Anda di halaman 1dari 6

ZAENUDIN HAMZAH

2017005025
PRODI FISIKA
FISIKA STATISTIK
STATISTIK MAXWELL- B0LTZMANN
Distribusi Maxwell-Boltzmann

Dalam fisika, khususnya mekanika statistik, distribusi Maxwell-Boltzmann yang menggambarkan


kecepatan partikel dalam gas, di mana partikel bergerak bebas antara tumbukan kecil, tetapi tidak
berinteraksi satu sama lain, sebagai fungsi suhu dari sistem, massa partikel, dan kecepatan partikel.
Partikel dalam konteks ini mengacu pada atom atau molekul dari gas. Tidak ada perbedaan antara
keduanya dalam perkembangan dan hasilnya.

Ini merupakan distribusi probabilitas untuk kecepatan sebuah partikel yang berwujud gas -
Besaran dari vektor kecepatan, yang berarti pada suhu tertentu, partikel akan memiliki kecepatan yang
dipilih secara acak dari distribusi, tapi lebih cenderung berada dalam satu rentang dari beberapa
kecepatan yang lain.

Distribusi Maxwell-Boltzmann berlaku untuk gas ideal di dalam kesetimbangan termodinamika


dengan efek kuantum yang dapat diabaikan dan di kecepatan non-relativistik. Ini membentuk dasar dari
teori kinetik gas, yang memberikan penjelasan sederhana dari banyak sifat gas fundamental, termasuk
tekanan dan difusi.

Biasanya distribusi Maxwell-Boltzmann mengacu pada kecepatan molekul, tetapi juga berlaku
untuk distribusi momentum dan energi dari molekul. Untuk jumlah vektor 3-dimensi, komponennya
diperlakukan independen dan terdistribusi normal dengan rata-rata sama dengan 0 dan standar deviasi
dari a . jika Xi didistribusikan sebagai

, karena

disebut sebagai distribusi Maxwell-Boltzmann dengan parameter a . Terlepas dari skala parameter a ,
distribusi identik dengan distribusi chi yang mempunyai 3 derajat kebebasan.

Distribusi (dalam beragam bentuk)


Turunan asli oleh Maxwell diasumsikan bahwa ketiga arah hendak memikiki perilaku yang
sama, tetapi turunan berikutnya yang dikembangkan oleh Boltzmann mematahkan asumsi ini
dengan teori kinetik. Distribusi Maxwell-Boltzmann (untuk energi) sebagian besar dapat
langsung diturunkan dari distribusi Boltzmann sebagai energi (lihat juga statistik Maxwell-
Boltzmann dari mekanika statistik):

 i yaitu microstate (menunjukkan satu konfigurasi partikel dalam kondisi kuantum - lihat
fungsi partisi).
 Ei yaitu tingkat energi dari microstate i.
 T yaitu temperatur kesetimbangan sistem.
 gi yaitu faktor degenerasi, atau banyak dari microstates yang merasakan degenerasi yang
mempunyai tingkat energi yang sama
 k yaitu konstanta Boltzmann.
 Ni yaitu banyak molekul pada suhu kesetimbangan T, dalam kondisi i yang mempunyai
energi E i dan degenerasi gi.
 N yaitu banyak total molekul dalam sistem.

Ingat bahwa kadang-kadang persamaan di atas ditulis tanpa faktor degenerasi gi. Dalam hal
ini i hendak menentukan kondisi masing-masing, bukan satu set kondisi gi yang mempunyai
energi Ei yang sama. Karena vektor kecepatan dan kecepatan berkaitan dengan energi, karenanya
persamaan 1 dapat digunakan sebagai menurunkan hubungan selang suhu dan kecepatan molekul
dalam gas. Penyebut dalam persamaan ini dikenal sebagai fungsi partisi kanonik.
Distribusi Energi

Menggunakan p² = 2mE, dan fungsi distribusi sebagai besaran momentum, kita mendapatkan


persamaan distribusi energi:

Karena energi yang sebanding dengan banyak kuadrat dari tiga komponen momentum yang
terdistribusi normal, distribusi ini yaitu distribusi gamma dan distribusi chi-kuadrat dengan tiga
derajat kebebasan.

Pada teorema equipartisi, energi ini dibagi rata di selang ketiga derajat kebebasan, sehingga
energi per derajat kebebasan yang didistribusikan sebagai distribusi chi-kuadrat mempunyai satu
derajat kebebasan:

dimana   yaitu energi per derajat kebebasan. Pada kesetimbangan, distribusi ini hendak berjalan
sebagai sebanyak derajat kebebasan. Misalnya, bila partikelnya merupakan dipol massa yang
kaku, partikel tersebut hendak mempunyai tiga derajat kebebasan translasi dan dua derajat
kebebasan rotasi tambahan. Energi dari setiap derajat kebebasan hendak diterangkan sesuai
dengan distribusi chi-kuadrat dengan satu derajat kebebasan, dan total energi hendak
didistribusikan menurut distribusi chi-kuadrat dengan lima derajat kebebasan. Hal ini
mempunyai implikasi pada teori specific heat gas. Distribusi Maxwell-Boltzmann juga dapat
diperoleh dengan menganggap gas diproduksi menjadi jenis gas kuantum.
Distribusi/Statistik Maxwell-Boltzmann
(Distribusi Partikel Klasik pada Tingkat
Energi Kontinu)
Kita akan membahas salah satu penerapan dari distribusi Maxwell-Boltzmann untuk suatu
sistem dalam keseimbangan termal pada suhu tertentu T.  Persamaan umum distribusi
Maxwell-Boltzmann kita ketahui memiliki ungkapan sebagai

Jika sebelumnya kita telah membahas sistem dua tingkat energi, maka sekarang kita akan
menganggap sistem ini memiliki tingkat energi yang kontinu. Dengan demikian kita dapat
mengubah Persamaan diatas menjadi

Kita juga telah mengetahui dari pembahasan sebelumnya tentang fungsi partisi bahwa fungsi
probabilitas partikel untuk menempati tingkat energi tertentu P(E) secara matematis merupakan jumlah
partikel dalam tingkat energi E per jumlah partikel dalam sistem secara keseluruhan, atau

Alih-alih menggunakan fungsi Z yang telah kita tentukan sebelumnya, kita akan menganggap fungsi ini
sebagai suatu konstanta sembarang, sehingga dapat ditulis dalam bentuk lain. Nilai Z ini ditentukan
melalui proses normalisasi, atau mengintegralkan fungsi P(E) dengan batas nol sampai tak hingga,
dengan syarat hasil pengintegralan tersebut harus bernilai satu, atau

yang mengatakan bahwa luas di bawah kurva P(E) harus bernilai satu. Dari hasil pengintegralan di atas
kita akan peroleh bahwa
Ini adalah salah satu alasan mengapa fungsi Z pada dasarnya juga merupakan fungsi normalisasi, yakni
suatu fungsi yang membuat jumlah dari semua probabilitas menjadi satu. Apabila kita masukkan
Persamaan (5) ke (3) kita peroleh

Berikut adalah kurva untuk P(E) dengan tiga nilai T yang berbeda. Kita dapat memasukkan nilai kB = 1,
mengingat yang kita perlukan hanyalah kurvanya saja.

Seperti yang telah kita lihat, semakin tinggi suhu sistem, maka distribusi partikel pada tingkat energi
yang lebih tinggi akan semakin besar. Kemudian ketika suhu semakin besar hingga mendekati tak hingga,
kurva akan mendekati linier, menandakan distribusi partikel yang merata. Ini konsisten dengan hasil
yang kita peroleh dalam pembahasan sebelumnya ketika kita membahas sistem dua tingkat energi,
yakni ketika suhu mencapai tak hingga, probabilitas kedua tingkat energi untuk ditempati partikel adalah
sama, yaitu 0.5. Namun, untuk kurva P(E) ini, kelinieran tersebut terlihat ketika P(E) = 0. Ini pada
dasarnya tidak masalah, mengingat nilai tak hingga bukan merupakan bilangan real, dengan jumlah
tingkat energi yang nilainya tak berhingga pula.

Satu hal lagi yang perlu diperhatikan adalah apabila kita lihat dari bentuk fungsinya, tampak bahwa
fungsi probabilitas P(E) memiliki dimensi yang berupa invers dari energi (kita dapat mengetahuinya
melalui pangkat dari eksponensial E/kBT), yang pada seharusnya suatu fungsi probabilitas tidak memiliki
dimensi. Oleh karena itu, fungsi probabilitas ini umumnya disebut sebagai rapat probabilitas, yaitu
probabilitas dalam suatu rentang, dalam hal ini adalah energi.

Anda mungkin juga menyukai