Disusun oleh :
Kelompok 2
3. Dela 2022143014
TAHUN 2023/2024
1. Jenis – jenis data
Data adalah kumpulan keterangan atau informasi yang di peroleh dari suatu pengamatan.
Data dibagi menjadi beberapa macam, yaitu :
Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang dipaparkan dalam bentuk angka-angka. Misalnya
adalah jumlah pembeli saat hari raya idul adha, tinggi badan siswa kelas 3 ips 2,
nilai matematika (…,6,7,8,9,10,…) dan lain-lain.
Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang disajikan dalam bentuk kata-kata yang
mengandung makna. Contohnya seperti persepsi konsumen terhadap botol air
minum dalam kemasan, anggapan para ahli terhadap psikopat, warna (merah, hijau,
biru, kuning, hitam, dll) dan lain-lain.
Data diskrit adalah data yang nilainya adalah bilangan asli. Contohnya adalah berat
badan ibu-ibu pkk sumber ayu, nilai rupiah dari waktu ke waktu, jumlah peserta
yang hadir dalam seminar nasional pendidikan matematika. Jumlah siswa yang
lulus try out akbar UAN 2011, jumlah buku yang terdapat pada perpustakaan
kampus, dan lain-sebagainya.
Data kontinyu adalah data yang nilainya ada pada suatu interval tertentu atau
berada pada nilai yang satu kenilai yang lainnya. Contohnya penggunaan kata
sekitar, kurang lebih, kira-kira, dan sebagainya. Dinas pertanian daerah mengimpor
bahan baku pabrik pupuk kurang lebih 850 ton.
Data cross-section adalah data yang menunjukkan titik waktu tertentu. Contohnya
laporan keuangan per 31 desember 2006, data pelanggan PT. angin rebut bulan mei
2004, dan lain sebagainya.
Data berkala adalah data yang datanya menggambarkan sesuatu dari waktu ke
waktu atau periode secara historis. Contoh data time series adalah data
perkembangan nilai tukar dollar amerika terhadap euro eropa dari tahun 2004
sampai 2006, dll.
Data Internal
Data internal adalah data yang menggambarkan situasi dan kondisi pada suatu
organisasi secara internal. Misal : data keuangan, data pegawai, data produksi,
dsb.
Data Eksternal
Data eksternal adalah data yang menggambarkan situasi serta kondisi yang ada di
luar organisasi. Contohnya adalah data jumlah penggunaan suatu produk pada
konsumen, tingkat preferensi pelanggan, persebaran penduduk, dan lain
sebagainya.
Data Primer
Data primer adalah secara langsung diambil dari objek / obyek penelitian oleh
peneliti perorangan maupun organisasi. Contoh : Mewawancarai langsung
penonton bioskop 21 untuk meneliti preferensi konsumen bioskop.
Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek
penelitian. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh
pihak lain dengan berbagai cara atau metode baik secara komersial maupun non
komersial. Contohnya adalah pada peneliti yang menggunakan data statistic hasil
riset dari surat kabar atau majalah.
Data primer
Menurut Bungin, data primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber
data pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian. Menurut Amirin, data
primer adalah yang diperoleh dari sumber-sumber primer atau sumber asli yang
memuat informasi atau data penelitian. Sumber asli yang dimaksud Amirin di sini
adalah sumber pertama sebagaimana yang disebut oleh Bungin.
Data sekunder
Menurut Bungin, data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua
atau sumber sekunder dari data yang dibutuhkan. Menurut Amirin, data sekunder
adalah data yang diperoleh dari sumber yang bukan asli memuat informasi atau
data penelitian.22 Sumber yang bukan asli yang dimaksud Amirin di sini
sebenarnya adalah sumber kedua sebagaimana yang disebut oleh Bungin.
b. Jenis data dilihat dari sumber atau tempat memperoleh data adalah sebagai
berikut:
Data kepustakaan adalah data yang diperoleh dari berbagai sumber tertulis atau
bahan bahan bacaan baik berupa buku (buku teks, kamus, ensiklopedi dan
lainnya), jurnal, majalah maupun dalam bentuk laporan penelitian (skripsi, tesis,
dan disertasi), baik yang tersimpan di perpustakaan maupun tidak.Dengan
demikian istilah kepustakaan di sini lebih bermakna bahan bacaan tertulis
daripada tempat bahan pustaka atau perpustakaan. Sebab, tidak mesti literatur
yang menjadi bahan bacaan itu hanya bisa diperoleh di perpustakaan, tetapi di
tempat-tempat lain di luar perpustakaan literatur yang menjadi sumber penelitian
juga dapat diperoleh. Data kepustakaan pada umumnya digunakan oleh para
peneliti yang menggunakan jenis penelitian library research.
Data dokumenter
Data dokumenter adalah data yang diperoleh dari berbagai dokumen baik berupa
dokumen tertulis (printed) seperti arsip, otobiografi, catatan harian, catatan kasus,
laporan, surat dan sejenisnya; dokumen terekam (recorded) seperti rekaman kaset,
CD, video, film, dan sejenisnya; dokumen verbal seperti cerita rakyat, dongeng,
dan sejenisnya; maupun berupa dokumen material seperti artefak, alatalat rumah
tangga, buku-buku koleksi pribadi, Metode Penelitian perhiasan, kendaraan
pribadi, rumah tempat tinggal dan sejenisnya.
Data laboratorium
Data lapangan atau data empirik adalah data yang diperoleh dari responden,
informan, peristiwa, atau fenomena yang ada di lapangan (lokasi penelitian) baik
melalui hasil wawancara, kuesioner maupun melalui observasi.
Data online
Data online adalah data yang diperoleh melalui pencarian di internet baik melalui
browsing, mengakses alamat situs-situs tertentu, mengakses blog tertentu, atau
mengakses ebook atau e-journal dan sebagainya.
Data kualitatif
Menurut Idrus, data kualitatif adalah data yang mengacu pada data kualitas objek
penelitian, yaitu ukuran data berupa nonangka yangmerupakan satuan kualitas
(misalnya, istimewa, baik, buruk, tinggi, rendah, sedang), atau juga berupa
serangkaian informasi verbal dan nonverbal yang disampaikan informan kepada
peneliti untuk menjelaskan perilaku Pengantar Metodologi Penelitian atau
peristiwa yang sedang menjadi fokus perhatian.
Data kuantitatif
Data kuantitatif adalah data dalam wujud angka yang merupakan satuan ukuran
kuantitatif tertentu dari objek yang diteliti (misalnya, frekuensi, volume, berat dan
sebagainya). Data kuantitatif merupakan hasil konversi dari data yang bersifat
kualitatif ke dalam angka-angka kuantitatif. Dalam penelitian kuantitatif dikenal
ada dua jenis data, yaitu:
1) Data nominal, yaitu data yang memiliki ciri nominal atau data yang hanya
dapat digolongkan secara terpisah berdasarkan kategori. Pada jenis data ini
tidak ada penjenjangan yang ada hanya pemilahan berdasarkan kategori; dan
2) Data kontinum, yaitu data yang bersifat bertingkat atau berjenjang. Data
kontinum dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
a. Data ordinal, data yang penjenjangannya tidak memiliki jarak atau skala
tertentu tetapi hanya didasarkan pada urutan,
Data adalah bentuk jamak dari datum. Data merupakan kumpulan fakta atau angka atau
segala sesuatu yang dapat dipercaya kebenarannya sehingga dapat digunakan sebagai
dasar menarik suatu kesimpulan. Tidak semua angka dapat disebut data statistik. Angka
dapat disebut data statistik apabila dapat menunjukkan suatu ciri dari suatu penelitian
yang bersifat agregatif, serta mencerminkan suatu kegiatan lapangan tertentu. Secara
garis besar, jenis data dibagi atas dua macam yaitu data dikotomi dan data kontimum.
a. Data Dikotomi
Data dikotomi disebut sebagai data deskrit, data kategorik atau data nominal. Data
dikotomi merupakan hasil penghitungan, sehingga tidak dijumpai bilangan pecahan.
Data dikotomi adalah data yang paling sederhana yang disusun menurut jenisnya
atau kategorinya. Contoh dari data dikotomi adalah jenis kelamin dalam suatu kelas.
Misalnya laki-laki angka 1 dan perempuan angka 2.
b. Data kontimum
Data kontimum terdiri atas tiga macam data yaitu: data ordinal, data internal, dan
data rasio. Ketiga macam data-data tersebut diuraikan seperti berikut ini.Data dalam
penelitian dikelompokkan dalam 4 jenis, yaitu data nominal, data ordinal, data
interval, dan data ratio (Kerlinger, 1993).
2. Skala pengukuran
Skala pengukuran adalah penentuan atau penetapan skala atas suatu variabel berdasarkan
jenis data yang melekat dalam variable penlitian. Pengukuran merupakan aturan-aturan
pemberian angka untuk berbagai objek sedemikian rupa sehingga angka ini mewakili
kualitas atribut. Skala pengukuran merupakan acuan atau pedoman untuk menentukan
alat ukur demi memperoleh hasil data kuantitatif. Misalnya alat ukur panjang adalah
meter, berat adalah kg, ton, kuintal dan sebagainya. Dengan menentukan skala
pengukuran, maka nilai variabel yang diukur dengan instrument tertnetu dalam bentuk
angka, sehingga akan lebih akurat, efisien dan komunikatif. Sebagai contoh, berat emas
19 gram, berat besi 100 kg, suhu badan orang yang sehat 37 derajat Celsius, IQ
seseorang 150. Selanjutnya dalam pengukuran sikap, sikap sekelompok orang akan
diketahui termasuk gradasi mana dari suatu skala sikap. Pada dasarnya skala pengukuran
dapat digunakan dalam berbagai bidang.perbedaan terletak pada isi dan penekanannya.
Jadi, pengukuran tidak lain dari penunjukan angkaangka pada satu variabel menurut
aturan yang telah ditentukan. Yang mana aturan pertama yang perlu diketahui seorang
peneliti agar dapat mengukur atau memberikan nilai yang tepat untuk konsep yang
diamatinya adalah mengenai tingkat pengukuran. Skala pengukuran memiliki implikasi
penting untuk analisis data, seperti halnya untuk jenis penarikan kesimpulan dari
penelitian yang dibuat berdasarkan pengukuran tersebut
Prosedur statistik yang paling sering digunakan adalah dengan mengasumsikan sebagai
skala interval. Dalam Pengelompokan skala memakai sistem bilangan nyata. Dasar yang
paling umum untuk membuat skala memiliki ciri-ciri bilangannya berurutan, selisih
antara bilangan-bilangan adalah berurutan, deret bilangan mempunyai asal mula yang
unik yang ditandai dengan bilangan nol.
Skala pengukuran adalah sebuah acuan yang digunakan menentukan panjang atau
pendeknya interval dalam sebuah alata ukur untuk menghasilkan data kuantitatif.
Contoh, dalam mengukur sekantung beras menggunakan instrument pengukur berat
sekantung berasdengan skala Kg, maka data yang akan dihasilakan adalah data
kuantitatif dengan sekala kg. begiru pula dengan instrument untuk mengukur panjang,
dengan skala mili meter (mm) atau meter (m) maka data yang dihasilkan adalah data
kuantitatif panjang dengan satuan mm atau m. Penggunaan skala ukur, nilai sebauh
variable dalam penelitian dapat dinyatakan dalam bentuk angka, sehingga data yang
didapat lebih efiseien, akurat dan komunikatif. Sebagai contoh, berate mas 20 gram,
sekantung beras 25 kg, suhu tubuh 36o celcius, dan IQ seseorang sebesar 150. Macam-
macam skala pengukuran diantanya skala nominal, skala ordinal, skala interval, dan
skala rasio.Pengukuran skala sikap sekelompok perorang akan diketahui dalam gradasi
mana dari suatu skala sikap. Skala sikap dapat digunakan untuk penelitian pendidikan,
administrative, dan social. Macam-macam pengukuran yang digunakan dalam
pengukuran sikap diantaranaya, skala likert, skala guttman, rating scale, dan semantic
deferential. Keempat skala tersebut jika diterapkan dalam pengukuran maka peneliti
akan mendapatkan data interval atau rasio, hal tersebut bergantung dalam bidang yang
diukur
3. Notasi sigma
Notasi sigma (Σ ) pertama kali diperkenalkan oleh Leonhard Euler pada tahun 1755.
Makna dari ∑(3k+1 ) adalah 4 2 + 72 + 102 + 132 + 162 + 192, yang didapat dari
mensubtitusikan nilai k = 1 sampai k = 6. Jadi, jelas bahwa notasi ini dapat digunakan
untuk menyatakan suatu deret bilangan.
Notasi sigma memang jarang Anda jumpai dalam kehidupan sehari-hari, tetapi notasi ini
akan banyak dijumpai penggunaannya dalam bagian matematika yang lain. Jika Anda
mempelajari Statistika maka Anda akan menjumpai banyak rumus-rumus yang
digunakan memakai lambang notasi sigma, misalnya rumus mean, simpangan baku,
ragam, korelasi, dan lain-lain. Di Kalkulus, pada waktu membicarakan luas daerah yang
dibatasi oleh kurva dan sumbu-sumbu koordinat, Anda akan menemui Jumlahan
Riemann yang menggunakan notasi sigma untuk menyingkat penjumlahan yang relatif
banyak. Ketika mempelajari Kombinatorik, Anda akan menemui bentuk notasi sigma
dalam koefisien binomial. Demikian pula pada Hitung Keuangan, sebagian rumus
menggunakan notasi sigma.
Notasi sigma adalah bentuk penulisan untuk meringkas penjumlahan suku-suku di dalam
suatu deret. Tentunya, suku-suku tertentu mewakili pola tertentu. Dengan kata lain, tidak
boleh sembarang suku dengan pola acak. Secara matematis, sigma dilambangkan sebagai
Σ (bukan E). Lambang itu diambil dari abjad Yunani, yaitu S (kapital). Mengapa
demikian? Karena pada zaman itu, para ilmuwan Yunani menggunakan istilah SUM
untuk menjumlahkan data-data hasil penelitian mereka. Itulah mengapa, arti sigma
dalam Matematika identik dengan operator penjumlahan.
4. Penyajian data
4.1. Penyajian data (Mundir, 2012)
Pada dasarnya terdapat dua jenis tabel yang lazim digunakan dalam deskripsi data, yaitu
Tabel Kontingensi dan Tabel Distribusi Frekuensi. Tabel yang kedua ini dapat dibedakan
kedalam tabel distribusi frekuensi kategorik dan tabel distribusi frekuensi numerik, dan
memiliki langkah-langkah khusus dalam penyusunannya.
Tabel Kontingensi lazim pula disebut tabel faktorial, yaitu tabel yang
mendeskripsikan dua variabel (faktor) atau lebih dalam satu perpaduan baris dan
kolom. Berikut contoh Tabel Kontingensi (Tabel Faktorial) 2 x 4 = (baris = 2 sel,
kolom = 4 sel).
Penyajian data ini berfungsi untuk memberikan gambaran awal dari hasil pengumpulan
data, informasi data lebih cepat dimengerti, dan memudahkan proses analisis data.
Beberapa jenis penyajian data di antaranya adalah berupa tabel dan grafik. Tabel
menyajikan data ke dalam bentuk baris atau kolom sedemikian rupa sehingga
memberikan informasi lebih kepada peneliti. Sedangkan grafik menyajikan data dari
tabel tersebut menjadi bentuk visual yang lebih informatif lagi. Penyajian data ini tidak
hanya sangat membantu peneliti untuk mengetahui gambaran data awal, namun
digunakan juga pada analisis inti penelitian atau pelaporan. Mari kita bahas bentuk
penyajian data tersebut satu persatu.
1. Tabel
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bentuk penyajian ini merangkum data ke dalam
bentuk baris atau kolom. Adapun baris dan kolom tersebut dapat berupa kategori-
kategori dan angka frekuensi. Terdapat 2 jenis, yaitu:
a. Tabel satu arah (one-way table), Merupakan tabel yang menunjukkan satu
variabel atau karakteristik saja.
b. Tabulasi silang (lebih dari satu arah / two-way table). Merupakan metode tabulasi
untuk merangkum data dengan dua atau lebih variabel secara bersamaan. Pada
bentuk tabel, sisi (kolom) sebelah kiri dan baris atas menyatakan kelas untuk
kedua variabel yang digunakan. Metode tabulasi silang ini dapat digunakan jika :
1) Menentukan range (R), yaitu selisih data tertinggi dengan data terendah
3) Banyak kelas yang baik antara 5 – 15 kelas. Pendekatan yang cukup baik
digunakan adalah k = 1 + 3,3 log n, di mana n menyatakan banyaknya data.
2. Grafik
Penyajian data ke dalam tabel yang telah dibahas sebelumnya hanya menunjukkan
data berupa angka-angka. Sebagai kelanjutannya, kita dapat membuat penyajian data
dari tabel tersebut menjadi grafik-grafik yang lebih menarik dan informatif. Beberapa
jenis grafik yang dapat digunakan adalah:
a. Grafik garis (line chart), untuk melihat pertumbuhan atau perkembangan suatu
kejadian.
b. Grafik peta, untuk melihat atau menunjukkan lokasi suatu wilayah beserta atribut
atau karakteristiknya. Grafik ini sangat penting apabila Anda tertarik pada
analisis data spasial.
c. Batang (bar graph), berfungsi untuk melihat distribusi atau perbandingan nilai,
frekuensi, atau persentase di setiap kelas (kategori). Sumbu vertikal berupa
nilai/frekuensi/persentase, dimana lebar tiap batang sama dengan interval kelas
dan tinggi batang sesuai dengan nilai/frekuensi/persentase tiap-tiap kelas.
Sedangkan sumbu horizontal menunjukkan nama-nama kelas.
e. Grafik Lingkaran (pie chart), Grafik ini dapat berfungsi untuk melihat
perbandingan (dalam persentase atau proporsi). Grafik ini juga
mempresentasikan distribusi frekuensi relatif dari data kualitatif maupun data
kuantitatif yang telah dikelompokkan. Caranya adalah dengan menggambar
sebuah lingkaran, kemudian menggunakan frekuensi relatif untuk membagi
daerah pada lingkaran menjadi sektor-sektor yang luasnya sesuai dengan
frekuensi relatif tiap kelas atau kelompok
f. Ogive, Merupakan grafik yang menyajikan nilai kumulatif. Sumbu horizontal
merupakan nilai data, sedangkan sumbu vertikal adalah dapat berupa frekuensi
kumulatif, frekuensi relatif kumulatif, atau persen frekuensi kumulatif. Frekuensi
yang digunakan (salah satu di atas) masing-masing kelas digambarkan sebagai
titik. Setiap titik dihubungkan oleh garis lurus.
Data yang telah terkumpul dari sebuah penelitian tentu akan dilakukan sebuah
langkah lanjutan yakni telaah atas data tersebut, adapun untuk keperluan analisa
maka data itu perlu disusun secara teratur. Biasanya data itu disusun dalam tabel.
Para pembaca akan lebih mudah memahami dan menelaah penyajian data berbentuk
daftar tabel. Dari daftar seperti ini pula umumnya kita telah dapat menjawab
beberapa pertanyaan yang dikehendaki atau membuat uraian yang diperlukan. Untuk
menyusun sekumpulan data yang besar dan kecilnya belum tersusun ke dalam bentuk
yang teratur, sebaiknya data itu disajikan dalam sebuah tabel. Tabel yang biasa
digunakan terdiri atas tabel klasifikasi, kontingensi, dan distribusi frekuensi.
2) Tabel Kontingensi atau badan tabel (daftar) terdiri atas beberapa sel sesuai
dengan perinciannya. Biasanya merupakan daftar dengan klasifikasi dua. Jika
pada judul baris ada b baris Dan pada judul kolom ada k kolom, maka
diperoleh daftar kontingensi berukuran b x k.
Cara lain untuk menyajikan data agar dapat memberikan gambaran yang lebih jelas,
ialah melukiskannya dalam bentuk diagram. Diagram dalam fungsinya dapatlah
disamakan dengan sebuah potret yang dapat memberikan gambaran serta
uraianuraian daripada tempat obyek dari gambar itu diambil.
Secara garis besar diagram terbagi menjadi dua macam, yakni diagram dan
kartogram. Diagram yang sering digunakan meliputi diagram batang, diagram garis,
diagram lambang dan diagram lingkaran. Penggunaan diagram dikarenakan
penyajian data berupa gambar lebih menjelaskan laporan secara visual, untuk
maksud tersebut pertama-tama diuraikan diagram batang.
65 – 2
67
68 – 1
70
71 – 8
73
74 – 6
76
77 – 1
79
80 – 2
82
Jumlah 20
FREKUENSI RELATIF
45%
40%
40%
35%
30%
30%
Frekuensi
25%
20%
15%
10% 10%
10%
5% 5%
5%
0%
65 68 71 74 77 80
Data
c. Grafik distribusi frekuensi kumulatif
11
10
5 3
2
0
0
65 68 71 74 77 80
Data
10 9
5 3
2
0
0
65 68 71 74 77 80
Data
d. Histogram dan polygon frekuensi
20
15
Frekuensi
10
0
65 68 71 74 77 80
Data
5
4
3
2
1
0
65 68 71 74 77 80
Data
DIAGRAM GARIS
9
8
8
7
6
6
Frekuensi
5
4
3
2 2
2
1 1
1
0
65 68 71 74 77 80
Data
DAHAN DAUN
6 569
7 122223334444559
8 02
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Sudi Pratikno, A. A. (2020). Penyajian Data, Variasi Data, dan Jenis Data. OSF PREPRINTS, 3.
Dr. Bambang Widjanarko Otok, M. D. (2005). Konsep Dasar dalam Pengumpulan. Konsep Dasar
dalam Pengumpulan, 1.20.
Dra. Puji Iryanti, M. (2009). NOTASI SIGMA, BARIS, DAN DERET. Yogyakarta: REKTORAT JENDERAL
PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN.
Dra. Puji Iryanti, M. E. (2008). Pembelajaran Barisan, Deret Bilangan dan Notasi Sigma di SMA.
Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Matematika.
Juniardi, W. (2023, 9 jumat ). Pengertian Notasi Sigma dengan Sifat-sifat, Rumus dan Cara
Menghitungnya. Retrieved from QUIPPER:
https://www.quipper.com/id/blog/mapel/matematika/notasi-sigma/amp/
Moch. Bahak Udin By Arifin, M. A. (2021). Statistik Pendidikan. Sidoarjo, Jawa TImur: UMSIDA Press.
Prof Asep Saefuddin, L. H. (2023, 9 Jumat). empat jenis skala pengukuran dalam statistika dan
contoh penerapannya . Retrieved from UICI: https://uici.ac.id/empat-jenis-skala-
pengukuran-dalam-ststistika-dan-contoh;penerapannya