Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN STATISTIKA

A. Beberapa istilah dasar


Kita sangat akrab dengan kata “statistik” dalam kehidupan sehari-hari, bahkan di negara
kita terdapat lembaga negara yang bernama Badan Pusat Statistik (BPS). Kita juga
sering mendengar istilah “observasi”, “data”, “sensus”, “sample”, “populasi” dan lain-
lain. Mirip dengan kata statistik, terdapat kata “statistika” seperti terlihat pada judul bab
ini di atas. Berikut definisi beberapa istilah tersebut:

STATISTIKA adalah kumpulan metoda yang digunakan untuk merencanakan


eksperimen, mengambil data, dan kemudian menyusun, meringkas, menyajikan,
menganalisa, menginterpretasikan dan mengambil kesimpulan yang didasarkan pada
data tersebut.

DATA adalah hasil observasi atau pengamatan yang telah dikumpulan. Data dapat
berupa hasil pengukuran; misalnya data tinggi dan berat badan, hasil pengelompokan;
misalnya jenis kelamin, hasil jawaban responden terhadap suatu quesioner; misalnya
tingkat kepuasan.

POPULASI adalah koleksi lengkap semua elemen yang akan diselidiki. Suatu koleksi
dikatakan lengkap jika ia memuat semua subjek yang akan diselidiki.

SENSUS adalah koleksi data dari semua anggota dalam populasi.

SAMPEL adalah sebagian koleksi anggota yang dipilih dari populasi.

STATISTIKA DESKRIPTIF adalah statistika yang berkaitan dengan analisis dan


deskripsi suatu grup sebagai populasinya, tanpa melakukan penarikan kesimpulan
apapun untuk komunitas yang lebih luas dari grup tersebut.

STATISTIKA INFERENSI adalah statistika yang mencoba untuk membuat suatu


deduksi atau kesimpulan pada populasi dengan menggunakan sampel dari populasi
tersebut.
STATISTIK Vs PARAMETER
 Statistik (bukan statistika):
o Kumpulan data, bilangan, maupun non bilangan yang disusun dalam tabel dan
atau diagram yang melukiskan atau menggambarkan suatu persoalan. Contoh:
Statistik Penduduk, kelahiran, pendidikan, produksi, pertanian, dsb.
o Ukuran sebagai wakil dari kumpulan data. Contoh: Rata-rata, median, mode,
simpangan baku, ragam, persen, dsb.
 Parameter: pengertiannya hampir sama dengan statistik, perbedaannya hanya
terletak pada sumber data yang digunakan. Statistik menggunakan sumber data
yang berasal dari sampel, sedangkan parameter menggunakan sumber data yang
berasal dari populasi.
 Statistik digunakan untuk mengestimasi nilai dari parameter populasi.

Untuk lebih memahami apa itu Parameter dan Statistik, lebih baik jika kita langsung
melihat ke contoh kasusnya.
Contoh : 

Kasus 1. Kita ingin mengetahui rata-rata tinggi badan Mahasiswa di suatu kampus yang
berjumlah 50 ribu mahasiswa. Karena untuk mengukur 50 ribu mahasiswa memerlukan
waktu dan tenaga yang sangat banyak, maka kita bisa memilih beberapa (misal seribu
mahasiswa) yang dianggap mewakili 50 ribu mahasiswa tersebut. Maka Populasi dari
kejadian tersebut adalah 50 ribu mahasiswa, Sampelnya adalah seribu mahasiswa yang
diukur, dan rata-rata yang diperoleh dari pengukuran seribu mahasiswa tersebut
merupakan rata-rata Statistik.

Kasus 2. Kita ingin mengetahui rata rata pendapatan Kepala Keluarga(KK) di suatu
perumahan yang berjumlah 20 KK. Populasinya adalah 20 KK yang berada di
perumahan tersebut. Karena jumlah populasinya hanya 20, jadi kita bisa menghitung
langsung rata-rata dari data populasi. Maka rata-rata tersebut merupakan rata-rata dari
Parameter.

Contoh kasus diatas yang biasa kita temui tentang kapan kita menggunakan parameter
dan kapan kita menggunakan statistik. Dari contoh kasus di atas dapat kita tarik
kesimpulan bahwasanya Umumnya Parameter digunakan jika memungkinkan untuk
mengukur semua objek yang akan kita teliti. Biasanya parameter digunakan jika
Populasi dari objek kajian kita cenderung sedikit. Jika Populasi dari objek kajian kita
tidak memungkinkan untuk diukur semuanya, kita bisa menggunakan Statistik yang
hanya memerlukan ukuran sampel untuk mendekati ukuran populasi. Namun yang perlu
digarisbawahi adalah tidak semua kasus dimana objek kajiannya banyak menggunakan
statistik. Kalau dia mengukur seluruh populasi dari objek kajian, maka yang digunakan
tetaplah Parameter, walau kasus seperti itu sangat jarang terjadi.

B. Jenis-jenis Data
1. Data Berdasarkan Sumbernya

Wawancara langsung
Wawancara tidak langsung
Data Primer Pengisian kuisioner

DATA
Data dari pihak lain:
BPS
Data Sekunder Bank Indonesia
World Bank, IMF
FAO dll

Data jika diklasifikasikan berdasarkan sumbernya maka data dikelompokkan ke


dalam dua jenis yaitu data primer dan data sekunder.
a. Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber datanya. Jadi untuk
mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya secara langsung. Data
primer biasanya diperoleh dari observasi, wawancara, Focus Group Discussion
(FGD), dan penyebaran
b. Data sekunder adalah data yang didapatkan dari studi-studi sebelumnya. Data
sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti jurnal, laporan, buku, dan
sebagainya.
2. Data Berdasarkan Sifatnya

Berdasarkan sifatnya, data dibedakan menjadi dua jenis yaitu data kualitatif dan
data kuantitatif.
a. Data Kualitatif
Data kualitatif merupakan data yang berbentuk selain angka. Data kualitatif dapat
dikumpulkan dengan cara wawancara, analisis dokumen, FGD, observasi,
pemotretan gambar atau perekaman video. Umumnya data kualitatif pada akhirnya
dituangkan dalam bentuk kata per-kata. Menurut Soeratno dan Arsyad (1993),
sekalipun data kualitatif tidak berbentuk angka namun bukan berarti data itu tidak
dapat digunakan pada analisis statistik.

b. Data Kuantitatif
Data kuantitatif merupakan data yang berwujud angka atau bilangan. Data
kuantitatif biasanya dijadikan sebagai bahan dasar bagi setiap permasalahan yang
bersifat statistik. Data ini umumnya diolah memakai teknik perhitungan
matematika. Data kuantitatif diklasifikasikan oleh Siyoto dan Sodik (2015) menjadi
dua yaitu data kuantitatif berdasarkan proses atau cara mendapatkannya dan data
kuantitatif berdasarkan tipe skala pengukuran yang digunakan.

Jenis kelamin
Warna kesayangan
Asal suku, dll

Data Kualitatif
Jumlah mobil
Jumlah staf
Jumlah TV, dll
DATA Data Diskret

Data Kuantitatif
Berat badan
Jarak kota
Luas rumah, dll
Data Kontinu
Data kuantitatif yang dikelompokkan berdasarkan proses atau cara mendapatkannya
terbagi lagi atas dua yaitu sebagai berikut:
 Data diskrit adalah data yang diperoleh dengan cara menghitung. Adapun contoh
dari data diskrit misalnya jumlah anggota LPM Penalaran angkatan XX sebanyak
64 orang. Nilai yang diperoleh akan selalu dalam bentuk bilangan bulat sebab
pengambilan data dilakukan dengan cara menghitung. Adapun Soeratno dan Arsyad
(1993) berpendapat bahwa berbeda kasusnya jika membicarakan pengertian rata-
rata.
 Data kontinum adalah data yang didapatkan dari hasil pengukuran. Nilai dari data
kontinum dapat berbentuk bilangan bulat ataupun bilangan pecahan. Contoh data
kontinum seperti suhu udara di Rumah Nalar sebesar 31 derajat Celcius.

3. Data Berdasarkan Waktu Pengumpulannya


Data dibedakan menjadi dua berdasarkan waktu pengumpulannya yaitu sebagai berikut:
a. Data Berkala (Time Series) merupakan data yang dikumpulkan secara berkala dari
waktu ke waktu. Pengambilan data ini biasanya digunakan untuk melihat
perkembangan dari waktu ke waktu.
b. Data Cross Section merupakan data yang diperoleh pada waktu yang telah
ditentukan untuk mendapatkan gambaran keadaan atau kegiatan pada saat itu juga.

C. Level Pengukuran
Cara umum yang digunakan untuk mengklasifikasikan data adalah ditentukan oleh
empat macam level pengukuruan, yaitu level nominal, ordinal, interval dan rasio. Dalam
statistika terapan, level pengukuran data merupakan faktor penting dalam menentukan
prosedur dan metoda statistika yang digunakan.

Jika data kuantitatif yang dikelompokkan berdasarkan pada tipe skala pengukuran yang
digunakan maka terbagi atas empat jenis yaitu:
 Data nominal merupakan data yang didapat dengan mengelompokkan objek
berdasarkan kategori tertentu. Data nominal tidak dapat dianalisis berdasarkan
operasi matematis, logika perbandingan, dan sebagainya. Contoh dari data nominal
seperti sekretariat LPM Penalaran UNM terdiri dari (1) Sekretariat utama dan (2)
Sekretariat alternatif. Angka (1) dan (2) bukan bermakna kuantitatif tetapi hanya
sebagai simbol untuk pengelompokan.
 Data ordinal merupakan data yang disusun secara berjenjang untuk menunjukkan
tingkatan atau urutan data. Data ordinal dapat dianalisis dengan logika
perbandingan dalam ilmu matematika namun belum bisa dianalisis menggunakan
operasi matematika seperti penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.
Contoh data ordinal yaitu tahapan prosedur penelitian di LPM Penalaran UNM
adalah (1) Term of Reference (ToR), (2) Seminar proposal, (3) Penelitian lapangan,
(4) Seminar hasil, (5) Research Colloquium.
 Data interval adalah data yang memiliki sifat dari data nominal dan data ordinal.
Data interval dapat diurutkan berdasarkan kriteria yang ditentukan. Adapun data
interval ini lebih unggul dari data ordinal bahwa data interval memiliki kesamaan
jarak (equality interval) dengan data yang telah diurutkan. Kelebihan lainnya,
menurut Yusuf (2014) bahwa data interval dapat diolah dengan menggunakan
teknik analisis ordinal atau nominal namun diubah terlebih dahulu ke bentuk skala
ordinal atau nominal. Contoh data interval yaitu rentang IPK mahasiswa antara 3,00
sampai 3,50 sama jaraknya dengan 2,50 sampai 3,50.
 Data rasio adalah data yang memiliki sifat dari data nominal, data ordinal, dan data
interval. Data rasio memiliki kelebihan dibandingkan data interval karena data ini
memiliki nilai nol (0) mutlak, yang berarti bahwa nilai 0 benar-benar tidak
memiliki nilai. Hal ini juga menjadikan data rasio dapat diolah menggunakan
operasi dasar matematis.

Skala Nominal Skala Ordinal


Angka yang diberikan hanya sebagai Angka mengandung pengertian
label saja. tingkatan.
Contoh: pria = 1, wanita = 2 Contoh: ranking 1, 2, dan 3. Ranking 1
menunjukkan lebih tinggi dari ranking 2
dan 3.

Skala Interval Skala Rasio


Angka mengandung sifat ordinal dan Angka mempunyai sifat nominal, ordinal
mempunyai jarak atau interval. dan interval serta mempunyai nilai
Contoh: 1. Saham sangat prospektif absolut dari objek yang diukur.
dengan harga saham Rp736-878,
2. saham prospektif Rp592-735. Contoh: bunga BCA 7% dan bunga
Mandiri 14%, maka bunga Mandiri 2 kali
bunga BCA.
D. Rancangan Tugas 1
1. [STATISTIK dan PARAMETER] Indentifikasilah apakah nilai (angka) berikut
sebagai parameter atau statistik.
a. Dewan Perwakilan Rakyat (DPRI) saat ini terdiri dari 150 perempuan dan 350
pria.
b. Sebuah sampel mahasiswa dipilih diperoleh bahwa rata-rata waktu belajar
mandiri mereka dalam seminggu adalah 15.2 jam.
c. Dalam mempelajari semua penumpang Titanic yang berjumlah 2223 orang,
ditemukan 706 orang selamat pada saat kapal tenggelam.
2. [DATA KONTINU dan DATA DISKRIT] Bedakan apakah nilai (angka berikut)
sebagai data kontinu atau data diskrit.
a. Gaji yang diperoleh oleh pekerja Indonesia di luar negeri mencapai 3.000.000,-
rupiah setiap bulannya.
b. Dalam 1560 orang pria yang disurvey ditemukan 38% dari mereka adalah
perokok aktif.
c. Suatu sampel terdiri dari sejumlah mobil, ditemukan bahwa rata-rata beratnya
adalah 1500 kg.
3. [LEVEL PENGUKURAN] Tetapkan level yang paling cocok (nominal, ordinal,
interval, rasio) untuk pengukuran berikut.
a. Tinggi badan pemain sepak bola.
b. Temperatur saat ini di dalam kelas.
c. Rating suatu acara televisi: “fantastik, baik, cukup, kurang, tidak diterima”.
d. Nomor punggung pemain basket.
e. Nomor telepon pada buku telepon.
f. Majalah konsumen yang memberikan rating: “best buy, reccomended, not
reccomended”.
g. Kode pos.
E. Rancangan Tugas 2

1. Jumlah migran masuk dari pulau-pulau lain menurut pulau tujuan adalah sebagai
berikut :
Jawa 229.644, Sumatera 445.447, Kalimantan 33.703, Sulawesi 33.347, Bali
10.760, Nusa Tenggara Barat 26.450 dan Pulau lain 27.824

Susunlah tabel klasifikasi tunggal dalam persen

2. Jumlah penduduk di jawa menurut propinsi, status perkawinan dan jenis kelamin
ditunjukkan sebagai berikut:
Jawa Barat: Belum kawin terdiri dari laki-laki 5.807.859 dan perempuan 4.859.831,
Kawin/Kawin Hidup Terpisah terdiri dari laki-laki 4.161.994 dan perempuan
4.301.786, Janda/Duda/Cerai terdiri dari laki-laki 241.999 dan perempuan
1.186.611.

Jawa Tengah: Belum kawin terdiri dari laki-laki 6.020.654 dan perempuan
5.214.674, Kawin/Kawin Hidup Terpisah terdiri dari laki-laki 4.053.456 dan
perempuan 4.171.930, Janda/Duda/Cerai terdiri dari laki-laki 251.818 dan
perempuan 1.320.672.

Jawa Timur: Belum kawin terdiri dari laki-laki 6.371.548 dan perempuan 5.367.341,
Kawin/Kawin Hidup Terpisah terdiri dari laki-laki 4.689.910 dan perempuan
4.816.161, Janda/Duda/Cerai terdiri dari laki-laki 328.215 dan perempuan
1.758.176.

Susunlah tabel klasifikasi tiga (propinsi, status perkawinan dan jenis kelamin)

3. Jumlah anak-anak (0-14 tahun) di Indonesia 1971 adalah sebagai berikut (dalam
ribuan).
Pulau Sumatera yang terdiri atas delapan propinsi, jumlah anak dari masing-masing
propinsi adalah Daerah Istimewa Aceh 892, Sumatera Utara 3.205, Sumatera Barat
1.269, Riau 752, Jambi 458, Sumatera Selatan 1.593, Bengkulu 249 dan Lampung
1.328. Pulau Jawa – Madura terdapat lima propinsi, jumlahnya masing-masing: DKI
Jakarta 1.959, Jawa Barat 9.663, Jawa Tengah 9.519, Daerah Istimewa Yogyakarta,
1.037, Jawa Timur 10.507, Nusa Tenggara terdiri tiga propinsi: Bali 906, Nusa
Tenggara Barat 1.012, Nusa Tenggara Timur 1.001, Pulau Kalimantan ada empat
propinsi: Kalimantan Barat 890, Kalimantan Tengah 325, Kalimantan Selatan 745,
Kalimantan Timur 307, Sulawesi juga terdiri dari empat propinsi dengan jumlah
masing-masing: Sulawesi Utara 784, Sulawesi Tengah 419, Sulawesi Selatan 2.295,
Sulawesi Tenggara 338. Kepulauan Maluku berjumlah 491 dan Irian Jaya 413.

a. Sajikan data mengenai jumlah anak di Indonesia 1971 tersebut dalam sebuah
tabel yang baik sehingga jumlah anak dari ketujuh kepulauan tersebut dengan
mudah dapat diketahui.
b. Dari jumlah anak untuk masing-masing kepulauan tersebut hitunglah dalam
persen dan sajikan dalam tabel yang tersendiri.
c. Sajikan data pada a dan b dalam satu tabel

DAFTAR PUSTAKA

Siyoto, Sandu dan Muhammad Ali Sodik. 2015. Dasar Metodologi Penelitian.
Yogyakarta: Literasi Media Publishing.

Soeratno dan Lincolin Arsyad. 1993. Metode Penelitian untuk Ekonomi dan Bisnis.
Yogyakarta: UPP Akademi Manajemen Perusahaan YKPN.

Yusuf, A. Muri. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian


Gabungan. Jakarta: Kencana.

Anda mungkin juga menyukai