Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM SPRAY CAN

KELOMPOK I

TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari - hari keberadaan nyamuk sangat dekat
dengan manusia. Nyamuk tinggal dan berkembang biak disekitar
lingkungan hidup manusia, dekat penampungan air, dibawah daun,
baju yang tergantung, dalam botol bekas, pot bunga, saluran air dan
lain lain. Secara umum nyamuk dikenal dalam empat kelompok:
Aedes, Culex, Anopheles dan Mansonia. Nyamuk sebagai penyebab
demam berdarah dan juga malaria, oleh karena itu harus ada upaya
yang dibutuhkan untuk mencegah penyakit tersebut.
Penyakit yang berasal dari nyamuk masih menjadi permasalahan
yang belum dapat diatasi di Indonesia. Penyakit malaria, DBD, dan
Cikungunya kejadian penyakitnya tidak berkurang bahkan
bertambah disetiap daerah di Indonesia. Saat ini Indonesia mulai
berbenah dalam pemberantasan vektor dari penyakit yang
disebabkan oleh nyamuk.
Banyak metode-metode yang digunakan untuk pengendalian yakni
berupa pengendalian vektor dengan bahan kimia, baik bahan kimia
sebagai racun, sebagai bahan penghambat pertumbuhan ataupun
sebagai hormon. Penggunaan bahan kimia untuk pengendalian
vektor harus mempertimbangkan kerentanan terhadap pestisida
yang digunakan, bisa diterima masyarakat, aman terhadap manusia
dan organisme lainnya, stabilitas dan aktivitas pestisida, dan
keahlian petugas dalam penggunaan pestisida. Pengendalian vektor
penyakit dengan bahan kimia menggunakan insektisida harus
dilengkapi dengan peralatan aplikasi. Banyak cara yang dapat
digunakan dalam aplikasi antara lain pengasapan (Fogging) dan
penyemprotan (Spraying).
Pemerintah memberikan solusi kepada masyarakat dengan
melakukan spraying untuk mencegah nyamuk masuk dan
menempel didinding rumah. Mengingat seringnya nyamuk masuk
kedalam rumah dan menempel di tembok rumah merupakan salah
satu hal yang bisa dimanfaatkan untuk mengendalikan vektor
nyamuk. Caranya adalah dengan melakukan spraying. Spraying
yaitu proses penyemprotan insektisida ke dinding-dinding rumah
sehingga nyamuk yang menempel pada dinding rumah akan mati
sebelum menularkan penyakit pada manusia. Spraying dewasa ini
digunakan sebagai pelengkap dari beberapa aksi yang digunakan
untuk memberantas nyamuk yaitu PSN, fogging, 3M+ dan
spraying. Spraying (penyemprotan) ini bertujuan memotong siklus
hidup nyamuk Anopheles dewasa. Dengan dilakukannya spraying
masyarakat di wilayah penyemprotan akan aman untuk sementara
dari gigitan nyamuk. Penyemprotan terutama di dinding rumah
akan langsung kelihatan hasilnya dalam hitungan menit. Beberapa
serangga kecil akan kelihatan mati berjatuhan di lantai. Bahkan
serangga yang sekuat kecoa juga mati Hasil spraying akan lumayan
jika penyemprotan dilakukan secara merata dan sistematis dalam
satu wilayah.
Namun ternyata penggunaan spraying tidak boleh dilakukan secara
berlebihan, karena dapat menyebabkan resistensi pada vektor
penyakit. Penggunaan spraying haruslah dilakukan jika pada suatu
daerah memang sangat membutuhkan spraying untuk memberantas
nyamuk. Selain itu dibutuhkan pula tenaga ahli dalam
pelaksanaannya karena tingkat ketebalan dari lapisan insektisida
ditembok akan sangat mempengaruhi keberhasilan dari spraying.
Jika terlalu tipis lapisannya maka nyamuk tidak akan mati, namun
jika terlalu tebal dapat menyebabkan resistensi pada nyamuk. Oleh
sebab itu perlu dipelajari lebih lanjut mengenai cara melakukan
spraying agar hasil spraying dapat membunuh nyamuk seefektif
mungkin. Melakukan penyemprotan di dinding selama 6 bulan, dan
dilakukan pada pagi hari.
B. Tujuan
a. Peserta mengetahui cara kerja spray can
b. Peserta dapat mengoperasikan spraycan dengan baik dan benar
c. Peserta mengetahui fungsi-fungsi spraycan
d. Peserta mampu melakukan pencampuran dua macam pestisida
e. Peserta mampu melakukan penyemprotan dengan spraycan
C. Sasaran
Lokasi pelatihan entemologi
D. Waktu dan Tempat
- Waktu pelaksanaan : Jam 08.00 – 10.30 WIT
- Tempat pelaksanaan : lokasi pelatihan (penginapan lounussa
Beach)
BAB II
PROSES KEGIATAN PRAKTEK LAPANGAN

a. Alat dan bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada kegiatan pelatihan
penggunaan spraycan diantaranya :
- Tabung spraycan Hansen 8,5 liter
- Air
- Insektisida
- APD
- Tenaga SDM (Terlatih)
b. Proses Kegiatan
- Masukan air ke dalam spraycan sebanyak 8,5 ltr dan
insektisida sebanyak 1 sachet (53 gr)
- Tutup tabung dengan rapat sehingga udara terperangkap di
dalam tabung
- Pompa spraycan sebanyak 55 psi
- Jarak antara tembok dengan nosel ± 46 cm
- Lakukan penyemprotan dari atas ke bawah dengan
memperhatikan arah angin.
c. Proses Penyimpanan
- Lepas bagian-bagian spraycan (Stick nosel, selang pengantar,
pelatuk)
- Bersihkan spraycan dengan detergen kemudian di bilas
sampai bersih
- Air bilasan di buang pada kloset
- Spraycan di gantung dengan posisi terbalik
BAB III
Hasil Kegiatan Praktek Lapangan

Hasil Kegiatan :
1. Petugas mampu mengenal bagian-bagian dari alat spraycan.
2. Petugas mampu menggunakan alat spraycan dengan benar
3. Petugas mampu mengfungsikan spraycan secara baik sesuai dengan prosedur dari
proses IRS
BAB IV
Penutup

A. Kesimpulan
1. Peserta mampu mengaplikasikan penggunaan spraycan di
puskesmas masing-masing.

B. Saran
1. Dinas Kesehatan harus menyediakan alat spraycan kit di masing-
masing puskesmas
2. Dinas Kesehatan diharapkan mengadakan pelatihan secara
berkesinambungan
BAB V
Kesimpulan dan Rekomendasi

A. Simpulan
- Semua peserta diberikan kesempatan dalam menggunakan
spraycan
- Semua peserta mampu menggunakan spraycan
B. Rekomendasi
- Semua puskesmas sebaiknya memiliki spraycan guna
pengendalian vector malaria di wilayah masing-masing
1. Kegiatan Pelatihan spraycan

Anda mungkin juga menyukai