Anda di halaman 1dari 5

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

FISIOTERAPI DADA

Disusun oleh :

Adina Kurnia Putri (2008113)


Endah Widiastuti (2008135)
Fani Arga Prastya (2008140)
Ayu Apriliana (2008122)
Fika Nadia sari (2008142)
Iga Kusuma Wardani (2008145)
Intan Rahmadhani (2008148)
Adi Irawan (2008112)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA SEMARANG
2021
FISIOTERAPI DADA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/4
PROSEDUR Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh
OPERASIONAL Ketua STIKES Karya Husada Semarang
STANDAR
Dr. Ns. Fery Agusman, M.Kep, Sp.Kom

PENGERTIAN Suatu rangkaian tindakan keperawatan yang terdiri atas perkusi,


vibrasi dan drainase postural

TUJUAN 1. Membantu mengeluarkan sputum

KEBIJAKAN Pasien yang memerlukan Fisioterapi dada

PETUGAS Perawat

Drainase postural
1. Bantal 2-3 buah
2. Papan mengatur posisi
3. Kertas tissue
4. Segelas air minum
PERALATAN
5. Wadah sputum

Perkusi

1. Handuk jika perlu


2. Peniti jika perlu

A. Tahap Orientasi
PROSEDUR 1. Mengucapkan salam
PELAKSANAAN 2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan tindakan
4. Menjelaskan prosedur tindakan
5. Menyampaikan kontrak waktu
6. Memvalidasi kesiapan pasien
B. Fase Kerja
Drainase postural
1. Cuci tangan
2. Pilih area yang akan dilakukan drainase berdasarkan
pengkajian seluruh bidang paru , data klinis dan hasil
rotgen dada
3. Bantu klien mendapatkan posisi yang tepat untuk
drainase area yang mengalami penumpukan sekresi ,
memilih posisi sesuai dan ajarkan klien cara
memposisikan tubuh lengan dan kaki secara tepat .
letakkan bantal untuk menyangga dan member
kenyamanan
4. Minta klien mempertahankan posisi tersebut selama 10-
45 menit
5. Selama klien dalam posisi drainase postural , lakukan
perkusi dan vibrasi dada diatas area yang mengalami
penumpukkan sekresi
6. Setelah selesai minta klien untuk duduk dan batuk lalu
tampung sputum pada wadah yang sudah disiapkan
7. Minta klien untuk istirahat sebentar jika perlu
8. Minta klien untuk minum
9. Ulangi langkah ke 3-8 hingga semua area yang
mengalami penumpukkan sekresi telah dilakukkan
drainase , setiap drainase postural tidak boleh dilakukan
lebih dari 30-60 menit
10. Ulangi pengkajian dada seluruh bidang paru
11. Rapikan peralatan dan Cuci tangan
12. Dokumenasikan tindakan pada catatan keperawatan
Perkusi
1. Tutupi area yang akan diperkusi dengan handuk atau
pakaian klien untuk mengurangi ketidaknyamanan
2. Anjurkan klien untuk menarik nafas dalam untuk
mendorong relaksasi
3. Rapat dan tekuk jari anda hingga membentuk mangkuk
4. Secara bergantian lakukan fleksi dan ekstensi
pergelangan tangan dengan cepat untuk menepuk dada
5. Perkusi setip segmen paru selama 1-2 menit
6. Hindari melakukan perkusi pada area yang memiliki
struktur yang mudah cidera, seperti payudara, sternum,
kolumna spinalis dan ginjal
Vibrasi
1. Letakkan telapak tangan anda menghadap kebawah
diarea dada yang akan dilakukan vibrasi , satu tangan
diatas tangan yang lain dengan jari yang rapat dan
ekstensi
2. Anjurkan klien untuk menarik nafas dalam dan
menghembuskannya dengan lambat melalui hidung
3. Selama ekspirasi, tegangkan seluruh otot tangan dan
lengan anda kemudian dengan menggunakan hampir
seluruh tumit tangan , getarkan tangan , gerakkan kearah
bawah . hentikan getaran ketika klien inspirasi
4. Lakukkan vibrasi selama lima kali ekspirasi pada
segemen paru yang mengalami penyumbatan
5. Setelah setiap kali vibrasi, anjurkan klien untuk batuk
dan mengeluarkan sputum pada wadah yang sudah
disiapkan
6. Rapikan peralatan dan cuci tangan
7. Dokumentasikan
C. Fase Terminasi
1. Melakukan evaluasi
2. Menyampaikan rencana tindak lanjut
3. Mencuc itangan
4. Berpamitan
D. Penampilan Selama Tindakan
1. Melakukan komunikasi terapeutik
2. Melakukan tindakan dengan aman
3. Tindakan dilakukan secara sistematis
4. Ketenangan dalam melakukan tindakan
1. Setelah dilakukan fisioterapi dada
Setelah dilakukan fisioterapi dada membantu pasien untuk
mengeluarkan sputum yang telah menumpuk dan susah
dikeluarkan, sehingga sputum dapat keluar dan diambil
sampelnya untuk pemeriksaan lanjut
2. Patient safety
Semua tindakan selalu memperhatikan keselamatan pasien
dengan cara melakukan identifikasi pada pasien seperti
INTERPRETASI identitas dan tanggal lahir
PROSEDUR 3. Komunikasi
Komunikasi dilakukan dari fase orientasi yaitu
memperkenalkan diri, menanyakan nama pasien,
menjelaskan tujuan tindakan, menjelaskan langkah dan
prosedur serta menanyakan kesiapan pasien serta
melakukan evaluasi di fase terminasi
4. Dokumentasi
Semua tindakan didokumentasikan dalam rekam medik
pasien
Kusyati, Eni dkk (2011). Keterampilan dan Prosedur
Laboratorium Keperawatan Dasar, EGC, Jakarta
DOKUMEN
TERKAIT

Anda mungkin juga menyukai