Anda di halaman 1dari 7

PRAKTIKUM 2

Tanggal : Senin, 12 April 2021

Tempat/Waktu : Kampus Kesehatan Lingkungan/09.30 – 10.00 WIB

Judul : Penyemprotan IRS (Spraying)

Tujuan : 1. Mahasiswa mampu menyelenggarakan kegiatan penyemprotan rumah

dengan insektisida (racun serangga) dengan benar.

2. Mahasiswa dapat melalukan penyemprotan rumah dengan trampil

3. Mahasiswa dapat melakukan supervise dan evaluasi penyemprotan

I. TINJAUAN PUSTAKA
Nyamuk merupakan salah satu serangga yang potensial sebagai vektor penyebar
berbagai jenis penyakit, diantaranya adalah malaria, Demam Berdarah Dengue (DBD)
dan filariasis. Pengendalian vektor dalam garis besar dilakukan dengan empat cara yaitu;
pengendalian kimiawi, pengelolaan lingkungan, pengendalian hayati dan pemberantasan
vektor cara genetik.
Pengendalian vektor cara kimiawi dengan insektisida dalam pemberantasan malaria
yang umum digunakan salah satunya adalah metode IRS (Indoor Residual Spraying)
atau penyemprotan rumah. lnsektisida yang digunakan biasanya hanya berdasarkan hasil
uji coba terhadap satu spesies nyamuk vektor dan pada kondisi satu daerah saja, sedang
Indonesia yang merupakan negara kepulauan dengan keragaman ekosistem. Kepekaan
nyamuk vektorpun mungkin berbeda dari satu daerah dengan daerah lainnya. lnsektisida
umumnya juga hanya diuji pada skala laboratorium, sementara berbagai faktor di
lapangan sangat berpengaruh. Faktor-faktor yang mempengaruhi residu insektisida
diantaranya adalah dosis, suhu dan kelembaban, jenis permukaan benda, alat semprot
dan ukuran droplet.
Menurut DEPKES RI (2003:45) Penyemprotan rumah dengan efek residual (IRS =
Indoor Residual Spraying) telah lama dilakukan dalam pemberantasan malaria di
Indonesia. Sampai sekarang cara ini masih dipakai karena dipandang paling tepat dan
besar manfaatnya untuk memutuskan transmisi, murah dan ekonomis. Penyemprotan IRS
adalah suatu cara pemberantasan vektor dengan menempelkan racun serangga tertentu
dengan jumlah (dosis) tertentu secara merata pada permukaan dinding yang disemprot
dengan tujuan untuk memutus rantai penularan karena umur nyamuk menjadi lebih
pendek sehingga tidak sempat menghasilkan sporozoit didalam kelenjar ludahnya. Dalam
melaksanakan penyemprotan IRS (indoor residual spraying) diperlukan beberapa
persyaratan sebagai berikut :
1. Cakupan bangunan yang disemprot (coverage)
Rumah atau bangunan dalam daerah tersebut harus diusahakan agar semuanya
disemprot. Yang dimaksud rumah atau bangunan yaitu tempat tinggal yang
digunakan malam hari untuk tidur.
2. Cakupan permukaan yang disemprot (completeness)
Cakupan permukaan yang disemprot adalah semua permukaan (dinding, pintu,
jendela, almari dsb) yang seharusnya disemprot.
3. Pemenuhan dosis (sufficiency)
Dosis yang dipergunakan yaitu dosis sesuai petunjuk pemakaian yang tertera pada
tiap saset insektisida.

Untuk memperoleh hasil yang maksimal dari kegiatan tersebut diperlukan


pengetahuan dan keterampilan mengenai tujuan penyemprotan, syarat-syarat yang harus
dipenuhi dalam penyemprotan, cara membuat suspensi dan cara menyemprot.
Pestisida adalah semua bahan kimia, binatang maupun tumbuh-tumbuhan yang
dipergunakan untuk mengendalikan hama. Secara umum pestisida dapat didefinisikan
sebagai bahan yang dipergunakan untuk mengendalikan jasad hidup yang dianggap hama
(pest) yang secara langsung ataupun tidak langsung merugikan kepentingan manusia.
Tujuan operasional penyemprotan adalah menempelkan racun serangga tertentu dengan
jumlah (dosis) tertentu secara merata pada permukaaan yang disemprot (Depkes RI,
2007:35).
II. ALAT DAN BAHAN
a. Alat
Spray-can Masker (Respirator)

Kapasitas Tangki : 8,5 litter


APD (Alat Pelindung Diri) Alat Ukur Arah Angin

b. Bahan
Air Insektisida (Alfasipermetrin 5%)

Takaran 106 gram FENDONA 5


WP tiap 8,5 liter air untuk
permukaan seluas 212.5 m3
III. PROSEDUR KERJA
1. Pada Hari Penyemprotan, yang perlu dilakukan adalah mengeluarkan makan,
minuman dan binatang yang ada di dalam rumah. Sebab jika tetap berada
didalam rumah dikhawatirkan akan terkontaminasi dengan insektisida dari alat
spraying.
2. Menutup perabotan rumah tangga seperti kasur, bantal, selimut dan pakaian-pakaian
yang bergelantungan supaya dikeluarkan dulu. Demikian pula bila ada burung,
aquarium dan lain-lain. Bila akan menyemprot kandang, terlebih dahulu
binatangnya harus dikeluarkan.
3. Dalam menggunakan alat untuk spraying ini sederhana yaitu dengan membuka
penutup tangkinya lalu mengisinya dengan cairan insektisida, ditutup kembali. Kita
pompa sampai tekanan menunjukkan angka 50 pascal.
4. Selama Penyemprotan, semprot permukaan dinding secara naik turun bermotif seperti
ular atau huruf U. Dinding yang harus disemprot adalah setinggi 3 meter, bila tinggi
melebihi 3 meter, cukup hanya menyemprot 3 meter saja dari bawah. Tapi, bila tinggi
dinding kurang dari 3 meter, maka penyemprotan dilakukan secara menyeluruh.
5. Tutuplah pintu dan jendela ruangan yang sedang disemprot tapi bukalah jendela dan
pintu lain agar penyemprot tidak bekerja diruang tertutup.
6. Penghuni rumah baru boleh masuk ke dalam rumah satu jam setelah penyemprotan.

IV. PEMBAHASAN
Dalam melakukan spraying seorang yang bertugas melakukan spraying harus
mengerti seluk beluk dari alat yang digunakan. Cara spraying meliputi beberapa hal yaitu
perencanaan, perijinan, persiapan dan pelaksanaan. Dimulai dari sebelum penyemprotan,
yang kita lakukan adalah membuat rencana kerja secara terpirinci yang kemudian
nantinya akan dikirimkan kepada Kepala Desa untuk disetujui dan dikirimkan minimal 3
hari sebelum dilaksanakannya penyemprotan pada suatu desa. Setelah mendapatkan
persetujuan, maka langkah yang harus dilaksanakan selanjutnya adalah memperkirakan
jumlah insektisida yang akan digunakan dan harus mencakup seluruh rumah yang ada di
desa yang akan dilaksanakan spraying tersebut.
Upaya pengendalian vektor dengan cara spraying sangat cocok dilaksanakan dalam
kondisi:
1. Penanggulangan wabah / Kejadian Luar Biasa (KLB) dimana peran vektor
dalam menularkan bibit penyakit dapat diputus pada setiap fase hidup vektor.
2. Terhadap vektor / serangga sasaran pengendalian sesuai kesukaan menggigit
dan tempat menggigit (feeding).
3. Pada beberapa daerah pedesaan dan kota yang belum memiliki tata
ruang (landscape) yang baik untuk mencegah keberadaan vector.
4. Penggunaan larvasida yang menimbulkan kekhawatiran pencemaran konsumsi
air bersih.
5. Pengendalian juga memberi gambaran upaya bermakna dalam membatasi dan
menekan populasi, pergerakan dan distribusi vektor serta pola penularan
penyakit berdasarkan prinsip-prinsip epidemiologis.

Nyamuk Anopheles sebagai vektor penyakait malaria banyak terdapat di rawa-rawa,


saluran-saluran air, dan permukaan air yang terkena sinar matahari. Ia bertelur di
permukaan air. Nyamuk ini hinggap dengan posisi menukik atau membentuk sudut.
Sering hinggap di dinding rumah atau kandang. Pada saat menggigit biasanya dilakukan
saat malam hari. Oleh karena itu, untuk mengendalikan vektor nyamuk Anopheles perlu
dilakukan spraying dengan cara menyemprotkan bahan yang terdapat dalam spraycan
ke dinding rumah.
Nyamuk Aedes paling sering hinggap di baju-baju yang menggantung dan berada di
tempat-tempat gelap, seperti di bawah tempat tidur. Selain juga suka bertelur di air yang
bersih, seperti di tempayan, bak mandi, vas bunga, dan lainnya. Telur atau jentik
nyamuknya bisa bertahan selama 2-3 bulan.
Nyamuk ini menggigit di pagi dan sore hari, antara pukul 08.00-12.00 dan 15.00-
17.00. Bila nyamuk ini sudah menggigit orang atau binatang, pada hari ketiga nyamuk
tersebut akan bertelur, dan dua hari kemudian menetas. Setelah 8 hari, jentik tersebut
sudah jadi nyamuk. Selama itu, 2 hari sekali nyamuk bertelur, sehingga si betina akan
mencari darah lagi. Jika nyamuk itu menggigit seorang penderita demam berdarah, maka
kurang lebih dalam 10 hari nyamuk tersebut sudah infektif atau mengandung virus
demam berdarah. Bila menggigit orang, virusnya akan masuk ke tubuh orang yang
digigit. Virus demam berdarah akan ada selama nyamuk itu hidup. Karena setiap 2 hari
sekali dia menggigit, maka virusnya bisa masuk ke orang lain lagi. Demikian terus
penyebarannya, paling jauh nyamuk ini terbang dalam radius kurang lebih 50-100 meter
ke kanan-kiri sekitar rumah.
Jadi telur nyamuk demam berdarah bisa berada sekitar itu. Oleh karena itu, bila sudah
ada kasus demam berdarah di sekitar rumah kita, segeralah dilakukan pengasapan.
Maksudnya, untuk membunuh nyamuk yang mengandung virus/nyamuk yang infektif,
supaya tak ada penularan demam berdarah.
Spraying sebenarnya kurang efektif apabila tidak ditindaklanjuti dengan gerakan 3M
dan PSN. Efektifitas spraying akan tinggi jika spraying dilakukan pada waktu sore hari
karena pada saat itu biasanya nyamuk keluar dari tempat persembunyiannya

V. KESIMPULAN
1. Spraying merupakan langkah yang cocok dilakukan pada daerah dengan
KLB, fungsinya adalah untuk memutus rantai penularan.
2. Alam melakukan spraying harus dilakukan oleh ahli sebab jika tidak maka akan
terjadi hal yang sangat fatal. Jika terlalu tipis nyamuk tidak akan mati sedangkan
jika terlalu tebal akan terjadi resistensi.
3. Dalam pelaksanaan spraying harus memiliki ketebalan yang sama pada dinding.
Cara membuat ketebalan yang sama adalah dengan bergerak kedepan dan
kebelakang secara berirama.
4. Spraying adalah cara yang efektif untuk membasmi nyamuk akan tetapi
membutuhkan dana yang banyak dan juga keahlian dalam menggunakan spray-
can.
5. Pada saat melakukan spraying dibutuhkan ketelitian dan keseriusan agar
dapat berjalan dengan baik dan efektif.
6. Kegiatan pemberantasan nyamuk tidak akan efektif jika hanya melakukan
spraying saja, namun harus ditindak lanjuti juga dengan kegiatan lainnya yaitu
dengan PSN, 3M+ dan bisa juga ditambah dengan fogging
DAFTAR PUSTAKA

Nur Ika Hariastuti, 24 Januari 2019. TINJAUAN HASIL PENYEMPROTAN IRS


(https://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/blb/article/vie
w/1251 Diakses pada tanggal 15 April 2021 pukul 10.31)

Thursday, 18 Juni 2015. Praktikum Pengendalian Vektor


(http://jawarakesehatan.blogspot.com/2015/06/praktikum-
pengendalian-vektor-vi.html Diakses pada tanggal 15 April
2021 pukul 11.46)

Anda mungkin juga menyukai