Anda di halaman 1dari 53
Pengantar untuk Pemodelan dan Metode-metode Kualitatif MODEL-MODEL MATEMATIKA 1. Dalam bab ini, dan dalam beberapa bagian ‘an sebagai persamaan-persama kan persamaan-persamaan yang memodellan in memperhi Model-model matematika dapat diartik puku ini (lihat Bab 7, Bab 14, dan Bab 31, misalnya), kita aka beberapa situasi nyata. Suaga conto, Ketika membshas rangkaian elekronik ars langsung (DC) sederhand persamaan V = RI memodelian penurunan tegangan (yang diukur dalam volt) melewati sebuah tahanan (yang divkur dalam ohm), di mana / adalah ans {yang diukur dalam ampere). Persamaan ini dsebut Hukum Ohm. untuk menghormati G. S. Ohm (1787 ~ 1854), seorang fisikawan Jerman. ‘Sctelah selesai dikonstruksi, beberapa model dapat digunakan contoh, prakiraan cuaca, pertumbuhan tumor, atau hasil permainan roulette, tuk memprediksi berbagai situasi fisik. Sebagai semua dapat dikaitkan melalui suatu bentk pemodelan matematis. ‘Dalam beb ini kta membahas variabel yang kontinu dan bagaimana persamaan-persamaan diferensial dapat digusakan dalam pemodelan. Bab 34 akan memperkenalkan konsep persanaan-persamaan selisi. Ini merupakan persamaar- persamaan di mana kita memakai variabel diskrif; artinya, vi y memiliki nilai-nilai tertenty, peti risalnya bilangan bulat. Dengan sedikit modifikasi, semua yang disajikan tent diferensial juga berlaku untuk pemodelan dengan persamaan-persamaan selisi. “SIKLUS PEMODELAN” k ae a meni uty situs meta kt igin menenakan jt tan radio aki di lam st nstt). set dapat membantu kita memodelkan situasi ini (dalam bentuk suatu persamaa “ it. ‘ suatu persamaan diferensial yang “sangat stl mo ag ame digunakan untuk membanty kita memecahkan persamaan terscbut (program korn ae member kia i in). Jawaban-jawaban berbasis teknologi ini kemudian diartikan atau dike jruasi ny? terebut Gualah Bahan radio-akti. Gamba 2-1 mengilustasikan situs ing nae Sess dente a METODE-METODE KUALITATIF Ga Membangun suatu model merupakan _ uns roses yang panj dan rumit| munekin diperikanriset selama bertahurtahun Sa a sees drut, ‘model yang dihasilkan mungkin tidak Ina secara analitik, Para peneliti memiliki dua © Menyederhanakan, atau “m: , atau “mengakali", model pendekatan yang sah, asalkan penyedethanaannya tide memberikan Kompromi yang berlebihan terhadap sine nyata yang dihadepi, seingga kepunaanny teap heen tap relevan, Inverpretas Komunikasi BAB PENGANTAR UNTUK PEMODELAN DAN METODE-METODE KUALITATIF 7 Soal tersebut berlaku, bahkan di dalam kasus: 2a 22. 23. 2A. 28. 26. 27, 29, 2.10, Mempertahankan model terscbut apa adanya dan menggunakan teknik-teknik lai ctode mnakan . seperti misalnya metode-metode rumerik tan gras (hat Bab 18, Bab 19, dan Bat 20), Ini merupakan pendekatan kwaiaif: Walaupun kta dak mem- eve solo’ anSliik yang akurat, Kita masih memperoleh beberapa informa yang dapat mengungkapkan kegunaan dari model tersebut. Alat-alat teknologi sangat bermanfaat di dalam melakukan pendekatan ini (lihat Lampiran B), Soal-soal dengan Penyelesaian 2.1 hingga 211 berurusan dengan berbagai mode, dan banyak i antaranyamewakilisituasi nyata, Asumsikan bahwa model-model -kasus di mana beberapa variabelnya berbentuk disk Bahaslah model: 7, = 32+ 188 T,. Model ini mengkonversitemperatur dari skala Celcius ke skala Fahrenit Bahaslah model: PV = nT. Ini adalah model dari gas-gas ideal dan dikenal sebagai Hukum Gas Meal, Dalam ums atmosfer), V adalah volume (iter), adalah jumlah mol, R adalah konstanta gas universal (R= temperatur (derajat Kelvin) , rn “e adalah tekanan (divkur dalam 3145 Jmol K), dan T adalah AApakah yang dinyatakan dalam hukum Boyle? Hulu Boyle menythan Sta, wt su ga ikl pds enpetron, dan k adalah konstanta (atmosfer-liter), oem ny ar In yatta ann dan lane Hendin scr eh Bataan motes = 2, di mana P (atmosfer), V (liter) it Rumas ini digunckan dalam bidang elektro: ! mewakiliarus (ampere), q mewakili mvatan (coulomb), adalah waktu (detik). Soal-soal yang melibatkan model ini akan dibahas dalam Bab 7 dan Bab atassh mode: m2 + af y= Fy Ini merupakan model Klasik: sistem massa-pegas dengan gaya Dalam model ini, y adalah pespindahan (im), ¢ adalah waktu (detik), m adalah massa (kg), @ adalah gesekan atau Konstan redam (kg/det),& adalah konstanta pegas (kg/det?) dan F(e) adalah fungsi penggerak (N). Variasi dari model ini dapat digunakan untuk memecahkan soal-soal mulai dari peredam kejut (shock absorber) mobil hingga analisis mengenai tulang belakang manus: Persamaan diferensial ini menggunakan sejumlah konsep-konsep Klasik, termasuk hukum kedua Newton dan hukum Hooke. Kita akan membahas kembali persamsan ini dalam Bab 14, Asumsikan M(0) merepresentasikan massa sebuah elemen dalam kg. Misalkar hasil rset menunjkkan bahwa Iaju peluruhan sesaat dari clemen tersebut (keith) sebanding dengan jumlah yang ada: 4") M(0. Susunlah suatu model untuk hubungan ini “Hubungan proporsional §'() Af) dapat divbah menjadi persamaan dengan memasukkan Sebuah Konstanta proporsionalitas, A (iit). Maka model kita menjadi A/C) = AM). Kita that bahwa k-< 0, Karena jemlah M() makin berkurang Persamaan ini dapat digolongkan sebagai “persamaan yang dapat dipisshkan” (ihat Bab 3). Solusi untuk persamaan diferensia i tif disebut sebagai “peluruban eksponensial”, akan dibabas lei Iajut dalam Bab 4, jenis ini, yang secara kul Pehaika sal sebelumnys. Misatkan hail set mengungaphanbabvs sj peluroan berbanding dengan kar da jumfah yang ada Buatah mode! untuk situas demikian. _— yor RM) dapat arkan 87) =k ME). Kit iat sin twa satan dar adalah #8, Solas unk persamaan siferensa ons ini kan ibaas lebih Tut dalam Bab 4 tas Poy jiks jv pertmbukannya berbanding dengan jumlah yang pda waka ‘Modelkan suatu pop (PC), i mana k > 0. terpuna?" dan eSeberapa singkat?” menipakan pertanyaan-petanyaan yang harus diperhaikan secara kualtaif, dan bergantung ‘PCD, pln an Canscaner 8 PENGANTAR UNTUK PEMODELAN DAN METODE-METODE KUALITATIE Bap a 4 mana K = £(100.000). Ini akan memberi an memberkan hail yang sangat mendckati pertumbuban eksponensil Jad untuk Po) hanya akan ada sedikit ere bey ob eee x he Pa) delat Berbdan antara model ii dengan model sebelumnya yang disebutkan dalam Soa! 2.8 dan 28, ba Prey carta ctat dengan 100.000 yang anya 100.000 ~P¢) = 0) maka prsaraan deena dapat dik ening sels Kaka unk pean in adalah P) = TOD, harena haya Kertna ang. mel ay dar gam mia yang “besa, PC) meni Kecenderingan “menjadi aa” dengan 10000, yang mervakin Kapsis akin Dalam soal ini, kita menggunak i baka _ , snakan pendekatankuaitaif kita dapat mengurskan beberapa informasi dan meng eam n= desi, ‘walaupun kita tidak memiliki solusi persamaan dferensial. Persamaan jenis ini merupakan contoh model popuiss logistik dan digunakan secara luas di bidang sosiologi. Juga perhatikan Soal 7.7. " pethatikan sistem berikut jn 0 Di sini, R melambangkan jumlah kelinci dalam sebuah populasi, sementara F melambangkan jurnlah rubsh, dan # adalah wakay (bulan). Asumsikan bahwa mode! ini menggambarkan hubungan antara Kelinci dan rubah. Apakah yang dinyatakan olch madi? Sistem persamaan (J) mencerminkan hubungan “pemangsa-mangsa”, Suku-suku RF dalam kedua persamaan dapat diartkan sebagai “suku interaksi". Artinya, kedua faktor dipestukan untuk memberikan pengaruh pada persamaan-persamaan tersebut, Kita lat bahwa koefisien R dalam persamaan pertama adalah +2: jika tidak terdapat sku RF dalam persamasn tersebut, FR akan meningkat tanpa batas, Koefisien -3 dari RF memiliki dampak nesatif pada populasikelint, Pada persamaan Kedua, kita lihat bahwa F dikalikan dengan ~4, menandakan bahwa populasi rubah akan berkurang jka ‘mereka tidak berinteraksi dengan kelinci, Koefisien positif pada RF menunjukkan éampak positif pada populasi rubah. Modcl-model pemangsa-mangsa sangat sering dipakai di berbagai bidang ilmu mulai dari populas satwa liar hingea perencanaan strategi militer. Banyak di antara model-model ini menggunakan metode-metode kualitatif. Soal-soal Tambahan 2.12, Dengan menggunakan Soal 2.1, carilah sebuah model yang mengkonversikan temperatur dari skala Fahrenheit ke skala Celcius 2.13. Hukum Charles menyatakan bahwa, untuk suatu gas ideal pada tekanan konstan, Y= &, di mana V (liter), 7 (derajat Kelvin), dan & adalah sebuah konstanta (lit/°K). Apakah yang dinyatakan oleh model ii nity = ny at de 2.15. Mistan sebuah rang dingnkan meorut mos T() = VSI6~ 1, i mana (jam) dan T (raj Cele) ka ita mens proses peninginan pa =O Kpankah mel int end sh elk lpi? Mengaps? 2.16. Misalkan ruangan dalam Soal 2.15 didinginkan sedemikian rupa sehingea T(7) = ~ 20¢ + 376, dengan variabel dan kondsi ease ta evap me wakts yang buon onukmewnginan range tba keepers inimamnya! Mens? 2.14, Bahaslah hukum gerakan kedua Newton: F = mi fem tersebut “tak-teredam” dan “tanpa gaya”, atau 2,17, Peshatikan model yang dibahas dalam Soal 2.5. Jka kita asumsikan bahwa ++ ky =, Jika kta gunakan m = 1 dan k = 4 untuk lebih menyedeshanakan F(t) = 0 dan a = 0, persamaan tersebut menjadi hp in merges P+ 4 © Mini ene Nb 2 meme sn ea ; perpindahan, (0). 28, Pethatikan soal sebelumaya, Carilah (a) fungsi Kecepatan: (b)fungsi percepatan 2.19, Peshaikanpersamaan diferensial “= (y~ (9 ~ 2) Jelaskan (perth y pada y= 1 dan y= 2 () apa yang tex denen sy fika y <1; () apa yang tradi dengan y tka 1 < y <2 (2) apa yang tej dengan yjika y > 2. 2.20, Asumsikan senyawa kimia, X,sedemikan ropa sehingga lau peloruhan berbanding dengan pangkat tga dari slshnya dene nat erentu i rman Redan X dan Mf dberikan dalam gram dan wakto dior dalam am. Modekan hubs dllam suatu persamaan diferensial i an dengan sejumtah pipa dan kran. Jka A¢*) dan B®) melambangk®* 2.21, Misalkan A dan B merupakan dua buah tong yang dihubunskan dengan sejumlah pips Sika A aan Juma gafon gla air dalam tia tong pada wake Gam), apakah yang dilsmbangkan ol 4?) dan B10)? ial berikut ini memodetkan pencampuran Kedua tong tesebt 2.22, Pethatikan Soal 2.21. Missikan sistem persamaan diferensi MA 2 a+ bB +E ar o 2B an + eB + a + B+ Sh «ti mana a, b, ¢,d, e, dan f adalah konstanta. Apakah yang terjadi dengan gula eair dan apa satuan Keenam Konstants =! pln an Canscaner Klasifikasi Persamaan Diferensial Orde-Pertama BENTUK STANDAR DAN BENTUK DIFERENSIAL Bentuk standar dari persamaan diferensial orde-pertama dalam fungsi y(x) yang dicari adalah flrs») Gn 4 mana turunan y* muncul hanya di sisi kiri dari (3.1). Banyak, walaupun tidak semua, persamaan diferensial orde- pertama dapat dituliskan dalam bentuk standar melalui penyelesaian y’ secara aljabar dan menetapkan flx, ») sama dengan sisi kanan dari persamaan yang dihasilkan, Sisi kanan dari (3.1) dapat selalu dituliskan sebagai pembagian dua fungsi lainnya M(x, y) dan ~N(x, y). Dengan demikian (3.1) menjadi dy/de = M(x, y)/-N(x, y), yang ekuivalen dengan bentuk diferensial M(x. y)dr + Mex, yidy = 0 (G2) PERSAMAAN-PERSAMAAN LINEAR Perhatikan sebuah persamaan diferensial dalam bentuk slandar (3.1) Jika fx, y) dapat dituliskan sebagai fx, ») ploy + a(x) (yang artinya, sebagai fungsi dari x dikalikan y, ditambah satu lagi fungsi dari 1), persamaan diferensial tersebut adalah finear, Persamaan diferensial orde-pertama dapat selalu dituliskan sebagai y+ pay = gia) G3) persamaan-persamaan linear dikerjakan dalam Bab 6. PERSAMAAN-PERSAMAAN BERNOULLI Suatu persamaan diferensial Bernoulli adalah persamaan dalam bentuk yt + ply = any" G4) di mana n metambangkan suatu bilangan real. Ketika = 1 atau = 0, persamaan Bernoulli akan tereduksi menjadi persamaan linear. Persamaan-persamaan Bemoulli dikerjakan dalam Bab 6, PERSAMAAN-PERSAMAAN HOMOGEN Suatu persamaan diferensial dalam bentuk standar (3.1) adalah homogen jika ‘its, 9) = fis») BS) Untuk setiap bilangan real 1. Persamaan-persamaan homogen dikerjakan dalam Bab 4. Catatan: Dalam kerangka umum persamaan diferensial, istilah “homogen” memiliki arti yang sama sekali berbeda (lihat Bab 8). Arti yang dimaksudkan di atas hanya berlaku dalam Konteks persamaan diferensial orde-pertama. 10 LASIFIIASI PERSAMAAN DIFERENSTAL OROE-PERTAMA BABS PERSAMAAN-PERSAMAAN YANG DAPAT DIPISAHKAN Perhatikan suatu persamaan diferensial dalam bentuk diferensial (3.2) Jika M(x, y) = A(2) (fungsi dari x saja) dan Nox, 4) = BQ) (fungsi dari y saja), persamaan diferensial tersebut dapat dipisahkan, atau memiliki variabel-variabel yang dipisabkan, Persamean-persamaan yang dapat dipisahkan, dikerjakan dalam Bab 4. PERSAMAAN-PERSAMAAN EKSAK rrensial dalam bentuk diferensial (3.2) adalah eksak jika OM(x, y) _ ANC, y) ee ae 66 Persamaan-persamaan eksak dikerjakan dalam Bab 5 (di mana akan diberikan definisi yang lebih tepat teshadap pengertian “eksak”).. Suatu persamaan Soal-soal dengan Penyelesaian 3. Tuliskan persamaan diferensial ay’ ~ y dalam bentuk standar. Dengan menyelesaikan y’, kita memperoleh y’ = “se yang memili 3.2. Tuliskan persamaan diferensial e'y’ + ey = sin x dalam bentuk standar, Dengan menyelesaikan y’, kita memperoleh ey sey t sine atau Yancy +e sins yang memiliki bentuk (3.1) dengan flr, y) = -e'y + €* sin x 3.3. Tuliskan persamaan diferensial (+ y)* = sin (4) dalam bentuk standar Persamaan ini tidak dapat dipecahkan secara aljabar untuk y’, dan ridak dapat dituliskan dalam bentuk standar. 3A, Tuliskan persamaan diferensial yy’ — 1) = x dalam bentuk diferensial, Dengan menyelesaikan y’, kita memperoleh om o ‘yang merupakan bentuk standar dengan fx, y) = ¢r + yp? Persamaan-persamaan diferensial yang dapat diasosiasikan dengan (!) ‘memiliki jurah yang tak terhingga. Empat di antaranya adalah: Maka +9 NGG en dengan bentukdiferensial (e+ yd + yy Nox») = 2, Maka 1.) aty (®) Ambillah MG, dan (1) ekuivalen dengan bentuk diferensial (-I)de + y cme( 2) (© Ambilian MCs») = 2, nox, y= Ne: dan (/) ckuivalen dengan bentuk diferensial pln an Canscaner BABS LASIFIKASE PERSAMAAN DIFERENSTAL OROE-PERTAMA, W 36. 31. 38. . Tuliskan persamaan diferensial dy/dx = Persamaan ini memiliki bentuk diferensial dalam jumiah yang tidak terbatas. Salah satunya adalah ae + dy =0 o Dengan mengalikan (I) dengan x, kita memperch ydr+ Cady =0 @ sebaga bentuk diferensal kedua, Dengan mengalikan () dengan I, kita memperolch dave sas =0 @ sebagai bentuk diferensial ketiga, Masih banyak lagi bentuk diferensial yang bisa diturunkan dari (7) dengan mengalikan persamaan tersebut dengan berbagai fungsi x dan y lainnya. “uliskan persamaan dferensial (xy + 3d + 21 ~ y* + Diy = O dalam bentuk stand. Persamaan ini dalam bentuk diferesil. Kita menulisnya ulang sebagai c= 4 Diy = hay + 3dr yang memiliki bentuk standar “Tentukan apakah persamaan-persamaan diferensial berikut berbentuk linear: (@) ¥ = (sin yy + @) yexsinyte © y=5 @ y¥ry O wtys vy () y tay=ey (@) Persamaan ini linear; di sini p(x) = ~sin.x dan g(a) (6) Persamaan ini tidak linear karena adanya suku sin (©) Persamaan ini linear; di sini p(x) = 0 dan q(x) = 5. (@, Persamaan ini tidak linear karena adanya suku y’ (©) Persamaan ini tidak linear karena adanya suku y*. () Persamaan ini tidak linear karena adanya suki 3" Tinear, Persamaan ini dapat ditulisulang sebagai y’+ (x ~ e')y = 0 dengan p(x) = x ~ e* dan q(x) = 0. tidak linear Karena adanya suku Uy: (@)Persaman i (0) Persamaan “Tentukan apakah ada di antara persamaan-persamaan diferensial dalam Soal 3:7 yang merupakan persamaan Bernoulli ‘Sema persamaan yang linear adalah persamaan Bermouli dengan m = 0. Selain it, tga di antara persamaan yang tidak linea, (), (b, dan (i, juga demikian, Tuliskan ulang (e) sebagai y” = ~1; ini memiliki bentuk (3.4) dengan p(s) = 0.40) x, dan n = 5. Tuliskan ulang (f) sebagai Ini memilki bentuk (3:4) dengan p(x) = g(x) = Ws dan n = 1/2. Tuliskan wang (h) sebagai y nr dan n= =I pln an Canscaner 2 KLASIFIKASI PERSAMAAN DIFERENSTAL ORDE-PERTAMA or 2 49, Tentukan apokah persamaanpersamaan diferensial brit ini homogen: © ys 5 @ aan +)? sin vay @ y o ¥ me (@) Persamaan ini homogen, karena pte tM IFT yy “w xr # fey (©) Persamaan ini homogen, Karena omy = 20st 2” (@) Persamaan ini tidak homogen, Karena aie ty wty Jies.n) = S54 fy Te 3.10. Tentukan apakah persamaan-persamaan diferensial berikut dapat dipisabkan: (a) sinxde + ydy=0 (6) ay'de-y'dy = 0 (©) (taydr + y dy =0 » (a) Persamaan diferensial ini dapat dipisahkan: di sini M(x. ») = A(x) = sin x dan NG (6) Persamaan ini tidak dapat dipisahkan dalam bentuk yang diberikan, karena M(x, )= 1° bukan fungsi dai x saa. Tap ja kita membagi Kedua sisi dari persamaan ini dengan .°y’, kita memperoleh persamaan (I/s}dr + (-Idy = 0, yang dapat dlipisakan. Di sini, A(x) = 1/x dan BG) (©) Persamaan ini tidak dapat dipisahkan, karena M(x, 9) = 1 + 4y. yang bukan merupakan fungsi dari x saa. ‘Tentukan apakah persamaan-persamaan diferensial berikut adalah eksak: (a) 3eydr+ + idy=0 ®) gary (a) Persamaan ini adalah eksak; di sini Mx, ») = 3x¢y, Mx y) = (b).Persamaan ini tidak eksak. Di sini Mla, ») = xy dan NOx 0, dan AMPy # ANB. 3.12, Tentukan apakah persamaan diferensial y° = y/v adalah eksa. Istlah “eksak” hanya memiliki definisi untuk persamaan-persamaan dalam bentok diferensial, bkan bentuk standar,Persamasn diferensial yang diberikan memiliki banyak bentuk diferensal, Salah satu béntuk tersebut diberikan dalam Soal 3.5, Pers (I. sebagai Jade + ebay = Di sini, M(x, y) = ylx, NG, ¥I M1 yt On dan persamaan in dak ehsak Benak diferensialkedua untuk persamean deen yang sma dierikan dalam Pes. (3) Soa 3.5 sags hac Di sini Mx, ») = Ws, Nex, 9) = lly. ddan persamaan ini eksak. Jad, suatu persamaan diferensi tertentu memiliki banyak bentuk diferensial, beberapa di antarany? smungkin eksak. 3413. Boktikan bahwa suatu persamaan yang dapat dipisahkan selalu eksatk. ‘Untuk suatu persamaan diferensial yang dapat dipisahkan, M(x, y) = A(X) dan N(x, y) MCs. y) _ Ave) a Karena dM/2y = N/A, persamaan diferensial = BO). Jai, ANG 3) _ AB) Se seers cksak, : pln an Canscaner BABS LASIFTKASI PERSAMAAN DIFERENSTAL ORDE-PERTAMA 13 3.14, Suat teorema persamandifernsalorde-pertama menyatakanbahwa ka ft, 9) dan ft, y¥8y oni dalam sebuah segiempat fe = x S aka terdapatsuaty interval di sekitar ali mana soa ila-awal y= fs, y; YG) = yy memiliki sols nik, Soa nilai-awal y= 2513 (0) = O memiliki dus solusi y= xl dan y= O. Apakab has ini melanggar torema trscbut? Tidak. Di sini, fs, 9)= 21 dan dengan demikin, fy tidak eksis dik nol Soal-soal Tambahan Dalam Soal 3.15 hingea 3.25, tliskan persamaan-persamaan diferensial yang diberikan dalam bentuk standar 3.5. 0 + 316, ely’ aay 317. OP ty + ‘BIB. ay’ + costy’ + y) = 1 3.19. 8" 3.20, it yO’ -2) BL (x = yd + dy = 0 322, 0 a2, det Shay =0 32, (e*~yydeeldy = 0 328. dy + dr Dalam Soa! 3.26 hingga 3.35, persamaan-persamaan diferensial diberikan dalam bentuk standar dan diferensal. Tentukan apakah persamaan-persamaan dalam bentuk standar bersifat homogen dan/atau linea, dan, jika tidak linear, apakah merupakan persamaan Bemoulli; tentukan apakah persamaan-persamaan dalam bentuk diferensial diberikan sebagaimana terulis dalam soal, bersifat tidak dapat dipisahkan dan/atau eksak, 326, ¥ = ay; yd - dy 327, Yay ade lay = 0 ay+ hi Gy + I) de-dy=0 3.29, ye Lae 0 By ras yoe0 sau ye Be antes Pope an yep wth essays a= Dey ta One tre Bak eey tts OF tae hay = pln an Canscaner Persamaan-persamaan Diferensial Orde-Pertama yang Dapat Dipisahkan SOLUSI UMUM Solusi untuk persamaan diferensial orde-pertam: AQ) dr + BQ) dy = 0 dapat dipisahkan (lihat Bab 3) (4) adalah Jace dx + [20 ay (42) 4li mana ¢ melambangkan suatu Konstanta sembarang. Integral-integral yang diperoleh dalam Pers. (4.2) mungkin, dalam berbagai aplikasi, tidak mungkin untuk dievaluas Dalam kasus-kasus demikian, digunakan teknik-teknik numerik(Iihat Bab 18, 19, 20) untuk memperoleh solusi perkirgan, Sekalipun integrasi yang ditunjuskan dalam (4.2) dapat dilakukan, mungkin y tidak dapat diselesaikan secara ekspisi dalam suku x, Dalam kasus demikian, solusinya dibiarkan dalam bentuk implisit. NILAT-AWAL SOLUSI UNTUK SOAL Solusi untuk soal nilai-awal Aadr + BQ) dy = 0; yx) (43) dapat diperoleh, sebagnimana biasanya, perama-tama dengan menggunakan Pers. (4.2) untuk memecahkan persamaan diferensial dan kemudian menerapkan kondisi awal langsung untuk menghitung c. Sebagai alternatif, solusi untuk Pers. (4.3) juga dapat diperoleh dari Jf Aeoar + f° Bong U 44 Akan tetapi, Persumaan (4:4) mungkin tidak dapat memberikan solusi untuk (4.3) secara unik; artinya, (4.4) mungkin memiliki beberapa solusi, yang salah satunya memenuhi soal nilai-awal yang diberikan, PENYEDERHANAAN PERSAMAAN-PERSAMAAN HOMOGEN Persamaan diferensial homogen @s yang memilk silat ex ) = fe) hat Bab 3) dapat diansformasikan menjadi persamaan yang dapat dinsabkan dengan memasukkan 46) na PERSANAAN-PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE-PERTAMA YANG OAPATDIPISANKAN 15 bersama dengan turunannya 7) Persamaan yang dihasilkan dalam variabel v dan x diselesaikan sebagai persamaan yang dapat dipisahkan; solusi yang dicari untuk Pers. (4.5) diperoleh dengan melakukan substitusi balik. Dengan cara Iain, solusi untuk (4.5) dapat diperoleh dengan menulis ulang persamaan diferensial tersebut sebagai ae 1 dy > Fay) as) ddan kemudian memasukkan ate 49) dan turunannya de du ay = "dy (4.10) ke dalam Pers. (4.8). Setelah melakuken penyedethanaan, persamaan diferensial yang dihasilkan memiliki variabel yang dapat dipisabkan (kali ini, w dan y). Biasanya, tidaklah penting metode solusi mana yang dipakai (lihat Soal 4.12 dan 4.13), Akan tetapi, kadangkala salah satu substitusi (4.6) atau (4.9) lebih baik daripada yang lainnya, Dalam kasus-kasus demikian, substitusi yang lebih baik biasanya terlihat dari bentuk persamaan diferensial itu sendiri. (Lihat Soal 4.17) Soal-soal dengan Penyelesaian 4, Selesakan x dt ~ y? dy Untuk persamaan diferensial ‘memperoleh Aw dan BQ) =~. Dengan memasukkanrila-ila ini ke dalam Pers. (42), kita Jace forraee yang, setelah integrasi dilakukan, menjadi x°/2 - y'/3 = c. Dengan menyelesaikan y secara eksplisit, kita memperoleh solusi v=Qe si) Be 4.2, Selessikan y’ = y*r' Pertama-tama kita tulis ulang persamaa dan B(y) = =1/y*, Dengan memasukkan nilai-nilai Jeasfenrra Dengan memecabkan y seeara eksplisit, kita memperoleh solusi dalam bentuk diferensial (linat Bab 3).<° dx ~ (1/)?) dy = 0. Maka AG ke dalam Pers. (42), kita memperoleh, , dengan melakukan integrasi yang ditunjukkan. 3" + U a Persamaan ini dapat ditulis wlang dalam bentuk diferensial (242) de-ydy=0 yang merupakan persamaan yang dapat dipisahkan dengan A(x) = 1? +2 dan B(y) =». Solusinya adalah Jorend-fraee atau 3 Dengan memecahkan y. dengan k = -2c, Dengan memecabikan y secara impli aren = (Be varek dan y=-| 44, Seesstan y = 5 Testa tno tlsan lang psraan ini da bentuk diferent 5d ~ (1) dapat dipisahkan, Solusinya adalah fang merupakan persamaan yang Jsasfeune atau, jika diselesaikan, Sx ~ In bl = ¢ pln an Canscaner 16 48. 47. 48. a! PERSAMAAN-FERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE-PERTAMA YANG DAPAT OIPISAHKAN Baa, santas Caemceakan y secara eksplisi, erama-tama kia tus lang solsiya sebagai In bf = Se — € din Kemi, ‘Renerapkan eksponensial pada kedua sis. Jad e*” = e*. Karena o*% = [kta memperoleh | = ee, atau y = qe Solusinya diberikan secara eksplisit oleh y = ke", k = +e" Pen son a) aay ea hn a en ics een ag yum tenis san nae enn an a= en Fen 3/50 mepsn so da pean dea sper ein shop av a9 = Ho Bean le et Pea ices hla ek ag sian i es, Sol 69 wk ete ss oma Selesikan yf = 5-21. ae aan yang dapat dipisahy Persamaan ini, dalam bentuk diferensial, adalah (x + 1) dv + (-y* — 1) dy = 0, merupakan persamaan yang dapat dipis akan, Solusnya adalah Jurpary atau, jka disetesaikan, Ser-E-) dak dapat diseessikan sear alba untuk y,solusinyn har dibarkan dalam bentak implisinya yap Karena persamaan sekarang, Selesaikan dy = 24° +9) dt, Persamaan ini dapat ditulisulang sebagai atau, jika integral yang diberikan diselesaikan, Dengan memecahkan y, kita memperoleh atau tan GP + A) dengan k = 3c. Selessikan 4 = y?~2¥ +2 dr Persamaan ini dapat dituliskan lang dalam bentuk diferensial Janta Se= "ik imepralpertamadieesikan dengan tercbih duly menyesiban kudrtnya, kita memperoleh de Jac au arctan (= 1) Dengan memecahkan x sebagai fungsi dati ¢, kita memperoleh arctan (x— I= t+ 6 x-1 stn@+e) sou xe ltingse Selesaikan e* dr - y dy = 0; (0) = 1 Solusi untuk persamaan diferensal ini diberikan oleh Pers (4.2) sebagai feds [onaec 2c. Dengan menerapkan kondisi-kondlisi awal, kita memperoleh (1)° |. Jd, solusi untuk soal nilai-awal ini adalah atau, jika diselesaikan, sebagai y? = 2c" + &, k A122 +4, atau k pln an Canscaner BAB 4 ERSAMAAN-PERSAMAAN DIFERENSIAL OROE-PERTAMA YANG DAPATDIISAHKAN "7 (Perhatikan bahwa kita tidak dapat memilih akar negatif, arena dengan demikian (0) = —1, yang melanggar kondisi awal.) ‘Untuk memastikan bahwa nilai y tetap real, kta harus membatasi x sehingga 2e ~ 12 0. Untuk meyakinkan bahwa y* imemang ekss [pethatkan bahwa y(x) = dyldx = ep), kta harus membatasix sehingga 2e"~ 10. Kon sama menyiratkan bahwa 2e"—1>0, atau x > In 49, Gunakan Pers. (44) untuk meayelesaikan Soal 48, Untuk soal 1,A(Q) = ¢, dan B(9) = —y.Jikanilasnita ini dimasukkan ke dalam Pers (4.4), kita memperoleh [earfenw=o J-o vow ooo): Jodi, 3? = 2e' ~ 1, dan, seperti dalam Soal 4.8, y 4.10, Selesaikan x cos x d+ (1 = 69) dy = Di a) X= M3) = 0, ACA) =x 608 x, dan BG) ~ 6)", Jka nila-nita ini dimasukkan ke dalam Pers. (44), kta memperoleh [fxcosxdc+ [=o dy=0 ‘Jika integral-integral ini diselesaikan (yang pertama melalui integrasi per bagian), kita memperoleh xsin al} +008 xi + (y 9" = atau ssn + cosx4 1 =yh-y ‘Karena kita tidak dapat memecahkan persamaan terakhir untuk y seeara ekspli ‘mplisitnya sekarang, kita harus puas dengan solusi dalam bentuk yee Persamaan diferensial ini tidak dapat dipisahkan, tapi homogen seperti dtunjukkan dalam Soal 3.9(a). Jika Pers. (4.6) dan (4.7) dimasukkan ke dalam persamaan ini, kita memperoleh dy wax dro AL, Selesaikan yang secara aljabar dapat disedehanakan ejad At atou Lae - dv= a1 aw lade dv 20 Persamsan yang teakir ni dapat dipssan;solasny adalah Jlae-[arec yang, jika diselesaikan, memberikan v = In ff ~¢, ataw in at o di mana kita telah menetapkan ¢ = In [As| dan menerapkan In [x + In [A= In fal, Akhimya, dengan memasukkan v= y/x kembali fedner (hla mempeoih sols otk persanaan deena yang dtertan stag y= «in 42. Selesaikan y’ = 2 4+* Persamaan difevensal ini tidak dapat dipisahkan, tapi memiliki bentuk y’ = fx, 9), dengan Hes, y= PE cpp x N00! Hay 4x yt ast ey om feo eg Rg ah EP schingga persaman ini homogen. Dengan memasukkan Pers, (4.6) dan (4.7) ke dalam persamaan diferensial dalam bentuk yang diberikan, kita memperoleh dv _ Aut +34 tae ay yang secara aljabar dapat disederhanakan menjadi oie net eee le 2 aan Lae Gare Persamaan terakhir ini dapat dipisahkan; solusinya adalah [ac=f gtheee pln an Canscaner 18 PERSAMAAN-PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE-PERTAMA YANG DAPAT DIPISAHKAN ban, Dengan melakukan inegrasi kita memperolch In if — In (* + 1) = o,stau +1 = Gy rn 4 mana kita telah menetapkan ¢ = in ij dan menggunskan identas, Jn fa] + In f= nf} dan I | = BH ‘Akhimys, dengan memasukkan v = yf kembali ke dalam (/), kta memperoteh greqt-x @=e) 2 413. Selesaikan persamaan diferensial dalam Soal 4.12 dengan renggunakan Pers. (49) dan (4.10). Terlebih dahulu kita tli ulang persamaan diferensialtrsebut sebagai ae a Dee ‘Kemudian dengan memasukkan (4.9) dan (4.10) ke dalam persamaan diferensal aru ini, kita memperoleh ny" ue of bor + Ow yang secara aljabar dapat disederhanakan menjadi 0 1 atau day + Btu yee Persamaan (1) adalah persamaan yang dapat dipisahkan; solusinya adalah [yer | 23m 2eut 240! 2 Ww wt ulew) a” THe Maka, J Be Mdm f Ba fea = 2in td Lint + Solusi untuk (1) adalah data bentuk In [yf + 2 hn fol In [1 + a! italisulong sebagai iy = taut ® ‘fin (AL, Dengan memasuickan u = wy Kembali ke dalam (2), sekali lagi kita memperolch (2) dari Soal 4.12. di mana ¢ = 4.14, Selesaikan y’ = > =? Persamaan diferensil ini tidak dapat dipisabkan, tapi memilki bentk y” =f (x y), dengan Seay 240s) _ PQ) Be =fny) (ey —(p¥ FG? =F) schingga persamsan ii homogen. Dengan memasukkan Pers. (4.6) dan (4.7) ke dalam persamaan diferensial dalam bentuk yane diberkan, kita memperoleh i mana pdt = 2x00) as (xy yang secara aljabar dapat disederhanakan menjadi 1 +) dey hoes Yad atau does aha =0 W) au eat c Dengan menggunakan pecahan parsial, kta dapat mengembangkan (1) menjadi bare (L4 2 Solusi untuk persamaan yang dapat dipisahkan ini diperoleh dengan mengintegrasi kedua sisi dari (2). Dengan melakukan tal 0 @ pln an Canscaner pans PERSAMAAIPCRSAKARN OIFERENSIAL ORE-PERAMA YANG OAPATDIISANEA 19 tersebut, kita memperoleh In jy] ~ In oj + In (v? + 1) = c, yang dapat disederhanakan menjadi a0" + Deke (e= Inky a Dengan memasukkan v = yfx ke dalam (3) kta menemukan bahwa solusi untuk persamaan diferensial yang diberikan adalah 45, setsitan y= 22 Persamaan diferensil ini homogen, Dengan memasukkan Pers. (4.6) dan (4.7) ke dalam persamaan ini, kita memperoleh va dt 22 + Gn ae aay yang secara ajabar dapat disederhanakan menjadi x=) say Lge wire 1 aay Lede = dv 0 Solusi untuk persamaan yang dapat dipisahkan ini adalah In j| ~ v/2 = e, atau ekuivalen dengan Veinttk Q=29 o Dengan memasukkan v = y/x ke dalam (2), kta menemukan bahwa solust untuk persamaan diferensal yang diberikan adalah yevine eke 416, Selessikan 9” Solusi untuk persamaan diferensal ini diberikan dalam Soal 3.15 sebag: wal, kta memperoleh (-2)* = (1)? tn (1)? + A(1), ata A = 4, gat bahwa 2 lie + ke, Dengan menerapkan kondisi (0), Jad, solusi untuk Soa nila-awal ini adalah Yetine sae at ys In + 4e ‘Akar negatif ditambahkan untuk memenuhi kondisi-kondisi awal aryett? Pa pes apenaF Persamaan diferensial ini tidak dapat dipisahkan, tapi homogen. Dengan memperhatikan suku (vy) dalam eksponensialnya, kita mencoba untuk memasukkan w =.1/y, yang merupakan bentuk ekuivalen dari (4-9), Jika persamaan diferensial ini dituls ulang 4.17. Selesaikan sebagai ac ye yet gate dy ap Sefelah memakai substitusi (4.9) dan (4.10) dan menyederhanakan, kita memperoleh ote aan Lay — 2H a= 0 2" ite’ Persamaan ini dapat dipisahkan; solusinya adalah Inbt- Ind +e" we ‘yang dapat ditulis ulang sebagai yeRU +e) (c= Inik) o Dengan memasukkan w = s/y ke dalam (J) kita memperoleh solusi untuk persamsan diferensal i yeaee™*) 4.18, Buktikan bahva setiap solusi dari Pers. (4.2) memenuhi Pers. 4.) “Tuliskan ulang (41) sebagai A(x) + B(y)y = 0. Jika y(0) adalah solusi, harusah memenuh persamaan ini secara identik dalam indi, A) # Byeoven =0 Dengan menginepras edu sii prsamaan train teiad x, kl mempeaeh Jaendes f meow cant isi ini adalah (£2). 9) de, Hasil dari substi Dalam integral kedua, kita melakukan pergantian variabel y = y(x) schingga dy ). Buktikan bahwa setiap solusi dari sistem (4.3) adalah solusi dari (4.4), ‘Mengikuti alur pemikiran yang sama seperti dalam Soal 4.18, hanya saja sckarang integrasi dilakukan dari x = = x, kita memperoleh hingea facades f. mycotvinde=0 pln an Canscaner ON 20 PERSAMAAN: PERSAMAAN DIFERENSTAL ORDE-PERTAMA YANG DAPAT DIPISAHKAN AF AB Substitusi = y()sekali lagi memberikanhasil yang dinginkan. Pehatkan bahwa ketika x berubah dari x, ke & yak dari y(4) akan bea yp ke 300) 4.20. Buktikan bahwa jika y’ = f(x, y) adalah homogen, maka persamaan diferensial dapat ditulis ulang sebagai_y’ = g(y/s), (v/s) bergantung hanya pada rasio y/x. Kita mengetahi baa fx, 9) = fx, 9). Karena persamaan ini berlaku untuk semua ¢, maka hars berakjug, tetany, untuk ¢= Ue. Jays») = fC 9). Jika sekarang kta mendfinisikan gfx) =f, 9/8), maka kita memiliki Y= fx, y) =p ix) = g(y/x) seperti yang diinginkan, Perhatikan bahwa bentuk ini menyiratkan substitusi v= y/x yang ekuivalen dengan (4.6). Jika di atas kita menetapkan y Uy, maka fx, ) = flay, 1) = hCuy), yang menyiratkan substitusi altematif (4.9). i mang 421. Suatw fungsi gx, 3) adalah homogen dengan derajatn jk g(t, #3) = € glx y) untuk semua t, Tentukan apakal fungssfang berikut adalah homogen, dan, jika demikian, tentukan derajatnya: @ x+y, @ xtysinGay, ( Ptxy%e%dan (d) x try. @ (XH) + OY ) wet ysin(2) =e ysi(2) f nomogn dean deat st () (tx)? + (e\(p¥'e"” = PC? + sy%e); homogen dengan derajat tiga. (@)_ tx + (tx)(ty) = tx + Pry; tidak homogen. Peay + 9}; homogen dengan derajat dua. 4.22. Definisi aternatif dari persamaan diferensial homogen adalah sebagai berikut: Suatu persamaan diferensial M(x, yidx + M(x, y) dy = 0 adalah homogen jika kedua M(x, y) dan N(x, y) adalah homogen dengan derajat yang sama (lihat Soa! 4.21). Tunjukkan bbahvwa definisi ini menyiratkan definisi yang diberikan dalam Bab 3. Jika M(x, y) dan N(x, y) adalah homogen dengan derajat n, maka - Mu. y) =PN(x 9) NOY) = sy) Soal-soal Tambahan Dalam Soal 4.23 hingga 4.45, selesaikan persamaan-persamaan diferensial atau soal-soal nilai-awal yang diberikan, 423, x de+ y dy=0 424, xdv-y' dy =0 4.25. dr + Lay =0 4.26. (+ dt - bay y ¥ 1 43s, yar + dy=0 429. xde + Say=0 430. (F + Idt +O? +y) dy=0 432 ° 433. de y= 0434, y= 4.36. a ae dt 440, 4AL. sin.x de + y dy = 0; (0) i AD 443, xe" dx + (y° —dy=0; y(0)=0 % oo 448. x0) = 4 yer Dalam Soal 4.46 hingga 454. entukanapakah persaman-persamaan diferensial yang diberikan homogen, dan jika demikian,selessikansh 446, yf = 2* aan, y =248 as, y= 227 day, ya BEY a 7 D : 450, =e 451. 452, = a "Se asa, y oat bBo *y pln an Canscaner . Persamaan-persamaan Diferensial Orde-Pertama Eksak SIFAT-SIFAT DASAR Suatu persamaan diferensial Mcx, y) dr + Nox, 9) dy = 0 61) adalah eksak jika ada suatu fungsi g(x, y) sehingga glx, ») = M(x, y) de + N(x, yidy 62) Uji kepastian (exactness) : Jika M(x, y) dan N(x, 5) merupakan fungsi kontiny dan memiliki turunan parsial pertama yang kontinu pada sebuah segiempat bidang xy, maka (5.1) adalah eksak hanya jika ») AMUx. 3) _ ANC, 3 63) METODE SOLUSI Untuk menyelesaikan Pers. (5.1), dengan mengasumsikan bahwa persamaan tersebut eksak, pertama-tama selesaikan persamaan, G4) 5) 6.6) 4i mana c melambangkan konstanta sembarang. Persamaan (5.6) dapat diperoleh langsung dari Pers. (5.1) dan (5.2). Jika (5.2) memperoleh dex, y(x)) Dengan melakukan integrasi pada persamaan ini (perh sebagai 0 dx), kita memiliki J dg(x, 92) = J0 dr, yang menyiratkan (5.6). imasukkan ke dalam (5.1), kita ‘an bahwa kita menuliskan 0 FAKTOR-FAKTOR PENGINTEGRASI ‘Secara umum, Pers. (5.1) tidak eksak. Terkadang, adalah mungkin untuk mengubah (5.1) menjadi persamaan diferensial cksak melalui perkalian yang tepat. Fungsi /(x, y) merupakan faktor pengintegrasi untuk (S.1) jika persamaan Hex, yMMCx, yd + N(x, yidy] = 0 67) adalah eksak. Solusi untuk (5.1) diperoteh dengan menyelestikan persamaan diferensial cksak yang didefinisikan oleh (5.7). Beberapa faktor-faktor pengintegrasi yang umum digunakan ditunjukkan dalam Tabel 5-1 dan kondisi-kondisi yang menyertainya 22 PERSAMAAN-PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE-PERTAMA EKSAK Ban 1 (am N\ oy = x) = g(x), suatu fungsi dari x saja, maka Hx, 9) = esse Ss) a S *) = A(y), suatu fungsi dari y saja, maka hom 659, Key Tabel &-1 Kelompok suku Faktor pengintegrasi Ix, 3) Diferensial eksak det, 9) 1 soars. (2) ydr-xdy + sore. d? 1 yde—xdy + 1 ydr-xdy + ydv-xdy ydetxdy ydrtxd) | ; iS =do—tyt ey or"? oye laminar 1 dbp fin? + Tay Best = die +] 1 wy De sy ay de + bx dy “ye syhlay de + be dy) = dee?) (a, b konstan) Jika M = yfixy) dan N = xg(ay), maka (5.10) ov Secara umum, faktor-faktor pengintegrasi sult untuk ditemukan, Jika suatu persamaan difcrensial tidak memil satu bentuk yang diberikan di atas, maka pencarian faktor pengintegrasi kemungkinan besar tidak akan berhasil,sehings® disarankan untuk menggunakan metode-metode solusi lainnya. Soal-soal dengan Penyelesaian 5.1, Tentukan apakah persamaan diferensial 2ry de + (1 + 2?ydy = 0 adalah eksak Persamaan ini memiikibentuk Pers. (5.1) dengan M(x, 9)= 2ry dan N(x, )= 1 +7, Karena QM/Qy = AN/2x = 2x, persamaat Aiferensal ini eksak 82, Selesakan persamaan diferensal yang diberikan dalam Soal 5.1. Persamaan ini telah dibuktikan eksak. Kita sekarang akan menentukan suatu fangsi g(% 3) yang memenuhi Pers, (54) a0 (5.5). Dengan memasukkan M(x, y) = 2ry ke dalam (5.4), kta memperoleh de/Ox = 2xy. Dengan melakukan integrasi pada ked sisi persamaan ini terhadap x, kita memperoleh &, J Bare fama atau ate) = Py + HQ) PPethatikan bahwa keti o ‘melakukan teprasiterhadap x, Konstanta (teshadap 1) integrasi dapat bergantung pada y. pln an Canscaner Bap s ERSAMANN.PERSAMAANDIFERENSIAL ROE-PERTARA SAK 23 Kita sekarang akan menentkan). Dengan melakukan int uh eerasi pada (/) terhadap y, kita memperoleh g/d Dengan memasikkan persamsan ini bersamasama dengan Nj, 9) = tke dalam vo 3) PH). ta: memperoleh YEWO)= 1+ atau WG) Dengan melakukan integrasi pada persamaan terakhie ini terhad smemperoleh MQ) = + ¢, (¢, = konstan) Jika ekspresi ini dimasukkan ke dalam (1) akan diperoleh a a aa Be aay ty te i, yang secara implisit diberikan oleh (5.6) sebagai g(x, y) = ¢, adalah eye ee-4) ita memperoteh solu y = eye + D. Solusi untuk persamaan diferensial i Dengan menyelesaikan y secara ekspl 53, Tentukan apakah persamaan diferensial y dt ~ x dy = 0 adalah eksak Persamaan ini memiliki bentuk Pets. (5.1) dengan M(x, )) = y dan N(x, 9) = ~t. Di sini 1 dn 2 viii Hk sa. sting pean ire lay Dh yang san ee sk, $4, Ten ah penamsn ies (4 Sayyed treosy-29) #0 ‘adalah eksak, Di sini M(x, 9) =x + sin y dan N(x, 1Midy = AN/Ax = cos y,sehingga persamaan diferensial ini eksak. x cos y= 29. J 5S, Slesikan persamaan difeensial yang diterikan dalam Soal 5 Persamaan ini telah dibkthan ehsk, Kita sehaang enc fons (3) yang memenhi 54 dan (55). Dengan memasukhan Mex 3) ke dalam (54), kita memperleh dds = x sin y. Dengan melakbkan itera pada Kedua sisi persamaantesebut teshadap Kita memperoleh J Bace Je rsin nar atau a(x y= bx? + xsiny +A) o i). kita diferensiasikan (J) tethadap y, sehingga menghasilkan dg/Oy = x cos y + M(), dan kemudian bersama dengan Nia, ») = x €0s y ~ 2y ke dalam (5.5), Maka kita memperoteh 2y x08 y+ HQ) =x 08 y= 2y ats Hy yang menghasilkan h()) = =y? + cy. Dengan memasukkan f(y) ini he dalam (2), kita memperoleh Li? + xsiny- gy) = Solusi untuk persamaan diferensial ini secara implist diberikan oleh (5.6) sebagai Jka persamian it diols ulang dalam benuk diferensial, kta memperoleh (2 + ye") de 4 (ae = 2y) dy = 0 sin, ey) =2 +e” dan Nx 9) =e” ~29 dan, arena 3M) = AN = +9, esa difrens ni adalah esc cae eee can ca) ke dla (4, ita memperlsh g/t = 2+ yes Kemodian dengon mela ners adap 1, kita memperoleh J Rare fire yerne are e+ hy) ata a6, Untuk mencari Mg), prtama-tama diferensiasikan (2 tevhadap y sehingea diperleh /By = xe" + 1/9): kemudian masokkan hasil ini bersama dengan N(x, 9) ke dalam (5.5) untuk memperolch xe" + HQ) = xe = 29 ata HO) 2y Dengan demikian fy) = -y"+ ey. Dengan memasukkan M9) in ke dalam (1), kta memperoleh a arte See pln an Canscaner 24 ‘PERSAMAAN-PERSAMAAN DIFERENSTAL ORDE-PERTAMA EXSAK Bay Bs Solus untuk persmaan diferensil in secora impli diberkan oleh (56) sebagai wee aSeg (Qee- j 8.7. Tentukan apakah persamaan diferensial y* di + yt + 1) dy = 0 adalah eksak. i Inj adalah persamaan untuk fungsi y(#) yang dicari, Dalam suku ¢ dan y, kita memiliki M(, ») = y* NO 3) = 290+ 1, | Bo Zot) = dy= Says = \ sehingga persamaan diferensial ini adalah eksak. 58. Selesaikan persamaan diferensial yang diberikan dalam Soal 5.7 . Persamaan ini telah dibuktikan eksak, schingga prosedur penyelesaian yang diberikan oleh Pers. (5-4) berlaku dengan menggantikan x dengan ¢. Di sini % a er ee {he atau 80.) = yt hod wo Dengan melon dees pi (1) hap Kita mempech cay Rema Maka, ays aay) | apne ann dt pesanaan eri in dah Letina dy la pean eres sine, Dengan dein ah j dy . 1 1h) =y + cy, dan (1) menjadi g(, y) = °C + y + cy Solusi untuk persamaan diferensal ini secara implisit diberikan oleh (5.6) | a yey @ Kita dapat menyelesaikan y secara eksplisit dengan rumus kuadrat, sehingga eat 59, Tekan pi ean oes (201 = 20°) dt + (Ax? ~ 6x7t + 2xt*) de = 0 wth tk ty persian wth gs) eng Dl tl dan Kin mph Boer wy=4u—0e = Basser 4?) setiage pean ee inh sak, ‘5.10, Sclesaikan persamasn diferensial yang dierikan dalam Soal 5.9. Persaiaan ini telah dibuktikan eksak, sehingga prosedur penyelesaian yang diberikan oleh Pers. (54) hingea (5.6) jue berlaku dengan menggantikan « dan y masing-masing dengan # dan x. Kita meneari fungsi ex) yang memiliki dg yang sma dengan sisi kanan dari persarsan diferensia tersebut. Di sini 71-2) a Dengan melakukan integrasi pada Kedua sisi techadap ¢, kita memperoleh J Saf aer-2Par ss, ) == 201+ HG) @ pau () terhadap, kta memperoleh 2 - anf xtra tt % = au? — our Maka, 2u? —6x'r + dh wax? ~ 6x21 4 2a pln an Canscaner ass PERSAXAA.PERSANAANDFERENSIAL RDE-PRTANA SAK 25

Anda mungkin juga menyukai