Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI TABULAMPOT

(TANAMAN BUAH DALAM POT)

Nama : Roy Alamsyah


Kelas : XII MIPA 1
Absen : 28

SMA NEGERI 1 BLORA TAHUN AJARAN


2021/2022

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang
            Tabulampot adalah istilah yang baru sekitar sepuluh tahun terakhir muncul di
masyarakat. Sebenarnya tabulampot merupakan akronim dari tanaman buah dalam pot.
Tanaman buah yang lazim ditanam dalam pot adalah jeruk (keprok, siam dan manis), mangga,
belimbing, rambutan sampai ke nangka. Mula-mula, tanaman buah ini ditanam dalam pot
dalam rangka pembenihan (penangkaran). Secara tradisional, para penangkar benih tanaman
buah, menyemai biji di lahan sawah, kemudian menyambungnya dengan mata tempel maupun
sambung pucuk.
            Sebelum polybag (kantong plastik hitam) diketemukan, para penangkar memindahkan
benih tanaman buah ini ke dalam keranjang bambu agar tidak mengalami kerusakan ketika
diangkut jarak jauh. Agar benih bisa lebih tahan lama sebelum dipasarkan, maka tanaman
tersebut juga ditaruh dalam pot gerabah maupun drum bekas. Sampai sekarang pun, para
penangkar di Lampung dan beberapa tempat lainnya masih tetap menggunakan keranjang
bambu untuk menampung benih yang baru saja dicabut dari lahan sawah.
            Pemangkasan adalah penghilangan beberapa bagian tanaman. Dalam suatu kebun hal
ini biasanya berkaitan dengan pemotongan bagian-bagian tanaman yang berpenyakit, tidak
produktif, atau yang tidak diinginkan. Secara alami, kondisi-kondisi alam seperti angin, salju,
atau kabut dari air laut dapat mengakibatkan pemangkasan alami. Tujuan dari pemangkasan
adalah untuk membentuk tanaman dengan cara mengontrol atau mengarahkan pertumbuhan
tanaman, untuk menjaga kesehatan tanaman, atau untuk meningkatkan hasil atau kualitas bua
atau bunga yang dihasilkan.
            Secara umum, semakin kecil luka yang diakibatkan (semakin kecil ranting yang
dipotong), semakin kecil pula luka yang dialami oleh pohon. Maka dari itu biasanya lebih
baik sebuah pohon dipangkas ketika masih remaja, daripada memangkas dahan pohon yang
sudah dewasa. Jika sebuah pohon yang kecil dipangkas dengan salah dan rantingnya patah,
hal tersebut tidak akan mengakibatkan kerugian yang banyak. Namun jika sebuah pohon besar
di samping rumah dipangkas dengan (cara yang) salah, dan sebuah dahan jatuh dari
ketinggian 15 meter.

1.2.  Tujuan dan Kegunaan


1.2.1 Tujuan dari praktikum ini adalah:

1. Mepelajari teknik budidaya penanaman tanaman buah dalam pot.


2. Mengetahui pemeliharaan dan perawatan tanaman buah dalam pot yang telah
dewasa sehingga tanaman dapat berbunga dan berbuah.
1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam Praktikum Asam Basa adalah :

1. Bagaimana cara menanam tanaman buah dalam pot?


2. Bagaimana melakukan pemeliharaan tanaman buah dalam pot hingga
menghasilkan buah?

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1.  Tanaman Buah Dalam Pot


            Budidaya tabulampot, tidak hanya sekedar berbudidaya tanaman seperti pada
umumnya. Namun, perlu pengembangan teknologi maju. Untuk itu, para pakar dan praktisi
lapangan dituntut untuk mampu merekayasa teknik tabulampot yang efisien dan tepat guna.
Soalnya banyak komponen teknologi yang harus diperhatikan dan diaplikasikan. Tujuannya,
agar tabulampot berbentuk bagus, pendek, serasi, sehat, mampu berbunga dan berbuah sesuai
dengan keinginan. Melakukan budidaya tabulampot perlu diimbangi dengan pemilihan atau
penggunaan bibit varietas unggul sebagai bahan pertanaman. Mutu bibitnya ditentukan oleh
faktor genetik (pohon induk unggul) dan lingkungan (ketinggian tempat, curah hujan,
kesuburan tanah) (BPTP Sumatera Barat, 2007).
            Budidaya tanaman buah dalam pot (tabulampot) merupakan salah satu solusi bagi para
pecinta tanaman di perkotaan yang notabene memiliki lahan yang sempit untuk dapat
digunakan sebagai lahan pertanaman. Dari segi perawatan, tabulampot tidak tergolong sulit.
Sama halnya dengan tanaman tanpa media pot, harus dipupuk dan diberi air. Menumbuhkan
tanaman buah dalam pot yang dapat tumbuh secara baik batang dan daun sangat mudah dan
hampir semua orang bisa melakukannya (BPTP Sumatera Barat, 2007). Tetapi, permasalahan
yang timbul adalah bila tabulampot harus tumbuh batang, daun, serta keluar bunga dan buah
maka tidak semua orang bisa. Hanya dengan pemeliharaan tanaman dan perawatan tanaman
yang tekun yang bisa membuat tanaman berbunga dan berbuah. Perawatan dan pemeliharaan
tabulampot tidak dapat dapat dilakukan sembarangan, ada trik-trik khusus yang dapat
dilakukan agar tabulampot mampu berbunga dan banyak berbuah.
            Ada beberapa latar belakang yang mendasari mengapa tanaman harus dipangkas,
pertama tanaman cenderung akan tumbuh terus, baik tumbuh ke atas maupun tumbuh ke
samping. Pertumbuhan yang tidak diarahkan pada beberapa jenis tanaman buah, akan
menghasilkan tajuk tanaman yang umumnya tumbuh memanjang ke arah atas (Jawa :
nglancir), dengan batang atau cabang tunggal. Kuatnya dominasi apikal (tunas ujung) di
bagian ujung tanaman, memacu tanaman untuk terus tumbuh meninggi ke arah atas, dan salah
satu cara untuk mematahkan dominasi apikal tersebut adalah dengan cara pemangkasan, yang
akan merangsang keluarnya pertumbuhan tunas-tunas samping atau tunas lateral (BPTP
Sumatera Barat, 2007).
            Bentuk tanaman sebagai manifestasi pertumbuhan tanaman menjadi lebih ideal dan
seimbang, baik pertumbuhan ke arah atas maupun ke arah samping. Kesehatan tanaman
secara keseluruhan juga sangat dipengaruhi oleh bentuk tanamannya. Banyak dahan dan
ranting yang tumbuh tidak teratur dan bersilangan di bagian tengah tanaman dengan daun-
daun yang umumnya tidak terkena sinar matahari secara langsung (Dahlia. 2001). Daun-daun
yang tidak terkena sinar matahari secara langsung, lebih bersifat parasit bagi tanaman secara
keseluruhan karena tidak melakukan proses fotosintesis namun tetap mendapatkan fotosintat
(hasil fotosintesis) dari daun-daun di bagian terluar yang terkena sinar matahari langsung. Itu
sebabnya, banyak tanaman yang secara keseluruhan tumbuh dengan lebat, daunnya rimbun
dengan warna daun yang hijau pekat, namun teramat sangat jarang memunculkan bunga/buah
(BPTP Sumatera Barat, 2007).
            Bunga dan buah yang muncul jumlahnya terbatas atau sedikit sekali. Fotosintat yang
terbentuk hanya dialokasikan untuk pertumbuhan tanaman, khususnya ke bagian tanaman
yang bersifat parasit tersebut, dan pada akhirnya hanya sangat sedikit jumlah fotosintat yang
akhirnya dialokasikan oleh tanaman untuk memunculkan bunga dan buah. Tanaman yang
dipangkas teratur akan memberikan lingkungan mikro yang baik bagi pertumbuhan tanaman
itu sendiri, di mana sinar matahari sebagai sumber energy utama dapat menembus semua
bagian tanaman, memberikan iklim mikro yang baik, mengurangi kelembaban yang
berlebihan, juga dapat meminimalkan perkembangan jamur dan organism pengganggu
tanaman (OPT) lainnya. Dengan demikian pertumbuhan tanaman menjadi lebih optimal untuk
memberikan hasil yang optimal pula (Dahlia. 2001).

            Bunga dan buah yang muncul jumlahnya terbatas atau sedikit sekali. Fotosintat yang
terbentuk hanya dialokasikan untuk pertumbuhan tanaman, khususnya ke bagian tanaman
yang bersifat parasit tersebut, dan pada akhirnya hanya sangat sedikit jumlah fotosintat yang
akhirnya dialokasikan oleh tanaman untuk memunculkan bunga dan buah. Tanaman yang
dipangkas teratur akan memberikan lingkungan mikro yang baik bagi pertumbuhan tanaman
itu sendiri, di mana sinar matahari sebagai sumber energy utama dapat menembus semua
bagian tanaman, memberikan iklim mikro yang baik, mengurangi kelembaban yang
berlebihan, juga dapat meminimalkan perkembangan jamur dan organism pengganggu
tanaman (OPT) lainnya. Dengan demikian pertumbuhan tanaman menjadi lebih optimal untuk
memberikan hasil yang optimal pula (Dahlia. 2001)

2.2.  Jeruk Purut (Citrus hystrix DC)

Jeruk purut (Citrus hystrix DC.) merupakan tumbuhan perdu yang dimanfaatkan


terutama buah dan daunnya sebagai bumbu penyedap masakan. Dalam perdagangan
internasional dikenal sebagai kaffir lime, sementara nama lainnya ma
kruut (Thailand), krauch soeuch (Kamboja), 'khi 'hout (Laos), shouk-pote (Burma), kabuyau,
kulubut, kolobot (Filipina), truc (Vietnam) dan limau kuwit (Banjar). Dungga Mbudi
(Bima,Mbojo)
Menurut ( Swastika, 2009) Klasifikasi jeruk purut purut sebagai berikut :
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh )
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasil biji )
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan Berbunga )
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua/ dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Rutaceae (suku jeruk-jerukan)
Genus : Citrus
Spesies : Citrus hystrix DC
Tumbuhannya berbentuk pohon kecil dengan tinggi antara 2-12 meter. Batangnya
bengkok atau bersudut, agak kecil, dan bercabang rendah. Tajuknya tak beraturan. Cabang-
cabangnya rapat. Rantingnya berduri, kecil, dan bersudut tajam. Daun berbentuk bulat telur,
ujungnya tumpul, dan bertangkai satu. Daunnya itu seperti dua helai yang tersusun vertikal
akibat pelekukan tepinya yang ekstrem; tebal dan permukaannya licin, agak berlapis malam.
Daun muda dapat berwarna ungu yang kuat. Buahnya kecil, biasanya tidak pernah
berdiameter lebih daripada 2cm, membulat dengan tonjolan-tonjolan dan permukaan kulitnya
kasar; kulit buah tebal. Perbanyakan dilakukan dengan biji atau dengan pencangkokan.
            Menurut Isbandi D. (1983) berikut ini penjelasan lebih lanjut morfologi tanaman buah
naga dari akar, batang dan cabang, bunga , buah dan biji :
1. Akar
Ujung akar selalu terdiri dari sel-sel muda yang senantiasa membelah dan merupakan titik
tumbuh akar jeruk. Keadaan sel akar ini sangat lembut, sehingga mudah sekali rusak jika
menembus tanah yang keras dan padat. Ujung akar terlindungi oleh tudung akar (calyptra),
yang bagian luarnya berlendir, sehingga ujung akar mudah menembus tanah. Bagian luar
ujung akar ini mudah rusak, tetapi didalamnya selalu ditumbuhi sel-sel baru lagi. Di belakang
titik tumbuh, sel terbagi-bagi dibagian luarnya yang akan menjadi kulit luar. Tepat di bawah
kulit luar ada kulit pertama dan ditengah-tengahnya merupakan pusat yang disebut empulur.
Epidermis (kulit luar) terdiri dari susunan sel-sel dan di antara sel-sel itu tidak terdapat celah-
celah, sebab sel-sel ini saling berhimpit.
2. Batang
Bentuk fisik keadaan jeruk sangat dipengaruhi oleh keadaan batang jika dibiarkan tumbuh
terus tanpa perlakuan pemangkasan. Tanaman jeruk yang tidak dipangkas akan dapat tumbuh
lurus mencapai ketinggian 15 meter atau lebih. Warna kulit batang berbeda-beda, misalnya
untuk jeruk besar berwarna hitam kecoklatan, tetapi ada pula percabangan dan anting yang
bewarna putih kehijauan. Batang jeruk jenis ini pada permukaan kulit kelihatan kasar, sebab
dekat mata tunasnya merupakan tempat tumbuhnya duri-duri yang panjang dan besar. Duri
jeruk jika masih muda berwarna hijau, tetapi jika sudah tua berwarna coklat yang lama-
kelamaan akan lapuk dan akhirnya mati. Semua jenis jeruk, batangnya selalu banyak
ditumbuhi mata tunas.
3. Daun
Daun jeruk berwarna hijau tua dan terkesan tebal. Jika daun itu diremas akan berbau aroma
sesuai dengan jenis jeruknya. Tulang daun berbentuk menyirip beraturan, tetapi ada juga yang
berselang-seling. Tepian daun ada yang bergerigi dan ada yang tidak. Bentuk fisik daun oval,
merucing, tetapi ada juga yang oval tumpul. Daun jeruk terdiri dari dua bagian, yaitu
lembaran daun besar dan kecil. Lembaran daun kecil letaknya dekat dengan tangkai daun.
Tetapi ada juga daun yang tidak memiliki lembaran kecil. Permukaan daun sekilas kelihatan
mengkilap, karena selalu dilapisi oleh lapisan lilin yang padat dan mengandung sedikit pektin
sehingga tetesan air hujan cepat meluncur.
4. Bunga
Tanaman jeruk di Indonesia pada umumnya dapat berbunga setiap waktu, hal ini disebabkan
oleh keadaan tanah dan iklim yang cocok. Tanaman jeruk biasanya berbunga lebat pada bulan
Oktober dan November. Frekuensi pembungaan jeruk pada setiap tahunnya dapat mencapai 3-
4 kali. Bunga jeruk memiliki ciri-ciri sebagai berikut : kebanyakan bunga berbentuk majemuk
dalam satu tangkai, tiap kuntum bunga berkelamin ganda, bunga-bunga tersebut muncul dari
ketiak daun atau pucuk-pucuk ranting yang masih muda, bunga jeruk purut agak kemerahan
hingga keunguan, berbau harum karena banyak mengandung nektar (madu).
BAB III

METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


          Praktikum Budidaya Tanaman Hortikultura dengan judul Tanaman Buah dalam pot di
laksanakan pada hari Jumat tanggal 21Februari 2022 sampai selesai. Bertempat di XII MIPA
1, SMA Negeri 1 Blora.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1  Alat
            Alat yang digunakan adalah pot, sekop kecil, dan alat tulis.
3.2.2  Bahan
            Bahan yang digunakan pupuk kandang, tanah, bibit tanaman jeruk purut serta tanah
sebagai media tanam.
3.3  Prosedur Kerja
1. Mempersiapkan media tanam berupa campuran tanah dan pupuk kandang dengan
perbandingan 1:1 dan di masukkan kedalam ember besar.
2. Lembabkan media dengaan air namun jangan sampai jenuh air.
3. Ambil bibit tanaman buah naga, lalu tanam pada media yang telah disiapkan tadi.
4. Letakkan tanaman buah dalam pot pada tempat yang tidak terlalu ternaungi
5. Perawatan dengan meyiram tanaman dan pemupukan. Penyiraman dilakukan setiap hari
dan pemupukan dilakukan seminggu sekali
6. Catat pertumbuhan tanaman yang ada dapat dari pengukuran tinggi tanaman yang anda
lakukan.
BAB IV

HASIL PEMBAHSAN

4.1. Hasil
     Dari praktikum Tabulampot yang telah dilakukan maka di peroleh di hasil sebagai
berikut :
Tabel 1. Data hasil pengukuran
Penanaman Tanaman Minggu 1 Minggu 2

Tanaman asli

Percabangan

4.2. Pembahasan
            Pada praktikum Tanaman Buah dalam Pot hasil yang didapat adalah pada penggunaan
pupuk daun (Growmore) memberi hasil nyata terhadap pertumbuhan tanaman. Hal ini di lihat
dari pertambahan tinggi tanaman dan pertambahan panjang cabang pada tanaman buah naga.
Pada minggu pertama tinggi tanaman yaitu 14,3 cm dan panjang cabang 6,7 cm,  Pada
minggu ke 2 tinggi tanaman yaitu 15 cm dan panjang cabang 13,3 cm,  Pada minggu ke 3
tinggi tanaman yaitu 20 cm dan panjang cabang 21 cm,  Pada minggu ke 4 tinggi tanaman
yaitu 22 cm dan panjang cabang 24 cm,  Pada minggu ke 5 tinggi tanaman yaitu 21,6 cm dan
panjang cabang 25,3 cm.
            Hal ini sesuai dengan Dwidjoseputro (1990) yang menyatakan bahwa pertumbuhan
tanaman yang diaplikasikan dengan pupuk daun dalam hal ini Growmore akan memberi
dapak pertambahan tumbuh tanaman yang nyata karena pupuk cair (Growmore) dapa diserap
tanaman secara langsung, berbeda dengan pupuk padat. Selain hal diatas, pertambahan
tanaman juga dipengaruhi oleh fakor eksternal lainnya, seperti air, iklim kelembaban suhu,
dan lain-lain.

BAB V

KESIMPULAN

5.1  Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil adalah:

1. Budidaya tanaman buah dalam pot (tabulampot) merupakan salah satu solusi bagi para
pecinta tanaman di perkotaan yang notabene memiliki lahan yang sempit untuk dapat
digunakan sebagai lahan pertanaman.
2. Pemberian pupuk daun (Growmore) bertujuan untuk mempercepat dan melihat
pengaruh pupuk daun ini terhadap pertumbuhan tanaman.
3. Pengaplikasian pupuk daun dilakukan pada tanaman buah naga memberikan pegaruh
nyata terhadap peningkatan tinggi tanaman dan pertambahan panjang cabang.

DAFTAR PUSTAKA

1. perenialclub.blogspot.com.Laporan Tabulampot Tanaman Buah dalam Pot,


April 2014,[diakses pada 21 Februari 2022]
http://perenialclub.blogspot.com/2014/04/laporan-tabulampot-tanaman-buah-
dalam.html
2. Wikipedia.com.Jeruk Purut,[diakses pada 21 Februari 2022]
https://id.wikipedia.org/wiki/Jeruk_purut

Anda mungkin juga menyukai