OLEH : KELOMPOK 4
DOSEN PEMBIMBING:
Ns.Hj.Defiaroza,S.Kp.,M.Biomed
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Riset Tentang HIV AIDS Dan Penerapan Dalam Asuhan Keperawatan Klien
HIV AIDS ” untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan HIV
AIDS.
Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibuk
Ns.Hj.Defiaroza,S.Kp.,M.Biomed,Sebagai Dosen Pembina mata kuliah
Keperawatan HIV AIDS dan semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini sehingga dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh
karena itu, penulis membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
KELOMPOK 4
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I: PENDAHULUAN............................................................................1
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Jumlah kasus HIV di Provinsi Sumatera Barat tercatat 224 kasus pada
tahun 2009, 212 kasus pada tahun 2010 dan 74 kasus pada tahun 2011.
Berdasarkan estimasi rawan tertular HIV di Indonesia tahun 2009, di Provinsi
Sumatera Barat diperkirakan LSL berjumlah sebanyak 12.746 (Kemenkes RI,
2011 : 18). Proyeksi jumlah penduduk laki-laki di Provinsi Sumatera Barat
tahun 2009 berjumlah 2.367.599 (BPS, Sumbar). Jika dipersentasekan, maka
jumlah LSL di Provinsi Sumatera Barat tahun 2009 adalah sebesar 0,54% dari
jumlah penduduk laki-laki (Firdaus et al., 2013).
1
beberapa penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa orang dengan HIV-AID
tidak hanya terdapat di kota-kota besar di Pulau Jawa seperti Jakarta, Bandung
maupun Denpasar, tetapi juga terdapat di Pulau lainnya seperti Pulau Papua,
Sulawesi (Nunung Nurwati, 2018).
2
juga di dunia,apalagi mengingat pergaulan di negara lain lebih bebas dari
negara indonesia.
2. Manfaat praktis
a. Bagi klien HIV AIDS
Sebagai informasi bagi klien HIV AIDS apa itu HIV AIDS dan
apa saja riset-riset tentang HIV AIDS.
b. Bagi masyarakat
c. Bagi penulis
3
Untuk lebih memperkaya wawasan tentang apa itu HIV AIDS
serta apa saja riset-riset HIV AIDS dan bagaimana penerapannya
dalam asuhan keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN
4
Penderita HIV memerlukan pengobatan dengan Antiretroviral (ARV)
untuk menurunkan jumlah virus HIV di dalam tubuh agar tidak masuk ke
dalam stadium AIDS, sedangkan penderita AIDS membutuhkan pengobatan
ARV untuk mencegah terjadinya infeksi oportunistik dengan berbagai
komplikasinya.
Orang yang terinfeksi HIV dan AIDS sering disebut dengan istilah
ODHA,sedangkan orang yang hidup dengan ODHA sering disebut dengan
istilah OHIDHA. OHIDHA adalah orang yang hidup bersama atau terdampak
dengan adannya ODHA,misalnnya keluarga,orang yang merawat keseharian
ODHA ,teman dekat dan kerabat.
5
Hasil survei awal yang dilakukan di Yayasan Lantera
Minangkabau Sumatera Barat terdapat sebanyak 621 orang LSL dari
berbagai wilayah kabupaten/ kota yang menjadi mitra Yayasan Lantera
Minangkabau Sumatera Barat hingga Desember 2011 dan 24 orang
diantaranya positif HIV. Melihat situasi dan kecenderungan penularan.
(Firdaus et al., 2013).
6
seperti tahun sebelumnnya yaitu berjumlah 1,8 juta jiwa. Sedangkan di
tahun 2018 terjadi sedikit penurunan kasus HIV baru pada anak-anak dan
dewasa yaitu sebanyak 1,7 juta jiwa kasus(UNAIDS,2019).
7
2.3 BERBAGAI RISET TENTANG HIV AIDS
1. Faktor Risiko Kejadian HIV Pada Komunitas LSL (Lelaki Seks
Dengan Lelaki) Mitra Yayasan Lantera Minangkabau Sumatera
Barat Risks Factor Of HIV In Man Sex With Men Community As
Partner Of Lantera Minangkabau Foundation West
Sumatera(Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 2, No. 2, Mei 2013)
8
2010). Lelaki yang berhubungan seks dengan lelaki (LSL) adalah laki-
laki heteroseks (tertarik pada perempuan), tetapi juga sekaligus tertarik
kepada laki-laki. Mereka bisa disebut biseksual, tapi mereka tetap tidak
mengidentikkan diri sebagai laki-laki biseksual (Firdaus et al., 2013).
9
2. Harga Diri Dengan Depresi Pasien Hiv/Aids Self Esteem With
Hiv/Aids Patient Depression (Jurnal Media Keperawatan: Politeknik
Kesehatan Makassar Vol. 11 No. 01, 2020)
10
terdekatnya sehingga ODHA merasa tidak sedih dan merasa masih
dianggap dalam keluarga.(Pardede et al., 2020)
11
hal ini masyarakat akan lebih menerima kehadiran penderita. Padahal
bila pengetahuan dan pemahaman tentang HID-AID benar maka
penularannya dapat dicegah.
12
upaya kesehatan pun diarahkan untuk mendukung program ini, tidak
terkecuali perang melawan penyakit infeksi seperti HIV/AIDS dan
penyakit menular lainnya seperti yang tercantum dalam MDG-6. Searah
dengan MDG-6, UNAIDS juga memandu dengan visinya agar di tahun
2015 tidak ada lagi penyebaran (zero new infections), kematian (zero
AIDS-related deaths), dan stigma (zero discrimination) akibat HIV/AIDS
(Depkes RI, 2012).
13
5. Gambaran Pengetahuan Remaja Mengenai HIV/AIDS Setelah
Mengikuti Program Hebat Di Smp Negeri Kota Bandung (Jurnal
JSK, Volume 3 Nomor 3, Maret Tahun 2018)
14
Jika ditinjau dari segi pendidikan, tingginya angka kejadian
HIV/AIDS ini dapat dikurangi dengan suatu program yang dapat
meningkatkan pengetahuan remaja mengenai HIV/AIDS. Salah satu
upaya dunia pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan remaja
mengenai HIV/AIDS adalah membuat program Hidup Sehat Bersama
Sahabat (HEBAT) yang dilakukan oleh Fakultas Kedokteran Universitas
Padjadjaran yang bekerja sama dengan Dinas Pendidikan serta Dinas
Kesehatan. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
remaja terutama mengenai HIV/AIDS dan mencegah siswa dari hal-hal
yang menghalangi dirinya dalam menggapai cita-cita (Hidayah et al.,
2018)
15
Menurut hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa
Biblioterapi dapat membantu anak-anak dan remaja (3 – 18 tahun) dalam
penyembuhan dan mengembangkan keterampilan koping yang efektif
setelah mereka mengalami trauma. Metode biblioterapi dapat
mengurangi kecemasan akademik siswa.Berdasarkan hasil penelitian
sebelumnya bahwa metode biblioterapi untuk mengatasi trauma dan
kecemasan belum ke peningkatan pengetahuan HIV/AIDS dan Program
penanggulangan HIV/AIDS belum ditinjau berdasarkan jenis kelamin,
maka berdasarkan penelitian ini, disarankan untuk mencari metode yang
lebih tepat dan efektif pada remaja laki-laki untuk dapat meningkatkan
pengetahuan tentang HIV/AIDS, disesuaikan dengan karakteristik remaja
laki-laki.(Rahmawati1 & Kurniawati, 2020).
16
Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan semua informan
penelitian terkait dengan dana yang digunakan untuk pelaksanaan
program penanggulangan HIV dan AIDS sebahagian besar informan
penelitian menyatakan dana didapat dari Global Fund dan dari APBD.
Dari penelusuran dokumentasi ditemukan dana untuk tahun 2014 dari
Global Fund untuk Sumatera Barat.
17
mengindikasikan bahwa ibu rumah tangga juga memiliki risiko untuk
menderita AIDS. Penularan AIDS pada ibu rumah tangga dapat terjadi
melalui penularan AIDS dari pekerja seks-pelanggan/suami-ibu rumah
tangga. Misalkan 1 pekerja seks yang terinfeksi HIV menularkan kepada
10 pelanggannya/suami, maka akan ada 10 ibu rumah tangga yang akan
memiliki risiko untuk terinfeksi HIV. Rantai penularan pekerja seks
pelanggan/suami-ibu rumah tangga ini dapat dapat terjadi jika suami
yang merupakan pengidap HIV menulari istrinya melalui hubungan seks
tanpa kondom.2 Bila para ibu rumah tangga ini hamil, maka
kemungkinan akan melahirkan anak dengan HIV sehingga akan
menambah daftar penduduk yang menderita HIV.(Herbawani &
Erwandi, 2019).
18
mendorong suatu revolusi dalam keperawatan orang dengan HIV/AIDS
(ODHA) (Widyawati, 2015).
19
Penelitian belum pernah dilakukan untuk mengetahui perilaku
pencegahan HIV/AIDS dan apakah ada hubungan antara pengetahuan,
sikap dan perilaku pencegahan HIV/AIDS pada siswa/siswi SMPN 251
Jakarta. Dengan alasan tersebut, maka tujuan penelitian adalah
mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap dan perilaku
pencegahan HIV/ AIDS pada murid SMPN 251 Jakarta.
20
sehingga akan rentan terserang oleh berbagai penyakit, dering mengalami
demam dan mudah lelah (Surahma, 2012). Masalah sosial yang sering
dialami penderita HIV antara lain stigma dari lingkungan sosial, banyak
yang berangaapan bahwa pwnyakit ini adalah penyakit yang mematikan
yang bisa menular melalui kontak langsung seperti berjabat tangan atau
tidak sengaja bersentuhan dengan mereka. Hal ini menjadi penyebab
pasien HIV sering dikucilkan dan mendapatkan tindakan diskriminatif
dari masyarakat (Widyarsono, 2013).
21
dukungan hidup (support) terhadap pengidap HIV/AIDS. Upaya preventif
dan promotif merupakan upaya prioritas yang diselenggarakan secara
berimbang dengan upaya kuratif dan dukungan terhadap pengidap
HIV/AIDS. faktor yang Mempengaruhi Penanggulangan HIV/AIDS di
Kabupaten Padang Pariaman yaitu peran petugas kesehatan,stigma
masyarakat,kesadaran ODHA ,faktor lingkungan (Anggina & Lestari,
2019)
22
bahwa pelayanan kesehatan remaja di UPTD Puskesmas Harapan Raya
Pekanbaru hanya melakukan penyuluhan saja.(Abdi et al., 2019)
23
yang ddimaksud berasal dari internet dan televisi (Atik Aryani, Widiyono
& Anitasari, 2021).
24
dilakukan promosi kesehatan. Sikap remaja sebelum promosi sebesar
23,8% dan setelah promosi kesehatan menjadi 71,4%. (Rahmi & Rahma,
2020)
25
bahwa responden yang melakukan perilaku seksual berisiko berpeluang
menderita HIV/AIDS 4 kali dibanding responden yang tidak melakukan
perilaku seksual yang berisiko (Sri Handayani , Eliza Arman, 2018).
26
terjadi sejak usia yang lebih muda yaitu 10 – 15 tahun karena masa
inkubasi virus terjadi selama 5 – 10 tahun sejak pertama kali terjadi
infeksi (2). Usia 10 – 15 tahun merupakan usia remaja awal atau dalam
tingkatan pendidikan SMP. Masa pendidikan SMP merupakan masa
krusial karena siswa SMP mengalami masa pubertas yaitu terjadinya
transisi pertumbuhan dan perkembangan baik secara psikologis maupun
fisiologis.(Fajriani et al., 2021).
27
obat setiap hari serta melakukan terapi dan pemeriksaan laborartorium
rutin yang telah dijadwalkan. Di masa pandemi COVID- 19 ini semua hal
yang terkait ODHA membutuhkan perhatian penuh, sebab mereka tidak
mampu memenuhi kebutuhan hidup sendiri maupun pengobatannya.
Ditambah lagi apabila terkena COVID- 19, pengindap HIV/AIDS
berpeluang 3 kali lebih besar untuk meninggal dunia (Bisnis.com. 2020).
Oleh karena itu menjaga imunitas tubuh tetap tinggi menjadi upaya yang
dilakukan ODHA agar terhindar dari COVID- 19. ODHA yang
mengkonsumsi obat ARV secara rutinpun tetap harus waspada dengan
potensi penularan COVID 19 (Komite Penanganan COVID 19 dan
Pemulihan Ekonomi Nasional, 2020).
28
dalam jurnal Pengaruh Sistem Pendidikan Terhadap Perilaku Pencegahan
Penyakit HIV/AIDS Pada Siswa SMP Di Surakarta, dari jurnal ini nantinnya
kita dapat memeberikan edukasi tentang bagaimana cara pencegahan dari
HIV AIDS baik di kalangan pelajar ataupun di kalangan masyarakat biasa.
Selain itu diperlukan suatu strategi edukasi yang tepat agar klien dapat
memahami dengan baik apa yang kita sampaikan.
Selain itu kita juga dapat memebrikan edukasi kepada klien tentang
bagaimaan Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Pencegahan HIV/AIDS
Pada Remaja sehingga dpat kita gunakan sebagai tindakan dalam
memberikan asuhan keperawatan kepada klien HIV AIDS,selain itu kita juga
dapat menyampaikan bagaimana lingkungan sangat berperan terhadap
kejadian HIV AIDS sehingga dapat menambah wawasan bagi klien HIV
AIDS.
Selain itu kita juga dapat mengajak pasien untuk menggunakan obat
ARV sebagai obat bagi penderita HIV AIDS serta menganjurkan klien HIV
AIDS untuk minum air putih yang cukup untuk menghindari dehidrasi pada
klien ,serta Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien dalam mencapai
tujuan yang ditetapkan, mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit, pemulihan kesehatan, dan menfasilitasi koping.
29
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Secara epidemiologi kejadian Human Immunodeficiency Virus
(HIV) dan Acquaired Immunodeficiency Syndrom (AIDS) telah
meningkatkan angka kesakitan penduduk dan penyebab kematian penduduk
pada usia muda. Kasus HIV/AIDS ini merupakan suatu kasus yang sangat
fatal di masyarakat, dimana setiap penderita akan berakhir dengan
kematian. Jumlah penderita HIV/AIDS dapat digambarkan sebagai
fenomena gunung es.
Setiap tahunnya kasus hiv aids semakin meningkat ,hal ini
menambah kekhawatiran bagi masyarakat luas,selain itu penelitian terkait
HIV AIDS saat ini juga sudah banyak,oleh karena itu penerapan yang dapat
kita lakukan adalah memberikan edukasi kepada klien HIV AIDS ataupun
masyarakat luas,agar mereka tidak terlalu menakuti orang yang terkena
HIV AIDS serta harus juga diberikan edukasi tentang cara penyebaran HIV
AIDS agaar nantinnya odha tidak di asingkan dalam kehidupan
bermasyarakat dimana nantinnya akan menimbulkan depresi sehingga akan
adalagi penyakit baru yang muncul.
3.2 SARAN
30
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, karena keterbatasan referensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini.Penyusun banyak berharap para pembaca yang budiman
dapat memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penyusun demi
sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini berguna bagi penyusun pada
khususnya juga para pembaca yang budiman pada umunya. kita sebagai
perawat harus lebih banyak lagi pengetahun tentang masalah HIV AIDS
sehingga nantinnya dapat digunakan dalam memeberikan asuhan yang tepat
dan sesuai kepada klien HIV AIDS.
DAFTAR PUSTAKA
Abdi, G. S., Muhaimin, T., Bahri, S., & Fahmi, M. M. (2019). Perilaku Berisiko HIV /
AIDS Pada Remaja Sma Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Harapan Raya
Pekanbaru Tahun 2018. Jurnal Photon, 9(2), 246–257.
Andrianto, M. B., Setyawati, A. D., & Muin, M. (2020). KOPING RELIGIUS PADA
KELOMPOK PENDERITA HIV/AIDS. Journal of Telenursing (JOTING), 2(2),
150–157. https://doi.org/10.31539/joting.v2i2.1528
Angela, M., Sianturi, S. R., & Supardi, S. (2019). Hubungan antara Pengetahuan , Sikap
dan Perilaku Pencegahan HIV / AIDS pada Siswa SMPN 251 Jakarta Relationship
between Knowledge , Attitudes and Behavior regarding HIV /. Jurnal Penelitian
Dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, 3(2), 67–72.
Anggina, Y., & Lestari, Y. (2019). Analisis Faktor yang Mempengaruhi Penanggulangan
HIV / AIDS di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman Tahun
2018. Jurnal Kesehatan Andalas, 8(2), 385–393. http://jurnal.fk.unand.ac.id/
31
Fajriani, R. M., Hardjono, H., & Sumardiyono, S. (2021). Pengaruh Sistem Pendidikan
terhadap Perilaku Pencegahan Penyakit HIV/AIDS pada Siswa SMP di Surakarta.
Smart Society Empowerment Journal, 1(1), 18.
https://doi.org/10.20961/ssej.v1i1.48542
Firdaus, S., Agustin, H., Baiturrahmah, F. K. M., Human, H. I. V, Virus, I., Immuno, A.,
Syndrome, D., Human, H. I. V, & Virus, I. (2013). Faktor Risiko Kejadian HIV
pada Komunitas LSL ( Lelaki Seks dengan Lelaki ) Mitra Yayasan Lantera
Minangkabau Sumatera Barat Risks Factor of HIV in Man Sex with Men
Community as Partner of Lantera Minangkabau Foundation West Sumatera. Jurnal
Kesehatan Komunitas, 2(2), 94–99.
Hidayah, U., Sari, P., & Susanti, A. I. (2018). Gambaran Pengetahuan Remaja Mengenai
HIV / AIDS Setelah Mengikuti Program Hebat di Smp Negeri Kota Bandung
Description of Adolescent Knowledge on HIV / AIDS After Attending Hebat
Program in Public Junior High Schools in Bandung City. Jurnal JSK, 3, 111–115.
Mardhatillah, M., Febrianti, D., & ... (2021). Hubungan Pengetahuan Siswa tentang HIV
dan AIDS dengan STIGMA Terhadap ODHA di SMAN 5 Makassar. Edumaspul:
Jurnal …, 5(1), 451–457. https://ummaspul.e-journal.id/maspuljr/article/view/1235
32
Nunung Nurwati, B. R. (2018). PENGETAHUAN REMAJA TERHADAP HIV-AID.
Prosiding Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat, 5(3), 288–293.
Pardede, J. A., Hutajulu, J., & Pasaribu, P. E. (2020). HARGA DIRI DENGAN
DEPRESI PASIEN HIV/AIDS Self Esteem With Hiv/Aids Patient Depression.
Jurnal Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar, 11(01), 57–64.
Rahmi, A., & Rahma, G. (2020). Pengetahuan Dan Sikap Sebelum Dan Sesudah Promosi
Kesehatan Tentang Pencegahan HIV / AIDS Pada Siswa SMA. JIK (Jurnal Ilmu
Kesehatan), 4(2), 124–128. https://jik.stikesalifah.ac.id/
Silalahi, C., Lampus, B. S., Akili, R., Sam, U., & Manado, R. (n.d.). HUBUNGAN
ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT TENTANG HIV / AIDS
DENGAN TINDAKAN PERAWAT TERHADAP PENDERITA HIV / AIDS DI
RUMAH SAKIT PANCARAN KASIH MANADO THE RELATIONS BETWEEN
KNOWLEDGE AND ATTITUDES OF NURSE ABOUT HIV / AIDS WITH NURSE
ACTION TO MEDICAL PATIENT OF HIV / AIDS IN PANCARAN KASIH
MANADO HOSPITAL Bidang Minat Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat
33
Sri Handayani , Eliza Arman, I. A. (2018). Hubungan Peranan Lingkungan Terhadap
Kejadian HIV / AIDS Relationship of Environmental Role to HIV / AIDS Private
Vocational School. Jurnal Manajemen Kesehatan Yayasan RS.Dr.Soetomo, 4(2),
134–143.
34