BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tabulampot adalah istilah yang baru sekitar sepuluh tahun terakhir muncul di
masyarakat. Sebenarnya tabulampot merupakan akronim dari tanaman buah dalam pot.
Tanaman buah yang lazim ditanam dalam pot adalah jeruk (keprok, siam dan manis), mangga,
belimbing, rambutan sampai ke nangka. Mula-mula, tanaman buah ini ditanam dalam pot
dalam rangka pembenihan (penangkaran). Secara tradisional, para penangkar benih tanaman
buah, menyemai biji di lahan sawah, kemudian menyambungnya dengan mata tempel maupun
sambung pucuk.
Sebelum polybag (kantong plastik hitam) diketemukan, para penangkar memindahkan
benih tanaman buah ini ke dalam keranjang bambu agar tidak mengalami kerusakan ketika
diangkut jarak jauh. Agar benih bisa lebih tahan lama sebelum dipasarkan, maka tanaman
tersebut juga ditaruh dalam pot gerabah maupun drum bekas. Sampai sekarang pun, para
penangkar di Lampung dan beberapa tempat lainnya masih tetap menggunakan keranjang
bambu untuk menampung benih yang baru saja dicabut dari lahan sawah.
Pemangkasan adalah penghilangan beberapa bagian tanaman. Dalam suatu kebun hal
ini biasanya berkaitan dengan pemotongan bagian-bagian tanaman yang berpenyakit, tidak
produktif, atau yang tidak diinginkan. Secara alami, kondisi-kondisi alam seperti angin, salju,
atau kabut dari air laut dapat mengakibatkan pemangkasan alami. Tujuan dari pemangkasan
adalah untuk membentuk tanaman dengan cara mengontrol atau mengarahkan pertumbuhan
tanaman, untuk menjaga kesehatan tanaman, atau untuk meningkatkan hasil atau kualitas bua
atau bunga yang dihasilkan.
Secara umum, semakin kecil luka yang diakibatkan (semakin kecil ranting yang
dipotong), semakin kecil pula luka yang dialami oleh pohon. Maka dari itu biasanya lebih
baik sebuah pohon dipangkas ketika masih remaja, daripada memangkas dahan pohon yang
sudah dewasa. Jika sebuah pohon yang kecil dipangkas dengan salah dan rantingnya patah,
hal tersebut tidak akan mengakibatkan kerugian yang banyak. Namun jika sebuah pohon besar
di samping rumah dipangkas dengan (cara yang) salah, dan sebuah dahan jatuh dari
ketinggian 15 meter.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bunga dan buah yang muncul jumlahnya terbatas atau sedikit sekali. Fotosintat yang
terbentuk hanya dialokasikan untuk pertumbuhan tanaman, khususnya ke bagian tanaman
yang bersifat parasit tersebut, dan pada akhirnya hanya sangat sedikit jumlah fotosintat yang
akhirnya dialokasikan oleh tanaman untuk memunculkan bunga dan buah. Tanaman yang
dipangkas teratur akan memberikan lingkungan mikro yang baik bagi pertumbuhan tanaman
itu sendiri, di mana sinar matahari sebagai sumber energy utama dapat menembus semua
bagian tanaman, memberikan iklim mikro yang baik, mengurangi kelembaban yang
berlebihan, juga dapat meminimalkan perkembangan jamur dan organism pengganggu
tanaman (OPT) lainnya. Dengan demikian pertumbuhan tanaman menjadi lebih optimal untuk
memberikan hasil yang optimal pula (Dahlia. 2001)
METODOLOGI
HASIL PEMBAHSAN
4.1. Hasil
Dari praktikum Tabulampot yang telah dilakukan maka di peroleh di hasil sebagai
berikut :
Tabel 1. Data hasil pengukuran
Penanaman Tanaman Minggu 1 Minggu 2
Tanaman asli
Percabangan
4.2. Pembahasan
Pada praktikum Tanaman Buah dalam Pot hasil yang didapat adalah pada penggunaan
pupuk daun (Growmore) memberi hasil nyata terhadap pertumbuhan tanaman. Hal ini di lihat
dari pertambahan tinggi tanaman dan pertambahan panjang cabang pada tanaman buah naga.
Pada minggu pertama tinggi tanaman yaitu 14,3 cm dan panjang cabang 6,7 cm, Pada
minggu ke 2 tinggi tanaman yaitu 15 cm dan panjang cabang 13,3 cm, Pada minggu ke 3
tinggi tanaman yaitu 20 cm dan panjang cabang 21 cm, Pada minggu ke 4 tinggi tanaman
yaitu 22 cm dan panjang cabang 24 cm, Pada minggu ke 5 tinggi tanaman yaitu 21,6 cm dan
panjang cabang 25,3 cm.
Hal ini sesuai dengan Dwidjoseputro (1990) yang menyatakan bahwa pertumbuhan
tanaman yang diaplikasikan dengan pupuk daun dalam hal ini Growmore akan memberi
dapak pertambahan tumbuh tanaman yang nyata karena pupuk cair (Growmore) dapa diserap
tanaman secara langsung, berbeda dengan pupuk padat. Selain hal diatas, pertambahan
tanaman juga dipengaruhi oleh fakor eksternal lainnya, seperti air, iklim kelembaban suhu,
dan lain-lain.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil adalah:
1. Budidaya tanaman buah dalam pot (tabulampot) merupakan salah satu solusi bagi para
pecinta tanaman di perkotaan yang notabene memiliki lahan yang sempit untuk dapat
digunakan sebagai lahan pertanaman.
2. Pemberian pupuk daun (Growmore) bertujuan untuk mempercepat dan melihat
pengaruh pupuk daun ini terhadap pertumbuhan tanaman.
3. Pengaplikasian pupuk daun dilakukan pada tanaman buah naga memberikan pegaruh
nyata terhadap peningkatan tinggi tanaman dan pertambahan panjang cabang.
DAFTAR PUSTAKA