Balawista merupakan singkatan dari Badan Penyelamat Wisata Tirta. Badan
ini didirikan oleh Gde Berata dan 2 orang warga negara asing yaitu Mr. Kevin Weldon dan Mr. Alan B Whelpton pada tahun 1972 di pantai Kuta. Beliau mendirikan balawista dengan tujuan untuk mendukung kegiatan pariwisata Bali dalam menangani kecelakaan wisatawan di pantai. Balawista berfungsi sebagai aparat penyelamat pantai. Badan ini memberikan pelayanan kepada siapapun yang berwisata di pantai tanpa melihat status sosialnya. Kehadiran balawista ini sangat dibutuhkan utuk memberikan pertolongan pada wisatawan yang tenggelam atau terseret arus. Di Kabupaten Badung saat ini memiliki sekitar 170 anggota balawista yang tersebar di 16 pos. Di Kuta sendiri di bagi menjadi 4 pos yaitu di Pantau Kuta, Pantai Depan Kamasutra, Pantai Half Way, Pantai Legian. Dimana setiap post terdiri dari 7 anggota balawista yang di bagi menjadi 2 shift yaitu shift pagi dan shift sore. Pada shift pagi terdapat 2 orang yang berjaga dan pada sore harinya terdapat 5 orang yang berjaga (Kusuma & Suryawan, 2016).
Sebelum terjun ke lapangan balawista atau yang sering di sebut dengan
lifeguard ini harus mempersiapkan diri terkait penerapan kesehatan dan keselamatan kerja diri mereka. Adapun standar alat yang digunakan balawsita bertugas di pantai yaitu : topi, kacamata hitam, baju lengan panjang, peluit, tas pinggang, terompong, sarung tangan, pulpen dan buku kecil dan masker. Semua alat tersebut memiliki fungsinya masing-masing sehingga penting bagi balawista untuk menggunakan alat tersebut saat bertugas. Dalam menjalankan tugasnya balawista memiliki beberapa faktor yang mempengaruhi beban kerjanya diantaranya yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor initernal yang mempengaruhi beban kerja balawista yaitu cara kerja dan etos kerja. Ada beberapa balawista tidak fokus dan serius dalam menjalankan tugasnya seperti ikut minum-minuman keras bersama wisatawan sehingga hal tersebut bisa mmbahayakan diri sendiri atau wisata yang akan di tolong. Sedangkan untuk faktor eksternal yaitu faktor alam seperti cuaca buruk, suhu yang panas dapat membuat fisik balawista mudah lelah, ombak tinggi dan arus yang keras. (Kusuma & Suryawan, 2016). BAB III RENCANA KUNJUNGAN
3.1. Lingkungan Praktik
Balawista yang ada di Kuta terbagi menjadi 4 pos yaitu di Pantau Kuta, Pantai Depan Kamasutra, Pantai Half Way, Pantai Legian. Balawista di Pantai Kuta memiliki 7 pos pengawas di sepanjang 3,5 km Pantai Kuta. Ke-7 pos balawista berada disetiap 500 m dan dihubungkan dengan komunikasi radio. Masing-masing pos terdiri dari 4-8 lifeguard yang bertugas dalam 2 shift. Shift pertama bertugas dari pukul 06.00-14.00, shift kedua bertugas mulai pukul 14.00-22.00. Peralatan pertolongan pertama dan beberapa perlengkapan pendukung lain yang ada di setiap pos pengawas di sepanjang Pantai Kuta antara lain kotak pertolongan pertama, rescue surf board, walkie talkie, pesawat radio komunikasi, teropong, peluit, torpedo buoy, dan body board dan juga tersedia mobil operasional, satu unit ambulans, satu unit jet ski, dan satu unit ATV, yang semuanya disiagakan di Markas Besar. Peralatan yang ada memang lengkap, akan tetapi tidak semua pos memiliki satu unit jet ski dan ATV. 3.2. Lokasi Pantai Kuta 3.3. Tempat dan Waktu Kunjungan Balawista Pantai Kuta Pukul 08.30 – 13.00 WITA 3.4. Draft pertanyaan kunjungan 1) Apa yang dimaksud dengan Balawista? “Balawista merupakan singkatan dari Badan Penyelamat Wisata Tirta. Badan ini didirikan oleh Gede Berata dan 2 orang warga negara asing yaitu Mr. Kevin Weldon dan Mr. Alan B Whelpton pada tahun 1972 di pantai Kuta. Balawista atau Badan Penyelamat Wisata Tirta merupakan suatu kelompok yang dibentuk oleh Dinas Pariwisata Daerah dalam hal ini Daerah Badung yang bertujuan untuk mengatasi atau memberikan pelayanan berupa pertolongan kepada wisatawan atau seseorang yang mengalami musibah ketika beraktifitas di pantai.” 2) Apa yang melatarbelakangi terbentuknya Balawista? “Bali adalah sebuah kepulauan di Indonesia yang dikelilingi oleh lautan. Bali juga dikenal memiliki pantai yang indah. Para wisatawan, baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik, menjadikan pantai sebagai tempat untuk bermain, berwisata, bersenda-gurau, berdagang, menawarkan jasa pijat, olahraga di laut seperti surfing, diving, dan snorkling, atau sekedar bersantai menikmati keindahan pemandangan yang ada. Namun disamping itu kegiatan wisata tirta atau wisata bahari yang dilaksanakan pada kawasan perairan maupun pesisir pantai Bali kerap kali menimbulkan kecelakaan yang menimpa wisatawan. Pada tahun 2001 tercatat 142 kejadian di sepanjang Pantai Seseh hingga Nusa Dua, tahun 2002 musibah laut mencapai 235 kali, pada tahun 2003 terjadi 251 kecelakaan di pantai yang menimpa wisatawan maupun masyarakat lokal, tahun 2004 terjadi 323 kali, tahun 2005 mencapai 365 kejadian, tahun 2006 sebanyak 274, tahun 2007 terjadi 294 kejadian, tahun 2008 ada sebanyak 314 hingga yang terkini tahun 2018 sebanyak 272 kecelakaan di pantai yang menimpa wisatawan. Oleh karena itu di Bali ada sebuah badan yang dibentuk untuk menangani hal semacam ini. Badan tersebut dinamakan Balawista atau Badan Penyelamat Wisata Tirta. Badan ini membentuk kerjasama dengan badan yang sama di Australia yang disebut Surf Life Saving Guard. Kerja sama ini telah dijalin sejak tahun 1972, berupa pelatihan maupun kompetisi kejuaraan tingkat internasional, seperti misalnya pada tahun 1981 Bali dipercaya untuk menjadi tuan rumah penyelenggara kejuaraan tingkat penyelamat pantai.” 3) Dimana saja kita dapat menemukan Balawista? “Balawista umumnya dapat ditemukan di daerah pantai. Di Bali sendiri Balawista dapat ditemukan di kabupaten Badung, Denpasar, Gianyar, Karangasem, Klungkung Jembrana dan Buleleng.” 4) Bagaimana cara seseorang untuk bisa menjadi seorang Balawista? Apakah ada syaratnya dan seperti apa mekanisme perekrutannya? “Untuk menjadi seorang Balawista siapapun bisa termasuk masyarakat awam namun harus mengikuti serangkaian diklat yang dilaksanakan oleh pengurus Balawista setempat. Syarat-syarat untuk menjadi seorang Balawista adalah harus sehat jasmani dan rohani, memiliki kemampuan berenang yang baik dalam hal ini mempu berenang sejauh 400 meter dengan waktu kurang dari 9 menit. Dalam diklat tersebut peserta akan memperoleh 3 sertifikat dimana untuk menjadi seorang Balawista minimal harus lulus dengan memperoleh bronze sertifikat.” 5) Ketika seseorang ingin menjadi Balawista, pelatihan seperti apa yang diberikan? “Calon peserta yang akan mengikuti diklat tersebut juga akan diberikan pelatihan seperti pertolongan pertama, bantuan hidup dasar dan resusitasi jantung paru. Selain itu, calon peserta juga akan ditempa agar mampu berenang dengan cepat dengan cara dilatih berenang 200 meter kemudian dilanjutkan dengan berlari 200 meter dan berenang lagi 200 meter. Diklat tersebut umumnya dilaksanakan selama 10 hari dan dilaksanakan rutin setiap tahunnya guna meningkatkan kompetensi yang dimiliki oleh anggota Balawista.” 6) Dari jam berapa seorang Balawista biasanya bekerja? “Untuk jam kerja seorang Balawista umumnya dibagi menjadi 2 shift kerja. Shift 1 umumnya dimulai dari jam 7 pagi hingga jam 2 siang yang terdiri dari 2 orang anggota Balawista sedangkan untuk shift 2 dimulai dari jam 2 siang hingga jam 7 malam yang terdiri dari 5-6 orang anggota Balawista.” 7) Apakah seorang Balawista memiliki semacam asuransi jiwa? “Anggota balawista ada 38 orang berstatus PNS dan ke-38 orang itu dicover TASPEN. TASPEN itu seperti BPJS Ketenagakerjaan. Kemudian, baru-baru ini BPJS Ketenagakerjaan bekerja sama dengan BPD Badung mengeluarkan program untuk tenaga-tenaga yang bekerja di pantai, jadi 138 tenaga kontrak dicover oleh BPJS Ketenagakerjaan. Tidak semua ikut, karena kita tidak bisa memaksakan untuk teman-teman yang ada dilapangan, tapi untuk BPJS Kesehatan semua punya.” 8) Apakah seorang Balawista memiliki latar belakang tenaga kesehatan atau bagaimana? Jika ada, apa saja perannya? “Balawista itu latar belakangnya bukan tenaga kesehatan. Latar belakangnya kita itu adalah karena rasa peduli kita kepada sesama. Itu karena berhubungan dengan asal muasal dibentuknya Balawista, ketika pada tahun 1960-an orang-orang yang mandi di pantai dan tenggelam, tidak ada yang menolong sama sekali. Kemudian, ada beberapa orang pemuda dari Br. Wangaya Kaja melihat hal seperti itu, tapi mereka tidak bisa melakukan apa-apa. Kemudian ada lifeguard dari Australia yang melakukan pertolongan, dilihat oleh pemuda-pemuda ini akhirnya mereka antusias ingin melakukan hal yang sama karena peduli dengan sesama dan mereka dilatih. Kita diajarkan beberapa teknik P3K setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan balawista jadi tidak secara mendalam. Pertolongan sederhana seperti mengobati luka dengan betadine, balutan perban untuk yang mengalami dislokasi, dan juga RJP.” 9) Apakah Balawista melakukan kerja sama atau berkoordinasi dengan suatu instansi tertentu? “Balawista berada di bawah Dinas Pariwisata, bekerja sama dengan Polairud, kemudian bekerja sama juga dengan tenaga pengelola pantai, dan juga berkoodinasi dengan BASARNAS, mereka ada menempatkan beberapa personil di pos penjagaan kita. Kemudian pedagang-pedagang dan penyewa surfing juga kita ajak kerja sama, karena jarak dari satu pos ke pos penjagaan yang lainnya kurang lebih 500 meter. Jadi, orang yang tenggelam biasanya ditengah-tengah dan orang tenggelam tidak selamanya akan berteriak, ada dia diem, tidak berenang dia diam, jadi kita mengandalkan pedagang-pedagang dan penyewa surfing untuk memberikan laporan kepada kita. Kadang kita bekerja sama juga dengan BPBD dan Dinas Sosial, juga Poltekkes Denpasar, dan juga dengan lifeguard dari Australia.” 10) Apa yang seorang Balawista lakukan ketika ada seseorang yang tenggelam? “Kalau misalkan ada kejadian seperti itu, kita akan berusaha menyebur kesana (pantai) dengan menggunakan alat. Kita ada rescue boat, ada jet ski. Kalau ombaknya besar, kita gunakan jet ski, kalau ombaknya sedang- sedang saja kita gunakan rescue boat.” 11) Peristiwa atau kejadian apa yang pernah atau sering terjadi saat Balawista bekerja? “Pernah salah satu teman saya menolong orang, ia mengalami cedera. Luka juga sering terjadi karena faktor minimnya perawatan peralatan seperti rescue boat. Jika ada peralatan yang lubang karena terkena batu karang dan jika kita lama didalam air, kulit kita akan menjadi rapuh, tergores sedikit bisa luka. Kemudian patah juga pernah terjadi ke teman saya. Kalau saya dulu kena papan seluncur, hampir kena mata. Dan kaki saya pernah kena rescue boat, tidak patah tapi sakitnya berbulan-bulan.” 12) Apakah ada struktur kepengurusan dalam Balawista? Jika ada, seperti apa? “Untuk Balawista Kabupaten Badung berada di bawah Dinas Pariwisata, di koordinir oleh koordinator bernama Pak I Ketut Ipel, dibawah ada sekretaris, disampingnya dibantu admin, dibawah admin ada pengawas dari masing-masing wilayah. Dikatakan masing-masing wilayah karena Balawista Kabupaten Badung mencakup seluruh pantai yang ada di Kabupaten Badung yang terbentang dari Pantai Umbul sampai di Tanjung Benoa. Jadi, kita memiliki 4 pengawas dan mengawasi beberapa wilayah seperti Kuta Utara, Kuta Tengah, Kuta Selatan dan Nusa Dua. Masing-masing pengawas membawahi beberapa pos yang terdiri dari kepala regu/pos dan anggotanya. Kurang lebih terdapat 26 kepala pos, dan kepala pos membawahi beberapa orang anggota. Ideal jumlah anggota pos adalah 7 orang ditambah kepala pos menjadi 8 orang.” 13) Apakah seorang Balawista dapat menggunakan sistem rujukan? Bagaimana sarana dan prasarana pendukung dalam menolong korban? Apakah korban ditangani ditempat atau bagaimana? 14) Untuk korban yang tidak memiliki penanggung jawab maupun asuransi kesehatan, bagaimana penanganannya? 15) Ketika menolong seseorang apakah Anda pernah mengalami cedera? 16) Bagaimana cara mengetahui orang yang perlu bantuan atau tidak ketika dipantai? 17) Bagaimanakah suka-dukanya menjadi seorang Balawista? Apakah sering mengalami hambatan ketika bekerja? 18) DAFTAR PUSTAKA
Kusuma & Suryawan. 2016. Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Balawista di Pantai Kuta. Jurnal Destinasi Wisata Vol. 4 No. 1 2016 . ISSN: 2338 – 8811.
Goesmayanti,Fitrie. (2011). PELAYANAN LIFEGUARD BALAWISTA DI PANTAI
KUTA, BALI. Available at : https://id.scribd.com/upload-document?