Anda di halaman 1dari 21

RESUME STATISKA DASAR

Dosen pengampu : Dr. Misdalina,M.pd.

Disusun oleh :

Kelompok 2

1. M. Damas Utama 2022143006

2. Shelliem sapitri 2022143009

3. Dela 2022143014

4. Ilda rezki putri pratiwi ritonga 2022143031

5. Khalimatul sakdiyah 2022143038

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG

TAHUN 2023/2024
1. Jenis – jenis data

1.1. Jenis -jenis data (Nuryadi S. , 2017)

Data adalah kumpulan keterangan atau informasi yang di peroleh dari suatu pengamatan.
Data dibagi menjadi beberapa macam, yaitu :

a. Klasifikasi Data Berdasarkan Jenis Datanya

 Data Kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang dipaparkan dalam bentuk angka-angka. Misalnya
adalah jumlah pembeli saat hari raya idul adha, tinggi badan siswa kelas 3 ips 2,
nilai matematika (…,6,7,8,9,10,…) dan lain-lain.

 Data Kualitatif

Data kualitatif adalah data yang disajikan dalam bentuk kata-kata yang
mengandung makna. Contohnya seperti persepsi konsumen terhadap botol air
minum dalam kemasan, anggapan para ahli terhadap psikopat, warna (merah, hijau,
biru, kuning, hitam, dll) dan lain-lain.

b. Pembagian Jenis Data Berdasarkan Sifat Data

 Data Diskrit (cacahan)

Data diskrit adalah data yang nilainya adalah bilangan asli. Contohnya adalah berat
badan ibu-ibu pkk sumber ayu, nilai rupiah dari waktu ke waktu, jumlah peserta
yang hadir dalam seminar nasional pendidikan matematika. Jumlah siswa yang
lulus try out akbar UAN 2011, jumlah buku yang terdapat pada perpustakaan
kampus, dan lain-sebagainya.

 Data Kontinu (ukuran)

Data kontinyu adalah data yang nilainya ada pada suatu interval tertentu atau
berada pada nilai yang satu kenilai yang lainnya. Contohnya penggunaan kata
sekitar, kurang lebih, kira-kira, dan sebagainya. Dinas pertanian daerah mengimpor
bahan baku pabrik pupuk kurang lebih 850 ton.

c. Jenis-jenis Data Menurut Waktu Pengumpulannya


 Data Cross Section

Data cross-section adalah data yang menunjukkan titik waktu tertentu. Contohnya
laporan keuangan per 31 desember 2006, data pelanggan PT. angin rebut bulan mei
2004, dan lain sebagainya.

 Data Time Series / Berkala

Data berkala adalah data yang datanya menggambarkan sesuatu dari waktu ke
waktu atau periode secara historis. Contoh data time series adalah data
perkembangan nilai tukar dollar amerika terhadap euro eropa dari tahun 2004
sampai 2006, dll.

d. Macam-Macam Data BerdasarkanSumber Data

 Data Internal

Data internal adalah data yang menggambarkan situasi dan kondisi pada suatu
organisasi secara internal. Misal : data keuangan, data pegawai, data produksi,
dsb.

 Data Eksternal

Data eksternal adalah data yang menggambarkan situasi serta kondisi yang ada di
luar organisasi. Contohnya adalah data jumlah penggunaan suatu produk pada
konsumen, tingkat preferensi pelanggan, persebaran penduduk, dan lain
sebagainya.

e. Jenis Data Menurut Cara Memperolehnya

 Data Primer

Data primer adalah secara langsung diambil dari objek / obyek penelitian oleh
peneliti perorangan maupun organisasi. Contoh : Mewawancarai langsung
penonton bioskop 21 untuk meneliti preferensi konsumen bioskop.

 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek
penelitian. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh
pihak lain dengan berbagai cara atau metode baik secara komersial maupun non
komersial. Contohnya adalah pada peneliti yang menggunakan data statistic hasil
riset dari surat kabar atau majalah.

1.2. Jenis – jenis data (Rahmadi.S.Ag., 2011)

a. Jenis data dilihat dari derajat datanya, terbagi dua, yaitu:

 Data primer

Menurut Bungin, data primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber
data pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian. Menurut Amirin, data
primer adalah yang diperoleh dari sumber-sumber primer atau sumber asli yang
memuat informasi atau data penelitian. Sumber asli yang dimaksud Amirin di sini
adalah sumber pertama sebagaimana yang disebut oleh Bungin.

 Data sekunder

Menurut Bungin, data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua
atau sumber sekunder dari data yang dibutuhkan. Menurut Amirin, data sekunder
adalah data yang diperoleh dari sumber yang bukan asli memuat informasi atau
data penelitian.22 Sumber yang bukan asli yang dimaksud Amirin di sini
sebenarnya adalah sumber kedua sebagaimana yang disebut oleh Bungin.

b. Jenis data dilihat dari sumber atau tempat memperoleh data adalah sebagai
berikut:

 Data kepustakaan atau data literatur

Data kepustakaan adalah data yang diperoleh dari berbagai sumber tertulis atau
bahan bahan bacaan baik berupa buku (buku teks, kamus, ensiklopedi dan
lainnya), jurnal, majalah maupun dalam bentuk laporan penelitian (skripsi, tesis,
dan disertasi), baik yang tersimpan di perpustakaan maupun tidak.Dengan
demikian istilah kepustakaan di sini lebih bermakna bahan bacaan tertulis
daripada tempat bahan pustaka atau perpustakaan. Sebab, tidak mesti literatur
yang menjadi bahan bacaan itu hanya bisa diperoleh di perpustakaan, tetapi di
tempat-tempat lain di luar perpustakaan literatur yang menjadi sumber penelitian
juga dapat diperoleh. Data kepustakaan pada umumnya digunakan oleh para
peneliti yang menggunakan jenis penelitian library research.

 Data dokumenter

Data dokumenter adalah data yang diperoleh dari berbagai dokumen baik berupa
dokumen tertulis (printed) seperti arsip, otobiografi, catatan harian, catatan kasus,
laporan, surat dan sejenisnya; dokumen terekam (recorded) seperti rekaman kaset,
CD, video, film, dan sejenisnya; dokumen verbal seperti cerita rakyat, dongeng,
dan sejenisnya; maupun berupa dokumen material seperti artefak, alatalat rumah
tangga, buku-buku koleksi pribadi, Metode Penelitian perhiasan, kendaraan
pribadi, rumah tempat tinggal dan sejenisnya.

 Data laboratorium

Data laboratorium merupakan data yang diperoleh dari hasil penelitian di


laboratorium.

 Data lapangan (empirik)

Data lapangan atau data empirik adalah data yang diperoleh dari responden,
informan, peristiwa, atau fenomena yang ada di lapangan (lokasi penelitian) baik
melalui hasil wawancara, kuesioner maupun melalui observasi.

 Data online

Data online adalah data yang diperoleh melalui pencarian di internet baik melalui
browsing, mengakses alamat situs-situs tertentu, mengakses blog tertentu, atau
mengakses ebook atau e-journal dan sebagainya.

c. Jenis data dilihat dari kemungkinan pengukurannya

 Data kualitatif

Menurut Idrus, data kualitatif adalah data yang mengacu pada data kualitas objek
penelitian, yaitu ukuran data berupa nonangka yangmerupakan satuan kualitas
(misalnya, istimewa, baik, buruk, tinggi, rendah, sedang), atau juga berupa
serangkaian informasi verbal dan nonverbal yang disampaikan informan kepada
peneliti untuk menjelaskan perilaku Pengantar Metodologi Penelitian atau
peristiwa yang sedang menjadi fokus perhatian.

 Data kuantitatif

Data kuantitatif adalah data dalam wujud angka yang merupakan satuan ukuran
kuantitatif tertentu dari objek yang diteliti (misalnya, frekuensi, volume, berat dan
sebagainya). Data kuantitatif merupakan hasil konversi dari data yang bersifat
kualitatif ke dalam angka-angka kuantitatif. Dalam penelitian kuantitatif dikenal
ada dua jenis data, yaitu:

1) Data nominal, yaitu data yang memiliki ciri nominal atau data yang hanya
dapat digolongkan secara terpisah berdasarkan kategori. Pada jenis data ini
tidak ada penjenjangan yang ada hanya pemilahan berdasarkan kategori; dan

2) Data kontinum, yaitu data yang bersifat bertingkat atau berjenjang. Data
kontinum dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :

a. Data ordinal, data yang penjenjangannya tidak memiliki jarak atau skala
tertentu tetapi hanya didasarkan pada urutan,

b. Data interval, data yang penjenjangannya memiliki jarak skala atau


interval yang sama, dan

c. Data rasio, data yang dalam penjenjangannya mempergunakan skala


rasio dengan titik nol mutlak sehingga jarak antara satu urutan dengan
urutan berikutnya akan sama persis.

1.3. Jenis -jenis data (Ahmad Sudi Pratikno, 2020)

Data adalah bentuk jamak dari datum. Data merupakan kumpulan fakta atau angka atau
segala sesuatu yang dapat dipercaya kebenarannya sehingga dapat digunakan sebagai
dasar menarik suatu kesimpulan. Tidak semua angka dapat disebut data statistik. Angka
dapat disebut data statistik apabila dapat menunjukkan suatu ciri dari suatu penelitian
yang bersifat agregatif, serta mencerminkan suatu kegiatan lapangan tertentu. Secara
garis besar, jenis data dibagi atas dua macam yaitu data dikotomi dan data kontimum.

a. Data Dikotomi
Data dikotomi disebut sebagai data deskrit, data kategorik atau data nominal. Data
dikotomi merupakan hasil penghitungan, sehingga tidak dijumpai bilangan pecahan.
Data dikotomi adalah data yang paling sederhana yang disusun menurut jenisnya
atau kategorinya. Contoh dari data dikotomi adalah jenis kelamin dalam suatu kelas.
Misalnya laki-laki angka 1 dan perempuan angka 2.

b. Data kontimum

Data kontimum terdiri atas tiga macam data yaitu: data ordinal, data internal, dan
data rasio. Ketiga macam data-data tersebut diuraikan seperti berikut ini.Data dalam
penelitian dikelompokkan dalam 4 jenis, yaitu data nominal, data ordinal, data
interval, dan data ratio (Kerlinger, 1993).

2. Skala pengukuran

2.1. Skala pengukuran (muhammad, 2005)

Skala pengukuran adalah penentuan atau penetapan skala atas suatu variabel berdasarkan
jenis data yang melekat dalam variable penlitian. Pengukuran merupakan aturan-aturan
pemberian angka untuk berbagai objek sedemikian rupa sehingga angka ini mewakili
kualitas atribut. Skala pengukuran merupakan acuan atau pedoman untuk menentukan
alat ukur demi memperoleh hasil data kuantitatif. Misalnya alat ukur panjang adalah
meter, berat adalah kg, ton, kuintal dan sebagainya. Dengan menentukan skala
pengukuran, maka nilai variabel yang diukur dengan instrument tertnetu dalam bentuk
angka, sehingga akan lebih akurat, efisien dan komunikatif. Sebagai contoh, berat emas
19 gram, berat besi 100 kg, suhu badan orang yang sehat 37 derajat Celsius, IQ
seseorang 150. Selanjutnya dalam pengukuran sikap, sikap sekelompok orang akan
diketahui termasuk gradasi mana dari suatu skala sikap. Pada dasarnya skala pengukuran
dapat digunakan dalam berbagai bidang.perbedaan terletak pada isi dan penekanannya.
Jadi, pengukuran tidak lain dari penunjukan angkaangka pada satu variabel menurut
aturan yang telah ditentukan. Yang mana aturan pertama yang perlu diketahui seorang
peneliti agar dapat mengukur atau memberikan nilai yang tepat untuk konsep yang
diamatinya adalah mengenai tingkat pengukuran. Skala pengukuran memiliki implikasi
penting untuk analisis data, seperti halnya untuk jenis penarikan kesimpulan dari
penelitian yang dibuat berdasarkan pengukuran tersebut
Prosedur statistik yang paling sering digunakan adalah dengan mengasumsikan sebagai
skala interval. Dalam Pengelompokan skala memakai sistem bilangan nyata. Dasar yang
paling umum untuk membuat skala memiliki ciri-ciri bilangannya berurutan, selisih
antara bilangan-bilangan adalah berurutan, deret bilangan mempunyai asal mula yang
unik yang ditandai dengan bilangan nol.

2.2. Skala pengukuran (Moch. Bahak Udin By Arifin, 2021)

Skala pengukuran adalah sebuah acuan yang digunakan menentukan panjang atau
pendeknya interval dalam sebuah alata ukur untuk menghasilkan data kuantitatif.
Contoh, dalam mengukur sekantung beras menggunakan instrument pengukur berat
sekantung berasdengan skala Kg, maka data yang akan dihasilakan adalah data
kuantitatif dengan sekala kg. begiru pula dengan instrument untuk mengukur panjang,
dengan skala mili meter (mm) atau meter (m) maka data yang dihasilkan adalah data
kuantitatif panjang dengan satuan mm atau m. Penggunaan skala ukur, nilai sebauh
variable dalam penelitian dapat dinyatakan dalam bentuk angka, sehingga data yang
didapat lebih efiseien, akurat dan komunikatif. Sebagai contoh, berate mas 20 gram,
sekantung beras 25 kg, suhu tubuh 36o celcius, dan IQ seseorang sebesar 150. Macam-
macam skala pengukuran diantanya skala nominal, skala ordinal, skala interval, dan
skala rasio.Pengukuran skala sikap sekelompok perorang akan diketahui dalam gradasi
mana dari suatu skala sikap. Skala sikap dapat digunakan untuk penelitian pendidikan,
administrative, dan social. Macam-macam pengukuran yang digunakan dalam
pengukuran sikap diantaranaya, skala likert, skala guttman, rating scale, dan semantic
deferential. Keempat skala tersebut jika diterapkan dalam pengukuran maka peneliti
akan mendapatkan data interval atau rasio, hal tersebut bergantung dalam bidang yang
diukur

2.3. Skala pengukuran (Prof Asep Saefuddin, 2023)

Skala pengukuran merupakan konsep penting dalam penelitian dan statistik. Ia


digunakan untuk mengukur variabel dalam sebuah penelitian. Menurut Prof. Asep
Saefudin dan Lukmanul Hakim (2022) dalam statistik, skala pengukuran merupakan
penentu dalam memilih metode atau rumus yang akan digunakan. Berbeda skala
pengukuran maka akan berbeda rumus serta teknik-teknik yang akan digunakan.
Oleh sebab itu, hal inilah yang mendasari mengapa skala pengukuran menjadi sangat
penting. Sebelum menganalisis data, seorang ahli di bidang statistik data scientist tentu
harus memahami skala yang terdapat pada data tersebut sehingga mudah dalam memilih
metode yang akan digunakan.

3. Notasi sigma

3.1. Notasi sigma (Dra. Puji Iryanti, 2008)

Notasi sigma (Σ ) pertama kali diperkenalkan oleh Leonhard Euler pada tahun 1755.
Makna dari ∑(3k+1 ) adalah 4 2 + 72 + 102 + 132 + 162 + 192, yang didapat dari
mensubtitusikan nilai k = 1 sampai k = 6. Jadi, jelas bahwa notasi ini dapat digunakan
untuk menyatakan suatu deret bilangan.

3.2. Notasi sigma (Dra. Puji Iryanti M. , 2009)

Notasi sigma memang jarang Anda jumpai dalam kehidupan sehari-hari, tetapi notasi ini
akan banyak dijumpai penggunaannya dalam bagian matematika yang lain. Jika Anda
mempelajari Statistika maka Anda akan menjumpai banyak rumus-rumus yang
digunakan memakai lambang notasi sigma, misalnya rumus mean, simpangan baku,
ragam, korelasi, dan lain-lain. Di Kalkulus, pada waktu membicarakan luas daerah yang
dibatasi oleh kurva dan sumbu-sumbu koordinat, Anda akan menemui Jumlahan
Riemann yang menggunakan notasi sigma untuk menyingkat penjumlahan yang relatif
banyak. Ketika mempelajari Kombinatorik, Anda akan menemui bentuk notasi sigma
dalam koefisien binomial. Demikian pula pada Hitung Keuangan, sebagian rumus
menggunakan notasi sigma.

3.3. Notasi sigma (Juniardi, 2023)

Notasi sigma adalah bentuk penulisan untuk meringkas penjumlahan suku-suku di dalam
suatu deret. Tentunya, suku-suku tertentu mewakili pola tertentu. Dengan kata lain, tidak
boleh sembarang suku dengan pola acak. Secara matematis, sigma dilambangkan sebagai
Σ (bukan E). Lambang itu diambil dari abjad Yunani, yaitu S (kapital). Mengapa
demikian? Karena pada zaman itu, para ilmuwan Yunani menggunakan istilah SUM
untuk menjumlahkan data-data hasil penelitian mereka. Itulah mengapa, arti sigma
dalam Matematika identik dengan operator penjumlahan.

4. Penyajian data
4.1. Penyajian data (Mundir, 2012)

Pada dasarnya terdapat dua jenis tabel yang lazim digunakan dalam deskripsi data, yaitu
Tabel Kontingensi dan Tabel Distribusi Frekuensi. Tabel yang kedua ini dapat dibedakan
kedalam tabel distribusi frekuensi kategorik dan tabel distribusi frekuensi numerik, dan
memiliki langkah-langkah khusus dalam penyusunannya.

a) Tabel Kontingensi (Tabel Faktorial)

Tabel Kontingensi lazim pula disebut tabel faktorial, yaitu tabel yang
mendeskripsikan dua variabel (faktor) atau lebih dalam satu perpaduan baris dan
kolom. Berikut contoh Tabel Kontingensi (Tabel Faktorial) 2 x 4 = (baris = 2 sel,
kolom = 4 sel).

c. Tabel Distribusi Frekuensi

Kata distribusi (distribution), berarti penyaluran, penyebaran, atau pencaran.


Sedangkan frekuensi (frequency) berarti kekerapan, keseringan, atau tingkat
keseringan. Dalam statistik, distribusi frekuensi dapat diartikan sebagai penyebaran
(pencaran) tingkat keseringan kemunculan suatu data atau variabel, baik data
nominal maupun kontinum dalam sebuah tabel. Data ini lazimnya telah disusun
secara berurutan berdasarkan kelas interval agar mudah dibaca dan dipahami. Inilah
yang disebut Tabel Distribusi Frekuensi. Tabel distribusi frekuensi memiliki
sejumlah komponen penunjang, yaitu kelas interval, titik tengah, tepi kelas, frekuensi
kumulatif kurang dari, dan frekuensi kumulatif lebih dari.

4.2. Penyajian data (Dr. Bambang Widjanarko Otok, 2005)

Penyajian data ini berfungsi untuk memberikan gambaran awal dari hasil pengumpulan
data, informasi data lebih cepat dimengerti, dan memudahkan proses analisis data.
Beberapa jenis penyajian data di antaranya adalah berupa tabel dan grafik. Tabel
menyajikan data ke dalam bentuk baris atau kolom sedemikian rupa sehingga
memberikan informasi lebih kepada peneliti. Sedangkan grafik menyajikan data dari
tabel tersebut menjadi bentuk visual yang lebih informatif lagi. Penyajian data ini tidak
hanya sangat membantu peneliti untuk mengetahui gambaran data awal, namun
digunakan juga pada analisis inti penelitian atau pelaporan. Mari kita bahas bentuk
penyajian data tersebut satu persatu.

1. Tabel

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bentuk penyajian ini merangkum data ke dalam
bentuk baris atau kolom. Adapun baris dan kolom tersebut dapat berupa kategori-
kategori dan angka frekuensi. Terdapat 2 jenis, yaitu:

a. Tabel satu arah (one-way table), Merupakan tabel yang menunjukkan satu
variabel atau karakteristik saja.

b. Tabulasi silang (lebih dari satu arah / two-way table). Merupakan metode tabulasi
untuk merangkum data dengan dua atau lebih variabel secara bersamaan. Pada
bentuk tabel, sisi (kolom) sebelah kiri dan baris atas menyatakan kelas untuk
kedua variabel yang digunakan. Metode tabulasi silang ini dapat digunakan jika :

1) salah satu variabel bersifat kualitatif dan lainnya kuantitatif

2) kedua variabel berupa variabel kualitatif

3) kedua variabel berupa variabel kuantitatif

c. Tabel frekuensi, Merupakan tabel ringkasan data yang menunjukkan frekuensi


atau banyaknya item atau obyek pada setiap kelas yang ada. Tujuannya adalah
untuk mendapatkan informasi lebih dalam tentang data yang ada yang tidak dapat
secara cepat diperoleh dengan melihat data aslinya. Langkah-langkah dalam
menyusun distribusi frekuensi ini adalah:

1) Menentukan range (R), yaitu selisih data tertinggi dengan data terendah

2) Menentukan banyak kelas (k)

3) Banyak kelas yang baik antara 5 – 15 kelas. Pendekatan yang cukup baik
digunakan adalah k = 1 + 3,3 log n, di mana n menyatakan banyaknya data.

4) Menentukan lebar interval (i) = (maksimum-minimum)/k

5) Menetapkan batas-batas kelas

6) Menghitung banyaknya data yang termasuk dalam tiap-tiap kelas


7) Menentukan titik tengah kelas

8) Menghitung frekuensi kumulatif dan relatifnya

2. Grafik

Penyajian data ke dalam tabel yang telah dibahas sebelumnya hanya menunjukkan
data berupa angka-angka. Sebagai kelanjutannya, kita dapat membuat penyajian data
dari tabel tersebut menjadi grafik-grafik yang lebih menarik dan informatif. Beberapa
jenis grafik yang dapat digunakan adalah:

a. Grafik garis (line chart), untuk melihat pertumbuhan atau perkembangan suatu
kejadian.

b. Grafik peta, untuk melihat atau menunjukkan lokasi suatu wilayah beserta atribut
atau karakteristiknya. Grafik ini sangat penting apabila Anda tertarik pada
analisis data spasial.

c. Batang (bar graph), berfungsi untuk melihat distribusi atau perbandingan nilai,
frekuensi, atau persentase di setiap kelas (kategori). Sumbu vertikal berupa
nilai/frekuensi/persentase, dimana lebar tiap batang sama dengan interval kelas
dan tinggi batang sesuai dengan nilai/frekuensi/persentase tiap-tiap kelas.
Sedangkan sumbu horizontal menunjukkan nama-nama kelas.

d. Grafik titik, Merupakan metode persentasi secara grafis untuk menggambarkan


hubungan antara dua variabel kuantitatif (Santoso, 2004). Salah satu variabel
digambarkan pada sumbu horizontal dan variabel lainnya digambarkan pada
sumbu vertikal. Pola yang ditunjukkan oleh titik-titik yang ada menggambarkan
hubungan yang terjadi antar variabel.

e. Grafik Lingkaran (pie chart), Grafik ini dapat berfungsi untuk melihat
perbandingan (dalam persentase atau proporsi). Grafik ini juga
mempresentasikan distribusi frekuensi relatif dari data kualitatif maupun data
kuantitatif yang telah dikelompokkan. Caranya adalah dengan menggambar
sebuah lingkaran, kemudian menggunakan frekuensi relatif untuk membagi
daerah pada lingkaran menjadi sektor-sektor yang luasnya sesuai dengan
frekuensi relatif tiap kelas atau kelompok
f. Ogive, Merupakan grafik yang menyajikan nilai kumulatif. Sumbu horizontal
merupakan nilai data, sedangkan sumbu vertikal adalah dapat berupa frekuensi
kumulatif, frekuensi relatif kumulatif, atau persen frekuensi kumulatif. Frekuensi
yang digunakan (salah satu di atas) masing-masing kelas digambarkan sebagai
titik. Setiap titik dihubungkan oleh garis lurus.

4.3. Penyajian data (SUDARMAN, 2015)

a. Penyajian data dalam bentuk tabel

Data yang telah terkumpul dari sebuah penelitian tentu akan dilakukan sebuah
langkah lanjutan yakni telaah atas data tersebut, adapun untuk keperluan analisa
maka data itu perlu disusun secara teratur. Biasanya data itu disusun dalam tabel.
Para pembaca akan lebih mudah memahami dan menelaah penyajian data berbentuk
daftar tabel. Dari daftar seperti ini pula umumnya kita telah dapat menjawab
beberapa pertanyaan yang dikehendaki atau membuat uraian yang diperlukan. Untuk
menyusun sekumpulan data yang besar dan kecilnya belum tersusun ke dalam bentuk
yang teratur, sebaiknya data itu disajikan dalam sebuah tabel. Tabel yang biasa
digunakan terdiri atas tabel klasifikasi, kontingensi, dan distribusi frekuensi.

1) Tabel Klasifikasi, merupakan tabel yang menunjukkan atau memuat


pengelompokkan data. Tabel klasifikasi dapat berupa tabel klasifikasi tunggal
atau ganda.

2) Tabel Kontingensi atau badan tabel (daftar) terdiri atas beberapa sel sesuai
dengan perinciannya. Biasanya merupakan daftar dengan klasifikasi dua. Jika
pada judul baris ada b baris Dan pada judul kolom ada k kolom, maka
diperoleh daftar kontingensi berukuran b x k.

b. Penyajian data dalam bentuk grafik

Cara lain untuk menyajikan data agar dapat memberikan gambaran yang lebih jelas,
ialah melukiskannya dalam bentuk diagram. Diagram dalam fungsinya dapatlah
disamakan dengan sebuah potret yang dapat memberikan gambaran serta
uraianuraian daripada tempat obyek dari gambar itu diambil.

Secara garis besar diagram terbagi menjadi dua macam, yakni diagram dan
kartogram. Diagram yang sering digunakan meliputi diagram batang, diagram garis,
diagram lambang dan diagram lingkaran. Penggunaan diagram dikarenakan
penyajian data berupa gambar lebih menjelaskan laporan secara visual, untuk
maksud tersebut pertama-tama diuraikan diagram batang.

1) Diagram Batang, sangat cocok untuk menyajikan data yang berbentuk


kategori atau atribut. Cara menggambarkan diagram batang sangat sederhana,
yakni diagram batang memerlukan sumbu tegak dan sumbu datar yang
berpotongan tegak lurus. Sumbu tegak dan sumbu datar terbagi menjadi
beberapa skala bagian yang sama. setelah membuat kedua buah sumbu, maka
titik-titik pembagian sumbu datar dibuat garis tegak lurus, lalu diperlebar atau
diberi warna, tingginya sama dengan frekuensi dalam tiap pembagian atribut.
Pada bagian bawah sumbu datar dituliskan atribut atau waktu dan pada
sumbu tegak dituliskan nilai data. Sewaktu membuat diagram perlu
dipikirkan diagram mana yang sesuai dengan sekumpulan data, jika
kumpulan data itu mengenai hasil observasi kualitatif maka diagram
batanglah yang lebih baik.

2) Diagram garis, biasanya digunakan untuk menggambarkan suatu data


berkelanjutan dalam kurun waktu tertentu, misalnya data tentang produksi
dari tahun ke tahun, nilai ekspor suatu jenis barang dari tahun ke tahun dan
sebagainya. Diagram garis juga digunakan untuk mengetahui perubahan yang
seolah-olah keberlanjutan selama jangka waktu tertentu. Diagram ini juga
digunakan untuk mengetahui bagaimana sifat perubahan data dari waktu ke
waktu. Apakah perubahan itu suatu peningkatan yang sangat tinggi atau
menggambarkan penurunan yang cukup menyolok.

3) Diagram lingkaran, biasanya digunakan untuk menyatakan perbandingan jika


data itu terdiri atas beberapa kelompok. Terdapat banyak model diagram
lingkaran, salah satunya adalah diagram kue yang merupakan diagram
lingkaran berbentuk tiga dimensi dan setiap juring menunjukkan persentase
kelompok. Diagram kue adalah tipe yang cantik untuk membandingkan
bagian-bagian secara keseluruhan. Modifikasi bentuk adalah diagram kue
diledakkan. Perubahan gambar tidak mempengaruhi data. Kita bisa menarik
perhatian pada potongan kue tertentu yang dipandang signifikan dengan
memindahkan kue keluar.
4) Diagram lambang, sangat cocok untuk menyajikan data kasar sesuatu hal dan
sebagai alat visual bagi orang awam. Setiap satuan yang disajikan lambang
disesuaikan dengan jenis datanya, misalnya untuk data jumlah manusia
dibuatkan gambar orang. Satu gambar orang menyatakan sekian jiwa
tergantung kebutuhannya. Kelemahannya ialah jika data yang dilaporkan
tidak penuh (bulat) maka lambangnya pun menjadi tidak utuh.

5.1 Sajikan data di bawah ini


72 73 72 74 75 74 73 74 65 72
66 75 80 69 82 73 74 72 79 71

a. Tabel distribusi frekuensi


Jangkawan (J)
J = Data maks – Data min
J = 82 -17
Banyak kelas (K)
K = 1 + 3,3 log,n
K = 1 + 3,3 log, 20
K = 1 + 3,3 (1,301)
K = 1 + 4, 2,933
K = 5, 2933
K = 5.
Panjang kelas
jangkawan 17
=
banyak kelas 5
= 3,4
=3
Interval kelas
Bb – b4
65 – 67 ( Diambil dari pasang kelas )
Ba = Bb + ( P-1)
= 65 + (3-1)
= 65 + 2
=67
Nilai Frekuensi

65 – 2
67

68 – 1
70

71 – 8
73

74 – 6
76

77 – 1
79

80 – 2
82

Jumlah 20

b. Grafik distribusi frekuensi relative

FREKUENSI RELATIF
45%
40%
40%
35%
30%
30%
Frekuensi

25%
20%
15%
10% 10%
10%
5% 5%
5%
0%
65 68 71 74 77 80
Data
c. Grafik distribusi frekuensi kumulatif

FREKUENSI KUMULATIF KURANG


DARI
25
20
20 18
17
15
Frekuensi

11
10

5 3
2
0
0
65 68 71 74 77 80
Data

FREKUENSI KUMULATIF LEBIH DARI


25
20
20 18
17
15
Frekuensi

10 9

5 3
2
0
0
65 68 71 74 77 80
Data
d. Histogram dan polygon frekuensi

HISTOGRAM DAN POLIGON


FREKUENSI
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
64.5 67.5 70.5 73.5 76.5 79.5 82.5

e. Ogive kurang dari dan ogive lebih dari

OGIVE FREKUENSI KUMULATIF


25

20

15
Frekuensi

10

0
65 68 71 74 77 80
Data

F. KUMULATIF < F. KUMULATIF >

f. Diagram batang, garis, lingkaran, dan diagram dahan daun.


DIAGRAM BATANG
9
8
7
6
Frekuensi

5
4
3
2
1
0
65 68 71 74 77 80
Data

DIAGRAM GARIS
9
8
8
7
6
6
Frekuensi

5
4
3
2 2
2
1 1
1
0
65 68 71 74 77 80
Data

Diagram dahan dan daun

DAHAN DAUN
6 569
7 122223334444559
8 02
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Sudi Pratikno, A. A. (2020). Penyajian Data, Variasi Data, dan Jenis Data. OSF PREPRINTS, 3.

Dr. Bambang Widjanarko Otok, M. D. (2005). Konsep Dasar dalam Pengumpulan. Konsep Dasar
dalam Pengumpulan, 1.20.

Dra. Puji Iryanti, M. (2009). NOTASI SIGMA, BARIS, DAN DERET. Yogyakarta: REKTORAT JENDERAL
PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN.

Dra. Puji Iryanti, M. E. (2008). Pembelajaran Barisan, Deret Bilangan dan Notasi Sigma di SMA.
Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Matematika.
Juniardi, W. (2023, 9 jumat ). Pengertian Notasi Sigma dengan Sifat-sifat, Rumus dan Cara
Menghitungnya. Retrieved from QUIPPER:
https://www.quipper.com/id/blog/mapel/matematika/notasi-sigma/amp/

Moch. Bahak Udin By Arifin, M. A. (2021). Statistik Pendidikan. Sidoarjo, Jawa TImur: UMSIDA Press.

muhammad. (2005). Metode penelitian Ekonomi Islam. UPFE-UMY, 72.

Mundir, D. H. (2012). STATISTIK PENDIDIKAN . Yogyakarta: STAIN Jember Press.

Nuryadi. (n.d.). S.Pd.Si.,M.Pd. yogyakarta: 2017.

Nuryadi, S. (2017). dasar-dasar statistika penelitian. yogyakarta: SIBUKU MEDIA.

Prof Asep Saefuddin, L. H. (2023, 9 Jumat). empat jenis skala pengukuran dalam statistika dan
contoh penerapannya . Retrieved from UICI: https://uici.ac.id/empat-jenis-skala-
pengukuran-dalam-ststistika-dan-contoh;penerapannya

Rahmadi.S.Ag., M. (2011). PENGHANTAR METODOLOGI PENELITIAN. Banjarmasin, Kalimantan


selatan: Antasari Press.

SUDARMAN. (2015). Statistik Pendidikan . samarinda-kalimantan timur-indonesia: Mulawarman


University PRESS.

Syafril. (2010). statistika. Padang : SUKABINA press.

Anda mungkin juga menyukai