Anda di halaman 1dari 52

DAFTAR ISI

kabar kawasan
01 20
Dari Redaksi Langkah Kelompok PIBATA
dalam Mendukung Upaya
Konservasi Penyu di
41
Kawasan Taman Nasional Sasi bentuk kearifan
LIPUTAN Teluk Cenderawasih lokal masyarakat Roon,
Kabupaten Teluk Wondama
dalam Melestarikan Alam
02 22
Rimbawan Nabire Mewarnai
Hari Bakti Rimbawan Ke -39
Melesatarikan Sumber Biodiversity
Daya Alam Melalui
Dalam Tema “Rimbawan Pemberdayaan Masyarakat
Menjaga Lingkungan,
Menyukseskan Presidensi 43
G20 Indonesia”
24 Mengenal Penyu Hijau dan
Penyu Sisik Kembar
Penilaian Kerusakan
04 Mangrove Berdasarkan
Kerapatan Jenis di BPTN
tapi tak Sama

Kamping Seru Wilayah II Wasior


Berbagi Ilmu Destinasi wisata

08 32 45
Semangat Konservasi
Pembentukan Ditanamkan Sejak Dini Pesona
Kelompok Binaan Melalui Pendidikan Pulau Nuhraggi
“Kelompok Ariaumeni” Lingkungan Hidup

10 36 serba-serbi
Menilik Kondisi Kesehatan
Terumbu Karang
Taman Nasional
Mencari Sudut Pandang
Baru, Hidupkan Media
Sosial KLHK
74
Teluk Cenderawasih Buah Pinang, Sebagai
bahan kontak dan
sarana komunikasi
ARTIKEL 38
Dara Cantik Dari TNTC:
Junai Emas
16
Kemitraan Konservasi,
Usaha Menjaga Asa
Masyarakat Dalam
Pengelolaan Taman Nasional
Teluk Cenderawasih
BULETIN TRITONIS • EDISI EDISI I JUNI 2022 • 01

D A R I R E D A K S I

H
alo sobat teluk.. Tritonis hadir kembali di tahun 2022 SUSUNAN REDAKSI
ini. Ketepatan jadwal terbit dan jangkauan distribusi Pengarah:
yang lebih luas merupakan hal yang akan kami capai Kepala Balai Besar TNTC
untuk mendukung upaya kami dalam menyebarluaskan Penanggung Jawab:
informasi tentang kawasan konservasi Taman Nasional Manerep Siregar
Teluk Cenderawasih kepada seluruh masyarakat Indonesia Redaktur:
dan komunitas pecinta lingkungan. Edisi pertama di tahun Imam Setyo Hartanto
ini merupakan bagian dari dua edisi yang akan terbit.
Penyunting/Editor:
Kami yakin Buletin Tritonis dapat memberikan informasi
Topo Budi Dhanarko
berita dan pengetahuan, mengingat naskah yang dimuat
merupakan dari para kontributor lapangan sehingga Desain Grafis dan fotografer:
hasilnya dapat dipertanggungjawabkan. Untuk itu, kami Ran Ogistira
akan sangat menghargai kepada sobat teluk yang telah Staf Redaksi :
membaca dan memanfaatkan buletin ini sebagai sumber Nur Asni Puspita Sari
referensi. Ni Made Putri Handayani
Akik Zainul Haq
Edisi pertama tahun 2022 ini langsung kita bernostalgia
Mulyadi
dengan para rimbawan di Papua, khususnya Kota
Nabire dengan melaksanakan berbagai kegiatan untuk Buletin Tritonis (Tanggap, Realistis,
menyemarakkan Hari Bakti Rimbawan ke 39. Masyarakat Informatif dan inspiratif) Merupakan media
masih menjadi bagian penting dalam pengelolaan informasi dan komunikasi konservasi untuk
kawasan konservasi, Kemitraan Konservasi merupakan menyebarluaskan informasi konservasi
usaha menjaga asa masyarakat dalam pengelolaan Taman sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya
Nasional Teluk Cenderawasih. Monitoring Terumbu Karang secara umum, pengelolaan sumberdaya
yang dilaksanakan tahun 2021 untuk memenuhi kebutuhan alam hayati dan ekosistemnya serta
pengembangan kawasan konservasi Taman
data TNTC ditulis lengkap dan menarik. Dan ternyata Junai
Nasional Teluk Cenderawasih.
Emas yang dikatakan telah pindah habitat masih ada di
Pulau Kuwom dan Pulau Matas, sobat teluk, simpulan Alamat Redaksi
tersebut didapatkan dari inventarisasi burung yang Balai Besar Taman Nasional Teluk
termasuk dilindungi itu di Pulau Kuwom dan Pulau Matas. Cenderawasih
Jln. Essau Sesa-Sowi Gunung
Yuk buka setiap halamannya, sobat teluk. Manokwari-Papua Barat

Akhirnya, kami mengucapkan terima kasih kepada semua E-mail:


penulis dan pembaca setia Buletin tritonis. Kami yakin cenderawasihnationalpark@gmail.com
bulletin ini akan meningkatkan informasi tentang kawasan Website:
TNTC. https://telukcenderawasihnationalpark.com

Selamat Membaca!!
02 • BULETIN TRITONIS • EDISI I JUNI 2022
LIPUTAN

„ Foto bersama rimbawan di Kantor Bidang PTN Wilayah I


Nabire

“Maha taman tempat kita bekerja”, sepenggal


Rimbawan lirik dari lagu Mars Rimbawan yang menjadi
penyemagat para rimbawan untuk terus
Nabire berbakti bekerja dalam menjaga alam ini.
Dikutip dari Sambutan Menteri KLHK pada
upacara Bakti Rimbawan ke-39 tahun 2022,
Mewarnai tema HBR Ke-39 yang diangkat pada tahun ini
mengandung makna reflektif/evaluasi atas
Hari Bakti apa yang telah kita lakukan bersama sebagai
Rimbawan, sekaligus komitmen untuk memberi

Rimbawan kontribusi dalam mendukung suksesnya


Presidensi Indonesia dalam G20 tahun 2022.
Tema ini juga meneguhkan arah dan cara
Ke -39 pandang seluruh Rimbawan, dan menggali
atau recall memory yang senantiasa ada dalam
Dalam Tema benak kita tentang peran hutan sebagai elemen
dan struktur pembentuk bentang alam dan
lingkungan yang perlu senantiasa kita jaga.
“Rimbawan Di Nabire, Papua, sebagai bentuk partisipasi

Menjaga dalam menyambut Hari Bakti Rimbawan,


berlokasi di Kantor Bidang PTN Wilayah I, pada
tanggal 16 Maret 2022, para rimbawan yang
Lingkungan, berasal dari instansi lingkup Direktorat Jenderal
KSDAE: BBTNTC (Bidang PTN Wilayah I), BBKSDA
Menyukseskan Papua (Bidang KSDA Wilayah II Nabire), dan
BTN Lorentz (Seksi PTN Wilayah III) melakukan

Presidensi G20 serangkaian kegiatan dalam memperingati


HBR. Meskipun berbeda dalam pelaksanaan
tugas dan tanggung jawab tapi semua kembali
Indonesia” pada satu tujuan seorang rimbawan yang sama
yaitu menjaga dan melestarikan alam. Adapun
kegiatan yang dilakukan yaitu Apel Bersama dan
Oleh : penanaman bibit pohon.

Theresia O. Ranggaeanan, S. Hut Apel bersama dilaksanakan di pelataran


halaman kantor Bidang PTN Wilayah I Nabire
Peh Ahli Pertama dimulai pada pukul 09.30 WIT. Sebagai pembina
BULETIN TRITONIS • EDISI EDISI I JUNI 2022 • 03

„ Gambar 3 dan 4. Amanat dari pembina Upacara (Foto: I Wayan Sri Adi Wiryana dan Akik Zainul Haq)

upacara, Manuel Mirino, Kepala Bidang PTN I,


mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan
rimbawan yang hadir bersama-sama dalam
melaksanakan apel. “mari kita selalu menjaga
dan memaknai jiwa rimbawan dalam bekerja
sehingga kita akan tetap mampu menjalani
tugas kita dalam setiap tantangan serta
kondisi yang ada saat ini terutama pada masa
pandemic”, pesannya.
Manuel Mirino juga berharap agar sebagai
„ Gambar 4. Menyanyikan Lagu “Mars Rimbawan” (Foto:
rimbawan khususnya yang tugas di Kabupaten Akik Zainul Haq)
Nabire untuk tetap menjalin komunikasi
yang baik satu sama lain agar kebersamaan
rimbawan semakin terjalin erat.
Setelah melaksanakan apel pagi, dilanjutkan
dengan penanaman pohon di halaman kantor
pada lubang tanam yang telah disiapkan
sebelumnya. Secara simbolis penanaman
pohon dilakukan oleh Kepala Bidang KSDA
Wilayah II Nabire, La Ode Ahyar Thamrin
Mufti, Kepala Bidang PTN Wilayah I Nabire,
Manuel Mirino, dan Kepala Seksi PTN Wilayah
I Kwatisore, Wirsa Djulsafri. Penanaman
kemudian dilanjutkan oleh rekan – rekan
rimbawan pada lubang tanam lainya yang telah
disiapkan.

Sumber :
Kutipan Sambutan Menteri KLHK pada upacara
bakti rimbawan ke-39 tahun 2022,

„ Gambar 5 dan 6. Penanaman bibit pohon di Halaman


Kantor Bidang PTN Wilayah I Nabire (Foto: I Wayan Sri Adi
Wiryana dan Akik Zainul Haq)
04 • BULETIN TRITONIS • EDISI I JUNI 2022
LIPUTAN

Kamping Seru
Berbagi Ilmu
Ni Made Putri Handayani, S.Pi/ PEH BBTNTC

M
enyambut Hari Raya Paskah PTN Wilayah II Wasior mendapat undangan
(Kebangkitan Yesus Kristus), Kelompok untuk berpartisipasi setelah sebelumnya pada
Kerja Persekutuan Anak dan Remaja tahun 2021 dilaksanakan kegiatan Kamping
(POKJA PAR) Klasis Gereja Kristen Injil (GKI) Paskah di GKI Bethel Yopanggar, Kampung
Wondama kembali melaksanakan Kamping Yopanggar, Kabupaten Teluk Wondama, Provinsi
Paskah. Kamping Paskah ini berlangsung Papua Barat. Materi yang disampaikan oleh
dari tanggal 13 sampai dengan 18 April 2022 staf Bidang PTN Wilayah II Wasior kepada para
di GKI Sion Aisandami, Kampung Aisandami, peserta kegiatan ini adalah seputar kawasan
Kabupaten Teluk Wondama, Provinsi Papua konservasi Taman Nasional Teluk Cenderawasih.
Barat. Peserta kegiatan ini terdiri dari remaja
Sebelum penyampaian materi, staf Bidang PTN
usia Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah
Wilayah II Wasior Kami memperkenalkan diri
Atas, dan juga para pengasuh/guru-guru
terlebih dahulu, antara lain: Cores Makamur,
sekolah minggu Seklasis GKI Wondama.
Kepala SPTN Wilayah III Aisandami, Kak Boy,
Ketua POKJA PAR Klasis GKI Wondama, Anneke Polisi Kehutanan, dan Saya sendiri. Setelah
R. Morin, mengatakan bahwa kegiatan Kamping memperkenalkan diri, salah satu peserta
Paskah ini bertujuan untuk membina mental Kamping Paskah bertanya “Kaka-kaka dorang
rohani anak-anak dan pemuda agar semakin yang tahun lalu mengajar kami waktu Kamping
mendekatkan diri kepada Yesus Kristus yang Paskah di Yopanggar, toh?”. “Betul ade”, Jawabku,
telah bangkit mengalahkan maut untuk Ko masih ingat kami kah?, tanyaku kembali.
keselamatan umat manusia. “Iyo kaka, sa masih ingat waktu itu kakak ada
kasi tunjuk kami video Gurano Bintang (hiu
Pada kegiatan ini, Bidang PTN Wilayah II Wasior
paus) dan teteruga (penyu)”, jawab Dia. Wahhh
- Taman Nasional Teluk Cenderawasih (TNTC)
rasanya sangat senang ketika kami masih
mendapatkan undangan dari POKJA PAR Klasis
diingat oleh para peserta, dan lebih senang lagi
GKI Wondama untuk turut berpatisipasi dalam
ketika mereka masih ingat beberapa hal yang
berbagi ilmu kepada peserta Kamping Paskah
kami sampaikan pada Kamping Paskah tahun
pada tanggal 15 April 2022. Ini kali kedua Bidang
lalu di Yopanggar.
BULETIN TRITONIS • EDISI EDISI I JUNI 2022 • 05
Saya menayangkan video mengenai Taman
Nasional Teluk Cenderawasih (TNTC)
terlebih dahulu agar para peserta
mendapatkan gambaran
mengenai kawasan
konservasi TNTC.
Antusias anak-
anak pada saat
pemutaran video
cukup tinggi, mereka
memperhatikan begitu
seksama dengan raut wajah yang
terkagum-kagum. Bahkan banyak peserta
yang meminta video tersebut diulang lagi
sekali, hehehe.
Kak
Setelah pemutaran video, Pak Cores Makamur B o y
menyampaikan mengenai sejarah kawasan juga turut
TNTC yang dimulai sejak ditetapkan sebagai menambahkan bahwa
cagar alam kemudian menjadi taman nasional TNTC merupakan kawasan pelestarian alam
laut hingga akhirnya ditetapkan menjadi Balai yang memiliki ekosistem alami dan dikelola
Besar TNTC. Selanjutnya Pak Cores menjelaskan dengan sistem zonasi untuk keperluan
mengenai luas kawasan TNTC: 1.453.500 ha, yang penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan dan
secara administratif pemerintahan berada di pariwisata serta rekreasi. Dengan luasan yang
Kabupaten Teluk Wondama, Provinsi Papua dimiliki oleh TNTC, tentunya TNTC memiliki
barat dan Kabupaten Nabire, Provinsi Papua. banyak sekali potensi sumberdaya alam dan
Kawasan TNTC dengan luasan tersebut dikelola ekosistem. TNTC memiliki berbagai ekosistem
oleh tiga Bidang Pengelolaan Taman Nasional yang beragam seperti ekosistem mangrove,
(BPTN) antara lain BPTN Wilayah I Nabire, lamun dan terumbu karang; berbagai jenis
BPTN Wilayah II Wasior dan BPTN Wilayah III satwa yang dilindungi seperti dugong, kima, hiu
Yembekiri. paus, penyu, lumba-lumba dan burung junai
“Tujuan pengelolaan TNTC yakni untuk emas; serta berbagai tempat-tempat wisata
mengelola potensi TNTC di laut berupa yang indah seperti wisata hiu paus di perairan
berbagai jenis karang serta jenis moluska yang Kwatisore-Nabire, gugusan pulau di Kepulauan
langka seperti kima raksasa (Tridacna
( Auri-Wasior, wisata batu keramat/batu jodoh di
gigas),
), tiram kuda (Hipposus),
( Pulau Yoop-Windesi, dan masih banyak lagi.
penyu (Chelonia mydas), duyung “Ade-ade dorang kam sudah pernah ketemu
(Dugong
Dugong dugon) dan potensi satwa-satwa yang tadi kaka jelaskan kah?”,
TNTC di daratan yang merupakan tanya Kak Boy. Peserta pun saling sahut
habitat bagi burung Junai Emas menyahut menjawab “Sudah…, ketemu teteruga
(Caloenas
Caloenas nicobarica), dimana (penyu), lumba-lumba, dugong, kima, gurano
potensi-potensi tersebut (hiu paus)”. “Siapa yang sudah pernah ke
dipertahankan keutuhan tempat wisata yang ada di TNTC?”, tanya Kak
dan kelestariannya untuk Boy lagi, dan mereka pun menjawab serentak
kepentingan penelitian, ilmu “Sudah…, kami pernah ke Pulau Auri, pernah liat
pengetahuan, pendidikan dan hiu paus waktu di Nabire”. Di akhir penyampaian
pariwisata serta rekreasi” materi, Kak Boy menayangkan video mengenai
terang Pak Cores. tempat-tempat wisata yang ada di kawasan
BPTN Wilayah II Wasior.
Terakhir, Saya menyampaikan mengenai
beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk
turut serta dalam kegiatan konservasi dan
pelestarian lingkungan di kawasan TNTC
kepada mereka. Mengingat begitu besar kasih
Tuhan yang memberikan sumberdaya alam
06 • BULETIN TRITONIS • EDISI I JUNI 2022

semakin sedikit dan terancam punah. Hal


kedua yaitu menggunakan alat tangkap
ramah lingkungan, sebab menangkap ikan
menggunakan bahan peledak dan racun
akan merusak ekosistem terutama terumbu
karang dan mematikan ikan. Hal ketiga adalah
mengurangi penggunaan sampah terutama
sampah plastik, mengingat sampah plastik
membutuhkan waktu yang sangat lama untuk
hancur atau terurai.
“Waktu penguraian masing-masing jenis
sampah mulai dari yang paling cepat seperti
sampah kulit buah akan terurai dalam waktu
1,5 bulan, yang sedang seperti kantong pastik
akan terurau dalam waktu 80 tahun, hingga
yang paling lama seperti sampah botol kaca
akan terurai dalam waktu 700 tahun” jelasku.
Saya lanjut menjelaskan banyak hal yang dapat
dilakukan untuk mengurangi penggunaan
plastik antara lain membawa botol minuman
(tumbler) sendiri, menggunakan tas ramah
beserta ekosistem kepada kita, tentu saja kita lingkungan sebagai pengganti kantong plastik,
berkewajiban untuk memanfaatkan, mengelola serta mengolah benda-benda plastik menjadi
serta melestarikannya hingga anak cucu kita kerajinan yang dapat dijual.
nanti.
Setelah semua materi telah selesai
Hal pertama yang saya sampaikan adalah disampaikan, dilanjutkan dengan tanya jawab
tidak menangkap ikan yang masih kecil karena dengan peserta seperti sebutkan jenis-jenis
mereka masih berpotensi untuk tumbuh besar satwa yang dilindungi TNTC dan bagaimana
dan berkembang biak serta tidak menangkap cara mengurangi penggunaan sampah plastik.
jenis-jenis satwa yang dilindungi di kawasan Tenyata pertanyaan yang diajukan oleh Kak Boy
TNTC karena jumlah mereka di alam sudah dan saya bisa dijawab dengan baik meskipun
BULETIN TRITONIS • EDISI EDISI I JUNI 2022 • 07
materi TNTC kepada peserta kamping paskah.
Peserta pun sangat senang mendapatkan
leaflet dan saling berbagi dengan teman-
temannya.
Pada akhir kegiatan ini, Pak Cores Y. Makamur,
menyampaikan kepada Ibu Morin bahwa
kegiatan Kamping Paskah ini sangat penting
bagi anak-anak dan juga remaja untuk
membentuk karakter anak yang dimulai sejak
dini melalui kerohanian iman agar lebih
memaknai Paskah. Selain itu materi dari kami,
diharapkan dapat membangun motivasi dan
partisipasi peserta untuk terlibat aktif dalam
kegiatan konservasi dan pelestarian lingkungan
di kawasan konservasi Taman Nasional
Teluk Cenderawasih. Ibu Morin pun berharap
BBTNTC dapat mendukung kegiatan seperti ini
kedepannya agar anak-anak termotivasi untuk
turut serta dalam kegiatan konservasi.

ada beberapa peserta yang masih malu-malu


dan tiba-tipa lupa dengan jawabannya. Kak
Boy dan saya pun senang karena materi yang
telah disampaikan dipahami dengan baik oleh
peserta. Kemudian Kami membagikan leaflet
08 • BULETIN TRITONIS • EDISI I JUNI 2022
LIPUTAN

Pembentukan
Oleh
Kelompok Binaan
Krisensia Yayuk Mangguali, S.Hut
Penyuluh Kehutanan Ahli Pertama “Kelompok Ariaumeni”
P
embentukan kelompok masyarakat akan berpengaruh bagi kelestariannya jika tidak
desa binaan merupakan upaya dilakukan secara ramah lingkungan. Dari sisi ekonomi,
melibatkan masyarakat dalam kawasan TNTC yang kaya akan sumber daya perikanan
pengelolaan kawasan Taman Nasional sudah pasti menjadi pemenuhan kebutuhan ekonomi
Teluk Cenderawasih telah dilaksanakan masyarakat.
setiap tahunnya pada berbagai desa
Kawasan konservasi merupakan kawasan yang
binaan yang berada dalam kawasan
bertujuan untuk melindungi habitat dan tempat
TNTC. Tahun 2022, Pembentukan,
hidup berbagai jenis makhluk hidup dari kerusakan.
Identifikasi dan Verifikasi Wilayah serta
Penyusunan RKL dan RKT Kemitraan
Konservasi dilaksanakan di Kampung
Yopanggar BPTN Wilayah II Wasior pada
tanggal 15-20 Mei 2022.
Kelompok yang terbentuk diberi
nama Kelompok Ariaumeni dengan
beranggotakan 25 orang masyarakat
Kampung Yopanggar. Nama Ariaumeni
dipilih oleh masyarakat karena
merupakan nama sebuat tempat
di Kampung Yopanggar. Setelah
dibentuk, kelompok tersebut kemudian
mengidentifikasi potensi kampung
dan kawasan yang dimanfaatkan oleh „ Proses Pembentukan dan Pemilihan Pengurus Kelompok
masyarakat serta penyusunan RKL dan (Foto: Boy Rumawak)
RKT kelompok binaan.
Kelompok binaan daerah penyangga
dibentuk karena memiliki peran penting
bagi pengelolaan kawasan konservasi,
baik dari sisi ekologi, sosial, dan
ekonomi. Interaksi yang tinggi antara
masyarakat dengan kawasan TNTC,
dapat diantisipasi dengan membentuk
kelompok binaan. Interaksi masyarakat
yang baik dengan kawasan TNTC akan
memberikan dampak posistif bagi
kelestarian kawasan, demikian juga
sebaliknya, sumber daya yang tersedia
akan cepat habis. Secara sosial, kawasan
TNTC sebagai lahan bagi masyarakat
untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Aktivitas masyarakat dalam mencari „ Arahan dari Aparat Kampung dan Ketua Tim
Pelaksanan (Foto: Boy Rumawak)
sumber daya ikan di dalam kawasan
BULETIN TRITONIS • EDISI EDISI I JUNI 2022 • 09

„ Foto bersama kelompok Ariaumeni (Foto: Boy Rumawak)

Tentunya, di sekitar kawasan tersebut terdapat Susunan pengurus Kelompok Ariaumeni


komunitas masyarakat yang bermukim. Kampung Yopanggar sebagai berikut:
Maka dari itu, diperlukan pemberdayaan
masyarakat untuk memberikan pengetahuan Ketua:
tentang pelestarian kawasan konservasi Hengky Rumbebyar
dan kemandirian masyarakat, agar tidak Sekretaris:
menimbulkan konflik antara masyarakat dan Klemens Kandami
pemerintah dalam hal pengelolaan kawasan
konservasi. Oleh karena itu, kelestarian sumber Bendahara:
daya alam di kawasan TNTC perlu dilakukan Yulian Sumuay
pembentukan kelompok binaan di daerah Koordinator Pokja Ekowisata:
penyangga yang memiliki batas langsung Mesak Sumuay
dengan kawasan.
Koordinator Pokja Nelayan :
Terbentuknya kelompok Binaan Masyarakat Melkianus Ayomi
Kampung Yopanggar ini diharapkan mampu
memberikan kontribusi yang produktif, dapat Koordinator Pokja Kuliner:
menjaga daya dukung lingkungan, tetapi juga Wehelmina Kandami
meningkatkan kapasitas masyarakat sehinggga Koordinator Pokja Kerajinan/Souvenir:
mampu mendukung kelestarian kawasan TNTC. Dorsela Betay
10 • BULETIN TRITONIS • EDISI I JUNI 2022
LIPUTAN

S
ebagai taman nasional yang sebagian
Menilik Kondisi besar kawasannya berupa perairan,
Balai Besar Taman Nasional Teluk
Cenderawasih secara berkala melakukan

Kesehatan pemantauan kesehatan terumbu karang.


Hasil pemantauan terumbu karang dapat
digunakan sebagai dasar penilaian dari
suatu kawasan. Jika dilakukan berulang-

Terumbu Karang ulang menggunakan metode yang sama atau


dapat dibandingkan, pemantauan dapat
menyediakan informasi tentang kinerja
kawasan konservasi dalam hal perlindungan

Taman Nasional kesehatan dan keanekaragaman komunitas


bentik dan menjaga atau meningkatkan
kelimpahan, ukuran, serta biomassa ikan-ikan
terumbu, terutama jenis-jenis yang menjadi
Teluk target perikanan subsisten, artisanal, atau
komersial.
Pemantauan kesehatan terumbu karang di

Cenderawasih Taman Nasional Teluk Cenderawasih berturut-


turut dilakukan pada tahun 2011, 2016,
2018, dan terakhir pada tahun 2021. Taman
Nasional Teluk Cenderawasih telah memiliki
site pemantauan kesehatan terumbu karang
(Nur Asni Puspita Sari/PEH BBTNTC) dengan jumlah 29 site di dalam kawasan,
dan 6 site di luar kawasan sebgai
titik kontrol. Kesehatan terumbu
karang di Taman Nasional Teluk
Cenderawasih terakhir dipantau
pada Desember 2021 dan berhasil
mengumpulkan data pada 15 site
pemantauan dari total 35 site
yang ada. Selain Balai Besar
Taman Nasional Teluk
Cenderawasih, dalam
pemantauan ini juga
melibatkan
observer
dan
BULETIN TRITONIS • EDISI EDISI I JUNI 2022 • 11

„ Caesio cuning by. Mulyadi „ Coral bleaching by. Awaludinnoer „ Hamparan karang keras
di site sobey (2) by. Mulyadi

analis data dari Universitas Papua dan Yayasan


Konservasi Alam Nusantara (YKAN).
Kesehatan terumbu karang dapat diukur
melalui struktur komunitas bentik (komunitas
karang, avertebrata lain dan alga) serta
komunitas ikan. Penilaian komunitas bentik
dinilai menggunakan Point Intercept Transect/
PIT (Transek Titik Menyinggung) dimana bentuk
hidup terumbu dicatat dengan selang 0,5 m
di sepanjang transek sepanjang 3 x 50 m pada
kedalaman 10 m di setiap lokasi. Komunitas
ikan dinilai dengan menggunakan gabungan
antara transek sabuk dan survei renang jauh.
Jumlah dan ukuran ikan dari taksa tertentu
(dapat berupa spesies atau famili) dalam
transek sepanjang 5 x 50 m pada kedalaman 10
m di setiap lokasi dicatat.
„ Hamparan pecahan karang di site Roswar by
Komunitas bentik Awaludinnoer
Persentase tutupan karang hidup di Taman dimana karang dan organisme terumbu lainnya
Nasional Teluk Cenderawasih pada tahun 2021 dapat melakukan rekrutmen. Makroalga dan
sebesar 37,28 % ± 5,21. Berdasarkan Keputusan spons kemungkinan menunjukkan adanya
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: 4 peningkatan nutrisi dan/atau hilangnya
Tahun 2001 Tentang Kriteria Baku Kerusakan herbivora atau pemangsa spons.
Terumbu Karang, kondisi terumbu karang di
Taman Nasional Teluk Cenderawasih dinyatakan Tabel 1. Tutupan karang per kategori di
dalam kondisi sedang. Taman Nasional Teluk Cenderawasih
Persentase karang lunak (soft coral) sebesar 5,77 Tahun 2021 (nilai merupakan nilai rata-
% ±1,55. Karang lunak memiliki peran ekologi rata ± standard error)
sebagai sumber makanan beberapa jenis
Bentuk Pertumbuhan Tutupan Karang (%)
biota laut, seperti beberapa ikan (misalnya:
famili Chaetodontidae), moluska (misalnya: Hard Coral 37,28 ± 5,21
gastropoda Ovula ovum), sebagai mikrohabitat
Soft Coral 5,77 ±1,55
beberapa hewan bentik (Ophiruidea,
Holothuridea, Annelida dan Platyhelminthes), Bleached Coral 0,03 ± 0,03
sebagai tempat berlindung beberapa kelompok
Rubble 16,13 ± 3,16
hewan tertentu, dan penyumbang sedimen
kalsium karbonat pada berbagai ekosistem laut. Dead Coral 5,82 ± 1,12
Persentase tutupan substrat tersedia (karang
Other Algae 10 ± 2,65
mati, batu dan Crustose coralline algae/CCA)
menunjukkan permukaan stabil yang tersedia CCA 0
12 • BULETIN TRITONIS • EDISI I JUNI 2022

Secara umum penyakit karang belum site 1211-Barat Yopanggar ditemukan adanya
mengancam ekosistem terumbu karang di coral bleaching namun tidak ditemukan
Taman Nasional Teluk Cenderawasih, namun adanya predator, yang diduga merupakan
demikian ditemukan beberapa ancaman yang penyakit White Syndrome (Wsyn). Penyakit ini
perlu dikhawatirkan di beberapa site seperti menyerupai bleaching, namun jika diamati
pada site 1219-Utara Pulau Yoop, ditemukan lebih dekat akan terlihat bahwa ada jaringan
adanya kompetisi alga dan predasi dari kerang yang hilang. Pada site 1217-Depan Yomber
Drupella. Pada site 1218-Pulau Rariau dijumpai (Mamas) didapati kerusakan terumbu karang
Black Band Disease (BBD) pada bentuk pada kedalaman 3m yang diduga terjadi akibat
pertumbuhan coral foliose. Penyakit ini ditandai penggunaan bom ikan. Hal menarik dijumpai
dengan suatu lembaran/bercak (mate) hitam pada site 1223-Tapapai dimana ditemukan satu
yang luasnya sekitar ¼ - 2 inci pada permukaan bentuk pertumbuhan karang yang tumbuh pada
jaringan karang. Menurut Richardson, 1998., BBD bentuk pertumbuhan karang yang berbeda,
akan meningkat, apabila terjadi sedimentasi hal ini menandakan bahwa proses recruitment
serta adanya pasokan nutrien, bahan-kimia karang pada site ini berjalan dengan baik.
beracun dan suhu yang melebihi normal. Hal ini Karang pada site ini dapat digunakan sebagai
sesuai dengan kondisi site dimana ditemukan bibit transplantasi karang.
banyak sedimen akibat abrasi pantai. Pada

„ Gambar 1. Peta status tutupan karang TNTC tahun 2021

Dibandingkan dengan pengamatan tahun 2018, lunak, pecahan karang, dan CCA. Sebaliknya,
persentase tutupan karang hidup di Taman peningkatan persentase tutupan terjadi
Nasional Teluk Cenderawasih mengalami sedikit pada karang mati dan alga lainnya. Namun
penurununan (1,41%). Penurunan juga tercatat penurunan dan peningkatan tersebut secara
pada persentase bentuk pertumbuhan karang keseluruhan masih tergolong stabil dan tidak
signifikan (Gambar 2).
BULETIN TRITONIS • EDISI EDISI I JUNI 2022 • 13

„ Gambar 2. Rata-rata (± simpangan error) persentase tutupan karang tahun 2011-2021 secara keseluruhan
(tidak berdasarkan zonasi)

Komunitas ikan
Beberapa kelompok ikan dalam jumlah
besar (schooling) ditemukan dibeberapa
lokasi, seperti Ikan Lalosi (Caesionidae)
hampir ditemukan di semua lokasi, schooling
Siganidae ditemukan di Iseren dan schooling
Scarini di Sobey. Selama monitoring ditemukan
ikan Hiu di 2 lokasi, yaitu di Pulau Rariau dan
depan Kampung Yomber serta duyung (Dugong
dugong) di Pulau Tapapai.

„ Karang Foliose by. Awaludinnoer


14 • BULETIN TRITONIS • EDISI I JUNI 2022

„ Gambar 6. Status Biomassa ikan karang indikator kunci (Acanthuridae, Scaridae, Siganidae, Haemulidae, Lutjanidae, dan
Serranidae) TNTC tahun 2021

Pada tahun 2021 biomassa ikan herbivora berpengaruh pada proses resiliensi. Ikan
sebesar 191,84 ± 38,90 kg/ha menurun karnivora juga dipandang sebagai komoditas
dibandingkan tahun 2018 dimana biomassa ekonomis penting.
ikan herbivora tercatat sebesar 210,62 ± 43,82
kg/ha. Kelimpahan ikan herbivora berhubungan
dengan makanan dan kondisi perairan. Ikan
herbivora pada umumnya adalah pemangsa
alga bentik. Peranan ikan herbivora sangat
penting dalam ekosistem terumbu karang. Oleh
karena itu, tingkat eksploitasi kelompok ikan
ini perlu dibatasi. Eksploitasi yang berlebihan
akan menyebabkan pertumbuhan algae
menjadi tinggi (Hyghes et al., 2006; Kopp et al.,
2010), sehingga persentase tutupan karang
akan menurun dan mortalitas karang muda
akan meningkat (Mumby, 2006). Kelimpahan
ikan herbivora berkorelasi negatif dengan
persentase tutupan makroalgae, namun
berkorelasi positif dengan penambahan
individu/koloni karang (Mumby et al., 2006).
Berbanding terbalik dengan biomassa ikan
karnivora yang mengalami peningkatan pada
tahun 2021 yaitu sebesar 101,89 ± 21,11 kg/ha.
Ikan karnivora merupakan predator teratas
yang mampu membatasi ikan kelompok „ Kompetisi karang lunak dan karang keras di site Yopangar
lain, sehingga secara tidak langsung akan by. Mulyadi
BULETIN TRITONIS • EDISI EDISI I JUNI 2022 • 15

Tabel 2. Biomassa famili ikan kunci di Berdasarkan jenis ikan, terdapat peningkatan
Taman Nasional Teluk Cenderawasih biomassa ikan pada famili Lutjanidae,
Tahun 2021 (Semua nilai merupakan nilai Haemulidae, Serranidae, dan Siganidae pada
rata-rata ± standar error) tahun 2021 dibandingkan dengan tahun 2018.
Sebaliknya, penurunan terjadi pada famili
Kategori Biomassa (Kg/ha) Acanthuridae dan Scaridae (Gambar 4).
Functionally Important 191,84 ± 38,90
Acanthuridae 63,69 ± 10,87
Scaridae 66,98 ± 16,60
Siganidae 61,16 ± 23,96
Fisheries Important 101,89 ± 21,11
Haemulidae 7,45 ± 4,01
Lutjanidae 79,10 ± 19,70
Serranidae 15,34 ± 2,89 „ Penyakit Black Band Desease yang menjangkit karang by.
Awaludinnoer

„ Gambar 4. Rata-rata (± SE) biomassa famili ikan kunci 2011-2021


16 • BULETIN TRITONIS • EDISI I JUNI 2022
ARTIKEL

KEMITRAAN KONSERVASI,
USAHA MENJAGA ASA MASYARAKAT
DALAM PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL
TELUK CENDERAWASIH

M
asyarakat sebagai salah satu subjek sama antara kepala unit pengelola kawasan
pengelolaan kawasan konservasi (KK) atau pemegang izin pada kawasan konservasi
merupakan salah satu upaya dalam dengan masyarakat setempat berdasarkan
mewujudkan fungsi KK sebagai sistem prinsip saling menghargai, saling percaya dan
penyangga kehidupan. Hal tersebut mandate saling menguntungkan. Dengan mekanisme
yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah RI ini, telah menjadikan masyarakat sebagai salah
Nomor 28 Tahun 2011 jo. Peraturan Pemerintah satu mitra strategis dalam mengelola kawasan
RI Nomor 108 Tahun 2015 tentang Perubahan konservasi dan menjadi salah satu upaya
Atas Peraturan Pemerintah RI Nomor 28 pengurangan konflik yang sering muncul di
Tahun 2011 tentang Pengelolaan Kawasan suatu kawasan konservasi.
Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam,
Menurut Prayitno (2020), ketaksepahaman
bahwa Pemerintah harus memberdayakan
masyarakat terhadap pengelolaan kawasan
masyararakat di sekitar Kawasan Suaka Alam
konservasi terjadi karena adanya perbedaan
(KSA) dan Kawasan Pelestarian Alam (KPA)
kepentingan, di satu sisi, masyarakat
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
membutuhkan penghidupan dari kawasan
masyarakat.
konservasi, kemudian di sisi yang lain,
Bentuk pemberdayaan masyarakat seperti pengelola kawasan konservasi memiliki
yang tertuang dalam peraturan tersebut diatas mandat untuk menjaga keutuhan, keaslian,
meliputi peningkatan kapasitas masyarakat dan kelestarian kawasan konservasi. Sehingga
dan pemberian akses pemanfaatan KSA dan dalam situasi konflik kepentingan tersebut,
KPA. Pemberian akses pemanfaatan KSA pemerintah mengeluarkan solusi melalui
dan KPA kini di wujudkan melalui kemitraan kemitraan konservasi.
konservasi. Kemitraan sendiri merupakan
Kemitraan konservasi diatur dalam Peraturan
skema pemberdayaan melalui perjanjian kerja
Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya
BULETIN TRITONIS • EDISI EDISI I JUNI 2022 • 17

Alam dan Ekosistem Nomor P.6/KSDAE/ kebutuhan yang bersifat mendesak untuk
SET/Kum.1/6/2018 tentang Petunjuk Teknis upacara adat atau keagamaan setempat,
Kemitraan Konservasi Pada Kawasan Suaka serta pemenuhan kebutuhan sehari-hari
Alam dan Kawasan Pelestarian Alam. Dalam dengan tetap memperhatikan jenis yang tidak
peraturan tersebut, kemitraan konservasi dilindungi, tidak dilakukan pada musim kawin
terbagi menjadi dua yaitu kemitraan konservasi atau bertelur, mempertimbangkan nilai-nilai
dalam rangka pemberdayaan masyarakat, dan kearifan lokal, jenis, jumlah, volume dan/atau
kemitraan konservasi dalam rangka pemulihan ukuran satwa yang boleh diburu sesuai yang
ekosistem. ditetapkan oleh pihak unit pengelola.
Adapun lokasi kemitraan konservasi dalam
rangka pemberdayaan masyarakat setempat
diarahkan untuk dilakukan di zona/blok
tradisional atau yang memiliki fungsi untuk
pemanfaatan tradisional oleh masyarakat
dengan tetap mempertimbangkan aksesbilitas,
tingkat kesejahteraan dan potensi sumberdaya
hutan non kayu atau perairan yang tidak
dilindungi.

„ Pembahasan Perjanjian Kerja Sama di Menarbu_


Foto Ekhandoko Aji Wibowo
„ Salah satu hasil tangkapan Masyarakat di
Bentuk kemitraan konservasi dalam rangka Kampung Menarbu_Foto_Arsip Bumka Yenui
pemberdayaan masyarakat dapat berupa
pemberian akses kepada masyarakat setempat
untuk melalukan aktivitas di dalam kawasan
konservasi seperti pemungutan hasil hutan
bukan kayu, budidaya tradisional, perburuan
tradisional untuk jenis yang tidak dilindungi,
pemanfaatan tradisional sumberdaya perairan
terbatas untuk jenis yang tidak dilindungi, dan
wisata alam terbatas.
Budidaya tradisional seperti yang disebutkan
sebelumnya berupa budidaya tanaman obat
jenis asli kawasan konservasi yang tidak
dilindungi dan budidaya tanaman untuk „ Hasil Tangkapan Teripang di kampung Menarbu_
kebutuhan sehari-hari. Sedangkan untuk Foto_Arsip Bumka Yenui
perburuan tradisional dapat dilakukan Sedangkan kemitraan konservasi dalam
melalui penangkapan langsung terhadap rangka pemulihan ekosistem dilakukan untuk
populasi satwa buru sesuai daya dukung memulihkan atau mengembalikan fungsi
alam dan prinsip kelestarian. Perburuan ekosistem KSA dan KPA yang mengalami
tradisional hanya dapat dilakukan oleh kerusakan akibat perbuatan manusia, daya
masyarakat setempat yang telah dilaksanakan alam seperti bencana alam dan kebakaran,
secara turun-temurun dan dilakukan untuk serta akibat jenis invasif untuk kembali ke
18 • BULETIN TRITONIS • EDISI I JUNI 2022

„ Pembahasan Perjanjian Kerja Sama di Kwatisore, Akudiomi_Foto Ekhandoko Aji Wibowo

tingkat/mendekati kondisi aslinya atau


tercapai suatu kondisi sesuai tujuan yang
ditetapkan pengelola secara bertahap.
Kemitraan konservasi pemulihan ekosistem
dilaksanakan dalam jangka waktu sepuluh
tahun, dan dilakukan pada zona rehabilitasi
taman nasional atau blok rehabilitasi suaka „ Alat tangkap tradisional berupa Pancing Dasar, Senapan
Molo, Tombak Kalawai_Foto_Arsip Bumka Yenui
margasatwa, taman hutan raya, atau taman
wisata alam atau areal yang telah mengalami
kerusakan dan bukan pada areal jelajah satwa kemitraan konservasi bersama dengan
dilindungi atau habitat satwa dilindungi. masyarakat untuk menjamin kesejahteraan
masyarakat dengan tetap memperhatikan
aspek-aspek konservasi.
Sejauh ini, di Taman Nasional Teluk
Cenderawasih telah menjalin kemitraan
konservasi dengan beberapa kelompok
masyarakat seperti Kelompok Masyarakat
Guraja Indah dan Kelompok Hiu Paus di
Kabupaten Nabire, serta Kelompok Bumka
Yenui, Kelompok Mama Ira, Kelompok Tapapai
dan Kelompok Somus di Kabupaten Teluk
Wondama dengan luas area kemitraan
„ Sarana transportasi pemanfaatan sumber daya perairan konservasi 17.354 Hektar. Kemitraan konservasi
di Kampung Yomakan_Foto Zainuddin Saputra yang dijalin berupa kemitraan konservasi
dalam rangka pemberian akses pemanfaatan
Taman Nasional Teluk Cenderawasih yang di
tradisional sumberdaya perairan terbatas untuk
dalamnya terdapat masyarakat yang sudah
jenis yang tidak dilindungi.
lama mendiami kawasan sebelum ditetapkan
sebagai kawasan konservasi menjadi salah Kelompok-kelompok masyarakat tersebut tidak
satu contoh penerapan kemitraan konservasi hanya memanfaatan sumber daya perairan
yang telah dilaksanakan. Masyarakat yang yang ada di kawasan Taman Nasional Teluk
berada di dalam dan sekitar kawasan Cenderawasih, mitra konservasi juga turut
hidup berdampingan dengan kawasan dan terlibat dalam upaya-upaya pengelolaan
bergantung dengan keberadaan potensi kawasan, seperti yang dilakukan oleh Kelompok
sumberdaya alam, sehingga perlu membangun Hiu Paus, mereka melakukan pemantauan dan
BULETIN TRITONIS • EDISI EDISI I JUNI 2022 • 19

„ Salah satu hasil tangkapan Masyarakat di Kampung Yomakan_Foto Zainuddin Saputra

melaporkan aktivitas-aktivitas pelanggaran 2011 tentang Pengelolaan Kawasan Suaka


yang ada di dalam kawasan Taman Nasional Alam dan Kawasan Pelestarian Alam;
Teluk Cenderawasih, terlibat dalam kegiatan- Peraturan Direktur Jenderal Konservasi Sumber
kegiatan patroli yang dilakukan oleh tim patroli Daya Alam dan Ekosistem Nomor P.6/
BPTN Wilayah I Nabire. Kelompok gender Mama KSDAE/SET/Kum.1/6/2018 tentang
Ira yang bersama-sama dengan kelompok Petunjuk Teknis Kemitraan Konservasi
Tapapai dan Somus di kampung Yomakan telah Pada Kawasan Suaka Alam dan Kawasan
membuat kebun kima untuk penyelamatkan Pelestarian Alam.
kima.
Pihak Balai Besar Taman Nasional Teluk
Cenderawasih tak lupa memberi apresiasi
kepada kelompok masyarakat tersebut dengan
memberikan bantuan kepada masyarakat
berupa uang yang disalurkan langsung ke
rekening kelompok maupun alat transportasi
berupa speedboat atau longboat yang dapat
digunakan untuk kelancaran program dan
kegiatan kelompok.
Harapannya dari kegiatan kemitraan konservasi
ini masyarakat dapat lebih berperan dalam
pengelolaan kawasan dan dapat menambah
nilai ekonomi dari pemanfaatan sumberdaya
yang dimanfaatkan.

Daftar Pustaka
Prayitno, Dessy Eko. 2020. Kemitraan Konservasi
Sebagai Upaya Penyelesaian Konflik
Tenurial dalam Pengelolaan Kawasan
Konservasi di Indonesia. Jurnal Hukum
Lingkungan Indonesia, Vol. 6 Nomor 2;
Peraturan Pemerintah RI Nomor 28 Tahun
„ Salah satu hasil tangkapan Masyarakat di Kampung
2011 jo. Peraturan Pemerintah RI Nomor Yomakan_2_Foto Zainuddin Saputra
108 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah RI Nomor 28 Tahun
20 • BULETIN TRITONIS • EDISI I JUNI 2022
ARTIKEL

LANGKAH KELOMPOK PIBATA


DALAM MENDUKUNG UPAYA KONSERVASI
PENYU DI KAWASAN TAMAN NASIONAL
TELUK CENDERAWASIH
Oleh Friska Gressia Sianturi, S.Hut
Penyuluh Kehutanan Ahli Pertama

P
enyu merupakan salah satu biota laut yang
memiliki peranan penting dalam menjaga
ekosistem laut, namun keberadaannya
terancam punah. Keterancaman tersebut
sudah berlangsung lama, baik yang terjadi
oleh proses alam maupun kegiatan manusia
yang membahayakan populasinya secara
langsung maupun tidak langsung. Banyak
pula yang memanfaatkan penyu sebagai
bahan makanan, seperti daging dan telurnya.
Akibatnya, kerusakan habitat peneluran,
daerah pertumbuhan dan pembesaran.
Penurunan populasi penyu dapat menyebabkan
ketidakseimbangan ekosistem laut. Oleh
karena itu, badan konservasi sumber daya alam
dunia (International Union for Conservation
of Nature-IUCN) memasukkan penyu ke
dalam daftar merah (red list) dengan kategori „ Jejak penyu di pantai peneluran
(Foto: Anthon S. Normandy Tanaty)
terancam punah (Endangered) dan kritis
(Critically endangered), sedangkan konvensi
perdagangan internasional untuk spesies flora Cenderawasih, untuk mendapat perhatian
dan satwa liar rawan punah (Convention on khusus dalam pelestariannya, namun
International Trade in Endangered Species of diperlukan kolaborasi dengan masyarakat
Wild Flora and Fauna-CITES) mengkategorikan disekitar kawasan agar penyu dapat lestari.
semua jenis penyu ke dalam Appendix I, yang Salah satu kelompok masyarakat yang ingin
melarang perdagangan internasional penyu penyu tetap ada di alam tempat tinggal
dan turunannya untuk tujuan komersil kecuali mereka adalah Kelompok Masyarakat Pelestari
hasil pengembangbiakan. Secara nasional Penyu Pibata Kampung Isenebuay yang
penyu juga dilindungi berdasarkan Peraturan merupakan kelompok binaan Balai Besar
Pemerintah (PP) Nomor 7 tahun 1999 tentang Taman Nasional Teluk cenderawasih. Mereka
Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa dan memiliki komitmen untuk melestarikan dalam
peraturan turunannya, yaitu Peraturan hal ini pengawasan dan perlindungan penyu.
Menteri LHK No. P.106/MENLHK/SETJEN/ Kelompok ini terbentuk pada 4 November 2019,
KUM.1/12/2018. beranggotakan 40 orang dan diketuai oleh
Sejak tahun 2012 melalui Alfonsus Kaikatui yang juga merupakan Local
Surat Keputusan Champion BBTNTC dari Kampung yang sama.
Kepala Balai Besar Pada September 2021 dengan menggunakan dana
Taman Nasional Teluk bantuan BBTNTC Tahun Anggaran 2021, Kelompok
Cenderawasih Nomor: Masyarakat Pelestari Penyu Pibata membuat
SK 347/BBTNTC-Tek/2012 tempat pemeliharaan tukik di Kampung Isenebuay
spesies Penyu Bersama sebagai tempat penetasan telur-telur penyu hasil
dengan Hiu paus, Kima, relokasi dari pantai peneluran. Setelah menetas,
Duyung dan Lumba-lumba tukik dari demplot itu kemudian dibesarkan di
telah ditetapkan sebagai keramba hingga cukup usia untuk dilepaskan
spesies prioritas di kawasan kembali ke habitatnya.
Taman Nasional Teluk
BULETIN TRITONIS • EDISI EDISI I JUNI 2022 • 21

„ Tukik penyu hijau baru menetas di demplot penetasan


semi alami kampung Isenebuay
(Foto: Kelompok PIBATA)

„ Telur Penyu yang direlokasi Ke Demplot Penetasan Semi


Alami di Kampung Isenebuay
(Foto: Anthon S. Normandy Tanaty)

Pibata juga melakukan kegiatan perlindungan


dan pengawasan terhadap area pantai
peneluran penyu di Pulau Wairundi, ada yang
diikut sertakan dalam Patroli Pengamanan
Fungsional di BTPN Wilayah III Yembekiri.
Mereka juga melakukan survei penyu
denganmetode sederhana yakni berjalan kaki
mengelilingi pantai pulau Wairundi, mengamati
tanda–tanda keberadaan penyu seperti jejak,
sarang dan cangkang telur.
Kelompok Pibata hingga saat ini senantiasa
„ Telur penyu yang berhasil ditemukan dan direlokasi
(Foto: Anthon S. Normandy Tanaty) mendukung upaya konservasi penyu di
kawasan Taman Nasional Teluk Cenderawasih.
Secara keseluruhan kelompok Pibata sudah Perlindungan terhadap penyu ini diharapkan
menemukan 344 butir telur penyu yang telah dapat mempertahankan dan meningkatkan
direlokasi ke demplot penetasan semi alami populasi penyu di dunia.
di Kampung Isenebuay. Sebanyak 250 butir
telur penyu sudah berhasil menetas dan Daftar Pustaka
menghasilkan 74 ekor tukik dari jenis penyu Ibrahim, et al. 2016. Sebaran Lokasi Peneluran
hijau yang ditempatkan di bak pembesaran, Penyu Hijau (Chelonia mydas) di Pulau
sedangkan 94 butir telur lagi belum menetas. Sangalaki Kepulauan Derawan Kabupaten
Telur penyu membutuhkan waktu kurang lebih Berau. Jurnal Perikanan. Universitas Gadjah
60 hari untuk menetas. Tingkat keberhasilan Mada. 18 (2): 39-46.
penetasan telur penyu tidak dapat seratus Susilowati, T. 2002. Studi Parameter Biofisik
persen berhasil, karena perkembangan telur Pantai Peneluran Penyu Hijau (Chelonia
itu sendiri, dan lingkungan disekitar telur. mydas, L) di Pantai Pangumbahan
Relokasi telur penyu penting untuk dilakukan Sukabumi Jawa Barat. Fakultas Perikanan
mengingat Pulau Wairundi merupakan pulau dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian
tak berpenghuni yang rawan dari berbagai Bogor. Skripsi.
ancaman dan gangguan.
22 • BULETIN TRITONIS • EDISI I JUNI 2022
ARTIKEL

Melesatarikan Sumber Daya Alam


Melalui Pemberdayaan Masyarakat
Oleh Rolf Geffken Situmeang, S.Pi/
Penyuluh SPTN Wilayah II Yeretuar
Distrik Teluk Umar berada di dalam kawasan TNTC di Seksi Pengelolaan Taman Nasional
Wilayah II Yeretuar dengan luas wilayah 609,76 km2 terdiri dari 4 desa. Distrik Teluk Umar
terbagi ke dalam beberapa desa yaitu Napan Yaur, Bawei, Yeretuar, dan Goni. Kebanyakan
masyarakat yang ada di Distrik Teluk Umar mengandalkan sektor perikanan, karena
memiliki garis pantai yang panjang dan laut yang sangat luas. Selain itu, masyarakat
juga memanfaatkan lahan pekarangan dan lahan kosong untuk berkebun. Ada juga
masyarakat yang bekerja sebagai pegawai pemerintahan.

penduduk yang cepat salah satunya


dengan banyaknya ruralisasi menyebabkan
masyarakat membuka pemukiman yang
baru, dengan menebang pohon mangrove
yang ada di pesisir pantai yang berdampak
pada ekosistem pantai. Bertambahnya
jumlah penduduk di pedesaan tersebut,
akan menambah pula kebutuhan hidup
masyarakat, sehingga terjadi pencemaran
dan pengrusakan ekosistem laut.
Penggunaan alat atau bahan yang tak ramah
lingkungan sering digunakan, seperti potas
dan bom untuk menangkap ikan.

E
kosistem mangrove, lamun dan
terumbu karang yang merupakan
rumah ikan adalah ekosistem di
wilayah Distrik Teluk Umar yang sering
dimanfaatkan masyarakat untuk kehidupan
sehari-hari mereka. Ekosistem ini saling
terkait satu sama lain, keberadaannya
menjadi anugerah bagi masyarakat, karena
menjadi sumber daya alam dengani nilai
ekologis dan eknomi yang tinggi, yang
dapat menjamin kelangsungan hidup bagi
Menurunnya kondisi daya dukung
manusia. Pemanfaatannya berupa sebagai
ekosistem tersebut tak bias dibiarkan.
sumber pangan, papan, sandang, obat-
Untuk mencegahnya, BBTNTC pada Seksi
obatan, sumber ilmu pengetahuan, juga
Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II
merupakan tempat berkembangnya sosial
Yeretuar melakukan upaya konservasi
budaya masyarakat.
yaitu dengan memberdayakan masyarakat
Permasalahan pemanfaatan sumber daya berbasis kemitraan yang ada di dalam
alam tersebut tentunya ada, pertumbuhan kawasan konservasi. Tujuannya adalah
BULETIN TRITONIS • EDISI EDISI I JUNI 2022 • 23

untuk melakukan kerjasama dengan masyarakat menerus. Kegiatan-kegiatan ini diharapkan


juga memberikan ruang memanfaatkan sumber menambah wawasan masyarakat juga
daya alam kepada masyarakat agar dapat kesadaran mereka tentang pentingnya menjaga
meningkatkan kualitas hidup. lingkungan. Selain itu pembagian poster,
leaflet dan pemasangan papan himbauan juga
Kemitraan konservasi yang telah dilakukan di
dilakukan di kawasan SPTN II Yeretuar.
kawasan TNTC berupa pembentukan kelompok
desa binaan. Adapun kelompok yang sudah Hingga saat ini kegiatan pemberdayaan
terbentuk di SPTN Wilayah II Yeretuar ada di masyarakat di kawasan SPTN II Yeretuar masih
desa Bawei dan Yeretuar. Masyarakat yang terus dilakukan dengan tujuan agar masyarakat
tergabung di dalam kelompok desa binaan menjadi lebih mandiri, meningkatkan kese-
adalah orang-orang yang diajak untuk bekerja jahteraan, memberikan informasi dan
sama dalam menjaga lingkungan yang nantinya pengetahuan kepada masyarakat, meningkat-
kelompok ini dapat menjadi pelopor dalam kan kesadaran masyarakat akan arti dan nilai
meningkatkan perekonomian masyarakat tanpa sumberdaya alam yang mereka miliki dan
merusak alam yang berada di dalam kawasan meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
TNTC. mengelolan dan melestarikan sumberdaya.
Taman Nasional Teluk Cenderawasih
merupakan salah satu taman nasional yang ada
di Indonesia yang memiliki ekosistem asli yang
dikelola dengan sistem zonasi dengan kekayaan
alam sumber daya alam hayati yang berlimpah.
Hal ini dikarenakan letaknya berada di Provinsi
Papua dan Papua Barat yang kaya akan spesies
dan endemik.

Selain itu, para staff di SPTN II Yeretuar


juga aktif melakukan penyuluhan dan juga
sosialisasi kepada masyarakat yang ada di
dalam kawasan terkait konservasi dan bahaya-
bahaya yang mengintai jika pelanggaran dan
pengrusakan lingkungan dilakukan secara terus
24 • BULETIN TRITONIS • EDISI I JUNI 2022
ARTIKEL

PENILAIAN
KERUSAKAN
MANGROVE
BERDASARKAN
KERAPATAN
JENIS DI BPTN
WILAYAH II WASIOR
Oleh :
Ganis Citra Purmadewi, S.Hut
PEH Pertama /Tim Pelaksana

dilakukan untuk memberikan kriteria kerusakan


kawasan, menentukan lokasi yang perlu dilakukan
Pendahuluan

M
pemulihan ekosistem, dan memberikan arahan
angrove merupakan masyarakat pemulihan ekosistem berdasarkan kriteria
tumbuhan yang dapat beradaptasi kerusakan.
dengan salinitas dan pasang
surut air laut. Ekosistem mangrove Metode
sebagai suatu ekosistem yang terdiri atas Penilaian kerusakan mangrove dilaksanakan pada
organisme (tumbuhan dan hewan) yang tanggal 9–14 Maret 2022 di BPTN Wilayah II Wasior.
berinteraksi dengan faktor lingkungan Target lokasi yang dilakukan penilaian kerusakan
dan dengan sesamanya di dalam suatu adalah tiga lokasi, yaitu ekosistem mangrove sekitar
habitat mangrove (Kusmana, 2009). Kampung Dotir, Kampung Aisandami, dan Kampung
Ekosistem mangrove termasuk ekosistem Menarbu. Adapun data yang diambil sesuai dengan
perairan yang terdapat dalam kawasan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 201
TNTC dan perlu untuk dilindungi. Tahun 2014 tentang kriteria baku dan pedoman
Ekosistem mangrove dengan kepadatan penentuan kerusakan mangrove, yaitu menentukan
yang tinggi dapat berfungsi sebagai alat kerapatan mangrove yang hidup. Pengamatan
pelindung penting bagi wilayah pantai dilakukan di 3 titik yang diambil dengan Metode
yaitu sebagai peredam gelombang, angin, Transek Garis dan Petak Contoh (Line Transect
dan badai. Jalur vegetasi mangrove di Plot) di lokasi pengamatan. Pembuatan transek
sepanjang pantai merupakan bentuk dilakukan dengan plot berukuran 10m x 10m.
pertahanan yang sifatnya mengurangi Data vegetasi mangrove yang diambil dibedakan
kekuatan atau energi gelombang berdasarkan kategori tingkat pertumbuhan
(termasuk tsunami) yang melanda ke (pohon, pancang dan semai). Pengambilan data
atas dataran pantai. Oleh karena itu untuk tingkat pohon yaitu individu mangrove yang
sistem pertahanan pantai dalam bentuk berdiameter 10 cm atau lebih dan memiliki tinggi
jalur vegetasi mangrove merupakan lebih dari 1,5 m. Pengukuran diameter dilakukan
banteng pelindung yang sangat dengan cara melingkari batang mangrove pada
tepat (Dahuri et al., 2001). Penilaian ukuran setinggi dada dengan menggunakan
kerusakan mangrove perlu dilakukan meteran kain. Untuk pengambilan data tingkat
untuk menentukan apakah pada lokasi pancang (sapling) yaitu mangrove yang berdiameter
tersebut perlu dilakukan kegiatan 2-10 cm dengan tinggi 1,5 m. Untuk tingkat semai
pemulihan ekosistem. Pengamatan ini (seedling) yaitu mangrove yang memiliki tinggi
BULETIN TRITONIS • EDISI EDISI I JUNI 2022 • 25

kurang dari 1,5 m. Data yang dikumpulkan adalah Hasil pengukuran data vegetasi mangrove yang
jenis mangrove, jumlah individu tiap jenis untuk telah dikumpulkan ditabulasi dan selanjutnya
masing-masing kategori tingkat pertumbuhan dianalisis dan dihitung nilai kerapatannya
(pohon, pancang, dan semai), diameter batang berdasarkan kategori pertumbuhan. Penghitung-
(DBH) untuk tingkat pohon, serta salinitas dan an nilai kerapatan menggunakan rumus
jenis substrat. kerapatan dalam Odum (1996). Penilaian kondisi
mangrove didasarkan pada Kepmen LH Nomor
201 Tahun 2004.

Hasil dan Pembahasan


Stasiun I, Kampung Dotir

„ Gambar 1. Contoh Peletakan Garis Transek yang mewakili


setiap zona mangrove

„ Kondisi Ekosistem Mangrove Stasiun I Kampung Dotir

Plot analisis vegetasi mangrove yang diambil


di Kampung Dotir berjumlah 3 plot dalam satu
transek.
a. Kekayaan jenis pada tingkat pohon
Berdasarkan hasil pengamatan di stasiun
I, Kampung Dotir, hanya terdapat satu jenis
spesies pohon yang ditemukan dalam plot
pengamatan yang dapat dilihat dalam
tabel 1.
„ Gambar 2. (a) Penentuan lingkar batang mangrove
setinggi dada; (b) Penentuan lingkar batang mangrove
pada berbagai jenis batang mangrove
26 • BULETIN TRITONIS • EDISI I JUNI 2022

Tabel 1. Indeks Nilai Penting Tingkat Pohon di Stasiun I, Kampung Dotir

No Nama Jenis Famili Jumlah (K) Ind/Ha KR (%) F FR (%) D (m2/Ha) DR (%) INP (%)

1 2 3 4 5 6 7
1. Avicennia Verbenaceae/ 267 100 1 100 47.90 100 300
alba Avicenniaceae

Nilai kerapatan suatu jenis vegetasi gambaran distribusi dan pola penyebaran
menunjukkan jumlah individu jenis vegetasi yang bersangkutan pada lokasi
vegetasi bersangkutan pada satuan luas pengamatan.
tertentu, maka nilai kerapatan merupakan
b. Kekayaan jenis pada tingkat pancang
gambaran mengenai jumlah jenis vegetasi
Pada tingkat pancang, teridentifikasi tiga
tersebut pada masing-masing tipe
spesies yang termasuk dalam tiga famili.
ekosistem/tipe vegetasi hutan (Gunawan
Spesies tersebut adalah Rhizophora
et al., 2011). Berdasarkan pengamatan,
mucronata, Sonneratia alba, dan Avicennia
Avicennia alba memiliki kerapatan 267
alba. Indeks Nilai Penting tingkat pancang
individu/Ha. Namun demikian, nilai
disajikan dalam tabel 2.
kerapatan belum dapat memberikan

Tabel 2. Indeks Nilai Penting tingkat pancang di Stasiun I Kampung Dotir


No Nama Jenis Famili Jumlah Ind/Ha KR (%) FR (%) INP (%)

1 2 3 4 5 7

1. Rhizophora mucronata Rhizophoraceae 67 8.70 50 58.70


2. Sonneratia alba Sonneratiaceae/ Lythraceae 33 4.35 25 29.35
3. Avicennia alba Avicenniaceae/ Verbenaceae 667 86.96 25 111.96

„ Peta Lokasi Pengamatan


BULETIN TRITONIS • EDISI EDISI I JUNI 2022 • 27
Berdasarkan hasil pengamatan, tingkat C. Kekayaan jenis pada tingkat semai
pancang di Stasiun I, Kampung Dotir Pada tingkat semai, teridentifikasi tiga
didominasi oleh spesies Avicennia spesies yang tergolong dalam tiga famili.
alba, yang memiliki INP tertinggi. Hal ini Spesies tersebut adalah Rhizophora
disebabkan jumlah individu yang dijumpai mucronata, Sonneratia alba, dan Avicennia
cukup banyak. Sedangkan jenis Rhizophora alba. Adapun Indeks Nilai Penting masing-
mucronata memiliki tingkat distribusi yang masing spesies dicantumkan dalam tabel 3.
merata karena dapat dijumpai pada dua
plot pengamatan.
Tabel 3. Indeks Nilai Penting tingkat semai di Stasiun I, Kampung Dotir
No Nama Jenis Famili Jumlah Ind/Ha KR (%) FR (%) INP (%)

1 2 3 4 5 7
1. Rhizophpora mucronata Rhizophoraceae 1667 6.67 33.33 40.00
2. Sonneratia alba Sonneratiaceae/ Lythraceae 22500 90.00 50.00 140.00
3. Avicennia alba Avicenniaceae/ Verbenaceae 833 3.33 16.67 20.00

Berdasarkan pengamatan tersebut dapat Stasiun II, Kampung Aisandami


diketahui bahwa Stasiun I didominasi oleh semai Plot pengamatan yang diambil di Kampung
Sonneratia alba, ditunjukkan dengan INP tertinggi. Aisandami berjumlah 3 plot dalam satu transek,
Hal ini disebabkan karena jumlah individu semai namun peletakan transek mengikuti garis pantai
jenis tersebut cukup banyak, dan ditemukan karena lokasi mangrove yang masuk dalam kawasan
dalam seluruh plot pengamatan. Ini menunjukkan cukup sempit. Pada stasiun II, Kampung Aisandami
bahwa jenis tersebut terdistribusi merata. tidak ditemukan vegetasi dalam tingkat pohon.

„ Kondisi Ekosistem Mangrove Stasiun II Kampung Aisandami

a. Kekayaan jenis tingkat pancang. satu spesies. Adapun INP spesies disajikan
Pada tingkat pancang, teridentifikasi hanya dalam tabel 4.

Tabel 4. Indeks Nilai Penting tingkat pancang di Stasiun II, Kampung Aisandami
No Nama Jenis Famili Jumlah (K) Ind/Ha KR (%) F FR (%) INP (%)

1 2 3 4 5 7
1. Sonneratia alba Sonneratiaceae/ Lythraceae 400 100 1 100 200
28 • BULETIN TRITONIS • EDISI I JUNI 2022

Berdasarkan data tersebut, tingkat pancang b. Kekayaan jenis tingkat semai


di Kampung Aisandami didominasi oleh Pada tingkat semai, ditemukan dua
Sonneratia alba. Sonneratia alba (kedabu) spesies yang tergolong dalam dua famili
lebih banyak ditemukan pada daerah pantai yaitu Sonneratia alba, dan Rhizophora
yang berbatasan langsung dengan perairan laut mucronata. Indeks Nilai Penting masing-
terbuka (Nursal, et al., 2005). masing spesies disajikan dalam tabel 5.
Tabel 5. Indeks Nilai Penting pada tingkat semai di Stasiun II, Kampung Aisandami
No Nama Jenis Famili Jumlah Ind/Ha KR (%) FR (%) INP (%)

1 2 3 4 5 7

1. Sonneratia alba Sonneratiaceae/ Lythraceae 1600 78.69 60.00 138.69


2. Rhizophora mucronata Rhizophoraceae 433 21.31 40.00 61.31

Berdasarkan data tersebut dapat terlihat bahwa pada lokasi tersebut yang ditunjukkan dengan
Sonneratia alba mendominasi tingkat semai INP tertinggi.

Stasiun III, Kampung Menarbu

„ Kondisi Ekosistem Mangrove Stasiun III Kampung Menarbu

Plot analisis vegetasi mangrove yang diambil di a. Kekayaan jenis tingkat pohon
Stasiun III, Kampung Menarbu berjumlah 3 plot Berdasarkan pengamatan, teridentifikasi
dalam satu transek. hanya satu spesies. Adapun INP spesies
disajikan dalam tabel 6.

Tabel 6. Indeks Nilai Penting tingkat pohon di Stasiun V, Kampung Menarbu


No Nama Jenis Famili Jumlah (K) Ind/Ha KR (%) F FR (%) D (m2/Ha) DR (%) INP (%)

1 2 3 4 5 6 7

1. Rhizophora Rhizophoraceae 600 100 1 100 27.54 100 300


mucronata

Menurut Arief (2003) bahwa Rhizophora sp. d. Kekayaan jenis tingkat semai
merupakan jenis yang masuk dalam zona Pada tingkat semai, teridentifikasi dua
proksimal yaitu kawasan (zona) yang terdekat spesies yang tergolong dalam satu famili.
dengan laut. Adapun nama jenis dan INP masing-
masing jenis disajikan dalam tabel 7.
BULETIN TRITONIS • EDISI EDISI I JUNI 2022 • 29
Tabel 7. Indeks Nilai Penting tingkat semai di Stasiun V, Kampung Menarbu
No Nama Jenis Famili Jumlah Ind/Ha KR (%) FR (%) INP (%)

1 2 3 4 5 7

1. Rhizophora mucronata Rhizophoraceae 4600 93.24 60.00 153.24


2. Bruguiera gymnorryzha Rhizophoraceae 333 6.76 40.00 46.76

Berdasarkan hasil pengamatan Rhizophora dengan genetika atau spesiesnya, kemampuan


mucronata mendominasi pada tingkat semai, adaptasi, kemampuan perkawinan silang,
yang ditunjukkan INP tertinggi dibandingkan kemampuan mutasi dan modifikasi, serta
jenis lainnya. Jenis tersebut memiliki kerapatan kemampuan melakukan penyebaran dari jenis
yang sangat tinggi dan tersebar merata tanaman bakau atau faktor biologis tanaman.
di Stasiun III, Kampung Menarbu, karena Terkait dengan faktor eksternal yang memberi
ditemukan pada semua plot pengamatan. pengaruh pada penyebaran dan pertumbuhan
mangrove sebenernya sejalan dengan berbagai
Banyak faktor yang memberi pengaruh
faktor fisik geografis mulai dari jenis tanah,
terhadap penyebaran dan pertumbuhan
morfologi, landscape, iklim, suhu, sampai
mangrove. Berbagai faktor tersebut secara garis
dengan kondisi air dan sejenisnya. Dengan
besar dapat digolongkan menjadi dua, yakni
keterbatasan alat, maka hanya diambil salinitas
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
air dan jenis substrat secara visual pada setiap
internal terkait dengan kemampuan genetika
stasiun pengamatan yang hasilnya ditampilkan
dan perkembangbiakan tanaman serta aktivitas
dalam tabel 8.
tanaman mangrove sendiri seperti terkait

Tabel 8. Salinitas Air pada masing masing stasiun pengamatan


No Parameter Dotir Aisandami Menarbu

1 2 3 4

1. Salinitas (‰) 20 38 28
2. Jenis substrat Lumpur Pasir berlumpur Lumpur

Berdasarkan hasil pengukuran di lokasi Kusmana (2005), bahwa salinitas optimum


penelitian, salinitas air pada ketiga stasiun yang dibutuhkan mangrove untuk tumbuh
pengamatan menunjukkan bahwa kisaran berkisar antara 10‰-30‰. Selain itu, menurut
salinitas pada lokasi penelitian masih dapat Septiarusli (2006) menyebutkan bahwa
mendukung pertumbuhan mangrove pada mangrove dapat tumbuh dengan baik pada
lokasi tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat salinitas air payau antara 2 - 22‰ atau air asin
dengan salinitas mencapai 38‰.

„ Pengambilan Data Salinitas Air


30 • BULETIN TRITONIS • EDISI I JUNI 2022

Penyebaran spesies mangrove di lokasi Kriteria Baku Keruakan Mangrove


penelitian sesuai dengan tipe substrat Kriteria Penutupan % Kerapatan
tumbuhnya mangrove pada umumnya. Hal ini (pohon/ha)
sesuai dengan pendapat Sukardjo (1984) bahwa
Sangat Padat ≥75 ≥1500
jenis substrat mangrove yang berupa lumpur
tebal dapat tumbuh jenis mangrove Rhizophora Baik
mucronata, Rhizophora apiculata, Avicennia Sedang ≥50-75 ≥1000-1500
marina, dan Bruguiera gymnorrhiza dapat
tumbuh baik. Rusak Jarang <50 <1000

Status Kondisi Mangrove Oleh karena itu ketiga lokasi tersebut perlu
Berdasarkan kriteria yang ditetapkan dalam
dilakukan kegiatan pemulihan ekosistem. Untuk
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
luasan masing-masing stasiun yang dapat
RI No 201 Tahun 2004 dalam Nursal, et al.
dicantumkan dalam RPE adalah Stasiun I Dotir
(2005) tentang Kriteria Baku dan Pedoman
seluas 118 ha, Stasiun II Aisandami seluas 4 ha,
Penentuan Kerusakan Mangrove, pada tingkat
dan Stasiun III Menarbu seluas 20 ha.
pohon < 1000 maka pada kawasan tersebut
termasuk ke dalam kondisi yang jarang atau Adapun kegiatan pemulihan ekosistem yang
rusak. Berdasarkan pengamatan, pada ketiga direkomendasikan pada ketiga lokasi tersebut
stasiun pengamatan mangrove dalam kondisi adalah Perlindungan dan Pengamanan dengan
rusak. Pada Stasiun I Kampung Dotir terdapat Mekanisme Alam (MA) dan Penanaman (RH/
kerapatan 267 pohon/ha untuk jenis Avicennia Rehabilitasi). Dalam pelaksanaan kegiatan
alba, Stasiun V Kampung Menarbu terdapat 699 perlindungan dan pengamanan dengan
pohon/ha untuk jenis Rhizophora mucronata, mekanisme alam, dilakukan penanaman/
bahkan di Stasiun II Kampung Aisandami pengaturan jarak tanam dari semai/bibit
tidak ada vegetasi yang masuk dalam tingkat yang sudah ada dalam lokasi, pembersihan
pertumbuhan pohon. Namun, kemampuan lokasi dari sampah atau pohon tumbang,
regenerasi vegetasi pada tiga lokasi yang dan pembersihan terhadap gulma. Kegiatan
diamati dianggap masih baik, ditunjukkan rehabilitasi dengan penanaman juga dapat
dengan kepadatan anakan (semai) lebih dari dilakukan dengan pengumpulan semai/
1000 individu/ha. Kerusakan mangrove pada bibit dari ekosistem referensi terdekat. Jenis
ketiga stasiun pengamatan dimungkinkan dikumpulkan atau ditanam harus disesuaikan
karena faktor alam seperti akibat bencana dengan jenis yang sudah ada pada lokasi yang
alam/gelombang tinggi dan perambahan. akan ditanam.

„ Sonneratia alba
BULETIN TRITONIS • EDISI EDISI I JUNI 2022 • 31
2. Terdapat lokasi ekosistem mangrove dalam
kawasan BPTN Wilayah II Wasior yang perlu
dilakukan pemulihan ekosistem yaitu pada
Stasiun I Kampung Dotir seluas 118 ha,
Stasiun II Kampung Aisandami seluas 4 ha,
dan Stasiun III Kampung Menarbu seluas
20 ha.
3. Kegiatan pemulihan ekosistem yang
dapat dilakukan adalah Perlindungan dan
Pengamanan dengan Mekanisme Alam
(MA) dan Penanaman (RH/Rehabilitasi).
Daftar Pustaka
Arief, A. 2003. Hutan Mangrove, Fungsi dan
Manfaatnya. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Dahuri, R., Rais, J., Ginting, S., & Sitepu, H. 2001.
Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir
dan Lautan Secara Terpadu. Jakarta: PT.
Pradnya Paramita.
Gunawan W, Basuni S, Indrawan A, Prasetyo LB,
Soedjito H. 2011. Analisis komposisi dan
struktur vegetasi terhadap upaya restorasi
kawasan hutan taman nasional gunung
gede pangrango. Jurnal Pengelolaan
Sumberdaya Alam Lingkungan. Vol 2(1):
93-105.
Kusmana C. 2005. Teknik Rehabilitasi Mangrove.
Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Kusmana, C. 2009. Pengelolaan Ekosistem
Mangrove di Jawa Barat. Jatinangor
Nursal, Fauziah. Y., dan Ismiati. 2005. Struktur
dan komposisi vegetasi mangrove
Tanjung Sekodi Kabupaten Bengkalis Riau.
„ Rhizophora mucronata Biogenesis 2(1). 1-7
Odum, E. P. 1996. Dasar-dasar Ekologi; Edisi
Kesimpulan Ketiga. Yogyakarta: Gadjah Mada University
1. Berdasarkan kriteria yang ditetapkan Press.
dalam Keputusan Menteri Negara Sukardjo, S. 1984. Ekologi permudaan alam
Lingkungan Hidup RI No 201 Tahun 2004, hutan mangrove di delta Cimanuk. Dalam:
pada ketiga stasiun pengamatan mangrove Soemodihardjo dkk. (Eds.), Pros. Seminar
dalam kondisi rusak. Pada Stasiun I II Ekosistem Mangrove, hal. 329-339. MAB-
Kampung Dotir terdapat kerapatan 267 LIPI.
pohon/ha untuk jenis Avicennia alba,
Stasiun III Kampung Menarbu terdapat
699 pohon/ha untuk jenis Rhizophora
mucronata, bahkan di Stasiun II Kampung
Aisandami tidak ada vegetasi yang masuk
dalam tingkat pertumbuhan pohon.
Namun, kemampuan regenerasi vegetasi
pada tiga lokasi yang diamati dianggap
masih baik, ditunjukkan dengan kepadatan
anakan (semai) lebih dari 1000 individu/
ha.
32 • BULETIN TRITONIS • EDISI I JUNI 2022
ARTIKEL

SEMANGAT
KONSERVASI
DITANAMKAN
SEJAK DINI
MELALUI
PENDIDIKAN
LINGKUNGAN
HIDUP tinggal, sumber makanan, dan aktivitas keseharian kita, harus
dijaga dan dilestarikan. Gerakan konservasi harus mulai
ditumbuhkan sejak dini melalui penyadartahuan kepada anak-
Oleh: Siti Evi Afifah, S.Hut/ anak, siswa sekolah dasar, siswa menengah pertama, siswa
menengah, dan kepada semua orang.
PEH BBTNTC
Sejak tahun 2022
Balai Besar Taman

K
Nasional Teluk Cen-
onservasi alam berfokus derawasih (BBTNTC)
pada perlindungan spesies melalui program
dari kepunahan, pemulihan sosialisasi ke
habitat, peningkatan jasa eko- sekolah-sekolah
wisata, dan perlindungan ke- yang dilaksanakan
anekaragaman hayati. Untuk oleh Penyuluh Ke-
meningkatkan nilai konservasi hutanan, Pengendali
alam tersebut dapat dicapai Ekosistem Hutan
melalui Pendidikan Lingkungan dan Polisi Kehu-
Hidup untuk mengedukasi tanan dilakukan
masyarakat agar tetap men- secara intens. Mela-
jaga kelestarian alam bagi ke- lui kegiatan ini para
berlangsungan hidup di masa siswa diajak untuk
mendatang. Pendidikan Ling- memahami konser-
kungan Hidup ini diharapkan vasi seperti penge-
dapat merubah pola pikir dan nalan jenis tumbuhan dan satwa liar yang dilindungi, bahaya
pandangan kita terhadap ling- sampah yang dibuang sembarangan dan cara pengelolaannya,
kungan disekitarnya. Mulai dari serta pengenalan ekosistem di pesisir pantai.
yang acuh menjadi lebih peduli
terhadap dirinya dan orang lain. Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa Taman Nasional
Teluk Cenderawasih merupakan salah satu kawasan taman
Pendidikan Lingkungan Hidup nasional laut yang mana di dalamnya terdapat masyarakat yang
(PLH) masif dilakukan oleh mendiami dan memanfaatkan sumber daya perairan, perlu
penggiat konservasi. Lingkungan penyadartahuan yang dilakukan secara berkala dan konsisten.
yang sangat berhubungan erat Salah satunya melalui sosialisasi kepada anak-anak di
dengan keberlangsungan hidup kampung-kampung dalam kawasan TNTC. Seperti di kampung
manusia, mulai dari tempat Yaur, anak-anak SD dan SMP di kampung Akudiomi.
BULETIN TRITONIS • EDISI EDISI I JUNI 2022 • 33

Sosialisasi kepada anak-anak


Kampung Yaur
Di kampung Yaur, Saya bersama Rolf (Pe-
nyuluh Kehutanan) melaksanaan sosialisasi
kepada anak-anak. Dengan menggunakan
modul pendidikan lingkungan hidup dari
Kalabia Foundation. Modul Kalabia ini
merupakan metode pembelajaran yang
penyampaian materinya dengan cara
bermain. Ini sangat cocok digunakan untuk
kegiatan sosialisasi di Kampung Yaur karena
anak-anak di kampung ini memiliki karakter
ingin bermain. Keunikan dan kepolosan „ Foto bersama (Foto: Anita Salasa/BBTNTC)
mereka menjadi tantangan sendiri bagi kami
dalam melaksanakan sosialisasi, dibutuhkan Sosialisasi kepada Siswa SD YPK
pendekatan yang agar mau belajar bersama. Imanuel Kwatisore
Anak-anak di kampung masih memiliki Di Kampung Akudiomi kami mengajak Siswa
rasa takut dan malu terhadap orang baru SD YPK Imanuel Kwatisore untuk berkenalan
sehingga sosialisasi dilakukan di tempat dengan ekosistem di Taman Nasional Teluk
terbuka agar lebih dekat dengan alam dan Cenderawasih, berbagi pengetahuan tentang
susasana menarik untuk mereka. cara makan Terumbu Karang, memberi tahu
mereka waktu penguraian sampah serta
Usia mereka sekitar 4-10 tahun, kami me-
dampak jika banyak sampah di laut. Kegiatan
nyampaikan materi yang sesuai kemampuan
dilakukan di dalam kelas dan didampingi oleh
berpikir mereka. Kami mengenalkan kepada
guru kelasnya, (Kamis, 24/3). Siswanya sangat
mereka berbagai macam biota laut dan
antusias terhadap materi yang disampaikan.
tempat tinggalnya. Kami juga menyampaikan
Mereka lebih mudah memahami dan dapat
akibatnya bila kawasan konservasi rusak,
memiliki pengetahuan baru terkait nama-nama
perburuan liar yang tidak memperhatikan
ilmiah yang sebelumnya mereka tidak tahu.
keberlanjutan hidupnya, dan dampak dari
membuang sampah secara sembarang. Kepala Sekolah Dasar Kwatiosre, Mariam Andoi,
mengharapkan agar kegiatan sosialisasi ini
Metode belajar sambil bermain ini sangat
dilaksanakan secara rutin di setiap bulan untuk
efektif dan menarik perhatian anak-anak.
menambah wawasan para siswa.
Mereka sangat senang dan cepat memahami
apa yang telah disampaikan oleh kami, yang
awalnya mereka masih malu menjadi lebih
terbuka dan memiliki pola pikir yang baru.

„ Konsultasi dan koordinasi dengan Kepala Sekolah SD


„ Belajar sambil bernyayi (Foto: Anita Salasa/BBTNTC) Kwatisore. (Foto: Soleman Kapitarauw/BBTNTC)
34 • BULETIN TRITONIS • EDISI I JUNI 2022

„ Penjelasan materi karang (Foto: Anita Salasa/BBTNTC) „ Cara Makan Karang (Foto: Anita Salasa/BBTNTC)

hari. Melakukan sosialisasi kepada siswa


SMP merupakan pengalaman yang menarik
bagi kami karena daya tangkap mereka yang
sudah jauh lebih baik dibandingkan siswa SD.
Pola pikir dalam memecahkan suatu masalah
cenderung lebih logis sehingga pada saat
penyampaian materi lebih mudah dipahami
dan banyak melakukan diskusi bersama.
Materi yang kami sampaikan antara lain
mengenal tumbuhan dan satwa liar beserta
habitatnya, cara makan karang, lama
penguraian sampah, dan pengelolaan sampah
yang baik. Dari semua materi yang disampaikan
mereka mampu menjelaskan kembali materi
yang telah didapatkan. Harapan dari guru di
„ Belajar sambil bernyanyi “karang cantik” sana adalah agar menjadi agenda rutin BBTNTC
(Foto: Siti Evi/BBTNTC) melakukan pendidikan lingkungan hidup
kepada siswa-siswi yang berada di dalam dan
sekitar kawasan, karena kurangnya tenaga
Sosialisasi Kepada Siswa SMP Negeri pendidik di kampung kwatisore memang
2 Kwatisore menjadi tantangan bagi guru-guru untuk
Sosialisasi di Sekolah Menengah Pertama memberikan materi lingkungan hidup kepada
Negeri 2 Kwatisore berlangsung pada 25 Maret. siswa.
Knowledge sharing dengan siswa SMP ini untuk
meningkatkan peran aktif mereka dalam aksi Sejauh ini program pendidikan lingkungan
konservasi secara nyata di kehidupan sehari- hidup yang telah dilaksanakan oleh Balai
BULETIN TRITONIS • EDISI EDISI I JUNI 2022 • 35

„ Koordinasi dengan guru SMP Kwatisore


(Foto: SMP Kwatiosore)

Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih


memberikan manfaat terhadap konservasi
kawasan ini. Melalui pendidikan lingkungan
hidup sejak dini dapat membentuk manusia
yang cinta terhadap alam, menjadi kader
konservasi bagi masyarakat di sekitarnya yang
mampu memastikan alam ini tetap lestari.
Mendorong masyarakat untuk turut terlibat
dalam menjaga dan memanfaatkan kawasan
konservasi secara berkelanjutan adalah usaha
yang membutuhkan niat kuat, karena merubah
pola pikir masyarakat tidak mudah. Kepada
masyarakat kami sampaikan bahwa Konservasi
itu bukan melarang tetapi tetap mengatur
pemanfaatan agar sumber daya alam ini lestari
untuk keberlangsungan hidup manusia.
Salah satu masalah penting yang dihadapi saat
ini yaitu sampah plastik. Harapannya dengan
adanya program pendidikan lingkungan hidup
ini mampu mengubah kebiasaan membuang
sampah di laut menjadi membuang sampah
pada tempatnya, dan pengelolaan dengan baik
untuk mengurangi kerusakan ekositem terumbu
karang dan kehidupan di sekitarnya.
„ Diskusi Bersama (Foto: Siti Evi/BBTNTC)
36 • BULETIN TRITONIS • EDISI I JUNI 2022
ARTIKEL

agenda rutin kami. Kami berharap teman-teman admin


MENCARI SUDUT media sosial menjadi pengantar narasi posistif bagi
khalayak,” pungkas Nunu Anugrah.

PANDANG BARU, Didi Kasim saat memberikan materinya bercerita banyak


perihal tempat ia mengabdi. Bercerita, begitu cepat
perubahan terjadi. Perubahan mengikuti keinginan pasar
HIDUPKAN MEDIA agar tetap mampu bertahan. Bertahan di tengah arus
transformasi informasi yang terkadang tak terprediksi.

SOSIAL KLHK “Tak ada konten yang turun dari langit. Segalanya perlu
kita rencanakan,” terang Didi Kaspi Kasim.
Didi Kasim, sapaannya, terlebih dahulu membenamkan
Penulis: Taufiq Ismail/ kepada peserta perihal sejarah jurnalisme. Ia kemudian
PEH Muda Balai Taman Nasional mulai masuk ke “narrative journalism”. Pada akhirnya
Bantimurung Bulusaraung bermuara pada kemampuan menyampaikan pesan
melalui storytelling. Storytelling yang berarti kemampuan

B
untuk bercerita layaknya dongeng. Bercerita dengan
ertempat di Amaruba Hotel menggugah pembacanya.
and Resort, Bogor, Biro Humas
“Kami di Natgeo percaya bahwa dengan kekuatan ilmu
Kementerian Lingkungan
pengetahuan, eksplorasi, dan kemampuan bercerita akan
Hidup dan Kehutanan (KLHK) gelar
membawa perubahan besar,” tambahnya.
pelatihan bagi admin media sosial.
Admin media sosial dari berbagai Didi Kasim juga berbagi tips membuat “cerita berdampak”.
unit pelaksana teknis se-nusantara. Membeberkan prosesnya. Memulainya dengan riset

Pelatihan bagi kreator konten ini


berlangsung tiga hari: 18 sampai
sebelum terjun ke lapangan. Selanjutnya mencari sudut
ddengan 20 Mei 2022. Sebanyak 40
pandang yang menarik, hingga mengumpulkan data
peserta antusias menyimak materi
informasi sebanyak-banyaknya. Memerhatikan hal-hal
dari narasumber. Panitia pelaksana
kecil dengan segala indra untuk memperkaya cerita kelak.
menghadirkan tiga narasumber
profesional. Menghadirkan Didi Fotografer kawakan, Riza Marlon kemudian membawakan
Kaspi Kasim, Editor in Chief National materi kedua. Bang Caca, begitulah sapaan akrabnya,
Geographic Indonesia; Riza Marlon, bercerita melalui foto. Bercerita, mengapa foto itu
Fotoragrafer Satwa Liar; dan Iwan penting? Tanya Bang Caca kepada peserta.
Setiyawan, Editor Foto Kompas.
“Tanah air kita luas. Termasuk hutannya. Kemudian hutan
Kepala Biro Humas KLHK, Nunu mulai surut karena bencana alam dan ulah manusia. Pada
Anugrah, berkesempatan membuka akhirnya habitat satwa kita menyempit. Ini momen. Harus
pelatihan mengatakan, “Peningkatan kita manfaatkan, mengabadikannya,” tutur Bang Caca
kapasitas media sosial ini adalah memulai ceritanya.
BULETIN TRITONIS • EDISI EDISI I JUNI 2022 • 37

Bang Caca juga menuturkan bagaimana ia Metode EDFAT adalah kepanjangan dari Entire,
bertualang di nusantara dengan kamera Details, Frame, Angle, dan Time.
analognya di tahun 1990-an. Bekerja
Iwan juga menceritakan pengalamannya selama
dengan segala keterbatasan. Keinginan kuat
menjadi fotogrefer majalah yang juga terus
mengabadikan satwa liar di hutan, rumahnya,
bertransformasi ini.
menjadi dorongan kuat.
“Bagi saya, untuk memilih foto sebagai tajuk
“Dahulu dengan kamera analog, tantangannya
utama selalu mencari foto yang tak biasa.
lebih besar. Memotret dengan ISO 100 di tengah
Mencari sudut pandang baru,” urainya.
hutan yang gelap. Sekarang lebih enak dengan
kamera digital,” kenangnya. Peserta begitu antusias menyimak paparan
materi dari ketiga narasumber. Mendapat
Menurut Bang Caca, ada baiknya kuasai
pencerahan, bagaimana ciptakan konten yang
alat terlebih dahulu. Kenali segala fitur dan
berkualitas. Membuat narasi yang menggugah
fungsinya. Kehadiran internet memudahkan
hati pembaca, ciptakan foto menarik hingga
segalanya untuk belajar.
pilihan penyajian kepada khalayak.
“Jangan tunggu jago. Jangan sampai tunggu jago,
Muhammad Soleh, peserta asal Balai Taman
baru mau memotret. Begitu sudah jago. Objek
Nasional Manupeu Tanah Daru Laiwanggi
sudah sulit ditemui atau malah sudah hilang
Wanggameti, bertanya: “Apa yang perlu kita
selamanya,” pesan Bang Caca yang sarat makna.
lakukan agar kita punya banyak pengikut dan
Bang Caca juga berpesan untuk tidak takut dikenali di media sosial?”
salah. Mendorong anak bangsa untuk
Ketiga narasumber bergantian memberi
mengekplorasi potensi tanah air. Menjadi tuan
saran. Secara umum mereka menerangkan
rumah di negeri sendiri.
untuk terlebih dahulu mengenali audiens
“Jangan takut salah. Yang salah itu jika tidak yang disasar. Tak hanya itu perlu menyiapkan
berbuat,” imbaunya. konten yang menarik dan otentik dengan
instansi. Terakhir, kuncinya adalah konsistensi.
Pemateri ketiga: seorang pewarta foto dari
“Konsisten untuk mengunggah. Selalu hadir
Kompas, Iwan Setiyawan. Iwan, sapaannya,
agar logaritma mesin mengenali kita,” jawab
memberi pencerahan tentang jurnalistik foto.
Didi Kasim.
Memberi tips melakukan liputan foto story.
Pelatihan ini telah memberi pencerahan bagi
“Untuk foto story bisa menggunakan metode
peserta. Menjadi modal, hidupkan media sosial
EDFAT. Memotret secara keseluruhan kemudian
di masing-masing instasi KLHK.
mencari satu objek untuk foto detail. Pada
fase detail, lakukan pembingkaian, cari sudut “Selamat bertugas teman-teman admin. Kami
pandang yang pas dan mencari momen yang berharap ilmu yang telah diperoleh selama
tepat untuk memotret,” beber Iwan Setiyawan. tiga hari ini dapat dipraktekkan,” tutur Maulana
Yusuf, Pranata Humas Ahli Muda, Biro Humas
KLHK saat menutup pelatihan.
38 • BULETIN TRITONIS • EDISI I JUNI 2022
ARTIKEL

DARA CANTIK DARI TNTC :

Junai Emas Oleh Ni Made Putri Handayani

ekor pendek berwarna putih, kaki abu-abu dengan


cakar kuning. Burung mudanya berwarna kehitaman
dengan bulu leher pendek dan kaki kecoklatan.
Burung jantan dan betina serupa pada cirinya,
Keindahan warna bulu, warna dan kilau burung Junai
Emas dapat mengundang rasa kagum bagi yang
menyaksikannya. Dibalik estetika, burung ini juga
memiliki nilai filosofi hidup yang amat dalam yakni
sifat setia pada pasangan hidupnya sehingga dikenal
unggas yang monogami.

J
unai Emas atau dalam nama ilmiahnya
Caloenas nicobarica adalah salah satu
jenis unggas (aves) yang memiliki nilai
estetika cukup tinggi. Junai Emas sejenis
merpati dari salah satu genus burung
merpati Caloenas yang berukuran sedang
dengan panjang sekitar 34 cm. Sekilas
burung Junai Emas nampak seperti burung Populasi Junai Emas
Maleo dari kejauhan, bila dilihat dari jarak Populasi Junai Emas tersebar di kepulauan di daerah
dekat bulu-bulu sayapnya yang berkilauan Asia Tenggara. Habitatnya adalah hutan hujan
seperti pelangi, dengan bulu makhota tropis, hutan pantai, hutan bakau dan hutan-hutan
yang turun dari bagaian leher atas sampai daratan rendah. Spesies ini banyak ditemukan dan
menutupi leher bagian bawah. berkembang biak di pulau yang tidak dihuni oleh
manusia. Burung Junai Emas bersarang di pulau-
Burung Junai Emas memiliki bulu pulau kecil, kemudian mengembara ke pulau-pulau
berwarna hitam keabuan dilapisi dengan yang lebih besar dan pesisir daratan utama yang
hijau keemasan mengilap di bagian leher, berhutan untuk mencari makan.
mantel, punggung dan sayapnya. Bulu
leher dan sayap memanjang, paruhnya Burung Junai Emas merupakan terestrial spesies,
berwarna hitam dengan sedikit benjolan artinya burung ini banyak menghabiskan waktunya
di pangkalnya. Dewasanya memiliki di permukaan tanah untuk mencari makanan. Pakan
BULETIN TRITONIS • EDISI EDISI I JUNI 2022 • 39

burung Junai Emas terdiri dari aneka biji-


bijian, buah-buahan yang jatuh di tanah dan
berbagai jenis serangga atau hewan kecil.
Burung Junai Emas bersarang di atas pohon
atau semak, dengan ketinggian antara 2-12
m dari permukaan tanah. Menurut Del Hoyo
et.al., (1997), burung Junai Emas di pulau-pulau
sekitar Papua memiliki kebiasaan bersarang
dan bertelur pada bulan Oktober hingga Maret. Monitoring Junai Emas di Pulau
Ngamel (1998) mengemukakan bahwa populasi
Kuwom dan Pulau Matas
Junai Emas juga ditemukan di Pulau Kumbur
Terbatasnya kajian mengenai keberadaan dan
dan Pulau Nutabari (Kab. Nabire, Prov. Papua).
populasi Junai Emas yang merupakan satwa
dilindungi, menjadi dasar Balai Besar Taman
Nasional Teluk Cenderawasih (TNTC) untuk terus
melakukan monitoring populasi Junai Emas.
Monitoring populasi Junai Emas dilakukan
di Pulau Matas dan Pulau Kuwom, salah satu
habitat Junai Emas di Taman Nasional Teluk
Cenderawasih pada Bidang Pengelolaan Taman
Nasional (BPTN) Wilayah II Wasior. Selain
sebagai upaya monitoring populasi, kegiatan
ini juga dilakukan dalam rangka memantau
dan mengawasi keadaan dalam kawasan serta
aktivitas masyarakat yang tidak sesuai dengan
fungsi zonasi terutama kegiatan pengambilan
dan pemanfaatan potensi sumberdaya alam
dan hayati menggunakan alat-alat dan bahan
yang tidak ramah lingkungan atau dilarang oleh
undang-undang terutama di sekitar zona inti
TNTC.
Monitoring populasi Junai Emas dilaksanakan
pada bulan November 2021, dilaksanakan oleh
Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) Balai Besar
TNTC bersama dengan Penyuluh Kehutanan,
Polisi Kehutanan serta beberapa orang
masyarakat Yende. Metode pengamatan data
yang dipakai adalah metode kombinasi antara
jalur dan titik hitung. Masing-masing pulau
dibagi ke dalam beberapa jalur pengamatan
dan tim monitoring dibagi untuk melakukan
40 • BULETIN TRITONIS • EDISI I JUNI 2022

Nasional Teluk Cenderawasih Periode


pengamatan mengikuti jalur pengamatan 2018-2027. Kementerian Lingkungan
tersebut dibantu dengan binokuler. Hidup dan Kehutanan. Direktorat Jenderal
Pengamatan dilakukan pada pagi hari sekitar Konservasi Sumber Daya Alam dan
pukul 06.00 – 10.00 WIT dan sore hari sekitar Ekosistem. Balai Besar Taman Nasional
pukul 16.00 – 18.00 WIT. Teluk Cenderawasih. 149 hlm
Kamil, J. (2019). Burung Junai mas (Caleoenas
Hasil monitoring ditemukan 15 individu Junai
nicobarica), Sumber Daya Alam Lokal
Emas di Pulau Kuwom dan Matas. Paling banyak
di Halmahera Tengah. Journal of Ethnic
teridentifikasi saat terbang dan hinggap di
Diversity and Local Wisdom Volume
pepohonan sehingga memudahkan pengamat
1, Issue 1, September 2019, Hal. 54-59.
dalam mengidentifikasi. Tim monitoring juga
Akademi Komunitas Negeri Halmahera
mengamati bahwa ketersediaan pakan alami
Tengah,Weda, Maluku Utara, Indonesia
burung di Pulau Kuwom dan Matas cukup
Ngamel, M.D. 1998. Studi Habitat dan Populasi
melimpah seperti buah-buahan dan serangga
Burung Mas (Caloenas nicobarica) di Pulau
kecil.
Nutabari Pada Kawasan Taman Nasional
Tim monitoring tidak menemukan gangguan Laut Teluk Cenderawasih. Fakultas
atau tekanan yang mengancam populasi Pertanian, Universitas Cenderawasih,
Junai Emas (Caloenas nicobarica). Hal ini Manokwari.
dikarenakan Kepulauan Auri termasuk Pulau Sembor, F. 1994. Ekologi Persarangan
Kuwom dan Matas merupakan wilayah yang di Burung Mas (Caloenas nicobarica) di
“sasi”. Pada tahun 2019, wilayah pesisir dan laut Pulau Kumbur pada Kawasan Taman
Kepulauan Auri seluas 319.942 ha telah ditutup Nasional Laut Teluk Cenderawasih. Tidak
selama 3 tahun (April 2019 s.d April 2022) dari dipublikasikan
pengambilan satwa dan biota laut sehingga Tim Penyusun. 2014. Laporan Kegiatan
gangguan gangguan atau tekanan yang Inventarisasi Populasi Burung Junai Emas
mengancam populasi Junai Emas (Caloenas (Caloenas nicobarica) di Pulau Kuwom dan
nicobarica) di Pulau Kuwom dan Matas semakin Matas. Balai Besar Taman Taman Nasional
menurun. Teluk Cenderawasih. Tidak dipublikasikan
Tim Penyusun, 2019. Laporan Kegiatan
DAFTAR PUSTKA Monitoring Populasi Junai Emas (Caloenas
Balai Besar Taman Nasional Teluk nicobarica) di Pulau Kuwom dan Matas
Cenderawasih. (2018). Rencana pada Bidang PTN Wilayah II Wasior. Balai
Pengelolaan Jangka Panjang Taman Besar Taman Taman Nasional Teluk
Cenderawasih. Tidak dipublikasikan
KABAR KAWASAN BULETIN TRITONIS • EDISI EDISI I JUNI 2022 • 41

Ketua Sasi Kepulauan Auri, Penias L.


Sasi bentuk kearifan Ayamiseba mengucapkan terimakasih
atas dukungan yang telah diberikan oleh
lokal masyarakat berbagai pihak untuk menyukseskan sasi
Kepulauan Auri.

Roon, Kabupaten Acara diawali dengan ibadah pembukaan


kemudian dilanjutkan acara adat dan
pelepasan biota laut seperti kima, penyu,
Teluk Wondama dalam lobster juga teripang secara simbolis.
Ibadah dipimpin oleh pendeta dari
Melestarikan Alam GKI Klasis Wondama Pulau Roon dan
pelepasan biota laut oleh Bupati Teluk
Oleh : Krisensia Yayuk Mangguali, S.Hut wondama beserta Kepala OPD lingkup
Penyuluh Kehutanan Pertama Kabupaten Teluk Wondama.

B
elum lama ini tepatnya pada tanggal 19 Mei
2022 berlangsung acara pembukaan Sasi di
Kepualaun Auri, Kabupaten Teluk Wondama
dengan luasan yang dibuka 319.924 ha. Sasi
resmi dibuka oleh “tua-tua adat” dan pendeta,
bersama Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten
Teluk Wondama, dihadiri oleh para Kepala OPD
dan staf lingkup Pemerintah Daerah Kabupaten
Teluk Wondama, Balai Besar Taman Nasional
Teluk Cenderawasih, Kepala Kampung se-Distrik
Roon, Ketua dan Pengelola Sasi, masyarakat dan „ Persiapan Buka Sasi di Kepulauan Auri
tim jelajah Teluk Cenderawasih.
Sasi di Kepulauan Auri yang merupakan
Bupati Kabupaten Teluk Wondama, Hendrik Syake bagian dari kawasan Taman Nasional
Mambor, mengatakan “Sasi bukanlah sesuatu Teluk Cenderawasih ini ditutup selama
yang baru bagi masyarakat Teluk Wondama tiga tahun (sejak tahun 2019). Selama
melainkan sudah dilakukan turun temurun sejak ditutup, di areal tersebut tidak boleh
dahulu kala untuk melindungi biota laut dari dilakukan aktivitas penangkapan dan
kepunahan”.
42 • BULETIN TRITONIS • EDISI I JUNI 2022

pengambilan satwa biota laut. Sasi secara


turun temurun telah dilakukan dengan tujuan
menjaga ekosistem laut khususnya biota-
biota yang hampir punah yang terus dilakukan
hingga kini ini sebagai upaya konservasi melalui
kearifan lokal masyarakat.
Pelaksanaan sasi oleh masyarakat adat adalah
bukti bahwa mereka dapat menjalankan
pemanfaatan sumber daya secara berkelanjutan
dan tentunya mendukung upaya konservasi di
Taman Nasional Teluk Cenderawasih.

„ Ibadah oleh Pedeta dan Majelis Gereja

„ Pembukaan Sasi Secara Adat


„ Pelepasan Penyu oleh Bupati dan Kepala OPD Kabupaten
Teluk Wondama
BIODIVERSITY BULETIN TRITONIS • EDISI EDISI I JUNI 2022 • 43

MENGENAL PENYU HIJAU DAN


PENYU SISIK KEMBAR TAPI TAK SAMA
Oleh Friska Gressia Sianturi, S.Hut
Penyuluh Kehutanan Ahli Pertama

H
alo sobat teluk, bagaimana kabarnya hari
ini? Semoga dalam keadaan baik ya, kali
ini kami akan mengajak sobat teluk untuk
mengenal salah satu satwa prioritas Taman
Nasional Teluk Cenderawasih yaitu Penyu atau
masyarakat setempat biasa menyebutnya
dengan Teteruga. Jenis penyu yang kali ini akan
kita kenali adalah jenis Penyu Hijau dan Penyu
sisik. Seperti apa itu Penyu hijau dan Penyu
sisik? Yuk dibaca terus yah.
Sobat teluk, ternyata ada tujuh jenis penyu di
dunia dan enam diantaranya bisa dijumpai di
Indonesia. Jenis penyu yang ada di Indonesia „ Memiliki kepala kecil dan paruh tumpul adalah
karakteristik penyu hijau (sumber: yayasanpenyu.org)
adalah penyu hijau (Chelonia mydas), penyu
sisik (Eretmochelys imbricata), penyu lekang
(Lepidochelys olivacea), penyu belimbing
(Dermochelys coriacea), penyu pipih (Natator
depressus) dan penyu tempayan (Caretta caretta).
Jenis penyu yang tidak dapat kita temui di
Indonesia adalah jenis penyu kempi, Kemps Ridley
(Lepidochelys Kempii) sebab penyu Kempi hanya
menjelajah perairan Atlantik dan perairan Mexico.
Setiap penyu memiliki karakter masing-masing,
yang dapat diidentifikasi secara langsung maupun
tidak langsung. Identifikasi secara langsung „ Tukik penyu hijau yang baru menetas berwarna hitam
dilakukan dengan memperhatikan bentuk luar (sumber: edubio.info)
(morfologi) dan karakteristik (tanda) khusus
pada penyu, sedangkan identifikasi secara tidak berwarna hijau yang terletak di bagian bawah
langsung dilakukan dengan memperhatikan dan cangkangnya. Jika dilihat dari atas, cangkangnya
pengambilan data jejak, ukuran sarang, kebiasaan berbentuk oval, mirip dengan bentuk telur. Namun
bertelur, serta pilihan habitat peneluran. warna anakan penyu hijau yang biasa disebut
dengan tukik terlihat sedikit berbeda dibandingkan
Penyu hijau (Chelonia mydas) dengan tampakan penyu dewasa. Seperti penyu
Penyu hijau merupakan penyu laut besar yang hijau ketika masih dalam fase tukik maka warnanya
termasuk dalam famili Cheloniidae. Ukuran masih kehitaman dengan pinggiran putih. Setelah
panjang penyu hijau adalah antara 80-150 cm usianya bertambah warna tukik berubah menjadi
dengan berat dapat mencapai 132 kg sobat teluk. coklat dengan radiating streak (bercak kekuningan
Menurut Yayasan Penyu Indonesia (2019) Penyu yang menyebar)
hijau dapat tumbuh hingga panjang karapas 120 Tidak seperti kebanyakan penyu yang lain,
cm, dengan berat hingga 300 kg. Jenis penyu ini penyu hijau dewasa adalah herbivora (pemakan
yang paling sering ditemukan dan hidup di laut tumbuhan) yang memakan alga, lamun dan
tropis. Ciri paling menonjol dari penyu hijau rumput laut. Penyu hijau remaja dan tukiknya
adalah memiliki kepala kecil dan paruh tumpul. adalah omnivora (pemakan segala) dan pernah
Nah sobat teluk, meskipun namanya penyu juga ditemukan memakan hewan tidak bertulang
hijau tetapi warna aslinya kuning kehijauan belakang seperti kepiting dan ubur-ubur,
atau cokelat hitam gelap sedangkan bagian tepi beberapa pemelihara atau penjaga tukik juga
karapasnya berwarna putih tipis, pada bagian memberikan potongan potongan daging ikan
perutnya biasanya berwarna kuning. Penyu ini dalam pemberian pakan pada tukik penyu hijau,
disebut sebagai penyu hijau karena adanya lemak hal ini dapat dilihat dalam berbagai video terkait
konservasi penyu di media sosial sobat teluk.
44 • BULETIN TRITONIS • EDISI I JUNI 2022

„ Penyu hijau merupakan satu-satunya penyu yang „ Bentuk rahang menyerupai paruh burung elang adalah
herbivora (sumber: Mongabay.co.id) karakteristik Penyu sisik (sumber: Wanaswara.com)

Penyu sisik (Eretmochelys imbricata)


Penyu sisik (Eretmochelys imbricata) termasuk
dalam famili Cheloniidae. Dianggap sebagai
penyu yang paling indah, karena karapasnya
memiliki corak yang indah dan berbeda dengan
jenis penyu lainnya, sobat teluk. Tengkorak
kepala bagian depan (anterior) sempit
dan bentuk rahang atas menyerupai paruh
burung elang adalah karakteristik penyu sisik,
sehingga dinamakan hawksbill turtle. Bentuk
mulut tersebut memungkinkan mereka untuk
mencapai celah-celah di terumbu karang serta „ Penyu sisik memiliki bentuk sisik yang saling tumpang
daerah sulit lainnya untuk mencari mangsa. tindih seperti sisik ikan dan pinggiran belakang karapas
yang bergerigi (sumber: yayasanpenyu.org)
Penyu sisik dewasa umumnya dapat memiliki
berat sekitar 45-90 kg dan panjangnya hanya Daftar Pustaka
0,5 hingga 1 meter yang membuatnya menjadi Aprilina, Anissa Dwi. 2020. “Mengenal Biota Laut:
salah satu spesies penyu kecil. Oh iya sobat Penyu Hijau (Chelonia Mydas), Si Perindu
teluk, salah satu karakteristik penyu sisik yang Kampung Halaman”. Diakses pada 4 Juni 2022.
juga sangat mudah terlihat adalah susunan Pukul 20.00 WIT
skat yang menghiasi karapasnya. Seperti Hadi, Yudi. 2020. “32 Tukik Penyu Sisik Dilepas
halnya penyu lainnya, Karapas pada penyu Liarkan di Pantai Bandara Balikpapan” https://
sisik memiliki lima skat tengah dan empat korankaltim.com/read/balikpapan/39696/32-
pasang skat lateral, dengan bagian belakang tukik-penyu-sisik-dilepas-liarkan-di-pantai-
skat yang saling tumpang tindih sedemikian bandara-balikpapan?amp=. Diakses pada 8 Juni
rupa sehingga pinggiran belakang karapasnya 2022. Pukul 19.00 WIT
terlihat bergerigi, mirip dengan tepi gergaji Indonesia, Yayasan Penyu. 2019. “Fakta Penyu Hijau”,
atau pisau bistik. Karena bentuk sisiknya yang https://yayasanpenyu.org/category/ tentang-
tumpang tindih/over lapping (imbricate) penyu. Diakses pada 3 Juni 2022. Pukul 22.10 WIT
seperti sisik ikan maka orang menamainya Sigit, R. 2012. Sains: Padang Lamun Ekosistem Penting
penyu sisik sobat teluk. untuk Ikan dan Ketersediaan Pangan. Mengapa?.
Warna kulit sisik pada karapas penyu dewasa Diakses pada 8 Juni 2022. Pukul 19.10 WIT
sangat mencolok, biasanya kuning sawo Suwelo, dkk. 1992. “Penyu Sisik di Indonesia”: Jurnal
dengan bercak-bercak coklat kemerahan, coklat Oseanografi LIPI, Volume XVII, Nomor 3 : 97-
kehitaman dan kuning tua, sedang warna kulit 109.
sisik pada bagian perut (plastron) kuning Tok, Panji. 2021. “Darimana Asal Nama Penyu Hijau?,
muda yang kadang-kadang dihiasi juga dengan Https://Www.Edubio.Info/2018/06/ Darimana-
bercak-bercak coklat kehitaman. Pada tukik, Asal-Nama-Penyu-Hijau.Html. Diakses Pada 8
karapasnya berwarna kecoklatan. Penyu sisik Juni 2022. Pukul 19.05 Wit
dewasa banyak dijumpai di terumbu karang. Wanaswara, 2021. “Penyu Sisik, Pemilik Tempurung
Spons terumbu karang adalah sumber makanan Cantik yang Banyak Diburu”, https://wanaswara.
com /penyu-sisik-pemilik-tempurung-cantik-
utama penyu sisik. Bagi kebanyakan hewan, yang-banyak-diburu/. Diakses pada 8 Juni 2022.
spons ini beracun karena spikula (duri mirip Pukul 18.55 WIT
kaca) yang dikandungnya, namun penyu sisik
kebal terhadap hal ini.
DESTINASI WISATA BULETIN TRITONIS • EDISI EDISI I JUNI 2022 • 45

Pesona
Pulau
Nuhraggi
Oleh Theresia O. Ranggaeanan, S. Hut
PEH Ahli Pertama BBTNTC

P
ulau Nuhraggi atau Nurage, satu dari yang tepat dalam berkendara di laut. Karena
sekian pulau yang ada dalam Kawasan faktor penentu ketika mengarungi lautan
Konservasi Taman Nasional Teluk adalah keadaan cuaca. Sebaiknya bulan April
Cenderawasih di Bidang PTN Wilayah I Nabire hingga September datang ke Pulau Nuhraggi,
yang dapat memanjakanmu dengan pesona karena bukan musim hujan biar pemadangan
alamnya. Berada tepat di depan Kampung Yaur, yang kalian lihat bagus, perjalanan juga tidak
ketika matahari terbit akan terpantul sinar berombak.
matahari yang menyinari sisi timur dari pulau
Kamu juga bisa mendaki pulau untuk
ini. Pesona paginya membuat inspirasi pagi bagi
menikmati panorama dari atas bukit. Siapkan
kalian yang suka jalan–jalan di alam terbuka.
fisik yang kuat untuk bisa mencapai puncak dari
Tak banyak yang tahu akan keindahan pulau pulau ini. Waktu yang dibutuhkan untuk sampai
ini. Untuk sampai ditempat ini, kita bisa kepuncak kurang lebih 30 menit. Menuju
menggunakan speed boat atau perahu selama puncak tidak akan dijumpai pohon yang akan
dua jam bermesin 80 pk dari Kota Nabire. Pulau meneduhkan selama perjalanan, jadi kamu
Nuhragi tidak seperti pulau–pulau lainnya harus berbekal air minum yang cukup.
di TNTC yang memiliki permukaan yang rata
Jalur yang licin dan menanjak akan menyambut
dengan pantai, Pulau Nuhragi adalah bukit
ketika berjalan menuju puncak pulau, tapi
yang berada ditengah-tengah hamparan laut.
jangan khawatir karena pemuda-pemuda
Akses yang lumayan jauh dan hanya mampu
kampung Yaur telah menancapkan balok
ditempuh lewat jalur laut.
sebagai pegangan saat akan naik ke puncak.
Di pulau ini kamu dapat melihat keindahan Setelah melewati tanjakan, maka jalur
karang dan ikan-ikan di bawah laut dengan selanjutnya akan jauh lebih landai dan kita
beningnya air laut, cukup dengan snorkelling. sudah bisa untuk melihat hamparan laut
Berkunjunglah saat cuaca cerah atau mengelilingi Pulau Nuhraggi. Sampai dipuncak,
setidaknya tidak turun hujan dan tak kalah ada beberapa pondok yang juga dibangun oleh
penting kita juga harus memperhatikan cuaca pemuda–pemuda kampung untuk beristirahat.
46 • BULETIN TRITONIS • EDISI I JUNI 2022

Jadi setelah melakukan perjalanan, kita dapat dapat dijumpai di lokasi ini yaitu Rhizopora,
beristirahat sambil menikmati pemandangan Bulgurea, Avecennia, dan tumbuhan asosiasi
yang disuguhkan dari atas bukit. lainnya seperti Nipah. Selain itu juga terdapat
tumbuhan epifit seperti Anggrek, Sarang Semut
Hampir seluruh Kawasan di Bidang PTN Wilayah
dan Kantong Semar.
I Nabire sebelum tahun 2022 belum dapat
mengakses internet, sehingga menjadi nilai Satwa yang dijumpai di Pulau Nuhraggi lebih
lebih dari tempat ini yaitu dapat mengakses beragam, kamu bias mendapati kepiting di
signal internet walaupun tidak sekuat signal di lokasi mangrove, ada juga beberapa jenis
kota Nabire. Jadi bagi pengguna media sosial burung yang bermain pada dahan pohon
bisa membagikan moment – moment yang mangrove itu seperti burung Bangau, burung
diabadikan ditempat ini secara langsung. Nuri, Elang Laut (Spizaetus cirrhatus), dan
Burung Kep Kep. Suara burung kakatua putih
(Cacatua galerita) juga terdengar sesaat. Masih
banyak lagi burung yang ditemukan sarangnya
pada dahan mangrove, namun saya belum
mengetahui jenisnya. Jika kalian penikmat
birding, disini kamu bisa mengamati burung
di alam bebas melalui mata telanjang, atau
menggunakan alat bantu seperti teleskop
atau teropong binokular, atau sekadar
mendengarkan suara ciutan burung sembari
mengidentifikasi jenis burung tersebut.
Jadi jangan ragu untuk berkunjung ke Taman
Nasional Teluk Cenderawasih, ayo jelajahi
wisata alamnya. Tapi jangan lupa ya mengurus
SIMAKSI, karena kawasan yang akan kamu
Berdasarkan survey yang dilakukan pada
jelajahi masuk kedalam Kawasan wilayah yang
Pemulihan Ekosistem Mekanisme Alam (PEMA)
dilindungi.
oleh Bidang PTN Wilayah I Nabire, ditemukan
bahwa jenis-jenis mangrove yang tumbuh
mengelilingi Pulau ini merupakan Mangrove Source :
yang tumbuh secara alami dan kondisinya - Laporan PEMA Bersama Masyarakat Pada
masih sangat baik, jenis-jenis mangrove yang Bidang PTN Wilayah I Nabire, Juni 2021
SERBA-SERBI BULETIN TRITONIS • EDISI EDISI I JUNI 2022 • 47

Buah Pinang,
Sebagai bahan kontak dan sarana komunikasi
Yoel Suranta Bangun, S.Pi/Penyuluh Pertama BBTNTC

„ Pinang di atas meja


jualan_foto Rogistira

M
asyarakat Papua khusunya yang ada di dikunyah hingga hancur. Buah pinang umumnya
dalam kawasan Taman Nasional Teluk akan menghasilkan cairan kental saat dikunyah,
Cenderawasih memiliki budaya yang begitu bila kurang baik akan menghasilkan cairan yang
kaya. Berbicara tentang budaya, tentu tidak lepas lebih cair. Setelah itu, batang sirih dicelupkan
dari tradisi yang diwariskan dari satu generasi ke pada bubuk kapur dan dikunyah bersama
generasi berikutnya. Salah satu tradisi yang masih dengan pinang. Hasil dari perpaduan itu berupa
melekat di masyarakat Papua hingga saat ini cairan kental berwarna merah yang diludahkan
adalah tradisi mengunyah buah Pinang. ke tanah oleh para pengunyah pinang. Hasil sisa
kunyahan pinang ini dapat menyuburkan tanah
Pada setiap acara atau pertemuan atau upacara atau tanaman karena masih tergolong sampah
adat orang Papua, buah pinang ini selalu ada, organik (https://indonesiakaya.com/).
dihadirkan dan sudah menjadi adat yang berfungsi
sebagai sarana hubungan sosial atau sarana
bersosialisasi. Buah pinang menjadi pembuka
dalam berinteraksi dengan orang lain atau dalam
kelompok satu dengan kelompok lainnya.
Buah Pinang biasanya dimakan dengan
menggunakan kapur yang terbuat dari cangkang
kerang mati, untuk mengurangi rasa asam dan
pahit dari getah pinang. Sensasi mengunyah
buah Pinang semakin nikmat karena adanya
perpaduan tersebut. Batang sirih dipakai untuk
menjadi penetral getah pinang saat dikunyah.
Bagi pemula (perantau), mereka mengikuti
adat tradisi mengunyah pinang bersama
orang Papua sebagai penghargaan kepada „ Pertermuan dengan masyarakat diawali dengan
warga setempat untuk menunjukkan adanya mengunyah Pinang_Foto Yoel Suranta Bangun
keinginan untuk menjadi bagian dari saudara
mereka (orang Papua). Pinang merupakan sejenis palem dari hasil
hutan non kayu berasal dari keluarga Arecacea.
Beberapa ritual saat memakan pinang yang Mulai dari daun, buah dan batangnya tanaman
biasa dilakukan yaitu buah pinang dikupas pinang ini dapat dimanfaatkan. Tersebar mulai
dengan menggunakan gigi, kemudian isi buanya dari Afrika bagian timur, Asia hingga Kepulauan
48 • BULETIN TRITONIS • EDISI I JUNI 2022

Pasifik. Adapun klasifikasi taksonomi pinang


adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Devisi : Spermatophyta
Devisi : Magnoliophyta
Kelas : Monocotyledoneae
Sub Kelas : Arecidae
Ordo : Arecales
Famili : Arecaceae
Genus : Areca
Spesies : Areca catechu L
„ Pertermuan dengan masyarakat diawali dengan
Ciri–ciri morfologi yang unik, yakni: mengunyah Pinang_Foto Yoel Suranta Bangun

a. Akar
Tanaman pinang yang baru tumbuh
tunasnya berakar tunggal. Namun dalam
perkembangan nya akan tumbuh akar–
akar yang lain sehingga membentuk
akar serabut. Banyaknya akar serabut
tergantung pada kesuburan tanah, iklim
dan kesuburan tanaman
b. Batang
Batang lurus langsing, dapat mencapai
ketinggian 18 m, bahkan ada yang
mencapai 25 m dengan lingkar batang 44 „ Pinang, Kapur dan Sirih_Foto Rogistira
– 80 cm, Pelepah daun berbentuk tabung lapangan yang akan melakukan penyuluhan
dengan panjang 80 cm, tangkai daun ataupun sosialisasi kepada masyarakat di
pendek, helaian daun panjangnya sampai kawasan Taman Nasional Teluk Cenderawasih.
80 cm, anak daun 85 x 5 cm, dengan ujung Penyuluh merupakan proses mengubah
sobek dan bergerigi. perilaku sasaran suluh agar mereka tahu, mau
c. Buah dan Biji dan mampu melakukan perubahan sikap dan
Buahnya berwarna hijau ketika muda dan perilaku sehingga tujuan penyuluhan dapat
berubah menjadi jingga atau kekuningan tercapai. Demi tercapainya perubahan sikap
setelah masak. Buahnya berbiji satu dan perilaku sasaran suluh maka dalam proses
dan mempunyai kulit buah yang banyak penyuluhan tersebut dilakukan pembujukan.
sekali mengandung serat. Buah pinang Dalam pembujukan tersebut diperlukan kondisi
merupakan tipe buah batu karena keras. komunikasi yang mendukung.
Buah berbentuk bulat telur terbalik Oleh karena itu dimanfaatkan aktivitas makan
memanjang, merah oranye, panjang 3,5 pinang bersama sirih, kapur dan rokok sebagai
– 7 cm dengan diameter buah antara 4 – sarana bujukan (bahan kontak komunikasi)
5 cm serta biji 1,9 cm dinding buah yang agar sasaran suluh sadar dan tanpa paksaan
berserabut. mau mengikuti ajakan dari penyuluh. Kegiatan
makan pinang bersama dalam setiap agenda
pertemuan dengan masyarakat di dalam
kawasan Taman Nasional Teluk Cenderawasih
menjadi sebuah keharusan, selain untuk
bahan kontak juga sebagai tanda persaudaraan
antara masyarakat dengan seluruh staf Taman
Nasional yang berada di kawasan.
Namun apakah sobat teluk perlu tahu bahwa
dalam setiap kebudayaan masyarakat, sebuah
tradisi atau kebiasaan tidaklah berdiri sendiri,
„ Buah Pinang dan buah Pinang yang telah dikupas_Foto akan tetapi itu menjadi satu rangkaian dengan
Rogistira sistem pengetahuan dan pola-pola tindakan
dari sekelompok masyarakat pendukungnya.
Peranan pinang dalam bidang komunikasi
sangat penting khususnya bagi rekan – rekan Sumber: https://indonesiakaya.com/pustaka-
indonesia/tradisi-mengunyah-pinang/
BULETIN TRITONIS • EDISI EDISI I JUNI 2022 • 49
50 • BULETIN TRITONIS • EDISI I JUNI 2022

Anda mungkin juga menyukai