Anda di halaman 1dari 36

RINGKASAN METODOLOGI PENELITIAN

PENGUMPULAN DATA

Nama Anggota Kelompok 5:


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Hadi Priyanto
Fitrah Riana S.
Ni Kadek Wedha A.
Dwi Hariadi
Uswatun Khasanah
Rizka Aulia

(12080304007)
(12080304008)
(12080304022)
(12080304023)
(12080304036)
(12080304037)

Kelas : Pendidikan Akuntansi 2012 A

Dalam melakukan suatu penelitian, sangat memerlukan adanya data untuk


mendukung hasil penelitian kita dalam menjawab masalah penelitian atau menguji
hipotesis yang telah dirumuskan. Untuk memperoleh data yang kita perlukan,
maka dalam penelitian terdapat macam-macam teknik pengumpulan data sesuai
jenis data yang kita perlukan. Oleh karena itu, berikut ini kami membahas tentang
apa pengertian data dan jenis-jenisnya, serta bagaimana teknik pengumpulan
datanya.
A. PENGERTIAN DATA DAN JENISNYA
Menurut Hasan (2002:82), data adalah bentuk jamak dari datum. Data
merupakan keterangan-keterangan tentang suatu hal, dapat berupa sesuatu yang
diketahui atau yang dianggap atau anggapan. Atau suatu fakta yang digambarkan
lewat angka, simbol, kode dan lain-lain.
Dari sumber SK Menteri P dan K No. 0259/U/1977 tanggal 11 Juli 1977
(dalam Arikunto, 2010:161), disebutkan bahwa data adalah segala fakta dan angka
yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi.

Jadi, ditinjau dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa data
adalah keterangan-keterangan tentang suatu fakta yang dapat dijadikan bahan
untuk menyusun suatu informasi.
Data perlu dikelompokkan terlebih dahulu, sebelum digunakan dalam
proses analisis. Menurut Hasan (2002:82), pengelompokan data disesuaikan
dengan karakteristik yang menyertainya. Berikut ini dijelaskan secara rinci
mengenai jenis- jenis data tersebut.
1. Pengelompokan Data menurut Sumber Pengambilannya
Berdasarkan sumber pengambilannya, data dibedakan atas dua yaitu, sebagai
berikut.
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di
lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan
yang memerlukannya. Data primer ini, disebut juga data asli atau data
baru. Contohnya yaitu, interview, observasi.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang
yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Data ini,
biasanya diperoleh dari perpustakaan atau dari laporan-laporan peneliti
terdahulu. Data sekunder disebut juga data tersedia. Contohnya adalah data
dokumentasi dan arsip-arsip resmi.
2. Pengelompokan Data menurut Waktu Pengumpulan
Berdasarkan waktu pengumpulannya, data dibedakan atas dua, yaitu sebagai
berikut :
a. Data Berkala (time series)
Data berkala adalah data yang terkumpul dari waktu ke waktu untuk
memberikan gambaran perkembangan suatu kegiatan atau keadaan.
Contohnya seperti; perkembangan uang beredar, harga 9 macam bahan
pokok penduduk.
b. Data Kerat Lintang (cross section)
Data kerat lintang adalah data yang terkumpul pada suatu waktu tertentu
untuk memberikan gambaran perkembangan suatu kegiatan atau keadaan

pada waktu itu. Misalnya seperti; data penelitian yang menggunakan


kuesioner.
3. Pengelompokan Data menurut Sifatnya
Berdasarkan sifatnya, data dibedakan atas dua, yaitu sebagai berikut :
a. Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang tidak berbentuk bilangan. Misalnya
seperti; Kuesioner pertanyaan tentang suasana kerja, kualitas pelayanan
sebuah rumah sakit atau gaya kepemimpinan, dll.
b. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk bilangan. Misalnya seperti;
harga saham, besarnya pendapatan, dll.
4. Pengelompokan Data menurut Tingkat Pengukurannya
Berdasarkan tingkat pengukurannya (skalanya), data dibedakan atas empat,
yaitu sebagai berikut :
a. Data Nominal
Data nominal adalah data yang berasal dari pengelompokan peristiwa
berdasarkan kategori tertentu, yang perbedaannya hanyalah menunjukkan
perbedaan kualitatif. Contohnya seperti; Angka (1) untuk laki-laki dan
angka (2) untuk perempuan hanya merupakan simbol yang digunakan
untuk membedakan dua kategori jenis kelamin.
b. Data Odinal
Data ordinal adalah data yang berasal dari obyek atau kategori yang
disusun menurut besarnya, dari tingkat terendah ke tingkat tertinggi atau
sebaliknya dengan jarak atau rentang yang tidak harus sama. Contohnya
seperti;

Peringkat

(ranking)

mahasiswa

dalam

satu

kelas

yang

menunjukkan urutan prestasi belajar tertinggi sampai terendah.

c. Data Interval
Data interval adalah data yang berasal dari obyek atau kategori yang
diurutkan berdasarkan suatu atribut tertentu, di mana jarak antara tiap
obyek atau kategori adalah sama. Pada data ini, terdapat angka nol mutlak.
Contohnya seperti; jarak kota A ke kota B ditempuh dengan kecepatan
antara 60 km/jam sampai dengan 65km/jam
d. Data Rasio

Data rasio adalah data yang menghimpun semua ciri dari data nominal,
data ordinal dan data interval dan dilengkapi titik nol absolut dengan
makna empiris. Angka pada data ini, menunjukkan ukuran yang
sebenarnya dari obyek/kategori yang diukur. Contohnya seperti;
pengukuran berat.
Selain itu, menurut Ikhsan (2008:137), pada kebanyakan penelitian
akuntansi keperilakuan jenis data dikelompokkan menjadi data subyek, fisik, dan
dokumenter. Ketiga jenis data tersebut tidak berbeda dengan pengelompokan
jenis-jenis data yang biasa digunakan dalam penelitian-penelitian bisnis dan
manajemen. Berikut ini dijelaskan secara rinci mengenai ketiga jenis data
tersebut.
1. Data subyek
Data subyek merupakan jenis data penelitian yang berupa opini, sikap,
pengalaman atau karakteristik dari seseorang atau sekelompok orang yang
menjadi subyek penelitian. Dengan demikian, data subyek merupakan data
penelitian dilaporkan sendiri oleh responden secara individual atau secara
kelompok dari sumbernya. Data subyek selanjutnya diklasifikasikan berdasarkan
bentuk tanggapan (respon) yang diberikan, baik secara lisan (verbal), tertulis dan
ekspresi. Respon verbal diberikan sebagai tanggapan atas pertanyaan yang
diajukan oleh peneliti dalam wawancara. Respon tertulis diberikan sebagai
tanggapan atas pertanyaan tertulis (kuisioner) yang diajukan oleh peneliti. Respon
ekspresi diperoleh dari proses observasi.

2. Data Fisik
Data fisik merupakan jenis data penelitian yang berupa obyek atau bendabenda fisik. Data fisik merupakan benda berwujud yang menjadi bukti suatu
keberadaan atau kejadian pada masa lalu. Data fisik dalam penelitian keperilakuan
dapat dikumpulkan melalui metode observasi.
3. Data Dokumenter

Data dokumenter merupakan jenis data penelitian yang antara lain berupa:
faktur, penjualan, surat-surat, notulen hasil rapat, memo, atau dalam bentuk
laporan program. Data dokumenter memuat apa dan kapan suatu kejadian atau
transaksi, serta siapa yang terlibat dalam suatu kejadian. Data dokumenter dalam
penelitian dapat menjadi bahan atau dasar analisis data yang kompleks yang
dikumpulkan melalui metode observasi dan analisis dokumen yang dikenal
dengan content analisys. Data dokumenter yang dihasilkan melalui content
analisis antara lain berupa kategori isi, telaah dokumen, pemberian kode
berdasarkan karakteristik kejadian atau transaksi.
B. PENGUMPULAN DATA
Menurut Hasan (2002:83), pengumpulan data adalah pencatatan peristiwaperistiwa atau hal-hal atau keterangan-keterangan atau karakteristik-karakteristik
sebagian atau seluruh elemen populasi yang akan menunjang atau mendukung
penelitian.
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan menggunakan teknik-teknik
tertentu, antara lain.
I.

TEKNIK OBSERVASI
a. Pengertian Observasi
Istilah observasi berasal dan bahasa Latin yang berarti melihat dan

memperhatikan. Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan


secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan
hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut. Observasi menjadi bagian dalam
penelitian berbagai disiplin ilmu, baik ilmu eksakta maupun ilmu-ilmu sosial.
Menurut Sukandarrumidi dan Haryanto (2008:35), observasi adalah
melakukan pengamatan dan pencatatan suatu obyek, secara sistematik fenomena
yang diselidiki. Sedangkan menurut Hasan (2002:86), observasi adalah pemilihan,
pengubahan, pencatatan dan pengodean serangkaian perilaku dan suasana yang
berkenaan dengan organisme in situ, sesuai dengan tujuan-tujuan empiris.

Jadi, ditinjau dari pengertian di atsa, maka dapat disimpulkan bahwa


observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan
dan pencatatan suatu obyek yang sedang diteliti sesuai dengan tujuannya.
b. Tujuan Observasi
Pada dasarnya observasi bertujuan untuk mendeskripsikan setting yang
dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam
aktivitas, dan makna kejadian dilihat dan perspektif mereka terlibat dalam
kejadian yang diamati tersebut. Deskripsi harus kuat, faktual, sekaligus teliti tanpa
harus dipenuhi berbagai hal yang tidak relevan.
Tujuan utama observasi adalah untuk mengamati tingkah laku manusia
sebagai peristiwa aktual, yang memungkinkan kita memandang tingkah laku
sebagai proses. Tujuan pokok kedua dari observasi adalah untuk menyajikan
kembali gambaran gambaran kehidupan sosial, kemudian dapat diperoleh cara
cara lain. Berkaitan dengan hal ini sering digunakan secara berdampingan data
lain untuk mendapatkan kualitas kehidupan atau realitas penemuan penemuan
penelitian secara keseluruhan dari seorang peneliti.
c. Manfaat Observasi
Menurut Patton dalam Nasution, 1988 (Sugiyono, 2012:313), manfaat
observasi adalah sebagai berikut.
1) Dengan berada di lapangan peneliti akan lebih mampu memahami konteks
data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat diperoleh pandangan
yang holistik atau menyeluruh.
2) Dengan observasi maka akan diperoleh pengalaman langsung, sehingga
memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif. Jadi, tidak
dipengaruhi oleh konsep atau pandangan sebelumnya. Pendekatan induktif
membuat kemungkinan melakukan penemuan atau discovery.
3) Peneliti dapat meilhat hal-hal yang kurang atau tidak diamati orang lain,
khususnya orang yang berada dalam lingkungan itu, karena telah dianggap
biasa dan karena itu tidak akan terungkapkan dalam wawancara.

4) Peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan terungkapkan


oleh responden dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ingin
ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga.
5) Peneliti dapat menemukan hal-hal yang di luar persepsi responden,
sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih komprehensif.
6) Melalui pengamatan di lapangan, peneliti tidak hanya dapat mengadakan
pengamatan, tetapi juga akan memperoleh kesan-kesan pribadi dan
merasakan situasi sosial yang diteliti.
d. Jenis-jenis Observasi
Menurut Hasan (2002:87), observasi dapat dibedakan menjadi beberapa
jenis, seperti berikut ini. Berdasarkan keterlibatan pengamatan dalam kegiatan
orang-orang yang diamati, maka observasi dapat dibedakan atas dua, yaitu.
1) Observasi partisipan
Merupakan observasi di mana pengamat ikut serta terlibat dalam kegiatankegiatan yang dilakukan oleh subyek yang diteliti atau yang diamati,
seolah-olah merupakan bagian dari mereka.
2) Observasi tak partisipan
Merupakan observasi di mana pengamat berada di luar subyek yang diteliti
dan tidak ikut dalam kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan.

Berdasarkan cara pengamatan yang dilakukan, observasi dapat dibedakan atas


dua, yaitu.
1) Observasi berstruktur
Merupakan observasi

di

mana

pengamat

dalam

melaksanakan

observasinya, menggunakan pedoman pengamatan.


2) Observasi tak berstruktur
Merupakan observasi di mana pengamat dalam

melaksanakan

observasinya, melakukan pengamatan secara bebas.


e. Petunjuk untuk Melakukan Observasi
1. Kuasai pegetahuan apa yang akan diobservasi.
2. Kenali dengan baik tempat melakukan observasi.
3. Tentukan tujuan umum dan tujuan khusus untuk menentukan apa yang
harus diobservasi.
4. Buat cara untuk mencatat hasil observasi (check list atau bentuk lain).

5. Batasi dengan tegas, macam tingkat kategori yang digunakan


(misalnya score).
6. Lakukan observasi dengan cermat.
7. Lakukan pencatatan setiap gejala secara terpisah.
8. Periksa alat bantu elektronik sebelum dimanfaatkan.
(Sukandarrumidi dan Haryanto, 2008:35-36).
f. Tingkat Kecermatan Observasi
Menurut Sukandarrumidi dan Haryanto (2008:38), kecermatan observasi
sangat ditentukan oleh:
a)
b)
c)
d)
e)

Rasa ingin tahi yang dimiliki observer.


Pengalaman observer.
Ingatan observer.
Wilayah pandang observer.
Keadaan fisik dan indera observer.

g. Kelebihan dan Kelamahan Observasi


Menurut Sukandarrumidi dan Haryanto (2008:38), kelebihan observasi
adalah sebagai beikut.
1. Alat yang langsung dapat untuk menyelidiki berbagai gejala.
2. Untuk observer, teknik observasi lebih sedikit tuntutannya.
3. Memungkinkan pencatatan pada waktu yang sama dengan terjadinya suatu
gejala.
Kelemahan observasi adalah sebagai berikut.
1. Tidak sesuai untuk penelitian pribadi seseorang.
2. Observee dapat bertingkah lain apabila tahu kalau sedang diobservasi.
3. Kejadian yang diobservasi belum tentu bersamaan dengan keberadaan
observer.
4. Di tempat kejadian, tugas observasi dapat terganggu oleh peristiwa lain
yang datang tak diduga, misal hujan.
5. Kejadian dapat lama atau sebentar di tempat yang sama atau di tempat
yang berlainan sehingga menyulitkan perekaman oleh observer.
Menurut Hasan (2002:86), kelebihan teknik observasi adalah sebagai berikut.

1. Data yang diperoleh adalah data aktual/segar dalam arti bahwa data
diperoleh dari responden pada saat terjadinya tingkah laku.
2. Keabsahan alat ukur dapat diketahui secara langsung. Tingkah laku yang
diharapkan muncul mungkin akan muncul atau mungkin juga tidak
muncul. Karena tingkah laku dapat dilihat atau diamati, maka kita segera
dapat mengatakan bahwa yang diukur memang sesuatu yang dimaksudkan
untuk diukur.
Kelemahan teknik obeservasi adalah sebagai berikut.
1. Untuk memperoleh data yang diharapkan, maka pengamat harus menunggu
dan mengamati sampai tingkah laku yang diharapkan terjadi/muncul.
2. Beberapa tingkah laku sukar atau tidak mungkin diamati bahkan mungkin
dapat membahayakan si-pengamat jika diamati.
II.

TEKNIK ANGKET (KUESIONER)


a. Pengertian Angket
Menurut Hasan (2002:83), angket adalah teknik pengumpulan data dengan

menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi oleh responden.


Responden adalah orang yang memberikan tanggapan (respon) atas atau,
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.

Sedangkan menurut

Sukandarrumidi dan Haryanto (2008:39), Kuesioner atau angket sering disebut


sebagai self administrated quetioner adalah teknik pengumpulan data dengan
mengirim suatu daftar pertanyaan kepada responden untuk diisi. Responden
adalah orang yang menerima daftar pertanyaan yang dikirimkan oleh peneliti,
mengisi dan mengirim kembali kepada peneliti.
Jadi, ditinjau dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
angket (kuesioner) adalah teknik pengumpulan data dengan memberikan daftar
pertanyaan kepada responden untuk diisi atau dijawab oleh responden tersebut.
b. Asumsi penelitian dengan kuesioner
Dalam hal ini pengumpulan data untuk penelitian dengan memanfaatkan
kuesioner, ada beberapa asumsi yang perlu diperhatikan menurut Sukandarrumidi
dan Haryanto (2008:39-40), antara lain.

1. Dari pihak responden


a.
Responden adalah orang yang lebih tahu dirinya sendiri.
b.
Apa yang dinyatakan responden benar.
c. Responden menguasai dan mampu menjawab sendiri masalah yang
ditanyakan.
2. Dari pihak peneliti
a. Dalam menyusun kuesioner, peneliti harus mampu membaca
tingkat pengetahuan responden.
b. Bahasa kuesioner merupakan bahasa responden.
c. Dalam menyusun kuisioner, hindari penggunaan kata-kata ilmiah
yang sulit dicerna oleh responden.
d. Dalam menyusun kuisioner, hindari penggunaan kata-kata yang
berarti ganda.
e. Pengiriman kuesioner kepada responden harus tepat waktu dan
tepat sasaran.
Sedangkan menurut Hasan (2002:84), dalam membuat pertanyaan atau
pernyataan, perlu diperhatikan beberapa hal yaitu sebagai berikut.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Pertanyaan atau pernyataan yang dibuat harus jelas dan tidak meragukan.
Hindari pertanyaan atau pernyataan ganda.
Responden harus mampu menjawab.
Pertanyaan atau pernyataan harus relevan.
Pertanyaan atau pernyataan sebaiknya pendek.
Hindari pertanyaan atau pernyataan yang bias, sugestif.
Apabila hal-hal di atas tidak diperhatikan dengan baik, maka ada

kemungkinan keinginan peneliti untuk mendapatkan data akan terhambat.


c. Komponen Angket
Menurut Hasan (2002:84), angket dikatakan baik, efektif dan efisien
apabila memenuhi komponen-komponen berikut.
1. Ada subyek, yaitu individu atau lembaga yang melaksanakan penelitian.
2. Adanya ajakan, yaitu permohonan dari peneliti kepada responden untuk
turut serta mengisi secara aktif dan obyektif pertanyaan maupun
pernyataaan yang tersedia.
3. Ada petunjuk pengisian angket, yang mudah dimengerti dan tidak bias.
4. Ada pertanyaan maupun pernyataan beserta tempat mengisi jawaban, baik
secara tertutup, semi tertutup ataupun terbuka.

5. Pertanyaan dalam angket ini dapat berbentuk pertanyaan terbuka atau


tertutup atau kombinasi antara terbuka dan tertutup.
d. Jenis-jenis Angket
Menurut Sukandarrumidi dan Haryanto (2008:40), macam kuesioner
berdasar atas cara menyusunnya, dikenal dua cara dalam menyusun pertanyaan,
yaitu sebagai berikut.
1. Pertanyaan terbuka
a. Pertanyaan yang diajukan tidak disediakan pilihan jawabannya.
b. Responden diminta untuk menuliskan jawaban sesukannya.
Contoh : Apa yang Bapak/Ibu/Sdr yang ketahui tentang
otonomi daerah ?
Kelebihan kuesioner terbuka :
a. Bagi peneliti, mudah cara membuatnya.
b. Responden diberi kebebasan menuliskan

isi

hati

dan

pemikirannya.
Kelemahan kuesioner terbuka:
a. Bagi peneliti, sulit mengolah jawaban yang dituliskan secara
bebas.
b. Pengolahan jawaban memakan waktu lama.
c. Pada peneliti timbul rasa bosan dengan membaca jawaban yang
sangat banyak dan bervariasi.
d. Rasa malas akan timbul pada responden yang tidak mempunyai
banyak waktu.
2. Pertanyaan tertutup
a. Pertanyaan yang diajukan kepada responden disediakan pilihan
jawaban.
b. Responden diminta untuk memilih satu di antara beberapa jawaban
yang tersedia.
Contoh : Menurut pendapat Bapak/Ibu/Sdr, tunjangan kemahalan
yang diberikan oleh pemerintah kepada para pegawai Unipa
( ) telah memadai
( ) cukup

( ) terlalu kecil.
Kelebihan kuesioner dengan jawaban tertutup :
a. Bagi peneliti, mudah mengolah jawaban yang masuk.
b. Bagi peneliti, waktu untuk mengelompokkan jawaban menjadi
singkat.
c. Untuk responden mudah memilih jawaban.
d. Untuk responden dalam mengisi jawaban menjadi singkat.
Kelemahan kuisioner dengan jawaban tertutup :
a. Bagi peneliti, dalam membuat pertanyaan perlu hati-hati jangan
sampai ada hal-hal yang tertinggal.
b. Bagi peneliti, waktu untuk membuat pertanyaan menjadi lebih
lama.
c. Untuk responden, kebebasan dalam menjawab pertanyaan dibatasi.
d. Untuk mengatasi hal tersebut alangkah baiknya bila pada
pertanyaan paling akhir dibuatkan pertanyaan yang bersifat
terbuka.
Contoh :
Sesudah

Bpk/Ibu/Sdr.

selesai

menjawab

pertanyaan-pertanyaan

tersebut di atas, mohon untuk melanjutkan menjawab pertanyan


berikut;
Adakah saran-saran Bapak/Ibu/Sdr. dalam menyelesaikan masalah
yang tersirat dalam pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas, mohon
diuraikan.
Sedangkan menurut Hasan (2002:84), berdasarkan bentuk pertanyaan atau
pernyataan yang ada dalam angket tersebut, maka angket dapat dibedakan atas 3
golongan, yaitu sebagai berikut.
a

Angket terbuka
Merupakan angket yang pertanyaan atau pernyataannya memberikan
kebebasan kepada responden, untuk memberikan jawaban dan

pendapatnya sesuai dengan keinginan mereka.


Angket tertutup

Merupakan angket yang pertanyaan atau pernyataannya tidak


memberikan kebebasan kepada responden, untuk memberikan jawaban
dan pendapatnya sesuai dengan keinginan mereka karena jawaban
c

telah disediakan oleh peneliti.


Angket semi terbuka
Merupakan angket yang pertanyaan atau pernyataannya memberikan
kebebasan kepada responden untuk memberikan jawaban dan memilih
pendapat menurut pilihan-pilihan yang telah disediakan.

Berikut ini contoh pertanyaan-pertanyaan dari masing-masing jenis angket.


1. Angket Terbuka :
Apakah anda memiliki kebiasaan belajar setiap hari di rumah? Jelaskan

i.
ii.
iii.

alasannya!
Berapa lama biasanya anda belajar di rumah?
Apakah waktu tersebut anda rasa cukup? Mengapa?
2. Angket Tertutup :

ANGKET GAYA BELAJAR


No Pernyataan

SS

Gaya belajar saya


prosedur yang benar

sesuai

dengan

Saya belajar tanpa adanya ulangan ,


tugas atau pun ujian

Saya selalu mengulang pelajaran setelah


KBM selesai

Saya belajar dengan cara merangkum


tiap mata pelajaran

Saya bertanya jika timbul ketidak


pahaman pada penjelasan guru

Semangat saya tinggi dalam belajar

Saya suka membaca buku

KS

TS

Saya selalu menyiapkan pelajaran untuk


besok

Saya termasuk orang yang rajin belajar

10 Saya
merasa
nyaman
ketika
mendengarkan musik sambil belajar
11 Saya terbiasa belajar dalam suasana sepi
12 Saya suka memberi
kombinasi pada catatan
13 Saya mengingat
memahami catatan

warna

pelajaran

dan

dengan

ANGKET MANAJEMEN WAKTU


NO Pernyataan
1

Saya mampu menyusun jadwal


secara teratur

Saya tidak menyia-nyiakan waktu

Waktu untuk belajar telah saya


manajemen dengan baik

Waktu belajar saya lebih banyak


dari pada waktu bermain

Saya
telah
mampu
menyeimbangkan segala aktivitas

Saya termasuk orang yang banyak


kegiatan

Bagi saya waktu adalah uang

Saya tidak pernah menunda nunda


pekerjaan

Waktu belajar saya 5 jam/hari

10

Saya
menggunakan
asas
pergunakan waktu sekarang

12

Waktu yang longgar saya gunakan


untuk mengisi kegiatan

SS

KS

TS

13

Saya senang mencari kesibukan


Pemanfaatan waktu harus saya
prioritaskan

3. Angket Semi Terbuka :


1. Apakah anda memiliki kebiasaan belajar setiap hari di rumah?
Ya Tidak
Jika Ya maupun Tidak, Berilah Alasan Anda!
.................................................................................................
2. Berapa lama biasanya anda belajar di rumah?
1 jam 2 jam 3 jam
Berikan jawaban lain jika ada!
.................................................................................................
3. Apakah waktu tersebut anda rasa cukup?
Ya Tidak
Mengapa?
.............................................................................................

e. Kelebihan dan Kelemahan Angket


Menurut Sukandarrumidi dan Haryanto (2008:45), sebelum peneliti
memutuskan metode kuesioner sebagai alat pengumpul data, hendaknya
mengetahui terlebih dahulu kelebihan dan kelemahan dari kuesioner.
Kelebihan metode kuesioner, antara lain.
a. Peneliti tidak perlu kontak langsung dengan responden.
b. Mampu menjangkau responden yang tempatnya jauh.

c. Sumber data dapat terkumpul dalam jumlah banyak pada saat yang
bersamaan.
d. Dapat menghemat tenaga, biaya, dan waktu.
Kelemahan metode kuesioner, antara lain.
a.
b.
c.
d.

Unsur yang tidak disadari dan tidak ditanyakan tidak akan terungkap.
Besar kemungkinan jawaban terlalu subyektif ditinjau dari sisi responden.
Kesulitan merumuskan diri sendiri ke dalam bahasa responden.
Ada unsur merekonstruksi unsur data secara logis dari unsur data yang

dirasa tidak logis.


e. Kadang-kadang peneliti terjerumus pada hal-hal yang tidak sewajarnya
ditanyakan.
Sedangkan menurut Hasan (2002:84), keuntungan teknik angket adalah
sebagai berikut.
1. Angket dapat menjangkau sampel dalam jumlah besar karena dapat
dikirim melalui pos.
2. Biaya yang diperlukan untuk membuat angket relatif murah.
3. Angket tidak terlalu mengganggu responden karena pengisiannya
(menjawab pertanyaan) ditentukan oleh responden itu sendiri.

Di samping itu, juga terdapat kerugian teknik angket menurut Hasan


(2002:84), yaitu sebagai berikut.
1. Jika dikirim melalui pos, maka prosentase yang dikembalikan relatif
rendah.
2. Angket tidak dapat digunakan pada responden yang tidak mampu
membaca dan menulis.
3. Pertanyaan-pertanyaan dalam angket dapat ditafsirkan salah oleh
responden.
III.

Teknik Wawancara (Interview)


a) Pengertian Wawancara

Menurut Hasan (2002:85), wawancara adalah teknik pengumpulan data


dengan mengajukan pertanyaan langsung oleh pewawancara kepada responden,
dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam. Sedangkan menurut
Sukandarrumidi dan Haryanto (2008:45), wawancara yaitu suatu proses tanya
jawab secara lisan antara interviewer (orang yang menginterview) dengan
interviewee (orang yang diinterview).
Jadi, ditinjau dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan proses tanya jawab secara
lisan antara pewawancara dengan responden dan hasil dari tanya jawab tadi
dicatat atau direkam. Tujuan dari wawancara itu sendiri adalah untuk
mendapatkan data secara langsung dalam waktu yang singkat dari responden.
b) Fungsi Wawancara
Menurut Sukandarrumidi dan Haryanto (2008:46), fungsi interview ada
tiga, yaitu.
1. Sebagai metode primer untuk pencarian data.
2. Sebagai metode pelengkap, apabila metode kuesioner dan observasi dirasa
kurang lengkap.
3. Metode kriterium (pengukur), dipergunakan untuk meyakinkan kebenaran
informasi dalam memutuskan suatu kebijakan.
c) Cara Melakukan Wawancara
Menurut Sukandarrumidi dan Haryanto (2008:45-46), interview dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1. Kontak langsung (di mana interviewer dan interviewee berhadapan
langsung).
2. Kontak tidak langsung (dengan perantara media elektronik, misalnya
radio, televisi, telepon, teleconference, handphone).
d) Jenis-jenis Wawancara
Menurut Hasan (2002:85), teknik wawancara dapat dibedakan atas dua,
yaitu sebagai berikut.

1. Wawancara berstruktur
Merupakan teknik wawancara di mana pewawancara menggunakan
(mempersiapkan) daftar pertanyaan, atau daftar isian sebagai pedoman saat
melakukan wawancara.
2. Wawancara tidak berstruktur
Merupakan teknik wawancara di mana pewawancara tidak menggunakan
daftar pertanyaan atau daftar isian sebagai penuntun selama dalam proses
wawancara.
e) Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam Melakukan Wawancara
Menurut Hasan (2002:85-86), dalam melakukan wawancara, ada beberapa
hal yang harus diperhatikan, yaitu sebagai berikut.
1. Penampilan fisik, termasuk pakaian yang dapat memberikan kesan apakah
pewawancara dapat dipercaya atau tidak.
2. Sikap dan tingkah laku.
3. Identitas, pewawancara harus memperkenalkan dirinya dan kalau perlu
menunjukkan tanda pengenal atau surat tugas.
4. Kesiapan materi, dalam arti pewawancara memahami dan menguasai apa
yang akan ditanyakan dan siap memberikan jawaban apabila diperlukan.
5. Sebaiknya lakukan perjanjian dengan calon responden, kapan mereka
bersedia untuk diajak wawancara.
6. Mulailah wawancara dengan terlebih dahulu menggunakan kalimat
pembuka atau kalimat pengantar, dan dalam proses wawancara, gunakan
bahasa yang baik dan benar.
7. Kontrol jalannya wawancara dan bila perlu pihak responden dituntun
seperlunya, agar ia tidak mengalami banyak kesulitan dalam menjawab
atau mengemukakan pendapat.
f) Kelebihan dan Kekurangan Wawancara
Menurut Hasan (2002:85), teknik wawancara juga memiliki beberapa
kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan wawancara adalah sebagai berikut.
1. Wawancara dapat digunakan pada responden yang tidak bisa membaca dan
menulis.

2. Jika ada pertanyaan yang belum dipahami, pewawancara dapat segera


menjelaskannya.
3. Pewawancara dapat segera mengecek kebenaran jawaban responden
dengan mengajukan pertanyaan pembanding, atau dengan melihat wajah
atau gerak-gerik responden.
Kekurangan wawancara adalah sebagai berikut.
1. Wawancara memerlukan biaya yang sangat besar untuk perjalanan dan
uang harian pengumpul data.
2. Wawancara hanya dapat menjangkau jumlah responden yang kecil.
3. Kehadiran pewawancara mungkin mengganggu responden.
IV. TEKNIK TES
a. Pengertian Tes
Menurut Sudjana dan Ibrahim (2001:100), tes adalah alat ukur yang
diberikan kepada individu untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang diharapkan
baik secara tertulis, secara lisan atau secara perbuatan. Hasil pengukuran ini
biasanya berupa data kuantitatif bisa pula berupa data kualitatif. Data kuantitatif
dari alat ukur ini umumnya data interval, sehingga dapat diolah dengan teknik
teknik statistika.
Menurut Indrakusuma (dalam Arikunto, 2012:46), tes adalah suatu alat
atau prosedur yang sistematis dan obyektif untuk memperoleh data-data atau
keterangan-keterangan yang diinginkan tentang seseorang, dengan cara yang
boleh dikatakan tepat dan cepat.
Untuk mengumpulkan data yang sifatnya mengevaluasi hasil proses atau
untuk mendapatkan kondisi awal sebelum proses dan sesudah proses (pre-test dan
post-test), teknik ini dapat digunakan. Instrumennya dapat berupa soal-soal tes,
petunjuk pengerjaan soal, dan kunci jawaban (Umar, 2003:94).
b. Jenis-jenis Tes
Menurut Arikunto (2010:266), tes yang digunakan ada dua jenis yaitu tes
untuk mengukur pencapaian atau prestasi (tes prestasi belajar) dan tes untuk
mengukur kemampuan dasar (tes intelegensi/tes minat/tes bakat). Berikut ini
dijelaskan secara rinci dari masing-masing jenis tes.

1. Tes prestasi belajar


Dalam penelitian pendidikan, prestasi belajar umumnya ditempatkan
sebagai variabel terikat atau respon, yakni variabel yang terjadi sebagai akibat dari
suatu perlakuan tertentu. Tes prestasi belajar mengukur penguasaan kemampuan
tertentu sebagai hasil dari proses belajar.
Ada dua jenis tes prestasi belajar menurut Arikunto (2010:266-267), yaitu
tes buatan guru dan tes terstandar. Tes buatan guru artinya tes yang disusun oleh
guru dengan prosedur tertentu, tetapi belum mengalami uji coba berkali-kali
sehingga tidak diketahui ciri-ciri dan kebaikannya. Sedangkan tes terstandar
artinya tes yang telah disusun oleh para ahli melalui beberapa uji coba, sehingga
memiliki validitas dan reliabilitas yang dapat diandalkan.
Tes prestasi buatan guru ada dua macam, yakni tes objektif dan tes
essay/subjektif. Tes objektif yang disusun dalam bentuk benar-salah, pilihan
ganda, dan menjodohkan isian pendek saat ini banyak digunakan dalam penelitian
pendidikan. Sedangkan tes essay jarang digunakan karena kurang praktis dan
terlalu subjektif, sekalipun tes ini banyak keunggulannya dari tes objektif.
Penelitian yang menggunakan tes terstandar hasilnya lebih dapat
dipercaya. Peneliti juga tidak perlu repot karena tinggal memakainya, tetapi sulit
juga dalam mencari tes terstandar untuk prestasi belajar dan tujuan tertentu. Oleh
karena itu, umumnya peneliti membuat soal tes sendiri sesuai dengan tujuan dan
keperluan penelitian. Tes buatan peneliti sekalipun tidak baku (terstandar) dapat
digunakan dalam penelitian jika telah memenuhi persyaratan validitas dan
reliabilitas. Untuk itu, tes buatan peneliti perlu diuji coba terlebih dahulu.
Tes prestasi belajar sebagai instrumen penelitian sebaiknya mengungkap
hasil belajar secara komprehensif meliputi bidang kognitif, afektif dan psikomotor
dengan semua aspek-aspeknya. Sedangkan lingkup materi tes prestasi belajar
hendaknya bersumber dari kurikulum pendidikan yang berlaku. Dengan demikian,
data yang diperoleh dari penelitian ini menggambarkan data empiris yang berlaku
di sekolah. Dalam penelitian pendidikan, penyusunan tes prestasi belajar buatan
peneliti sebagai alat pengumpul data jauh lebih baik dari pada tes baku
(terstandar) atau sekedar menggunakan data sekunder dari dokumen hasil belajar

yang telah ada, sebab instrumen yang dihasilkan dapat dipandang sebagai hasil
penelitian itu sendiri.
2. Tes Pengukur Kemampuan Dasar
Tes pengukur kemampuan dasar dibagi menjadi tiga, yaitu tes intelegensi
(kecerdasan), tes bakat, dan tes minat. Tes intelegensi (kecerdasan) mengukur
kemampuan atau potensi individu secara umum. Tidak mudah dalam membuat tes
ini dan harus standarilized. Tes kecerdasan biasanya mengukur beberapa
kemampuan dasar seperti kemampuan numerikal, verbal, tilikan ruang dan lainlain, sehingga merupakan satu perangkat dalam bentuk baterai tes. Salah satu yang
cukup terkenal adalah tes kecerdasan yang disusun oleh Binet Simon yang disebut
tes intelegensia yang menghasilkan ukuran kecerdasan dalam bentuk IQ. Dasar
yang digunakan adalah rasio antara umur mental dengan umur kronologis. Jika
umur mental lebih tinggi daripada umur kalender akan menghasilkan IQ tinggi,
dan sebaliknya.
Rumus yang digunakan adalah :
MA
X 100
MK
MA = Umur mental
MK = Umur Kronologis / kalender
100 = Bilangan tetap
Penggunaan tes intelegensi dalam penelitian bisa dilakukan untuk melihat
pengaruhnya terhadap variabel prestasi belajar, motivasi, kemampuan berkarya,
pengembangan karir, dan lain-lain. Tes intelegensi umumnya tersedia di fakultas
psikologi yang siap untuk digunakan. Bahkan telah ada yang disusun untuk
keperluan anak Indonesia.
Tes bakat atau aptitude test yaitu tes yang digunakan untuk mengetahui
dan mengukur bakat seseorang, misalnya bakat bahasa. Sedangkan tes minat atau
measure of interest yaitu alat untuk menggali minat seseorang terhadap sesuatu.
Jadi, berbeda dengan tes hasil belajar yang diberikan setelah seseorang mengikuti
program belajar, maka tes kemampuan dasar ini dapat diberikan kapan saja, tidak

tergantung apakah seseorang tersebut telah mengikuti suatu program pengajaran


tertentu atau tidak.
Selain itu, ada tiga jenis tes yang sering dipergunakan sebagai alat
pengukur, yaitu sebagai berikut :
1. Tes Lisan
Yaitu berupa sejumlah pertanyaan yang diajukan secara lisan
tentang aspek-aspek yang ingin diketahui keadaannya dari jawaban yang
diberikan secara lisan pula.

2. Tes Tertulis
Yaitu berupa sejumlah pertanyaan yang diajukan secara tertulis
tentang aspek-aspek yang ingin diketahui keadaannya dari jawaban yang
diberikan secara tertulis pula. Tes tertulis dibedakan dalam 2 (dua) bentuk,
yaitu sebagai berikut:
a. Tes subjektif/essay
Tes subjektif pada umumnya berbentuk essay. Tes bentuk ini
sejenis tes kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat
pembahasan atau uraian kata-kata. Ciri-ciri pertanyaannya didahului
dengan kata-kata seperti : uraikan, jelaskan, mengapa, bagaimana,
bandingkan, simpulkan, dan sebagainya.
1) Kebaikannya adalah :
a) Mudah disipakan dan disusun
b) Tidak memberi banyak kesempatan untuk berspekulasi atau
untung-untungan
c) Mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta
menyusun dalam bentuk kalimat yang bagus
d) Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengutarakan
maksudnya dengan gaya bahasa dan caranya sendiri
e) Dapat diketahui sejauh mana siswa mendalami sesuatu
masalah yang diteskan
2) Keburukannya adalah :

a) Kadar validitas dan realibilitas rendah karena sukar diketahui


segi mana dari pengetahuan siswa yang betul dikuasai
b) Kurang representatif dalam hal mewakili scope bahan
pelajaran yang akan dites karena soalnya hanya beberapa saja
b. Tes Objektif
Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat
dilakukan secara objektif. Hal ini memang dimaksudkan untuk
mengatasi kelemahan-kelemahan dari tes essay.
Dalam penggunaan tes objektif ini jumlah soal yang diajukan
jauh lebih banyak daripada tes essay. Kadang-kadang untuk tes yang
berlangsung selama 60 menit dapat diberikan 30-40 buah soal.
1) Kebaikannya :
a) Mengandung lebih banyak segi positifnya, misalnya lebih
representatif mewakili isi dan luas bahan, lebih objektif, dapat
dihindari capur tangannya unsur subjektif baik dari segi siswa
maupun segi guru yang memeriksa
b) Lebih mudah dan cepat cara memeriksanya karena dapat
menggunakan kunci tes bahkan alat-alat hasil kemajuan
teknologi
c) Pemeriksaannya dapat diserahkan ke orang lain
d) Dalam pemeriksaan, tidak ada unsur subjektif

yang

mempengaruhi
2) Kelemahannya :
a) Persiapan untuk menyusunnya jauh lebih sulit daripada esai
karena soalnya banyak dan harus diteliti untuk menghindari
kelemahan-kelemahan lain
b) Soal-soal cenderung untuk mengungkapkan ingatan dan daya
pengenalan kembali saja, dan sukar untuk mengukur proses
mental yang tinggi
c) Banyak kesempatan untuk main untung-untungan
d) Kerja sama antar siswa pada waktu mengerjakan soal tes lebih
terbuka
e) Tes Praktik/Unjuk Kerja
3. Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan
melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan
kompetensi.

c. Jenis-jenis Tes Objekif


Tes objektif terdiri atas beberama macam, antara lain.
1. Tes Benar-Salah (True-False)
Soal-soal berupa pernyataan-pernyataan (statement). Statement
tersebut ada yang benar dan ada yang salah. Orang yang ditanya bertugas
untuk menandai masing-masing pernyataan itu dengan melingkari huruf B
jika pernyataan itu betul menurut pendapatnya dan melingkari huruf S
jika pernyataan salah.
2. Tes pilihan ganda (Multiple Choice Test)
Multiple choice test terdiri atas

suatu

keterangan

atau

pemberitahuan tentang suatu pengertian yang belum lengkap. Untuk


melengkapinya harus memilih satu dari beberapa kemungkinan jawaban
yang telah disediakan. Multiple choice test terdiri atas bagian keterangan
(stem) dan bagian kemungkinan jawaban atau alternatif (options).
Kemungkinan jawaban (options) terdiri atas satu jawaban yang benar
yaitu kunci jawaban dan beberapa pengecoh (distractor).
3. Menjodohkan (Matching Test)
Matching test dapat kita ganti dengan istilah mempertandingkan,
mencocokkan, memasangkan, atau menjodohkan. Matching test terdiri
atas satu seri pertanyaan dan satu seri jawaban. Tugas murid adalah
mencari jawaban dan menempatkan jawaban-jawaban sehingga sesuai atau
cocok dengan pertanyaannya.
V. TEKNIK DOKUMENTASI
a. Pengertian dan Tujuan Dokumentasi
Menurut Bungin (2008:121), metode dokumenter adalah salah satu metode
pengumpulan data yang digunakan dalam metodologi penelitian sosial untuk
menelusuri data historis. Sedangkan menurut Hasan (2002:87), studi dokumentasi
adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan pada subyek
penelitian, namun melalui dokumen. Dokumen yang digunakan dapat berupa
buku harian, surat pribadi, laporan, notulen rapat, catatan kasus dalam pekerjaan
sosial, dan dokumen lainnya. Namun, ada pula pendapat lain menurut Arikunto

(2010: 274), metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notulen rapat, agenda dan sebagainya.
Jadi, ditinjau dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
teknik dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan
menganalisis dokumen-dokumen, baik tertulis maupun elektronik. Dokumendokumen yang telah dihimpun, terlebih dahulu dipilih yang sesuai dengan tujuan
dan fokus masalah yang akan diteliti. Kemudian dokumen tersebut diurutkan
sesuai dengan sejarah kelahirannya, kekuatan dan kesesuaian isinya dengan tujuan
pengkajian. Selanjutnya, dilakukan analisis, perbandingan dan pensintesisan
(pemaduan) sehingga membentuk satu hasil kajian yang sistematis, terpadu dan
utuh.
Tujuan dari dokumentasi adalah untuk melengkapi data yang belum
dikemukakan oleh informan dan untuk mengetahui seberapa besar data tersebut
dapat dipertanggungjawabkan. Misalnya metode dokumentasi dalam penelitian
pendidikan dimaksudkan untuk mendapatkan data peserta didik melalui buku
pribadi. buku induk siswa. hasil tes psikologis dan hasil belajar peserta didik.
b. Kajian Isi Dokumen (Content Analysis Document)
Penggunaan dokumen ini berkaitan dengan apa yang disebut analisis isi.
Cara menganalisis isi dokumen adalah dengan memeriksa dokumen secara
sistematik bentuk-bentuk komunikasi yang dituangkan secara tertulis dalam
bentuk dokumen secara obyektif. Definisi yang dikemukakan Holsti (dalam
Moleong, 2007: 220), bahwa kajian isi adalah teknik apapun yang digunakan
untuk menarik kesimpulan melalui usaha menemukan karakteristik pesan, dan
dilakukan secara objektif, dan sistematis.
Prinsip dasar dari kajian isi, menurut Guba dan Lincoln (dalam Moleong,
2007:220-221) memiliki lima ciri utama, yaitu.
1. Prosesnya harus mengikuti aturan. Aturan itu sendiri haruslah berasal dari
kriteria yang ditentukan, dan prosedur yang ditetapkan.

2. Prosesnya sistematis.
3. Prosesnya diarahkan untuk menggeneralisasi.
4. Mempersoalkan isi yang termanifestasikan
5. Menekankan analisis secara kuantitatif, namun hal tersebut dapat pula
dilakukan bersama analisis kualitatif.
c. Kelebihan dan kelemahan Teknik Dokumentasi
Menurut Hasan (2002:87-88), ada beberapa kelebihan dan kelemahan dari
studi dokumentasi. Beberapa kelebihan dari studi dokumentasi ini adalah sebagai
berikut.
1. Pilihan alternatif, untuk subyek penelitian tertentu yang sukar atau
tidsk mungkin dijangkau, maka studi dokumentasi dapat memberikan
jalan untuk melakukan penelitian (pengumpulan data).
2. Tidak reaktif, karena studi dokumentasi tidak dilakukan secara
langsung dengan orang, maka data yang diperlukan tidak terpengaruh
oleh kehadiran peneliti atau pengumpul data.
3. Untuk penelitian yang menggunakan data yang menjangkau jauh ke
masa lalu, studi dokumentasi memberikan cara yang terbaik.
4. Besar sampel, dengan dokumen-dokumen yang tersedia, teknik
memungkinkan untuk mengambil sampel yang lebih besar dengan
biaya yang relatif kecil.
Kelemahan studi dokumentasi adalah sebagai berikut.
1. Bias, biasanya data yang disajikan dalam dokumen bisa berlebihan
atau tidak ada (disembunyikan).
2. Tersedia secara selektif, tidak semua dokumen dipelihara untuk dibaca
ulang oleh orang lain.
3. Tidak komplit, data yang terdapat dalam dokumen biasanya tidak
lengkap.
4. Format tidak baku, format yang ada pada dokumen biasanya berbeda
dengan format yang terdapat pada penelitian, disebabkan tujuan
penulisan dokumen berbeda dengan tujuan penelitian.
VI.

Teknik Sosiometri

a. Pengertian Sosiometri
Sosiometri adalah suatu metode untuk mengumpulkan data tentang pola
dan struktur hubungan antara individu-individu dalam kelompok. Metode ini
mula-mula dikembangkan oleh Moreno an Jenning. Metode ini didasarkan atas
postulat-postulat bahwa kelompok mempunyai struktur yang terdiri dari
hubungan-hubungan interpersonal yang kompleks. Hubungan-hubungan ini dapat
diukur secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Posisi tiap-tiap individu dalam
struktur kelompoknya dan hubungannya yang wajar dengan individu yang lain
dapat diukur dengan metode ini (Kencana, 1993:109).
Sosiometri adalah suatu metode pengumpulan serta analisis data mengenai
pilihan, komunikasi, dan pola interaksi antar-individu dalam kelompok. Dapat
dikatakan bahwa sosiometri adalah kajian dan pengukuran pilihan sosial.
Sosiometri disebut pula sebagai sarana untuk mengkaji tarikan (attraction) dan
tolakan (repulsion) anggota-anggota suatu kelompok (Siahaan, 2005).
Jadi, ditinjau dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
sosiometri adalah teknik pengumpulan data untuk menemukan, memetakan,
menuliskan dan mengevaluasikan status sosial, struktur-struktur sosial dan
perkembangan atau proses gejala-gejala sosial, dengan jalan mengukur besarnya
penolakan serta penerimaan antara individu-individu di dalam kelompok.
Dalam metode sosiometri, pengumpulan data ditujukan untuk memperoleh
keterangan tentang adanya interaksi di antara anggota kelompok, antara kelompok
dengan kelompok, antara pribadi dengan anggota kelompok dan sebagainya.
Atribut dalam interaksi dapat saja perilaku keinginan, antisipasi maupun suatu
fantasi. Berjenis-jenis perilaku sosial seperti duduk di samping, makan bersama,
membeli, meminjamkan dan sebagainya.
Data sosiometri dapat memberikan jawaban tentang posisi individu dalam
kelompok, tentang hubungan dalam sub kelompok ataupun tingkat kohesi dari
kelompok dalam studi tentang pengaruh variasi struktur kelompok terhadap
perilaku anggota kelompok ataupun dalam melihat ciri perorangan yang selalu
dipilih dan yang jarang-jarang dipilih.

Beberapa pertanyaan dalam penelitian sosiometri dapat dilihat di bawah ini.


1. Dengan siapa anda lebih suka bekerja (bermain, duduk di samping dsb) ?
2. Anggota-anggota kelompok mana (kelompok umum, kelas, organisasi dan
sebagainya) yang paling anda senangi (atau anda benci)?
3. Siapakah tiga orang murid yang paling baik (paling buruk) dalam kelas
anda?
4. Siapa yang anda akan pilih untuk mewakili anda dalam komisi untuk
meningkatkan program fakultas?
5. Sebutkan empat orang yang mempunyai prestasi tertinggi dalam organisasi
anda (kelas, perusahaan, team dan sebagainya)!
6. Sebutkan 2 kelompok yang sangat anda terima (sangat benci)!
Dalam sebuah penelitian dengan metode sosiometri juga dtemukan bahwa
pujian yang diberikan oleh seseorang yang mempunyai prestise tinggi kepada
murid dapat menambah nilai pilihan (choice value) dari murid tersebut.
b. Analisis hasil sosiometri
Tahap-tahap yang harus dilakukan dalam menganalisis hasil sosiometri
adalah sebagai berikut.
1. Memeriksa hasil angket sosiometri,
2. Membuat tabulasi yang berupa matrik sosiometri,
3. Membuat sosiogram,
4. Menghitung indeks pemilihan (i.p), yakni indeks pemilihan dibuat dengan
rumus:

Keterangan:
i.p = indeks pemilihan
n = jumlah anggota dalam kelompok
5. Membuat laporan hasil analisis sosiometri

Berikut ini paparan tahap-tahap analisis hasil sosiometri.


1. Angket sosiometri
Langkah pertama dalam analisis sosiometri adalah memeriksa angket sosiometri.
Berikut ini contoh angket sosiometri.

Isilah titik dibawah ini dengan sejujurnya:


1. Pilihlah 3 (tiga) orang teman anda dalam kelas ini yang anda senangi
untuk diajak belajar bersama:
a. ..................................................,
alasannya ............................................
b. ....................................................,
alasannya ............................................

c. ....................................................,
alasannya ............................................
2. Pilihlah seorang teman anda yang paling anda senangi untuk menjadi
ketua kelompok belajar:
Nama:...........................................,
alasannya ................................................
3. Pilihlah teman anda yang paling anda senangi untuk menjadi ketua
kelas:
Nama:.....................................,
alasannya .....................................................
4. Pilihlah 3 (tiga) orang teman anda dalam kelas ini yang anda senangi
untuk diajak bermain-main bersama (misalnya: kesenian, olahraga, dan
lain-lain):
a. ...................................................,
alasannya ............................................
b. ....................................................,
alasannya ............................................
c. ....................................................,
alasannya ............................................
5. Pilihlah 3 (tiga) orang teman anda dalam kelas ini yang kurang anda
senangi:
a. ....................................................,
alasannya ............................................
b. ....................................................,
alasannya ............................................

c. ...................................................,
alasannya ............................................
6. Pilihlah seorang teman anda dalam kelas ini yang paling tidak anda
senangi:
.....................................................,
alasannya ................................................

2. Matrik sosiometri
Data yang diperoleh dari angket sosiometri kemudian dirangkum dalam
matrik sosiometri, yaitu suatu tabel yang berisi nama pemilih, nama yang
dipilih beserta urutan pilihan dan jumlah pilihannya {f = (Pilihan I x 3)+
(Pilihan II x 2)+(Pilihan III x 1)}

3. Sosiogram
Sosiogram adalah penggambaran hubungan sosial dalam bentuk bagan.
Sosiogram dibuat berdasarkan pada data matrik sosiometri, yang dapat dipakai
untuk melihat hubungan sosial secara keseluruhan. Sosiogram dapat dibuat dalam
bentuk lajur, lingkaran atau bentuk bebas. Dari sosiogram dapat diketahui dengan
jelas tentang:
1. Status sosiometri dari setiap subyek
2. Besarnya jumlah pemilihan untuk setiap subyek

3. Arah pilihan dari dan terhadap individu tertentu


4. Kualitas arah pilihan
5. Intensitas pilihan
6. Ada dan tidaknya pusat pilihan
7. Ada tidaknya isolasi
8. Kecenderungan timbulnya kelompok
Cara membuat sosiogram:
1. Buatlah sebuah sumbu ordinat dan dibuat skala yang mencakup frekuensi
pemilihan terbanyak.
2. Letakkan setiap individu setinggi frekuensi pemilih yang diperoleh. Misalnya
A pemilihnya 5 angka maka A diletakkan pada garis yang setinggi frekuensi 5.
3. Buat garis pilihan yang ditandai dengan panah:

Bentuk hubungan
1. Berbentuk segitiga (triangle). Bentuk ini merupakan suatu persahabatan atau
hubungan yang mempunyai intensitas yang cukup kuat.

2. Berbentuk bintang (star). Konfigurasi ini kurang baik sebab kalau A (yang
berkedudukan sebagai pusat) tidak ada maka kelompok itu akan pecah
(disintegrasi).

3.

Berbentuk jala (network). Hubungan cukup menyeluruh, baik, kuat, dan

hilangnya seseorang tidak akan membuat kelompoknya bubar karena hubungan


ini mempunyai intensitas cukup kuat.

4. Berbentuk rantai (chain). Hubungan searah atau sepihak, tidak menyeluruh,


kelompok demikian ini keadaannya rapuh.

SOSIOGRAM

4. Indeks pemilihan
Dari contoh di atas, kesimpulan secara umum diperoleh bahwa A adalah
anak yang paling populer dalam kelompok tersebut, dengan mendapat jumlah
pemilih 4 terdiri atas 3 pilihan pertama dan 1 pilihan kedua. Dengan demikian
tingkat popularitas A dalam kelompok dapat dicari melalui perhitungan indeks
pemilihan, yaitu:

Jadi, indeks pemilihan untuk A = 1. Berarti semua anggota kelompok telah


memilih A. Dari antara kelima anggota kelompok tidak ada yang terisolir, dapat
dilihat lagi pada sosiogram di atas. Pada sosiogram juga tampak tiga pasang anak
yang saling memilih, yaitu untuk pilihan pertama, A B; untuk pilihan kedua, C
E; sedang untuk pilihan ketiga, D E. Di samping itu, ada dua klik yang
mencolok yaitu A C E dan C D E yang saling memilih triangle. Berdasar
pada tujuan sosiometri yaitumembentuk kelompok belajar maka ada beberapa
alternatif yang dipertimbangkan untuk membuatkan kelompok belajar ini,
disamping juga perlu dipertimbangkan dengan alasan setiap pilihan.
Misalnya:Kelompok I : A B C
Kelompok II : C D E
Kelompok III : C B E
5. Membuat laporan hasil analisis sosiometri
Untuk mencatat data sosiometri secara individu, maka dapat digunakan
kartu sosiometri untuk setiap siswa dan kartu sosiometri ini disimpan dalam kartu
pribadi.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta : Rineka Cipta
________________. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta:
Bumi Aksara
Bungin, M. Burhan. 2008. Penelitian Kualitatif; Komunikasi, Ekonomi,
Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana
Hasan, Iqbal. 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya.
Jakarta : Ghalia Indonesia
Ikhsan, Arfan. 2008. Metodologi Penelitian Akuntansi Keperilakuan. Yogyakarta:
Graha Ilmu
Kencana, Nur Wayan. 1993. Pemahaman Individu. Surabaya: Usaha Nasional

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja


Rosda Karya
Siahaan, Hotman M. 2005. Metode Sosiometri. Jakarta: Kencana
Sudjana, Nana dan Ibrahim. 2001. Penelitian dan Penilaian Pendidikan.
Bandung: Sinar Baru Algensindo
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukandarrumidi dan Haryanto. 2008. Dasar-dasar Penulisan Proposal Penelitian.
Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
Umar, Husein. 2003. Metode Riset Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Anda mungkin juga menyukai