Anda di halaman 1dari 8

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR

BAGI GURU BARU


H. Oding Supriadi
Dosen STKIP Setia Budhi Rangkasbitung Banten

Abstrak: Keterampilan dasar mengajar merupakan keterampilan yang harus


dikuasai oleh seorang guru. Keterampilan dasar mengajar seorang guru, yaitu a)
ketrampilan membuka menutup pelajaran, b) keterampilan bertanya, c)
keterampilan memberi penguatan, d) keterampilan mengadakan variasi, e)
keterampilan menjelaskan, f) keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
dan perorangan. Dalam proses belajar-mengajar, guru memegang peran sebagai
sutradara sekaligus aktor. Artinya, pada gurulah terletak keberhasilan proses
belajar-mengajar. Guru merupakan faktor yang sangat dominan dalam menentukan
keberhasilan proses belajar-mengajar, disamping faktor-faktor lainnya.

Kata kunci: Keterampilan, mengajar, guru baru.

Abstract: Basic skill teach to represent the skill which must be mastered by a
teacher. The basic skill teach for a teacher, that is: a) open to close the lesson, b)
skill to ask, c) skill to give the reinforcement, d) skill perform the variation, e)
skill explain, f) skill guide the small group discussion and individual. In course of
teaching, a teacher hold role as stage manager and actor. Its meaning, on the teacher
heve efficacy learning process. The teachers is dominant factor in determining
efficacy process the learning, beside other factors.

Keywords: Skill, teaching, new teacher.

A. PENDAHULUAN Sebelum menjadi guru, semua


Pendidikan guru MIPA SLTA di calon guru dilatih dan dibekali dengan
LPTK program S1 antara lain hal-hal yang berkaitan dengan profesi
bertujuan menghasilkan calon guru keguruan pada suatu program
yang menguasai pengetahuan dasar pengalaman lapangan (PPL). Karena
mengenai ilmu yang diajarkannya PPL merupakan muara dari segenap
secara konprehensif, mantap dan cukup kemampuan yang telah diperoleh maha-
mendalam sehingga para lulusan dapat siswa selama belajar di LPTK, maka
mengembangkan dan menyesuaikan diri keberhasilan mahasiswa calon guru
dengan berbagai situasi dan perubahan dalam kegiatan PPL, mengisyaratkan
yang terjadi di tempat tugasnya. keberhasilan mereka dalam mengem-
Dalam UU Pasal 27 ayat (3) ban profesi keguruan kelak setelah
Tahun 1989 disebutkan bahwa guru mereka memangku jabatan keguruan.
adalah tenaga pengajar merupakan Walaupun guru baru pernah
tenaga pen-didik yang khusus diangkat mengikuti program PPL dan telah
dengan tugas utama mengajar, yang pada dinyatakan lulus dengan nilai baik,
jenjang pendidikan dasar menengah. namun setelah bertugas beberapa tahun
2

di sekolah tetap memiliki kelemahan- metode mengajar yang bervariasi dan


kelemahan. Kelemahan tersebut dapat kurang menguasai teknik bertanya.
terlihat dalam hubungannya dengan (2) Guru kurang mampu mengontrol
para guru senior, hubungannya dengan suasana kelas.
siswa-siswi, hubungannya dengan (3) Guru jarang menggunakan alat bantu
kepala sekolah, persiapan mengajar, mengajar, karena kurang mampu
penyediaan alat bantu mengajar, cara memilih alat bantu yang sesuai
mengelola kelas, cara menjelaskan mate- dengan materi pelajaran dan tingkat
ri, cara bertanya, maupun penguasaan- intelektual siswa.
nya terhadap materi pelajaran. (4) Guru kurang memberikan
Pengamatan penulis, guru baru kesempatan kepada siswa untuk
yang mengajar di suatu SMU Negeri bertanya tentang materi pelajaran.
dalam melaksanakan kewajiban dan (5) Guru sulit mengetahui/mengungkap
tanggung jawabnya kadang tidak secara langsung apakah siswa sudah
optimal, khususnya dalam proses mengerti materi yang diajarkan atau
belajar-mengajar. Dalam proses belajar- belum, (6) guru kurang mampu
mengajar guru baru kurang terampil mengontrol gaya mengajarnya,
dalam hal bertanya, memberi penguatan, seperti cara membagi perhatian dan
mengadakan variasi, menjelaskan, pandangan.
membimbing diskusi, mengelola kelas,
dan mengajar kelompok. Disamping itu, B. PEMBAHASAN
Soedjadi (1985: 24) menyatakan prestasi 1. Proses Belajar-Mengajar
belajar murid SD kelas VI rendah. Rata- Peningkatan kualitas lulusan
rata kelas VI SD hanya menyerap 65% pendidikan dasar dan pendidikan
bahan pelajaran, sementara yang menengah harus bertumpu pada
dianggap cukup 80%. peningkatan kualitas proses belajar-
Dengan kenyataan ini, maka mengajar. Soedijarto (1991: 160-161)
untuk mendukung upaya peningkatan menyatakan bahwa yang dimaksud
efektivitas pengajaran dimungkinkan dengan proses-belajar adalah segala
dengan pendekatan supervisi klinis pengalaman belajar yang dihayati oleh
dengan bantuan audio visual. Kegiatan peserta didik. Makin intensif
supervisi klinis ini dimaksudkan pengalaman yang dihayati oleh peserta
mengurangi kelemahan-kelemahan yang didik makin tinggilah kualitas proses
sering dialami oleh guru baru. belajar yang dimaksud.
Berdasarkan uraian di atas, maka Dalam proses belajar-mengajar
masalah yang akan dikemukakan di sini ini perlu diperhatikan dua teori
adalah bagaimana mengoptimalkan psikologi, yaitu teori tingkah laku dan
keterampilan guru dalam proses belajar- teori kognitif. Kedua teori itu
mengajar di kelas. Karena selama ini mempunyai perbedaan dalam hal anak-
yang dilakukan oleh guru baru belum anak belajar. Teori tingkah laku lebih
memberikan hasil yang optimal, yang menekankan atau lebih memperhatikan
ditandai oleh beberapa kelemahan yang pada apa yang dipelajari anak sedang-
berasal dari keluhan guru baru sendiri, kan teori kognitif lebih menekankan
seperti dikemukakan berikut. kepada bagaimana anak belajar.
(1) Dalam proses belajar-mengajar, Akbar (1991: 2) menyatakan
guru kurang dapat menerapkan bahwa para ahli ilmu jiwa seperti
3

Piaget, Bruner, Brownell, Skemp, paling berpengaruh terhadap mutu hasil


percaya bahwa jika hendak memberi belajar adalah latar belakang kognitif
pelajaran tentang sesuatu kepada anak pelajar disusul dengan sistem evaluasi
kita perlu memperhatikan tingkat dan kualitas proses belajar. Sedang yang
perkembangan berpikir anak yaitu, (1) mempengaruhi langsung kepada guru
tahap sensori motor, (2) tahap pra adalah materi dan sistem penyajian
operasional, (3) tahap operasional dan bahan, sistem administrasi, dan sistem
(4) tahap formal. evaluasi.
Bruner (dalam Akbar, 1991: 3) Dalam proses belajar-mengajar,
menekankan bahwa setiap individu pada guru memegang peran sebagai
waktu mengalami (mengenal) peristiwa sutradara sekaligus aktor. Artinya, pada
(benda) di dalam lingkungannya, gurulah terletak keberhasilan proses
menemukan cara untuk menyatukan belajar-mengajar. Untuk itu guru
peristiwa (benda) tersebut di dalam merupakan faktor yang sangat dominan
pikir-annya, yaitu suatu model mental dalam menentu-kan keberhasilan proses
tentang peristiwa (benda) yang belajar-mengajar, disamping faktor-
dialaminya (dikenalnya). Selanjutnya faktor lainnya.
dikemukakan bahwa hal tersebut Dalam kurikulum SMU 1994,
dilakukan menurut urutan tingkat, yaitu dinyatakan bahwa dalam pelaksanaan
(1) enactive, (2) ikonic, dan (3) kegiatan belajar-mengajar, guru
symbolic. hendaknya memilih dan menggunakan
Intensitas pengalaman belajar strategi yang melibatkan siswa aktif
dapat dilihat dari tingginya keterlibatan dalam belajar, baik secara mental, fisik
pelajar dalam hubungan belajar maupun sosial.
mengajarnya dengan guru dan obyek Dalam proses belajar-mengajar
belajar. Bila dalam proses belajar yang pada hakekatnya adalah suatu
mengajar sebagian besar waktu pelajar pekerjaan mendidik dan bukan semata-
digunakan untuk mendengarkan dan mata mengajar dalam arti teknis, harus
mencatat penjelasan guru, dalam terjadi interaksi yang merupakan
ukuran pengertian kualitas proses komunikasi dua arah, sebab manusia
belajar, suasana kelas demikian pada hakekatnya juga tumbuh dan
dipandang sebagai kurang memiliki berkembang dalam hubungan dengan
kualitas yang memadai. sesamanya.
Tingkat partisipasi aktif peserta Memperhatikan bahan ajaran
didik dalam proses belajar merupakan yang di dalam kurikulum, jelas bahwa
salah satu indikator proses belajar yang proses belajar mengajar perlu lebih
berkualitas. Rasa keterlibatan yang menekankan kepada keterlibatan secara
dilandasi oleh motivasi dan minat yang optimal para peserta didik secara sadar.
tinggi dari pihak peserta didik dalam Untuk itu dewasa ini tengah
mengikuti proses belajar di kelas dikaji manfaat dari Cara Belajar Siswa
merupakan indikator dari proses yang Aktif yang dilaksanakan di sekolah,
berkualitas. namun pada dasarnya strategi tersebut
Soedijarto (1991: 161) bukanlah hal yang sama sekali baru.
menyatakan bahwa faktor-faktor yang Proses belajar mengajar tersebut
mempengaruhi langsung proses belajar bertumpu pada upaya: (1) optimalisasi
adalah guru dan pelajar, namun yang interaksi antar unsur-unsur yang terdapat
4

dalam proses belajar itu, dan (2) belajar yang relevan dengan bahan
optimalisasi keikutsertaan seluruh pelajaran.
sense peserta didik selama proses Berikut dikemukakan beberapa
belajar mengajar berlangsung. prinsip mengaktifkan mengajar (Conny,
1992: 10-13) adalah sebagai berikut.
2. Peranan Guru 1. Prinsip Keterarahan kepada Titik
Guru berperan sebagai pendidik Pusat atau Fokus Tertentu.
dan pengajar. Pada dasarnya, mengajar Pelajaran yang direncanakan
merupakan suatu usaha untuk mencipta- dalam suatu bentuk atau pola tertentu
kan kognisi atau sistem lingkungan akan mampu mengaitkan bagian-bagian
yang mendukung dan memungkinkan yang terpisah dalam suatu pelajaran.
untuk berlangsungnya proses belajar. Tanpa suatu pola, pelajaran dapat
Herman (1988: 5) memberikan terpecah-pecah dan para siswa akan
pengertian bahwa mengajar adalah suatu sulit memusatkan perhatian. Titik pusat
kegiatan dimana pengajar menyam- itu dapat tercipta melalui upaya
paikan pengetahuan atau pengalaman merumuskan masalah yang hendak
yang dimiliki kepada peserta didik. dipecahkan, merumuskan pertanyaan
Mengajar bertujuan agar yang hendak dijawab atau merumuskan
pengetahuan yang disampaikan dapat konsep yang hendak ditemukan. Titik
dipahami oleh peserta didik. Oleh pusat itu akan membatasi keluasan dan
karena itu, mengajar dikatakan baik kedalaman tujuan belajar serta akan
apabila hasil belajar peserta didik baik. memberikan arah kepada tujuan yang
Pernyataan ini dapat dipenuhi bila hendak dicapai.
pengajar mampu memberikan fasilitas
belajar yang baik sehingga dapat terjadi 2. Prinsip Hubungan Sosial atau
proses belajar yang baik. Sosialisasi
Salah satu faktor yang dapat Dalam belajar para siswa perlu
mengoptimalkan proses belajar- dilatih untuk bekerja sama dengan
mengajar dalam mencapai mutu hasil rekan-rekan sebayanya. Ada kegiatan
belajar yang berkualitas adalah peranan belajar tertentu yang akan lebih berhasil
guru. Guru merupakan unsur yang jika dikerjakan secara bersama-sama,
penting, meskipun tidak selalu harus misalnya dalam kerja kelompok, dari
ditafsirkan sebagai unsur yang dominan pada jika dikerjakan sendirian oleh
dan guru sebagai ujung tombak masing-masing siswa. Mereka dapat
pendidikan formal, perlu dibekali dibagi ke dalam kelompok dan kepada
kemampuan-kemampuan yang dapat setiap kelompok diberikan tugas yang
mendorong kreativitasnya. Untuk itu berbeda-beda. Latihan bekerja sama
haruslah diketahui macam kemampuan sangatlah penting dalam proses
yang diharapkan dapat dimiliki peserta pembentukan kepribadian anak.
didik melalui kegiatan belajar mengajar.
Guru tidak lagi sebagai pemberi 3. Prinsip Belajar Sambil Bekerja
ceramah dan penyaji informasi, lebih Anak-anak pada hakikatnya
mengutamakan kemampuan merenca- belajar sambil bekerja atau melakukan
nakan, dan pengelolaan kelas. Guru aktivitas. Bekerja adalah tuntutan
harus menguasai materi pelajaran secara pernyataan diri anak. Karena itu, anak-
mantap dan mengembangkan model anak perlu diberikan kesempatan untuk
5

melakukan kegiatan nyata yang melibat- kegiatan belajar itu tidak membosankan
kan otot dan pikirannya. Semakin anak malah menggairahkan.
bertumbuh semakin berkurang kadar Soedijarto (1993: 89)
bekerja dan semakin bertambah kadar mengemukakan bahwa dalam usaha
pikir. Apa yang diperoleh anak melalui meningkatkan kualitas proses dan mutu
kegiatan bekerja, mencari dan mene- hasil belajar akan diguguskan dalam
mukan sendiri tak akan mudah empat gugus kemampuan yaitu: (1)
dilupakan. Hal itu akan tertanam dalam merencanakan program belajar-
hati sanubari dan pikiran anak. Para mengajar, (2) melaksanakan dan
siswa akan bergembira kalau mereka memimpin proses belajar-mengajar, (3)
diberi kesempatan untuk menyalurkan menilai kemajuan proses belajar-
kemampuan bekerjanya. mengajar dan (4) menafsirkan dan
memanfaatkan hasil penilaian kemajuan
4. Prinsip Perbedaan Perorangan atau belajar mengajar dan informasi lainnya
Individualisasi bagi penyempurnaan perencanaan dan
Setiap siswa tentu saja memiliki pelaksanaan proses belajar mengajar.
perbedaan perorangan, misalnya dalam Dari empat gugus yang
kadar kepintaran, kegemaran, bakat, dikemukakan di atas, salah satu bentuk
latar belakang keluarga, sifat, dan dari gugus kedua adalah keterampilan
kebiasaan. Para guru seyogyanya tidak dasar mengajar yang akan diuraikan
memperlakukan anak-anak seolah-olah pada sub 3 berikut.
semua siswa itu sama. Jika perbedaan
perorangan siswa yang dipelajari dan 3. Keterampilan Dasar Mengajar
dimanfaatkan dengan tepat, maka Keterampilan dasar mengajar
kecepatan dan keberhasilan belajar anak merupakan keterampilan yang sangat
demi anak dapatlah ditumbuhkem- mendasar yang harus dikuasai oleh
bangkan. seorang guru. Keterampilan dasar
mengajar yang harus dikuasai oleh
5. Prinsip Menemukan seorang guru, yaitu (a) keterampilan
Para guru telah menjejalkan membuka menutup pelajaran, (b)
seluruh informasi ke dalam benak anak. keterampilan bertanya, (c) keterampilan
Anak sendiri pada hakikatnya telah memberi penguatan, (d) keterampilan
memiliki potensi dalam dirinya untuk mengadakan variasi, (e) keterampilan
menemukan sendiri informasi itu. menjelaskan, (f) keterampilan membim-
Biarkanlah, berilah kesempatan kepada- bing diskusi kelompok kecil dan
nya untuk mencari dan menemukan perorangan.
sendiri. Informasi yang disampaikan Keterampilan dasar tersebut
guru hendaknya hanya dibatasi pada dengan tujuan adalah sebagai beikut.
informasi yang benar-benar mendasar 1. Meningkatkan keterampilan bertanya
dan "memancing" siswa untuk "mengail" bagi guru baru agar proses belajar
informasi selanjutnya. Jika kepada para mengajar tidak berlangsung
siswa diberikan peluang untuk mencari monoton dan hanya terjadi interaksi
dan menemukan sendiri, maka mereka satu arah.
akan merasakan getaran pikiran, 2. Meningkatkan keterampilan guru baru
perasaan dan hati. Getaran-getaran dalam mengelolaan kelas agar
dalam diri anak ini akan membuat
6

proses belajar mengajar dapat yang sistematis dan intensif terhadap


berlangsung dengan aman dan tertib. penampilan mengajar sesungguhnya.
3. Meningkatkan keterampilan guru baru Balikan dari hasil analisis itu
dalam mengadakan variasi terutama digunakan untuk merencanakan dan
variasi penggunaan media, variasi melaksanakan pengajaran kembali dan
pandangan dan perhatian (gaya seterusnya, guna meningkatkan keteram-
mengajar), serta variasi penggunaan pilan dasar mengajar dan
metode mengajar. menumbuhkembangkan sikap profesio-
4. Meningkatkan keterampilan guru baru nal guru baru.
dalam menjelaskan materi yang Ibrahim Bafadal (1992: 104)
diajarkan. menjelaskan bahwa supervisi klinis
Supervisi klinis merupakan mempunyai tiga tahapan yang berbentuk
suatu bentuk bimbingan profesional siklus, yaitu tahapan pertemuan
yang diberikan kepada guru baru perencanaan, tahapan observasi kegia-
berdasarkan kebutuhannya melalui daur tan mengajar, dan tahapan pertemuan
ulang (siklus) yang sistematis dari balikan. Hubungan siklis dari ketiga
tahap perencanaan, pengamatan yang tahapan tersebut dapat digambarkan
cermat atas pelaksanaan dan analisis secara sederhana sebagai berikut.

Pertemuan
Perencanaan

Pertemuan Observasi
Balikan Kegiatan
Mengajar

Gambar 1. Tahapan Pelakasaan Supervisi Klinis

Penjelasan tentang kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan, serta


yang dilakukan pada masing-masing evaluasinya.
tahapan pelaksanaan supervisi diurai-
kan sebagai berikut. b. Pengamatan Kegiatan Mengajar
Pada pengamatan kegiatan mengajar
a. Pertemuan Perencanaan merupakan tahap pelaksanaan rencana
Pada pertemuan perencanaan ini, guru yang sudah disepakati oleh guru senior
senior dan guru baru mendiskusikan dan guru baru. Guru baru melakukan
secara bersama-sama rencana pembe- kegiatan mengajar belajar di kelas
lajaran yang disiapkan oleh guru baru. sambil dilakukan perekaman semua
Diskusi dipusatkan pada tujuan kegiatan, mulai membuka pelajaran
pengajaran, kegiatan mengajar belajar, sampai dengan menutup pelajaran.
ketrampilan mengajar dan alat bantu
7

c. Pertemuan Balikan meningkatkan keterampilan dasar


Pertemuan ini dimaksudkan mengajar "guru baru" di kelas.
untuk mengobservasi tayang-an ulang c. Dengan ketrampilan dasar mengajar
hasil rekaman audio visual. Kegiatan ini yang memadai "guru baru" dapat
dilakukan oleh guru senior termasuk melaksanakan proses mengajar
guru baru dan wakil dari siswa untuk belajar secara maksimal.
mengamati kelebihan serta kelemahan Berdasarkan kesimpulan di atas
yang dilakukan oleh guru baru serta dan sebagai rekomen-dasi, maka
mencatatnya ke dalam lembar observasi dikemukakan beberapa saran sebagai
yang telah disediakan. Selanjutnya, hasil berikut.
observasi tersebut ditunjukkan, dikon- a. Disarankan kepada Kepala Sekolah,
firmasikan, dianalisis, dan ditafsirkan agar melakukan supervisi secara
secara bersama-sama untuk menindak- cermat kepada guru-guru di
lanjuti pada pengajaran berikutnya. sekolah-nya, terutama guru baru
Pendekatan ini memberi (masa dinas kurang dari 3 tahun)
kesempatan kepada guru baru untuk agar mereka lebih profesional
memberi refleksi atau unjuk kerjanya. dalam menjalankan tugas mengajar.
Dengan melakukan refleksi, guru baru b. Dalam melakukan supervisi, Kepala
dapat mengetahui di mana letak Sekolah sebaiknya menggunakan
kelemahan dan kelebihan yang pendekatan supervisi klinis dengan
dilakukan selama mengajar. Dengan mem-berikan kesempatan kepada
mengetahui kelemahannya maka guru guru baru untuk mengemukakan
baru dapat memperbaiki kelemahan sendiri kesulitan-kesulitan dalam
tersebut pada kegiatan mengajar belajar mengajar dan menemukan sendiri
selanjutnya. Dengan demikian diharap- cara pemecahan terhadap kesulitan
kan guru baru terus berusaha untuk yang dihadapinya.
memperbaiki diri sehingga kelak akan c. Disarankan kepada guru senior
menjadi guru yang profesional, yaitu (kordinator guru bidang studi), untuk
guru yang sadar akan kemampuan dan menjadi sebagai pengontrol atau
keterbatasannya dan dapat mempra- observator yang dilaksanakan
karsai perbaikannya. sewaktu guru baru mengajar di kelas.
d. Disarankan kepada Kepala Sekolah
C. PENUTUP untuk membentuk tim evaluator yang
Berdasarkan uraian di atas, maka diketuai oleh masing-masing kordi-
dikemukakan bebe-rapa kesimpulan nator bidang studi. Tim inilah yang
berikut. yang secara kontinum mengevaluasi
a. Keterampilan dasar mengajar (observasi guru baru yang sedang
merupakan bagian dari gugus mengajar, merekam tindakan guru
kemampuan mengajar yang dapat baru mulai dari tahap membuka
meningkatkan keterampilan berta- pelajaran sampai menutup pelajaran
nya, memberi penguatan, menjelas- dengan menggunakan audio visual,
kan, membimbing diskusi dan memberikan hasil penilaian dan
mengelola kelas. saran kepada guru baru untuk
b. Melalui pendekatan supervisi klinis perbaikan) setiap saat guru baru
dengan bantuan audio visual, dapat mengajar di kelas.
8

Pengembangan Lembaga Pendidikan


DAFTAR PUSTAKA Tenaga Kependidikan, Jakarta.

Akbar Sutawidjaja, 1991. Penggunaan Ibrahim Bafadal, 1992. Supervisi


Alat Peraga Dalam Pengajaran Pengajaran (Teori dan Aplikasinya
Matematika Di Sekolah Dasar, Dalam Membina Profesional
Penataran Penyiapan Calon Penatar Guru), Bumi Aksara, Jakarta.
(PCP) Dosen PGSD-D II Guru
Kelas, Jakarta. Soedijarto,dkk., 1991. Mencari Strategi
Pengembangan Pendidikan Nasional
Anonim, 1997. Buku Pegangan Menjelang Abad XXI, Grasindo,
Program Pengalaman Lapangan Jakarta.
(PPL), Proyek PGSM Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi ------, 1993. Menuju Pendidikan
Depdiknas, Jakarta. Nasional Yang Relevan dan
Bermutu, Balai Pustaka, Jakarta.
Cece Wijaya,dkk, 1992. Kemampuan
Dasar Guru Dalam Proses ------, 1993, Memantapkan Sistem
Belajar-Mengajar, Remaja Rosda Pendidikan Nasional, Gramedia
karya, Bandung. Widiasarana Indonesia, Jakarta.

Conny Semiawan,dkk, 1992. Pendeka- Soedjadi, 1990. Media Pendidikan


tan Ketrampilan Proses, Gramedia Matematika, IKIP Surabaya.
Widiasarana Indonesia, Jakarta.
------, 1991. Wajah Pendidikan
------, 1991. Mencari Strategi Matematika Di Sekolah Dasar Kita
Pengembangan Pendidikan Nasio- Beberapa Hasil Pengamatan
nal Menjelang Abad XXI, Grasindo, Lapangan Sebagai Bekal Upaya
Jakarta. Perbaikan Di Masa Depan,
Penataran Penyiapan Calon Penatar
Depdikbud, 1993. Kurikulum Sekolah (PCP) Dosen PGSD-DII Guru Kelas,
Menengah Umum, Landasan, Jakarta.
Program dan Pengembangan,
Jakarta. Sulu Lipu La Sulo, dkk, 1998. Supervisi
Klinis (Pendekatan dalam Peny-
------, 1992. Undang-Undang Tentang elenggaraan Program Pengalaman
Sistem Pendidikan Nasional dan Lapangan), P2LPTK Direktorat
Peraturan Pelaksanaannya, Sinar Jenderal Pendidikan Tinggi
Grafika, Jakarta. Depdiknas, Jakarta.

Herman Hudoyo, 1988. Belajar


Mengajar Matematika, Proyek

Anda mungkin juga menyukai