Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL PENELITIAN

UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KETERLIBATAN SISWA

DALAM PROSES PEMBELAJARAN B. INGGRIS DI KELAS XA,

SMAN 104 JAKARTA TIMUR

DISUSUN OLEH:

Maria ulfah

(2005 4 1519002)

PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS TEKNIK MATEMETIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FTMIPA)

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

JAKARTA

2007

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Tujuan dari suatu proses pembelajaran adalah untuk meningkatkan dan mencapai
suatu peningkatan prestasi. Dalam suatu proses belajar mengajar, aspek yang sangat
penting untuk mencapai tujuan tersebut adalah peran aktif atau partisipasi antara guru
dan siswa. Partisipasi antara keduanya sangat berpengaruh terhadap pencapaian
tujuan pembelajaran yang diinginkan. Hal ini dapat diartikan bahwa dalam suatu proses
belajar mengajar harus ada keterlibatan antara guru dan siswa. Proses belajar itu
sendiri merupakan hal yang sangat penting, dimana proses tersebut terjadi di dalam
pemikiran siswa. Keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar merupakan suatu
implementasi dari keaktifan siswa dalam proses tersebut tentu saja disamping
menerima materi pelajaran dari guru. Siswa dapat berperan aktif dengan cara
melakukan aktifitas yang dapat mendukung proses belajar diantaranya dengan cara
berdiskusi,membaca dan memahami materi pelajaran, melaksanakan tugas-tugas yang
diperintahkan guru atau mencari sumber-sumber materi lain yang sekiranya dapat
membantu mereka dalam memahami pelajaran dan lain-lain. Hal tersebut dapat
membuat siswa dilibatkan dalm proses belajar mengajar baik secara fisik maupaun
mental.

Suatu keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar merupakan suatu hal yang
sangat menentukan dalam pencapaian prestasi belajar siswa tersebut. Hal ini dapat
disimpulakan bahwa semakin siswa terlibat dalam proses belajar mengajar, dalma
maka semakin besar pula pencapaian prestasi belajar akan didapat oleh siswa. Hal
yang perlu diperhatikan untuk mencapai hal tersebut adalah tentu saja usaha yang
dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa yang dalam hal ini adalah proses
pembelajaran sebagai dasar suatu aktivitas. Suatu kemjuan tidak akan dipeleh tanpa
suatu usaha yang bermakna. Usaha benar-benar diperlukan dalam hal peningkatan
prestasi belajar siswa. Dengan demikian maka penelitian ini merupakan “action
research” yang bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses belajar
mengajar di kelas X SMA 104 Jakarta.

2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, pencapaian prestasi belajar siswa


sangat ditentukan berdasarkan keterlibatan siswa tersebut dalam proses belajar
mengajar. Fokus penelitian ini adalah dalam meningkatkan keterlibatan siswa dengan
tujuan dapat meningkatkan prestasi belajar mereka. Dalam hal ini terdapat beberapa
komponen yang menentukan terciptanya keterlibatan siswa di dalam proses belajar dan
mengajar. Komponen-komponen tersebut adalah guru, siswa, materi pembelajaran,
metode pembelajaran, waktu, tempat, dan fasilitas pembelajaran(media pembelajaran).
1. Guru

Dalam suatu proses belajar mengajar, seorang guru adalah suatu komponen
yang menentukan proses belajar siswa. Guru merupakan pengatur kelas yang
mempengaruhi keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar. Seorang guru sangat
berpengaruh besar proses belajar dan perilaku siswa. Guru sebagai seorang guru dan
pendidik memiliki dua aspek yang berasal dari dalam diri guru itu sendiri yang disebut
kompetensi.

a. Kompetensi

(1) Kompetensi kognitif

Kompetensi kognitif guru adalah kemampuan guru dalam mengatur dam


mengembangakn kemampuan berfikirnya mereka. Kompetensi ini berhubungan dengan
kemampuan mereka dalam mengeuasai materi pelajaran, kemampuan untuk
mengidentifikasi materi yang akan disampaiakan ke siswa, memilih dan
mengaplikasikan metode pembelajaran yang sesuai dan kemampuan untuk
menciptakan suatu pembelajaran secara kreatif..

(2) Kompetensi afektif

Kompetensi afektif guru dapat didefinisikan sebagai kemampuan mereka dalam


melibatkan aspek kejiwaan dalm proses belajar mengajar. Aspek kejiwaan dalam hal ini
merupakan factor psikologis seorang guru. Aspek ini meliputi kasih sayang, kesabaran,
apresiasi, pengertian yang mereka berikan kepada siswa. Dalam memudahkan
keterlibatan siswa di dalam proses belajar dan mengajar, aspek psikologis memberikan
dampak yang berarti. Sisiwa tidak hanya dijadikan sebagai subjek pembelajaran
dengan kemampuan fisik/raga mereka tetapi juga dengan memberikan kesempatan
kepada mereka unutk menunjukannya dengan perasaan. Seorang guru yang mengajar
dengan penuh perhatian, memahami, dan memberikan apresiasi kepada siswa akan
membuat siswa merasa lebih dihargai dan dilibatkan. Hal ini akan memotivasi mereka
untuk belajar. Berbeda dedengan guru yang cenderung otoriter, terlalua peneyepelana
sisiwa dan tidak memperhatikan sisiwa akan membeuat sisiwa tidak nyaman untuk
mengeikuti proses pembelajaran. Oleh karena itu untuk menigkatkan keterlibatan sisiwa
dalam berpatisipasi dalm proses pembelajran, kompetensi afetktif peting sekali untuk
diterapakan oleh guru.

(3) Kompetensi psikomotorik

Kemampaun psikomorok didefinisikan sebgai kemampuan mereka dalam


pergersksn sebagai hasil kerja pikirannya..Kompetensi sangat dibutuhkan dalam
memudahkan keterlibatan sisiwa di dalam proses belajr mengajar. Pergerakan guru
dalam melaksanakan prses pembeljaran secara tangkas dapt mendukung proses
epmbelajran di kelas.

b. Kepribadian

Di dalm kegiatan pembelajaran, kepribadian seorang guru snagnt mempengaruhi


kinerja penyampaian materi yang disampaikanya. Hal iibi snagat besar pengaruhnya
terhaddap tujuana belajar sisiwa karena kepribadian seorang guru sangat erat kaitnnya
hubunga antara guru dengan siswa yang besar pengaruhnya terhadap motivasi,
kebiasaan, perilakau keseharian siswa dalam pembeljaran. Siswa cenderung mengikuti
perilaku guru mereka sehingga hal ini dapat membuat siswa lebih menghargai dan
menganggap mereka mereka layak untuk dijadikan panutan dan contoh.

Kepribadian meliputi motivasi guru, karakter, dan perilaku guru itu sendiri. Guru
memiliki peranan yang penting di kelas, sebagai contoh cara berbicara di kelas ataupun
perilakau dikelas selama proses belajar mengajar berlangsung. Seorang guru
mempunyai pesan moral yang besar kepada sisiwa dalm menyampaiakn pesan-pesan
moral yang terkandung dari setiap materi yang disampaikan.

Hubungan kepribadian seorang guru dengan motivasi mengajar menjadikan guru


yang memiliki motivasi merasa memeilki tanggung jawab untuk menyampaikan materi
pelajaran kepada sisiwanya sehingga dpat meningkatkan kemamapuan sisiwa. Hal ini
menjadiakn kepuasaan tersendiri bagi guru itu sendiri meskipun mememrlukan banyak
pemeikieran, waktu dan tenaga.

Karakter dan perilaku guru yang sesuai dengan apa yang diinginkan siswa dalam
proses belajar mengajar akan memudahkan siswa dalam mewujudkan sukses tidaknya
dalam belajar.seorang guru yang cenderung memiliki perwatakan yang keras, akan
membuat sisiwa takut atau bahkan tidak mau megikuti pelajaran. Sebaliknya seorang
guru yang mampua memiliki pendekatan yang baik dengan siswa dengan berperilaku
ramah akan mampu membuat siswa lebih nyaman sehinga siswa dengan sendirinya
akan lebih tertarik untuk mengikuti proses belajar mengajar.

2. Siswa
Faktor lain yang mempengaruhi terealisasinya keterlibatan siswa dalam proses
belajar mengajar adalah faktor dari dalam diri sisiwa itu sendiri. Sisiwa memeilki aspek
kompetensi yang sam hal nya seperti seorang guru, yaitu kompetensi dan kepribadian.

a. Kompetensi
Kompetensi siswa dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu kompetensi kognitif,
kompetensi afektif dan kompetensi psikomotorik. Kompetensi kognitif merupakan
kemampuan berfikir siswa. Dalam hal ini kemampuan mereka dalam melakukan
aktivitas pembelajaran yang membutuhkan kinerja pikiran atau mental mereka.
Kompetensi ini sangat berpengaruh karena berperan terhadap kecerdasan, kreativitas,
bakat khusus, cara belajar, teknik mereak belajar yang semua aspek tersebut sanagt
besar pengaruhnya terhadap keterlibatan mereka dalm proses belajar dan mengajar di
kelas.

Kompetensi afektif siswa mengarah kepada faktor psokologis siswa. Hal ini
mempengaruhi perasaan jiwa mereka. Sebagai contoh, apabila seorang guru
memberikan penghargaan jika mereka melalukan hal yang baik/benar maka mereka
akan sangat merasa dihargai sehingga memunculkan keinginan untuk berperan
aktif(terlibat) dalam proses pembelajaran. Sebalikny apabila seorang guru menilai
merka dengfan pandangan yang negatif membuat sisiwa menjadi kurang termotivasi
untuk belajr. Hal ini memberikan dampak yang besar terhadap aspek psikologis siswa
untuk terlibat atau tidak dalam proses pembelajaran.
Kompentensi psikomotorik merupakan bagian yang awal yang dapat membantu
atau menghambat siswa dalam proses belajar. Factor psikomotorik sisiwa membnatu
mereka dalam kemampuan menulis, berbicara dan mengucapkan kata-kata sert
artikulasinya, membuat garis, menggambar dan lain-lain. Kompetensi psikomotorik
berperan penting dalam menciptakan keterlibatan siswa. Sebagai contoh, apabila
seorang siswa kurang menguasai atau lincah dalam menggunakan aspek psikomotorik
mereka dalm hal ini organ tubuh mereka, siswa tersebut cenderung tidak percaya diri,
takut untuk memperliahatkan kemempuannya sehingga otomatis keterlibatanya dalm
proses belajr mengajr menjadi kurang karena tidak adanya motivasi dalm diri mereka
untuk belajar. Sebaliknya, seorang siswa yang mampu menguasai aspek
psikomotoriknya dengan baik akan lebih percaya diri dan bersemangat untuk mengikuti
proses belajar dan secara otomatis keterlibatannya dalam proses belajr jadi lebih
maksimal.

3. Metode pembelajaran
Metode pembelajaran juga berpengaruh terhadap tingkat keterlibatan siswa di
kelas. Metode pembelajaran B. Inggris harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan
siswa dan disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan. Sebagai contoh,
seoarang guru B. Inggris yang akan mengajarkan speaking akan lebih baik
mengunakan metode audio-lingual dan komunikatif metode. Dengan metode tersebut,
siswa akan lebih sering terlibat di dalam proses belajar mengajar karena mereka
dituntut untuk berkomunikasi dan mendengarkan materi yang disampaikan guru
mereka. Dengan demikian keterlibatan siswa jadi lebih maksimal. Siswa juga jadi
termotivasi untuk belajar karena metode tersebut menuntut mereka untuk terlibat dalam
proses pembelajran. Hal lain juga yang harus diperhatikan dalam metod penyampaian
materi pelajaran adalah metode yang disampaiakan tidak harus kaku. Seorang guru
harus luwes dalam menyampaikan materi, misalnya diselingi dengan humor atau
contoh-contoh yang sesuai dengan keseharian siswa sehingga siswa tidak merasa
bosan mengikuti pelajaran.

Metode pembelajaran harus disampaikan sesuai tingkat kemamauan, materi


pelajaran, dan karakteristik sisiwa. Kesesuaian metode pembelajaran yang
disampaikan sangat berperan denagn tingkat keterlibatan siswa di kelas. Setiap metode
pemebelajaran memilki cara tersendiri untuk memudahkan keterlibatan siswa dalam
PBM di kelas.

4. Materi pembelajaran
Materi pembelajaran merupakan faktor lain yang mempengaruhi dan
menentukan keterlibatan siswa pada proses belajar mengajar di kelas. Hal ini
menyebabkan suatu ketertarikan siswa atau motivasi mereka dalam mengikuti
pelajaran. Materi pelajaran yang baik akan memberikan ransangan yang baik pada
proses belajar siswa sehingga mampu mendukung mereka dalam mencapai
kompetensi yang mampu emningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka sesuai
dengan yang diharapkan dari materi yang disampaikan oleh guru..

Tingkat kesulitan materi juga berpengaruh terhadap keterlibatan siswa. Pada


prinsipnya, suatu materi pelajaran disampaikan dari materi yang memiliki tingkat
kesulitan rendah menuju ke tingkat kesukitan yang lebih tinggi. Setiap siswa tentu saja
memiki kemampuan yang berbeda-beda dalam memahami materi sehingga guru harus
lebih memperhatikan keterlibatan siswa. Siswa yang cenderung memiliki tingkat
pemahaman yang kurang tidak akan langsung memahami materi yang disampaikan
guru sehingga guru harus lebih sabar dan mendukung mereka. Hal ini akan sangat
berpengaruh terhadap tingkat keterlibatannya di dalam kelas selam amengikut proses
belajar dan mengajar. Mereka akan lebih focus meskipun membutuhkan waktu lama
untuk memahami materi tetapi mereka akan lebih nyaman dan percaya diri dalam ikut
terlibat di dalam proses pembelajaran.

Muatan materi harus memadai dalam rangka mencapai kompetensi, tidak kurang
dan tidak berlebihan. Keakuratan, dimaksudkan bahwa isi materi yang disajikan harus
benar-benar secara keilmuan, mutakhir atau sesuai dengan perkembangan yang
terbaru, bermanfaat bagi kehidupan, pengemasan materi sesuai dengan hakikat
pengetahuan. Proposionalitas, dimaksudkan bahwa uraian materinya memenuhi
keseimbangan kelengkapan, keseimbangan kedalaman dan seimbang antara materi
pokok dengan materi pendukungnya.

Topik pembelajaran yang disajikan secara menarik akan berdampak terhadap


keterlibatan sisiwa di kelas. Materi pelajaranyang disampaikan secara menarik akan
memotivasi siwa untuk lebih terlibat dalam proses pembelajaran. Seorang guru yang
baik juga harus memilikipemikiran yang terbuka dalam mebuat atu mencari eferansi
yang up-to date tenatang meateri pembeljaran sehingga sesuai dengan tingakt
pemahaman sisiwa. Dengan demikian daapt sisimpulakan materi pembelajran sangant
berpaeran terhadapt tingkat keterlibatan sisiw adalam mengikuti proses belajar dan
mengajar di kelas.

5. Tempat

Tempat dimana proses belajar dan mengajar berlangsung juga berpengaruh


dam menentukan baik tidaknya proses tersebut. Jumlah siswa mempengaruhi layak
tidaknya tempat yang digunakan. Kelas yang terlalu sempit akan menganggu
kenyamanan siswa jika jumlah siswa tidak cukup untuk kelas tersebut sehingga
pergerkan sisiwa tergangu sehingga menyulitkan keterlibatan mereka dalm proses
belajar mengajar. Tetapi kelas yang terlalu luas juga tidak baik karena akan
memudahkan siswa untuk bertindak bebas dan bisa membuat bebas bergerak kemana-
mana..Dalam hal ini luas ruangan harus disesuaiakan dengan jumlah siswa sehingga
dapat mendukung terlaksananya prose belajar mengajar siswa.

Kenyamanan suatu ruang pembelajaran juga berpengaruh terhadap keterlibatan


siswa. Kelas yang nyaman membuat sisiwa nyaman dalam mengikuti pemebelajran
sehingga mereka bersemanagt untuk ikut terlibat selama proses pembelajaran
berlangsung. Ketertiban suasana kelas juga berpengaruh terhadap keterlibatan siswa di
kelas. Ketenangan suatu kelas atau kegaduhan suatu kelas mempengaruhi tingkat
keterlibatan siswa. Faktor penerangan juga mempengaruhi kenyaman suatu kelas
untuk dijadikan tempat belajar. Kelas yang memiliki peneranagn yang cukup akan
memudahkan guru dalam menyampaikan materi pelajaran, misalnya ketika guru
menulis di papan tulis atau menggunakan media, siswa kan mudah memahami tulisan
atau media sehingga siswa akan mudah memahami materi. Sebaliknya jika kelas
kurang memiliki penerangan yang cukup akan menghambat proses belajar mengajar di
kelas sehingga keterlibatan sisiwa akan berkurang.

6. Waktu
Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, waktu pelaksanaan PBM tersebut
juga berperan penting dan mempengaruhi proses belajar siswa. Dengan demikian,
penggunaan waktu yang tepat dapat memaksimalkan keterlibatan siswa dalam PBM.
Waktu yang tepat untuk belajar bagi siswa adalah waktu dimana siswa merasa siap
untuk belajar dan memiliki semangat yang kuat untuk mengikuti pelajaran. Proses
pembelajaran yang dilaksanakan pada pagi hari cenderung berdampak baik pada
motivasi dan semangat belajar siswa dibandingkan PBM yang dilaksanakan pada sore
hari.

Keseimbanagan antara waktu pembelajaran dengan materi pelajaran pelajaran


juga saling berpengaruh. Idealanya, materi pelajaran yang memilki tingkat kesukaran
yang tingi harus disampaiakan dengan waktu yang lebih lama dibanddingkan materi
yang lebih mudah. Hal ini dilakaukan agar terdapt keseimbanagan denan proses beljar
sisiwa. Siswa jadi memiliki cukup waktu untuk memahami materi yang disamapaikan
guru dan menjadikannya lebih banyak terlibat karena alokasi waktu yang disiapkan
untuk proses pembelajaran sesuai dengan tingkat kemampuan mereka. Penggunaan
waktu yang sesuai dengan materi pelajaran adalah proses pembelajaran yang ideal
yang akan menciptakan proses pembelajaran yang optimal sehingga hasil belajar yang
optimal akan dicapai lebih baik.

7. Fasilitas
Fasilitas belajar dapat diartikan fasilitas fisik yang digunakan dalm proses belajr
dan mengajar. Fasilitas tersebut digunakan dengan tujuan untuk membantu siswa
memahami materi pelajaran yang disampaikan guru. Fasilitas belajar akan membantu
siswa dalam meningkatkan motivasi dan semangat siswa dalam mengikuti PBM.

Fasilitas belajar meliputi media pembelajaran, perpustakaan, laboratorium bahasa.


Setiap fasilitas membantu siswa dalam proses belajar. Faktor media pembelajaran
sangat erat hubunganya dengan keterlibatan siswa di kelas. Media pembelajaran yang
baik diguanakan untuk memudahkan siswa memahami materi pelajaran. Media
pembelajaran bisa berupa media elektrinik dan non-elektronik. Media elektronik
contohnya, OHP, tape recorder, televisi, radio dan dan lain-lain. Media non-elektronik
diantaranya, gambar, koran, peta, poster, dan lain-lain. Dalam hal ini, media
pembelajran yang sesuai akan lebih membantu gur dalam menyampaiakn materi dan
sekaligus memudahkan sisiw adalm memahami materi pelajaran. penggunaan media
yang menarik akan menarik ransangan sisiwa untuk terlibat lebih maksimal dalm proses
belajr mengajar.

2. Pembatasan Masalah

Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada beberpa masalh yang


berhubunagndengan keterlibatan siswa di dalam pembelajran Bahasa Inggris di kelas
XA SMA 104 Jakarta yang dipeoleh berdasarkan observasi dan tanya jawab,
diklasipikasikan dan dipilih melalui pemikiran bersama pihak-pihak yang terkait yang
dalm hal ini diantara kelapa sekolah SMA 104 Jakarta, guru B. Inggris SMA 104 Jakarta
kelas X, wali kelas kelas XA dam siswa-siwa kelas XA.

3. Perumusan Masalah

Apakah rencana, pelaksanaan, dan evaluasi dapat diselenggarakan berdasarkan


hubungan masalah dengan keterlibatan siswa di dalam proses belajar mengajr B.
Inggris kelasXA SMA 104 Jakarta yang diperoleh berdasarkan observasi dan tanya
jawab, diklasifikasikan dan dipilih melalui pemikiran bersama pihak-pihak yang terkait
yang dalam hal ini diantara Kepals Sekolah SMA 104 Jakarta, guru B. Inggris SMA 104
Jakarta kelas X, wali kelas kelas XA dan siswa-siwa kelas XA.

E. Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini telah dijelaskan pada rencana, pelaksanaan, dan evaluasi dari
usaha untuk meningkatakan keterlibatan siswa di dalam proses belajar mengajar B.
Inggris kelasXA SMA 104 Jakarta.

F. Manfaat penelitian

a) Untuk guru B. Inggris kelas XA SMA 104 Jakarta, penelitian ini dapat digunakan
untuk meningkatkan keterlibatan siswa di dalam proses belajar mengajar B.
Inggris di dalam upaya untuk meningkatkan prestasi siswa yang mempelajari B.
Inggris.
b) Untuk guru bidang studi lain di SMA 104 Jakarta khususny atau guru di SMA lain
umumnya, penelitian ini dapt digunakan sebagai contoh untuk meningkatkan
keterlibatan siswa di dalam proses belajar mengajar
c) Untuk peneliti, penelitian ini dapat mengembangakan pemikiran dan pengetahuan
dalam mengatasi masalah dan memberikan pengetahuan dan pengalaman yang
bernilai di dalam penelitian tentang pendidikan.

BAB II

KERANGKA TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR

1. Bahasa Inggris Sebagai Bahasa Asing

Di negara kita, Bahasa Inggris merupakan bahasa asing yang artinya Bahasa

Inggris merupakan bahasa yang dapat digunakan dalam komunikasi dan dapat

dipelajari di sekolah. Bahasa Inggris dapat disebut juga sebagai bahasa kedua, karena

kita mempunyai bahasa negara dan bahasa Inggris merupakan bahasa lain yang

masuk ke negara kita untuk dapat dipelajari di sekolah maupun lembaga pendidikan

lainnya. Seperti yang di paparkan oleh Brown, bahwa:

English is a Second Language (ESL) and English is also a Foreign Language (EFL)

can be defined as English within a culture where English is spoken natively (Brown,

2000: 193).

2. Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran bahasa Inggris


Keterlibatan siswa adalah inti dari proses pembelajaran. Keterlibatan ini menentukan

berhasil atau tidaknya proses pembelajaran tersebut. Siswa diharapkan berpartisipasi

aktif di dalam kelas saat proses belajar mengajar berlangsung. Hal ini adalah untuk

memudahkan mereka dalam menguasai materi yang diberikan guru. Kualitas dan

kuantitas keterlibatan siswa dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor

internal mencakup faktor fisik, motivasi, ketertarikan dalam belajar, dan kecerdasan

(intelligence). Sedangkan faktor eksternal meliputi guru, materi, media, tempat, alokasi

waktu, tempat, dan fasilitas.

Berikut adalh komponen pendukung keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran

bahasa Inggris.

1. Guru

Guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah

atu pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru sebagai

tenaga profesional bertugas merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, menilai

hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan,melakukan penelitian,

membantu pengembangan dan pengelolaan program sekolah serta mengembangkan

profesionalitasnya (Depdiknas 2004: 8)

Guru adalah salah satu faktor penentu berhasil atau tidaknya proses pembelajaran

bahasa Inggris. Dalam kelas yang ideal, tugas guru adalah membantu siswa mencapai

tujuannya dengan mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk

menemukan sesuatu yang baru bagi siswa. Tentunya seorang guru sebagai tenaga
pengajar harus mempunyai kompetensi yang memadai untuk melaksanakan tugasnya.

Berikut adalah empat kompetensi yang harus dimiliki olah seorang guru (UUGD dan PP

No.19/2005).

a. Kompetensi kepribadian

Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan

kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi

peserta didik, dan berakhlak mulia.

b. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik sebagai kemempuan mengelola pembelajaran yang meliputi

pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran,

evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan

berbagai potensi yang dimilikinya.

c. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional merupakan penguasaanmateri pembelajaran secara luas dan

mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah

dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur

dan metodologi keilmuannya.

d. Kompetensi sosial
Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul

secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan,orng

tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

2. Siswa

Siswa merupakan komponen inti dalam proses pembelajaran. Siswa biasa

disebut dengan peserta didik. Keterlibatan siswa sangatlah diperlukan dalam proses

pembelajaran bahasa Inggris. Tidak hanya guru, siswa juga dituntut untuk memiliki

kompetensi atau kemempuan yang mencakup kemampuan kognitif (pikiran),

kemampuan psikomotor (keterampilan), dan kemampuan afektif (sikap).

Kepribadian siswa juga mempengaruhi keterlibatan dalam proses pembelajaran

bahasa Inggris. Siswa dengan kepribadian yang baik akan sangat membantu dalam

proses pembelajaran, sebaliknya siswa dengan kepribadian yang tidak baik (trouble

maker) merupakan faktor penghambat keberhasilan proses belajar mengajar.

Seorang guru harus mengetahui karakteristik cara belajar siswanya. Berikut

adalah karakteristik belajar siswa menurut DePorter & Hernacki (2001).

a. Keterlibatan Siswa dalam Pembelajaran Bahasa Asing

Dalam usaha untuk mempelajari bahasa asing, seseorang hendaknya sekurang-


kurangnya harus berusaha keras untuk menguasainya yang di dalamnya termasuk
penguasaan kebudayaan baru, cara berpikir yang baru, serta cara bertindak yang baru
pula. Keterlibatan secara menyeluruh baik fisik, intelektual, maupun emosional sangat
diperlukan agar dapat berhasil sepenuhnya di dalam mengungkapkan dan menerima
pesan melalui media bahasa ke-2. (Rombepajung, 1988: 20)

Menurut Azies dan Alwasilah (1966:29) dalam buku meeka yang berjudul
Pengajaran Bahasa Komunikatif menyatakan bahwa pembelajar akan belajar bahasa
dengan baik bila ia diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam penggunaan
bahasa sasaran secara komunikatif dalam berbagai macam aktifitas.

3. Materi pembelajaran

Materi pembelajaran memberikan pengaruh yang besar dalam proses pembelajaran

bahasa Inggris. Materi juga berperan dalam meningkatkan keterlibatan siswa. Materi

yang menarik bisa memacu siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

Selain itu, materi juga berpengaruh dalam pemilihan metode dan teknik mengajar yang

dilakukan guru.

4. Metode pembelajaran

Metode pembelajaran adalah salah satu komponen pendukung keterlibatan siswa

dalam proses pembelajaran bahasa Inggris. Metode pembelajaran yang tepat adalah

meteode yang cocok dengan guru, siswa, dan materi.

5. Tempat

Kelas adalah tempat dimana proses pembelajaran dilakukan. Ukuran kelas yang

luas dan penampilan kelas yang menarik akan memberikan suasana yang nyman untuk

belajar. Penataan kelas juga mempengaruhi suasana belajar. Oleh karena itu, guru

harus mampu mengelola kelas agar suasana kondusif dan nyaman saat proses

pembelajaran berlangsung sehingga mendapatkan hasil yang terbaik.

C. Kerangka Berpikir
Sebagaimana dijelaskan dalam latar belakang masalah dan identifikasi masalah,

keterlibatan adalah hal paling utama dalam menentukan keberhasilan proses

pembelajaran. Semakin besar keterlibatan maka semakin cepat siswa menguasai

materi dan pengembangan pribadi.

Komponen-kompomnen yang mempengaruhi keterlibatan adalah guru, siswa,

materi, metode pembelajaran, tempat, waktu, dan fasilitas. Untuk meningkatkan

keterlibatan siswa di SMA 104 Jakarta, peneliti dan tim kerja penelitian (kepala sekolah,

guru bahasa Inggris, guru kelas) bekerjasama dalam penelitian ini. Langkah-langkah

penelitiannya adalah mengidentifikasi masalah yang ada,perencanaan kegiatan

(planning), pelaksanaan rencana kegiatan (imnplementasi), evaluasi, dan refleksi

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini termasuk action research. Penelitian ini mencoba untuk


meningkatkan keterlibatan siswa di dalam proses belajar mengajar di kelas XA SMA
104 Jakarta dengan mengembangkan satu bagian atau lebih dari komponen proses
belajar mengajr B. Inggris menuju tahap perubahan.

A. Setting

Penelitian ini dilaksanakan di kelas XA SMAN 104 Jakarta yang berlokasi di


Wates Kulon Progo. Kelas XA terdiri dari 20 siswa putera dan 17 siswa puteri. Mata
pelajaranB. Inggris dilaksanakan dua kali dalam satu minggu (4 jam pelajaran) dan
setiap berduarasi 40 menit setiap per jam pelajaran.

Berdasarkan kondisi kelas XA, kemudian, peneliti menentukan bahwa kelas


tersebut memerlukan beberapa peningkatan. Peneliti akan mencoba untuk
meningkatkan keterlibatan siswa di kelas dengan meningkatkan satu atau lebig bagian
dari komponen pembeljaran B. Inggris.

B. Subjek penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah peneliti, kepala sekolah, guru B.Inggris yang
merupakan anggota dari kelompok penelitian ini. Semua anggota kelompok bekerjasam
di dalm mengidentifikasi masalh, merencanakan apa yang harus dilakukan,
melaksanakan tindakan untuk dapat meningkatkan keterlibatan siswa di dalam oproses
belajar B. Inggris.

C. Data yang diperlukan

Data yang diperlukan dalm penelitian ini adalah tentang perasaan, pendapat,
harapan, nasehat, hambatan yang berhubungan dengan keterlibatan siswa yang
diperoleh berdasrkan observasi ketika proses belajr mengajr B. Inggris berlangsung
dan melaui Tanya jawab dengan kepal sekolah dan guru serta wawancara dengan
siswa kelas XA SMA 104 Jakarta.

D. Teknik pengumpulan data

Untuk memperoleh data, peneliti melakukan beberapa kegiatan. Data


dikumpulkan melalui observasi tentang bagaimana proses belajar mengajar B. ingris
kelas XA dan observasi tersebut difokuskan pada keterlibatan siswa. Peneliti juga
memberikan Tanya jawab pada semua anggota tim peneliti dan sisiwa di kelas XA dalm
hubungannya dengan keterlibatannya dan faktor-faktor yang brhubungan dengan
proses belajr menagjar di kelas XA. Untuk menjadikan data tersebut valid maka peneliti
melakukan triangulasi denagn anggota tim peneliti yang lain denagn membandingkan
data berdasarkan hasil observasi dan data berdasarkan hasil tanay jawab dari anggota
peneliti lainnya.

E. Prosedur penelitian
1. Reconnaissance
Pada tahap reconnaisance, peneliti melakukan observasi pada pelaksanaan
proses belajar mengajar di kelas XA, dengan tujuan untuk memperoleh informasi
tentang harapan dan pendapat tentang keterlibatan siswa dari angota peneliti lainnya.
Proses ini bertujuan untuk menentukan masah apa yang menjadi dasar utama yang
berhubunagn denagn keterlibatan siswa.

1. Disamping melakukan observasi, peneliti juga bersama anggota tim, yaitu guru B.
Inggris, kepala sekolah, bersama-sam mengidentifikasikan bidang masalah
melalui Tanya jawab kepada kepala sekolah, guru mata pelajaran B. Inggris,
dan siswa. Berdasarkan tingkat kesulitannya, peneliti mengkategorikan masalh
menjadi berat, sedang dan rinagn. Peneliti beserta angota tim memilih kategori
sedang sebagai bidang masalah. Kemudian, berdasarkan tingkat urgency,
peneliti mengkategorikan masalh menjadi tiga kategori, yaitu sangat urgent,
urgent dan tidak urgent. Setelah itu, peneliti mengambil kategori sangat urgent.
Setelah memperoleh data snagat urgent, peneliti da anggota tim menentukan
kelompok masalah dalm keterlibatan siswa yang sanagt urgent tetapi juga paling
fisibel. Sehingga bisa dicari solusinya. Reconnaissance bertujuan untuk
menentukan masalah yang berbobot sedang, berurgensi tinggi, dan paling
fisibel untuk dicarikan solusi atau dikenai action.

2. Action

Pada tahap ini meliputi rencana, pelaksanaan, evaluasi dan refleksi.

a. Rencana

Peneliti dan guru B. Inggris mengemukakan beberapa tindakan lain yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan keterlibatan siswa kelas XA SMA 104 Jakarta.

b. Pelaksanaan dan evaluasi

Tindakan ini disetujui oleh semua anggota peneliti dan dilaksanakan oleh guru B.
Inggris kelas XA. Guru bertinadak sebagai pelaku dan peneliti sebagai pengamat
.peneliti mengamati dan merekam semua reaksi dan keterlibatan siswa selama proses
belajr mengajar berlangsung. Peneliti juga mencatat semua hal tenatng keterlibatan
dan reaksi siwa. Berdasarkan observasi, peneliti dan anggota tim lainnya
mendiskusikan tenatng perubahan-perubahan yang signifikandalm proses belajar
mengajar. Ketika hasil pelkasaaan tersebut dipeoleh dan hasilnya adalah hasil yang
positif maka proses tersebut akan dilanjutkan. Akan tetapi, jika hasil dari pelaksaan
tersebut adalh negative, maka proses tersebut akan dihilangkan..

c. Refleksi

Berdasarkan observasi yang dilakukan pada proses belajar mengajar B. Inggris di


kelas XA khususnya menyangkut hubungan keterlibatan siswa diperoleh, peneliti dan
guru B. Inggris mambuat analis dan sintesis/perpaduan hasil penelitian. Ketika tindakn
tersebut dirasakn berhasil, kemudian hasil tersebut ditentukan sebagai suatu usaha
yang mampu meningkatkan keterlibatan siswa. Akan tetapi, ketika tindakan tersebut
disinyalir gagal, maka penelitian dihentikan dan dicoba kembali. Penelitian dihentikan
ketika keterlibatan siswa dalm proses belajr mengajar B. Inggris disinyalir meningkat
atau lebih baik dari semula.

Diposkan oleh Metode Penelitian Maria Ulfah di 22:25

1 komentar:

TV de LCD mengatakan...

Hello. This post is likeable, and your blog is very interesting, congratulations :-). I
will add in my blogroll =). If possible gives a last there on my blog, it is about the
TV de LCD, I hope you enjoy. The address is http://tv-lcd.blogspot.com. A hug.

Anda mungkin juga menyukai