Anda di halaman 1dari 14

Tugas Paper

Dasar-Dasar Agronomi

Pengaruh Pemangkasan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi


Tanaman

OLEH:

RONAL GUNAWAN HAMJAYA (G021181030)


SARMINI (G021181347)
DASAR-DASAR AGRONOMI B
KELOMPOK 13

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018

1
I. PENDAHULUAN

Pertanian di Indonesia mempunyai berbagai jenis komoditas tanaman yang


dapat dibudidayakan serta hasil dari komoditas tersebut dapat diolah dan
dimanfaatkan dengan baik. Pada dasarnya setiap budidaya tanaman dalam upaya
mencapai produktivitas yang makasimal memerlukan perlakuan-perlakuan teknis
tertentu seperti me gatur pertumbuhan dan kondisi lingkungan sekitar tanaman
serta memenuhi kebutuhan tanaman dalam proses metabolisme. Beberapa upaya
teknis dalam mencapai hal tersebut dilakukan melalui pemupukan, penyulaman,
pengairan, pemangkasan, pengaturan jarak tanam dan lain-lain (Biro Pusat
Statistik. 2013).
Pemangkasan tanaman merupakan usaha untuk memperbaiki kondisi
lingkungan seperti suhu, kelembababan, cahaya, sirkulasi angin sehingga aktivitas
fotosintesis berlangsung normal. Pemangkasan dapat memperbaiki kesehatan
tanaman, pembungaan terangsang dan produksi meningkat. Menurut Barus
(2008), pemangkasan pada fase vegetatif dapat meningkatkan jumlah cabang
primer dan pemangkasan pada fase generatif dapat meningkatkan bobot 100 biji
dan berat biji kering per sampel.
Pemangkasan merupakan salah satu bentuk tindakan pemeliharaan dan
upaya untuk memaksimalkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Pemangkasan juga ditujukan untuk meningkatkan produksi baik secara kualitas
maupun kuantitas. Pemangkasan menurut Widodo (2009), memiliki tujuan akhir
yaitu pembuangan bagian-bagian tertentu tanaman (cabang, ranting, akar dan
batang) dapat berarti bahwa pemangksan mengandung dua pengertian yang
bersifat dualistis yaitu membuang bagian tanaman yang tidak berguna dan disisi
lain untuk memperoleh suatu tanggap positif dari segi agronomis.
Secara umum, semakin kecil luka yang diakibatkan (semakin kecil ranting
yang dipotong), semakin kecil pula luka yang dialami oleh pohon. Maka dari itu
biasanya lebih baik sebuah pohon dipangkas ketika masih remaja, daripada
memangkas dahan pohon yang sudah dewasa. Jika sebuah pohon yang kecil
dipangkas dengan salah dan rantingnya patah, hal tersebut tidak akan
mengakibatkan kerugian yang banyak. Namun jika sebuah pohon besar di

2
samping rumah dipangkas dengan (cara yang) salah, dan sebuah dahan jatuh dari
ketinggian 15 meter, hal tersebut bisa berakibat fatal.
Ada banyak teknik untuk memangkas jenis tanaman yang berbeda,
termasuk mawar-mawaran, semak-semak, pohon buah, atau pohon lainnya. Dalam
praktik hortikultura, dikenal beberapa macam pemangkasan: pemangkasan bentuk
pemangkasan pangkal, dan pemangkasan pemeliharaan. Dari segi penataan
lingkungan perlakuan pemangkasan dapat mengatur kelembapan dan suhu udara,
intensitas cahaya matahari yang berada disekitar tanaman seperti halnya yang
dikemukakan oleh Alison dan Watson (2008), yaitu pada pemangkasan daun
jagung bahwa pemangkasan ini dapat meningkatkan efesiensi daun-daun yang
tertinggal. Pada tanaman serealia selama fase pengisian biji yang cepat,
pemangkasan akan meningkatkan laju fotosintesis daun-daun sisa apabila
intensitas cahaya tinggi.

3
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Permasalahan
Selama tanaman masih hidup, tanaman akan terus tumbuh mencapai batas
ukuran yang ditakdirkan oleh alam. Tanaman bunga sepatu yang bukan dari hasil
silang misalnya, bila dibiarkan bisa mencapai ketinggian 2,5 - 3 m. Setelah itu
batang utamanya akan tumbuh membesar, dahan dan rantingnya pun makin
banyak. Padahal ketika menanamnya, hal ini mungkin tak sempat terbayangkan,
maka ini menjadi permasalahan yang harus diatasi dengan cara melakukan
pemangkasan.
Tanaman memiliki banyak masalah jika tidak dilakukan pemangkasan baik
pemangkasan untuk memperbaiki bentuk tanaman, serta pemangkasan untuk
pemeliharaan, pemangkasan untuk merangsang pembuahan ataupun pemangksan
untuk peremajaan pada tanaman. Seperti terdapat penyakit ataupun hama yang
dibiarkan tumbuh di tanaman tersebut. Masalah-masalah yang dapat ditimbulkan
berupa arah tumbuh tanaman, kesehatan tanaman, adanya bagian yang tidak
produktif serta menjadi habitat hidup bagi OPT. Serta memengaruhi pertumbuhan
dan juga perkembangan tanaman nantinya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat
Fisher (2008) yang mengatakan bahwa perlu dilakukan pemangkasan guna untuk
keberlangsungan hidup tanaman tersebut.
Untuk meminimalkan kerugian yang dapat menurunkan produktifitas
tanaman dapat dilakukan dengan pemeliharaan tanaman secara intensif yang
meliputi pemangkasan, penyiangan, pemupukan, pengairan, dan pemberantasan
hama dan penyakit. Pemangkasan pada tanaman mentimun misalnya usaha
meningkatkan produksi dan mempertahankan umur ekonomis tanaman. Hal
tersebut sesuai dengan pendapat Sabaruddin (2012) yang mengatakan bahwa
dengan melakukan pemangkasan, akan mencegah serangan hama dan penyakit,
membentuk tajuk pohon, memelihara tanaman, dan memacu produksi.
2.2 Solusi dari Permasalahan
Solusi dari permasalahan tersebut di atas adalah dengan adanya
pemangkasan pada tanaman. Pemangkasan dilakukan bila kita ingin
mempertahankan bentuk alami dari tanaman yang bersangkutan. Bisa saja terjadi
bahwa sebagian tanaman mungkin kurang menerima curah matahari, karena

4
terhalang oleh dinding, misalnya. Dengan demikian bagian tanaman yang
memperoleh curah sinar matahari cukup akan tumbuh lebih cepat, dan bentuk asli
tajuk tanaman mulai tak beraturan. Di saat seperti inilah tanaman perlu dipangkas
supaya tampilan bentuknya tetap seperti yang diharapkan.
Menurut Yonny (2012), pemangkasan dilakukan karena kita menghendaki
bentuk tanaman yang justru berbeda dari bentuk alaminya. Perlakuan ini populer
dengan istilah topiary. Topiary adalah seni memangkas tanaman yang lahir di
Eropa pada abad XIV. Tanaman topiary biasanya baru dibentuk setelah tumbuh
mencapai ketinggian tertentu. Bila masih berusia muda, selain batang utama
belum meninggi, ranting dan daun-daunnya pun belum cukup lebat untuk
dibentuk.
Menurut Nuraini (2017), secara alami tanaman memiliki sifat mampu
bertahan hidup (survival) ketika dahan atau rantingnya dengan sengaja disakiti
(dipotong/dipangkas). Hal ini dapat dilihat pada tanaman seperti pandan bali,
kamboja, kaca piring, dan kemuning. Setelah dipotong/dipangkas, dalam waktu
yang tidak terlampau lama, di lokasi potong tersebut akan menyeruak lebih dari
satu tunas dahan yang baru, yang tentunya kelak memberikan cabang (ranting)
serta bunga-bunga yang lebih banyak dan selanjutnya juga buah yang lebih
banyak. Dari sinilah mungkin terbentuk pepatah: hilang satu, tumbuh seribu.
Tanpa diharapkan, kadang kala tanaman yang kita sayangi justru menjadi
sumber penyebaran penyakit untuk tanaman lain. Gangguan hama seperti kutu,
ulat, bekicot, semut, dan belalang yang gemar menyerbu dan melahap daun,
batang, bunga, bahkan akar tanaman, bisa ditanggulangi dengan pestisida. Tetapi
bila tanaman diserang penyakit akibat jamur, bakteri atau virus yang menular, tak
usah ragu untuk memotong/memangkas bagian yang terkena penyakit yang
dikhawatirkan akan menular pada tanaman lain. Bila perlu pangkas habis pada
pangkal cabang, sisakan batang utamanya.
2.3 Hambatan dan Tantangan dalam Pemangkasan
Pada setiap praktikum ataupun bukan yang dilaksanakan terdapat beberapa
kendala ataupun hambatan dalam prosesnya. Dalam hal ini, terdapat hambatan
dan tantangan pada setiap proses pemangkasan pada tanaman ialah berasal dari
tanaman itu sendiri. Seperti bisa diambil contoh pada tanaman kakao, semua

5
hambatan dan juga tantangan biasanya bersal dari tanaman itu sendiri dan juga
alat yang digunakan untuk melakukan proses pemangkasan.
Jika tanaman yang digunakan atau dijadikan sebagai objek kurang terawat
maka, biasanya akan terdapat banyak cabang-cabang tmbuh tidak teratur dan
saling bersilangan antara cabang tanaman satu dengan cabang tanaman yang
lainnya. Hal tersebut membuat pemangkasan agak sulit dilakukan karena harus
memilih cabang mana yang harus dipangkas. Selain itu, kondisi alat yang rusak
membuat serta menghambat dalam proses pemangkasan tanaman.
2.4 Pembahasan
Pemangkasan (purining) adalah tindakan pembuangan bagian-bagian
tanaman seperti cabang atau ranting dengan mendapatkan bentuk tertentu
sehingga dicapai tingkat efisiensi yang tinggi di dalam pemanfaatan cahaya
matahari, mempermudah pengendalian hama penyakit serta mempermudah
pemanenan. Pemangkasan adakalanya berguna untuk mengurangi beban buah
yang terlampau lebat sehingga didapatkan buah dengan kualitas dan kuantitas
yang baik (Yonny, 2012).
Menurut Yonny (2012), ada beberapa latar belakang yang mendasari
mengapa tanaman harus dipangkas, yaitu:
1. Mengatur arah tumbuh tanaman
Tanaman cenderung akan tumbuh terus, baik tumbuh ke atas maupun
tumbuh ke samping. Pertumbuhan yang tidak diarahkan pada beberapa jenis
tanaman buah, akan menghasilkan tajuk tanaman yang umumnya tumbuh
memanjang ke arah atas (Jawa: nglancir), dengan batang atau cabang tunggal.
Kuatnya dominasi apikal (tunas ujung) di bagian ujung tanaman, memacu
tanaman untuk terus tumbuh meninggi ke arah atas, dan salah satu cara untuk
mematahkan dominasi apikal tersebut adalah dengan cara pemangkasan, yang
akan merangsang keluarnya pertumbuhan tunas-tunas samping atau tunas lateral.
Dengan demikian, bentuk tanaman sebagai manifestasi pertumbuhan tanaman
menjadi lebih ideal dan seimbang, baik pertumbuhan ke atas maupun ke samping.
2. Menjaga Kesehatan Tanaman
Kesehatan tanaman secara keseluruhan juga sangat dipengaruhi oleh
bentuk tanamannya. Banyak dahan dan ranting yang tumbuh tidak teratur dan

6
bersilangan di bagian tengah tanaman dengan daun-daun yang umumnya tidak
terkena sinar matahari secara langsung.
3.   Mengurangi bagian tanaman yang tidak produktif (parasit)
Daun-daun yang tidak terkena sinar matahari secara langsung, lebih
bersifat parasit bagi tanaman secara keseluruhan karena tidak melakukan proses
fotosintesis namun tetap mendapatkan fotosintat (hasil fotosintesis) dari daun-
daun di bagian terluar yang terkena sinar matahari langsung. Itu sebabnya, banyak
tanaman yang secara keseluruhan tumbuh dengan lebat, daunnya rimbun dengan
warna daun yang hijau pekat, namun teramat sangat jarang memunculkan
bunga/buah. Jika muncul bunga/buah, maka bunga dan buah yang muncul
jumlahnya terbatas atau sedikit sekali. Fotosintat yang terbentuk hanya
dialokasikan untuk pertumbuhan tanaman, khususnya ke bagian tanaman yang
bersifat parasit tersebut, dan pada akhirnya hanya sangat sedikit jumlah fotosintat
yang akhirnya dialokasikan oleh tanaman untuk memunculkan bunga dan buah
4. Mengurangi habitat hidup bagi OPT
Tanaman yang dipangkas teratur akan memberikan lingkungan mikro yang
baik bagi pertumbuhan tanaman itu sendiri, di mana sinar matahari sebagai
sumber energy yang utama sehingga dapat menembus semua bagian tanaman,
memberikan iklim mikro yang baik, mengurangi kelembaban yang berlebihan,
juga dapat meminimalkan perkembangan jamur dan organism pengganggu
tanaman (OPT) lainnya. Dengan demikian pertumbuhan tanaman menjadi lebih
optimal untuk memberikan hasil yang optimal pula.
Pada umumnyaa pemangkasan dilakukan untuk mengoptimalkan
pertumbuhan tanaman, hal ini sesuai dengan pendapat para ahli seperti yang akan
dijelaskan dalam paper ini. Pemangkasan merupakan cara mengatur dominasi
apikal agar dapat ditiadakan, yang selanjutnya akan merangsang pada
pembentukan cabang-cabang baru. Pemangkasan yang dapat dilakukan yaitu
pemangkasan batang utama atau pemangkasan cabang. Pemangkasan pada bagian
atas tanaman mengakibatkan hilangnya dominansi apikal dan menstimulasi
tumbuhnya tunas-tunas baru pada bagian aksiler batang. Dominansi apikal adalah
pengaturan pertumbuhan dominansi ujung tanaman yang menekan daerah
merisematik lainnya (Yonny, 2012).

7
Pemangkasan juga dapat berpotensi untuk memperbesar bonggol dari A.
arabicum. Contohnya pada Ubi pada tanaman A. arabicum dapat disebut dengan
bonggol. Bonggol ini merupakan akar bagian atas yang membesar yang dapat
menyimpan cadangan makanan bagi tanaman A. arabicum. Pemangkasan juga
dapat memperbaiki pencahayaan dari sinar matahari ke seluruh bagian tanaman
agar proses fotosintesis dapat berlangsung sempurna dan dapat mengurangi
kelembaban sehingga tanaman terhindar dari serangan hama dan penyakit
(Irawati, 2009).
Manfaat pemangkasan pucuk utama antara lain akan mengurangi
persaingan hasil fotosintesis di antara daun dengan buah dan mengurangi insiden
penyakit, demikian pula pemangkasan pada buah tomat ternyata meningkatkan
ukuran buah. Apabila pertumbuhan pucuk daun yang berlebihan dipangkas,
peredaran udara di sekitar kanopi bertambah baik, keadaan ini akan mengurangi
kelembaban iklim mikro di sekitar tanaman dan seterusnya akan mengurangi
insiden penyakit (Mangal, 2012).
Menurut Soenanto (2010), pada umumnya fotosintesis bersih maksimum
meningkat selama pengembangan daun dan akan mencapai maksimum tepat
setelah pengembangan daun penuh. Pada fase generatif hampir seluruh hasil
fotosintesis akan digunakan oleh bunga dan buah yang sedang berkembang.
Pertumbuhan dan perkembangan daun yang maksimum akan menyebabkan bunga
dan buah berkembang dengan baik, dengan demikian kemungkinan bunga atau
buah untuk gugur menjadi kecil.
Semua hal tersebut dapat dilihat dari meningkatnya buah yang terbentuk
dan bertambah sedikitnya buah yang gugur menyebabkan jumlah buah pada
tanaman yang dipangkas pucuknya lebih banyak dibandingkan dengan tanaman
yang tidak dipangkas pucuknya. Sedangkan untuk tanaman yang dipangkas
pucuknya pada lebih baik pertumbuhannya, perkembangan cabang dan daun dari
pucuk lateral tidak mencapai maksimum, sehingga jumlah buah yang dihasilkan
sedikit. Hal ini sesuai dengan pendapat Sumiati (1987) bahwa pemangkasan
cabang pada tanaman tomat dapat meningkatkan hasil buah yang nyata
dibandingkan dengan tanaman yang tidak dipangkas cabangnya.

8
Menurut Sutapradja (2008), meskipun dianggap kurang penting dan
kurang berperan dalam pertumbuhan tanaman, namun proses pemangkasan dalam
kegiatan budidaya sangatlah memberi dampak yang sangat nyata, hal tersebut
dapat dilihat dari beberapa dampak yang dihasilkan dari proses pemangkasan
yaitu:
1.  Merangsang proses pembuahan dan pembungaan
Selain pemberian tambahan hormone yang dapat mempercepat suatu
proses pembuahan atau pembungaan, cara lain yang dapat digunakan ialah dengan
melakukan pemangkasa pada tanaman yang dibudidayakan. Dengan melakukan
pemangkasan, hasil fotosintesis atau fotosintat tidak disalurkan pada daun yang
bersifat parasit pada tumbuhan tersebut, melainkan digunakan untuk pembentukan
bunga ataupun buah.
2.       Mengurangi OPT
Dengan melakukan pemangkasan, secara tidak langsung kita juga telah
mengurangi tempat tinggal atau habitat yang dapat digunakan oleh OPT untuk
berkembang biak. Selain mengurangi habitat Opt, kita juga telah memberi celah
pada sinar matahari untuk masuk dan menyinari bagian tanaman yang biasanya
tertutup, sehingga memberikan lingkungan mikro yang cocok untuk terus menjaga
kelembaban tanaman tersebut, sehingga jamur atau cendawan yang merugikan
bisa ditekan populasinya.
3.       Menambah nilai estetika
Pada jenis tanaman hias, pemangkasan sangatlah penting untuk dilakukan
terutama pada tanaman yang lebih menonjolkan keindahan dari segi bentuk.
Contohnya ialah pada tanaman bonsai, pemangkasan [ada tanaman ini sangatlah
penting, karena dengan dilakukan pemangkasan pada tanaman ini dapat
menambah nilai estetika atau keindahan dari tanaman ini, dan tentu saja harga dari
tanaman inipun menjadi lebih meningakat.
4.       Memperkokoh batang tanaman
Dengan dilakukan pemangkasan, maka beban yang dimiliki oleh batang
untuk menopang tanaman secara keseluruhan dapat dikurangi. Hal ini akan
tampak jelas terutama pada tanaman yang dikembangbiakkan secara cangkok,
karena pada hasil perbanyakan secara cangkok, akar tanaman tersebut tidak

9
sebanyak seperti tanaman yang dikembangbiakkan dari biji, sehingga
pemangkasan dirasa perlu agar batang tanaman tetap dapat berdiri tegak serta dan
atau tidak rebah (Ali, 2012).
Adapun jenis-jenis pemangkasan antara lain:
1. Pemangkasan Pucuk 
Prinsipnya adalah menghilangkan tunas apikal, yaitu tunas yang tumbuh di
pucuk batang tanaman. Hormon akusin dan sitokinin pada tanaman
mempengaruhi pertumbuhan pucuk tanaman sehingga pertumbuhan tanaman
bagian atas lebih cepat dibandingkan pertumbuhan percabangan dan membentuk
kanopi tanaman. Pemangkasan pucuk bertujuan untuk mengurangi persaingan
hasil fotosintesis di antara daun degan buah.
Pada tanaman mentimun yang dilakukan pemangkasan pucuk oleh
penelitian Sutapradja tentang “Pengaruh Pemangkasan Pucuk terhadap Hasil dan
Kualitas Benih Lima Kultivar Mentimun” memberikan hasil bahwa pemangkasan
pada ruas ke-15 menghasilkan jumlah benih per buah, bobot kering benih per
buah, dan bobot kering benih pertanaman lebih baik.
Penelitian lain oleh Winardiantika dkk tentang pengaruh pangkas pucuk
terhadap tanaman kembang kertas menyimpulkan bahwa perlakuan pangkas
pucuk saat umur tanaman lebih muda dapat menambah nilai kekompakan
tanaman, warna bunga cerah, dan bunga mekar serempak.
2. Pemangkasan Bentuk
Pemangkasan ini dilakukan untuk membentuk kerangka tanaman yang
diinginkan. Pemangkasan bentuk bertujuan untuk membentuk kerangka pohon
yang diinginkan, dimana percabangannya diatur dengan arah yang menyebar dan
produktif sehingga pertumbuhan batang dan cabang lebih kuat. Sebagai contoh
pada tanaman kopi dilakukan pemangkasan bentuk sebanyak dua tahap yaitu saat
berumur 8-12 bulan dan 1-2 tahun agar percabangan lebih stabil dan kuat.
3. Pemangkasan Pemeliharaan
Pemangkasan ini dilakukan sesudah pemangkasan bentuk, tanaman
dipelihara dan dipertahankan bentuknya. Kemudian membuang percabangan yang
terserang hama penyakit dan lain sebagainya sehingga percabangan produktif
kembali. Cabang yang kurang produktif dipangkas agar unsur hara yang diberikan

10
dapat tersalur kepada batang-batang yang lebih produktif. Sebagai contoh pada
tanaman melati yang idealnya tumbuh hingga 1 m pada kebun-kebun penghasil
bunga potong namun, jika lebih dari itu sebaiknya dipangkas agar tidak memanjat
pada tanaman lain. Pemangkasan pemeliharaan dapat berfungsi juga untuk
menambah nilai estetika atau keindahan.
4. Pemangkasan Peremajaan
Pemangkasan ini diperlukan untuk meremajakan pertumbuhan tanaman.
Maksud dari meremajakan yaitu mengganti tajuk tanaman yang lama atau tua
dengan yang baru yang masih produktif. Pada tanaman kopi, pemangkasan
peremajaan dilakukan menyeluruh apabila minimum 50% tanaman di kebun
sudah rusak atau tua. Cara pemangkasan peremajaan ialah dengan menebang
pohon, mengurangi percabangan atau merobohkan pohon.
Itulah berbagai macam pemangkasan pada tanaman budidaya secara umum
dan ternyata sangat bermanfaat untuk pertumbuhan tanaman itu sendiri. Tanaman
mendapat ruang untuk sirkulasi udara dapat menyerap sinar matahari lebih
optimal dan mengurangi kelembaban sehingga terhindar dari serangan hama
maupun penyakit yang akhirnya mendukung produksi tanaman. Sedangkan
macam-macam pemangkasan pada tanaman budidaya dapat dibedakan menjadi
pemangkasan pucuk, pemangkasan bentuk, pemangkasan pemeliharaan, dan
pemangkasan peremajaan. Pemangkasan disesuaikan dengan tanaman budidaya
karena caranya dapat berbeda sesuai kebutuhan.
Berikut merupakan hasil dan pembahasan mengenai data real pada
pengaruh pemangkasan terhadap pertumbuhan tanaman:
Tabel 1 Rata-Rata Luas Daun Tanaman pada Berbagai Umur Tanaman
Tomat dengan Perlakuan Pemangkasan Pucuk dan Media Tanam
Luas Daun Tanaman (cm2)
Perlakuan pada Berbagai Umur (hari)
15 hari 25 hari 35 hari
Tanpa 590,00 690,24
228,61
pemangkasan
Pemangkasan 15 569,55 780,53
242,67
hari
Pemangkasan 30 606,55 774,58
247,35
hari
Sumber: Jurnal Produksi Tanaman, 2018

11
Tabel 2 Rata-Rata Berat Kering Total Tanaman pada Berbagai Umur Tanaman
Tomat dengan Perlakuan Pemangkasan Pucuk dan Media Tanam
Berat Kering Total Tanaman (g) pada Berbagai Umur
Perlakuan (hari)
15 hari 25 hari 35 hari
Tanpa pemangkasan 4,78 7,87 13,33

Pemangkasan 15 hari 4,26 7,71 17,52

Pemangkasan 30 hari 4,48 7,40 16,31

Sumber: Jurnal Produksi Tanaman, 2018

Tabel 3 Rata-Rata Jumlah Buah Per Tanaman Tomat dengan Perlakuan


Pemangkasan Pucuk dan Media Tanam
Jumlah Buah Per Tanaman (buah)
Perlakuan t:s:k (1:1:0) t:s:k (1:1:1) t:s:k (1:1:2)
Tanpa pemangkasan 4,67 a 7,83 bc 8,50 c
Pemangkasan 15 hari 5,25 ab 6,42 abc 7,58 abc
Pemangkasan 30 hari 5,00 ab 6,17 abc 12,67 d
Sumber: Jurnal Produksi Tanaman, 2018

Tabel 4 Rata-Rata Berat Segar Buah per Buah dari Perlakuan


Pemangkasan Pucuk dan Media Tanam
Perlakuan Berat Segar Buah Per Buah (g/buah)
Tanpa
28,93 a
pemangkasan
Pemangkasan 15
34,43 ab
hari
Pemangkasan 30
37,32 b
hari
BNJ 5% 7,92
t:s:k (1:1:0) 27,81 a
t:s:k (1:1:1) 33,62 ab
t:s:k (1:1:2) 39,24 b
BNJ 5% 7,92
Sumber: Jurnal Produksi Tanaman, 2018

12
III. PENUTUP

Dengan dilakukannya pemangkasan dapat menghasilkan berbagai dampak


posititif bagi tanaman dan para petani karena, efesiensi pemangkasan tersebut
sangatlah bermanfaat bagi tumbuhan dalam pemanfatan cahaya dan pengendalian
hama serta memudahkan dalam pemanenan. Serta terdapat beberapa manfaat dari
dilakukannya proses pemangkasan tersebut yang pada akhirnya akan
menghasilkan dampak positif bagi pertumbuhan tanaman tersebut.
Adapun dampak positif yang dihasilkan dari proses pemangkasan berupa
merangsang proses pembuahan dan pembungaan, mengurangi OPT, menambah
nilai estetika, memperkokoh batang tanaman, mengatur arah tumbuh tanaman,
menjaga kesehatan tanaman, mengurangi bagian tanaman yang tidak produktif
(parasit), dan lain sebagainya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ali. 2012. Pengaruh Waktu Pemangkasan Tajuk dan Populasi Tanaman terhadap
Hasil Empat Klon Ubi jalar. IPB

Allison J.G.S., and D.J. Watson. 2008. The Production and Distribution of Dry
Matter in Maize After Flowering. Ann. Bot. 30:365-381.

Barus. 2008. Agroteknologi Tanaman Buah-buahan. USU Press. Medan.

Biro Pusat Statistik. 2013. Survei Pertanian. Produksi Produksi Tanaman


Sayuran dan Buah-buahan. Jakarta Indonesia. Hlm. 8.

Fisher. 2008. Fisiologi tanaman budidaya tropik. GMU Press, Yogyakarta.

Irawati. 2009. Pertumbuhan Tunas Lateral Tanaman Nilam Setelah Dilakukan


Pemangkasan Pucuk Pada Ruas Yang Berbeda. Jurnal
Penelitian.Vol.17(2).

Mangal. 2012. Effectof Effect of Stacking and Pruning on Growth and Yield of
Tomato Varieties Indian. Jurnal Agric. Res. 15(2):122-129.

Nuraini. 2017. Pengaruh Pemangkasan Terhadap Pertumbuhan: Percabangan Dan


Pembesaran Bonggol Tiga Kultivar Kamboja Jepang. Jurnal Kultivasi
Vol.16(2) Agustus 2017

Sabaruddin. 2012. Pengaruh pemangkasan dan pemberian pupuk organic terhadap


produksi tanaman mentimun (Cucumis sativus L.). Jurnal Penelitian
Agronomi.Vol.1(2):107-114.

Yonny. 2012. Efektifitas Model Pemangkasan Dan Pemberian Pupuk Majemuk


Terhadap Tanaman Melon (Cucumis melo, L.). Jurnal Ilmiah
Agroteknologi Plumula Vol. 1 No. 1 Januari 2012.

Sutapradja. 2008. Pengaruh Pemangkasan Pucuk terhadap Hasil dan Kualitas


Benih Lima Kultivar Mentimun. Jurnal Penelitian Vol. 18(1):16-20,
2008

Soenanto, H. 2010. Pesona Adenium. Yogyakarta: Kanisius.

Sumiati. 2012. Pengaruh Pemangkasan Batang terhadap Hasil dan Kualitas


Tomat. Jurnal Penelitian Vol.15(1):48-54.

Widodo, W.D. 2009. Pemangkasan. Penebar Swadaya. 103 Halaman.

           

14

Anda mungkin juga menyukai