Publikasi ini diproduksi oleh Proyek USAID Sustainable Ecosystems Advanced (USAID SEA)
Kutipan: Aragão, D.L., Paulus, I.G.N., Nuraini, Kosasih, V.C., White, A., Gunawan, T., Rudyanto, dan Minarputri, N. 2020. Pariwisata Berkelanjutan di Kawasan
Konservasi Perairan. Buku Pedoman Praktis untuk Implementasi di Indonesia. Jakarta, Indonesia. Publikasi disiapkan oleh Marine Change untuk Proyek
USAID SEA.
Kontributor: Marine Change Deborah Aragão, I Gusti Ngurah Paulus, Nuraini., Vanessa Claudia Kosasih. USAID SEA Alan White, Tiene Gunawan,
Rudyanto, Noorafebrianie Minarputri
Hak kekayaan intelektual: Sesuai dengan ADS, Bab 31 8, kepemilikan publikasi ini dipegang oleh USAID SEA atas nama USAID Indonesia.
USAID SEA menyimpan semua haknya sampai Proyek berakhir. Hak-hak ini termasuk reproduksi dan penyebaran materi yang terkandung di sini
kepada mitra pemerintah dan / atau mitra kerja untuk tujuan distribusi dan promosi yang lebih luas.
Penafian: Publikasi ini diwujudkan oleh dukungan yang murah hati dari Rakyat Amerika melalui United States Agency for International Dvelopment
(USAID) No. AID-497-C-1 6-00008 dengan kolaborasi erat dari Pemerintah Indonesia. Isi publikasi ini adalah tanggung jawab USAID SEA dan tidak
mencerminkan pandangan USAID atau Pemerintah Amerika Serikat.
Foto sampul depan: Pemandangan udara dari tempat wisata di Kokas Fakfak, Papua Barat, Indonesia. Gambar © Mark Erdmann
Foto sampul belakang: Foto udara dari Pantai Pulau Saparua, Maluku, Indonesia. Image © Moluccas Coastal Care
5
Dibuat Bersama
DAFTAR ISI
Bagian 3: Menerapkan Pariwisata Berkelanjutan 74 3.17 Cara merencanakan kegiatan di dalam KKP 105
3.1 ‘Bagaimana cara’ … menerapkan praktik pariwisata yang baik 3.18 Cara membuat panduan untuk wisatawan 107
untuk mendukung pariwisata bahari berkelanjutan 75 3.19 Cara memberi manfaat bagi masyarakat setempat
3.2 Cara mendapatkan/mengurus izin usaha di di sekitar KKP 109
Kawasan Konservasi Perairan 76 3.20 Cara memilih dan membeli ikan yang berkelanjutan 110
3.3 Cara menjadi wisatawan ekowisata yang baik di 3.21 Cara mengurangi penggunaan energi 114
Kawasan Konservasi Perairan di Indonesia 77 3.22 Cara mengelola penggunaan air secara efisien 115
3.4 Cara memilih operator wisata untuk kegiatan snorkeling 78 3.23 Cara mengelolah air limbah 118
3.5 Cara melakukan snorkeling yang baik dan 3.24 Cara mengelola limbah padat 121
ramah lingkungan 79 3.25 Cara mengurangi pengunaan plastic sekali pakai 122
3.6 Cara melakukan kegiatan wisata yang ramah lingkungan 80 3.26 Cara mengurangi ancaman mikroplastik 123
3.7 Pemasangan alat tambat apung (Mooring Buoys) 81 3.27 Cara membuat komposter skala kecil 124
3.8 Kode etik menyelam 86 3.28 Cara mendaur ulang 127
3.9 Standar minimum keselamatan untuk operator selam 90 3.29 Cara Mengurangi Konsumsi Bahan Bakar di
3.10 Cara berinteraksi dan melihat satwa di laut 92 Kapal Wisata Kecil 129
3.11 Cara berinteraksi dengan hiu paus 95
3.12 Cara melihat penyu dari perahu 96 4 Deklarasi komitmen etika untuk Pariwisata Berkelanjutan 130
3.13 Cara berinteraksi dengan penyu 97 5 Referensi untuk bacaan lebih lanjut 131
3.14 Cara melihat situs penyu bertelur 98 6 Kontak Penting 132
3.15 Cara berenang dengan pari manta 100 7 Daftar Pustaka 133
3.16 Cara yang baik membersihkan sampah dari dalam laut 104
8 KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Masa pandemi COVID-19 menandai dunia dengan berbagai cara, meninggalkan dampak dalam kurun waktu yang lama. Pariwisata internasional
terhenti; destinasi yang sebelumnya mengalami peningkatan tren, saat ini justru menunjukkan tren yang berbalik; kerugian ekonomi terjadi dimana-mana.
Saat ini, lebih dari masa-masa sebelumnya, adalah waktu yang tepat untuk memikirkan dan menemukan kembali makna dari bisnis pariwisata.
Bagaimana jika destinasi wisata kembali bangkit dengan membawa konsep pariwisata berkelanjutan?
Bagaimana jika manfaat lingkungan yang positif dinilai sebanding, atau lebih penting daripada, manfaat ekonomi?
Bagaimana jika masyarakat lokal setempat dilibatkan dan memiliki peran yang lebih banyak dalam pariwisata?
Pariwisata Berkelanjutan di Kawasan Konservasi Perairan - Buku Pedoman Praktis untuk Implementasi di Indonesia - dibuat dengan harapan
untuk dapat membentuk kembali status quo sektor pariwisata di Indonesia saat ini dan memungkinkan perubahan menuju masa depan yang lebih
berkelanjutan.
Destinasi dan layanan pariwisata yang dapat merangkul tujuan lingkungan, sosial dan ekonomi tidak mesti berada dalam imajinasi kita saja, ataupun
terbatas untuk hanya dapat diakses oleh kalangan tertentu saja. Buku Pedoman Pariwisata Berkelanjutan di Kawasan Konservasi Perairan memberikan
pengetahuan teknis untuk mendukung penyedia akomodasi, operator penyelaman, operator tur, dan masyarakat lokal yang mengoperasikan layanan
pariwisata untuk berpartisipasi dalam perubahan berkelanjutan. Buku Pedoman ini juga merupakan alat untuk membantu para pembuat keputusan
dengan menyajikan aksi-aksi praktis yang dapat mendorong perubahan cepat dan jangka panjang sehingga dapat melindungi habitat laut asli Indonesia
yang tersisa.Yang terpenting, buku ini bertujuan untuk menyebarkan pengetahuan secara luas, menjangkau operator di Kawasan Konservasi Perairan di
seluruh nusantara dan memberi mereka kesempatan untuk menempatkan diri sebagai pusat transformasi pariwisata berkelanjutan di Indonesia.
Apa yang terjadi selanjutnya, dan warisan untuk generasi penerus di dunia pasca pandemi, bergantung pada kita semua yang terlibat dalam transformasi
pariwisata berkelanjutan ini.
KATA PENGANTAR DARI KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA 9
Sebagai negara bahari, Indonesia memiliki kekayaan sumberdaya laut yang sangat besar. Keanekaragaman hayati laut Indonesia sangat penting bagi
penghidupan masyarakat Indonesia dan dunia. Kekayaan ini merupakan modal pembangunan bangsa melalui pemanfaatan yang berkelanjutan, demi
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pemanfaatan sumber daya laut yang berkelanjutan akan tercapai bila terdapat keseimbangan antara kepentingan
ekonomi dan kelestarian sumberdaya laut.
Satu upaya besar yang saat ini sedang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia secara intensif melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam
menjaga kelestarian sumber daya dan keanekaragaman hayati laut adalah melalui pengembangan dan pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan (KKP).
Saat buku ini disusun, Indonesia telah mengembangkan sekitar 23,42 juta hektar KKP yang melingkupi sekitar 7% dari total luas perairan Indonesia.
Strategi penting untuk memastikan agar KKP dapat dikelola dengan baik dan dilindungi adalah melalui kegiatan wisata bahari berkelanjutan yang
ramah lingkungan dan mendukung upaya konservasi. Buku Panduan Pariwisata Berkelanjutan ini merupakan buku pedoman praktis untuk mendukung
implementasi ekowisata di Kawasan Konservasi Perairan di Indonesia.
Buku saku ini disarikan dari pengetahuan dan pengalaman para pemangku kepentingan dalam industri pariwisata bahari di Provinsi Maluku, Maluku
Utara dan Papua Barat. Buku ini akan memberikan manfaat bagi pelaku usaha pariwisata seperti hotel, homestay, restoran, operator perjalanan wisata,
pemandu wisata, operator selam dan snorkeling, serta operator kegiatan pariwisata berbasis air lainnya yang beroperasi di dalam atau berdekatan
dengan kawasan konservasi perairan.
Penghargaan dan terima kasih yang setinggi-tingginya saya sampaikan kepada USAID Sustainable
Ecosystems Advanced (SEA) Project, para penulis dan kontributor utama atas penyusunan buku ini, serta kepada semua pihak yang telah memberikan
dukungan, sehingga Buku Panduan Pariwisata Berkelanjutan di Kawasan Konservasi Perairan dapat diselesaikan dengan baik. Semoga buku ini bisa digunakan
sebagai acuan bagi pelaku usaha pariwisata untuk kegiatan pariwisata berkelanjutan di sekitar Kawasan Konservasi Perairan, sehingga kualitas sumberdaya
pesisir dan laut serta kehidupan masyarakat pesisir di Kawasan Konservasi Perairan kita terjaga dan kuat melalui pariwisata bahari berkelanjutan.
Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, adalah pemimpin yang kuat dalam pengelolaan sumber daya laut. Selama lebih dari 20
tahun, Pemerintah Amerika Serikat, melalui United States Agency for International Development (USAID), telah mendukung upaya Indonesia untuk
memperkuat pengelolaan sumber daya laut dan pesisir secara berkelanjutan. Kolaborasi kami dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam
perlindungan keanekaragaman hayati laut, meningkatkan upaya Indonesia dalam membangun fondasi kesejahteraan ekonomi jangka panjang yang akan
memberikan manfaat bagi generasi sekarang dan yang akan datang, serta melindungi keunikan keanekaragaman hayati laut Indonesia.
Visi pemerintah saat ini untuk pembangunan berkelanjutan di sektor kelautan termasuk wisata bahari merupakan peluang bagi Indonesia untuk
mengembangkan potensi lokasi wisata bahari yang masih tersembunyi. Setiap daerah memiliki kekayaan alam laut yang unik khususnya di provinsi-
provinsi bagian timur dengan terumbu karang kelas dunia, pantai dan kawasan konservasi.
USAID, melalui Program Sustainable Ecosystems Advanced (SEA), mengembangkan Buku Panduan Pariwisata Berkelanjutan di Sekitar Kawasan
Konservasi Perairan (KKP) yang berfokus pada pendekatan praktis untuk mempromosikan pariwisata berkelanjutan dan ekowisata di kawasan pesisir
di sekitar kawasan konservasi perairan. Hal ini penting karena banyak KKP di Indonesia yang telah menjadi tujuan wisata bagi wisatawan domestik dan
internasional.
Buku panduan ini menampilkan lima KKP terkemuka di Indonesia yang telah berkembang dari waktu ke waktu dengan potensi yang dimiliki untuk
meningkatkan dan mendapat manfaat dari upaya pengembangan wisata bahari yang berkelanjutan. Buku panduan ini berisi tantangan yang dialami
serta upaya mengurangi dampak negatif akibat berkembangnya industri pariwisata. Buku ini juga menawarkan banyak praktik-praktik baik yang mudah
diterapkan dan dapat diadaptasi di kawasan konservasi perairan lainnya untuk memastikan integritasnya dari waktu ke waktu.
Pariwisata berkelanjutan di sekitar KKP tidak hanya berkontribusi pada kelangsungan hidup jangka panjang akan upaya perlindungan ekosistem laut dan
keanekaragaman hayati laut tetapi juga memberikan pilihan mata pencaharian bagi masyarakat pesisir. Selain itu pendapatan dari industri wisata juga
memberikan kontribusi yang besar bagi pembiayaan pengelolaan KKP jangka panjang.
USAID sangat bangga dapat bekerja sama dengan Indonesia dalam kegiatan ini dan kegiatan lainnya demi mendukung usaha perlindungan dan
pelestarian sumber daya laut untuk generasi yang akan datang.
Matthew Burton
Direktur
Kantor Lingkungan Hidup
USAID Indonesia
ABBREVIASI 11
ABBREVIASI
Pariwisata berkelanjutan telah banyak dipaparkan secara luas oleh organisasi internasional, akademisi, dan para praktisi. Berbagai studi kasus
yang mendokumentasikan pelaksanaan pariwisata berkelanjutan di seluruh dunia dan di Indonesia dari perspektif pengembangan sektor swasta
dan publik tersedia secara luas. Banyak juga contoh praktik-praktik pariwisata berkelanjutan yang dipublikasikan, di samping berbagai institusi
yang juga terlibat dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan di Indonesia. Buku saku ini bertujuan untuk memberikan panduan praktis yang
diolah dari kumpulan pengetahuan dan pengalaman yang tersedia di lapangan bagi penerapan pariwisata berkelanjutan. Diharapkan buku saku
ini memberi manfaat bagi Kawasan Konservasi Perairan (KKP) yang sudah ada maupun bagi yang baru akan dicanangkan di Indonesia.
Buku ini dirancang sebagai alat praktis bagi pengguna utama buku pegangan ini, yaitu lembaga yang terkait dengan kegiatan pariwisata (swasta
atau pemerintah) yang beroperasi di dalam atau berdekatan dengan KKP, seperti hotel, homestay, restoran, operator tur, pemandu wisata,
operator selam dan snorkeling, serta operator kegiatan pariwisata berbasis air lainnya. Buku saku ini lebih berfungsi sebagai pengantar praktis
topik-topik penting dan informasi praktis tentang pariwisata berkelanjutan serta bagaimana menerapkan prinsip-prinsip berkelanjutan di industri
pariwisata, ketimbang memberikan informasi dan teori mendalam terkait pariwisata berkelanjutan. Namun demikian, buku ini menyajikan
referensi dan sumber bagi pengguna buku saku untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan rinci terkait pariwisata berkelanjutan.
Seorang lelaki bepergian dengan perahu di daerah Kokas Fakfak, Papua Barat. Foto©️Mark Erdmann
15
BAGIAN I
DASAR-DASAR PARIWISATA BERKELANJUTAN
1.1 Apa itu pariwisata berkelanjutan?
1.2 Tren dalam pariwisata berkelanjutan
1.3 Bagaimanakah cara kerja Kawasan Konservasi Perairan?
1.4 Mengapa KKP penting bagi saya?
1.5 Apa yang terjadi saat suatu wilayah ditetapkan sebagai Kawasan Konservasi Perairan?
1.6 Bagaimana pariwisata dapat berdampak buruk terhadap KKP?
16 BAGIAN I: DASAR-DASAR PARIWISATA BERKELANJUTAN
International Ecotourism Society (TIES) mendefinisikan ekowisata sebagai “Perjalanan wisata bertanggung jawab ke daerah yang alami yang
melestarikan lingkungan, mempertahankan kesejahteraan masyarakat setempat, dan mengandung konsep interpretasi dan pendidikan” (TIES, 2015).
Pendidikan yang dimaksud diperuntukkan bagi seluruh pihak baik masyarakat, staf dan tamu.2
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki wilayah pesisir yang luas. Peningkatan perlindungan laut melalui Kawasan Konservasi
Perairan selama satu dekade terakhir telah mendorong konsep ekowisata menjadi prioritas. Dengan demikian, buku saku ini berfokus pada
pendekatan praktis untuk mendorong kegiatan pariwisata berkelanjutan dan ekowisata di daerah pesisir di sekitar Kawasan Konservasi Perairan.
Tourism, ecotourism, and protected areas: the state of nature-based tourism around the world and guidelines for its development. International Union for Conservation of Nature, 1996.
1
• Memiliki dampak minimal terhadap • Tidak merusak struktur sosial dan • Berkontribusi pada
sumber daya alam, khususnya di kawasan budaya masyarakat di mana ia berada. kesejahteraan ekonomi masyarakat
lindung. • Menghormati budaya dan tradisi setempat. • Menghasilkan pendapatan yang
• Meminimalisir kerusakan lingkungan • Melibatkan seluruh pemangku berkelanjutan dan adil bagi
(flora, fauna, habitat, air, sumber daya kepentingan (individu, masyarakat, operator masyarakat lokal misalnya sebagai
kehidupan laut, penggunaan energi, tur, lembaga pemerintah, dll.) Dalam semua mata pencaharian alternative yang
kontaminasi, dll.) fase perencanaan, pengembangan, dan memberikan nilai tambah ekonomi
• Kontribusi positif terhadap lingkungan, pemantauan. • Memberi manfaat bagi seluruh
termasuk berkontribusi pada upaya • Mendidik / Penyadartahuan pemangku pihak baik pemilik, karyawan dan
perlindungannya. kepentingan tentang peran mereka. lingkungan.
18 BAGIAN I: DASAR-DASAR PARIWISATA BERKELANJUTAN
Penting untuk diingat bahwa ada tumpang tindih peran dan perbedaan prioritas bagi semua pihak yang berkepentingan ketika memikirkan
strategi untuk pariwisata berkelanjutan pada suatu Kawasan Konservasi Perairan. Strategi pariwisata berkelanjutan harus melingkupi prioritas
yang berbeda-beda ini, tetapi tidak boleh mengesampingkan tujuan pengembangan berkelanjutan yang penting untuk jangka panjang.3
Nasional
rendah
Tipe dan kelas Kebudayaan Provinsi
menengah
akomodasi Kabupaten
atas
Jalan Infrastruktur Menyambut
Jumlah wisatawan
Bandara Transportasi Penduduk
penerbangan setempat
Pelabuhan Menggalakkan
praktik ekowisata
lautan
Alam Penyedia Restaurant/Warung
hutan makanan dan
akomodasi Resort/Hotel/Homestay
Tarian daerah
Festival budaya Mobil
Tingkatan dan
Budaya Daya Tarik Wisata
Makanan daerah kualitas layanan Transportasi Pesawat
utama Kapal
Kerajinan tangan
Operator
lokasi bersejarah nasional Komponen apa Penyedia penyelam, dll
selam
dan internasional Peninggalan saja yang terkait kegiatan
bersejarah dengan Pariwisata di pariwisata Operator naik gunung
Kapal tenggelam
Kawasan Konservasi tur dan wisata
wisata selam Perairan? darat, dll
wisata snorkling Tingkatan dan Kesiapan berbahasa asing
wisata selancar kualitas pekerja
pariwisata Kualitas standar minimum
wisata pancing
Kegiatan Wisata edukasi public: mempromosikan
wisata perahu layar LSM dan meningkatkan kesadaran untuk
wisata tontonan melakukan parktik ekowisata
Nasional
pembuatan foto, video, Masyarakat edukasi public:
Provinsi Kebijakan mempromosikan dan
dan film komersial
Kabupaten Kelompok meningkatkan kesadaran
wisata dan/atau olahraga masyarakat untuk melakukan parktik
permukaan air lainnya ekowisata
Dinas Pariwisata
Kementrian Kelautan dan Perikanan Badan Domestik
Wisatawan
Pemerintah Mancanegara
Dinas Kelautan dan Perikanan
Kementrian Pariwisata
20
Wisata pantai yang baik dan berkelanjutan di sekitar Kawasan Konservasi Perairan
Papan informasi
membantu
pengunjung dan
operator wisata
mematuhi
peraturan KKP.
Tradisi daerah
dapat menjadi
daya tarik bagi Ekowisata
pengunjung. menyediakan
pekerjaan bagi
masyarakat
dan membantu
melestarikan
KKP.
Pengelolaan limbah
yang baik melindungi
kehidupan dan
habitat laut.
Selain bermanfaat untuk lingkungan dan masyarakat setempat, pariwisata berkelanjutan juga dapat memberikan keuntungan bagi sektor bisnis.
Ke-42 80%
Peringkat Indonesia dalam indeks daya saing dalam World Economic Kegiatan pariwisata di wilayah pesisir, menunjukkan pentingnya untuk
Forum's Travel and Tourism pada tahun 2017, naik dari peringkat ke- mengembangkan panduan praktik yang baik dalam manajemen
70 pada tahun 2013.6 pengunjung terkait pengelolaan pariwisata berkelanjutan di
komunitas pesisir dan pantai.8
62% 67%
Wisatawan global merasa lebih suka tinggal di suatu akomodasi Wisatawan bersedia untuk mengeluarkan setidaknya 5% lebih
jika mereka tahu bahwa akomodasi tersebut memiliki label ramah banyak biaya perjalanan wisata mereka untuk memastikan mereka
lingkungan. meminimalisir dampak negatif pada lingkungan.
6
WEF, 2017
7
Badan Pusat Statistik (BPS), 2019
8
WWF. “Blue Planet: Coasts.” http://wwf.panda.org/our_work/oceans/ coasts/.
9
Booking.com Survey, 2019.
BAGIAN I: DASAR-DASAR PARIWISATA BERKELANJUTAN 23
66% Milenial
Konsumen di seluruh dunia mengatakan mereka lebih suka membeli Merupakan segmen konsumen yang paling cepat berkembang di
produk dan jasa dari perusahaan yang telah mengimplementasikan industri ini. Mereka aktif, suka berpetualang, sadar terhadap konsep
program-program yang memberikan kontribusi kepada masyarakat keterhubungan dan sadar sosial, serta ingin terlibat langsung di
lokal.10 tempat-tempat mereka berada.11
35%
Portofolio produk pariwisata Indonesia terkait dengan alam.12
10
Nielsen Wire survey, 2012.
11
Sustainable Travel International. (2017). “Travel Philanthropy.” https:// sustainabletravel.org/our-work/travel-philanthropy.
12
Teguh, 2017
24 BAGIAN I: DASAR-DASAR PARIWISATA BERKELANJUTAN
Zona lainnya
Sub-Zona Pemanfaatan
Tradisional = 178.542,7 ha
Sub-Zona Kerakera = 9.760,5 ha
Sub-Zona Danau Air Asin
Sub-Zona Pulau Kecil
Sistem zonasi di Nusalasi Bay - Van Den Bosch MPA, Fakfak, West Papua.
14
World Conservation Union..
15
Indonesian Ministry of Marine Affairs and Fisheries regulation PP no 47 year 2016.
BAGIAN I: DASAR-DASAR PARIWISATA BERKELANJUTAN 25
• Untuk melindungi ekosistem • Untuk memperkuat ketahanan pangan bagi orang- • Untuk memastikan keberlanjutan produksi
penting bagi kehidupan laut. orang yang bergantung pada sumber daya laut sebagai hasil kelautan dan perikanan yang penting
• Untuk melestarikan habitat nutrisi yang diperlukan untuk kehidupannya. secara ekonomi (seperti ikan dan spesies
yang dianggap penting untuk • Untuk melestarikan dan mengelola situs bersejarah laut lainnya untuk konsumsi).
kelangsungan hidup dan/atau dan penting secara budaya bagi masyarakat setempat, • Untuk melindungi sumber daya alam
siklus hidup berbagai spesies, dan melindungi nilai estetika alami dari wilayah laut. yang dapat memberikan peluang untuk
termasuk spesies yang penting • Untuk mengakomodasi berbagai kegiatan manusia menghasilkan pendapatan alternatif melalui
secara ekonomi. yang sejalan dengan pengelolaan kelautan yang kegiatan non-eksploitatif, seperti pariwisata
• Untuk memastikan kelangsungan berkelanjutan (seperti pariwisata dan pendidikan). berbasis kelautan yang berkelanjutan dan
hidup jangka panjang dan • Untuk mengintegrasikan dan mencerminkan kearifan/ akuakultur yang dikelola dengan baik.
pemeliharaan keanekaragaman pengetahuan tradisional dalam desain dan manajemen, • Untuk memastikan jasa ekosistem yang
hayati spesies laut. untuk melestarikan, menghormati dan memperkuat penting tetap ada untuk generasi sekarang
• Untuk melindungi spesies dan norma-norma dan nilai-nilai budaya yang mendukung maupun yang akan datang.
populasi yang terkuras, terancam, pelestarian keanekaragaman hayati laut. • Manfaat ekonomi bagi pemerintah
langka atau hampir punah. • Untuk penelitian dan pelatihan dan untuk pemantauan daerah melalui pendapatan pajak karena
• Untuk mencegah kegiatan luar dampak lingkungan dari aktivitas manusia, termasuk meningkatnya bisnis pariwisata.
agar tidak berdampak negatif efek langsung dan tidak langsung dari pembangunan
pada wilayah KKP. dan praktik penggunaan lahan yang berdekatan.
• Pencegahan dan mitigasi • Untuk mendorong perilaku adaptif terhadap praktik
perubahan iklim. ramah lingkungan yang berkelanjutan.
26 BAGIAN I: DASAR-DASAR PARIWISATA BERKELANJUTAN
Penangkapan
ikan destruktif
merusak habitat
Limbah yang tidak dikelola laut dan menguras
akan merusak kehidupan sumber perikanan.
dan kualitas air laut.
BAGIAN I: DASAR-DASAR PARIWISATA BERKELANJUTAN 27
Akomodasi yang
Tradisi budaya dimiliki oleh
daerah dapat penduduk lokal
dibagikan merupakan hal
kepada yang penting
pengunjung. untuk ekowisata.
Pemandu wisata
Pengelolaan KKP yang setempat memberikan
baik menunjang kehidupan pengetahuan lokal
bawah laut yang sehat. kepada pengunjung.
28 BAGIAN I: DASAR-DASAR PARIWISATA BERKELANJUTAN
Kawasan Konservasi Perairan di Indonesia Setiap kawasan konservasi perairan di Indonesia memiliki perencanaan
Di Indonesia, terdapat berbagai jenis Kawasan Konservasi Perairan manajemen tersendiri yang mencakup zona pemanfaatan dan zona
(KKP), dan untuk tujuan buku ini kami meninjau Taman Nasional perlindungan yang bisa saja terdapat sedikit perbedaan antar lokasi
Laut yang sebagian besar berada di bawah yurisdiksi Kementerian dan antar kedua kementerian tersebut. Walaupun demikian, secara
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan kawasan konservasi umum kawasan konservasi perairan di Indonesia memiliki tujuan yang
perairan yang dibentuk oleh Pemerintah Provinsi dan Kabupaten di sama yaitu untuk melindungi sumber daya alam di area tersebut dan
bawah otoritas hukum dan teknis dari Kementerian Kelautan dan memberikan manfaat kepada masyarakat setempat. Saat mengunjungi
Perikanan (KKP). Kedua Kementerian ini memiliki mandat utama untuk lokasi, ada baiknya untuk mempelajari pengelolaan kawasan konservasi
mengelola kawasan konservasi perairan dan secara umum tujuan dan rencana zonasi untuk mengetahui kegiatan apa yang diizinkan
kedua kementerian ini selaras dengan satu sama lain yaitu untuk mauupun dilarang. Unit Pengelola Kawasan Konservasi pada area
melakukan perlindungan ekosistem perairan dan keanekaragaman tersebut merupakan sumber terbaik untuk informasi ini.
hayati di wilayah yang ditentukan melalui sistem zonasi.
Zona KKP
Menurut peraturan Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia, terdapat 4 jenis zona yang diizinkan dalam KKP18:
Meskipun KKP memiliki berbagai ukuran dan bentuk, zona dasar ini penting untuk mengelola sumber daya dengan tata cara yang bersifat melindungi
lingkungan laut dan memberikan manfaat bagi pemangku kepentingan seperti nelayan, pengunjung, peneliti, atau lainnya.
• Zona Inti ‘No-Take'. Zona di mana tidak boleh ada kegiatan ekstraktif sama sekali. Zona Inti harus memiliki luas setidaknya 2% (dua persen)
dari total KKP.
• Zona Perikanan Berkelanjutan. Zona di mana hanya nelayan lokal yang tinggal di dalam atau sekitar KKP yang diizinkan untuk menangkap
ikan, atau di mana hanya alat tangkap tertentu saja yang diizinkan untuk digunakan.
• Zona Pemanfaatan. Zona di mana tidak ada penangkapan ikan atau ekstraksi diperbolehkan, serta penyelam dan wisatawan juga diizinkan
untuk masuk.
• Zona Lainnya. Adalah zona selain zona inti, zona penangkapan ikan berkelanjutan, dan zona pemanfaatan yang digunakan dan ditunjuk untuk
tujuan lain, misalnya: sub-zona rehabilitasi, atau sub-zona pelabuhan, atau penggunaan lainnya.
Panduan khusus tentang jenis-jenis kegiatan yang diperbolehkan di dalam masing-masing wilayah KKP dicantumkan dalam beberapa Peraturan Menteri
seperti PP nomor 47 tahun 2016 dan PP nomor 30 tahun 201019 yaitu mengenai ‘Cara merencanakan kegiatan di dalam KKP’
18
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor PER.30/MEN/2010 Tentang Rencana Pengelolaan dan Zonasi Kawasan Konservasi Perairan
19
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor PER.30/MEN/2010 Tentang Rencana Pengelolaan dan Zonasi Kawasan Konservasi Perairan
BAGIAN I: DASAR-DASAR PARIWISATA BERKELANJUTAN 31
Indonesia berkomitmen untuk memperluas KKP-nya menjadi 30 juta hektar pada 203020. Pembentukan KKP dapat membawa manfaat ekonomi
langsung dan tidak langsung kepada berbagai pemangku kepentingan, mulai dari pemilik usaha kecil hingga generasi yang akan datang. Selain
membantu melestarikan habitat dan spesies laut penting, KKP menunjukkan dampak positif pada kinerja perikanan, yang dapat membawa manfaat
ekonomi bagi masyarakat dan bisnis lokal.21 Ikan yang lebih besar dan spesies lain melepaskan lebih banyak telur, yang akan mengarah pada
peningkatan kesehatan ekosistem dan pemulihan spesies.
Potensi pemulihan spesies ikan dalam jangka panjang menghasilkan KKP yang dirancang dan dikelola dengan baik
Perlindungan jangka panjang dapat mendukung pemulihan spesies yang banyak ditangkap; salah satu dari banyak manfaat penting secara langsung
yang dapat dimiliki KKP. Memastikan perlindungan spesies ikan yang lebih besar akan menghasilkan peningkatan jumlah keturunan.
https://indonesia.wetlands.org/news/press-release-making-marine-protected-areas-cornerstone-blue-economy/
20
Gell, Fiona & Roberts, Callum. (2003). Benefits Beyond Boundaries: The Fishery Effects of Marine Reserves. Trends in Ecology & Evolution. 18. 448-455. 10.1016/S0169-5347(03)00189-7
21
32
BAGIAN I: DASAR-DASAR PARIWISATA BERKELANJUTAN 33
KKP yang dirancang dan dikelola dengan baik dapat memiliki potensi dampak jangka panjang dalam pemulihan spesies ikan
Selain itu, KKP dapat membantu populasi biota laut untuk kembali pulih, dan menjadi daya tarik penting bagi wisatawan sehingga menciptakan
peluang bisnis baru bagi masyarakat lokal. Yang terakhir, banyaknya habitat laut yang dilindungi dalam KKP memiliki manfaat berupa penyerapan
karbon misalnya seperti hutan bakau, rumput laut, dll.22
Manfaat yang dihasilkan dari pariwisata berkelanjutan di KKP Siapa saja yang bisa mendapatkan manfaat?
Meningkatkan Wisatawan yang datang sebagai efek dari pembentukan KKP, dapat • Penyedia akomodasi: hotel, homestay, resor, wisma
penjualan untuk memberikan dampak langsung dalam penjualan bisnis di beberapa • penyedia makanan: restoran, warung, produsen makanan lokal
bisnis yang jenis bisnis. • Penyedia transportasi: pengemudi mobil, pemilik kapal
sudah ada • Pembuat furniture
• Pekerja konstruksi
• Agen pemandu wisata
Menciptakan Karena KKP dapat menjadi dasar dan daya tarik baru di destinasi • Masyarakat setempat
peluang bisnis wisata, hal ini dapat membawa peluang bisnis di bidang-bidang baru: • Bisnis lokal
baru • Pemandu wisata
• Pemandu selam
• Interpretasi bahasa
• Hiburan
Menciptakan • KKP dapat menjadi sumber pendapatan sekunder bagi masyarakat • Masyarakat setempat
peluang lokal.
penghasilan • Masyarakat setempat dapat memperoleh penghasilan tambahan
baru untuk dengan menyediakan layanan pendukung pariwisata seperti
masyarakat makanan, pemanduan wisata, penerjemah bahasa, transportasi dan
setempat cinderamata, dan berbagai hal lainnya.
• Masyarakat setempat juga dapat berbagi budaya mereka dengan
menampilkan tarian dan upacara tradisional untuk wisatawan.
https://indonesia.wetlands.org/news/press-release-making-marine-protected-areas-cornerstone-blue-economy/
22
Gell, Fiona & Roberts, Callum. (2003). Benefits Beyond Boundaries: The Fishery Effects of Marine Reserves. Trends in Ecology & Evolution. 18. 448-455. 10.1016/S0169-5347(03)00189-
34 BAGIAN I: DASAR-DASAR PARIWISATA BERKELANJUTAN
Manfaat yang dihasilkan dari pariwisata berkelanjutan di KKP Siapa saja yang bisa mendapatkan manfaat?
Pengembangan • Masyarakat setempat dapat mempelajari keterampilan baru dan • Masyarakat setempat
keterampilan memiliki profesi baru karena jasa/layanan yang baru dituntut oleh
baru untuk wisatawan yang mengunjungi KKP.
masyarakat • Profesi di berbagai bidang seperti manajemen hotel, manajemen
setempat perhotelan, katering makanan, jasa penterjemahan/interpretasi
bahasa, manajemen menyelam adalah beberapa yang akan diminta
oleh wisatawan baru.
Peningkatan • KKP dapat menarik investasi dari pemerintah dan sektor swasta • Masyarakat setempat
investasi untuk meningkatkan infrastruktur dan pelayanan/jasa di KKP • Bisnis lokal
• Misalnya: pemerintah dapat berinvestasi dalam pemasangan alat
tambat apung (mooring buoy) untuk digunakan kapal ketika
berada di dalam KKP. Alat tambat apung akan meminimalkan
kerusakan pada karang, yang memiliki dampak langsung dalam
pemulihan perikanan.
Perbaikan Infrastruktur seperti jalan, daerah dermaga kapal, peningkatan akses • Masyarakat setempat
infrastruktur listrik, dan lainnya, dapat mengikuti seiring meningkatnya permintaan • Bisnis lokal
pariwisata. • Turis
Peningkatkan • KKP yang dikelola dan dirancang dengan baik berfungsi untuk • Nelayan lokal
biomassa ikan mengamankan daerah pemijahan ikan yang berada di zona inti • Perusahaan pengolahan ikan
• Seiring waktu, KKP yang dikelola dengan baik mengalami
peningkatan jumlah dan ukuran ikan karena ekosistem laut yang
lebih sehat dan lebih seimbang.
Peningkatan Peningkatan pendapatan dari pariwisata akan berkontribusi • Masyarakat setempat
pendapatan dari terhadap peningkatan pendapatan dari pajak yang dapat digunakan • Bisnis lokal
pajak untuk investasi pemerintah
Peningkatan • KKP telah terbukti sebagai kawasan perlindungan penting untuk • Masyarakat setempat
ketahanan mengurangi dampak dari bencana alam. Karena KKP biasanya • Bisnis lokal
lingkungan dan mencakup ekosistem pelindung seperti terumbu karang atau bakau.
masyarakat dari • Gelombang diperlambat oleh terumbu karang sedangkan bakau
bencana adalah penahan angin yang efektif untuk mengurangi erosi.
BAGIAN I: DASAR-DASAR PARIWISATA BERKELANJUTAN 35
1.5 APA YANG TERJADI SAAT SUATU WILAYAH DITETAPKAN SEBAGAI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN?
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 24/PERMEN-KP/2019 Tentang Tata Cara Pemberian Izin Lokasi Perairan Dan Izin Pengelolaan Perairan di Wilayah Pesisir dan
23
Pulau-pulau Kecil
36 BAGIAN I: DASAR-DASAR PARIWISATA BERKELANJUTAN
Dokumen Rencana Pengelolaan KKP ini biasanya sangat rinci, di bawah ini adalah beberapa bagian paling penting untuk menjadi pertimbangan
pelaku bisnis dan masyarakat..
! Profil KKP. Menjelaskan area KKP, daerah, dan desa yang termasuk di dalam KKP dan koordinatnya.
! Zonasi. Berisi peta KKP yang menggambarkan lokasi berbagai zona yang memiliki fungsi berbeda (Zona Inti, Zona Pemanfaatan terbatas -sub
zona pariwisata-, dll.). Bagian ini juga mencakup tujuan konservasi KKP. Misalnya: spesies target yang dilindungi seperti hiu dan habitat tertentu
seperti hutan bakau.
! Rencana Pengelolaan. Berisi visi dan misi KKP serta prinsip-prinsip acuan untuk pengelolaan. Pada bagian inilah rencana kerja KKP dituliskan.
Di sinilah tercantum berbagai kegiatan yang telah direncanakan pemerintah untuk KKP, frekuensi kegiatan dan anggaran yang diajukan untuk 5
tahun ke depan. Misalnya: pelatihan untuk komunitas setempat, patroli berkala, serta pemantauan habitat.
Survey yang dilakukan di Kepulauan Maluku memperlihatkan kondisi ekosistem terumbu karang yang sehat. Foto©Coral Triangle Center
BAGIAN I: DASAR-DASAR PARIWISATA BERKELANJUTAN 37
Instansi pemerintah yang dapat membantu Anda dalam mengembangkan pariwisata berkelanjutan di dalam dan sekitar KKP
Ada berbagai instansi pemerintah yang terlibat dalam suatu pengelolaan KKP dengan peran yang berbeda-beda. Tabel di bawah ini memberikan
ringkasan dari beberapa instansi pemerintah yang dapat membantu anda apabila anda memiliki pertanyaan terkait KKP dan rencana pariwisata
berkelanjutan di wilayah anda.
Instansi Peran Apa yang bisa saya dapatkan dari instansi ini?
Dinas Pariwisata Mempromosikan dan melaksanakan Dinas Pariwisata Kabupaten membuat rencana kerja tahunan yang menjadi acuan alokasi anggaran
Kabupaten rencana pengembangan pariwisata mereka.
tingkat kabupaten. Sebagian besar Dinas Pariwisata memiliki petugas untuk mendukung promosi lokasi sebagai tujuan
wisata.
Anda dapat mengunjungi kantor mereka dan meminta untuk melihat rencana kerja tahunan (RIPDA)
untuk memahami visi kabupaten tentang pengembangan pariwisata.
Anda juga dapat mengetahui jenis pelatihan apa dan kegiatan peningkatan kapasitas apa saja yang
mereka rencanakan dan bagaimana, bersama-sama, Anda dapat berkontribusi untuk mengembangkan
destinasi wisata secara berkelanjutan.
Dinas Kelautan Mengawasi kegiatan penangkapan DKP memiliki rencana kerja tahunan yang menguraikan kegiatan dan anggaran mereka untuk setiap
dan Perikanan ikan di tingkat Kabupaten, termasuk tahunnya.
Kabupaten memantau dan mencatat tangkapan Anda dapat mengunjungi kantor DKP setempat untuk memahami upaya mereka dalam mendukung
ikan ,serta melaporkan penangkapan perikanan di kabupaten Anda.
ikan illegal yang merusak lingkungan.
Anda dapat menghubungi kantor DKP setempat untuk melaporkan insiden penangkapan ikan illegal.
DKP Kabupaten juga mendukung
untuk melaksanakan visi Kementerian
Kelautan dan Perikanan tentang
pengembangan perikanan.
Dinas Kelautan Mengawasi kegiatan penangkapan Anda dapat menanyakan ke kantor DKP Provinsi Anda mengenai informasi tentang zona KKP, laporan
dan Perikanan ikan di tingkat provinsi. pemantauan KKP dan kegiatan lainnya.
Provinsi Badan Pengelola KKP bertanggung Anda juga dapat meminta kantor DKP Provinsi Anda untuk jadwal pelatihan dan pengembangan
jawab kepada DKP Provinsi. kapasitas terkait pengelolaan KKP dan panduan praktik yang baik.
38 BAGIAN I: DASAR-DASAR PARIWISATA BERKELANJUTAN
KKP perlu dikelola dengan baik untuk dapat menghasilkan manfaat. Mengingat banyak pihak yang terlibat dalam mengelola dan menggunakan
KKP, ada beberapa aspek yang dapat menjadi ancaman dalam pengelolaan KKP dan berkontribusi pada timbulnya dampak negatif terhadap
lingkungan kawasan.
Informasi lebih lanjut tentang KKP dan zonasi lihat bagian 1.3 Bagaimana cara kerja Kawasan Konservasi Perairan?
BAGIAN I: DASAR-DASAR PARIWISATA BERKELANJUTAN 39
Tanpa keterlibatan seluruh pihak, dampak buruk ini tidak hanya akan merusak habitat alami, tetapi juga berpotensi berdampak pada bisnis dan
masyarakat setempat.
BAGIAN II
KETERLIBATAN DI PARIWISATA BERKELANJUTAN
2.1 Bagaimana kita bisa ikut terlibat dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan di Kawasan Konservasi Perairan?
2.2 Bagaimana organisasi kemasyarakatan dapat membuat perbedaan positif dalam KKP?
2.3 Tinjauan KKP dan Kasus Pariwisata Berkelanjutan
Komodo
Bunaken
Nusa Penida
Gili Matra
Bentang Laut Kepala Burung, Raja Ampat
2.4 Pentingnya menciptakan pengalaman unik bagi wisatawan
2.5 Kode Etik Untuk Operator Pariwisata Berkelanjutan di Dalam Kawasan Konservasi Laut
BAGIAN II: KETERLIBATAN DI PARIWISATA BERKELANJUTAN 43
2.1 BAGAIMANA KITA BISA IKUT TERLIBAT DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA BERKELANJUTAN DI
KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN?
Mengembangkan KKP sebagai tujuan wisata berkelanjutan adalah upaya bersama antara sektor publik dan swasta. Ada peran yang berbeda-beda
untuk berbagai pihak, misalnya pemerintah desa yang berlokasi di dekat atau di dalam KKP memiliki peran berbeda dengan operator tur yang
berbasis di luar daerah.
Pemerintah – desa, kabupaten, provinsi dan pusat - dapat membuat Wisatawan dapat memilih untuk mendukung bisnis yang sadar
peraturan bagi penduduk dan pengunjung untuk menghormati batas- lingkungan yang mematuhi peraturan KKP. Mereka juga dapat membeli
batas KKP dan zona di dalamnya. Mereka juga memantau penegakan kerajinan tangan dan suvenir langsung dari masyarakat setempat.
peraturan ini.
Pada akhirnya, dengan bekerja bersama, semua pemangku kepentingan ini
Hotel, homestay, wisma dan restoran dapat mencegah dampak bisa mendapatkan keuntungan dengan KKP yang berfungsi dengan baik.
negatif terhadap KKP, karena misalnya pengelolaan limbah dari tamu
mereka yang mengalir ke laut, dan juga membawa pengunjung yang dapat Unit Pengelolan KKP, seperti misalnya UPTD, adalah elemen
berkontribusi secara finansial ke KKP dengan membayar biaya masuk atau penting dari tata kelola KKP. UPTD misalnya, merupakan bagian dari
jenis biaya lainnya. Pemerintah Provinsi dan merupakan pelaksana kegiatan tata kelola,
administrasi dan programatik KKP. Kepala UPTD dapat berkoordinasi
Operator selam (Dive center) dapat menjadi sumber pekerjaan baru dengan Gubernur melalui Sekretaris Daerah Provinsi. Jika ada
bagi masyarakat setempat serta mitra yang dapat berkontribusi dalam perubahan dalam KKP, UPTD pengelolaanya bertanggung jawab untuk
pembersihan laut dan pantai. menginformasikannya kepada pelaku bisnis dan masyarakat setempat.
Mereka juga bertanggung jawab untuk melakukan kegiatan pemantauan
Operator tur/ Biro perjalanan wisata dapat membuat paket wisata kondisi biofisik.
baru yang memasukkan KKP sebagai salah satu destinasi wisatanya,
berkontribusi secara finansial terhadap anggaran operasional KKP, dan juga
memilih untuk bermitra dengan akomodasi lokal, membantu bisnis lokal
Pastikan untuk selalu mengecek ke UPTD sebagai pengelola KKP yang
untuk berkembang. bertanggung jawab atas Kawasan konservasi untuk mendapatkan berita terbaru.
44 BAGIAN II: KETERLIBATAN DI PARIWISATA BERKELANJUTAN
Bagaimana pemangku kepentingan yang berbeda dapat mendukung pariwisata berkelanjutan di KKP?
Pastikan desain dan bangunan desa yang baik. Mengintegrasikan topik pariwisata berkelanjutan Menyediakan personel
Masukkan rencana pengembangan pariwisata berbasis masyarakat dalam dalam proses perencanaan dokumen - Rencana penegak hukum untuk KKP.
anggaran desa - Rencana Pengelolaan Jangka Menengah Desa (RPJMDES) Induk Pengembangan Pariwisata Nasional Alokasikan anggaran untuk
(RIPPARNAS) operasi UPTD.
Dapat menentukan suatu lokasi yang dapat dijadikan tempat pengolahan
daur ulang. Mempromosikan kode etik untuk praktik
pariwisata berkelanjutan
Buat komposter mini untuk limbah organik
Alokasikan anggaran untuk pariwisata berbasis
Mendedikasikan sebagian dari anggaran desanya untuk meminimalkan
masyarakat dan pengembangan pariwisata
ancaman terhadap KKP, seperti pengelolaan limbah
berkelanjutan
Dorong masyarakat untuk berpartisipasi dalam gugus tugas masyarakat dan
Alokasikan anggaran untuk penegakan hukum
kelompok manajemen misalnya POKMASWAS dan POKDARWIS
dan pemantauan di Kawasan Konservasi Perairan
Gunakan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) untuk mengelola kelompok
wisata berbasis masyarakat (POKDARWIS)
Buat peraturan lokal agar masyarakat setempat mematuhi zona MPA.
Mengadakan kegiatan pembersihan pantai
Edukasi Konservasi Bahari dan Aksi Bersih Pantai di Konda. Foto ©Siti Yasmina Enita
48 BAGIAN II: KETERLIBATAN DI PARIWISATA BERKELANJUTAN
2.2 BAGAIMANA ORGANISASI KEMASYARAKATAN DAPAT MEMBUAT PERBEDAAN POSITIF DALAM KKP?
Masyarakat yang bertempat tinggal di dalam dan sekitar Kawasan Konservasi Perairan adalah salah satu kunci untuk memastikan keberhasilan
tujuan KKP dalam jangka panjang. Peraturan di Indonesia memberi pengakuan berbagai jenis organisasi kemasyarakatan untuk terlibat dalam
pengelolaan KKP, dengan mendukung keterlibatan dari masyarakat. Terdapat dua kelompok masyarakat yang saat ini aktif di banyak KKP di
seluruh Indonesia yaitu POKMASWAS dan POKDARWIS, walaupun demikan hal ini tidak menutup kemungkinan untuk kelompok masyarakat
lainnya untuk terbentuk membentuk kelompok di masa mendatang.
Hotel, wisma tamu, operator selam, dan operator wisata lainnya dapat bermitra dengan kelompok masyarakat, memberikan wisatawan
kesempatan unik untuk terlibat dengan masyarakat saat berlibur. Contoh-contoh ini dapat menginspirasi masyarakat di lokasi dan bisnis lain
untuk membentuk kemitraan kreatif.
Terdapat beberapa KKP di Indonesia yang telah menjadi destinasi wisata terkenal bagi wisatawan. Pada bagian ini kita akan melihat 5 contoh
taman nasional serta kawasan konservasi perairan dari Indonesia, sehingga kita bisa mendapatkan perspektif lebih lanjut mengenai gambaran dan
tantangan dalam menerapkan strategi pariwisata berkelanjutan.
Kami memilih Komodo, Nusa Penida, Bunaken, Gili Matra dan Raja Ampat, karena lokasi-lokasi ini menawarkan peluang untuk membandingkan
kinerja berbagai unit manajemen dari waktu ke waktu. Pada halaman-halaman berikut, kami akan memaparkan bagaimana mereka mengembangkan
daerah-daerah ini dari waktu ke waktu, jenis badan pengelola, tantangan dan dampak pariwisata, pertumbuhannya serta beberapa praktik terbaik
yang dapat disesuaikan dengan berbagai area perlindungan. Memahami pelajaran dari lokasi-lokasi ini dapat membantu Anda untuk merancang
pengembangan pariwisata di KKP di dekat anda.
BAGIAN II: KETERLIBATAN DI PARIWISATA BERKELANJUTAN 51
Badan pengelola TN
Pembuatan Bunaken digantikan
Prakarsa oleh Balai Taman Transisi UPT
Taman Nasional Pengelolaan Nasional Bunaken Nusa Penida
Laut Komodo Transisi MPA dari tingkat
Gili Matra Kolaboratif
didirikan pengawasan Gili kabupaten ke
didirikan Komodo Matra provinsi
a. Komodo
Taman Nasional Komodo dipilih sebagai salah satu dari 7 Keajaiban Peta Zonasi Taman Nasional Komodo
Alam yang baru oleh UNESCO. Lokasi ini adalah rumah bagi Komodo -
kadal raksasa yang tidak dapat ditemukan di tempat lain di dunia ini dan
memiliki daya tarik ilmiah yang besar untuk dipelajari dari segi evolusi
mereka. Perairan di sekitar Pulau Komodo memiliki keanekaragaman
hayati laut yang kaya dan juga merupakan bagian dari Segitiga Terumbu
Karang, suatu area dengan keanekaragaman hayati laut terumbu karang
terkaya di dunia dan mega fauna seperti, pari manta, penyu, paus,
lumba-lumba, dan duyung.
24
HK/42/Tahun 2003.
25
Perlindungan dan Konservasi Alam
54 BAGIAN II: KETERLIBATAN DI PARIWISATA BERKELANJUTAN
DAMPAK
Ada dampak positif dan negatif yang dihasilkan dari pertumbuhan pariwisata.
Lingkungan • Perlindungan hukum terhadap 219.322 hektar habitat • Meningkatnya permintaan akan makanan laut termasuk penggunaan teknik
laut yang merupakan rumah bagi biota karismatik seperti penangkapan ikan yang merusak, misalnya penggunaan dinamit di dalam Taman
duyung dan pari manta. Nasional Komodo masih terjadi.
• peningkatan biomassa ikan • Peningkatan sampah plastik dan limbah manusia serta oli mesin yang memasuki
• meningkatkan penangkapan ikan di luar KKP laut.
• Penurunan yang signifikan dalam tingkat historis • Kepadatan pada lokasi tertentu baik di darat maupun di laut menyebabkan
penangkapan ikan ilegal dan merusak yang merajalela di degradasi ekosistem dan habitat.
tahun-tahun sebelumnya di pulau-pulau tersebut
Sosial • Masuknya transmigrasi domestik dan ekspatriat ke dalam • Komunitas tradisional mengalami pengaruh dari luar, mengurangi kebiasaan
kawasan untuk mencari pekerjaan sebagai hasil dari tradisional.
pertumbuhan pariwisata • Meningkatnya akses dan ketersediaan perangkat televisi, radio, dan mobilitas yang
• Protes dari warga terhadap dua pengembang swasta yang meningkat mempercepat laju perubahan.
ditetapkan untuk membangun restoran dan akomodasi di • Kepadatan di banyak lokasi atraksi utama baik di dalam maupun di bawah air
Kepulauan Komodo pada tahun 2018 menyebabkan pengalaman pengunjung yang tidak menyenangkan
• Peningkatan standar hidup orang-orang yang tinggal di • Protes dari warga terhadap dua pengembang swasta yang ditetapkan untuk
daerah tersebut membangun restoran dan akomodasi di Kepulauan Komodo pada tahun 2018.26
Ekonomi • Peningkatan pemasukan ke dalam daerah • Peraturan Taman Nasional Komodo tidak mengizinkan akomodasi atau jenis
• Diperoleh pendapatan sebesar Rp 32 miliar dari kunjungan pembangunan lain apa pun di dalam batas-batas Taman Nasional.
wisata ke Taman Nasional pada tahun 2018, meningkat dari • Meningkatnya peluang kerja di sektor perhotelan (hotel, restoran) untuk melayani
Rp 29 miliar pada tahun sebelumnya. pengunjung yang datang, tetapi kebanyakan staf adalah pendatang daripada
masyarakat setempat.
• Tingkat inflasi yang tinggi, biaya hidup semakin mahal terutama dibandingkan
dengan 10 tahun yang lalu..
• Relatif, terjadi korupsi dalam cara penggunaan dan pengelolaan retribusi antara
perusahaan swasta dan pemerintah.
26
Mongobay.com, Bassten Gokkon, August 2018
BAGIAN II: KETERLIBATAN DI PARIWISATA BERKELANJUTAN 55
b. Bunaken
Taman Nasional Bunaken mencakup 89.065 hektar area yang terdiri Peta Zonasi Pulau Bunaken, Taman Nasional Bunaken
dari daratan (3%) dan laut (97%). Taman Nasional ini terletak relatif
dekat dengan Manado, Provinsi Sulawesi Utara. Taman Nasional ini
terdiri dari lima pulau yaitu Bunaken, Manado Tua, Siladen, Montehage
dan Nain. Kawasan konservasi ini merupakan bagian dari wilayah Indo-
Pasifik yang menampung keanekaragaman hayati laut tertinggi di dunia.
Hal ini menjadi alasan utama mengapa daerah ini dilindungi. Daerah ini
merupakan rute migrasi beberapa hewan yang dilindungi dan memiliki
nilai ekonomi tinggi bagi sektor perikanan dan pariwisata. Selain
keanekaragaman hayati, Taman Nasional Bunaken juga merupakan
tempat dimana hewan langka dan terancam punah dapat ditemui
misalnya duyung, paus, penyu dan lumba-lumba.
• Setidaknya terdapat 58 genera dan sub-genera terumbu karang.
• Jumlah jenis ikan diperkirakan mencapai 2.000 spesies.
• Kedalaman air terdalam sekitar 1.360 meter terletak antara Manado
Tua dan Montehage.
• Terdapat sekitar 25 lokasi penyelaman di Bunaken Pemukiman Zona Tradisional
Zona Inti Zona Rimba
PERTUMBUHAN PARIWISATA Zona Pemanfaatan Pariwisata
Terdapat lebih dari 30 resor di pulau kecil Bunaken (8,08 kilometer Sumber: World Database on Protected Areas (WDPA) via ProtectedPlanet.net
persegi), menawarkan aktivitas penyelaman scuba dan snorkeling sebagai
daya tarik utama mereka. Sebagian besar akomodasi berukuran sedang
Tipe Kawasan: Taman Nasional Laut
- maksimal 40 kamar - dan tidak ada hotel bertingkat tinggi di pulau Tahun Penetapan: 1991
itu. Dulunya, destinasi wisata yang sepi ini menarik wisatawan terutama Luas Kawasan Dilindungi: 89.065 hektar
penyelam dari Eropa, namun saat ini sebagian besar pengunjungnya berasal
dari Cina dan Singapura, dengan berbagai pengalaman tingkat menyelam
dan snorkeling yang beragam. Tersedianya penerbangan langsung dari
kota-kota di Cina ke Manado - bandara terdekat ke Bunaken - telah
berkontribusi pada perubahan komposisi wisatawan di Bunaken.
BAGIAN II: KETERLIBATAN DI PARIWISATA BERKELANJUTAN 57
Kementerian Pariwisata Indonesia menetapkan Sulawesi Utara sebagai daerah (20% dari pendapatan) dan sisanya dialokasikan untuk
rising star dari sektor pariwisata Indonesia pada tahun 2019, karena operasional dan upaya konservasi Taman Nasional.
industri pariwisatanya telah mencatat pertumbuhan sebesar 600% selama Pada 2014, DPTNB diubah dan digantikan oleh Balai Taman Nasional
empat tahun terakhir. Sekitar 120.000 wisatawan asing mengunjungi Bunaken, diawasi oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Sulawesi Utara pada tahun 2018, naik dari 20.000 pada tahun 2015, 29
. Biaya masuk direvisi pada tahun 2015: IDR 150.000 per tahun atau
40.000 pada tahun 2016, dan 80 ribu pada tahun 201727. Bunaken IDR 50.000 per hari untuk pengunjung asing dan IDR 5.000 per hari
merupakan destinasi utama dan paling populer di Sulawesi Utara. untuk pengunjung domestik30. Pengunjung asing dapat memilih antara
Ada sekitar 10.000 hingga 12.000 wisatawan yang menyelam di biaya harian atau tahunan. Meskipun ada biaya masuk yang ditetapkan
Bunaken per tahun, sedangkan kapasitas maksimum hanya 8.000-9.000 oleh badan pengelola, kelompok nelayan mengenakan biaya tambahan
Rp50.000 untuk wisatawan yang mengunjungi Taman Nasional Bunaken.31
orang per tahun28. Hal Ini menunjukkan bahwa kegiatan wisata telah
melampaui daya dukung lingkungan. Tampaknya kontrol atas pengelolaan wilayah konservasi masih
tumpang tindih antara dua lembaga pemerintahan yang berbeda.
PENGELOLAAN Masyarakat setempat menuntut revisi untuk sistem pembayaran dan
Sejak didirikan, Taman Nasional Bunaken telah memiliki tiga pengelolaan kawasan konservasi, dan LSM menganggap pemerintah
struktur manajemen yang berbeda. Dari tahun 1991 hingga 2000, memiliki kapasitas yang kurang untuk mengelola Taman Nasional.
pengelolaan dan pendanaannya diperoleh dari pemerintah pusat. Ada juga isu-isu mengenai warga negara tertentu yang didorong
Pada tahun 2000, badan pengelola lokal yaitu Dewan Pengelolaan untuk mengunjungi Taman Nasional dengan paket liburan murah,
Taman Nasional Bunaken (DPTNB) dibentuk melalui peraturan telah membuat perjanjian khusus untuk tidak membayar biaya masuk
baru. Di bawah peraturan baru, biaya masuk kawasan adalah IDR sehingga membuat jengkel komunitas penyelam setempat. Selain
75.000 untuk pengunjung asing dan IDR 25.000 untuk pengunjung itu, wisatawan telah melaporkan berbagai degradasi lingkungan laut
domestik. Operator selam, melalui Asosiasi Olahraga Air Sulawesi karena kepadatan wisatawan berlebih serta penyelam dengan tingkat
Utara, bertanggung jawab untuk mengumpulkan biaya masuk orang keterampilan rendah dan perenang snorkel yang menyentuh terumbu
asing dan desa bertanggung jawab atas pengunjung domestik. DPTNB karang. Hal ini mengakibatkan buruknya reputasi komunitas penyelam
mengelola pendapatan biaya masuk yang dibagi antara pemerintah lokal dan mengurangi kunjungan wisatawan.
27
https://en.antaranews.com/news/127760/north-sulawesi-eyes-boosting-tourist-arrivals-through-bunaken-festival
28
Supit, A. (2007). Impact of tourism visit toward change of coral reefs condition in Bunaken Island North Sulawesi Province
29
https://www.liputan6.com/regional/read/2518380/pesona-bunaken-kian-meredup-ini-penyebabnya?related=dable&utm_expid=.9Z4i5ypGQeGiS7w9arwTvQ.1&utm_
referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com%2F
30
https://travel.kompas.com/read/2016/07/23/191700427/Pemprov.Sulut.Pertanyakan.Retribusi.di.Bunaken
31
https://travel.kompas.com/read/2014/05/05/0807000/Turis.Keluhkan.Pungutan.di.Bunaken
58 BAGIAN II: KETERLIBATAN DI PARIWISATA BERKELANJUTAN
DAMPAK
Social • Status kepemilikan atas tanah penduduk hilang karena investasi dan pengembangan.
Economic • Peluang kerja baru untuk masyarakat setempat. • Kebijakan yang tidak jelas dan implementasi sistem biaya yang membingungkan
• Pendanaan operasional Taman Nasional dari biaya masuk sehingga menimbulkan keresahan beberapa pihak.
Taman Nasional. • Kebocoran ekonomi dari investasi asing.
c. Nusa Penida
Kepulauan Nusa Penida terletak di tenggara pulau Bali, Indonesia. Peta Zonasi Kawasan Konservasi Perairan Nusa Penida
Kecamatan Nusa Penida terdiri dari tiga pulau yaitu Nusa Penida,
Nusa Lembongan, dan Nusa Ceningan dengan 16 desa dan 46 desa
tradisional (adat). Sebanyak 45.580 penduduk tinggal di pulau ini
dan bergantung pada perikanan, budidaya rumput laut, wisata bahari
pertanian serta peternakan sebagai mata pencaharian utama mereka.
Kepulauan Nusa Penida ditetapkan sebagai KKP dengan tujuan untuk
melindungi ekosistem pesisir dan laut yang paling beragam di dunia
serta melestarikan ekosistem kepulauan seraya mempertahankan
mata pencaharian masyarakat. Nusa Penida memiliki 296 spesies
karang dan 576 spesies ikan serta habitat bagi spesies unik dan
karismatik seperti; penyu, hiu, lumba-lumba, paus, manta dan mola-
mola.
KKP Nusa Penida dicadangkan pada tahun 2010 melalui komitmen
Pemerintah Kabupaten Klungkung dan ditetapkan pada tahun 2014
oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan. Pada 2017, KKP Nusa
Penida ditempatkan di bawah yurisdiksi Pemerintah Provinsi Bali Alur Laut
sebagai implementasi penerapan UU No. 24 tahun 2014 tentang Titik Koordinat Batas Luar
Pemerintahan Daerah. Zona Inti Zona Budidaya Rumput Laut
Sistem zonasi Nusa Penida MPA terdiri dari empat zona dengan tujuh Zona Perikanan Bahari Khusus Zona Pelabuhan
sub-zona: zona inti, zona perikanan tradisional, zona wisata bahari, Zona Pariwisata Bahari Zona Perikanan Tradisional
zona sakral, zona wisata bahari khusus, zona budidaya rumput laut dan Zona Suci Terumbu karang
zona pelabuhan. Melalui sistem zonasi ini, 20.070 hektar area perairan
Sumber: Coral Triangle Atlas, 2013
di Nusa Penida dilindungi.
Tipe Kawasan: Kawasan Konservasi Perairan
Tahun Penetapan: 2010
Zona suci dalam sistem zonasi KKP Nusa Penida bertujuan untuk Luas Kawasan Dilindungi: 20,057 hektar
60 BAGIAN II: KETERLIBATAN DI PARIWISATA BERKELANJUTAN
menggabungkan pengetahuan lokal dan situs keagamaan tradisional. Di survei biologis dan sosial ekonomi, pemantauan, patroli pengawasan,
zona suci tersebut terdapat kegiatan keagamaan yaitu Nyepi Segara. pelatihan, penjangkauan publik, pemasangan pelampung tambat
Nyepi Segara atau Nyepi di laut adalah penghormatan bagi Dewa dan pencatat suhu, melakukan penelitian dan juga untuk membuat
Baruna (Dewa Laut Bali) dan satu hari dalam setahun, semua aktivitas dokumen perencanaan.
laut di KKP Nusa Penida dihentikan.
Nusa Penida ditetapkan sebagai KKP dengan tujuan melestarikan
biota dan ekosistem, memastikan keberlanjutan pariwisata serta
PERTUMBUHAN PARIWISATA
keberlanjutan mata pencaharian masyarakat. Semua tujuan
Penetapan suatu kawasan menjadi sebuah KKP menunjukkan bahwa pembentukan KKP ini dapat tercapai jika pengelolaan yang efektif
ada sesuatu yang penting dan unik di tempat tersebut yang perlu dilakukan. Unit Pengelola KKP Bali, KKP bersama dengan CTC serta
dilestarikan. Keunikan Nusa Penida telah menarik wisatawan untuk dukungan dari mitra berkomitmen untuk mendorong manajemen KKP
datang ke tempat ini. Keindahan pulau dan bawah lautnya telah yang efektif di Nusa Penida. Kegiatan pengelolaan seperti: pengawasan
menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk datang dan menikmati rutin dengan polisi laut dan Angkatan Laut Indonesia, pemantauan
pulau ini. Pengumpulan data dari Unit Pengelola KKP Bali dengan kesehatan terumbu karang, pemantauan pemanfaatan sumber daya,
Coral Triangle Center (CTC) pada 2019-2020 menunjukkan bahwa penelitian tentang Mola dan Manta, pengembangan kapasitas untuk
ada lebih dari 1.000 orang mengunjungi pulau itu dalam satu hari. para pengelola KKP, program penjangkauan dan penyadaran, dan
Pariwisata di Nusa Penida telah memberikan manfaat ekonomi yang program kelompok masyarakat bersama dilakukan untuk mengarah
sangat signifikan bagi masyarakat dan telah menjadi sumber mata pada manajemen yang efektif.
pencaharian utama bagi masyarakat pesisir di Nusa Penida. Selain
dampak ekonomi yang sudah dirasakan oleh masyarakat setempat, Tantangan utama dalam pengelolaan KKP Nusa Penida adalah dana
peningkatan kunjungan wisatawan juga memberi tekanan pada manajemen yang terbatas sementara aktivitas penggunaan semakin
pulau itu. Polusi plastik, kerusakan ekosistem, dan tekanan pada biota meningkat. Pengelolaan KKP Nusa Penida membutuhkan dana
perairan adalah beberapa hal yang terjadi di Nusa Penida sebagai setidaknya 1,7 miliar rupiah setiap tahun untuk manajemen minimum
akibat dari pengembangan pariwisata. dan untuk manajemen maksimum diperlukan sekitar 5 miliar rupiah
per tahun. Pendanaan saat ini dari alokasi dana pemerintah masih
PENGELOLAAN sangat minim sehingga pemenuhan dana manajemen masih didukung
oleh para pihak sebagai mitra kerja. Keterbatasan pendanaan ini perlu
Pada tahun 2008, The Nature Conservancy (TNC) memfasilitasi
segera ditindaklanjuti dengan mengembangkan mekanisme pendanaan
proses identifikasi potensi wilayah Kabupaten Nusa Penida untuk
yang berkelanjutan sehingga manajemen dapat lebih efektif. Tanpa
menjadi KKP dan Coral Triangle Center (CTC) mulai bekerja di
dukungan dana yang memadai, akan sulit untuk memastikan
kawasan tersebut sejak 2010. Lima tahun pertama di awal tahap
kesesuaian pola pemanfaatan dengan sistem zonasi KKP.
persiapan membutuhkan biaya sekitar US $ 100.000 per tahun untuk
BAGIAN II: KETERLIBATAN DI PARIWISATA BERKELANJUTAN 61
DAMPAK
TANTANGAN Terdapat pula tantangan perihal tata kelola yang berdampak pada
Tantangan paling nyata yang ditemui di KKP Nusa Penida adalah kepadatan pengelolaan Nusa Penida, khususnya transisi UPT KKP dari tingkat
pariwisata akibat tingginya jumlah wisatawan yang mengunjungi KKP. kabupaten ke provinsi pada tahun 2018. Selama masa transisi, UPT tidak
menerima alokasi anggaran, dan oleh karena itu, tidak dapat melakukan
Peningkatan permintaan paket wisata sehari dari wisatawan yang kegiatan pemantauan dan pengawasannya.
berlibur di Bali telah mendorong pertumbuhan perusahaan wisata kapal
harian seperti Quicksilver, Bounty dan Bali Hai Cruise yang membawa
lebih dari 200 wisatawan per hari saat musim ramai. Perusahaan- PRAKTIK YANG BAIK
perusahaan ini menjalankan operasional secara mandiri sehingga hanya
Kode Etik untuk Berinteraksi dengan Mola. Mola merupakan
memberikan manfaat ekonomi sedikit hingga tidak sama sekali bagi
salah satu spesies paling menarik bagi penyelam yang mengunjungi
masyarakat setempat.
Nusa Penida. Kode Etik ini bertujuan untuk memberikan pengalaman
Kepadatan juga berkontribusi pada peningkatan produksi limbah di menyelam yang aman dengan tetap menjaga dampak seminimal
daerah tersebut. Tanpa sistem dan infrastruktur pengelolaan limbah yang mungkin untuk mola dan habitatnya. Kode etik ini dibuat sebagai upaya
tepat, banyak sampah berakhir di lautan menyebabkan citra buruk di bersama dari pemerintah, LSM dan mitra sektor swasta selam di Bali.
media masa tentang Nusa Penida.
Kemitraan dalam pemantauan kesehatan karang tahunan. Mitra
Selain itu, tidak adanya studi daya dukung untuk KKP membuat tidak operator selam di Nusa Penida bekerja sama dengan UPT KKP dan
mungkin untuk menentukan jumlah pengunjung yang diperbolehkan CTC untuk melakukan pemantauan kesehatan terumbu setiap tahunnya.
beroperasi di dalam KKP setiap tahun. Dengan demikian, tidak ada Diharapkan dengan melakukan kegiatan bersama ini, dukungan untuk
kontrol terhadap jumlah pengunjung yang menimbulan risiko bagi pengelolaan KKP Nusa Penida dapat dilakukan untuk jangka panjang dan
keberlanjutan jangka panjang dari lokasi ini sebagai destinasi wisata. mitra wisata selam memahami kondisi terumbu karang saat ini.
62 BAGIAN II: KETERLIBATAN DI PARIWISATA BERKELANJUTAN
d. Gili Matra
Taman Wisata Perairan Gili Matra (TWP) terdiri dari tiga pulau yaitu Peta Zonasi Kawasan Konservasi Perairan Gili Matra
Gili Meno, Gili Air, dan Gili Trawangan yang terletak di Lombok Utara,
Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Kehidupan laut yang beragam yang meliputi Hiu-karang sirip-hitam
(Carcharhinus melanopterus), Hiu-karang sirip-putih (Triaenodon
obesus), Lepu ayam (Pterois volitans), Belut-moray belang
(Gymnothorax moringa), Penyu hijau (Chleonia mydas), Penyu sisik
(Eretmochelys imbricata), berbagai jenis pari seperti Pari-elang tutul
(Aetobatus narinari), Pari manta (Manta alfredi) dan banyak lagi
ditemukan di Taman Wisata Perairan Gili Matra.33 Terumbu karang
di Gili Matra memiliki luas total 227,6 hektar atau sekitar luasan yang
sama dengan luas pulau Gili Trawangan. Rata-rata, karang keras di Gili
Matra mencakup 40,1% wilayah terumbu karang dan sisanya adalah
karang lunak. Ada sekitar 109 jenis karang keras dari 14 famili dan 44
genesis. Ekosistem rumput laut di TWP Gili Matra mencakup 44,5%
di wilayah pesisir di Gili Trawangan, 42,5% wilayah pesisir di Gili Meno Zona inti
dan 53,8% wilayah pesisir di Gili Air. Zona pelabuhan
Zona pemanfaatan
Zona perikanan berkelanjutan Zona rehabilitasi biorocks
PERKEMBANGAN PARIWISATA Sub Zona Perikanan Berkelanjutan Karang Ekosistem terumbu karang
Taman Wisata Perairan Gili Matra memiliki jumlah kunjungan
Sumber: Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional Kupang
wisatawan tertinggi di Nusa Tenggara Barat dengan 32,30%
dari total jumlah kunjungan wisata di Provinsi ini. Taman Wisata
Perairan ini tentu menjadi salah satu daya tarik utama pariwisata Tipe Kawasan: Taman Wisata Perairan
Nusa Tenggara Barat. Menurut data tahun 2014, Gili Trawangan Tahun Ditetapkan: 1993
umumnya menerima hingga 43.000 wisatawan per bulan.34 Selain Luas Kawasan Dilindungi: 2,954 hektar
itu, pertumbuhan kedatangan wisatawan ke Gili Matra meningkat
Gili Paradise. 2006. “Diving the Gili Islands Information”. [online] http://www.gili-paradise.com/gilis-information/dive-the-gilis/ [Accessed 1 August 2018 at 5.58pm]
33
National Geographic Indonesia. 2014. “Kunjungan Wisatawan ke Gili Trawangan Meningkat 30 Persen“. [online] Available at: http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/05/kunjungan-wisatawan-
34
lebih dari 30% per tahun dan melihat ke belakang dari tahun 2011 pantai, masalah dengan pengelolaan limbah, pengembangan yang
hingga 2016, peningkatan keseluruhan selama kurun waktu 5 tahun tidak sah atau tidak sesuai izin, penangkapan ikan ilegal dan keresahan
tersebut tercatat melampaui 100% dalam peningkatan jumlah antara orang Indonesia dan orang Barat/Ekspatriat yang memiliki bisnis
kedatangan wisatawan.35 di Taman Wisata Perairan Gili Matra.
Gili Trawangan adalah pulau tersibuk dan lebih dikenal sebagai 'distrik
pesta' di Taman Wisata Perairan Gili Matra. Ada berbagai layanan PENGELOLAAN
yang ditawarkan di pulau-pulau di kawasan Taman Wisata Perairan Kawasan Gili Matra pertama kali didirikan pada tahun 1993. Pada
Gili Matra mulai dari akomodasi kelas rendah, menengah dan tinggi, tahun 2001, Gili Matra didirikan sebagai Kawasan Konservasi Cagar
operator selam, restoran, bar dan layanan pariwisata lainnya. Sebagian Alam Laut, di bawah pengawasan Kementerian Kehutanan Indonesia.
besar masyarakat lokal yang mendiami pulau-pulau tersebut umumnya Namun, pada 2009, pengawasan Gili Matra dialihkan ke Kementerian
mengandalkan industri pariwisata sebagai mata pencaharian mereka. Kelautan dan Perikanan Indonesia.36 Saat ini, Gili Matra dijadikan
Industri pariwisata telah mengalami pertumbuhan yang cepat dan sebagai Taman Wisata Perairan dan dikelola oleh Kementerian
tidak terkendali dalam beberapa tahun terakhir, yang menghasilkan Kelautan dan Perikanan Indonesia.
sejumlah dampak buruk termasuk degradasi terumbu karang, erosi
DAMPAK
35
Department of Tourism North Lombok District.
36
BA. 01/Menhut-IV/2009 – BA. 108/MEN.KPIII/2009.
64 BAGIAN II: KETERLIBATAN DI PARIWISATA BERKELANJUTAN
Peta Zonasi TWP Gili Matra di Gili Trawangan, Lombok. Image ©Anton Muhajir
66 BAGIAN II: KETERLIBATAN DI PARIWISATA BERKELANJUTAN
Raja Ampat adalah area kepulauan seluas 70.000 km² yang tergabung Kawasan Konservasi Perairan di Bentang Laut Kepala Burung,
dari daratan dan lautan. Raja Ampat memiliki lebih dari 1.500 pulau Papua Barat
kecil yang mengelilingi empat pulau utama Misool, Salawati, Batanta, dan
Waigeo, yang terletak di Provinsi Papua Barat. Kawasan perairannya
memiliki keanekaragaman hayati laut yang terkaya di bumi - terdapat
sekitar 75% dari total spesies karang dunia dan lebih dari 1.750 spesies
ikan terumbu karang. Selain habitat bawah laut, Raja Ampat di Papua
juga rumah bagi lebih dari setengah luasan hutan bakau di Indonesia,
dan sekitar 14% dari luas hutan bakau dunia. Selain pari manta, hiu dan
spesies laut penting lainnya, terdapat Abun yang merupakan pantai
tempat bersarang yang terbesar di dunia untuk penyu belimbing Pasifik
yang dimana saat ini sangat terancam punah.
LSM Internasional ternama seperti Conservation International, The
Nature Conservancy, WWF dan LSM lainnya telah mendukung
komunitas lokal dan pemerintah untuk membangun jejaring kawasan
konservasi sejak awal 2000-an. Jaringan Bentang Laut (BLKB) -Bird’s
Head Seascape- Papua terdiri dari 12 kawasan konservasi perairan
yang mencakup 3,6 juta hektar area. Masing-masing Kawasan Konservasi
Perairan secara formal berada dibawah pengelolaan badan pemerintah Sumber: Conservation International, 2018.
yang berbeda yaitu Pemerintah Daerah Provinsi Papua Barat,
Kementerian Kelautan dan Perikanan serta Kementerian Lingkungan Tipe Kawasan: Jaringan Kawasan Konservasi Bentang Laut Kepala
Hidup dan Kehutanan. Faktor pembeda yang berkontribusi pada Burung Raja Ampat yang mencakup 12 Kawasan Konservasi Perairan
keberhasilan penciptaan jaringan kawasan ini adalah kemauan dan di Raja Ampat
kesiapan politik - dari tingkat kabupaten dan provinsi - untuk melindungi Tahun Ditetapkan: 2004
Luas Kawasan Dilindungi: 3.6 Juta hektar
keanekaragaman hayati laut.
BAGIAN II: KETERLIBATAN DI PARIWISATA BERKELANJUTAN 67
Koalisi lebih dari 70 donor bergabung untuk menciptakan mekanisme Pariwisata tumbuh dengan rata-rata 30% per tahun. Dalam beberapa
pendanaan jangka panjang untuk jaringan Bentang Laut Kepala tahun terakhir, jumlah kapal liveaboard yang mengunjungi Raja Ampat
Burung. Hal ini tercipta karena adanya kerja sama skala global antara semakin banyak, menyebabkan kepadatan di area-area utama/inti
LSM, komunitas lokal, pemerintah provinsi dan kabupaten, serta Kawasan Konservasi di Raja Ampat. Belajar dari insiden kapal pesiar
bisnis pariwisata. Kerja sama tersebut merupakan fitur penting yang yang menabrak terumbu karang, maka peraturan baru perlu ditetapkan
berkontribusi pada pembentukan dan suksesnya koalisi ini. Peran untuk mengontrol jumlah pengunjung dan meminimalisir kerusakan
konservasi diserahkan dari LSM kepada pemerintah daerah setelah fase pada terumbu karang dan ekosistem.
pembangunan kapasitas melalui proses yang panjang untuk memastikan
kapasitas dan keahlian pemangku kepentingan lokal memadai, serta
mereka dapat menjadi pemimpin dalam penelitian dan pengelolaan PENGELOLAAN
Kawasan konservasi. Kemitraan antara Conservation International, Rare, The Nature
Conservancy, World Wide Fund for Nature (ID), World Wildlife Fund
(AS), dan Universitas Papua menciptakan program pemantauan ekologi
PERTUMBUHAN PARIWISATA di Bentang Laut Kepala Burung Papua (Bird’s Head Seascape). Sejak
Dikarenakan lokasi Raja Ampat yang tergolong jauh dan terpencil, tahun 2010, melalui kemitraan yang dimulai oleh CI, TNC, WWF-
jarak, ketersediaan, dan keterbatasan penerbangan berkontribusi ID, telah dilakukan pemantauan ekologis - kepadatan dan biomassa
pada pertumbuhan sektor pariwisata yang tergolong lambat. Regulasi populasi ikan dan pengukuran persentase tutupan karang - dalam
setempat memberlakukan pembatasan jumlah akomodasi yang sembilan KKP.
dapat beroperasi di Kawasan Konservasi Perairan sebanyak 20 saja.
Selain pemantauan ekologis, Bentang Laut Kepala Burung Papua (Bird’s
Akomodasi-akomodasi tersebut saat ini berfokus pada kegiatan
Head Seascape) memantau pola dan tren tata kelola sumber daya laut
menyelam dan snorkeling sebagai daya tarik utama, dan menjadikan
di delapan KKP yang mencakup empat Kabupaten di Papua Barat.
habitat bawah laut sebagai aset terpenting mereka. Untuk mendukung
pengembangan ekonomi lokal bersama konservasi laut, LSM telah Bentang Laut Kepala Burung Papua (Bird’s Head Seascape)
mendukung penciptaan jaringan homestay lokal sebagai penyedia menggunakan papan nilai dari Bank Dunia untuk menilai efektivitas
akomodasi. Selain penginapan berupa resort untuk kelas atas dan pengelolaan kawasan konservasi. Dari penilaian terakhir untuk tahun
homestay, terdapat lebih dari 70 kapal liveaboard yang beroperasi di 2016, menunjukkan bahwa secara umum, manajemen kawasan terus
perairan Raja Ampat. membaik, meskipun tingkat peningkatan bervariasi di antara setiap KKP
dalam jaringan tersebut.
68 BAGIAN II: KETERLIBATAN DI PARIWISATA BERKELANJUTAN
DAMPAK
TANTANGAN
Peningkatan pariwisata di wilayah Raja Ampat menciptakan peluang Tingkat kemampuan komunikasi dalam Bahasa Inggris tidak sama
bagi masyarakat setempat untuk mendiversifikasi pendapatan mereka di seluruh homestay. Ini membuat sulit bagi wisatawan yang tidak
yang biasanya dari penangkapan ikan. Dengan dukungan dari organisasi dapat berbahasa Indonesia untuk berkomunikasi dengan tuan rumah
eksternal, beberapa penduduk menyediakan kamar di rumah mereka. Standar keamanan untuk snorkeling tidak sama di semua
mereka untuk ditawarkan sebagai akomodasi bagi pengunjung yang homestay. Beberapa homestay tidak memberi tahu tamu mereka
mengarah bagi pembentukan asosiasi homestay. Dengan menggunakan tentang praktik terbaik dalam melakukan snorkeling atau menemani
situs web sebagai saluran pemasaran utamanya, asosiasi homestay, mereka selama snorkeling. Hal ini mengakibatkan beberapa wisatawan
mempromosikan pilihan akomodasi yang terjangkau. Namun, masih melakukan snorkelling sendiri dan terbawa arus hingga sangat jauh dari
ada tingkat berbeda dalam kualitas layanan yang ditawarkan di antara titik masuk mereka.
setiap homestay.
BAGIAN II: KETERLIBATAN DI PARIWISATA BERKELANJUTAN 69
Regent Regulation No. 18 Year 2014 on the Environmental Service Fee by the Marine Protected Area Technical Management Authority under the Raja Ampat Marine and Fisheries Agency.
37
Wisatawan ke Indonesia kebanyakan berasal dari China, Australia, Perbandingan kualitas harga. Ekowisata, seperti halnya wisatawan
Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, dan Vietnam. Ekowisata di segmen khusus lainnya, mempertimbangkan rasio harga dan
adalah segmen wisata khusus dan jumlah kedatangannya belum kualitas akomodasi dan kegiatan yang mereka pesan. Mereka ingin
didokumentasikan secara terpisah di Indonesia. Permintaan akan memberikan dampak positif pada lokasi yang mereka kunjungi,
wisata alam dan ekowisata tergolong tinggi dan akan terus tumbuh, mereka juga ingin memastikan bahwa layanan yang mereka pilih
khususnya dari pasar Eropa. Dengan demikian, penting untuk bisnis sesuai dengan harga yang dibayarkan. Mereka bersedia membayar
dan operator wisata untuk siap menerima wisatawan dari berbagai lebih untuk akomodasi yang secara konkret menunjukkan bahwa
negara, dengan selera dan preferensi yang berbeda-beda. mereka berkontribusi kepada masyarakat setempat dan tidak merusak
lingkungan alam, tetapi mereka tidak akan merasa nyaman membayar
Sulit untuk memukul rata apa yang akan membuat pengalaman lebih untuk sebuah layanan saja.
liburan berkesan dan luar biasa bagi semua wisatawan. Tetapi dengan
meningkatnya kesadaran tentang ekowisata dan keinginan untuk Pastikan tamu Anda senang. Kepuasan tamu adalah konsep
meninggalkan dampak positif pada destinasi wisata yang mereka utama dalam pemasaran, dan hal ini berperan dalam menciptakan
kunjungi menjadi semakin populer dan berkembang, kita dapat melihat keunggulan kompetitif perusahaan. Meskipun wisatawan ekowisata
beberapa unsur tertentu yang krusial untuk ekowisata. tertarik berkunjung ke suatu lokasi karena keanekaragaman hayati,
sebagai penyedia layanan anda harus memastikan tingkat kepuasan
Kemampuan berkomunikasi dalam bahasa asing. Sebagian besar tamu anda. Pastikan staf anda dilatih untuk bertanya kepada tamu
wisatawan asing yang datang ke Indonesia tidak fasih berbahasa apakah ada sesuatu yang dapat dibantu untuk membuat waktu
Indonesia, tetapi mereka mungkin fasih berbahasa Inggris. Penting agar menginap/berkunjung mereka menjadi lebih baik dan memperlakukan
staf anda dapat berbicara dalam bahasa asing dan menyediakan materi semua pelanggan dengan hormat dan setara.
informasi dalam setidaknya satu bahasa asing (Bahasa Inggris). Tidak
dapat berkomunikasi mungkin membuat beberapa wisatawan frustasi Pastikan kebersihan. Memastikan bahwa akomodasi, operator
dan membuat mereka kurang menikmati liburan mereka. selam, dan restoran anda bersih dan higienis, adalah prioritas utama.
Pastikan area toilet anda bersih, ada tisu toilet dan dan wastafel untuk
tamu mencuci tangan yang tersedia. Penyedia akomodasi harus selalu
memastikan kamar dan area umum/bersama tetap bersih dan rapi.
71
2.5 KODE ETIK UNTUK OPERATOR PARIWISATA BERKELANJUTAN DI DALAM KAWASAN KONSERVASI LAUT
Bisnis yang beroperasi di dalam atau di sekitar KKP dapat mengadopsi kode etik dalam operasinya untuk mempromosikan pariwisata
berkelanjutan, mendukung pengelolaan KKP dan juga melindungi aset utamanya yaitu ekosistem laut. Berdasarkan praktik terbaik internasional, kami
merekomendasikan kode etik berikut ini39:
Penginapan homestay tradisional yang ada di daratan Raja Ampat merupakan contoh baik untuk konstruksi pembangunan ramah lingkungan. Masyarakat lokal menjadi pemilik dan pengelola
penginapan-penginapan ini. Foto©️ The Raja Ampat Homestay
74
BAGIAN III
MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN
3.1 ‘Bagaimana cara’ … menerapkan praktik pariwisata yang baik 3.17 Cara merencanakan kegiatan di dalam KKP
untuk mendukung pariwisata bahari berkelanjutan 3.18 Cara membuat panduan untuk wisatawan
3.2 Cara mendapatkan/mengurus izin usaha di Kawasan 3.19 Cara memberi manfaat bagi masyarakat setempat di sekitar
Konservasi Perairan KKP
3.3 Cara menjadi wisatawan ekowisata yang baik di Kawasan 3.20 Cara memilih dan membeli ikan yang berkelanjutan
Konservasi Perairan di Indonesia 3.21 Cara mengurangi penggunaan energi
3.4 Cara memilih operator wisata untuk kegiatan snorkeling 3.22 Cara mengelola penggunaan air secara efisien
3.5 Cara melakukan snorkeling yang baik dan ramah lingkungan 3.23 Cara mengelolah air limbah
3.6 Cara melakukan kegiatan wisata yang ramah lingkungan 3.24 Cara mengelola limbah padat
3.7 Pemasangan alat tambat apung (Mooring Buoys) 3.25 Cara mengurangi pengunaan plastic sekali pakai
3.8 Kode etik menyelam 3.26 Cara mengurangi ancaman mikroplastik
3.9 Standar minimum keselamatan untuk operator selam 3.27 Cara membuat komposter skala kecil
3.10 Cara berinteraksi dan melihat binatang laut saat 3.28 Cara mendaur ulang
3.11 Cara berinteraksi dengan hiu paus 3.29 Cara Mengurangi Konsumsi Bahan Bakar di Kapal Wisata Kecil
3.12 Cara melihat penyu dari perahu
3.13 Cara berinteraksi dengan penyu 4 Deklarasi komitmen etika untuk Pariwisata Berkelanjutan
3.14 Cara melihat situs penyu bertelur 5 Referensi untuk bacaan lebih lanjut
3.15 Cara berenang dengan pari manta 6 Kontak Penting
3.16 Cara yang baik membersihkan sampah dari dalam laut 7 Daftar Pustaka
BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN 75
3.1 ‘BAGAIMANA CARA’ … MENERAPKAN PRAKTIK PARIWISATA YANG BAIK UNTUK MENDUKUNG
PARIWISATA BAHARI BERKELANJUTAN
Bagian ini membahas tentang implementasi praktik-praktik penting yang akan berkontribusi pada pariwisata bahari berkelanjutan. Tabel di bawah
ini menunjukkan jenis dampak-dampak - lingkungan, sosial dan/atau ekonomi - dan para pemangku kepentingan yang dapat menerapkan praktik-
praktik tersebut. Bagian ini membahas tentang praktik-praktik terbaik yang dapat dilakukan di Kawasan Konservasi Perairan.
Cara memilih operator wisata untuk kegiatan Cara mengurangi penggunaan energi Standar minimum keselamatan untuk operator selam
snorkeling
Cara melakukan snorkeling yang baik dan ramah Cara mengelola penggunaan air secara efisien Cara membuat panduan untuk wisatawan
lingkungan
Kode Etik Menyelam Cara mengurangi penggunaan plastik sekali Cara memberi manfaat bagi masyarakat setempat di sekitar KKP
pakai
Cara berinteraksi dan melihat satwa di laut Cara mengurangi ancaman plastik mikro Cara mengurangi konsumsi bahan bakar di kapal wisata kecil
Cara berinteraksi dengan hiu paus Cara mengelolah air limbah
Cara melihat penyu dari perahu Cara mengelola limbah padat
Cara berinteraksi dengan penyu Cara membuat komposter skala kecil
Cara melihat situs penyu bertelur Cara mendaur ulang
Cara berenang dengan pari manta Cara merencanakan kegiatan di dalam KKP
76 BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN
Pelaku bisnis diwajibkan untuk mendapatkan izin operasi di wilayah 3. Mengajukan Izin Lokasi. Anda harus mengirimkan permintaan
yang dinyatakan sebagai Kawasan Konservasi Perairan. Berikut ini adalah Anda ke Lembaga OSS40 (Online Single Submission). Anda harus
panduan langkah demi langkah yang sederhana untuk membantu anda mengajukan proposal dengan serangkaian persyaratan untuk
mengetahui prosesnya. mendapatkan izin ini. Rincian dokumen yang diperlukan yang
diperlukan dapat diperiksa dalam Keputusan Menteri Kelautan dan
1. Izin dapat dikeluarkan untuk:
Perikanan 24 / PERMEN / KP / 2019 dan situs web Lembaga OSS
a. Warga Negara Indonesia.
yang dapat diakses secara online.
b. Perusahaan dengan status hukum yang berlaku.
c. Koperasi dibentuk oleh komunitas. 4. Mengajukan Izin Pengusahaan Pariwisata Alam Perairan di
Kawasan Konservasi Perairan. Setelah Izin Lokasi diperoleh, Anda
2. Ada dua izin utama yang diperlukan:
dapat mengajukan Izin Pengusahaan Pariwisata Alam Perairan.
a. Izin Lokasi. Ini adalah izin pertama yang anda perlukan dan ini
Permohonan SIPPAP diajukan melalui Lembaga OSS dengan
menjadi dasar untuk kemudian mengeluarkan izin pengelolaan
melampirkan dokumen-dokumen yang dipersyaratkan dalam
dan izin lain yang mungkin diperlukan. Izin ini akan dikeluarkan
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan 24 / PERMEN / KP /
dengan mempertimbangkan beberapa faktor utama;
2019 dan situs web Lembaga OSS.
i. Jenis dan ukuran bisnis
ii. Daya dukung area
iii. Kawasan/ruang yang diperlukan untuk mendukung bisnis Izin untuk Komunitas Lokal.
iv. Teknologi yang digunakan Ada opsi alternatif bagi komunitas lokal untuk mendapatkan izin.
v. Potensi dampak terhadap lingkungan yang mungkin disebabkan Komunitas lokal dapat memperoleh izin melalui dukungan dan fasilitasi
b. Izin Pengelolaan. Izin pengelolaan yang Anda ajukan untuk dari pemerintah tingkat kabupaten / kota. Pemerintah daerah akan
pemanfaatan pariwisata alam perairan di Kawasan Konservasi membantu komunitas lokal mendapatkan izin. Komunitas lokal harus
adalah Surat Izin Pengusahaan Alam Perairan (SIPPAP) yang akan memenuhi serangkaian standar dan mengumpulkan dokumen yang
berlaku selama 20 (dua puluh) tahun dengan ketentuan registrasi diperlukan untuk diserahkan. Anda diharuskan menghubungi aparat
ulang setiap 5 (lima) tahun. Kegiatan pengusahaan pariwisata alam pemerintah setempat.
perairan yang dimaksud yaitu penyediaan infrastruktur pariwisata Untuk perincian lebih lanjut tentang dokumen dan standar yang
alam perairan, penyediaan peralatan kegiatan pariwisata alam disyaratkan, anda dapat mengakses Keputusan Menteri Kelautan dan
perairan, penyediaan jasa transportasi, dan jasa pramuwisata. Perikanan 24 / PERMEN / KP / 2019.
40
OSS (Online single submission)/ Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik adalah sebuah portal pendaftaran izin usaha yang diterbitkan oleh Lembaga OSS untuk dan atas nama menteri,
pimpinan lembaga, gubernur, atau bupati/wali kota kepada Pelaku Usaha melalui sistem elektronik yang terintegrasi.
BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN 77
3.3 CARA MENJADI EKOWISATAWAN (WISATAWAN PEDULI LINGKUNGAN) YANG BAIK DI KAWASAN
KONSERVASI PERAIRAN DI INDONESIA
Anda dapat menggunakan liburan anda sebagai peluang untuk berkontribusi positif bagi lingkungan dan masyarakat setempat. Berikut ini adalah
beberapa tips yang dapat anda pertimbangkan saat berlibur di Kawasan Konservasi Perairan di Indonesia.
Tanyakan pada operator selam anda tentang Kawasan Perlindungan 9. Jangan pernah mengganggu satwa liar atau menyentuh karang
Perairan (KKP) ketika anda snorkeling atau menyelam.
1. Spesies apa yang dapat ditemukan di dalam KKP? 10. Membayar biaya masuk konservasi ke badan pengelola KKP.
2. Apakah ada zona yang berbeda di dalam KKP? 11. Berpartisipasi dalam kegiatan dengan masyarakat setempat.
3. Jangan membuang sampah atau membuang sampah ke laut. Tanyakan akomodasi anda apakah mereka menjalankan
4. Pilih akomodasi yang dimiliki oleh masyarakat lokal untuk kegiatan berikut atau apakah mereka tahu lembaga/orang yang
penginapan anda. menjalankannya:
5. Coba langkah-langkah penghematan energi ini: • Edukasi lingkungan.
• Matikan lampu saat anda meninggalkan kamar. • Pembersihan pantai.
• Mematikan AC ketika anda tidak berada di kamar. • Program daur ulang
• Cabut semua perangkat dari sumber saat tidak mengisi daya.
6. Cobalah strategi pengurangan limbah ini:
• Bawa botol air minum anda sendiri.
• Minta isi ulang air di restoran dan hotel.
• Bawalah set garpu, pisau, dan sendok yang dapat digunakan kembali.
• Tolak sedotan plastik.
• Minta gelas yang bisa digunakan kembali dan tolak gelas plastik.
7. Saat anda makan di luar, pilihlah makanan anda dengan bijak.
• Tanyakan buah dan sayuran apa yang sedang musim.
• Jangan membeli spesies langka, terancam atau dilindungi seperti
penyu, hiu atau pari.
• Jangan membeli ikan yang terlihat terlalu kecil.
8. Beli souvenir buatan tangan dari komunitas lokal! Tetapi pastikan
mereka tidak terbuat dari penyu, karang, bulu burung atau spesies Anggota Kelompok Masyarakat Pengawas (POKMASWAS) di Pulau Sula, Maluku Utara,
lainnya. mengikuti pelatihan untuk pemantauan dan pengumpulan data kelautan dan perikanan
dengan tujuan menegakkan regulasi Kawasan Konservasi Perairan (KKP). Foto©Yoga Putera
78 BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN
Responsible Marine Tourism Activity. Best Environmental Equitable Practices Diving, Snorkeling, Recreational Fishing, Jet Skiing, Parasailing. WWF- Indonesia, 2015.
41
BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN 79
Berikut adalah beberapa tips untuk membuat pengalaman snorkeling anda berkesan dan mencegah kerusakan pada lingkungan dan mengganggu spesies
laut
• Pilih titik masuk dan keluar dengan hati-hati untuk menghindari • Jangan mengambil apa pun dari alam atau membeli hewan atau
terumbu karang dan memastikan keamanan. produk turunannya sebagai souvenir
• Pertahankan posisi anda tetap horizontal ketika anda berada di • Menghormati budaya dan kearifan lokal masyarakat adat di sekitar
dekat atau di atas terumbu karang. Idealnya, anda setidaknya 50 lokasi. Ini bervariasi dari kode etik berpakaian hingga pembatasan
cm (19 inci) dari substrat bagian bawah. untuk mengunjungi lokasi tertentu.
• Jangan menyentuh terumbu karang atau hewan laut. Selain • Jangan membuang limbah anda di lautan atau lokasi snorkeling dan
kemungkinan menyakiti diri sendiri, karang dan sebagian besar area pantai
hewan laut sangat rentan terhadap sentuhan manusia. • Jika anda mengambil foto, ingatlah bahwa keselamatan hewan dan
• Jaga jarak yang aman dari terumbu karang atau hewan laut yang diri anda jauh lebih penting daripada foto anda.
mungkin anda temui. • Jika anda snorkelling atau menyelam di malam hari, HINDARI
• Perhatikan fins anda dan gerakan tubuh anda untuk menghindari menyentuh atau membangunkan binatang tidur. Juga waspada
kontak dengan karang atau kemungkinan mengaduk pasir/sedimen terhadap hewan nokturnal yang mencari makan di malam hari
bagian bawah. (seperti belut moray).
• Jangan berdiri dan / atau bersandar di dasar laut atau di terumbu
karang. Catatan untuk perenang snorkel:
• Jangan mendekati atau mengganggu hewan yang akan naik ke • Latih keterampilan berenang anda untuk berenang menuju area
permukaan air, terutama hewan yang perlu bernafas seperti penyu, berbatu.
ular, dan mamalia laut lainnya.
• Untuk perenang yang kurang berpengalaman, pertimbangkan
• Jangan mengejar, mengganggu, atau menunggang hewan laut. untuk mengenakan jaket pelampung untuk meningkatkan daya
• Jangan memegang terumbu selama safety stop. Sesuaikan daya apung anda dan berenanglah dengan pemandu wisata.42
apung/bouyancy Anda.
Responsible Marine Tourism Activity. Best Environmental Equitable Practices Diving, Snorkeling, Recreational Fishing, Jet Skiing, Parasailing. WWF- Indonesia, 2015.
42
80 BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN
Operator tur dan komunitas yang menawarkan wisata snorkeling bisa bekerja sama untuk memastikan berlangsungnya praktik yang baik untuk
lingkungan dalam Kawasan Konservasi Perairan. Untuk memastikan anda menjalankan tur snorkeling dengan lancar dan berkontribusi positif
terhadap lingkungan, berikut beberapa tips.
• Terapkan kebijakan "jangan menyentuh". • Ingatkan tamu anda untuk selalu menghormati lingkungan laut,
Memberitahu penyelam dan perenang snorkel bahwa kebijakan termasuk satwa liar yang tinggal di sana.
"jangan menyentuh" berlaku untuk semuanya. Kebijakan ini dapat • Jika memungkinkan, anda dapat membagi peserta perjalanan wisata
diperkuat dengan mendorong penggunaan jaket pelampung untuk menjadi dua kelompok, yaitu kelompok yang berpengalaman dan
perenang yang tidak berpengalaman. kelompok yang kurang berpengalaman menyelam/berenang.
• Memberikan panduan tentang kesadaran akan pentingnya Untuk kelompok yang sedikit pengalaman menyelamnya, bawa
melestarikan lingkungan laut. mereka ke daerah dengan cakupan terumbu karang yang kurang
Beri tahu tamu anda tentang pentingnya dan kerentanan ekosistem padat dan pastikan mereka menyelam/berenang tidak terlalu dekat
pesisir dan terumbu karang serta dampak negatif yang diakibatkan dengan substrat bawah.
oleh snorkeling yang tidak bertanggung jawab. • Operator harus memiliki rencana darurat jika terjadi insiden
• Kenali lokasi wisata anda, terutama jika itu termasuk dalam selama kegiatan. Mulai dari memberikan pertolongan pertama,
kawasan konservasi. menugaskan penanggung jawab saat ada interogasi, dan
• Memahami dan mematuhi aturan yang berlaku di lokasi kegiatan, mengetahui lokasi fasilitas / pusat kesehatan. Rencana ini harus
termasuk zona di mana kegiatan pariwisata mungkin dapat dan/ diketahui oleh setiap staf terutama pemandu yang menemani turis
atau mungkin tidak dapat dilakukan. ke lokasi kegiatan.
• Ingatkan tamu anda untuk menghormati budaya dan kearifan lokal • Pastikan perangkat komunikasi anda memadai dan berfungsi
masyarakat adat di sekitar lokasi. Ini bervariasi dari cara berpakaian dengan baik.
hingga pembatasan untuk mengunjungi lokasi tertentu. • Pastikan anda menyediakan tempat sampah.
• Pastikan kapten kapal anda memahami aturan penggunaan jangkar • Bantu pemerintah setempat untuk menilai kapasitas daya dukung
dengan cara yang tepat dan bertanggung jawab. menyelam di wilayah Anda. Bekerja dengan operator lain dan
• Beri tahu otoritas setempat tentang gangguan atau kerusakan pihak berwenang setempat untuk menilai daya dukung kegiatan
lingkungan yang diamati selama kegiatan wisata di lokasi untuk menyelam terutama di lokasi-lokasi populer dapat membantu
membantu pemantauan. menghindari terlalu banyak penyelam di area tertentu.
BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN 81
a. Zona inti
• Pelampung mooring dicat merah dengan keliling 10 cm.
• Huruf-hurufnya berwarna hitam.
• Awal / kode yang digunakan adalah ZI, dengan nomor urut.
• Penempatan kode dan angka disesuaikan dengan bentuk mooring
Operator tur lokal di Pulau Morotai, Maluku Utara, menunjukan buku flip tentang spesies buoy.
laut di Morotai MPA. Foto © M.Topandi
82 BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN
Pemasangan alat tambat apung merupakan salah satu cara paling efektif sebagai #AlternatifPenggantiJangkar yang berguna untuk
menghindari kerusakan habitat laut yang sensitif. Six Senses Laamu membagikan salah satu dari banyak cara yang dapat dilakukan!
Ingat: karena jenis kapal berbeda-beda, maka spesifikasi untuk membuat tali tambat (mooring lines) juga berbeda. Gunakan materi ini
sebagai panduan untuk membuat alat tambat apung anda.
.............
40m rantai galvanis ukuran 20mm Hari pertama: pembuatan balok beton
40m tali polypropylene monofilament ukuran 28mm (idealnya di pinggir pantai)
6x kuku kuda (shackles) Hari kedua: memindahkan balok beton
1x pelampung permukaan berwarna jingga ke lokasi tambat apung
(diameter 18 inci) Hari ketiga: menyelam untuk
1x pelampung bawah air untuk mengangkat rantai memasang tali dan rantai ke balok
(mis.2 x botol 5 liter)
Sumber: greenfins.net
BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN 85
70 cm
150 cm
Perlu di ingat saat memilih lokasi tambat yang memungkinkan badai menyeret balok di
dasar laut atau sekitar terumbu karang, pastikan berat balok penahan sesuai dengan ukuran
10 cm
kapal untuk meminimalkan pergerakan ini.
150 cm
Six Senses Laamu dan Deep Blue Divers, salah satu dari sepuluh operator selam terbaik tersertifikasi Green Fins (per Juli
2018), mendukung kampanye International Year of the Reef 2018 untuk meningkatkan kesadaran mengenai praktik
dan operasi selam berkelanjutan. Mereka merupakan salah satu mitra simbiosis dari The Reef-World Foundation yang
membantu membentuk industri selam SCUBA berkelanjutan dan melindungi lingkungan laut untuk generasi penerus.
86 BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN
Source: greenfins.net
BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN 87
Jadilah panutan yang baik dan ikuti Pedoman Berpartisipasi dalam pembersihan pantai dan
Menyelam dan Snorkeling yang Ramah bawah laut secara teratur
Lingkungan
Sebagai anggota Green Fins kami berkomitmen untuk melindungi kehidupan laut, dan meminta
pelanggan kami untuk memberikan dukungan dengan mengikuti panduan sederhana ini.
Mendukung konservasi
Menghargai kehidupan laut dan
dan duta Green Fins
mengambil foto tanpa mengganggu
lingkungan
Sebagai anggota
Green Fins, operator Pastikan semua peralatan terpasang
selam berkomitmen rapih dan tidak terseret di terumbu
karang
untuk melindungi
lingkungan laut Melatih daya apung dan
dengan mengikuti keterampilan fotografi
Sumber: greenfins.net
89
Pemandangan Pantai Pulau Saparua, Maluku, Indonesia. Foto ©Molucas Coastal Care
90 BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN
1. Rencanakan penyelaman dan menyelam sesuai dengan rencana. 11. Periksa sertifikasi klien anda. Jika tidak ada bukti sertikasi, tolak
2. Ketahui/Kenali lokasi penyelaman anda. Jangan pernah melakukan reservasi divingnya atau sarankan program Discover Scuba Dive
explorasi dengan klien. (DSD).
3. Jangan menyelam dalam kelompok yang lebih besar dari 4 12. Minta penyelam anda untuk mengisi formulir medis dan beri tahu
penyelam dengan 1 pemandu. Jika anda tidak memiliki pemandu tentang aturan larangan terbang selama 18 jam.
yang cukup, jangan menambah peserta penyelam dalam kelompok 13. Uji tangki anda: semua tangki yang digunakan menampung udara
anda tetapi naikan harga anda. untuk bernafas di bawah air, harus diuji setiap 5 tahun dan dicap
4. Jangan pernah membiarkan penyelam atau staf sendirian di bawah pada leher tabung serta diperiksa secara visual setiap tahun.
air: 86% kecelakaan terjadi ketika penyelam sendirian. Kelompol 14. Ganti filter pada kompresor seperti yang disarankan oleh pabrik
harus berkumpul bersama! atau bahkan lebih cepat dalam iklim tropis ( biasanya sekitar 25
5. Atur penyelaman dengan level yang sama dalam satu kelompok. jam pemakaian).
6. Sarankan/jual program “Referesher Dive” untuk orang-orang yang 15. Kualitas udara yang disediakan untuk menyelam harus memenuhi
sudah tidak menyelam selama dua tahun, itu bagus untuk bisnis standar minimum berikut: Oksigen 21% - plus atau minus 0,5%
Anda! Karbon Monoksida: Kurang dari 10 bagian per sejuta. Karbon
Dioksida: Kurang dari 1000 bagian per sejuta. Minyak: Kurang dari
7. Peralatan Anda harus diperiksa setiap hari dan diganti bila
5mg per meter kubik. Air: Sekering mungkin dan tidak menimbulkan
diperlukan. Karena itu pastikan untuk menyisihkan uang
kondensasi pada suhu di atas 50oF. Bebas dari bau dan rasa.
pembayaran dan tidak membelanjakan semuanya setelah klien
membayar. 16. Semua staf perlu tahu cara mempraktekkan C.P.R (resusitasi
jantung) dan pertolongan pertama. Anda perlu tahu kapan anda
8. Jangan menerima klien yang telah meminum alkohol. Anda tidak
melakukan apa jika terjadi kecelakaan. SSI dan PADI mulai dari
dapat memprediksi reaksi mereka di bawah air dan itu bisa
tingkat “Rescue” menjelaskannya hal ini dengan sempurna.
berbahaya bagi pemandu juga.
17. Tuliskan prosedur yang harus diikuti jika terjadi kecelakaan: di
9. Jika anda pemandu diving, dapatkan setidaknya sertifikat “Rescue”
mana rumah sakit terdekat yang memiliki ruang decompression,
PADI atau SSI.
bagaimana cara pergi ke sana. Jika klien anda memiliki asuransi,
10. Jika dive center anda memberikan kursus: jangan pernah melewati pastikan klien anda telah mengontrak asuransi perjalanan yang
sesi keterampilan, ikuti prosedur PADI atau SSI. akan membayar penerbangan dengan ketinggian rendah. Hampir
semua orang Eropa memilikinya.
BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN 91
Batasi waktu yang dihabiskan untuk mengamati Jangan mengejar, melingkari, atau melompati Hindari mendekati mamalia laut ketika ada perahu
individu dan kelompok hewan hingga 30 menit binatang dengan perahu. Jangan menjebak hewan lain yang dekat. Beberapa kapal di situasi ini lebih
atau kurang. di antara perahu atau pantai. cenderung dan sering mengganggu mamalia laut.
Hindari kecepatan berlebihan atau perubahan Saat mendekati mamalia laut, perlambat kecepatan Hindari mendekati paus atau lumba-lumba,
mendadak dalam kecepatan atau arah saat di dekat perahu, operasikan dengan kecepatan yang sesuai dan pada saat ada anak mamalia laut tersebut.
paus atau lumba-lumba. dan dengan perlahan. Tempatkan mesin anda di Jangan sekali-kali menempatkan perahu anda di
netral ketika paus mendekat untuk lewat. antara induk dan anak. Berhati-hatilah terhadap
tamparan sirip paus yang bisa melukai orang
dan merusak perahu.
Jauhi gelembung yang dikeluarkan dari paus Jangan pernah mengejar atau mengikuti satwa laut Jangan secara sengaja mengarahkan perahu anda
bungkuk. Ini adalah gelembung di bawah permukaan — setiap pergerakan kapal harus dari jarak yang atau berakselerasi ke arah mamalia laut dengan
tanda sebelum paus naik untuk mengambil makanan disarankan dan sedikit sejajar dengan atau dari maksud menciptakan tekanan yang memungkinkan
di permukaan. bagian belakang hewan. Jika anda perlu bergerak mereka untuk membungkuk atau bangun.
di sekitar satwa laut, lakukan dari belakang. Jangan Perlahan-lahan tinggalkan area jika mamalia laut
pernah mendekati langsung. menunjukkan tanda-tanda terganggu.
94
Tetap berada setidaknya 100-meter dari paus, dan 50-meter dari lumba-lumba, anjing laut atau singa laut.
BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN 95
ZON
AE
KS
KL
US
IF
25
PAJANG RAMBU ARAHAN PENEGAKKAN
KODE ETIK DAN POSTER PENGANTAR HUKUM
0
M
ET
ER
R
TE
EPALA
E
RI K
M
DA
30
ER
ET
3M
JUMLAH TIDAK MENYELAM KONTAK AKSESORIS
KAPAL SCUBA EKSKLUSIF DILARANG
OR
EK
RI
DA
MENIT R
E TE
WAKTU DI SKUTER ATAU JET FOTOGRAFI BERLAMPU 4M
SEKITAR HEWAN SKI DILARANG KILAT DILARANG FOTOGRAFI
Tetap berada setidaknya 50-meter dari penyu. Jangan memberi Hindari kecepatan berlebihan atau perubahan kecepatan secara
makan, atau mencoba memberi makan penyu. mendadak atau mengubah arah secara tiba-tiba di dekat penyu.
Jangan mengejar, mengepung, atau menjebak penyu antara Saat melihat penyu melambat, operasikan kecepatan perahu
perahu dan pantai. menjadi lambat. Masukkan mesin dalam kondisi netral jika
ada penyu yang ingin diamati. Biarkan penyu lewat dan
bergerak perlahan.
43
National Ocean and Atmospheric Agency of the United States. https://www.fisheries.noaa.gov/topic/marine-life-viewing-guidelines#guidelines-&-distances
BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN 97
Penyu telah hidup di lautan selama lebih dari 150 juta tahun. Sayangnya, reptil purba ini sekarang terancam punah. Banyak populasi penyu menurun
sebagai akibat dari perburuan yang terus-menerus, peningkatan pembangunan di area pantai, penangkapan sampingan dalam perikanan, degradasi dan
kehancuran pantai dimana mereka bertelur, dan polusi laut. Anda dapat membantu melindungi mereka dengan mengikuti panduan sederhana ini.
44
Coral Reef Alliance (CORAL) and Wider Caribbean Sea Turtle Conservation Network (WIDECAST).
98 BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN
45
Observe and Interact with Sea Animals. Best Environmental Equitable Practices. WWF Indonesia, 2015.
99
Morotai mempunyai berbagai lokasi selam yang menarik dengan gerombolan ikan bumphead parrotfish, hiu karang sirip hitam, dan pari mobula. Foto ©Alex Westover
100 BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN
PEDOMAN BERINTERAKSI DENGAN PARI MOBULID (PARI MANTA DAN PARI SETAN)
Kode etik berikut dirancang berdasarkan Pedoman Interaksi Manta yang dikembangkan oleh Manta Trust. Kode etik tersebut juga mencerminkan riset ilmiah terbaru 84
R
TE
E
M
PAJANG RAMBU ARAHAN PENEGAKKAN
10
KODE ETIK DAN POSTER PENGANTAR HUKUM
ER
ET
3M
JUMLAH TIDAK MENYELAM KONTAK AKSESORIS
KAPAL SCUBA EKSKLUSIF DILARANG
MENIT
DILARANG JUMLAH ANGGOTA
WAKTU DI MENYENTUH ATAU PENGUMPANAN KELOMPOK
SEKITAR HEWAN MENUNGGANGI HEWAN DILARANG MAKSIMAL 10
46
Responsible Shark and Ray Tourism. A guide to Best Practice. WWF.
BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN 101
Bersih-bersih di dalam air adalah cara yang baik untuk menjaga lingkungan laut. Ada beberapa pertimbangan khusus saat bersih-bersih di bawah
air, terutama di lingkungan rentan misalnya di terumbu karang . Harap ikuti panduan sederhana ini untuk menghindari kerusakan terumbu karang.
PENCATATAN HASIL
Dokumentasikan seluruh sampah yang dikumpulkan agar sumbernya
dapat ditelusuri sehingga masalah pencemaran dapat ditangani dari
sumbernya. Untuk informasi lebih lanjut dan lembar pencatatan,
Anda bisa menghubungi The Ocean Conservancy. Zona Inti (960.48 Ha)
47
The Coral Reef Alliance (CORAL) and The Ocean Conservancy.
106 BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN
Zona Inti ‘khusus kegiatan • Penelitian • Kegiatan ekstraktif • Pengambilan sumber daya • Snorkeling
menyangkut ilmu pengetahuan’. • Patroli • Pengambilan pasir laut • kayaking
• Memancing • Budidaya rumput laut • Berselancar
• Menyelam • Ski air
Zona Perikanan Berkelanjutan • Penelitian • Budidaya • kayaking
• Patroli rumput laut • Berselancar
• Penangkapan ikan • Menyelam • Ski air
oleh nelayan yang • Snorkeling
tinggal di dalam atau
di sekitar KKP
Zona Pemanfaatan • Penelitian • Snorkeling • Berselancar • Kegiatan ekstraktif • Pengambilan sumber daya laut
• Patroli • kayaking • Ski air • Penambangan pasir • Budidaya rumput laut
• Menyelam • Memancing
3. Informasikan kepada unit pengelola KKP setempat tentang kegiatan yang anda rencanakan
Walaupun aktivitas yang anda rencanakan diperbolehkan di dalam zona KKP, anda tetap disarankan untuk menginformasikan rencana anda
ke unit pengelola KKP. Unit pengelola bertanggung jawab untuk memantau dan menegakkan regulasi di kawasan konservasi, mengumpulkan
biaya masuk ke kawasan, dan mengimplementasikan program konservasi. Memberi tahu unit pengelola tentang rencana kegiatan anda dapat
meningkatkan kualitas pengelolaan KKP, dan memastikan anda mengetahui apabila ada perubahan dalam KKP, seperti perubahan biaya masuk
KKP, lokasi tambatan atau program lingkungan yang menarik.
48
KP No. Per.30/Men/2010.
BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN 107
Ada banyak cara untuk membuat panduan tentang masalah lingkungan dan budaya bagi wisatawan yang menarik dan interaktif, misalnya berupa
poster di biro perjalanan wisata, operator selam atau hotel, atau menggunakan media sosial. Halaman Facebook memungkinkan interaksi antara
calon tamu dan hotel / homestay setempat dan dapat menjadi cara yang murah untuk menyebarkan informasi mengenai KKP, praktik lingkungan
yang baik atau berita lain kepada pengunjung baru atau tamu yang ingin kembali mengunjungi kawasan konservasi. Instagram juga dapat menjadi
platform yang dapat digunakan untuk menyebar informasi dengan murah/nyaris tanpa biaya.
Beberapa kelompok di Indonesia sudah menggunakan platform media sosial ini untuk berbagi informasi tentang destinasi wisata mereka.
Berikut ini merupakan beberapa contoh informasi yang dapat Anda Apa yang dibutuhkan untuk memulai dan mengelola halaman
bagikan ke wisatawan menggunakan Facebook atau Instagram. Facebook atau Instagram?
• Panduan interaksi dengan hewan laut. • Akun email atau nomor telepon.
• Zonasi KKP. • Satu orang yang bertanggung jawab untuk mengunggah materi dan
• Tanggal dan lokasi kegaiatan bersih-bersih pantai atau laut. menjawab pertanyaan yang datang melalui platform tersebut.
• Penelitian baru tentang spesies atau habitat dalam KKP anda.
• Penyedia layanan setempat (mis. hotel, homestay, losmen, Beberapa tips untuk menjaga halaman Facebook atau Instagram
restoran) yang mematuhi kode etik dan prinsip-prinsip pariwisata untuk tetap fokus pada destinasi wisata
berkelanjutan. • Sertakan deskripsi yang jelas tentang tujuan halaman.
• Cara-cara untuk mengurangi polusi plastik. • Posting secara berkala (sekali per minggu) tetapi tidak terlalu banyak
• Lokasi daur ulang. (3 kali per hari).
• Tanggal dan lokasi pemutaran film mengenai lingkungan. • Posting informasi mengenai destinasi wisata anda yang relevan bagi
• Lokasi pembayaran biaya masuk dan waktu operasional KKP. pengunjung, seperti biaya masuk KKP, lokasi pembayaran, jam kerja,
• Biaya masuk KKP (dan pembaruan biaya apabila ada). kode etik.
• Penggunaan pendapatan KKP, seperti patroli dan kegiatan • Buatlah posting sederhana yang dapat menggambarkan pesan
pemantauan. dengan jelas.
• Gunakan foto-foto menarik yang memikat pengunjung untuk
membaca teks
BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN 109
Membeli produk dan layanan dari komunitas terdekat tidak hanya akan mendukung perekonomian mereka, tetapi juga dapat meningkatkan nilai
bisnis mereka dan menjadikan bisnis mereka sebagai karakteristik unik dari lokasi tersebut/sebagai ikon bagi para tamu. Tindakan sederhana seperti
membeli buah-buahan dan sayuran dari produsen lokal, menyediakan furnitur yang dibuat oleh tukang kayu lokal dan menampilkan tarian lokal akan
membuat pengalaman yang luar biasa bagi para tamu dan berkontribusi pada diversifikasi pendapatan dari orang-orang yang tinggal di dalam atau
di sekitar KKP.
Usaha yang dapat dilakukan Beberapa kiat yang dapat membuat tindakan anda menjadi unik
Beli buah-buahan dan sayuran • Sediakan menu musiman menggunakan aneka buah dan sayuran lokal sebagai bahan bakunya.
organik lokal • Buatlah menu anda menggunakan rempah-rempah dan resep lokal, menciptakan pengalaman unik bagi para tamu.
• Bangun kisah kreatif mengenai buah-buahan dan sayuran lokal, termasuk cerita mengenai penjual dimana anda berbelanja.
Beli ikan dari nelayan setempat • Sediakan menu musiman berbahan baku ikan, dengan memvariasikan hidangan sesuai dengan kelimpahan ikan.
• Beli ikan dewasa (besarnya sesuai dengan panduan penangkapan ikan) yang ditangkap di zona penangkapan ikan KKP.
• Jangan membeli spesies yang terancam (lihat cara membeli ikan).
Beli furnitur buatan lokal • Gunakan kursi dan meja yang dibuat oleh tukang kayu setempat.
• Buat karya-karya unik yang sesuai dengan desain lokal.
• Jika tukang kayu tidak tahu desain yang anda inginkan, ajari mereka desain baru.
• Latih staf anda untuk mengetahui bahwa furnitur tersebut dibuat secara lokal dan jenis bahannya.
Beli kerajinan lokal • Beli tembikar, sabun dan tikar tenunan tangan buatan masyarakat setempat.
• Buatlah toko kecil untuk memamerkan kerajinan lokal.
• Gunakan tekstil lokal (batik atau lainnya) untuk menghias.
Rekrut penggiat seni lokal • Libatkan penyanyi lokal untuk tampil di wisma anda (daripada menawarkan karaoke).
• Libatkan masyarakat setempat untuk menampilkan tarian lokal untuk para tamu.
Hindari ikan karang • Sajikan makanan laut dari perikanan pelagis seperti tuna, mackerel, mahi mahi dan ikan pelagis kecil.
Menggunakan kembali material • Gunakan material lokal untuk perabotan, seperti perahu nelayan.
yang sudah tidak dipakai • Kembalikan furnitur kayu lama daripada membuat furnitur baru.
110 BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN
Salah satu ancaman utama terhadap KKP adalah penangkapan ikan misalnya penangkapan ikan di luar zona penangkapan ikan yang telah ditentukan,
penangkapan ikan yang belum mencapai dewasa dan penangkapan ikan dengan alat tangkap yang dapat merusak ekosistem laut. Mendukung para
nelayan untuk menyesuaikan perilaku penangkapan mereka terhadap zona KKP akan membawa manfaat jangka panjang bagi sektor pariwisata dan
para nelayan itu sendiri. Bisnis pariwisata dapat terlibat secara langsung dengan mengadopsi beberapa panduan pembelian ikan.
Untuk bisnis di dalam KKP yang menyajikan ikan karang dengan ukuran apa pun harus dihindari karena ikan ini memiliki nilai wisata yang tinggi bagi
penyelam dan tamu wisata snorkeling. Lebih baik menyajikan hidangan laut dari perikanan pelagis seperti tuna, mackerel, mahi mahi dan ikan pelagis
kecil. Pelaku bisnis memiliki peran penting dalam mendorong nelayan setempat untuk menargetkan spesies jenis ini daripada spesies ikan karang.
Cumi-cumi
Abalon
Baronang Kepiting Kelapa
Nama Spesies
Lumba-lumba Ordo Cetacean (13 spesies lumba-lumba)
Pari Manta Manta sp (2 spesies)
Kima Hippopus sp (2 spesies)
Penyu Testudinata group (6 spesies)
Ikan Pari Gergaji Pristis sp (4 spesies)
2. Ketahuilah ukuran ikan 3. Hanya membeli ikan dewasa.
Duyung Dugong dugong
dewasa.
Ikan Hiu Paus Rhincodon typus
Paus Ordo Cetacean (21 spesies paus)
Ikan raja laut Latimeria chalumnae
Triton terompet Charonia tritonis
Nautilus berongga Nautilus pompilius
Ketam tapak kuda Limulidae family (3 spesies)
Kepala kambing Cassis cornuta
Troka, Susur bundar, lola Trochus niloticus
Batu laga, Siput hijau Turbo marmoratus
Biota Laut di bawah merupakan biota yang dilindungi terbatas 2. Alat tangkap yang biasa digunakan dan potensi dampaknya terhadap
oleh Negara 55 56 57 58 KKP
Kakap merah
> 54.8 cm
55
Republic of Indonesia Regulation Kepmen KP No. 43/2016.
Kerapu 56
Republic of Indonesia Regulation Kepmen KP No. 49/2016.
57
Republic of Indonesia Regulation Kepmen KP No. 37/2013.
58
Republic of Indonesia Regulation Kepmen KP No. 46/2014.
BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN 113
3. Panduan hidangan laut berkelanjutan WWF yang menunjukkan status spesies yang dianggap terancam di Indonesia.
Penjual ikan di pasar dekat pelabuhan di Kota Ambon, Maluku. Foto© Asril Junaidi
114 BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN
Air adalah sumber daya penting untuk kehidupan dan kesehatan yang baik, tetapi sekitar sepertiga dari populasi global tidak memiliki akses ke air
bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Meskipun sebagian besar planet kita ditutupi air, sebagian besar adalah air asin dan karenanya
tidak dapat dikonsumsi. Air tawar hanya 2,5% dari total air di bumi, 70% darinya terkunci di gletser dan lapisan salju permanen. Sumber-sumber
terbatas ini dikombinasikan dengan permintaan global yang besar akan air bersih telah menyebabkan kelangkaan air global.62
Kami menawarkan beberapa rekomendasi untuk mengelola sumber daya penting ini secara efisien!
1. Periksa semua keran, wastafel, toilet, dan kolam anda Tabel di bawah ini menunjukkan tingkat aliran perlengkapan efisien air.
apakah ada kebocoran.
Peralatan bocor bisa jadi penyebab limbah air dan terbuangnya air. Rekomendasi Aliran Maksimum / Kapasitas Flush
Faucet / fiting tidak boleh melebihi laju aliran maksimum dan kapasitas
2. Gunakan perlengkapan dan peralatan yang hemat air
flush yang tercantum di bawah ini.
Peralatan untuk air anda saat ini mungkin menjadi penyebab anda
tidak efisien menggunakan air. Periksa peralatan anda saat ini
dan lihat apakah penggantian dan peningkatan diperlukan untuk Persyaratan Aliran
Fitting/ Produk
membuat anda lebih hemat air. Maksimum / Kapasitas Flush
Keran & Mixer Mandi 9 liter/min
Mencuci tangan dapat menghabiskan banyak air. Keran yang
Keran Baskom & Mixer 6 liter/min
menggunakan laju aliran hingga 23 liter/menit masih digunakan di beberapa
bangunan, meskipun keran yang efisien menggunakan sesedikit 7 liter/ Wastafel / Keran Bib & Mixer 8 liter/min
menit tersedia. Laju aliran yang lebih rendah memungkinan dilakukan jika
Pancuran 9 liter/min
keran dilengkapi dengan aerator keran. Sebuah studi yang dilakukan oleh
Singapore Public Utilities Board (PUB) menunjukkan bahwa laju aliran Wadah Siram (per Siram) Dual flush 4.5 liter (full flush)
serendah 2 liter per menit cukup untuk tujuan mencuci normal di toilet. Katup Siram Urinal & Urinal (per Siram) 1.5 liter
62
Jakarta Green Building User guide, Volume 5, Water Efficiency. International Finance Corporation.
116 BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN
3. Pasang sistem daur ulang air sistem backwash di mana air dapat ditangkap kembali dan
Air daur ulang dari instalasi pengolahan air limbah dapat digunakan digunakan untuk irigasi.
untuk konsumsi air sekunder. Ini akan menurunkan jumlah air • Selalu tutupi kolam renang jika tidak digunakan untuk mencegah
bersih yang anda konsumsi. penguapan dan mengurangi kebutuhan untuk mengosongkan
Air dari pemanenan kondensat AC juga bisa menjadi sumber dan mengisi ulang.
air lainnya. • Memasang tombol tekan pancuran di tepi kolam akan
mengurangi penggunaan air.
4. Tanyakan kepada tamu anda apakah mereka
ingin handuk dan seprai mereka dicuci 6. Pastikan penggunaan air untuk taman anda dan area lainnya
setiap hari. efisien
Mencuci handuk dan seprai tamu dapat menjadi • Jangan menyiram sewaktu panas di hari tersebut. Di daerah
penyebab besar konsumsi air dalam operasi anda. beriklim panas, waktu terbaik untuk menyiram adalah di
Anda dapat membuat tamu anda lebih sadar malam hari
lingkungan dengan menempatkan papan nama di • Yang terbaik adalah menghindari penggunaan sistem penyiraman
kamar tamu tentang handuk dan seprai. otomatis, jika mereka harus menggunakan air dapat dihemat
oleh pengatur waktu pada alat penyiram untuk mengontrol
penggunaan air. Sensor kelembaban di kebun dan lahan juga
5. Periksa kolam renang anda dapat digunakan untuk menghindari penyiraman berlebih
Memiliki kolam renang dapat meningkatkan konsumsi air tawar di • Tempatkan prosedur untuk penyiraman manual dan latih staf
sebuah hotel besar hingga 10%, jadi pikirkan dengan baik apakah kebun untuk mengurangi penggunaan air jika memungkinkan
kolam renang benar-benar diperlukan sebelum membuatnya. • Gunakan teknik panen air hujan untuk mengalihkan dan
Langkah-langkah ini akan membantu memastikan tidak ada air menangkap air hujan dari atap dan selokan. Air dapat dialihkan
yang terbuang. ke tangki penyimpanan bawah tanah atau ke puntung air.
• Lakukan perawatan rutin untuk mencegah kebocoran. Tanaman sebenarnya lebih cocok dengan air hujan daripada air
Memeriksa kebocoran paling baik dilakukan dengan membaca yang diolah dari keran
meteran air di malam hari dan pagi hari. • Jika memungkinkan, gunakan air bekas dari bak mandi dan bak
• Kuraslah kolam renang setiap dua atau tiga hari daripada setiap cuci untuk irigasi. Pertimbangkan memasang sistem perawatan
hari dengan metode backwash. Yang terbaik adalah memilih
BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN 117
yang memungkinkan anda untuk menggunakan air kotor olahan 8. Latih staf anda tentang metode hemat air
dari toilet untuk kebun. Instalasi pengolahan harus diposisikan • Tempelkan informasi prosedur dan lakukan pelatihan untuk
dengan hati-hati sehubungan dengan angin yang ada dan memberi tahu pegawai tentang bagaimana mereka dapat
ditutupi dari pandangan. Manajemen sistem ini harus dikontrol mengurangi penggunaan air. Prosedur ini harus mencakup
dengan baik. berapa kali menyiram toilet saat membersihkan, tidak
• Sistem irigasi yang dirancang dan dikontrol dengan baik akan membiarkan keran mengalir atau menggunakan air berlebih,
mengalirkan air kapan dan di mana dibutuhkan menggunakan pel bukan selang saat membersihkan lantai.
• Menggunakan kompos organik akan menambah nutrisi dan • Pastikan staf anda mengikuti "penghematan air dari pencucian
membantu mempertahankan kelembaban di tanah seprai" di setiap kamar (lihat tip 4). Pastikan mereka
• Menempatkan serpihan kayu di atas tanah membantu meninggalkan handuk dan seprai untuk tamu yang memilih
mengurangi penguapan untuk tidak mencuci setiap hari.63
• Spesies tanaman asli sering membutuhkan lebih sedikit air
sehingga desain dan lansekap lahan anda sesuai dengan
lingkungan yang ada
63
Water Management and Responsibility in Hotels. Green Hotelier, March 22, 2013. https://www.greenhotelier.org/know-how-guides/water-management-and-responsibility-in-hotels/
118 BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN
64
UK Marine Special Areas of Conservation. http://www.ukmarinesac.org.uk/activities/ports/ph6_2_3.htm
BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN 119
Di daerah pedesaan dan pulau kebanyakan rumah dan bisnis Dalam gambar ini, anda dapat melihat tiga lapisan. Apa pun yang
memiliki septic tank sendiri. Jika wisma, hotel, atau kantor anda tidak mengapung naik ke atas dan membentuk lapisan yang dikenal
memiliki septic tank, berikut adalah beberapa informasi tentang cara sebagai lapisan buih. Apa pun yang lebih berat dari air tenggelam
membangun septic tank, sehingga anda dapat mencegah dampak untuk membentuk lapisan lumpur. Di tengah adalah lapisan air yang
negatif terhadap lingkungan. cukup jernih. Air ini mengandung bakteri dan bahan kimia seperti
nitrogen dan fosfor yang bertindak sebagai pupuk, tetapi sebagian
Septic tank hanyalah sebuah beton atau tangki baja besar yang besar bebas dari padatan.
terkubur di halaman. Ukuran tangki mungkin berbeda, beberapa
dapat menampung 4.000 liter air atau lebih. Air limbah masuk ke septic tank dari pipa saluran pembuangan di
rumah, seperti yang ditunjukkan di sini:
Air limbah mengalir ke tangki di satu ujung dan meninggalkan tangki
di ujung lainnya.
A—Toilet
B—Wastafel
C—Bak mandi
D—Tumpukan lubang angin
E—Kedalam septic tank
Saat air baru masuk ke tangki, ia memindahkan air yang sudah ada di Saluran pipa drainase khas berdiameter 10 sentimeter dan dikubur
sana. Air ini mengalir keluar dari septic tank dan menuju ke saluran di parit dengan kedalaman sekitar 1,5 m dan lebar 0,6 m. Kerikil
pembuangan. Lapangan pembuangan terbuat dari pipa berlubang yang mengisi bagian bawah 60 cm hingga 90 cm dari parit dan tanah
dikubur dalam parit yang diisi dengan kerikil. menutupi kerikil, seperti ini:
A—Rumah
B—Septic tank
C—Kotak distribusi
D—Drain field
Air secara perlahan diserap dan disaring oleh tanah di bidang drainase.
Ukuran bidang drainase ditentukan oleh seberapa baik tanah menyerap
air. Di tempat-tempat di mana tanahnya terbuat dari tanah liat keras
yang menyerap air dengan sangat lambat, bidang pembuangan harus
jauh lebih besar.
Sistem septik biasanya ditenagai oleh gravitasi. Air mengalir dari rumah
ke tangki, dan turun dari tangki ke ladang pembuangan. Ini adalah sistem
yang sepenuhnya pasif.65
65
How Stuff Works. https://home.howstuffworks.com/home-improvement/plumbing/sewer2.htm
BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN 121
Pencegahan
Eliminasi limbah sebelum benar-benar dibuat.
Minimisasi
Pengurangan limbah selama siklus hidup produk.
Penggunaan kembali
Menggunakan kembali bahan limbah agar tidak masuk ke aliran limbah.
Daur ulang
proses mengubah bahan limbah menjadi bahan dan benda baru.
Kompos
Proses di mana sampah organik dipecah secara biologis sehingga produk akhir
dapat digunakan untuk hortikultura.
TPA
situs untuk pembuangan bahan limbah oleh penguburan.
122 BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN
Selain Pakai
Ada jenis limbah lain yang kita hasilkan tanpa menyadari dampak
negatifnya terhadap laut. 3. Pisahkan semua plastik untuk didaur ulang.
Meskipun sulit menemukan pusat daur ulang di daerah pedesaan
Studi terbaru telah menemukan bahwa potongan plastik kecil - plastik dan terpencil, cobalah pisahkan plastik anda dari sampah organik.
mikro (micro plastic) - panjangnya kurang dari lima milimeter dapat Plastik yang masuk ke lautan akan rusak seiring waktu, dan akhirnya
ditemukan di lautan dan berbahaya bagi kehidupan laut dan perairan menjadi plastik mikro.
kita. Penelitian telah menemukan bahwa bayi ikan mengkonsumsi plastik
mikro, tetapi dampaknya terhadap manusia belum diketahui.66 4. Mencegah semua plastik di daerah pantai.
Luangkan waktu saat anda berjalan-jalan di pantai dan kumpulkan
Beberapa bagian dari plastik mikro berasal dari produk pembersih plastik yang anda lihat saat kirim. Mencegah plastik tidak masuk ke
pribadi seperti pasta gigi dan produk pembersih wajah dengan butiran laut akan membantu mengurangi plastik mikro.
partikel mikro.67 Untuk mencegah peningkatan plastik mikro ke dalam
aliran laut, kami menyarankan pendekatan berikut:
66
National Geographic. https://www.nationalgeographic.com/magazine/2019/05/microplastics-impact-on-fish-shown-in-pictures/
67
World Economic Forum. https://www.weforum.org/agenda/2019/12/microplastics-ocean-plastic-pollution-research-salps/
124 BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN
APA ITU KOMPOS? APA SAJA YANG BISA DIJADIKAN APA SAJA YANG TIDAK BISA KOMPOS?
Kompos hanyalah bahan organik yang KOMPOS? Hindari pengomposan yang rentan terhadap kutu
membusuk. Manfaat: kompos memecah Intinya semua bahan organik bisa atau penyakit (daging dan ikan, kotoran anjing dan
alami menjadi pupuk kaya nutrisi yang dikomposkan. kucing, kotoran kucing, arang panggangan dan abu
membantu kebun tetap subur. batubara)
BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN 125
Air Mikroorganisme di
udara
Daur ulang itu mudah dilakukan dan dapat berkontribusi pada perubahan di dunia!
68
brysonrecycling.org
128 BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN
Plastik Pastikan semua daur ulang anda terpisah dan tidak tercampur.
Sementara wadah plastik keras seperti botol air, botol susu, dan Ketika dua atau lebih material terhubung, mereka tidak dapat didaur
wadah deterjen dapat dimasukkan ke dalam wadah anda, plastik ulang sebagaimana adanya, bahkan jika semuanya dapat didaur ulang.
fleksibel seperti tas belanjaan, bungkus gelembung, dan styrofoam
memerlukan penanganan khusus dan tidak dapat didaur ulang. Jika semua bahan campuran dapat didaur ulang, seperti kemasan
plastik dengan sisipan kertas, pisahkan barang-barang dan masukkan
Wadah Makanan ke dalam wadah anda satu per satu.
Wadah makanan dan botol bumbu adalah kandidat daur ulang
yang baik. Pastikan mereka dibilas dan dikeringkan sebelum anda Jika hanya sebagian bahan campuran yang dapat didaur ulang,
memasukkannya ke dalam wadah daur ulang anda. seperti amplop jendela, pisahkan bagian plastik dari ker tas dan
daur ulang ker tas.
BEBERAPA TIPS69
69
recyclingsimplified.ocm
BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN 129
Kapal wisata kecil dapat mengkonsumsi banyak bahan bakar dan 6. Kurangi berat berlebih di kapal.
memiliki emisi karbon tinggi yang berkontribusi terhadap krisis iklim. Seringlah mengkosongkan tangki bensin anda.
Kami memiliki beberapa saran yang akan membantu anda menjadi Bawa dan / atau simpan hanya barang-barang yang anda butuhkan.
lebih efisien dalam konsumsi bahan bakar, membantu bumi dan
menghemat uang pada saat bersamaan. SELAMA PERJALANAN ANDA
1. Kecepatan yang lebih lambat di atas air akan mengurangi
SEBELUM MEMULAI PERJALANAN ANDA konsumsi bahan bakar.
1. Periksa mesin rutin anda secara teratur dan lakukan perawatan dasar. 2. Menggunakan trim tab dan power tab secara hati-hati mencegah
Ganti filter bahan bakar secara teratur - mereka menghilangkan pergerakan yang tidak terarah dan mengurangi hambatan,
partikel yang tidak diinginkan, meningkatkan efisiensi mesin. memungkinkan perahu beroperasi pada rpm yang lebih rendah.
Aditif bahan bakar akan membersihkan bagian-bagian mesin, 3. Periksa pergolakan anda.
memecah zat yang berpotensi berbahaya. Pergolakan besar menunjukkan bahwa perahu Anda sedang
2. Periksa baling-baling anda. mencoba memanjat permukaan air dan menggunakan tenaga dan
Pilih penyangga yang tepat untuk jenis kapal anda. bahan bakar ekstra.
Cari bilah bengkok, bantingan atau tepi yang terkikis, karena Untuk mengatasinya, sebaiknya memperlambat atau mempercepat
kerusakan akan meningkatkan penggunaan bahan bakar. ke rata-rata kecepatan untuk membuat pergolakan lebih kecil.
3. Rawatlah bagian bawah kapal anda. 4. Bacalah sinyal asap itu.
Bersihkan lambung kapal anda secara teratur karena adanya Warna knalpot mesin diesel anda dapat mengindikasikan masalah yang
tumbuhan dan hewan yang menempel di lambung kapal dapat mengurangi efisiensi mesin dan meningkatkan konsumsi bahan bakar:
meningkatkan gesekan, memperlambat laju perahu anda. Asap hitam - menunjukkan bahan bakar yang tidak terbakar atau
4. Pasang meteran aliran bahan bakar. terbakar sebagian, yang berarti mesin kelebihan beban, membutuhkan
Ukur konsumsi bahan bakar pada putaran yang berbeda per menit udara untuk pembakaran, atau telah menggunakan injektor.
(rpm) untuk menemukan kecepatan paling efisien untuk kapal anda. Asap biru - terbentuk ketika oli bak mesin dibakar di ruang bakar
karena cincin, penuntun katup atau segel yang aus.
5. Rencanakan ke depan.
Asap putih - adalah kabut tetesan bahan bakar yang sangat kecil
Pasang surut air laut dan angin relevan untuk kapal layar dan kapal
karena kualitas bahan bakar yang buruk, masalah timing katup
listrik. Berlayar melawan ombak atau angin kencang membutuhkan
injektor / katup, atau gasket buruk yang memungkinkan cairan
lebih banyak tenaga mesin daripada bergerak bersama mereka.
pendingin masuk ke dalam silinder.70
72
Green Boating Guide. Sailors for the Sea. https://www.sailorsforthesea.org/programs/green-boating-guide/reduce-fuel-usage
130 BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN
Saya _____________________ dari ______________________ berlokasi di _______________ setuju pada __________ untuk mematuhi kode
etik untuk pariwisata berkelanjutan berikut.
Ecotourism Development - A Manual for Conservation Planners and Managers. Volume I - An Introduction to Ecotourism Planning.
https://pdfs.semanticscholar.org/b983/82cb6cab2288e8dedac675d68e82a457baad.pdf?_ga=2.245901124.1166709937.1578433783-
1699341894.1578433783
Ecotourism Development – A Manual for Conservation Planners and Managers. Volume II: The business of Ecotourism Management
and Development.
https://www.cbd.int/financial/greenmarkets/g-greenecotoursm-undp.pdf
6 KONTAK PENTING
GreenFins Marthen Welly +62 812 3877 089 indonesia@greenfins.net greenfins.net Penilaian sertifikasi
green fins
Coral Triangle Centre Kantor +62 361 289 338 info@coraltrianglecenter.org coraltrianglecenter.org Pelatihan
Ekowisata
Indonesian Ecotourism Ary Suhandi +62 21 8378 6736 ary.suhandi@indecon.or.id indecon.or.id Pelatihan
Network (INDECON) Ekowisata
WWF Signing Blue Kantor +62 852 5629 9878 signingblue@wwf.id wwf.id Penilaian
ekowisata
Ecomantra Sean Nino +62 821 4419 7137 nino@eco-mantra.com eco-mantra.com/en/ Penilaian
penggunaan energi;
desain efektif
Synergy Efficiency Steven Piro +62813 3746 8531 steve@synergyefficiency.solutions synergy.id Penilaian
Solutions penggunaan enegi
Direktorat Jenderal Kantor +62 21 351 3300 pengaduanprl@kkp.go.id djprl.kkp.go.id Pelayanan
Pengelolaan Ruang ext. 6119 Perizinan
Laut di Kawasan
Konservasi
Perairan (Izin
Lokasi dan IPPAP)
Direktorat Jenderal Kantor Whatsapp: ditjenpsdkp@kkp.go.id djpsdkp.kkp.go.id Pelaporan
Pengawasan +62 811 9787 818 Pelanggaran
Sumberdaya Kelautan Pemanfaatan
dan Perikanan Pariwisata Alam
Perairan
BAGIAN III: MENERAPKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN 133
7 DAFTAR PUSTAKA
Drumm, Andy & Moore, A.. (2005). Ecotourism Development – A Manual for Conservation Planners and Managers. Volume I - An Introduction to
Ecotourism Planning. Second Edition. The Nature Conservancy.
Drumm, Andy & Moore, A.. (2004). Ecotourism Development – A Manual for Conservation Planners and Managers. Volume II: The business of
Ecotourism Management and Development (2004). The Nature Conservancy.
D.S.M. Samia et all. (2017). Best Practices Toward Sustainable Ecotourism. Springer International Publishing AG.
Gell, Fiona & Roberts, Callum. (2003). Benefits Beyond Boundaries: The Fishery Effects of Marine Reserves. Trends in Ecology & Evolution. 18. 448-
455. 10.1016/S0169-5347(03)00189-7.
Greene, A., White A., Kilarski, S (Eds.) 2013. Designing marine protected area networks to achieve fisheries, biodiversity and climate change
objectives in tropical ecosystems: A practitioner guide. The Nature Conservancy and the United States Agency for International Development
Coral Triangle Support Partnership, Cebu City, Philippines.
Katz, L, Delfs, R, Erdmann, M, Fox, M, Garbaliauskas, R, Greenberg, R, Renosari, G, Soles, A, Stone, C, Villeda, K (2015) Blue Abadi Business Plan. Bird's
Head Seascape Coalition, Manokwari, West Papua, Indonesia.
Lester, Sarah & Halpern, Benjamin & Grorud-Colvert, Kirsten & Lubchenco, Jane & Ruttenberg, Benjamin & Gaines, Steven & Airame, Satie &
Warner, Robert. (2009). Biological Effects Within No-Take Marine Reserves: A Global Synthesis. Marine Ecology-progress Series - MAR ECOL-
PROGR SER. 384. 33-46. 10.3354/meps08029.
The Green Fins Guide to environmentally friendly diving and snorkelling. The United Nations Environment Programme and Reef World Foundation.
The Global Sustainable Tourism Council Criteria for Hotels. Global Sustainable Tourism Council Criteria.
134
The Sustainable Ecosystems Advanced Project (USAID SEA) is a five-year initiative that supports the Government of Indonesia to improve the governance
of fisheries and marine resources and to conserve biological diversity at local, district, provincial, and national levels. USAID SEA is implemented through a
consortium of partners and works in eastern Indonesia in the provinces of Maluku, North Maluku and West Papua. It has assisted to add more than one million
hectares of new and well designed marine protected areas across these provinces since 2016.
www.sea-indonesia.org