukasi Konservasi Bahari dan Aksi Bersih Pantai di Konda. Foto ©Siti Yasmina Enita
48 BAGIAN II: KETERLIBATAN DI PARIWISATA BERKELANJUTAN

2.2 BAGAIMANA ORGANISASI KEMASYARAKATAN DAPAT MEMBUAT PERBEDAAN POSITIF DALAM KKP?

Masyarakat yang bertempat tinggal di dalam dan sekitar Kawasan Konservasi Perairan adalah salah satu kunci untuk memastikan keberhasilan
tujuan KKP dalam jangka panjang. Peraturan di Indonesia memberi pengakuan berbagai jenis organisasi kemasyarakatan untuk terlibat dalam
pengelolaan KKP, dengan mendukung keterlibatan dari masyarakat. Terdapat dua kelompok masyarakat yang saat ini aktif di banyak KKP di
seluruh Indonesia yaitu POKMASWAS dan POKDARWIS, walaupun demikan hal ini tidak menutup kemungkinan untuk kelompok masyarakat
lainnya untuk terbentuk membentuk kelompok di masa mendatang.

Hotel, wisma tamu, operator selam, dan operator wisata lainnya dapat bermitra dengan kelompok masyarakat, memberikan wisatawan
kesempatan unik untuk terlibat dengan masyarakat saat berlibur. Contoh-contoh ini dapat menginspirasi masyarakat di lokasi dan bisnis lain
untuk membentuk kemitraan kreatif.

Kelompok Masyarakat Pengawas (POKMASWAS) Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS)


Kelompok Masyarakat Pengawas, yang dikenal sebagai Kelompok Sadar Wisata, yang dikenal sebagai POKDARWIS adalah
POKMASWAS adalah satuan tugas di bawah arahan Dinas Kelautan kelompok masyarakat di tingkat desa yang dapat dibentuk di bawah
dan Perikanan di tingkat Provinsi. POKMASWAS bertanggung jawab Badan Usaha Milik Desa (BUMDES). Sebagai bagian dari BUMDES,
untuk melakukan pemantauan dan kegiatan lain yang terkait dengan POKDARWIS berhak mendapatkan alokasi dari anggaran desa.
pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan. POKMASWAS terdiri POKDARWIS juga dapat dibentuk terpisah dari struktur desa, dan
dari perwakilan dari masyarakat lokal dan pemerintah. Kelompok diorganisir secara independen oleh kelompok masyarakat di desa
ini adalah bentuk integrasi dan pengelolaan bersama untuk tersebut.
meningkatkan efektivitas pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan.
POKDARWIS dapat didirikan dengan rekomendasi dari kepala desa
POKMASWAS di Pulau Ay di Provinsi Maluku misalnya, melakukan kepada Dinas Pariwisata Kabupaten / Kota, yang bertanggung jawab
patroli di sekitar KKP setiap minggu untuk memeriksa apakah ada untuk memberikan dasar hukum bagi POKDARWIS untuk beroperasi.
penangkapan ikan yang terjadi di zona larangan menangkap ikan. Setelah memperoleh persetujuan hukum dari Dinas Pariwisata,
Mereka juga melakukan patroli di malam hari di area pantai di lokasi POKDARWIS dapat beroperasi untuk mengelola dan mengembangkan
sarang penyu untuk memastikan mereka penyu tidak terganggu. kegiatan pariwisata berbasis masyarakat. Dengan memiliki status
hukum, POKDARWIS juga dapat menerima dukungan langsung dari
BAGIAN II: KETERLIBATAN DI PARIWISATA BERKELANJUTAN 49

Kementerian, terutama dari Kementerian Pariwisata dan Kementerian


Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. POKDARWIS terdiri dari
anggota komunitas lokal yang tinggal di desa tempat POKDARWIS
berada. POKDARWIS dapat mengelola anggaran dan kegiatannya di
bawah pengawasan langsung dari BUMDES dan pemerintah desa.

POKDARWIS di desa Galo-Galo di kabupaten Morotai, Provinsi Maluku


Utara menawarkan wisata snorkeling di daerah sekitar desanya. Tur
snorkeling diatur melalui rotasi nelayan yang memiliki perahu yang cocok
untuk membawa wisatawan dan peralatan snorkeling. LSM Reef Check
Indonesia, dengan dukungan dari Proyek USAID SEA, melatih anggota
POKDARWIS tentang praktik terbaik utuk melakukan snorkeling dan
teknik pengarahan. Bersama dengan anggota POKDARWIS, Reef Check
memetakan tempat snorkeling terbaik. Reef Check menyumbangkan
peralatan snorkeling (masker, sirip, dan snorkel) ke POKDARWIS sebagai
investasi awal mereka. Pendapatan dari wisata snorkeling dibagi antara
nelayan dan POKDARWIS.

POKDARWIS di Mare telah menciptakan jaringan homestay. Sekitar 20


penduduk desa telah melengkapi kamar tambahan di rumah mereka
untuk menerima wisatawan. LSM Reef Check Indonesia, dengan
dukungan dari Proyek SEA USAID, melatih pemilik rumah untuk
menyiapkan kamar bagi tamu dan dasar-dasar keramahtamahan. Melalui
sistem rotasi, POKDARWIS berupaya memastikan bahwa semua
pemilik rumah menerima jumlah tamu yang sama. POKMASWAS Siganoi Sorong Selatan, Papua Barat. Foto© Ridwan Putra
50 BAGIAN II: KETERLIBATAN DI PARIWISATA BERKELANJUTAN

2.3 TINJAUAN KKP DAN KASUS PARIWISATA BERKELANJUTAN

Terdapat beberapa KKP di Indonesia yang telah menjadi destinasi wisata terkenal bagi wisatawan. Pada bagian ini kita akan melihat 5 contoh
taman nasional serta kawasan konservasi perairan dari Indonesia, sehingga kita bisa mendapatkan perspektif lebih lanjut mengenai gambaran dan
tantangan dalam menerapkan strategi pariwisata berkelanjutan.

Kami memilih Komodo, Nusa Penida, Bunaken, Gili Matra dan Raja Ampat, karena lokasi-lokasi ini menawarkan peluang untuk membandingkan
kinerja berbagai unit manajemen dari waktu ke waktu. Pada halaman-halaman berikut, kami akan memaparkan bagaimana mereka mengembangkan
daerah-daerah ini dari waktu ke waktu, jenis badan pengelola, tantangan dan dampak pariwisata, pertumbuhannya serta beberapa praktik terbaik
yang dapat disesuaikan dengan berbagai area perlindungan. Memahami pelajaran dari lokasi-lokasi ini dapat membantu Anda untuk merancang
pengembangan pariwisata di KKP di dekat anda.
BAGIAN II: KETERLIBATAN DI PARIWISATA BERKELANJUTAN 51

Badan pengelola TN
Pembuatan Bunaken digantikan
Prakarsa oleh Balai Taman Transisi UPT
Taman Nasional Pengelolaan Nasional Bunaken Nusa Penida
Laut Komodo Transisi MPA dari tingkat
Gili Matra Kolaboratif
didirikan pengawasan Gili kabupaten ke
didirikan Komodo Matra provinsi

1980 1993 2003 2009 2014 2018

1991 2000 2004 2010 2015

Taman Nasional Mekanisme


Jejaring KKP Raja
Laut Bunaken Pembiayaan
Ampat didirikan
didirikan KKP Nusa Berkelanjutan
Manajemen Penida didirikan
TN Bunaken didirikan
terstruktur berubah
menjadi badan
manajemen lokal
52 BAGIAN II: KETERLIBATAN DI PARIWISATA BERKELANJUTAN

a. Komodo

Taman Nasional Komodo dipilih sebagai salah satu dari 7 Keajaiban Peta Zonasi Taman Nasional Komodo
Alam yang baru oleh UNESCO. Lokasi ini adalah rumah bagi Komodo -
kadal raksasa yang tidak dapat ditemukan di tempat lain di dunia ini dan
memiliki daya tarik ilmiah yang besar untuk dipelajari dari segi evolusi
mereka. Perairan di sekitar Pulau Komodo memiliki keanekaragaman
hayati laut yang kaya dan juga merupakan bagian dari Segitiga Terumbu
Karang, suatu area dengan keanekaragaman hayati laut terumbu karang
terkaya di dunia dan mega fauna seperti, pari manta, penyu, paus,
lumba-lumba, dan duyung.

Taman Nasional Komodo secara resmi ditetapkan sebagai Taman


Nasional pada tahun 1980. Luas cakupan awalnya yaitu 72.000 ha lalu
kemudian diperluas menjadi 219.322 ha pada tahun 1984 dikarenakan
perluasan wilayah laut dan bagian dari daratan Flores. Di bawah ini
adalah peta Taman Nasional Komodo dan zona saat ini.

Zona Inti Zona Pemanfaatan Zona Khusus Pemukiman


Khusus Pelagis Masyarakat Tradisional
Zona Rimba
Zona Perlindungan Bahari Zona Khusus Penelitian Zona Pemanfaatan
Zona Pemanfaatan Wisata Daratan dan Pelatihan Daratan Traditional Daratan

Zona Pemanfaatan Wisata Bahari Zona Khusus Penelitian Zona Pemanfaatan


dan Pelatihan Bahari Tradisional Bahari

Sumber: Balai Taman Nasional Komodo, 2000.

Tipe Kawasan: Taman Nasional Laut


Tahun Penetapan: 1980
Luas Kawasan Dilindungi: 219.322 hektar
BAGIAN II: KETERLIBATAN DI PARIWISATA BERKELANJUTAN 53

PERTUMBUHAN PARIWISATA Pada tahun 2003, pemerintah menyetujui pembentukan Prakarsa


Jumlah pengunjung ke Komodo meningkat secara drastis dari Pengelolaan Kolaboratif Komodo dan pembentukan perusahaan
36.000 pengunjung pada tahun 2009 menjadi 176.830 pengunjung bersama antara TNC dan PT Putri Naga Komodo untuk melanjutkan
pada tahun 2018 - peningkatan mengejutkan sebesar 391%. Pada proses perencanaan bisnis24. Dibawah pantauan Departmen
awalnya, peraturan di Taman Nasional Komodo tidak mengizinkan Kehutanan (sekarang Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan),
pengembangan pariwisata di dalam Taman Nasional. Akibatnya, Labuan Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam
Bajo, kota terdekat dengan Komodo, menjadi pusat akomodasi, (sekarang Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan
restoran, dan operator hotel. Labuan Bajo yang dahulunya merupakan Ekosistemnya) serta PT. Putri Naga Komodo dapat beroperasi di
desa nelayan yang tenang telah berubah menjadi hotspot pariwisata, bawah payung skema kolaborasi manajemen.,
menampung lebih dari 140 akomodasi mulai dari hotel bintang 5 hingga
hotel dan penginapan milik lokal yang lebih kecil - termasuk jaringan Pengelolaan Taman Nasional Komodo secara hukum merupakan
hotel besar seperti resor AYANA yang menawarkan paket mewah. tanggung jawab pemerintah pusat, khususnya Kementerian Lingkungan
Peraturan yang melarang pembangunan akomodasi di Taman Nasional Hidup dan Kehutanan, tetapi pemerintah provinsi NTT baru-baru
diubah pada tahun 2017, dan telah memacu perkembangan baru di ini menyuarakan niatnya untuk mengambil alih pengelolaan taman
wilayah tersebut. nasional dan pada akhir tahun lalu pemerintah pusat mengumumkan
kemungkinan rencana untuk menutup taman nasional bagi pengunjung
Menyelam atau snorkeling adalah salah satu atraksi utama, dan sebagian selama satu tahun untuk meningkatkan populasi komodo dan rusa,
besar operator pariwisata menawarkan paket untuk menyelam atau sumber makanan utama bagi komodo, dalam upaya melestarikan
snorkeling. Dengan demikian, pemantauan jumlah pengunjung dan ekosistem wilayah tersebut sambil melakukan renovasi.
dampaknya terhadap ekosistem sangat penting bagi ekosistem laut.
Saat itu, PKA25 Balai Taman Nasional Komodo dan PT. Putri Naga
PENGELOLAAN Komodo bekerja bersama untuk melindungi sumber daya Taman
Taman Nasional Komodo telah mengalami beberapa perubahan Nasional yang luas. PT. Putri Naga Komodo (PNK) adalah perusahaan
manajemen sejak didirikan pada tahun 1980. Pada tahun 1995, LSM bersama. Di bawah Prakarsa Pengelolaan Kolaboratif Komodo (KCMI)
The Nature Conservancy (TNC) mulai melaksanakan program yang didanai Bank Dunia, PNK bekerja sama dengan otoritas Taman
konservasi yang mencakup kegiatan seperti peningkatan kesadaran, Nasional Komodo bekerja untuk melindungi keanekaragaman hayati
pembangunan konstituensi, pemantauan penangkapan ikan dengan laut dan darat yang unik serta mengembangkan Taman Nasional
bahan peledak yang merupakan salah satu ancaman utama di Taman Komodo sebagai tujuan ekowisata untuk kepentingan masyarakat lokal
Nasional Komodo. dan generasi masa depan.

24
HK/42/Tahun 2003.
25
Perlindungan dan Konservasi Alam
54 BAGIAN II: KETERLIBATAN DI PARIWISATA BERKELANJUTAN

DAMPAK
Ada dampak positif dan negatif yang dihasilkan dari pertumbuhan pariwisata.

Dampak Positif Negatif

Lingkungan • Perlindungan hukum terhadap 219.322 hektar habitat • Meningkatnya permintaan akan makanan laut termasuk penggunaan teknik
laut yang merupakan rumah bagi biota karismatik seperti penangkapan ikan yang merusak, misalnya penggunaan dinamit di dalam Taman
duyung dan pari manta. Nasional Komodo masih terjadi.
• peningkatan biomassa ikan • Peningkatan sampah plastik dan limbah manusia serta oli mesin yang memasuki
• meningkatkan penangkapan ikan di luar KKP laut.
• Penurunan yang signifikan dalam tingkat historis • Kepadatan pada lokasi tertentu baik di darat maupun di laut menyebabkan
penangkapan ikan ilegal dan merusak yang merajalela di degradasi ekosistem dan habitat.
tahun-tahun sebelumnya di pulau-pulau tersebut
Sosial • Masuknya transmigrasi domestik dan ekspatriat ke dalam • Komunitas tradisional mengalami pengaruh dari luar, mengurangi kebiasaan
kawasan untuk mencari pekerjaan sebagai hasil dari tradisional.
pertumbuhan pariwisata • Meningkatnya akses dan ketersediaan perangkat televisi, radio, dan mobilitas yang
• Protes dari warga terhadap dua pengembang swasta yang meningkat mempercepat laju perubahan.
ditetapkan untuk membangun restoran dan akomodasi di • Kepadatan di banyak lokasi atraksi utama baik di dalam maupun di bawah air
Kepulauan Komodo pada tahun 2018 menyebabkan pengalaman pengunjung yang tidak menyenangkan
• Peningkatan standar hidup orang-orang yang tinggal di • Protes dari warga terhadap dua pengembang swasta yang ditetapkan untuk
daerah tersebut membangun restoran dan akomodasi di Kepulauan Komodo pada tahun 2018.26
Ekonomi • Peningkatan pemasukan ke dalam daerah • Peraturan Taman Nasional Komodo tidak mengizinkan akomodasi atau jenis
• Diperoleh pendapatan sebesar Rp 32 miliar dari kunjungan pembangunan lain apa pun di dalam batas-batas Taman Nasional.
wisata ke Taman Nasional pada tahun 2018, meningkat dari • Meningkatnya peluang kerja di sektor perhotelan (hotel, restoran) untuk melayani
Rp 29 miliar pada tahun sebelumnya. pengunjung yang datang, tetapi kebanyakan staf adalah pendatang daripada
masyarakat setempat.
• Tingkat inflasi yang tinggi, biaya hidup semakin mahal terutama dibandingkan
dengan 10 tahun yang lalu..
• Relatif, terjadi korupsi dalam cara penggunaan dan pengelolaan retribusi antara
perusahaan swasta dan pemerintah.

26
Mongobay.com, Bassten Gokkon, August 2018
BAGIAN II: KETERLIBATAN DI PARIWISATA BERKELANJUTAN 55

TANTANGAN Koalisi sektor swasta untuk mempromosikan penyelaman


Mengatasi praktik penangkapan ikan yang merusak dan ilegal adalah yang aman dan berkelanjutan. Dive Operators Komodo
salah satu tantangan utama Taman Nasional Komodo sejak didirikan. (DOCK) adalah organisasi yang terdiri dari operator selam lokal
Pertumbuhan populasi, dan dampak yang terkait, seperti peningkatan yang merasa perlu untuk mulai bekerja sama untuk memasang
sampah dan limbah rumah tangga, juga merupakan ancaman bagi alat tambat apung (mooring buoy) baru di Taman Nasional;
Taman Nasional. Selain itu, peningkatan pariwisata yang cepat di antara tahun 2001 dan 2006, terdapat 46 tambatan baru yang
daerah tersebut mengancam ekosistem laut. ditempatkan di dalam Taman Nasional dan alat tambat apung
yang lama diperbaiki. Di dalam organisasi terdapat anggota aktif
Rencana pengelolaan saat ini belum dikelola secara efektif dan sebanyak 16 operator selam yang sepenuhnya berkontribusi
rencana zonasi yang komprehensif belum diselesaikan. pada operasional taman nasional. Anggota DOCK telah setuju
untuk menerapkan panduan penyelaman yang lebih ketat untuk
memastikan bahwa operasi mereka sesuai dengan praktik terbaik
PRAKTIK YANG BAIK penyelaman internasional dan juga berkomitmen untuk terus
mengikuti standar yang disyaratkan dalam kegiatan yang dinamis
Perlindungan daerah oleh jagawana. Komitmen penjaga
dan berkembang pesat ini.
alam oleh masyarakat, yang disebut Jagawana, telah menunjukkan
komitmen masyarakat untuk melestarikan daerah tersebut.
DOCK juga melakukan kegiatan pemantauan dan
Jagawana bekerja dari jam enam pagi sampai jam lima sore
melakukan sosialisasi kepada masyarakat di dan sekitar
membimbing para turis melalui area daratan Taman Nasional
Taman Nasional Komodo untuk meningkatkan kesadaran
Komodo. Jagawana ber tugas di Kepulauan Komodo dengan
tentang pengelolaan sampah. Melalui penggunaan media sosial
pengetahuan yang cukup tentang pulau-pulau tempat tinggal
- Facebook dan Instagram - mereka menjalankan kampanye untuk
komodo sampai kebiasaan hewan purba ini.
meningkatkan kesadaran masyarakat lokal dan bisnis tentang
mengenai topik keselamatan, pengurangan limbah, dan praktik
pengelolaan limbah.
56 BAGIAN II: KETERLIBATAN DI PARIWISATA BERKELANJUTAN

b. Bunaken

Taman Nasional Bunaken mencakup 89.065 hektar area yang terdiri Peta Zonasi Pulau Bunaken, Taman Nasional Bunaken
dari daratan (3%) dan laut (97%). Taman Nasional ini terletak relatif
dekat dengan Manado, Provinsi Sulawesi Utara. Taman Nasional ini
terdiri dari lima pulau yaitu Bunaken, Manado Tua, Siladen, Montehage
dan Nain. Kawasan konservasi ini merupakan bagian dari wilayah Indo-
Pasifik yang menampung keanekaragaman hayati laut tertinggi di dunia.
Hal ini menjadi alasan utama mengapa daerah ini dilindungi. Daerah ini
merupakan rute migrasi beberapa hewan yang dilindungi dan memiliki
nilai ekonomi tinggi bagi sektor perikanan dan pariwisata. Selain
keanekaragaman hayati, Taman Nasional Bunaken juga merupakan
tempat dimana hewan langka dan terancam punah dapat ditemui
misalnya duyung, paus, penyu dan lumba-lumba.
• Setidaknya terdapat 58 genera dan sub-genera terumbu karang.
• Jumlah jenis ikan diperkirakan mencapai 2.000 spesies.
• Kedalaman air terdalam sekitar 1.360 meter terletak antara Manado
Tua dan Montehage.
• Terdapat sekitar 25 lokasi penyelaman di Bunaken Pemukiman Zona Tradisional
Zona Inti Zona Rimba
PERTUMBUHAN PARIWISATA Zona Pemanfaatan Pariwisata

Terdapat lebih dari 30 resor di pulau kecil Bunaken (8,08 kilometer Sumber: World Database on Protected Areas (WDPA) via ProtectedPlanet.net
persegi), menawarkan aktivitas penyelaman scuba dan snorkeling sebagai
daya tarik utama mereka. Sebagian besar akomodasi berukuran sedang
Tipe Kawasan: Taman Nasional Laut
- maksimal 40 kamar - dan tidak ada hotel bertingkat tinggi di pulau Tahun Penetapan: 1991
itu. Dulunya, destinasi wisata yang sepi ini menarik wisatawan terutama Luas Kawasan Dilindungi: 89.065 hektar
penyelam dari Eropa, namun saat ini sebagian besar pengunjungnya berasal
dari Cina dan Singapura, dengan berbagai pengalaman tingkat menyelam
dan snorkeling yang beragam. Tersedianya penerbangan langsung dari
kota-kota di Cina ke Manado - bandara terdekat ke Bunaken - telah
berkontribusi pada perubahan komposisi wisatawan di Bunaken.
BAGIAN II: KETERLIBATAN DI PARIWISATA BERKELANJUTAN 57

Kementerian Pariwisata Indonesia menetapkan Sulawesi Utara sebagai daerah (20% dari pendapatan) dan sisanya dialokasikan untuk
rising star dari sektor pariwisata Indonesia pada tahun 2019, karena operasional dan upaya konservasi Taman Nasional.
industri pariwisatanya telah mencatat pertumbuhan sebesar 600% selama Pada 2014, DPTNB diubah dan digantikan oleh Balai Taman Nasional
empat tahun terakhir. Sekitar 120.000 wisatawan asing mengunjungi Bunaken, diawasi oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Sulawesi Utara pada tahun 2018, naik dari 20.000 pada tahun 2015, 29
. Biaya masuk direvisi pada tahun 2015: IDR 150.000 per tahun atau
40.000 pada tahun 2016, dan 80 ribu pada tahun 201727. Bunaken IDR 50.000 per hari untuk pengunjung asing dan IDR 5.000 per hari
merupakan destinasi utama dan paling populer di Sulawesi Utara. untuk pengunjung domestik30. Pengunjung asing dapat memilih antara
Ada sekitar 10.000 hingga 12.000 wisatawan yang menyelam di biaya harian atau tahunan. Meskipun ada biaya masuk yang ditetapkan
Bunaken per tahun, sedangkan kapasitas maksimum hanya 8.000-9.000 oleh badan pengelola, kelompok nelayan mengenakan biaya tambahan
Rp50.000 untuk wisatawan yang mengunjungi Taman Nasional Bunaken.31
orang per tahun28. Hal Ini menunjukkan bahwa kegiatan wisata telah
melampaui daya dukung lingkungan. Tampaknya kontrol atas pengelolaan wilayah konservasi masih
tumpang tindih antara dua lembaga pemerintahan yang berbeda.
PENGELOLAAN Masyarakat setempat menuntut revisi untuk sistem pembayaran dan
Sejak didirikan, Taman Nasional Bunaken telah memiliki tiga pengelolaan kawasan konservasi, dan LSM menganggap pemerintah
struktur manajemen yang berbeda. Dari tahun 1991 hingga 2000, memiliki kapasitas yang kurang untuk mengelola Taman Nasional.
pengelolaan dan pendanaannya diperoleh dari pemerintah pusat. Ada juga isu-isu mengenai warga negara tertentu yang didorong
Pada tahun 2000, badan pengelola lokal yaitu Dewan Pengelolaan untuk mengunjungi Taman Nasional dengan paket liburan murah,
Taman Nasional Bunaken (DPTNB) dibentuk melalui peraturan telah membuat perjanjian khusus untuk tidak membayar biaya masuk
baru. Di bawah peraturan baru, biaya masuk kawasan adalah IDR sehingga membuat jengkel komunitas penyelam setempat. Selain
75.000 untuk pengunjung asing dan IDR 25.000 untuk pengunjung itu, wisatawan telah melaporkan berbagai degradasi lingkungan laut
domestik. Operator selam, melalui Asosiasi Olahraga Air Sulawesi karena kepadatan wisatawan berlebih serta penyelam dengan tingkat
Utara, bertanggung jawab untuk mengumpulkan biaya masuk orang keterampilan rendah dan perenang snorkel yang menyentuh terumbu
asing dan desa bertanggung jawab atas pengunjung domestik. DPTNB karang. Hal ini mengakibatkan buruknya reputasi komunitas penyelam
mengelola pendapatan biaya masuk yang dibagi antara pemerintah lokal dan mengurangi kunjungan wisatawan.

27
https://en.antaranews.com/news/127760/north-sulawesi-eyes-boosting-tourist-arrivals-through-bunaken-festival
28
Supit, A. (2007). Impact of tourism visit toward change of coral reefs condition in Bunaken Island North Sulawesi Province
29
https://www.liputan6.com/regional/read/2518380/pesona-bunaken-kian-meredup-ini-penyebabnya?related=dable&utm_expid=.9Z4i5ypGQeGiS7w9arwTvQ.1&utm_
referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com%2F
30
https://travel.kompas.com/read/2016/07/23/191700427/Pemprov.Sulut.Pertanyakan.Retribusi.di.Bunaken
31
https://travel.kompas.com/read/2014/05/05/0807000/Turis.Keluhkan.Pungutan.di.Bunaken
58 BAGIAN II: KETERLIBATAN DI PARIWISATA BERKELANJUTAN

DAMPAK

Dampak Positif Negatif

Environmental • Degradasi terumbu karang akibat penggunaan jangkar.


• Penyelam pemula dan perenang snorkel yang menginjak karang.
• Limbah dari resor dan oli mesin.

Social • Status kepemilikan atas tanah penduduk hilang karena investasi dan pengembangan.

Economic • Peluang kerja baru untuk masyarakat setempat. • Kebijakan yang tidak jelas dan implementasi sistem biaya yang membingungkan
• Pendanaan operasional Taman Nasional dari biaya masuk sehingga menimbulkan keresahan beberapa pihak.
Taman Nasional. • Kebocoran ekonomi dari investasi asing.

TANTANGAN PRAKTIK YANG BAIK


• Pengelolaan Taman Nasional yang tumpang tindih oleh berbagai Keterlibatan sektor swasta melalui Asosiasi Olahraga Air
badan yang berdampak pada usaha penegakan dan implementasi Sulawesi Utara (NSWA). NSWA terdiri dari 14 operator selam
dari rencana pengelolaan. sebagai anggota dan berfokus pada pendidikan, pembukaan lapangan
• Kesulitan dalam mengelola anggaran yang diterima dari Taman kerja dan penegakan zona di Taman Nasional. NWSA telah terlibat
Nasional karena pendapatan yang diterima harus melalui dalam kegiatan berikut ini: mendukung bisnis pariwisata dengan
pemerintah pusat dan kurangnya transparansi pada anggaran yang memperkerjakan penduduk desa, merekrut penduduk desa untuk
dialokasikan ke Taman Nasional. berpartisipasi dalam kegiatan patroli Taman Nasional, melarang
• Degradasi ekosistem laut dikarenakan intensitas tinggi dari kegiatan penggunaan jangkar, dan mendukung LSM untuk pemantauan ilmiah.
pariwisata seperti penyelaman, penggunaan jangkar, dan snorkeling.
Kepemimpinan sektor swasta dalam gerakan pembersihan
• Degradasi yang disebabkan oleh faktor-faktor lain seperti
area pesisir dan laut. Terdapat satu resor dan operator selam yang
penambangan terumbu karang dan penangkapan ikan
menjadi sorotan di Bunaken karena upayanya untuk mempromosikan
menggunakan sianida.
pembersihan pantai dan laut secara teratur. Resor Murex Dive
melakukan pembersihan rutin di tiga area pantai. Mereka menggunakan
jaring, mengumpulkan plastik dan sampah lainnya di lokasi penyelaman.
BAGIAN II: KETERLIBATAN DI PARIWISATA BERKELANJUTAN 59

c. Nusa Penida

Kepulauan Nusa Penida terletak di tenggara pulau Bali, Indonesia. Peta Zonasi Kawasan Konservasi Perairan Nusa Penida
Kecamatan Nusa Penida terdiri dari tiga pulau yaitu Nusa Penida,
Nusa Lembongan, dan Nusa Ceningan dengan 16 desa dan 46 desa
tradisional (adat). Sebanyak 45.580 penduduk tinggal di pulau ini
dan bergantung pada perikanan, budidaya rumput laut, wisata bahari
pertanian serta peternakan sebagai mata pencaharian utama mereka.
Kepulauan Nusa Penida ditetapkan sebagai KKP dengan tujuan untuk
melindungi ekosistem pesisir dan laut yang paling beragam di dunia
serta melestarikan ekosistem kepulauan seraya mempertahankan
mata pencaharian masyarakat. Nusa Penida memiliki 296 spesies
karang dan 576 spesies ikan serta habitat bagi spesies unik dan
karismatik seperti; penyu, hiu, lumba-lumba, paus, manta dan mola-
mola.
KKP Nusa Penida dicadangkan pada tahun 2010 melalui komitmen
Pemerintah Kabupaten Klungkung dan ditetapkan pada tahun 2014
oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan. Pada 2017, KKP Nusa
Penida ditempatkan di bawah yurisdiksi Pemerintah Provinsi Bali Alur Laut
sebagai implementasi penerapan UU No. 24 tahun 2014 tentang Titik Koordinat Batas Luar
Pemerintahan Daerah. Zona Inti Zona Budidaya Rumput Laut
Sistem zonasi Nusa Penida MPA terdiri dari empat zona dengan tujuh Zona Perikanan Bahari Khusus Zona Pelabuhan
sub-zona: zona inti, zona perikanan tradisional, zona wisata bahari, Zona Pariwisata Bahari Zona Perikanan Tradisional
zona sakral, zona wisata bahari khusus, zona budidaya rumput laut dan Zona Suci Terumbu karang
zona pelabuhan. Melalui sistem zonasi ini, 20.070 hektar area perairan
Sumber: Coral Triangle Atlas, 2013
di Nusa Penida dilindungi.
Tipe Kawasan: Kawasan Konservasi Perairan
Tahun Penetapan: 2010
Zona suci dalam sistem zonasi KKP Nusa Penida bertujuan untuk Luas Kawasan Dilindungi: 20,057 hektar
60 BAGIAN II: KETERLIBATAN DI PARIWISATA BERKELANJUTAN

menggabungkan pengetahuan lokal dan situs keagamaan tradisional. Di survei biologis dan sosial ekonomi, pemantauan, patroli pengawasan,
zona suci tersebut terdapat kegiatan keagamaan yaitu Nyepi Segara. pelatihan, penjangkauan publik, pemasangan pelampung tambat
Nyepi Segara atau Nyepi di laut adalah penghormatan bagi Dewa dan pencatat suhu, melakukan penelitian dan juga untuk membuat
Baruna (Dewa Laut Bali) dan satu hari dalam setahun, semua aktivitas dokumen perencanaan.
laut di KKP Nusa Penida dihentikan.
Nusa Penida ditetapkan sebagai KKP dengan tujuan melestarikan
biota dan ekosistem, memastikan keberlanjutan pariwisata serta
PERTUMBUHAN PARIWISATA
keberlanjutan mata pencaharian masyarakat. Semua tujuan
Penetapan suatu kawasan menjadi sebuah KKP menunjukkan bahwa pembentukan KKP ini dapat tercapai jika pengelolaan yang efektif
ada sesuatu yang penting dan unik di tempat tersebut yang perlu dilakukan. Unit Pengelola KKP Bali, KKP bersama dengan CTC serta
dilestarikan. Keunikan Nusa Penida telah menarik wisatawan untuk dukungan dari mitra berkomitmen untuk mendorong manajemen KKP
datang ke tempat ini. Keindahan pulau dan bawah lautnya telah yang efektif di Nusa Penida. Kegiatan pengelolaan seperti: pengawasan
menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk datang dan menikmati rutin dengan polisi laut dan Angkatan Laut Indonesia, pemantauan
pulau ini. Pengumpulan data dari Unit Pengelola KKP Bali dengan kesehatan terumbu karang, pemantauan pemanfaatan sumber daya,
Coral Triangle Center (CTC) pada 2019-2020 menunjukkan bahwa penelitian tentang Mola dan Manta, pengembangan kapasitas untuk
ada lebih dari 1.000 orang mengunjungi pulau itu dalam satu hari. para pengelola KKP, program penjangkauan dan penyadaran, dan
Pariwisata di Nusa Penida telah memberikan manfaat ekonomi yang program kelompok masyarakat bersama dilakukan untuk mengarah
sangat signifikan bagi masyarakat dan telah menjadi sumber mata pada manajemen yang efektif.
pencaharian utama bagi masyarakat pesisir di Nusa Penida. Selain
dampak ekonomi yang sudah dirasakan oleh masyarakat setempat, Tantangan utama dalam pengelolaan KKP Nusa Penida adalah dana
peningkatan kunjungan wisatawan juga memberi tekanan pada manajemen yang terbatas sementara aktivitas penggunaan semakin
pulau itu. Polusi plastik, kerusakan ekosistem, dan tekanan pada biota meningkat. Pengelolaan KKP Nusa Penida membutuhkan dana
perairan adalah beberapa hal yang terjadi di Nusa Penida sebagai setidaknya 1,7 miliar rupiah setiap tahun untuk manajemen minimum
akibat dari pengembangan pariwisata. dan untuk manajemen maksimum diperlukan sekitar 5 miliar rupiah
per tahun. Pendanaan saat ini dari alokasi dana pemerintah masih
PENGELOLAAN sangat minim sehingga pemenuhan dana manajemen masih didukung
oleh para pihak sebagai mitra kerja. Keterbatasan pendanaan ini perlu
Pada tahun 2008, The Nature Conservancy (TNC) memfasilitasi
segera ditindaklanjuti dengan mengembangkan mekanisme pendanaan
proses identifikasi potensi wilayah Kabupaten Nusa Penida untuk
yang berkelanjutan sehingga manajemen dapat lebih efektif. Tanpa
menjadi KKP dan Coral Triangle Center (CTC) mulai bekerja di
dukungan dana yang memadai, akan sulit untuk memastikan
kawasan tersebut sejak 2010. Lima tahun pertama di awal tahap
kesesuaian pola pemanfaatan dengan sistem zonasi KKP.
persiapan membutuhkan biaya sekitar US $ 100.000 per tahun untuk
BAGIAN II: KETERLIBATAN DI PARIWISATA BERKELANJUTAN 61

DAMPAK

Dampak Positif Negatif


Lingkungan • Perlindungan atas 20.057 hektar habitat laut yang merupakan tempat • Meningkatnya sampah plastik dan limbah dari kegiatan manusia.
tinggal bagi spesies karismatik seperti mola-mola dan pari manta. • Kegiatan snorkeling yang tidak bertanggung jawab, menyebabkan kerusakan.
Sosial • Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan • Bisnis tur kapal yang tidak mempekerjakan atau mengonsumsi produk dari
• Lapangan pekerjaan untuk masyarakat setempat Penangkapan ikan masyarakat setempat.
tradisional masih diperbolehkan di sebagian besar wilayah KKP.
Ekonomi • Pendirian usaha kecil yang dimiliki oleh masyarakat setempat seperti • Bisnis budidaya rumput laut masyarakat setempat berhenti disebabkan
homestay. penurunan kualitas air laut.

TANTANGAN Terdapat pula tantangan perihal tata kelola yang berdampak pada
Tantangan paling nyata yang ditemui di KKP Nusa Penida adalah kepadatan pengelolaan Nusa Penida, khususnya transisi UPT KKP dari tingkat
pariwisata akibat tingginya jumlah wisatawan yang mengunjungi KKP. kabupaten ke provinsi pada tahun 2018. Selama masa transisi, UPT tidak
menerima alokasi anggaran, dan oleh karena itu, tidak dapat melakukan
Peningkatan permintaan paket wisata sehari dari wisatawan yang kegiatan pemantauan dan pengawasannya.
berlibur di Bali telah mendorong pertumbuhan perusahaan wisata kapal
harian seperti Quicksilver, Bounty dan Bali Hai Cruise yang membawa
lebih dari 200 wisatawan per hari saat musim ramai. Perusahaan- PRAKTIK YANG BAIK
perusahaan ini menjalankan operasional secara mandiri sehingga hanya
Kode Etik untuk Berinteraksi dengan Mola. Mola merupakan
memberikan manfaat ekonomi sedikit hingga tidak sama sekali bagi
salah satu spesies paling menarik bagi penyelam yang mengunjungi
masyarakat setempat.
Nusa Penida. Kode Etik ini bertujuan untuk memberikan pengalaman
Kepadatan juga berkontribusi pada peningkatan produksi limbah di menyelam yang aman dengan tetap menjaga dampak seminimal
daerah tersebut. Tanpa sistem dan infrastruktur pengelolaan limbah yang mungkin untuk mola dan habitatnya. Kode etik ini dibuat sebagai upaya
tepat, banyak sampah berakhir di lautan menyebabkan citra buruk di bersama dari pemerintah, LSM dan mitra sektor swasta selam di Bali.
media masa tentang Nusa Penida.
Kemitraan dalam pemantauan kesehatan karang tahunan. Mitra
Selain itu, tidak adanya studi daya dukung untuk KKP membuat tidak operator selam di Nusa Penida bekerja sama dengan UPT KKP dan
mungkin untuk menentukan jumlah pengunjung yang diperbolehkan CTC untuk melakukan pemantauan kesehatan terumbu setiap tahunnya.
beroperasi di dalam KKP setiap tahun. Dengan demikian, tidak ada Diharapkan dengan melakukan kegiatan bersama ini, dukungan untuk
kontrol terhadap jumlah pengunjung yang menimbulan risiko bagi pengelolaan KKP Nusa Penida dapat dilakukan untuk jangka panjang dan
keberlanjutan jangka panjang dari lokasi ini sebagai destinasi wisata. mitra wisata selam memahami kondisi terumbu karang saat ini.
62 BAGIAN II: KETERLIBATAN DI PARIWISATA BERKELANJUTAN

d. Gili Matra

Taman Wisata Perairan Gili Matra (TWP) terdiri dari tiga pulau yaitu Peta Zonasi Kawasan Konservasi Perairan Gili Matra
Gili Meno, Gili Air, dan Gili Trawangan yang terletak di Lombok Utara,
Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Kehidupan laut yang beragam yang meliputi Hiu-karang sirip-hitam
(Carcharhinus melanopterus), Hiu-karang sirip-putih (Triaenodon
obesus), Lepu ayam (Pterois volitans), Belut-moray belang
(Gymnothorax moringa), Penyu hijau (Chleonia mydas), Penyu sisik
(Eretmochelys imbricata), berbagai jenis pari seperti Pari-elang tutul
(Aetobatus narinari), Pari manta (Manta alfredi) dan banyak lagi
ditemukan di Taman Wisata Perairan Gili Matra.33 Terumbu karang
di Gili Matra memiliki luas total 227,6 hektar atau sekitar luasan yang
sama dengan luas pulau Gili Trawangan. Rata-rata, karang keras di Gili
Matra mencakup 40,1% wilayah terumbu karang dan sisanya adalah
karang lunak. Ada sekitar 109 jenis karang keras dari 14 famili dan 44
genesis. Ekosistem rumput laut di TWP Gili Matra mencakup 44,5%
di wilayah pesisir di Gili Trawangan, 42,5% wilayah pesisir di Gili Meno Zona inti
dan 53,8% wilayah pesisir di Gili Air. Zona pelabuhan
Zona pemanfaatan
Zona perikanan berkelanjutan Zona rehabilitasi biorocks
PERKEMBANGAN PARIWISATA Sub Zona Perikanan Berkelanjutan Karang Ekosistem terumbu karang
Taman Wisata Perairan Gili Matra memiliki jumlah kunjungan
Sumber: Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional Kupang
wisatawan tertinggi di Nusa Tenggara Barat dengan 32,30%
dari total jumlah kunjungan wisata di Provinsi ini. Taman Wisata
Perairan ini tentu menjadi salah satu daya tarik utama pariwisata Tipe Kawasan: Taman Wisata Perairan
Nusa Tenggara Barat. Menurut data tahun 2014, Gili Trawangan Tahun Ditetapkan: 1993
umumnya menerima hingga 43.000 wisatawan per bulan.34 Selain Luas Kawasan Dilindungi: 2,954 hektar
itu, pertumbuhan kedatangan wisatawan ke Gili Matra meningkat

Gili Paradise. 2006. “Diving the Gili Islands Information”. [online] http://www.gili-paradise.com/gilis-information/dive-the-gilis/ [Accessed 1 August 2018 at 5.58pm]
33

National Geographic Indonesia. 2014. “Kunjungan Wisatawan ke Gili Trawangan Meningkat 30 Persen“. [online] Available at: http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/05/kunjungan-wisatawan-
34

ke-gili-trawangan-meningkat-30-persen. [Accessed 23 February 2017 at 2.20 pm]


BAGIAN II: KETERLIBATAN DI PARIWISATA BERKELANJUTAN 63

lebih dari 30% per tahun dan melihat ke belakang dari tahun 2011 pantai, masalah dengan pengelolaan limbah, pengembangan yang
hingga 2016, peningkatan keseluruhan selama kurun waktu 5 tahun tidak sah atau tidak sesuai izin, penangkapan ikan ilegal dan keresahan
tersebut tercatat melampaui 100% dalam peningkatan jumlah antara orang Indonesia dan orang Barat/Ekspatriat yang memiliki bisnis
kedatangan wisatawan.35 di Taman Wisata Perairan Gili Matra.
Gili Trawangan adalah pulau tersibuk dan lebih dikenal sebagai 'distrik
pesta' di Taman Wisata Perairan Gili Matra. Ada berbagai layanan PENGELOLAAN
yang ditawarkan di pulau-pulau di kawasan Taman Wisata Perairan Kawasan Gili Matra pertama kali didirikan pada tahun 1993. Pada
Gili Matra mulai dari akomodasi kelas rendah, menengah dan tinggi, tahun 2001, Gili Matra didirikan sebagai Kawasan Konservasi Cagar
operator selam, restoran, bar dan layanan pariwisata lainnya. Sebagian Alam Laut, di bawah pengawasan Kementerian Kehutanan Indonesia.
besar masyarakat lokal yang mendiami pulau-pulau tersebut umumnya Namun, pada 2009, pengawasan Gili Matra dialihkan ke Kementerian
mengandalkan industri pariwisata sebagai mata pencaharian mereka. Kelautan dan Perikanan Indonesia.36 Saat ini, Gili Matra dijadikan
Industri pariwisata telah mengalami pertumbuhan yang cepat dan sebagai Taman Wisata Perairan dan dikelola oleh Kementerian
tidak terkendali dalam beberapa tahun terakhir, yang menghasilkan Kelautan dan Perikanan Indonesia.
sejumlah dampak buruk termasuk degradasi terumbu karang, erosi

DAMPAK

Dampak Positif Negatif


Lingkungan • Degradasi terumbu karang dari penggunaan jangkar.
• Menginjak karang oleh perenang snorkel dan penyelam pemula.
• Meningkatnya limbah cair dan padat dari layanan akomodasi wisata di pulau-pulau
• Peningkatan limbah oli mesin yang tercemar di laut.
Sosial • Status kepemilikan tanah penduduk lokal yang hilang karena dorongan investasi dan pengembangan pariwisata.
• Komunitas lokal dipinggirkan dan 'disembunyikan' dari citra pariwisata.
• Kurangnya keterlibatan dari masyarakat lokal dalam pengelolaan pariwisata di pulau mereka.
• Degradasi budaya lokal dan kesenjangan sosial antara masyarakat lokal dan pelaku industri pariwisata.
Ekonomi • Peluang kerja baru untuk komunitas • Ketidakpastian kebijakan yang berlaku dan implementasinya
lokal. • Kebocoran ekonomi dari investasi asing.
• Pendanaan untuk kegiatan Kawasan • Kesenjangan ekonomi antara komunitas lokal dan ekspatriat/bisnis pariwisata
Konservasi Perairan dengan adanya biaya
masuk kawasan.

35
Department of Tourism North Lombok District.
36
BA. 01/Menhut-IV/2009 – BA. 108/MEN.KPIII/2009.
64 BAGIAN II: KETERLIBATAN DI PARIWISATA BERKELANJUTAN

TANTANGAN PRAKTIK YANG BAIK


Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan di Taman Wisata Gili Eco Trust dan SATGAS (Satuan Tugas). Gili Eco Trust
Perairan Gili Matra. Pergeseran pengelolaan Gili Matra telah adalah LSM lokal yang berbasis di Gili Trawangan yang berfokus
menghambat pengelolaan yang efektif. Selain itu, kurangnya sistem pada lingkungan berkelanjutan dan ekowisata. Sementara SATGAS
pengelolaan yang melibatkan para pelaku bisnis dan masyarakat lokal adalah satuan tugas yang dipimpin oleh masyarakat setempat yang
secara inklusif menjadikan lebih sulit bagi pemerintah untuk mengelola mendukung pemantauan di Taman Wisata Perairan Gili Matra. Secara
kawasan itu sendiri. Di sisi lain, unit pengelola Taman Wisata Perairan Bersama, Gili Eco Trust dan SATGAS telah menciptakan gerakan
Gili Matra tidak memiliki kantor di dalam kawasan. Unit pengelola bersama untuk mendidik, mempromosikan dan melibatkan bisnis di
memiliki kantor di Pelabuhan Pemenang, di daratan Lombok yang pulau-pulau Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air untuk berpartisipasi
membutuhkan biaya tambahan untuk pemantauan kawasan dan tidak dalam kegiatan lingkungan seperti pembersihan pantai secara teratur,
secara langsung dapat melihat apa yang terjadi di dalam Taman Wisata mengumpulkan sumbangan konservasi, melakukan kegiatan daur ulang,
Perairan tersebut. melakukan pemantauan terumbu karang, dan melakukan pengelolaan
limbah untuk bisnis. Namun, beberapa kegiatan mereka menjadi
Peran dan keterlibatan masyarakat lokal dalam industri
kontroversial setelah Gili Eco Trust menerapkan sumbangan sukarela
pariwisata. Dengan investasi asing yang besar di Gili Matra, masyarakat
ke operator selam untuk berkontribusi dan mendukung kegiatan
lokal terdesak ke tengah pulau dan kehilangan hak milik tanah mereka
konservasi di Gili Matra itu tanpa dasar hukum dan / atau persetujuan
karena desakan dan dorongan pengembang. Ini merupakan tantangan
dari pemerintah. Dana dari donasi sukarela ini digunakan untuk
besar terkait bagaimana cara menempatkan masyarakat lokal sebagai
mempertahankan operasi Gili Eco Trust dan SATGAS.
prioritas pengembangan pariwisata, karena mereka yang mendiami
pulau tersebut tidak menerima manfaat dan malah dipinggirkan dari
pengembangan industri pariwisata di pulau mereka.
65

Peta Zonasi TWP Gili Matra di Gili Trawangan, Lombok. Image ©Anton Muhajir
66 BAGIAN II: KETERLIBATAN DI PARIWISATA BERKELANJUTAN

e. Bentang Laut Kepala Burung, Raja Ampat

Raja Ampat adalah area kepulauan seluas 70.000 km² yang tergabung Kawasan Konservasi Perairan di Bentang Laut Kepala Burung,
dari daratan dan lautan. Raja Ampat memiliki lebih dari 1.500 pulau Papua Barat
kecil yang mengelilingi empat pulau utama Misool, Salawati, Batanta, dan
Waigeo, yang terletak di Provinsi Papua Barat. Kawasan perairannya
memiliki keanekaragaman hayati laut yang terkaya di bumi - terdapat
sekitar 75% dari total spesies karang dunia dan lebih dari 1.750 spesies
ikan terumbu karang. Selain habitat bawah laut, Raja Ampat di Papua
juga rumah bagi lebih dari setengah luasan hutan bakau di Indonesia,
dan sekitar 14% dari luas hutan bakau dunia. Selain pari manta, hiu dan
spesies laut penting lainnya, terdapat Abun yang merupakan pantai
tempat bersarang yang terbesar di dunia untuk penyu belimbing Pasifik
yang dimana saat ini sangat terancam punah.
LSM Internasional ternama seperti Conservation International, The
Nature Conservancy, WWF dan LSM lainnya telah mendukung
komunitas lokal dan pemerintah untuk membangun jejaring kawasan
konservasi sejak awal 2000-an. Jaringan Bentang Laut (BLKB) -Bird’s
Head Seascape- Papua terdiri dari 12 kawasan konservasi perairan
yang mencakup 3,6 juta hektar area. Masing-masing Kawasan Konservasi
Perairan secara formal berada dibawah pengelolaan badan pemerintah Sumber: Conservation International, 2018.
yang berbeda yaitu Pemerintah Daerah Provinsi Papua Barat,
Kementerian Kelautan dan Perikanan serta Kementerian Lingkungan Tipe Kawasan: Jaringan Kawasan Konservasi Bentang Laut Kepala
Hidup dan Kehutanan. Faktor pembeda yang berkontribusi pada Burung Raja Ampat yang mencakup 12 Kawasan Konservasi Perairan
keberhasilan penciptaan jaringan kawasan ini adalah kemauan dan di Raja Ampat
kesiapan politik - dari tingkat kabupaten dan provinsi - untuk melindungi Tahun Ditetapkan: 2004
Luas Kawasan Dilindungi: 3.6 Juta hektar
keanekaragaman hayati laut.
BAGIAN II: KETERLIBATAN DI PARIWISATA BERKELANJUTAN 67

Koalisi lebih dari 70 donor bergabung untuk menciptakan mekanisme Pariwisata tumbuh dengan rata-rata 30% per tahun. Dalam beberapa
pendanaan jangka panjang untuk jaringan Bentang Laut Kepala tahun terakhir, jumlah kapal liveaboard yang mengunjungi Raja Ampat
Burung. Hal ini tercipta karena adanya kerja sama skala global antara semakin banyak, menyebabkan kepadatan di area-area utama/inti
LSM, komunitas lokal, pemerintah provinsi dan kabupaten, serta Kawasan Konservasi di Raja Ampat. Belajar dari insiden kapal pesiar
bisnis pariwisata. Kerja sama tersebut merupakan fitur penting yang yang menabrak terumbu karang, maka peraturan baru perlu ditetapkan
berkontribusi pada pembentukan dan suksesnya koalisi ini. Peran untuk mengontrol jumlah pengunjung dan meminimalisir kerusakan
konservasi diserahkan dari LSM kepada pemerintah daerah setelah fase pada terumbu karang dan ekosistem.
pembangunan kapasitas melalui proses yang panjang untuk memastikan
kapasitas dan keahlian pemangku kepentingan lokal memadai, serta
mereka dapat menjadi pemimpin dalam penelitian dan pengelolaan PENGELOLAAN
Kawasan konservasi. Kemitraan antara Conservation International, Rare, The Nature
Conservancy, World Wide Fund for Nature (ID), World Wildlife Fund
(AS), dan Universitas Papua menciptakan program pemantauan ekologi
PERTUMBUHAN PARIWISATA di Bentang Laut Kepala Burung Papua (Bird’s Head Seascape). Sejak
Dikarenakan lokasi Raja Ampat yang tergolong jauh dan terpencil, tahun 2010, melalui kemitraan yang dimulai oleh CI, TNC, WWF-
jarak, ketersediaan, dan keterbatasan penerbangan berkontribusi ID, telah dilakukan pemantauan ekologis - kepadatan dan biomassa
pada pertumbuhan sektor pariwisata yang tergolong lambat. Regulasi populasi ikan dan pengukuran persentase tutupan karang - dalam
setempat memberlakukan pembatasan jumlah akomodasi yang sembilan KKP.
dapat beroperasi di Kawasan Konservasi Perairan sebanyak 20 saja.
Selain pemantauan ekologis, Bentang Laut Kepala Burung Papua (Bird’s
Akomodasi-akomodasi tersebut saat ini berfokus pada kegiatan
Head Seascape) memantau pola dan tren tata kelola sumber daya laut
menyelam dan snorkeling sebagai daya tarik utama, dan menjadikan
di delapan KKP yang mencakup empat Kabupaten di Papua Barat.
habitat bawah laut sebagai aset terpenting mereka. Untuk mendukung
pengembangan ekonomi lokal bersama konservasi laut, LSM telah Bentang Laut Kepala Burung Papua (Bird’s Head Seascape)
mendukung penciptaan jaringan homestay lokal sebagai penyedia menggunakan papan nilai dari Bank Dunia untuk menilai efektivitas
akomodasi. Selain penginapan berupa resort untuk kelas atas dan pengelolaan kawasan konservasi. Dari penilaian terakhir untuk tahun
homestay, terdapat lebih dari 70 kapal liveaboard yang beroperasi di 2016, menunjukkan bahwa secara umum, manajemen kawasan terus
perairan Raja Ampat. membaik, meskipun tingkat peningkatan bervariasi di antara setiap KKP
dalam jaringan tersebut.
68 BAGIAN II: KETERLIBATAN DI PARIWISATA BERKELANJUTAN

DAMPAK

Dampak Positif Negatif


Lingkungan • Pembentukan tim patroli lokal. • Meningkatnya sampah plastik dan limbah manusia
• Pengurangan praktik penangkapan ikan yang merusak menjadi kurang dari 1% mulai berdampak pada kesehatan lingkungan dan
• 90% pengurangan penangkapan ikan berlebihan oleh nelayan luar. karang.
• Rata-rata 114% peningkatan biomassa ikan di dalam KKP Raja Ampat. • Kapal pesiar yang kandas di terumbu karang dan
• Rata-rata 12% peningkatan tutupan karang hidup di seluruh KKP. kerusakan lingkungan lainnya akibat kepadatan
berlebih dari kegiatan pariwisata selama musim ramai.
Sosial • Sistem homestay telah mendorong pariwisata berbasis masyarakat dan berkontribusi pada
pendapatan lokal
• Peningkatan kesempatan kerja bagi masyarakat lokal dari resort
• Diversifikasi keterampilan lokal untuk memasukkan industri perhotelan dan operator selam
Ekonomi • Pekerjaan baru dan peluang karier untuk komunitas lokal.
• Pendanaan pengelolaan KKP dengan adanya biaya masuk ke kawasan.
• Tingkat pertumbuhan pariwisata tahunan rata-rata 30%

TANTANGAN
Peningkatan pariwisata di wilayah Raja Ampat menciptakan peluang Tingkat kemampuan komunikasi dalam Bahasa Inggris tidak sama
bagi masyarakat setempat untuk mendiversifikasi pendapatan mereka di seluruh homestay. Ini membuat sulit bagi wisatawan yang tidak
yang biasanya dari penangkapan ikan. Dengan dukungan dari organisasi dapat berbahasa Indonesia untuk berkomunikasi dengan tuan rumah
eksternal, beberapa penduduk menyediakan kamar di rumah mereka. Standar keamanan untuk snorkeling tidak sama di semua
mereka untuk ditawarkan sebagai akomodasi bagi pengunjung yang homestay. Beberapa homestay tidak memberi tahu tamu mereka
mengarah bagi pembentukan asosiasi homestay. Dengan menggunakan tentang praktik terbaik dalam melakukan snorkeling atau menemani
situs web sebagai saluran pemasaran utamanya, asosiasi homestay, mereka selama snorkeling. Hal ini mengakibatkan beberapa wisatawan
mempromosikan pilihan akomodasi yang terjangkau. Namun, masih melakukan snorkelling sendiri dan terbawa arus hingga sangat jauh dari
ada tingkat berbeda dalam kualitas layanan yang ditawarkan di antara titik masuk mereka.
setiap homestay.
BAGIAN II: KETERLIBATAN DI PARIWISATA BERKELANJUTAN 69

PRAKTIK YANG BAIK Pembentukan mekanisme pembiayaan jangka panjang untuk


Kolaborasi luar biasa dari LSM, pemerintah daerah dan kegiatan di menutupi biaya pengelolaan yang sedang berlangsung. The
Bentang Laut Kepala Burung menciptakan beberapa praktik terbaik Walton Family Foundation dan koalisi lebih dari 70 donor secara
yang dapat diadaptasi oleh KKP lain atau jaringan KKP di Indonesia. kolektif menginvestasikan lebih dari 65 juta dollar Amerika untuk
pembentukan mekanisme keuangan jangka panjang (dana perwalian).
Menggunakan studi daya dukung (carrying capacity) untuk Dana perwalian ini disebut Blue Abadi Fund yang dibentuk pada tahun
menentukan jumlah maksimum pengunjung. Conservation 2017. Blue Abadi Fund bertujuan untuk memfasilitasi pengelolaan
International melakukan studi daya dukung untuk menentukan jumlah sumber daya laut secara berkelanjutan dengan memberikan dana
pengunjung yang dapat ditangani oleh kawasan tersebut tanpa bantuan kepada masyarakat dan organisasi lokal serta menghasilkan
menimbulkan ancaman signifikan terhadap lingkungan alam. Tolok ukur sumber pendapatan daerah. Koalisi Kepala Burung Bentang Laut
ini memungkinkan otoritas pengelola untuk mengatur di pintu masuk membentuk kelompok kerja pembiayaan berkelanjutan yang bermitra
ke KKP, menjaganya pada tingkat yang tidak mengancam keberlanjutan dengan Dewan Penasihat Papua untuk memastikan bahwa biaya
jangka panjang. pengelolaan KKP dapat dikelola dalam jangka panjang. Bentang Laut
Unit Pengelola dibentuk sebagai Badan Layanan Umum Kepala Burung menetapkan bahwa investasi minimum 7,7 juta dollar
Daerah (BLUD) untuk memberikan lebih banyak otonomi Amerika juta per tahun diperlukan untuk menjaga kelestarian KKP
atas pendapatan KKP. Unit Pengelola Teknis Daerah (UPTD) di di Bentang Laut Kepala Burung Papua. Sebagian besar dana, 6,7 juta
Raja Ampat didirikan sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dollar akan ditujukan ke lembaga-lembaga lokal. Proyeksi pendapatan
sebagai strategi untuk memastikan keberlanjutan finansial KKP di Raja untuk KKP termasuk kontribusi tahunan sebesar 3 juta dollar dari
Ampat37. BLUD dapat secara fleksibel menggunakan Penerimaan anggaran pemerintah Indonesia, 1,4 juta dollar dari biaya masuk, 1,4
Negara Bukan Pajak yang dihasilkan oleh biaya masuk untuk menutup juta dollar dari dana perwalian Bentang Laut Kepala Burung dan
biaya pengelolaan38. Ini adalah area pertama dan satu-satunya di 800.000 dollar dari LSM melalui kegiatan mereka, menyisakan sekitar
Indonesia yang menerapkan sistem BLUD. 1 juta dollar sebagai celah pendanaan yang akan dicari oleh koalisi
Bentang Laut Kepala Burung Papua.

Regent Regulation No. 18 Year 2014 on the Environmental Service Fee by the Marine Protected Area Technical Management Authority under the Raja Ampat Marine and Fisheries Agency.
37

Raja Ampat Regent Decree No. 61 of 2014.


38
70 BAGIAN II: KETERLIBATAN DI PARIWISATA BERKELANJUTAN

2.4 PENTINGNYA MENCIPTAKAN PENGALAMAN UNIK BAGI WISATAWAN

Wisatawan ke Indonesia kebanyakan berasal dari China, Australia, Perbandingan kualitas harga. Ekowisata, seperti halnya wisatawan
Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, dan Vietnam. Ekowisata di segmen khusus lainnya, mempertimbangkan rasio harga dan
adalah segmen wisata khusus dan jumlah kedatangannya belum kualitas akomodasi dan kegiatan yang mereka pesan. Mereka ingin
didokumentasikan secara terpisah di Indonesia. Permintaan akan memberikan dampak positif pada lokasi yang mereka kunjungi,
wisata alam dan ekowisata tergolong tinggi dan akan terus tumbuh, mereka juga ingin memastikan bahwa layanan yang mereka pilih
khususnya dari pasar Eropa. Dengan demikian, penting untuk bisnis sesuai dengan harga yang dibayarkan. Mereka bersedia membayar
dan operator wisata untuk siap menerima wisatawan dari berbagai lebih untuk akomodasi yang secara konkret menunjukkan bahwa
negara, dengan selera dan preferensi yang berbeda-beda. mereka berkontribusi kepada masyarakat setempat dan tidak merusak
lingkungan alam, tetapi mereka tidak akan merasa nyaman membayar
Sulit untuk memukul rata apa yang akan membuat pengalaman lebih untuk sebuah layanan saja.
liburan berkesan dan luar biasa bagi semua wisatawan. Tetapi dengan
meningkatnya kesadaran tentang ekowisata dan keinginan untuk Pastikan tamu Anda senang. Kepuasan tamu adalah konsep
meninggalkan dampak positif pada destinasi wisata yang mereka utama dalam pemasaran, dan hal ini berperan dalam menciptakan
kunjungi menjadi semakin populer dan berkembang, kita dapat melihat keunggulan kompetitif perusahaan. Meskipun wisatawan ekowisata
beberapa unsur tertentu yang krusial untuk ekowisata. tertarik berkunjung ke suatu lokasi karena keanekaragaman hayati,
sebagai penyedia layanan anda harus memastikan tingkat kepuasan
Kemampuan berkomunikasi dalam bahasa asing. Sebagian besar tamu anda. Pastikan staf anda dilatih untuk bertanya kepada tamu
wisatawan asing yang datang ke Indonesia tidak fasih berbahasa apakah ada sesuatu yang dapat dibantu untuk membuat waktu
Indonesia, tetapi mereka mungkin fasih berbahasa Inggris. Penting agar menginap/berkunjung mereka menjadi lebih baik dan memperlakukan
staf anda dapat berbicara dalam bahasa asing dan menyediakan materi semua pelanggan dengan hormat dan setara.
informasi dalam setidaknya satu bahasa asing (Bahasa Inggris). Tidak
dapat berkomunikasi mungkin membuat beberapa wisatawan frustasi Pastikan kebersihan. Memastikan bahwa akomodasi, operator
dan membuat mereka kurang menikmati liburan mereka. selam, dan restoran anda bersih dan higienis, adalah prioritas utama.
Pastikan area toilet anda bersih, ada tisu toilet dan dan wastafel untuk
tamu mencuci tangan yang tersedia. Penyedia akomodasi harus selalu
memastikan kamar dan area umum/bersama tetap bersih dan rapi.
71

Pengalaman unik meninggalkan bekas


yang kuat di dalam memori. Memori itu
akan membuat orang teringat dan rindu
untuk kembali merasakannya lagi. Seperti
di Morotai, kearifan lokalnya lah yang
membuat Morotai unik dan berbeda
dibandingkan daerah lain di Indonesia.

(IBU) SHERLY TJOANDA


Istri Bupati Kabupaten Pulau Morotai
72 BAGIAN II: KETERLIBATAN DI PARIWISATA BERKELANJUTAN

2.5 KODE ETIK UNTUK OPERATOR PARIWISATA BERKELANJUTAN DI DALAM KAWASAN KONSERVASI LAUT

Bisnis yang beroperasi di dalam atau di sekitar KKP dapat mengadopsi kode etik dalam operasinya untuk mempromosikan pariwisata
berkelanjutan, mendukung pengelolaan KKP dan juga melindungi aset utamanya yaitu ekosistem laut. Berdasarkan praktik terbaik internasional, kami
merekomendasikan kode etik berikut ini39:

KODE ETIK UNTUK OPERATOR PARIWISATA BERKELANJUTAN


1. Menjaga kelestarian alam tempat yang dikunjungi.
2. Tidak dengan sengaja mengganggu atau menyentuh satwa liar atau mengganggu habitat satwa liar.
3. Lebih efisien dalam penggunaan sumber daya alam dan laut, seperti air dan listrik.
4. Mengelola limbah cair dan padat dengan benar.
5. Berusahalah untuk mengurangi plastik sekali pakai.
6. Kembangkan dan terapkan program daur ulang untuk bisnis/kegiatan anda.
7. Hormati adat dan budaya masyarakat setempat.
8. Mendukung perusahaan, seperti (resort, hotel, perusahaan transportasi, pemandu wisata, dll) yang mengadopsi dan menerapkan kode
etik pariwisata berkelanjutan.
9. Mempekerjakan orang-orang yang memahami dan menghormati budaya lokal dan lingkungan.
10. Bagikan pedoman/panduan kepada pengunjung untuk menginformasikan dan mendidik mereka tentang praktik lingkungan yang baik dan
sejarah budaya daerah
11. Melatih staf tentang konservasi laut, pengelolaan limbah, dan tentang budaya setempat.
12. Gunakan produk dari wilayah setempat yang akan bermanfaat bagi ekonomi masyarakat setempat dan jangan membeli barang yang
terbuat dari hewan dan tumbuhan yang terancam, hampir punah atau dilarang.
13. Operasikan bisnis/kegiatan sesuai dengan peraturan terkait penggunaan Kawasan Konservasi Perairan.
14. Mematuhi undang-undang dan standar keselamatan yang ditetapkan oleh pemerintah atau lembaga yang berwenang..

The Ecotourism Society.


39
BAGIAN II: KETERLIBATAN DI PARIWISATA BERKELANJUTAN 73

Penginapan homestay tradisional yang ada di daratan Raja Ampat merupakan contoh baik untuk konstruksi pembangunan ramah lingkungan. Masyarakat lokal menjadi pemilik dan pengelola
penginapan-penginapan ini. Foto©️ The Raja Ampat Homestay
74

BAGIAN III
MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN
3.1 ‘Bagaimana cara’ … menerapkan praktik pariwisata yang baik 3.17 Cara merencanakan kegiatan di dalam KKP
untuk mendukung pariwisata bahari berkelanjutan 3.18 Cara membuat panduan untuk wisatawan
3.2 Cara mendapatkan/mengurus izin usaha di Kawasan 3.19 Cara memberi manfaat bagi masyarakat setempat di sekitar
Konservasi Perairan KKP
3.3 Cara menjadi wisatawan ekowisata yang baik di Kawasan 3.20 Cara memilih dan membeli ikan yang berkelanjutan
Konservasi Perairan di Indonesia 3.21 Cara mengurangi penggunaan energi
3.4 Cara memilih operator wisata untuk kegiatan snorkeling 3.22 Cara mengelola penggunaan air secara efisien
3.5 Cara melakukan snorkeling yang baik dan ramah lingkungan 3.23 Cara mengelolah air limbah
3.6 Cara melakukan kegiatan wisata yang ramah lingkungan 3.24 Cara mengelola limbah padat
3.7 Pemasangan alat tambat apung (Mooring Buoys) 3.25 Cara mengurangi pengunaan plastic sekali pakai
3.8 Kode etik menyelam 3.26 Cara mengurangi ancaman mikroplastik
3.9 Standar minimum keselamatan untuk operator selam 3.27 Cara membuat komposter skala kecil
3.10 Cara berinteraksi dan melihat binatang laut saat 3.28 Cara mendaur ulang
3.11 Cara berinteraksi dengan hiu paus 3.29 Cara Mengurangi Konsumsi Bahan Bakar di Kapal Wisata Kecil
3.12 Cara melihat penyu dari perahu
3.13 Cara berinteraksi dengan penyu 4 Deklarasi komitmen etika untuk Pariwisata Berkelanjutan
3.14 Cara melihat situs penyu bertelur 5 Referensi untuk bacaan lebih lanjut
3.15 Cara berenang dengan pari manta 6 Kontak Penting
3.16 Cara yang baik membersihkan sampah dari dalam laut 7 Daftar Pustaka
BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN 75

3.1 ‘BAGAIMANA CARA’ … MENERAPKAN PRAKTIK PARIWISATA YANG BAIK UNTUK MENDUKUNG
PARIWISATA BAHARI BERKELANJUTAN

Bagian ini membahas tentang implementasi praktik-praktik penting yang akan berkontribusi pada pariwisata bahari berkelanjutan. Tabel di bawah
ini menunjukkan jenis dampak-dampak - lingkungan, sosial dan/atau ekonomi - dan para pemangku kepentingan yang dapat menerapkan praktik-
praktik tersebut. Bagian ini membahas tentang praktik-praktik terbaik yang dapat dilakukan di Kawasan Konservasi Perairan.

Penyedia wisata dan pariwisata yang


Tanggung jawab pemangku kepentingan dalam Pengembangan
Turis yang bertanggung jawab saat berada di laut bertanggung jawab: Perlindungan Lingkungan
Pariwisata
dan Sumber Daya
Cara yang baik membersihkan sampah dari Cara menjadi wisatawan ekowisatawan Cara mendapatkan/mengurus izin usaha di Kawasan Konservasi
dalam laut (wisatawan peduli lingkungan) yang baik di Perairan
Kawasan Konservasi Perairan di Indonesia
Cara memilih dan membeli ikan yang baik Cara memasang alat tambat apung

Cara memilih operator wisata untuk kegiatan Cara mengurangi penggunaan energi Standar minimum keselamatan untuk operator selam
snorkeling
Cara melakukan snorkeling yang baik dan ramah Cara mengelola penggunaan air secara efisien Cara membuat panduan untuk wisatawan
lingkungan
Kode Etik Menyelam Cara mengurangi penggunaan plastik sekali Cara memberi manfaat bagi masyarakat setempat di sekitar KKP
pakai
Cara berinteraksi dan melihat satwa di laut Cara mengurangi ancaman plastik mikro Cara mengurangi konsumsi bahan bakar di kapal wisata kecil
Cara berinteraksi dengan hiu paus Cara mengelolah air limbah
Cara melihat penyu dari perahu Cara mengelola limbah padat
Cara berinteraksi dengan penyu Cara membuat komposter skala kecil
Cara melihat situs penyu bertelur Cara mendaur ulang
Cara berenang dengan pari manta Cara merencanakan kegiatan di dalam KKP
76 BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN

3.2 CARA MENDAPATKAN/MENGURUS IZIN USAHA DI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN

Pelaku bisnis diwajibkan untuk mendapatkan izin operasi di wilayah 3. Mengajukan Izin Lokasi. Anda harus mengirimkan permintaan
yang dinyatakan sebagai Kawasan Konservasi Perairan. Berikut ini adalah Anda ke Lembaga OSS40 (Online Single Submission). Anda harus
panduan langkah demi langkah yang sederhana untuk membantu anda mengajukan proposal dengan serangkaian persyaratan untuk
mengetahui prosesnya. mendapatkan izin ini. Rincian dokumen yang diperlukan yang
diperlukan dapat diperiksa dalam Keputusan Menteri Kelautan dan
1. Izin dapat dikeluarkan untuk:
Perikanan 24 / PERMEN / KP / 2019 dan situs web Lembaga OSS
a. Warga Negara Indonesia.
yang dapat diakses secara online.
b. Perusahaan dengan status hukum yang berlaku.
c. Koperasi dibentuk oleh komunitas. 4. Mengajukan Izin Pengusahaan Pariwisata Alam Perairan di
Kawasan Konservasi Perairan. Setelah Izin Lokasi diperoleh, Anda
2. Ada dua izin utama yang diperlukan:
dapat mengajukan Izin Pengusahaan Pariwisata Alam Perairan.
a. Izin Lokasi. Ini adalah izin pertama yang anda perlukan dan ini
Permohonan SIPPAP diajukan melalui Lembaga OSS dengan
menjadi dasar untuk kemudian mengeluarkan izin pengelolaan
melampirkan dokumen-dokumen yang dipersyaratkan dalam
dan izin lain yang mungkin diperlukan. Izin ini akan dikeluarkan
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan 24 / PERMEN / KP /
dengan mempertimbangkan beberapa faktor utama;
2019 dan situs web Lembaga OSS.
i. Jenis dan ukuran bisnis
ii. Daya dukung area
iii. Kawasan/ruang yang diperlukan untuk mendukung bisnis Izin untuk Komunitas Lokal.
iv. Teknologi yang digunakan Ada opsi alternatif bagi komunitas lokal untuk mendapatkan izin.
v. Potensi dampak terhadap lingkungan yang mungkin disebabkan Komunitas lokal dapat memperoleh izin melalui dukungan dan fasilitasi
b. Izin Pengelolaan. Izin pengelolaan yang Anda ajukan untuk dari pemerintah tingkat kabupaten / kota. Pemerintah daerah akan
pemanfaatan pariwisata alam perairan di Kawasan Konservasi membantu komunitas lokal mendapatkan izin. Komunitas lokal harus
adalah Surat Izin Pengusahaan Alam Perairan (SIPPAP) yang akan memenuhi serangkaian standar dan mengumpulkan dokumen yang
berlaku selama 20 (dua puluh) tahun dengan ketentuan registrasi diperlukan untuk diserahkan. Anda diharuskan menghubungi aparat
ulang setiap 5 (lima) tahun. Kegiatan pengusahaan pariwisata alam pemerintah setempat.
perairan yang dimaksud yaitu penyediaan infrastruktur pariwisata Untuk perincian lebih lanjut tentang dokumen dan standar yang
alam perairan, penyediaan peralatan kegiatan pariwisata alam disyaratkan, anda dapat mengakses Keputusan Menteri Kelautan dan
perairan, penyediaan jasa transportasi, dan jasa pramuwisata. Perikanan 24 / PERMEN / KP / 2019.

40
OSS (Online single submission)/ Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik adalah sebuah portal pendaftaran izin usaha yang diterbitkan oleh Lembaga OSS untuk dan atas nama menteri,
pimpinan lembaga, gubernur, atau bupati/wali kota kepada Pelaku Usaha melalui sistem elektronik yang terintegrasi.
BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN 77

3.3 CARA MENJADI EKOWISATAWAN (WISATAWAN PEDULI LINGKUNGAN) YANG BAIK DI KAWASAN
KONSERVASI PERAIRAN DI INDONESIA
Anda dapat menggunakan liburan anda sebagai peluang untuk berkontribusi positif bagi lingkungan dan masyarakat setempat. Berikut ini adalah
beberapa tips yang dapat anda pertimbangkan saat berlibur di Kawasan Konservasi Perairan di Indonesia.

Tanyakan pada operator selam anda tentang Kawasan Perlindungan 9. Jangan pernah mengganggu satwa liar atau menyentuh karang
Perairan (KKP) ketika anda snorkeling atau menyelam.
1. Spesies apa yang dapat ditemukan di dalam KKP? 10. Membayar biaya masuk konservasi ke badan pengelola KKP.
2. Apakah ada zona yang berbeda di dalam KKP? 11. Berpartisipasi dalam kegiatan dengan masyarakat setempat.
3. Jangan membuang sampah atau membuang sampah ke laut. Tanyakan akomodasi anda apakah mereka menjalankan
4. Pilih akomodasi yang dimiliki oleh masyarakat lokal untuk kegiatan berikut atau apakah mereka tahu lembaga/orang yang
penginapan anda. menjalankannya:
5. Coba langkah-langkah penghematan energi ini: • Edukasi lingkungan.
• Matikan lampu saat anda meninggalkan kamar. • Pembersihan pantai.
• Mematikan AC ketika anda tidak berada di kamar. • Program daur ulang
• Cabut semua perangkat dari sumber saat tidak mengisi daya.
6. Cobalah strategi pengurangan limbah ini:
• Bawa botol air minum anda sendiri.
• Minta isi ulang air di restoran dan hotel.
• Bawalah set garpu, pisau, dan sendok yang dapat digunakan kembali.
• Tolak sedotan plastik.
• Minta gelas yang bisa digunakan kembali dan tolak gelas plastik.
7. Saat anda makan di luar, pilihlah makanan anda dengan bijak.
• Tanyakan buah dan sayuran apa yang sedang musim.
• Jangan membeli spesies langka, terancam atau dilindungi seperti
penyu, hiu atau pari.
• Jangan membeli ikan yang terlihat terlalu kecil.
8. Beli souvenir buatan tangan dari komunitas lokal! Tetapi pastikan
mereka tidak terbuat dari penyu, karang, bulu burung atau spesies Anggota Kelompok Masyarakat Pengawas (POKMASWAS) di Pulau Sula, Maluku Utara,
lainnya. mengikuti pelatihan untuk pemantauan dan pengumpulan data kelautan dan perikanan
dengan tujuan menegakkan regulasi Kawasan Konservasi Perairan (KKP). Foto©Yoga Putera
78 BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN

3.4 CARA MEMILIH OPERATOR WISATA UNTUK KEGIATAN SNORKELING

Memilih operator wisata untuk membawa anda tur snorkeling dapat


menjadi tantangan. Berikut adalah beberapa tips untuk anda dalam
memilih operator wisata dengan mempertimbangkan keselamatan
dan konservasi kawasan yang anda kunjungi.

• Pilih operator yang menerapkan prinsip konservasi. Ini dapat


diketahui melalui media promosi dan fasilitas yang mereka
tawarkan, seperti:
›› Memperkenalkan lingkungan dan ekosistem yang akan dikunjungi;
›› Menekankan dan menerapkan pelatihan buoyancy serta
memberlakukan larangan untuk menyentuh dan / atau menginjak
binatang atau karang;
›› Menggunakan alat tambat apung (mooring buoy) secara
bertanggung jawab;
›› Secara aktif mendukung dan terlibat dalam kegiatan konservasi.

• Pastikan operator tur anda memiliki peralatan yang memadai


untuk menyelam dan snorkeling.
• Pastikan operator tur anda memiliki peralatan P3K yang memadai.
• Pastikan bahwa pemimpin selam memiliki keahlian dan
pengalaman yang memadai dan memiliki setidaknya ‘dive master’ Survey yang dilakukan di Kepulauan Maluku memperlihatkan kondisi ekosistem terumbu karang yang
sehat. Foto©Coral Triangle Cente
untuk sertifikat selam mereka bagi kegiatan menyelam.41

Responsible Marine Tourism Activity. Best Environmental Equitable Practices Diving, Snorkeling, Recreational Fishing, Jet Skiing, Parasailing. WWF- Indonesia, 2015.
41
BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN 79

3.5 CARA MELAKUKAN SNORKELING YANG BAIK DAN RAMAH LINGKUNGAN

Berikut adalah beberapa tips untuk membuat pengalaman snorkeling anda berkesan dan mencegah kerusakan pada lingkungan dan mengganggu spesies
laut

• Pilih titik masuk dan keluar dengan hati-hati untuk menghindari • Jangan mengambil apa pun dari alam atau membeli hewan atau
terumbu karang dan memastikan keamanan. produk turunannya sebagai souvenir
• Pertahankan posisi anda tetap horizontal ketika anda berada di • Menghormati budaya dan kearifan lokal masyarakat adat di sekitar
dekat atau di atas terumbu karang. Idealnya, anda setidaknya 50 lokasi. Ini bervariasi dari kode etik berpakaian hingga pembatasan
cm (19 inci) dari substrat bagian bawah. untuk mengunjungi lokasi tertentu.
• Jangan menyentuh terumbu karang atau hewan laut. Selain • Jangan membuang limbah anda di lautan atau lokasi snorkeling dan
kemungkinan menyakiti diri sendiri, karang dan sebagian besar area pantai
hewan laut sangat rentan terhadap sentuhan manusia. • Jika anda mengambil foto, ingatlah bahwa keselamatan hewan dan
• Jaga jarak yang aman dari terumbu karang atau hewan laut yang diri anda jauh lebih penting daripada foto anda.
mungkin anda temui. • Jika anda snorkelling atau menyelam di malam hari, HINDARI
• Perhatikan fins anda dan gerakan tubuh anda untuk menghindari menyentuh atau membangunkan binatang tidur. Juga waspada
kontak dengan karang atau kemungkinan mengaduk pasir/sedimen terhadap hewan nokturnal yang mencari makan di malam hari
bagian bawah. (seperti belut moray).
• Jangan berdiri dan / atau bersandar di dasar laut atau di terumbu
karang. Catatan untuk perenang snorkel:
• Jangan mendekati atau mengganggu hewan yang akan naik ke • Latih keterampilan berenang anda untuk berenang menuju area
permukaan air, terutama hewan yang perlu bernafas seperti penyu, berbatu.
ular, dan mamalia laut lainnya.
• Untuk perenang yang kurang berpengalaman, pertimbangkan
• Jangan mengejar, mengganggu, atau menunggang hewan laut. untuk mengenakan jaket pelampung untuk meningkatkan daya
• Jangan memegang terumbu selama safety stop. Sesuaikan daya apung anda dan berenanglah dengan pemandu wisata.42
apung/bouyancy Anda.

Responsible Marine Tourism Activity. Best Environmental Equitable Practices Diving, Snorkeling, Recreational Fishing, Jet Skiing, Parasailing. WWF- Indonesia, 2015.
42
80 BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN

3.6 CARA MELAKUKAN KEGIATAN WISATA YANG RAMAH LINGKUNGAN

Operator tur dan komunitas yang menawarkan wisata snorkeling bisa bekerja sama untuk memastikan berlangsungnya praktik yang baik untuk
lingkungan dalam Kawasan Konservasi Perairan. Untuk memastikan anda menjalankan tur snorkeling dengan lancar dan berkontribusi positif
terhadap lingkungan, berikut beberapa tips.

• Terapkan kebijakan "jangan menyentuh". • Ingatkan tamu anda untuk selalu menghormati lingkungan laut,
Memberitahu penyelam dan perenang snorkel bahwa kebijakan termasuk satwa liar yang tinggal di sana.
"jangan menyentuh" berlaku untuk semuanya. Kebijakan ini dapat • Jika memungkinkan, anda dapat membagi peserta perjalanan wisata
diperkuat dengan mendorong penggunaan jaket pelampung untuk menjadi dua kelompok, yaitu kelompok yang berpengalaman dan
perenang yang tidak berpengalaman. kelompok yang kurang berpengalaman menyelam/berenang.
• Memberikan panduan tentang kesadaran akan pentingnya Untuk kelompok yang sedikit pengalaman menyelamnya, bawa
melestarikan lingkungan laut. mereka ke daerah dengan cakupan terumbu karang yang kurang
Beri tahu tamu anda tentang pentingnya dan kerentanan ekosistem padat dan pastikan mereka menyelam/berenang tidak terlalu dekat
pesisir dan terumbu karang serta dampak negatif yang diakibatkan dengan substrat bawah.
oleh snorkeling yang tidak bertanggung jawab. • Operator harus memiliki rencana darurat jika terjadi insiden
• Kenali lokasi wisata anda, terutama jika itu termasuk dalam selama kegiatan. Mulai dari memberikan pertolongan pertama,
kawasan konservasi. menugaskan penanggung jawab saat ada interogasi, dan
• Memahami dan mematuhi aturan yang berlaku di lokasi kegiatan, mengetahui lokasi fasilitas / pusat kesehatan. Rencana ini harus
termasuk zona di mana kegiatan pariwisata mungkin dapat dan/ diketahui oleh setiap staf terutama pemandu yang menemani turis
atau mungkin tidak dapat dilakukan. ke lokasi kegiatan.
• Ingatkan tamu anda untuk menghormati budaya dan kearifan lokal • Pastikan perangkat komunikasi anda memadai dan berfungsi
masyarakat adat di sekitar lokasi. Ini bervariasi dari cara berpakaian dengan baik.
hingga pembatasan untuk mengunjungi lokasi tertentu. • Pastikan anda menyediakan tempat sampah.
• Pastikan kapten kapal anda memahami aturan penggunaan jangkar • Bantu pemerintah setempat untuk menilai kapasitas daya dukung
dengan cara yang tepat dan bertanggung jawab. menyelam di wilayah Anda. Bekerja dengan operator lain dan
• Beri tahu otoritas setempat tentang gangguan atau kerusakan pihak berwenang setempat untuk menilai daya dukung kegiatan
lingkungan yang diamati selama kegiatan wisata di lokasi untuk menyelam terutama di lokasi-lokasi populer dapat membantu
membantu pemantauan. menghindari terlalu banyak penyelam di area tertentu.
BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN 81

3.7 PEMASANGAN ALAT TAMBAT APUNG


(MOORING BUOYS)
Buku panduan WWF memiliki informasi yang lengkap terkait
pemasangan alat tambat apung (Mooring Buoy):
Untuk pewarnaan alat tambat apung di kawasan taman nasional
yang berfungsi sebagai penanda zona serta tempat tambatan, diatur
dalam Lampiran Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.56 / Menhut.
II / 2006 tentang Zonasi Taman Nasional dan Peraturan Direktorat
Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Sumber Daya Alam
Nomor P.3 / IV / SET / 2011 tentang pedoman desain kawasan untuk
pengelolaan pariwisata alam di suaka margasatwa, taman nasional,
suaka hutan, dan taman alam.

Hal-hal penting dalam perencanaan dan pemasangan alat tambat


apung adalah: koordinasi dan penyesuaian regulasi, survey
lokasi, penentuan komponen-bahan, pemasangan alat tambat
apung, Informasi penggunaan alat tambat apung, pemeliharaan
alat tambat apung, melaporkan alat tambat apung yang hilang,
program pendanaan untuk alat tambat apung.

Adapun lampiran Surat Keputusan Menteri dalam zonasi batas, huruf C.


nomor 5 untuk Taman Nasional di perairan laut, dinyatakan bahwa huruf-
huruf awal / kode untuk penanda batas zona adalah sebagai berikut:

a. Zona inti
• Pelampung mooring dicat merah dengan keliling 10 cm.
• Huruf-hurufnya berwarna hitam.
• Awal / kode yang digunakan adalah ZI, dengan nomor urut.
• Penempatan kode dan angka disesuaikan dengan bentuk mooring
Operator tur lokal di Pulau Morotai, Maluku Utara, menunjukan buku flip tentang spesies buoy.
laut di Morotai MPA. Foto © M.Topandi
82 BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN

b. Zona Konservasi Laut e. Zona Khusus


• Pelampung mooring dicat warna biru gelap dengan keliling 10 cm. • Pelampung mooring dicat abu-abu gelap dengan keliling 10 cm.
• Huruf-hurufnya berwarna hitam. • Huruf-hurufnya berwarna hitam.
• Awal / kode yang digunakan adalah ZB, dengan nomor urut. • Awal / kode yang digunakan adalah ZKh.
• Penempatan kode dan angka disesuaikan dengan bentuk mooring • Penempatan kode dan angka disesuaikan dengan bentuk mooring
buoy. buoy.
c. Zona Pemanfaatan f. Zona rehabilitasi
• Pelampung mooring dicat hijau gelap dengan keliling 10 cm. • Pelampung mooring dicat biru muda dengan keliling 10 cm.
• Huruf-hurufnya berwarna hitam. • Huruf-hurufnya berwarna hitam.
• Bagian atas mooring buoy diberi cincin tambahan sebagai mooring • Awal / kode yang digunakan adalah Zre.
kapal. • Penempatan kode dan angka disesuaikan dengan bentuk mooring
• Awal / kode yang digunakan adalah ZP. buoy.
• Pelampung mooring juga berfungsi sebagai tambatan kapal bagi g. Zona Agama, Budaya, dan Sejarah
wisatawan. • Pelampung mooring berwarna ungu tua dengan keliling 10 cm.
• Penempatan kode dan angka disesuaikan dengan bentuk mooring • Huruf-hurufnya berwarna hitam.
buoy. • Awal / kode yang digunakan adalah ZBS.
d. Zona Tradisional • Penempatan kode dan angka disesuaikan dengan bentuk mooring
• Pelampung mooring dicat warna coklat tua dengan keliling 10 cm. buoy.
• Huruf-hurufnya berwarna hitam.
• Bagian atas mooring buoy diberi cincin tambahan sebagai mooring
kapal.
• Awal / kode yang digunakan adalah ZTr.
• Mooring buoy juga berfungsi sebagai tambatan kapal bagi
masyarakat.
• Penempatan kode dan angka disesuaikan dengan bentuk mooring
buoy.
83

Melestarikan laut merupakan hal yang penting karena


dapat menjadi daya tarik untuk wisatawan asing
maupun lokal. Pariwisata bahari merupakan sumber
utama pendapatan asli desa bagi Negeri Ameth.
Sumber daya laut yg terpelihara memberikan peluang
usaha bagi masyarakat pesisir yg mayoritas Nelayan.
Selain itu, pelestarian laut merupakan nilai budaya
masyarakat adat yang wajib dijaga dan dipelihara.

(BAPAK) WEMPI DIRK PARINUSSA


Raja Negeri Ameth
84 BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN

Pemasangan alat tambat apung merupakan salah satu cara paling efektif sebagai #AlternatifPenggantiJangkar yang berguna untuk
menghindari kerusakan habitat laut yang sensitif. Six Senses Laamu membagikan salah satu dari banyak cara yang dapat dilakukan!
Ingat: karena jenis kapal berbeda-beda, maka spesifikasi untuk membuat tali tambat (mooring lines) juga berbeda. Gunakan materi ini
sebagai panduan untuk membuat alat tambat apung anda.

Alat tambat apung untuk kedalaman 30 m, dan ukuran kapal 43 kaki,


material yang digunakan sebagai berikut:
MATERIAL STAF WAKTU
4x balok beton (1000kg per balok) 2 penyelam 6 awak kapal Total 3 hari
.............

.............
40m rantai galvanis ukuran 20mm Hari pertama: pembuatan balok beton
40m tali polypropylene monofilament ukuran 28mm (idealnya di pinggir pantai)
6x kuku kuda (shackles) Hari kedua: memindahkan balok beton
1x pelampung permukaan berwarna jingga ke lokasi tambat apung
(diameter 18 inci) Hari ketiga: menyelam untuk
1x pelampung bawah air untuk mengangkat rantai memasang tali dan rantai ke balok
(mis.2 x botol 5 liter)

Sumber: greenfins.net
BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN 85

SPESIFIKASI BALOK BETON:


Cobalah untuk selalu memilih area dengan dampak paling minimal terhadap lingkungan. Tampak samping Tampak atas
Untuk menempatkan balok beton, pastikan Anda memilih dasar berpasir atau area dimana tidak
terdapat habitat laut yang mudah terganggu misalnya hindari area lamun dan terumbu karang.

70 cm

150 cm
Perlu di ingat saat memilih lokasi tambat yang memungkinkan badai menyeret balok di
dasar laut atau sekitar terumbu karang, pastikan berat balok penahan sesuai dengan ukuran
10 cm
kapal untuk meminimalkan pergerakan ini.

150 cm

Gunakan kombinasi empat balok semen: setiap


TALI TAMBAT balok dikaitkan dengan balok lainnya menggunakan
rantai galvanis. Pilihan terbaik adalah membuat alat tambat apung
yang ditambatkan secara permanen ke substrat,
Balok perlu ditenggelamkan berpasangan yang misalnya dengan cara mengebor batuan padat untuk
tersambung oleh sebuah rantai. mengupayakan kerusakan minimum pada habitat
bentik. Tambat permanen ini akan bertahan lebih
Balok perlu diperkuat, misalnya dengan lama dan kemungkinan akan memiliki lebih sedikit
mencampur semen dengan potongan besi. dampak pada lingkungan laut selama badai besar.
RANTAI
GALVANIS Kami menyarankan untuk membuat tali tambat Namun demikian, di banyak kasus, alat yang dibutuhkan
di kedalaman 10m sampai 30m, hal ini akan atau komposisi dasar laut tidak memungkinkan untuk
metode tambat jenis permanen dilakukan, oleh karena itu
mempermudah untuk pengawasan dan kami memberikan alternatif praktis lain.
pengecekan kondisi rantai dan tali.

Six Senses Laamu dan Deep Blue Divers, salah satu dari sepuluh operator selam terbaik tersertifikasi Green Fins (per Juli
2018), mendukung kampanye International Year of the Reef 2018 untuk meningkatkan kesadaran mengenai praktik
dan operasi selam berkelanjutan. Mereka merupakan salah satu mitra simbiosis dari The Reef-World Foundation yang
membantu membentuk industri selam SCUBA berkelanjutan dan melindungi lingkungan laut untuk generasi penerus.
86 BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN

3.8 KODE ETIK MENYELAM

Memajang sertifikat dan poster Dilarang melakukan spearfishing


Green Fins di kapal dan kantor atau menjual serta memajang
operator selam terumbu karang/ biota laut
Mempraktekan daya apung yang
baik, identifikasi biota, kursus-
Mengidentifikasi dan memberi kursus pemantauan ekosistem laut
pelatihan untuk seseorang sebagai (mis. pengamatan terumbu karang)
duta Green Fins bagi anda dan mengajarkan penggunaan kaki
Sebagai anggota
Green Fins, operator katak (fin) secara hati-hati dan
selam berkomitmen keterampilan fotografi bawah air
untuk melindungi Mengedukasi seluruh staf operator
Pastikan perenang yang tidak
lingkungan laut selam tentang Panduan Menyelam dan
berpengalaman memakai jaket
dengan mengikuti Snorkeling yang Ramah Lingkungan
pelampung saat snorkeling
praktik terbaik ini. setiap tahun

Jika anda menyadari terdapat Mengadopsi kebijakan “pembuangan minimum” dan


ketidakpatuhan terhadap salah “bertanggung jawab terhadap sampah yang dihasilkan”
satu praktik berikut, harap melalui penampungan dan pembuangan yang aman
menyampaikan informasi ke bagi limbah berbahaya. Mis. gunakan produk pembersih
info@greenfins.net. ramah lingkungan, daur ulang, tidak membuang sampah
sembarangan dan tidak memberi makan ikan

Source: greenfins.net
BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN 87

GREEN FINS: Praktik terbaik untuk staf operator selam

Jadilah panutan yang baik dan ikuti Pedoman Berpartisipasi dalam pembersihan pantai dan
Menyelam dan Snorkeling yang Ramah bawah laut secara teratur
Lingkungan

Selalu memberikan pengarahan dan Berpartisipasi dalam pemantauan terumbu


menegakkan aturan terkait lingkungan seperti karang dan kehidupan laut serta menyediakan
aturan yang ketat untuk "tidak menyentuh buku identifikasi dan poster biota laut
biota laut".

Selalu gunakan pelampung tambat Melarang pengumpulan, penjualan, dan


(mooring buoy). Apabila memungkinkan, ikut memajang biota laut serta tidak mendukung
memasang dan merawat pelampung tambat. perdagangan sirip hiu.

Memberi tahu dan menjelaskan kepada


penyelam/pelanggan tentang aturan
lingkungan dan kawasan konservasi perairan
(jika relevan).
88 BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN

Sebagai anggota Green Fins kami berkomitmen untuk melindungi kehidupan laut, dan meminta
pelanggan kami untuk memberikan dukungan dengan mengikuti panduan sederhana ini.

Mendukung konservasi
Menghargai kehidupan laut dan
dan duta Green Fins
mengambil foto tanpa mengganggu
lingkungan
Sebagai anggota
Green Fins, operator Pastikan semua peralatan terpasang
selam berkomitmen rapih dan tidak terseret di terumbu
karang
untuk melindungi
lingkungan laut Melatih daya apung dan
dengan mengikuti keterampilan fotografi

praktik terbaik ini.


Jika anda menyadari terdapat
ketidakpatuhan terhadap salah
satu praktik berikut, harap
memberikan informasi ke
info@greenfins.net. Hanya menyentuh batu atau Hindari mengaduk sedimen dengan
karang mati jika memang sangat menjaga jarak terhadap dasar
diperlukan perairan

Sumber: greenfins.net
89

Pemandangan Pantai Pulau Saparua, Maluku, Indonesia. Foto ©Molucas Coastal Care
90 BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN

3.9 STANDAR MINIMUM KESELAMATAN UNTUK OPERATOR SELAM

1. Rencanakan penyelaman dan menyelam sesuai dengan rencana. 11. Periksa sertifikasi klien anda. Jika tidak ada bukti sertikasi, tolak
2. Ketahui/Kenali lokasi penyelaman anda. Jangan pernah melakukan reservasi divingnya atau sarankan program Discover Scuba Dive
explorasi dengan klien. (DSD).
3. Jangan menyelam dalam kelompok yang lebih besar dari 4 12. Minta penyelam anda untuk mengisi formulir medis dan beri tahu
penyelam dengan 1 pemandu. Jika anda tidak memiliki pemandu tentang aturan larangan terbang selama 18 jam.
yang cukup, jangan menambah peserta penyelam dalam kelompok 13. Uji tangki anda: semua tangki yang digunakan menampung udara
anda tetapi naikan harga anda. untuk bernafas di bawah air, harus diuji setiap 5 tahun dan dicap
4. Jangan pernah membiarkan penyelam atau staf sendirian di bawah pada leher tabung serta diperiksa secara visual setiap tahun.
air: 86% kecelakaan terjadi ketika penyelam sendirian. Kelompol 14. Ganti filter pada kompresor seperti yang disarankan oleh pabrik
harus berkumpul bersama! atau bahkan lebih cepat dalam iklim tropis ( biasanya sekitar 25
5. Atur penyelaman dengan level yang sama dalam satu kelompok. jam pemakaian).
6. Sarankan/jual program “Referesher Dive” untuk orang-orang yang 15. Kualitas udara yang disediakan untuk menyelam harus memenuhi
sudah tidak menyelam selama dua tahun, itu bagus untuk bisnis standar minimum berikut: Oksigen 21% - plus atau minus 0,5%
Anda! Karbon Monoksida: Kurang dari 10 bagian per sejuta. Karbon
Dioksida: Kurang dari 1000 bagian per sejuta. Minyak: Kurang dari
7. Peralatan Anda harus diperiksa setiap hari dan diganti bila
5mg per meter kubik. Air: Sekering mungkin dan tidak menimbulkan
diperlukan. Karena itu pastikan untuk menyisihkan uang
kondensasi pada suhu di atas 50oF. Bebas dari bau dan rasa.
pembayaran dan tidak membelanjakan semuanya setelah klien
membayar. 16. Semua staf perlu tahu cara mempraktekkan C.P.R (resusitasi
jantung) dan pertolongan pertama. Anda perlu tahu kapan anda
8. Jangan menerima klien yang telah meminum alkohol. Anda tidak
melakukan apa jika terjadi kecelakaan. SSI dan PADI mulai dari
dapat memprediksi reaksi mereka di bawah air dan itu bisa
tingkat “Rescue” menjelaskannya hal ini dengan sempurna.
berbahaya bagi pemandu juga.
17. Tuliskan prosedur yang harus diikuti jika terjadi kecelakaan: di
9. Jika anda pemandu diving, dapatkan setidaknya sertifikat “Rescue”
mana rumah sakit terdekat yang memiliki ruang decompression,
PADI atau SSI.
bagaimana cara pergi ke sana. Jika klien anda memiliki asuransi,
10. Jika dive center anda memberikan kursus: jangan pernah melewati pastikan klien anda telah mengontrak asuransi perjalanan yang
sesi keterampilan, ikuti prosedur PADI atau SSI. akan membayar penerbangan dengan ketinggian rendah. Hampir
semua orang Eropa memilikinya.
BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN 91

18. Pastikan untuk melakukan briefing keselamatan lengkap di kapal:


jelaskan tentang lokasi penyelaman, pastikan penyelam anda tahu Lima alasan mengapa standar keselamatan dasar harus ditaati
kode tangan, tunjukkan di mana letak oksigen di kapal, dll. oleh dive center:
19. Pastikan untuk memberi setiap penyelam penanda permukaan 1. Enam alasan utama kecelakaan yang terjadi dapat dihindari
pelampung di BCD mereka dan beri tahu mereka bahwa mereka oleh dive center.
memilikinya. 2. Ketika anda menerapkan aturan keselamatan dasar, anda akan
20. Saat menyelam dari perahu pastikan kapten mengawasi penyelam terlihat profesional dan ketika anda terlihat professional, anda
selama menyelam dan mengikuti gelembung udara. Kapten dilarang secara otomatis menarik klien untuk memberi komentar
tidur saat para penyelam berada didalam air. yang baik di TripAdvisor. Jangan lupa TripAdvisor dilihat
oleh sebagian besar wisatawan Eropa dan Amerika. Dengan
21. Program Discover Scuba Diving adalah program yang paling
komentar buruk anda akan memiliki lebih sedikit atau tidak
berbahaya untuk dilakukan. Oleh karena itu, ikuti aturan dan
ada klien sama sekali.
program ini hanya dapat dilakukan oleh instruktur PADI atau SSI
yang berkualitas. 3. Kecelakaan dapat dengan mudah membunuh bisnis anda:
semua orang tahu segalanya melalui media sosial, jika ada
kecelakaan di dive center anda, bisnis anda tidak akan
bertahan.
Enam alasan mengapa penyelam dapat meninggal. 4. Jika anda tidak mengikuti aturan standar dasar tetapi pesaing
1. Peralatan dengan kualitas buruk. baru atau yang sudah ada mengikuti aturan tersebut, mereka
2. Masalah kesehatan penyelam dan proses darurat operator akan mengambil alih pasar anda. Penyelam tahu bahwa hidup
menyelam yang tidak efisien. mereka ada di tangan anda!
3. Penyelaman tidak direncanakan dengan benar. 5. Jangan perah lupa scuba diving adalah olahraga ekstrim: jika
Anda memilki keraguan, segera keluar dari air!
4. Masalah prosedural seperti daya apung atau udara.
5. Udara buruk di dalam tangka.
6. Terpisah dari grup.
92 BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN

3.10 CARA BERINTERAKSI DAN MELIHAT SATWA DI LAUT

Oleh: United States National Oceanic and Atmospheric Administration


Saat melihat satwa liar di laut, semua kapal dan perahu lain harus saling menjaga jarak yang sesuai dari satwa laut (misalnya mammalia laut dan
penyu), sambil mengamati batas kecepatan yang sesuai. Panduan umum disediakan di sini, tetapi untuk beberapa spesies perlu memiliki aturan yang
khusus (lihat di bagian bawah tentang undang-undang yang spesifik untuk spesies tertentu).

Saat Melihat Mamalia Laut Dengan Menggunakan Perahu

Batasi waktu yang dihabiskan untuk mengamati Jangan mengejar, melingkari, atau melompati Hindari mendekati mamalia laut ketika ada perahu
individu dan kelompok hewan hingga 30 menit binatang dengan perahu. Jangan menjebak hewan lain yang dekat. Beberapa kapal di situasi ini lebih
atau kurang. di antara perahu atau pantai. cenderung dan sering mengganggu mamalia laut.

Info lebih detail dapat dilihat di:


https://www.fisheries.noaa.gov/topic/marine-life-viewing-guidelines#guidelines-&-distances
BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN 93

Hindari kecepatan berlebihan atau perubahan Saat mendekati mamalia laut, perlambat kecepatan Hindari mendekati paus atau lumba-lumba,
mendadak dalam kecepatan atau arah saat di dekat perahu, operasikan dengan kecepatan yang sesuai dan pada saat ada anak mamalia laut tersebut.
paus atau lumba-lumba. dan dengan perlahan. Tempatkan mesin anda di Jangan sekali-kali menempatkan perahu anda di
netral ketika paus mendekat untuk lewat. antara induk dan anak. Berhati-hatilah terhadap
tamparan sirip paus yang bisa melukai orang
dan merusak perahu.

Jauhi gelembung yang dikeluarkan dari paus Jangan pernah mengejar atau mengikuti satwa laut Jangan secara sengaja mengarahkan perahu anda
bungkuk. Ini adalah gelembung di bawah permukaan — setiap pergerakan kapal harus dari jarak yang atau berakselerasi ke arah mamalia laut dengan
tanda sebelum paus naik untuk mengambil makanan disarankan dan sedikit sejajar dengan atau dari maksud menciptakan tekanan yang memungkinkan
di permukaan. bagian belakang hewan. Jika anda perlu bergerak mereka untuk membungkuk atau bangun.
di sekitar satwa laut, lakukan dari belakang. Jangan Perlahan-lahan tinggalkan area jika mamalia laut
pernah mendekati langsung. menunjukkan tanda-tanda terganggu.
94

Tetap berada setidaknya 100-meter dari paus, dan 50-meter dari lumba-lumba, anjing laut atau singa laut.
BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN 95

3.11 CARA BERINTERAKSI DENGAN HIU PAUS

PEDOMAN BERINTERAKSI DENGAN HIU PAUS


Kode etik berikut dirancang berdasarkan kode-kode etik yang telah mengatur tata cara berenang dengan hiu paus di Terumbu Ningaloo, Australia Barat, dan juga berdasarkan
sejumlah penelitian ilmiah77

ZON
AE
KS
KL
US
IF
25
PAJANG RAMBU ARAHAN PENEGAKKAN
KODE ETIK DAN POSTER PENGANTAR HUKUM

0
M
ET
ER
R
TE
EPALA

E
RI K

M
DA

30
ER
ET

3M
JUMLAH TIDAK MENYELAM KONTAK AKSESORIS
KAPAL SCUBA EKSKLUSIF DILARANG

PENGUMPANAN DILARANG MENGGANGGU TIDAK MENGENAKAN


KECEPATAN DILARANG ATAU MENGEJAR TABIR SURYA

OR
EK
RI
DA
MENIT R
E TE
WAKTU DI SKUTER ATAU JET FOTOGRAFI BERLAMPU 4M
SEKITAR HEWAN SKI DILARANG KILAT DILARANG FOTOGRAFI

JUMLAH ANGGOTA DILARANG


KELOMPOK MENYENTUH ATAU TIDAK SELFIE
MAKSIMAL 10 MENUNGGANGI HEWAN DENGAN HEWAN

Sumber: WWF International, Project Aware dan Manta Trust, 2017.


96 BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN

3.12 CARA MELIHAT PENYU DARI PERAHU43

Tetap berada setidaknya 50-meter dari penyu. Jangan memberi Hindari kecepatan berlebihan atau perubahan kecepatan secara
makan, atau mencoba memberi makan penyu. mendadak atau mengubah arah secara tiba-tiba di dekat penyu.

Jangan mengejar, mengepung, atau menjebak penyu antara Saat melihat penyu melambat, operasikan kecepatan perahu
perahu dan pantai. menjadi lambat. Masukkan mesin dalam kondisi netral jika
ada penyu yang ingin diamati. Biarkan penyu lewat dan
bergerak perlahan.

43
National Ocean and Atmospheric Agency of the United States. https://www.fisheries.noaa.gov/topic/marine-life-viewing-guidelines#guidelines-&-distances
BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN 97

3.13 CARA BERINTERAKSI DENGAN PENYU

Penyu telah hidup di lautan selama lebih dari 150 juta tahun. Sayangnya, reptil purba ini sekarang terancam punah. Banyak populasi penyu menurun
sebagai akibat dari perburuan yang terus-menerus, peningkatan pembangunan di area pantai, penangkapan sampingan dalam perikanan, degradasi dan
kehancuran pantai dimana mereka bertelur, dan polusi laut. Anda dapat membantu melindungi mereka dengan mengikuti panduan sederhana ini.

FAKTA MENGENAI PENYU SAAT DI AIR


• Semua spesies penyu terancam punah dan membutuhkan • Amatilah penyu dari kapal – ingat, kapal bisa menabrak penyu dan
perlindungan. membunuhnya.
• Penyu bisa mati tenggelam jika mereka tidak dapat mencapai • Saat berada di dalam air, jaga jarak Anda dan hindari untuk tidak
permukaan laut untuk bernafas. mengejutkan penyu. Jangan ganggu penyu saat istirahat, tidur atau
• Sampah di laut sangatlah berbahaya, terutama kantong plastik, penyu makan.
dapat mengira plastik sebagai ubur-ubur yang merupakan makanan • Dekati penyu dengan perlahan dan tenang serta menjauhlah jika
kesukaan penyu. mereka menunjukkan tanda-tanda terganggu.
• Penyu tetap berada di wilayah yang sama selama bertahun-tahun • Jangan pernah mencoba menombak, mengganggu, menangkap, atau
dan saat dewasa kembali ke daerah yang sama dimana mereka menunggangi penyu.
ditetaskan setiap tahunnya. Jika lokasinya hancur, penyu tidak akan • Jangan menyentuh atau memberi makan penyu.
pernah kembali.
• Bawa pulang semua sampah; sampah dapat membunuh penyu,
terutama ketika penyu mengira sebagai makanan.44

44
Coral Reef Alliance (CORAL) and Wider Caribbean Sea Turtle Conservation Network (WIDECAST).
98 BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN

3.14 CARA MELIHAT SITUS PENYU BERTELUR

• Jangan mengganggu lokasi penyu bertelur. TELUR PENYU YANG MENETAS


• Jangan meninggalkan benda yang dapat menghalangi penyu menuju • Jangan arahkan senter atau cahaya ke tukik penyu, meskipun sudah
pantai dan bertelur. ada di laut.
• Saat melihat penyu bertelur, jangan membuat suara yang • Jangan ganggu lokasi penetasan penyu atau membantu mereka saat
mengganggu. Gunakanlah lampu redup sesuai kebutuhan. muncul di permukaan pasir.
• Jangan arahkan senter langsung ke kepala penyu. Mereka sangat • Jangan membawa hewan peliharaan - terutama anjing - karena
sensitif terhadap suara dan cahaya. Mereka tidak akan bertelur dan mereka bisa saja memakan tukik penyu dan mengganggu mereka.
kembali ke laut jika merasa terganggu. • Lampu kilat kamera hanya diizinkan ketika penyu sudah muncul di
• Menjauhlah saat penyu menutup lubang tempat penyu bertelur pasir dari lokasi penetasan.
(ruang telur). • Jangan menyentuh atau memegang tukik penyu.
• Jangan menghalangi penyu yang menuju ke daratan ataupun saat • Biarkan tukik merangkak ke laut tanpa terganggu dan dibantu.
kembali ke laut.
• Tetap di posisi anda saat penyu melintasi pantai, untuk meminimalisir
• Hindari kontak fisik atau langsung dengan penyu atau telur. Kontak risiko menginjak mereka.45
fisik hanya diperbolehkan untuk kegiatan penelitian seperti
pengukuran panjang tubuh dan pemasangan tanda.
• Bersikaplah proaktif dalam melindungi area penyu bertelur dari
sampah. Penyu akan kembali ke tempat mereka menetas dan tidak
akan kembali jika lokasi tersebut rusak.

45
Observe and Interact with Sea Animals. Best Environmental Equitable Practices. WWF Indonesia, 2015.
99

Morotai mempunyai berbagai lokasi selam yang menarik dengan gerombolan ikan bumphead parrotfish, hiu karang sirip hitam, dan pari mobula. Foto ©Alex Westover
100 BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN

3.15 CARA BERENANG DENGAN PARI MANTA46

PEDOMAN BERINTERAKSI DENGAN PARI MOBULID (PARI MANTA DAN PARI SETAN)
Kode etik berikut dirancang berdasarkan Pedoman Interaksi Manta yang dikembangkan oleh Manta Trust. Kode etik tersebut juga mencerminkan riset ilmiah terbaru 84

R
TE

E
M
PAJANG RAMBU ARAHAN PENEGAKKAN

10
KODE ETIK DAN POSTER PENGANTAR HUKUM

ER
ET

3M
JUMLAH TIDAK MENYELAM KONTAK AKSESORIS
KAPAL SCUBA EKSKLUSIF DILARANG

PENARIKAN OLEH TIDAK MENGENAKAN


KECEPATAN KECEPATAN KAPAL DILARANG TABIR SURYA

MENIT
DILARANG JUMLAH ANGGOTA
WAKTU DI MENYENTUH ATAU PENGUMPANAN KELOMPOK
SEKITAR HEWAN MENUNGGANGI HEWAN DILARANG MAKSIMAL 10

Sumber: WWF International, Project Aware dan Manta Trust, 2017.

46
Responsible Shark and Ray Tourism. A guide to Best Practice. WWF.
BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN 101

PANDUAN 10-LANGKAH DARI MANTA TRUST


Bagaimana berinteraksi dengan Pari manta secara berkelanjutan di
manapun anda berada.

1. Masuklah ke air dengan perlahan dan tenang, jarak pengamatan


lebih dari 10 meter / 33 kaki dari Pari manta.
2. Pastikan sepatu kaki katak (fins) anda di bawah permukaan air
saat berenang. Percikan dan kebisingan dapat menakuti Pari manta,
sehingga sebaiknya anda mendekati Pari manta setenang mungkin.

3. JANGAN mendekati Pari manta lebih dekat dari 3 meter / 10 kaki.


Apabila manta datang ke arah anda tetaplah diam dan biarkan Pari
manta mendekat.
4. Anda harus mendekati Pari manta dari samping mereka, sehingga
tidak mengganggu arah berenang Pari manta.

Sumber: Manta Trust (https://swimwithmantas.org)


Ilustrasi oleh Rebecca Carter Art
102 BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN

7. Bagi penyelam scuba.


Ketika anda berjumpa dengan Pari manta, kemungkinan anda akan
menjumpainya di tempat pembersihan (cleaning station). Lokasi ini
adalah tempat penting bagi Pari manta.
Selama perjumpaan, tetaplah di samping tempat pembersihan.
JANGAN berenang ke area pembersihan utama.
8. Bagi penyelam scuba.
Tetap berenang rendah dan dekatkan diri ke dasar laut, tetapi
hati-hati jangan sampai merusak karang di bawah Anda. Hal ini
juga tergantung pada lokasi penyelaman, anda mungkin perlu tetap
berada di area yang telah diperuntukkan bagi penyelam.

5. Saat Pari manta berenang melewati anda, JANGAN mengejarnya!


Anda tidak akan akan bisa menyusul Pari manta, dan justru akan
menakut-nakuti mereka.
6. JANGAN menyentuh Pari manta. Anda bisa mengganggu Pariu
mantadan dapat didenda (tergantung pada hukum setempat).
Mereka juga dapat melukai anda dengan kibasan sayapnya yang
kuat jika terkejut.
BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN 103

9. Bagi penyelam scuba.


Ketika seekor Pari manta berenang ke arah anda, jangan
menghalangi mereka dan biarkan mereka berenang di atas kepala.
Tetaplah berenang rendah dan tetap di tempat anda saat itu.
10. Selain langkah-langkah di atas, pastikan untuk mengikuti Dive Morotai. Foto© Alex Westover
peraturan, hukum, dan regulasi tambahan untuk lokasi Pari manta
yang anda kunjungi.
104 BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN

3.16 CARA YANG BAIK MEMBERSIHKAN SAMPAH DARI DALAM LAUT

Bersih-bersih di dalam air adalah cara yang baik untuk menjaga lingkungan laut. Ada beberapa pertimbangan khusus saat bersih-bersih di bawah
air, terutama di lingkungan rentan misalnya di terumbu karang . Harap ikuti panduan sederhana ini untuk menghindari kerusakan terumbu karang.

MERENCANAKAN PENYELAMAN sementara penyelam lain memegang karung.


• Selalu menyelam dengan minimal satu orang lain dan pastikan untuk • Pisahkan sampah kaca, jarum dan kait pancing di dalam karung lain
memeriksa peralatan menyelam serta kode-kode penyelaman untuk keselamatan.
sebelumnya. • Jangan pernah mencoba melepas apa pun yang tidak mudah
• Pastikan kondisi bawah laut dan keadaan cuaca dalam keadaan baik diangkat seperti ban atau aki mobil.
untuk memastikan keamanan penyelam dan keamanan organisme
bawah laut. SASARAN PEMBERSIHAN
• Plastik, terutama kantong plastik.
PENGGUNAAN ALAT • Kain atau karung beras.
• Selain alat selam normal, penyelam memerlukan: • Pancing, jaring, dan perangkap ikan/lobster yang rusak.
»» Karung. • Baterai, kaleng, dan botol yang tidak ditinggali biota laut.
»» Sarung tangan untuk melindungi tangan dari sampah dan benda tajam. • Puntung rokok dan tutup botol.
»» Gunting/alat pemotong untuk memotong tali pancing dan kaleng.
HAL APA SAJA YANG HARUS DIAMBIL DAN DITINGGALKAN
PROTOKOL PENYELAMAN Janganlah mengambil barang bekas yang sudah membaur dengan
• Bekerjalah perlahan dan hati-hati. terumbu karang atau yang telah menjadi tempat hidup biota laut.
• Menyelam dalam posisi pandangan ke bawah untuk menghindari
menyentuh bagian dasar laut. Periksalah sebelum anda memasukkan sampah ke karung
• Sesuaikan daya apung dalam penyelaman karena dengan membawa • Pastikan tidak ada biota laut yang hidup di setiap sampah yang diambil.
sampah membuat beban Anda jadi lebih berat. • Jangan ambil botol yang memiliki tanda kehidupan biota laut.
• Pastikan berbagai peralatan disimpan di tempat aman dan karung • Bukalah kaleng untuk memastikan tidak ada sesuatu di dalamnya.
dipegang dengan baik sehingga tidak menyeret atau merusak
• Pegang gelas atau kaleng yang ditemukan di area pasir dasar laut lalu
terumbu karang.
keluarkan pasir atau lumpur sebelum memasukkan sampah ke kantung
• Satu penyelam mengumpulkan sampah dengan sarung tangan
BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN 105

3.17 CARA MERENCANAKAN KEGIATAN DI DALAM KKP

Apa saja yang harus ditinggalkan 1. Ketahuilah zona-zona KKP


• Apa pun yang tersangkut dan sulit diambil atau menjadi tempat Setiap KKP memiliki peta yang menggambarkan lokasi geografis
tumbuh biota laut. masing-masing zona dalam KKP. Kantor DKP Provinsi dan kantor
• Apa pun yang telah ditumbuhi kehidupan laut. unit pengelola pasti memiliki peta KKP terbaru dengan zona yang
• Apa pun yang mungkin berbahaya. telah disetujui.
• Benda berat — jangan pernah gunakan perangkat kontrol daya
apung (bcd) anda untuk mengangkat benda berat. Zona di masing-masing KKP pastilah berbeda-beda, seperti yang
• Drum logam dan wadah yang mungkin mengandung bahan berbahaya. ditunjukkan pada contoh berbeda di bawah ini.

Tali pancing plastik


• Jangan menarik tali pancing yang melayang bebas di air. Potong
dan ambil di bagian tertentu saja untuk menghindari kerusakan
organisme yang tumbuh di sekitarnya.
• Gunakanlah gunting daripada pisau.
• Gulung tali pancing pada suatu benda atau pada tangan.

PENCATATAN HASIL
Dokumentasikan seluruh sampah yang dikumpulkan agar sumbernya
dapat ditelusuri sehingga masalah pencemaran dapat ditangani dari
sumbernya. Untuk informasi lebih lanjut dan lembar pencatatan,
Anda bisa menghubungi The Ocean Conservancy. Zona Inti (960.48 Ha)

Zona Pemanfaatan Wisata Bahari (99.18 Ha)


SETELAH PENYELAMAN Zona Perikanan Berkelanjutan (46909.08 Ha)
Sampah yang dikumpulkan harus dibawa ke tempat pembuangan
sampah — jangan ditinggalkan di pantai.47 Peta Zonasi KKP Ay-Rhun. Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Maluku Utara & Coral
Triangle Center, 2020.

47
The Coral Reef Alliance (CORAL) and The Ocean Conservancy.
106 BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN

2. Memahami kegiatan apa saja yang diizinkan di setiap zona


Menurut peraturan Indonesia, terdapat 4 jenis zona dalam KKP:48

Tipe Zona Kegiatan yang diperbolehkan Kegiatan yang dilarang

Zona Inti ‘khusus kegiatan • Penelitian • Kegiatan ekstraktif • Pengambilan sumber daya • Snorkeling
menyangkut ilmu pengetahuan’. • Patroli • Pengambilan pasir laut • kayaking
• Memancing • Budidaya rumput laut • Berselancar
• Menyelam • Ski air
Zona Perikanan Berkelanjutan • Penelitian • Budidaya • kayaking
• Patroli rumput laut • Berselancar
• Penangkapan ikan • Menyelam • Ski air
oleh nelayan yang • Snorkeling
tinggal di dalam atau
di sekitar KKP
Zona Pemanfaatan • Penelitian • Snorkeling • Berselancar • Kegiatan ekstraktif • Pengambilan sumber daya laut
• Patroli • kayaking • Ski air • Penambangan pasir • Budidaya rumput laut
• Menyelam • Memancing

3. Informasikan kepada unit pengelola KKP setempat tentang kegiatan yang anda rencanakan
Walaupun aktivitas yang anda rencanakan diperbolehkan di dalam zona KKP, anda tetap disarankan untuk menginformasikan rencana anda
ke unit pengelola KKP. Unit pengelola bertanggung jawab untuk memantau dan menegakkan regulasi di kawasan konservasi, mengumpulkan
biaya masuk ke kawasan, dan mengimplementasikan program konservasi. Memberi tahu unit pengelola tentang rencana kegiatan anda dapat
meningkatkan kualitas pengelolaan KKP, dan memastikan anda mengetahui apabila ada perubahan dalam KKP, seperti perubahan biaya masuk
KKP, lokasi tambatan atau program lingkungan yang menarik.

48
KP No. Per.30/Men/2010.
BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN 107

3.18 CARA MEMBUAT PANDUAN UNTUK WISATAWAN

Ada banyak cara untuk membuat panduan tentang masalah lingkungan dan budaya bagi wisatawan yang menarik dan interaktif, misalnya berupa
poster di biro perjalanan wisata, operator selam atau hotel, atau menggunakan media sosial. Halaman Facebook memungkinkan interaksi antara
calon tamu dan hotel / homestay setempat dan dapat menjadi cara yang murah untuk menyebarkan informasi mengenai KKP, praktik lingkungan
yang baik atau berita lain kepada pengunjung baru atau tamu yang ingin kembali mengunjungi kawasan konservasi. Instagram juga dapat menjadi
platform yang dapat digunakan untuk menyebar informasi dengan murah/nyaris tanpa biaya.

Beberapa kelompok di Indonesia sudah menggunakan platform media sosial ini untuk berbagi informasi tentang destinasi wisata mereka.

Who Where they share


DOCK, Komodo. Facebook: https://www.facebook.com/DOCK.Komodo/
DOCK adalah sekelompok operator selam lokal yang berdedikasi untuk Instagram: https://www.instagram.com/dock.komodo/
melindungi Taman Nasional Komodo serta menjaga standar keselamatan dan Fisik: Operator selam di labuan bajo, LSM
profesionalisme dalam komunitas penyelaman.

Stay Raja Ampat, Raja Ampat. Facebook: https://www.facebook.com/gorajaampat/


Situs web dan halaman facebook yang menyediakan informasi dan cara untuk Situs Web: https://www.stayrajaampat.com/?fbclid=IwAR0HSB_Abp-dCCAY
menghubungi penyedia wisata bagi wisatawan mandiri untuk merencanakan KAco2MPMTLj5yho2OIefyhVkVjC6CnD3oP3r5JmhEbc
liburan ke Raja Ampat.
Birdshead Seascape, Raja Ampat. Facebook: https://www.facebook.com/birdsheadseascape
Inisiatif dari LSM lokal dan internasional, pemerintah daerah, kabupaten, Instagram: https://www.instagram.com/birdsheadseascape/
provinsi dan nasional, masyarakat pesisir, organisasi lokal, dan universitas Situs Web: https://birdsheadseascape.com/
untuk memenuhi kebutuhan Birdshead Seascape di Indonesia.
108 BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN

Berikut ini merupakan beberapa contoh informasi yang dapat Anda Apa yang dibutuhkan untuk memulai dan mengelola halaman
bagikan ke wisatawan menggunakan Facebook atau Instagram. Facebook atau Instagram?
• Panduan interaksi dengan hewan laut. • Akun email atau nomor telepon.
• Zonasi KKP. • Satu orang yang bertanggung jawab untuk mengunggah materi dan
• Tanggal dan lokasi kegaiatan bersih-bersih pantai atau laut. menjawab pertanyaan yang datang melalui platform tersebut.
• Penelitian baru tentang spesies atau habitat dalam KKP anda.
• Penyedia layanan setempat (mis. hotel, homestay, losmen, Beberapa tips untuk menjaga halaman Facebook atau Instagram
restoran) yang mematuhi kode etik dan prinsip-prinsip pariwisata untuk tetap fokus pada destinasi wisata
berkelanjutan. • Sertakan deskripsi yang jelas tentang tujuan halaman.
• Cara-cara untuk mengurangi polusi plastik. • Posting secara berkala (sekali per minggu) tetapi tidak terlalu banyak
• Lokasi daur ulang. (3 kali per hari).
• Tanggal dan lokasi pemutaran film mengenai lingkungan. • Posting informasi mengenai destinasi wisata anda yang relevan bagi
• Lokasi pembayaran biaya masuk dan waktu operasional KKP. pengunjung, seperti biaya masuk KKP, lokasi pembayaran, jam kerja,
• Biaya masuk KKP (dan pembaruan biaya apabila ada). kode etik.
• Penggunaan pendapatan KKP, seperti patroli dan kegiatan • Buatlah posting sederhana yang dapat menggambarkan pesan
pemantauan. dengan jelas.
• Gunakan foto-foto menarik yang memikat pengunjung untuk
membaca teks
BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN 109

3.19 CARA MEMBERI MANFAAT BAGI MASYARAKAT SETEMPAT DI SEKITAR KKP

Membeli produk dan layanan dari komunitas terdekat tidak hanya akan mendukung perekonomian mereka, tetapi juga dapat meningkatkan nilai
bisnis mereka dan menjadikan bisnis mereka sebagai karakteristik unik dari lokasi tersebut/sebagai ikon bagi para tamu. Tindakan sederhana seperti
membeli buah-buahan dan sayuran dari produsen lokal, menyediakan furnitur yang dibuat oleh tukang kayu lokal dan menampilkan tarian lokal akan
membuat pengalaman yang luar biasa bagi para tamu dan berkontribusi pada diversifikasi pendapatan dari orang-orang yang tinggal di dalam atau
di sekitar KKP.

Usaha yang dapat dilakukan Beberapa kiat yang dapat membuat tindakan anda menjadi unik

Beli buah-buahan dan sayuran • Sediakan menu musiman menggunakan aneka buah dan sayuran lokal sebagai bahan bakunya.
organik lokal • Buatlah menu anda menggunakan rempah-rempah dan resep lokal, menciptakan pengalaman unik bagi para tamu.
• Bangun kisah kreatif mengenai buah-buahan dan sayuran lokal, termasuk cerita mengenai penjual dimana anda berbelanja.
Beli ikan dari nelayan setempat • Sediakan menu musiman berbahan baku ikan, dengan memvariasikan hidangan sesuai dengan kelimpahan ikan.
• Beli ikan dewasa (besarnya sesuai dengan panduan penangkapan ikan) yang ditangkap di zona penangkapan ikan KKP.
• Jangan membeli spesies yang terancam (lihat cara membeli ikan).
Beli furnitur buatan lokal • Gunakan kursi dan meja yang dibuat oleh tukang kayu setempat.
• Buat karya-karya unik yang sesuai dengan desain lokal.
• Jika tukang kayu tidak tahu desain yang anda inginkan, ajari mereka desain baru.
• Latih staf anda untuk mengetahui bahwa furnitur tersebut dibuat secara lokal dan jenis bahannya.
Beli kerajinan lokal • Beli tembikar, sabun dan tikar tenunan tangan buatan masyarakat setempat.
• Buatlah toko kecil untuk memamerkan kerajinan lokal.
• Gunakan tekstil lokal (batik atau lainnya) untuk menghias.
Rekrut penggiat seni lokal • Libatkan penyanyi lokal untuk tampil di wisma anda (daripada menawarkan karaoke).
• Libatkan masyarakat setempat untuk menampilkan tarian lokal untuk para tamu.
Hindari ikan karang • Sajikan makanan laut dari perikanan pelagis seperti tuna, mackerel, mahi mahi dan ikan pelagis kecil.
Menggunakan kembali material • Gunakan material lokal untuk perabotan, seperti perahu nelayan.
yang sudah tidak dipakai • Kembalikan furnitur kayu lama daripada membuat furnitur baru.
110 BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN

3.20 CARA MEMILIH DAN MEMBELI IKAN YANG BAIK

Salah satu ancaman utama terhadap KKP adalah penangkapan ikan misalnya penangkapan ikan di luar zona penangkapan ikan yang telah ditentukan,
penangkapan ikan yang belum mencapai dewasa dan penangkapan ikan dengan alat tangkap yang dapat merusak ekosistem laut. Mendukung para
nelayan untuk menyesuaikan perilaku penangkapan mereka terhadap zona KKP akan membawa manfaat jangka panjang bagi sektor pariwisata dan
para nelayan itu sendiri. Bisnis pariwisata dapat terlibat secara langsung dengan mengadopsi beberapa panduan pembelian ikan.

Untuk bisnis di dalam KKP yang menyajikan ikan karang dengan ukuran apa pun harus dihindari karena ikan ini memiliki nilai wisata yang tinggi bagi
penyelam dan tamu wisata snorkeling. Lebih baik menyajikan hidangan laut dari perikanan pelagis seperti tuna, mackerel, mahi mahi dan ikan pelagis
kecil. Pelaku bisnis memiliki peran penting dalam mendorong nelayan setempat untuk menargetkan spesies jenis ini daripada spesies ikan karang.

Panduan pembelian ikan

Cumi-cumi

Abalon
Baronang Kepiting Kelapa

Ikan Cakalang 1. Ketahuilah spesies ikan yang Anda beli.


Ikan Kuro Mengetahui apakah spesies ikan ini
ditangkap secara berlebihan atau terancam
Makerel atau memiliki nilai wisata tinggi seperti
Baramundi
Ikan Pari jenis ikan karang berukuran besar. Hindari
Barakuda membeli spesies yang terancam punah,
terancam, dan dilindungi.
BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN 111

Biota Laut di bawah merupakan biota yang dilindungi penuh


oleh Negara49 50 51 52 53 54

Nama Spesies
Lumba-lumba Ordo Cetacean (13 spesies lumba-lumba)
Pari Manta Manta sp (2 spesies)
Kima Hippopus sp (2 spesies)
Penyu Testudinata group (6 spesies)
Ikan Pari Gergaji Pristis sp (4 spesies)
2. Ketahuilah ukuran ikan 3. Hanya membeli ikan dewasa.
Duyung Dugong dugong
dewasa.
Ikan Hiu Paus Rhincodon typus
Paus Ordo Cetacean (21 spesies paus)
Ikan raja laut Latimeria chalumnae
Triton terompet Charonia tritonis
Nautilus berongga Nautilus pompilius
Ketam tapak kuda Limulidae family (3 spesies)
Kepala kambing Cassis cornuta
Troka, Susur bundar, lola Trochus niloticus
Batu laga, Siput hijau Turbo marmoratus

4. Ketahuilah peralatan yang 5. Mengetahui di mana ikan itu


digunakan para nelayan ditangkap. 49
Ministry of Environment of the Republic of Indonesia Regulation Permen LHK
No.106/2018.
50
Republic of Indonesia Regulation Kepmen KP No. 4/2014.
51
Republic of Indonesia Regulation Perlindungan penuh PP No. 7 / 1999.
52
Republic of Indonesia Regulation Permen LHK 20/2018 jo Permen LHK 92/2018.
53
Republic of Indonesia Regulation Permen KP No. 18/2013.
54
Republic of Indonesia Regulation Kepmen KP No. 59/2011.
112 BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN

Biota Laut di bawah merupakan biota yang dilindungi terbatas 2. Alat tangkap yang biasa digunakan dan potensi dampaknya terhadap
oleh Negara 55 56 57 58 KKP

Nama Spesies Alat tangkap Potensi dampak pada habitat laut


Ikan Terubuk Tenualosa macrura Pancing • Penangkapan ikan satu per satu.
Ikan Terubuk Tenualosa ilisha • Sedikit dampak terhadap ekosistem laut
Ikan Capungan Banggai Pterapogon kauderni Pancing • Penangkapan ikan satu per satu.
huhate • Sedikit dampak terhadap ekosistem laut
Ikan Napoleon Cheilinus undulatus
Pukat cincin • Menangkap beberapa ikan sekaligus, menghabiskan stok ikan
Bambu Laut Isis hippuris
lebih cepat.
• Berpotensi untuk menangkap spesies sampingan (mis. penyu,
hiu, pari).
Alat pendukung yang dapat membantu keputusan Anda saat • Menangkap ikan yang belum dewasa.
memancing • Berpotensi menjadi alat tangkap yang tertinggal di laut dan
1. Jenis ikan umum dan ukuran dewasa merusak lingkungan (ghost gear) jika tidak dibuang dengan
benar.
Jenis Ikan Ukuran Dewasa Jaring insang • Berpotensi tersangkut sehingga merusak karang.
> 108 cm (Gillnet) • Menangkap beberapa ikan sekaligus, menghabiskan stok ikan
lebih cepat.
• Berpotensi untuk menangkap spesies sampingan (mis. penyu,
hiu, pari).
Tuna sirip-kuning • Berpotensi tersangkut di karang atau bagian lain dari
> 50 cm ekosistem laut.
• Berpotensi menjadi alat tangkap yang tertinggal di laut dan
merusak lingkungan (ghost gear) jika tidak dibuang dengan
benar.
Tuna cakalang
> 40 cm

Kakap merah
> 54.8  cm

55
Republic of Indonesia Regulation Kepmen KP No. 43/2016.
Kerapu 56
Republic of Indonesia Regulation Kepmen KP No. 49/2016.
57
Republic of Indonesia Regulation Kepmen KP No. 37/2013.
58
Republic of Indonesia Regulation Kepmen KP No. 46/2014.
BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN 113

3. Panduan hidangan laut berkelanjutan WWF yang menunjukkan status spesies yang dianggap terancam di Indonesia.

WWF SEAFOOD ADVISOR WWF SEAFOOD GUIDE


WWF Seafood Advisor adalah aplikasi seluler berisi panduan daftar Selain aplikasi WWF Seafood Advisor, WWF juga mengembangkan
ikan yang dapat dijumpai di perairan Indonesia dilengkapi dengan versi siap cetak bernama WWF Seafood Guide yang bisa Anda
petunjuk pengkonsumsian. Pada aplikasi ini, Anda dapat mengetahui temukan di www.wwf.or.id/seafoodguide atau www.panda.org.
jenis ikan yang sebaiknya dihindari, dipertimbangkan maupun baik
untuk dikonsumsi. Anda dapat mengunduh aplikasi ini di playstore.

Penjual ikan di pasar dekat pelabuhan di Kota Ambon, Maluku. Foto© Asril Junaidi
114 BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN

3.21 CARA MENGURANGI PENGGUNAAN ENERGI

1. Matikan komputer dan AC


1 Komputer menggunakan energi yang besar. Matikan komputer pada akhir
hari saat tidak lagi digunakan. Matikan juga AC di kamar atau kantor ketika
tidak dipakai atau ganti dengan kipas angin dan sediakan ventilasi yang
baik untuk sirkulasi udara.
2. Pilih bola lampu hemat energi
Lampu LED adalah pilihan pencahayaan yang paling hemat energi. Lampu
LED menggunakan listrik 75% lebih sedikit daripada lampu pijar. Mereka
juga tidak memiliki merkuri, dan bertahan sekitar 25 kali lebih lama dari
lampu pijar tradisional. Saat mengganti bola lampu pilih lampu LED.
2 3
3. Cabut kabel elektronik yang tidak digunakan dan gunakan timer
Perangkat seperti televisi dan printer menggunakan daya siaga, bahkan
ketika dalam kondisi tidak menyala. Beberapa pengisi daya terus menarik
sejumlah kecil energi, bahkan ketika dicolokkan (penilaian yang baik
adalah jika pengisi daya terasa hangat saat disentuh). Mematikan alat
elektronik yang tidak digunakan dapat mengurangi konsumsi energi dan
ini dapat dilakukan paling efektif dengan timer yang secara otomatis akan
mematikan alat tersebut di malam hari.
4. Gunakan kabel daya untuk mengurangi beban colokan Anda.
4 5
Gunakan kabel daya untuk mematikan semua perangkat sekaligus.
Memmatikan saklar pada soket ekstensi anda memiliki efek yang sama
seperti mencabut setiap soket dari dinding, mencegah hilangnya energi.
5. Matikan lampu
Matikan lampu di kamar yang tidak digunakan, termasuk kamar tamu atau
area umum
BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN 115

3.22 CARA MENGELOLA PENGGUNAAN AIR SECARA EFISIEN

Air adalah sumber daya penting untuk kehidupan dan kesehatan yang baik, tetapi sekitar sepertiga dari populasi global tidak memiliki akses ke air
bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Meskipun sebagian besar planet kita ditutupi air, sebagian besar adalah air asin dan karenanya
tidak dapat dikonsumsi. Air tawar hanya 2,5% dari total air di bumi, 70% darinya terkunci di gletser dan lapisan salju permanen. Sumber-sumber
terbatas ini dikombinasikan dengan permintaan global yang besar akan air bersih telah menyebabkan kelangkaan air global.62

Kami menawarkan beberapa rekomendasi untuk mengelola sumber daya penting ini secara efisien!

1. Periksa semua keran, wastafel, toilet, dan kolam anda Tabel di bawah ini menunjukkan tingkat aliran perlengkapan efisien air.
apakah ada kebocoran.
Peralatan bocor bisa jadi penyebab limbah air dan terbuangnya air. Rekomendasi Aliran Maksimum / Kapasitas Flush
Faucet / fiting tidak boleh melebihi laju aliran maksimum dan kapasitas
2. Gunakan perlengkapan dan peralatan yang hemat air
flush yang tercantum di bawah ini.
Peralatan untuk air anda saat ini mungkin menjadi penyebab anda
tidak efisien menggunakan air. Periksa peralatan anda saat ini
dan lihat apakah penggantian dan peningkatan diperlukan untuk Persyaratan Aliran
Fitting/ Produk
membuat anda lebih hemat air. Maksimum / Kapasitas Flush
Keran & Mixer Mandi 9 liter/min
Mencuci tangan dapat menghabiskan banyak air. Keran yang
Keran Baskom & Mixer 6 liter/min
menggunakan laju aliran hingga 23 liter/menit masih digunakan di beberapa
bangunan, meskipun keran yang efisien menggunakan sesedikit 7 liter/ Wastafel / Keran Bib & Mixer 8 liter/min
menit tersedia. Laju aliran yang lebih rendah memungkinan dilakukan jika
Pancuran 9 liter/min
keran dilengkapi dengan aerator keran. Sebuah studi yang dilakukan oleh
Singapore Public Utilities Board (PUB) menunjukkan bahwa laju aliran Wadah Siram (per Siram) Dual flush 4.5 liter (full flush)
serendah 2 liter per menit cukup untuk tujuan mencuci normal di toilet. Katup Siram Urinal & Urinal (per Siram) 1.5 liter

Showerhead Hemat Air. Showerhead normal memiliki laju aliran


kurang lebih 12 liter / menit. Showerhead hemat air membantu
mengurangi penggunaan air tanpa mempengaruhi tingkat kenyamanan
dari tekanan air bagi pengguna.

62
Jakarta Green Building User guide, Volume 5, Water Efficiency. International Finance Corporation.
116 BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN

3. Pasang sistem daur ulang air sistem backwash di mana air dapat ditangkap kembali dan
Air daur ulang dari instalasi pengolahan air limbah dapat digunakan digunakan untuk irigasi.
untuk konsumsi air sekunder. Ini akan menurunkan jumlah air • Selalu tutupi kolam renang jika tidak digunakan untuk mencegah
bersih yang anda konsumsi. penguapan dan mengurangi kebutuhan untuk mengosongkan
Air dari pemanenan kondensat AC juga bisa menjadi sumber dan mengisi ulang.
air lainnya. • Memasang tombol tekan pancuran di tepi kolam akan
mengurangi penggunaan air.
4. Tanyakan kepada tamu anda apakah mereka
ingin handuk dan seprai mereka dicuci 6. Pastikan penggunaan air untuk taman anda dan area lainnya
setiap hari. efisien
Mencuci handuk dan seprai tamu dapat menjadi • Jangan menyiram sewaktu panas di hari tersebut. Di daerah
penyebab besar konsumsi air dalam operasi anda. beriklim panas, waktu terbaik untuk menyiram adalah di
Anda dapat membuat tamu anda lebih sadar malam hari
lingkungan dengan menempatkan papan nama di • Yang terbaik adalah menghindari penggunaan sistem penyiraman
kamar tamu tentang handuk dan seprai. otomatis, jika mereka harus menggunakan air dapat dihemat
oleh pengatur waktu pada alat penyiram untuk mengontrol
penggunaan air. Sensor kelembaban di kebun dan lahan juga
5. Periksa kolam renang anda dapat digunakan untuk menghindari penyiraman berlebih
Memiliki kolam renang dapat meningkatkan konsumsi air tawar di • Tempatkan prosedur untuk penyiraman manual dan latih staf
sebuah hotel besar hingga 10%, jadi pikirkan dengan baik apakah kebun untuk mengurangi penggunaan air jika memungkinkan
kolam renang benar-benar diperlukan sebelum membuatnya. • Gunakan teknik panen air hujan untuk mengalihkan dan
Langkah-langkah ini akan membantu memastikan tidak ada air menangkap air hujan dari atap dan selokan. Air dapat dialihkan
yang terbuang. ke tangki penyimpanan bawah tanah atau ke puntung air.
• Lakukan perawatan rutin untuk mencegah kebocoran. Tanaman sebenarnya lebih cocok dengan air hujan daripada air
Memeriksa kebocoran paling baik dilakukan dengan membaca yang diolah dari keran
meteran air di malam hari dan pagi hari. • Jika memungkinkan, gunakan air bekas dari bak mandi dan bak
• Kuraslah kolam renang setiap dua atau tiga hari daripada setiap cuci untuk irigasi. Pertimbangkan memasang sistem perawatan
hari dengan metode backwash. Yang terbaik adalah memilih
BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN 117

yang memungkinkan anda untuk menggunakan air kotor olahan 8. Latih staf anda tentang metode hemat air
dari toilet untuk kebun. Instalasi pengolahan harus diposisikan • Tempelkan informasi prosedur dan lakukan pelatihan untuk
dengan hati-hati sehubungan dengan angin yang ada dan memberi tahu pegawai tentang bagaimana mereka dapat
ditutupi dari pandangan. Manajemen sistem ini harus dikontrol mengurangi penggunaan air. Prosedur ini harus mencakup
dengan baik. berapa kali menyiram toilet saat membersihkan, tidak
• Sistem irigasi yang dirancang dan dikontrol dengan baik akan membiarkan keran mengalir atau menggunakan air berlebih,
mengalirkan air kapan dan di mana dibutuhkan menggunakan pel bukan selang saat membersihkan lantai.
• Menggunakan kompos organik akan menambah nutrisi dan • Pastikan staf anda mengikuti "penghematan air dari pencucian
membantu mempertahankan kelembaban di tanah seprai" di setiap kamar (lihat tip 4). Pastikan mereka
• Menempatkan serpihan kayu di atas tanah membantu meninggalkan handuk dan seprai untuk tamu yang memilih
mengurangi penguapan untuk tidak mencuci setiap hari.63
• Spesies tanaman asli sering membutuhkan lebih sedikit air
sehingga desain dan lansekap lahan anda sesuai dengan
lingkungan yang ada

7. Jadikan dapur anda hemat air


• Keran di dapur harus memiliki aliran maksimum 10 liter per
menit.
• Peralatan dan piring direndam terlebih dahulu menghemat
penggunaan air mengalir. Demikian pula, cucilah sayuran dan buah-
buahan dalam bak air, bukannya membilas di air yang mengalir.
• Hindari mencairkan makanan di bawah air mengalir dan hindari
menggunakan air mengalir untuk melelehkan es di saringan wastafel.

Pantai Ora. Foto©Zainul Arifin

63
Water Management and Responsibility in Hotels. Green Hotelier, March 22, 2013. https://www.greenhotelier.org/know-how-guides/water-management-and-responsibility-in-hotels/
118 BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN

3.23 CARA MENGELOLAH AIR LIMBAH

Sebagian besar daerah pedesaan di Indonesia tidak memiliki sistem


pembuangan limbah kota atau desa. Akibatnya, ada banyak praktik BEBERAPA DAMPAK NEGATIF DARI AIR LIMBAH YANG
yang tidak konsisten ketika berurusan dengan air limbah (limbah) TIDAK DIOLAH TERLEBIH DAHULU
baik untuk tempat tinggal maupun bisnis yang berlokasi di area ini. • Penurunan oksigen dapat menyebabkan kematian biota laut.
Pembuangan air limbah yang tidak tepat dari rumah, hotel, wisma Ketika limbah membusuk, proses ini menbutuhkan oksigen dari air
atau dive center anda dapat berdampak negatif bagi lingkungan sekitarnya dan jika konsentrasi limbah yang dibuang terlalu besar,
darat dan laut. jumlah oksigen yang tersedia untuk ikan, hewan air lainnya dan
tanaman laut akan tidak cukup dan dapat menyebabkan kematian.
Meskipun kita mungkin tidak melihatnya atau merasakan dampak • Kemungkinan penyakit bagi manusia dan biota laut. Limbah
limbah, limbah yang tidak diolah dapat memiliki dampak negatif jangka dapat menyebabkan penyakit dikarenakan adanya bakteri
pendek dan jangka panjang terhadap lingkungan alam.64 dan virus, hal ini dapat menimbulkan risiko kesehatan bagi
masyarakat, terutama para perenang dan mereka yang makan
kerang terkontaminasi.
• Ketidakseimbangan nutrisi di lautan dapat mengganggu
ganggang dan berdampak pada pertumbuhan biota laut.
Pembuangan limbah yang juga kaya akan nutrisi dapat
mempengaruhi pertumbuhan ganggang dan tanaman laut
lainnya. Jika ganggang tumbuh terlalu cepat, mereka dapat
mencegah cahaya mencapai ke dasar laut, menghasilkan racun
dan dapat menyebabkan penipisan oksigen.

64
UK Marine Special Areas of Conservation. http://www.ukmarinesac.org.uk/activities/ports/ph6_2_3.htm
BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN 119

Di daerah pedesaan dan pulau kebanyakan rumah dan bisnis Dalam gambar ini, anda dapat melihat tiga lapisan. Apa pun yang
memiliki septic tank sendiri. Jika wisma, hotel, atau kantor anda tidak mengapung naik ke atas dan membentuk lapisan yang dikenal
memiliki septic tank, berikut adalah beberapa informasi tentang cara sebagai lapisan buih. Apa pun yang lebih berat dari air tenggelam
membangun septic tank, sehingga anda dapat mencegah dampak untuk membentuk lapisan lumpur. Di tengah adalah lapisan air yang
negatif terhadap lingkungan. cukup jernih. Air ini mengandung bakteri dan bahan kimia seperti
nitrogen dan fosfor yang bertindak sebagai pupuk, tetapi sebagian
Septic tank hanyalah sebuah beton atau tangki baja besar yang besar bebas dari padatan.
terkubur di halaman. Ukuran tangki mungkin berbeda, beberapa
dapat menampung 4.000 liter air atau lebih. Air limbah masuk ke septic tank dari pipa saluran pembuangan di
rumah, seperti yang ditunjukkan di sini:
Air limbah mengalir ke tangki di satu ujung dan meninggalkan tangki
di ujung lainnya.

A—Toilet
B—Wastafel
C—Bak mandi
D—Tumpukan lubang angin
E—Kedalam septic tank

Septic tank secara alami menghasilkan gas (disebabkan oleh bakteri


yang menghancurkan bahan organik dalam air limbah), dan gas ini
A—Air limbah masuk D—Lapisan lumpur berbau menyengat.
B—Lapisan buih E—Untuk mengeringkan
Wastafel memiliki loop pipa yang disebut perangkap-P yang menahan
C—Air bidang
air di loop bawah dan menghalangi gas mengalir kembali. Sebaliknya,
gas mengalir ke atas pipa ventilasi.
120 BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN

Saat air baru masuk ke tangki, ia memindahkan air yang sudah ada di Saluran pipa drainase khas berdiameter 10 sentimeter dan dikubur
sana. Air ini mengalir keluar dari septic tank dan menuju ke saluran di parit dengan kedalaman sekitar 1,5 m dan lebar 0,6 m. Kerikil
pembuangan. Lapangan pembuangan terbuat dari pipa berlubang yang mengisi bagian bawah 60 cm hingga 90 cm dari parit dan tanah
dikubur dalam parit yang diisi dengan kerikil. menutupi kerikil, seperti ini:

Diagram berikut menunjukkan tampilan overhead rumah, septic tank,


kotak distribusi, dan saluran pembuangan:

A—Rumah
B—Septic tank
C—Kotak distribusi
D—Drain field
Air secara perlahan diserap dan disaring oleh tanah di bidang drainase.
Ukuran bidang drainase ditentukan oleh seberapa baik tanah menyerap
air. Di tempat-tempat di mana tanahnya terbuat dari tanah liat keras
yang menyerap air dengan sangat lambat, bidang pembuangan harus
jauh lebih besar.

Sistem septik biasanya ditenagai oleh gravitasi. Air mengalir dari rumah
ke tangki, dan turun dari tangki ke ladang pembuangan. Ini adalah sistem
yang sepenuhnya pasif.65

65
How Stuff Works. https://home.howstuffworks.com/home-improvement/plumbing/sewer2.htm
BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN 121

3.24 CARA MENGELOLA LIMBAH PADAT

Model praktik terbaik pengelolaan limbah kecil di hotel-hotel kecil

Pencegahan
Eliminasi limbah sebelum benar-benar dibuat.

Minimisasi
Pengurangan limbah selama siklus hidup produk.

Penggunaan kembali
Menggunakan kembali bahan limbah agar tidak masuk ke aliran limbah.

Daur ulang
proses mengubah bahan limbah menjadi bahan dan benda baru.

Kompos
Proses di mana sampah organik dipecah secara biologis sehingga produk akhir
dapat digunakan untuk hortikultura.

TPA
situs untuk pembuangan bahan limbah oleh penguburan.
122 BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN

3.25 CARA MENGURANGI PENGUNAAN PLASTIK SEKALI PAKAI: PENCEGAHAN

Selain Pakai

Buat produk yang


dapat dibeli turis
dengan nama wisma
atau hotel Anda

Selain Pakai Selain Pakai


BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN 123

3,26 CARA MENGURANGI ANCAMAN PLASTIK MIKRO

Ada jenis limbah lain yang kita hasilkan tanpa menyadari dampak
negatifnya terhadap laut. 3. Pisahkan semua plastik untuk didaur ulang.
Meskipun sulit menemukan pusat daur ulang di daerah pedesaan
Studi terbaru telah menemukan bahwa potongan plastik kecil - plastik dan terpencil, cobalah pisahkan plastik anda dari sampah organik.
mikro (micro plastic) - panjangnya kurang dari lima milimeter dapat Plastik yang masuk ke lautan akan rusak seiring waktu, dan akhirnya
ditemukan di lautan dan berbahaya bagi kehidupan laut dan perairan menjadi plastik mikro.
kita. Penelitian telah menemukan bahwa bayi ikan mengkonsumsi plastik
mikro, tetapi dampaknya terhadap manusia belum diketahui.66 4. Mencegah semua plastik di daerah pantai.
Luangkan waktu saat anda berjalan-jalan di pantai dan kumpulkan
Beberapa bagian dari plastik mikro berasal dari produk pembersih plastik yang anda lihat saat kirim. Mencegah plastik tidak masuk ke
pribadi seperti pasta gigi dan produk pembersih wajah dengan butiran laut akan membantu mengurangi plastik mikro.
partikel mikro.67 Untuk mencegah peningkatan plastik mikro ke dalam
aliran laut, kami menyarankan pendekatan berikut:

1. Kurangi penggunaan dan paparan kita terhadap plastik.


Menghindari semua penggunaan plastik yang tidak perlu, termasuk
barang sekali pakai, dan mengganti plastik jika memungkinkan.

2. Pilih sabun, pasta gigi, dan barang perawatan pribadi lainnya


yang tidak memiliki microbeads.
Lebih baik pilihlah sabun yang terbuat dari bahan alami, seperti
kelapa atau produk lokal lainnya. Ini akan membantu anda
mendukung lingkungan dan juga terlibat dengan komunitas lokal.

66
National Geographic. https://www.nationalgeographic.com/magazine/2019/05/microplastics-impact-on-fish-shown-in-pictures/
67
World Economic Forum. https://www.weforum.org/agenda/2019/12/microplastics-ocean-plastic-pollution-research-salps/
124 BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN

3.27 CARA MEMBUAT KOMPOSTER SKALA KECIL

APA ITU KOMPOS? APA SAJA YANG BISA DIJADIKAN APA SAJA YANG TIDAK BISA KOMPOS?
Kompos hanyalah bahan organik yang KOMPOS? Hindari pengomposan yang rentan terhadap kutu
membusuk. Manfaat: kompos memecah Intinya semua bahan organik bisa atau penyakit (daging dan ikan, kotoran anjing dan
alami menjadi pupuk kaya nutrisi yang dikomposkan. kucing, kotoran kucing, arang panggangan dan abu
membantu kebun tetap subur. batubara)
BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN 125

CARA MEMISAHKAN KOMPOS: APA YANG KAU BUTUHKAN

Air Mikroorganisme di
udara

Limbah coklat (barang-barang Limbah hijau (limbah kebun Termometer


yang membusuk lebih lambat) berdaun hijau dan bahan limbah
yang membusuk cepat)
Limbah coklat Limbah hijau
• Air.
• Udara - untuk mikroorganisme yang terlibat.
• Sampah coklat: jerami kering, daun, serpihan kayu, sisa tanaman mati,
serpihan kertas.
• Sampah hijau: sisa makanan (sisa sayuran, ampas kopi, kulit telur) dan
limbah halaman.
• Termometer (opsional) - tengah tumpukan kompos Anda harus
bersuhu 54 hingga 65,5 derajat Celcius.
126 BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN

LANGKAH OLEH PANDUAN LANGKAH

1. Siapkan tempat sampah untuk kompos


1 2
anda, sebaiknya dengan penutup dari
Tempat kompos Penutup
tumpukan kompos sehingga panas dari
proses penguraian dapat dipertahankan
– hal ini juga akan membantu mencegah
peresapan air hujan yang dapat membuat
bahan terlalu basah.
2. Gabungkan sampah hijau dan basah anda
dengan sampah kering coklat (tambahkan
3 lebih banyak sampah coklat jika tumpukan
kompos anda terlihat terlalu basah dan
berbau, tambahkan sampah hijau dan air
jika kompos anda terlihat sangat coklat
dan kering).
3. Semprotkan air di atas tumpukan secara
teratur sehingga memiliki konsistensi basah
yang tepat, ketika anda memeriksa bagian
tengah tumpukan kompos anda, bagian itu
4 5 harus hangat.
4. Balikkan tumpukan seminggu sekali, untuk
memberinya oksigen.
5. Siap memberi makan kebun anda! Setelah
kompos tidak lagi mengeluarkan panas dan
menjadi kering, berwarna coklat dan mudah
hancur, kompos sudah siap!
BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN 127

3.28 CARA MENDAUR ULANG

Daur ulang itu mudah dilakukan dan dapat berkontribusi pada perubahan di dunia!

Daur ulang menghemat sumber daya APA YANG DIDAUR ULANG


Ketika kita mendaur ulang, bahan diolah menjadi produk baru,
mengurangi kebutuhan untuk mengkonsumsi sumber daya alam yang Kertas & Karton
akan membantu melindungi habitat alam untuk masa depan. Karton, koran, majalah, kertas kantor, dan surat biasa bisa didaur ulang
selama tidak terkontaminasi oleh makanan, cairan atau limbah.
Daur ulang menghemat energi
Hancurkan kotak kardus. Itu membuat mereka lebih mudah untuk
Menggunakan bahan daur ulang dalam proses pembuatan memproses dan menyisakan lebih banyak ruang untuk daur ulang lainnya.
menggunakan energi jauh lebih sedikit daripada yang dibutuhkan
untuk menghasilkan produk baru dari bahan baku. Kertas tidak dapat didaur ulang jika dicampur dengan bahan lain.
Lepaskan bungkus gelembung atau jendela plastik sebelum mendaur
Daur ulang membantu melindungi lingkungan ulang kemasan.
Daur ulang mengurangi kebutuhan untuk mengekstraksi, memurnikan
dan memproses bahan baku yang semuanya menciptakan polusi udara Kaleng logam
dan air. Beberapa kaleng logam memiliki lapisan terisolasi yang mungkin
Karena daur ulang menghemat energi, ia juga mengurangi emisi gas tidak dapat didaur ulang. Jika ragu, buanglah! Daur ulang tidak perlu
rumah kaca, yang membantu mengatasi perubahan iklim. dicuci secara menyeluruh, tetapi harus kering agar tidak mencemari
barang lain.
Daur ulang mengurangi TPA
Ketika kita mendaur ulang, bahan-bahan yang dapat didaur ulang
diproses kembali menjadi produk-produk baru, dan sebagai hasilnya
jumlah sampah yang dikirim ke lokasi TPA berkurang yang mengurangi
emisi metana, gas rumah kaca yang kuat.68

68
brysonrecycling.org
128 BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN

Plastik Pastikan semua daur ulang anda terpisah dan tidak tercampur.
Sementara wadah plastik keras seperti botol air, botol susu, dan Ketika dua atau lebih material terhubung, mereka tidak dapat didaur
wadah deterjen dapat dimasukkan ke dalam wadah anda, plastik ulang sebagaimana adanya, bahkan jika semuanya dapat didaur ulang.
fleksibel seperti tas belanjaan, bungkus gelembung, dan styrofoam
memerlukan penanganan khusus dan tidak dapat didaur ulang. Jika semua bahan campuran dapat didaur ulang, seperti kemasan
plastik dengan sisipan kertas, pisahkan barang-barang dan masukkan
Wadah Makanan ke dalam wadah anda satu per satu.
Wadah makanan dan botol bumbu adalah kandidat daur ulang
yang baik. Pastikan mereka dibilas dan dikeringkan sebelum anda Jika hanya sebagian bahan campuran yang dapat didaur ulang,
memasukkannya ke dalam wadah daur ulang anda. seperti amplop jendela, pisahkan bagian plastik dari ker tas dan
daur ulang ker tas.

BEBERAPA TIPS69

Pastikan daur ulang anda bersih dan kering.


Satu benda kotor dapat mencemari semua proses daur ulang, jadi
pastikan daur ulang kosong, bersih dan kering.

Setelah kardus atau kertas bersentuhan dengan makanan atau cairan,


itu tidak lagi dapat didaur ulang. Jangan biarkan lebih dari satu sendok
teh cairan tetap berada dalam daur ulang.

69
recyclingsimplified.ocm
BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN 129

3.29 CARA MENGURANGI KONSUMSI BAHAN BAKAR DI KAPAL WISATA KECIL

Kapal wisata kecil dapat mengkonsumsi banyak bahan bakar dan 6. Kurangi berat berlebih di kapal.
memiliki emisi karbon tinggi yang berkontribusi terhadap krisis iklim. Seringlah mengkosongkan tangki bensin anda.
Kami memiliki beberapa saran yang akan membantu anda menjadi Bawa dan / atau simpan hanya barang-barang yang anda butuhkan.
lebih efisien dalam konsumsi bahan bakar, membantu bumi dan
menghemat uang pada saat bersamaan. SELAMA PERJALANAN ANDA
1. Kecepatan yang lebih lambat di atas air akan mengurangi
SEBELUM MEMULAI PERJALANAN ANDA konsumsi bahan bakar.
1. Periksa mesin rutin anda secara teratur dan lakukan perawatan dasar. 2. Menggunakan trim tab dan power tab secara hati-hati mencegah
Ganti filter bahan bakar secara teratur - mereka menghilangkan pergerakan yang tidak terarah dan mengurangi hambatan,
partikel yang tidak diinginkan, meningkatkan efisiensi mesin. memungkinkan perahu beroperasi pada rpm yang lebih rendah.
Aditif bahan bakar akan membersihkan bagian-bagian mesin, 3. Periksa pergolakan anda.
memecah zat yang berpotensi berbahaya. Pergolakan besar menunjukkan bahwa perahu Anda sedang
2. Periksa baling-baling anda. mencoba memanjat permukaan air dan menggunakan tenaga dan
Pilih penyangga yang tepat untuk jenis kapal anda. bahan bakar ekstra.
Cari bilah bengkok, bantingan atau tepi yang terkikis, karena Untuk mengatasinya, sebaiknya memperlambat atau mempercepat
kerusakan akan meningkatkan penggunaan bahan bakar. ke rata-rata kecepatan untuk membuat pergolakan lebih kecil.
3. Rawatlah bagian bawah kapal anda. 4. Bacalah sinyal asap itu.
Bersihkan lambung kapal anda secara teratur karena adanya Warna knalpot mesin diesel anda dapat mengindikasikan masalah yang
tumbuhan dan hewan yang menempel di lambung kapal dapat mengurangi efisiensi mesin dan meningkatkan konsumsi bahan bakar:
meningkatkan gesekan, memperlambat laju perahu anda. Asap hitam - menunjukkan bahan bakar yang tidak terbakar atau
4. Pasang meteran aliran bahan bakar. terbakar sebagian, yang berarti mesin kelebihan beban, membutuhkan
Ukur konsumsi bahan bakar pada putaran yang berbeda per menit udara untuk pembakaran, atau telah menggunakan injektor.
(rpm) untuk menemukan kecepatan paling efisien untuk kapal anda. Asap biru - terbentuk ketika oli bak mesin dibakar di ruang bakar
karena cincin, penuntun katup atau segel yang aus.
5. Rencanakan ke depan.
Asap putih - adalah kabut tetesan bahan bakar yang sangat kecil
Pasang surut air laut dan angin relevan untuk kapal layar dan kapal
karena kualitas bahan bakar yang buruk, masalah timing katup
listrik. Berlayar melawan ombak atau angin kencang membutuhkan
injektor / katup, atau gasket buruk yang memungkinkan cairan
lebih banyak tenaga mesin daripada bergerak bersama mereka.
pendingin masuk ke dalam silinder.70
72
Green Boating Guide. Sailors for the Sea. https://www.sailorsforthesea.org/programs/green-boating-guide/reduce-fuel-usage
130 BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN

4 DEKLARASI KOMITMEN ETIKA UNTUK PARIWISATA BERKELANJUTAN

Saya _____________________ dari ______________________ berlokasi di _______________ setuju pada __________ untuk mematuhi kode
etik untuk pariwisata berkelanjutan berikut.

Saya berjanji untuk menjaga kelestarian alam di tempat yang dikunjungi.


Saya berjanji untuk tidak pernah sengaja mengganggu atau menimbulkan gangguan terhadap satwa liar atau habitat satwa liar.
Saya berjanji untuk lebih hemat terhadap pemakaian sumber daya alam dan laut, seperti air dan listrik.
Saya berjanji untuk mengelola limbah cair dan padat dengan benar.
Saya berjanji untuk mengurangi plastik sekali pakai.
Saya berjanji untuk mengembangkan dan menerapkan program daur ulang.
Saya berjanji untuk menghormati adat dan budaya masyarakat setempat.
Saya berjanji untuk mendukung perusahaan, seperti resor, hotel, perusahaan transportasi, pemandu wisata, yang mengadopsi dan menerapkan kode
etik pariwisata berkelanjutan.
Saya berjanji untuk mempekerjakan orang-orang yang memahami dan menghormati budaya lokal dan lingkungan.
Saya berjanji untuk membagikan panduan kepada pengunjung untuk menginformasikan dan mendidik mereka tentang praktik lingkungan dan
sejarah budaya daerah tersebut.
Saya berjanji untuk melatih staf tentang konservasi laut, pengelolaan limbah, dan tentang budaya setempat.
Saya berjanji untuk menggunakan produk-produk lokal yang bermanfaat bagi masyarakat setempat dan tidak membeli barang-barang yang terbuat
dari spesies yang terancam, hampir punah atau dilarang.
Saya berjanji untuk menjalankan bisnis saya sesuai dengan peraturan yang berlaku untuk penggunaan kawasan laut atau alam yang dilindungi.
Saya berjanji untuk mematuhi undang-undang dan standar keselamatan yang ditetapkan oleh pihak berwenang.
BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN 131

5 REFERENSI UNTUK BACAAN LEBIH LANJUT

Ecotourism Development - A Manual for Conservation Planners and Managers. Volume I - An Introduction to Ecotourism Planning.
https://pdfs.semanticscholar.org/b983/82cb6cab2288e8dedac675d68e82a457baad.pdf?_ga=2.245901124.1166709937.1578433783-
1699341894.1578433783

Ecotourism Development – A Manual for Conservation Planners and Managers. Volume II: The business of Ecotourism Management
and Development.
https://www.cbd.int/financial/greenmarkets/g-greenecotoursm-undp.pdf

The Green Fins Guide to environmentally friendly diving and snorkelling.


https://portal.greenfins.net/a/img/cms/Green%20Fins%20Toolkit/The%20Green%20Fins%20GuideENG.pdf
132 BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN

6 KONTAK PENTING

Organisasi Nama kontak Telepon Email Website Perihal bantuan

GreenFins Marthen Welly +62 812 3877 089 indonesia@greenfins.net greenfins.net Penilaian sertifikasi
green fins
Coral Triangle Centre Kantor +62 361 289 338 info@coraltrianglecenter.org coraltrianglecenter.org Pelatihan
Ekowisata
Indonesian Ecotourism Ary Suhandi +62 21 8378 6736 ary.suhandi@indecon.or.id indecon.or.id Pelatihan
Network (INDECON) Ekowisata
WWF Signing Blue Kantor +62 852 5629 9878 signingblue@wwf.id wwf.id Penilaian
ekowisata
Ecomantra Sean Nino +62 821 4419 7137 nino@eco-mantra.com eco-mantra.com/en/ Penilaian
penggunaan energi;
desain efektif
Synergy Efficiency Steven Piro +62813 3746 8531 steve@synergyefficiency.solutions synergy.id Penilaian
Solutions penggunaan enegi
Direktorat Jenderal Kantor +62 21 351 3300 pengaduanprl@kkp.go.id djprl.kkp.go.id Pelayanan
Pengelolaan Ruang ext. 6119 Perizinan
Laut di Kawasan
Konservasi
Perairan (Izin
Lokasi dan IPPAP)
Direktorat Jenderal Kantor Whatsapp: ditjenpsdkp@kkp.go.id djpsdkp.kkp.go.id Pelaporan
Pengawasan +62 811 9787 818 Pelanggaran
Sumberdaya Kelautan Pemanfaatan
dan Perikanan Pariwisata Alam
Perairan
BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN 133

7 DAFTAR PUSTAKA

Drumm, Andy & Moore, A.. (2005). Ecotourism Development – A Manual for Conservation Planners and Managers. Volume I - An Introduction to
Ecotourism Planning. Second Edition. The Nature Conservancy.
Drumm, Andy & Moore, A.. (2004). Ecotourism Development – A Manual for Conservation Planners and Managers. Volume II: The business of
Ecotourism Management and Development (2004). The Nature Conservancy.
D.S.M. Samia et all. (2017). Best Practices Toward Sustainable Ecotourism. Springer International Publishing AG.
Gell, Fiona & Roberts, Callum. (2003). Benefits Beyond Boundaries: The Fishery Effects of Marine Reserves. Trends in Ecology & Evolution. 18. 448-
455. 10.1016/S0169-5347(03)00189-7.
Greene, A., White A., Kilarski, S (Eds.) 2013. Designing marine protected area networks to achieve fisheries, biodiversity and climate change
objectives in tropical ecosystems: A practitioner guide. The Nature Conservancy and the United States Agency for International Development
Coral Triangle Support Partnership, Cebu City, Philippines.
Katz, L, Delfs, R, Erdmann, M, Fox, M, Garbaliauskas, R, Greenberg, R, Renosari, G, Soles, A, Stone, C, Villeda, K (2015) Blue Abadi Business Plan. Bird's
Head Seascape Coalition, Manokwari, West Papua, Indonesia.
Lester, Sarah & Halpern, Benjamin & Grorud-Colvert, Kirsten & Lubchenco, Jane & Ruttenberg, Benjamin & Gaines, Steven & Airame, Satie &
Warner, Robert. (2009). Biological Effects Within No-Take Marine Reserves: A Global Synthesis. Marine Ecology-progress Series - MAR ECOL-
PROGR SER. 384. 33-46. 10.3354/meps08029.
The Green Fins Guide to environmentally friendly diving and snorkelling. The United Nations Environment Programme and Reef World Foundation.
The Global Sustainable Tourism Council Criteria for Hotels. Global Sustainable Tourism Council Criteria.
134

The Sustainable Ecosystems Advanced Project (USAID SEA) is a five-year initiative that supports the Government of Indonesia to improve the governance
of fisheries and marine resources and to conserve biological diversity at local, district, provincial, and national levels. USAID SEA is implemented through a
consortium of partners and works in eastern Indonesia in the provinces of Maluku, North Maluku and West Papua. It has assisted to add more than one million
hectares of new and well designed marine protected areas across these provinces since 2016.

www.sea-indonesia.org

Anda mungkin juga menyukai