Anda di halaman 1dari 6

TUGAS INDIVIDU

JENIS-JENIS DATA
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah teknik proyeksi bisnis

DISUSUN OLEH:
KARISMA PUTRI KHAIRUNISA
C1B019041
R-005

DOSEN PENGAMPU:
Dr. Sigit Indrawijaya, S.E., M.M.

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JAMBI
JENIS-JENIS DATA

1. Data Berdasarkan Cara Memperolehnya


Data jika diklasifikasikan berdasarkan cara memperolehnya maka dapat dikelompokkan ke
dalam dua jenis yaitu:
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber datanya. Data primer merupakan
jenis data yang didapatkan secara langsung, sehingga pihak yang melakukan penelitian
melakukan pengumpulan data langsung di hadapan narasumber atau mungkin objek
penelitian. Sehingga data tidak didapatkan dari pihak ketiga, melainkan dikumpulkan secara
langsung. Jadi untuk mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya secara
langsung. Data primer biasanya diperoleh dari observasi, wawancara, Focus Group
Discussion (FGD), penyebaran, dan sebagainya. Adapun contoh didapatkannya data primer
ini bisa melalui:
- Data yang didapatkan langsung dari hasil wawancara dengan narasumber.
- Data yang didapatkan dari hasil pengisian angket oleh subjek penelitian.
- Data yang didapatkan peneliti dari kegiatan survei langsung ke lapangan.

b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapatkan dari studi-studi sebelumnya, dan biasanya data
diterima dalam bentuk jadi.. Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti
jurnal, laporan, buku, dan sebagainya. Berkebalikan dengan data primer, dimana data
sekunder adalah data yang didapatkan dari pihak lain dan data ini sifatnya sudah tersedia.
Jadi, peneliti tidak perlu mencari dan mengumpulkannya sendiri. Misalnya data dalam
bentuk tabel, diagram, dan lain sebagainya yang bisa langsung diolah peneliti sesuai
kebutuhan. Contoh data sekunder ini adalah:
- Data sensus penduduk yang dilakukan oleh pihak BPS.
- Data jumlah pasien penyakit kanker yang dihimpun oleh WHO.
- Data perusahaan startup di suatu negara yang dihimpun oleh kementerian komunikasi di
negara tersebut. Jika di Indonesia adalah Kementerian Komunikasi dan Informasi.

2. Data Berdasarkan Sifatnya


Berdasarkan sifatnya, data dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu:
a. Data Kualitatif
Data kualitatif merupakan data yang berbentuk selain angka. Data kualitatif dapat
dikumpulkan dengan cara wawancara, analisis dokumen, FGD, observasi, pemotretan
gambar atau perekaman video. Umumnya data kualitatif dituangkan dalam bentuk kata
perkata. Menurut Soeratno dan Arsyad (1993), sekalipun data kualitatif tidak berbentuk
angka namun bukan berarti data itu tidak dapat digunakan pada analisis statistik. Berdasarkan
sifat data nantinya akan dijumpai data kualitatif yakni jenis data yang berbentuk selain angka
sehingga bentuknya ada yang berupa verbal, simbol, dan juga gambar. Data jenis ini bisa
diperoleh dari berbagai sumber termasuk kegiatan wawancara, pengisian kuesioner,
observasi, dan lain-lain. Berhubung data kualitatif ini bentuknya tidak berupa angka maka
sifatnya subjektif. Artinya siapa yang melihat data tersebut memiliki kemungkinan akan
memberikan penafsiran yang berbeda. Contohnya adalah:
- Hasil kuesioner para pasien dalam menilai kualitas pelayanan rumah sakit tempatnya
dirawat.
- Wawancara mengenai kualitas pelayanan dari sebuah hotel.

b. Data Kuantitatif
Data kuantitatif merupakan data yang berwujud angka atau bilangan. Data kuantitatif
biasanya dijadikan sebagai bahan dasar bagi setiap permasalahan yang bersifat statistik. Data
ini umumnya diolah memakai teknik perhitungan matematika. Data kuantitatif
diklasifikasikan oleh Siyoto dan Sodik (2015) menjadi dua yaitu data kuantitatif berdasarkan
proses atau cara mendapatkannya dan data kuantitatif berdasarkan tipe skala pengukuran
yang digunakan. Sifatnya sendiri adalah objektif, sehingga siapa saja yang membaca data
berupa angka ini akan memiliki penafsiran yang sama. Contohnya:
- Data mengenai usia terkini dari Pak Rudi.
- Data tinggi badan rata-rata mahasiswa di kelas Manajemen R-005.
- Data untuk mengetahui suhu di kota Jambi, tanggal 25 September 2021.

Data kuantitatif yang dikelompokkan berdasarkan proses atau cara mendapatkannya terbagi
lagi atas dua yaitu sebagai berikut:
 Data Diskrit
Data diskrit adalah data yang diperoleh dengan cara menghitung. Adapun contoh dari data
diskrit misalnya jumlah anggota LPM Penalaran angkatan 52 sebanyak 64 orang. Nilai yang
diperoleh akan selalu dalam bentuk bilangan bulat sebab pengambilan data dilakukan dengan
cara menghitung. Adapun Soeratno dan Arsyad (1993) berpendapat bahwa berbeda kasusnya
jika membicarakan pengertian rata-rata.

 Data Kontimun
Data kontinum adalah data yang didapatkan dari hasil pengukuran. Nilai dari data kontinum
dapat berbentuk bilangan bulat ataupun bilangan pecahan. Contoh data kontinum seperti suhu
udara di Rumah Baca sebesar 31º.

Jika data kuantitatif yang dikelompokkan berdasarkan pada tipe skala pengukuran yang
digunakan maka terbagi atas empat jenis yaitu:

 Data Nominal
Pertama adalah data nominal yang termasuk ke dalam jenis data kualitatif atau berupa angka.
Data nominal adalah data dalam ukuran sederhana seperti berupa angka dan tidak
menunjukan tingkatan apapun. Data nominal merupakan data yang didapat dengan
mengelompokkan objek berdasarkan kategori tertentu. Data nominal tidak dapat dianalisis
berdasarkan operasi matematis, logika perbandingan, dan sebagainya. Contoh dari data
nominal seperti sekretariat LPM Penalaran UNM terdiri dari (1) Sekretariat utama dan (2)
Sekretariat alternatif. Angka (1) dan (2) bukan bermakna kuantitatif tetapi hanya sebagai
simbol untuk pengelompokan.

 Data Ordinal
Data ordinal adalah data dalam bentuk angka sama seperti data nominal namun pada data
ordinal didapatkan suatu tingkatan. Data ordinal merupakan data yang disusun secara
berjenjang untuk menunjukkan tingkatan atau urutan data. Data ordinal dapat dianalisis
dengan logika perbandingan dalam ilmu matematika namun belum bisa dianalisis
menggunakan operasi matematika seperti penambahan, pengurangan, perkalian, dan
pembagian. Contoh data ordinal yaitu tahapan prosedur penelitian di LPM Penalaran UNM
adalah (1) Term of Reference (ToR), (2) Seminar proposal, (3) Penelitian lapangan, (4)
Seminar hasil, (5) Research Colloquium.

 Data Interval
Data interval adalah data yang memiliki sifat dari data nominal dan data ordinal. Data
interval dapat diurutkan berdasarkan kriteria yang ditentukan. Data interval merupakan data
yang di dalam kegiatan penelitiannya diukur dalam interval atau dalam suatu skala. Sehingga
data dalam bentuk angka ini nantinya memiliki jarak penempatan. Adapun data interval ini
lebih unggul dari data ordinal bahwa data interval memiliki kesamaan jarak (equality
interval) dengan data yang telah diurutkan. Kelebihan lainnya, menurut Yusuf (2014) bahwa
data interval dapat diolah dengan menggunakan teknik analisis ordinal atau nominal namun
diubah terlebih dahulu ke bentuk skala ordinal atau nominal. Contoh data interval yaitu
rentang IPK mahasiswa antara 3,00 sampai 3,50 sama jaraknya dengan 2,50 sampai 3,50.

 Data Rasio
Data rasio adalah data yang memiliki sifat dari data nominal, data ordinal, dan data interval.
Data rasio yang pengertiannya sama seperti data interval namun di dalamnya terdapat
perhitungan dalam bentuk persentase atau persen. Data rasio memiliki kelebihan
dibandingkan data interval karena data ini memiliki nilai nol (0) mutlak, yang berarti bahwa
nilai 0 benar-benar tidak memiliki nilai. Hal ini juga menjadikan data rasio dapat diolah
menggunakan operasi dasar matematis.

3. Data Berdasarkan Waktu Pengumpulannya


Data dibedakan menjadi dua berdasarkan waktu pengumpulannya yaitu sebagai berikut:
a. Data Berkala (Time Series)
Data berkala merupakan data yang dikumpulkan secara berkala dari waktu ke waktu.
Pengambilan data ini biasanya digunakan untuk melihat perkembangan dari waktu ke waktu.
Data berkala diketahui sebagai jenis data yang didapatkan dengan melakukan pengamatan
secara berkala atau kontinyu, sehingga bisa diketahui perkembangan dari suatu objek
penelitian. Contohnya adalah:
- Data impor beras negara Indonesia dari tahun 2010 sampai 2020.
- Hasil pertanian setiap bulan sepanjang tahun 2020.

b. Data Cross Section


Data cross section merupakan data yang diperoleh pada waktu yang telah ditentukan untuk
mendapatkan gambaran keadaan atau kegiatan pada saat itu juga. Data cross section
didapatkan peneliti melalui survei atau pengumpulan data dalam periode waktu tertentu.
Sehingga jika dibutuhkan pendataan ulang maka perlu menunggu periode waktu berikutnya.
Adapun contohnya adalah:
- Data penjualan periode Januari – Maret 2021 di perusahaan A.
- Data pekerjaan masyarakat di desa X dalam periode Januari – Juni 2021.
- Data keuangan perusahaan periode tahun 2020.

4. Data Penelitian Berdasarkan Sumbernya


Dilihat dari sumbernya, maka akan dibagi lagi menjadi dua jenis data. yaitu:
a. Data Internal
Data internal yakni suatu data yang didapatkan dari dalam tempat penelitian, bisa dari
perusahaan, organisasi, maupun tempat penelitian lain yang sudah ditentukan sejak awal.
Sifat data ini tentu hanya diketahui oleh pihak-pihak di dalam organisasi maupun perusahaan.
Contoh jenis data internal ini antara lain:
- Data yang menyatakan jumlah karyawan di perusahaan X.
- Data yang menyebutkan kebutuhan karyawan baru di perusahaan Y.
- Data yang menunjukan tingkat kepuasan karyawan yang bekerja di perusahan Z.

b. Data Eksternal
Berikutnya adalah data eksternal, dan berkebalikan dengan data internet di mana data berasal
dari luar ruang lingkup tempat penelitian dilakukan. Jadi, data jenis ini digunakan peneliti
sebagai pembanding untuk mengetahui data tambahan dari pihak luar. Contoh data dari jenis
ini adalah:
- Data karyawan yang berasal dari perusahaan lain namun bergerak di bidang yang sama,
atau menyediakan produk yang sama.
- Data yang menjelaskan tingkat kepuasan karyawan terhadap kebijakan perusahaan A
dengan perusahaan B.
- Data jumlah karyawan di perusahaan A dan perusahaan B.
- Data jumlah siswa di sekolah C dengan sekolah E.

Anda mungkin juga menyukai