disebut mutlak.30
menjadi baik, tidak korupsi, baik, benar, adil, salah, jujur atau secara
30
Abdul Wahab Khalaf, Kaidah-Kaidah Hukum Islam (lmu Ushul Fiqih), (Bandung
Rajawali Pres, 1993), hlm. 142.
31
Muhammad Khalid Masud, Filsafat Hukum Islam dan Perubahan Sosial, (Surabaya:
Al-Ikhlas, 1885), hlm. 153.
32
Haroen Al-Habsy, Kamus al-Kautsar,Yayasan Pesantren Islam, (Bangil: Pesantren
Press, 1992, hlm. 217.
22
23
kepadanya tidak ada dalil khusus yang menunjukkan tentang diakui atau
tidaknya.35
33
Muhammad Muslihuddin, Hukum Darurat dalam Islam, (Bandung: Pustaka Setia,
1985), hlm. 134.
34
Yusuf Qardlawi, Keluasan dan Keluesan Hukum Islam, (Semarang Diana Utama, Cet I,
1985), hlm. 10.
35
Muhammad Abu Zahroh, Ushul Fiqih, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1994), hlm. 279.
24
membaginya kepada:
hilang mafqu>d.36
kemaslahatan pribadi.
yaitu:
36
Nasroen Haroen, Ushul Fiqh I, (Jakarta: Logos, 1996), hlm. 116.
25
menjadi 3, yaitu:
adalah sandal atau alas kaki sebanyak 40 kali (H.R Ahmad Ibn
37
Nasroen Haroen, Ushul Fiqh I, (Jakarta: Logos, 1996), hlm. 117.
26
bicaranya tidak bisa dikontrol dan diduga keras akan menuduh orang
lain berbuat zina. Hukuman untuk seseorang yang menuduh orang lain
adanya dugaan keras, menuduh orang lain berbuat zina akan muncul
dari orang yang mabuk, maka ‘Umar Ibn al-Khat{t{a>b dan 'Ali Ibn
Cara melakukan qiyas (analogi) ini, menurut para ulama usu>l fiqh
berbuat zina
orang fakir miskin (H.R al-Bukha>ri dan Muslim), Al-Lais| Ibn Sa’ad
baru dikenakan hukuman puasa dua bulan berturut- turut. Oleh sebab
yang asing, atau kemaslahatan yang sama sekali tidak ada dukungan
dari syarak, baik secara rinci maupun secara umum. Para ulama
dalil syarak atau nas yang rinci tetapi didukung oleh sekumpulan
mengenai kejadian atau masalah yang hukumnya tidak ada nas, ijmak,
mursalah ini tidak berlangsung terus lantaran diakui oleh syarak.39 Adapun
aktual. Karena itu, jika tidak ada syariat hukum yang berdasarkan
38
Yusuf Qardlawi, Keluasan dan Keluesan Hukum Islam, (Semarang: Diana Utama, Cet
I), hlm. 9.
Abdul Wahab Khalaf, Kaidah-Kaidah Hukum Islam (lmu Ushul Fiqih), (Bandung
39
dilakukan oleh para sahabat, tabiin dan para mujtahid, akan tampak
40
Abdul Wahab Khalaf, Kaidah-Kaidah Hukum Islam (lmu Ushul Fiqih), (Bandung
Rajawali Pres, 1993), hlm. 144.
41
Abdul Wahab Khalaf, Kaidah-Kaidah Hukum Islam (lmu Ushul Fiqih), (Bandung
Rajawali Pres, 1993), hlm. 144.
30
dipakai sebagai dasar pembentukan hukum.42 Syarat itu ada tiga macam,
yaitu:
hukum.
atau beberapa orang saja. Karena itu hukum tidak bisa disyariatkan
berlawanan dengan tata hukum atas dasar ketetapan nas dan ijmak.
yang tidak bisa dibenarkan Sebab maslahat yang demikian itu adalah
batal.43
berdasarkan penalaran.
43
Abdal Wahab Khalaf, Kaidah-Kaidah Hukum Islam (Ilmu Ushul Fiqih), (Bandung:
Rajawali Press, 1993), hlm. 146.
44
Umar Syihab, Hukum Islam dan Transformasi Pemikiran, (Semarang: Dina Utama,
1996), hlm. 29.
32
didalamnya.
manusia.46
menolak kemudaratan.
Dalam menerapkan akidah fikih, setidaknya ada tiga hal yang perlu
diperhatikan penggunanya
digunakan.
45
Muhammad Muslihuddin, Hukum Darurat dalam Islam, (Bandung: Pustaka Setia),
hlm. 40.
46
Hasby ash-Shiddiqy, Teori Maslahah Mursalah, (Jakarta: Pustaka Setia, 2007), hlm.
354.
33
lebih luas.
Secara literal nikah sirri berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari
dua kosa kata yaitu “nikah” dan “sirri”. Nikah yang menurut bahasa
47
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga,
(Jakarta: Balai Pustaka, 2001), hlm. 518.
48
Muhammad bin Ismail Al-Kahlany, Subul Al Salam, (Bandung: Dahlan, tt, Jilid 3), hlm.
109.
34
persetubuhan (coitus), juga untuk arti akad nikah.49 Sedangkan kata sirri
untuk umum.
yang sudah cukup umur yang dilangsungkan di hadapan dan dicatat oleh
al-‘ursy).51
49
Abd.Rahman Gazaly, Fiqh Munakahat, (Jakarta, Kencana, 2006), hlm. 7.
50
Abddullah bin Nuh dan Umar Bakri, Kamus Arab Indonesia Inggris, (Jakarta: Penerbit
Mutiara, tt), hlm.132.
51
Kiswati, Tsuroya dkk, Perkawinan di Bawah Tangan (Sirri) dan Dampaknya Bagi
Kesejahteraan Istri dan Anak di Daeah Tapal Kuda Jawa Timur, (Surabaya: Pusat Studi Gender
IAIN Sunan Ampel, 2004).
35
bersekolah. Pernikahan ini atas inisiatif dari orang tua kedua belah pihak
yang lebih akrab. Biasanya setelah akad nikah mereka belum kumpul
serumah dulu. Setelah mereka tamat sekolah dan telah mencapai umur
bawah.52
dilakukan oleh seseorang yang mampu secara ekonomi, akan tetapi karena
alasan tidak mau repot dengan segala macam urusan administrasi dan
birokrasi sehingga atau karena alasan lain, maka ia lebih memilih nikah
sirri saja.53
52
Ibid.
53
Kiswati, Tsuroya dkk, Perkawinan di Bawah Tangan (Sirri) dan Dampaknya Bagi
Kesejahteraan Istri dan Anak di Daeah Tapal Kuda Jawa Timur, (Surabaya: Pusat Studi Gender
IAIN Sunan Ampel, 2004).
36
model terakhir adalah yang paling relevan dengan topik bahasan dalam
tulisan ini. Dengan demikian, yang dimaksud dengan nikah sirri dalam
tulisan ini ialah suatu pernikahan yang tidak dicatatkan di Kantor Urusan
Agama atau dengan kata lain disebut dengan nikah di bawah tangan.
Hukum nikah sirri dalam Islam adalah sah sepanjang hal-hal yang
menjadi dan rukun nikah terpenuhi, dimana rukun nikah dalam agama
Jika dalam pelaksanaan nikah sirri rukun nikah yang tertera di atas
Islam, hanya saja tidak tercatat dalam buku catatan sipil. Dan proses nikah
tersebut tidak dianggap sah menurut syariat Islam, dalam hadis disebutkan:
KHI, tidak ada satu katapun yang menyebut nikah sirri. Yang dibahas
adalah pernikahan secara umum. Hal ini menunjukkan bahwa nikah sirri
a. Undang-undang Perkawinan
55
Wah{bah al-Zuhaili, al-Fiqhu al-Islami Wa Adillatuhu, (Beirut: Da>r al-Fikr, vol. VII),
hlm. 688.
56
Mahmud Yunus, Hukum Perkawinan Dalam Islam, (Jakarta: Hidakarya Agung, 1979)
cet. Kedelapan, hlm. 176.
57
Saidus Syahar, Undang-Undang Perkawinan Dan Pelaksaanya Ditinjau Dari Segi
Hukum Islam, (Bandung: Alumni, 1981), hlm. 22.
38
dilangsungkan.
alasan yang penting diberikan oleh Camat (atas nama) Bupati Kepala
Daerah.58
Bab tentang perkawinan diatur dalam buku satu tentang orang bab
Perkawinan.
dalam pasal 50. “Semua orang yang hendak kawin harus memberitahukan
kehendak itu kepada pegawai pencatat sipil tempat tinggal salah satu dari
58
Neng Djubaidah, Pencatatan Perkawinan Dan Perkawinan Tidak Dicatat Menurut
Hukum Tertulis Di Indonesia Dan Hukum Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 2010), hlm. 347.
59
Abdus Shomad, Hukum Islam: Penormaan Prinsip Syariah dalam Hukum Indonesia
(Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 309.
39
sirri.
60
Cik Hasan Bisri, Kompilasi Hukum Islam (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999),
hlm.145.
40
1) Ulama klasik
2) Ulama Kontemporer
ٌب ِإاَّل بِ ِه فَهُ َو َوا ِجب ِ َمااَل يَتِ ُّم ْال َو
ِ اج
Artinya : “tidak sempurna suatu kewajiban kecuali dengan sesuatu,
maka adanya sesuatu itu menjadi wajib hukumnya.”
luhur itu, maka segala peraturan yang telah ada sebelumnya dalam
hukumnya.
2) Muhammadiyah
(HR. Tirmiz|i), dan ijab qabul pernikahan seperti ini sah menurut
agama. Artinya nikah sirri yang ada dalam masyarakat ini tidak
62
Damsyi Hanan, “Pengertian Yuridis Sahnya Suatu Perkawinan (Catatan Terhadap
Dua Putusan Kasasi Yang Bertentangan)”, Jurnal Mimbar Hukum No.23 Thn. VI 1995.
43
ketentuan yang lain yaitu aturan yang dibuat oleh pemerintah yang
keatas. Sebut saja kasus nikah sirri Aceng Fikri, mantan Bupati Garut dan
kasus nikah sirri Syekh Puji beberapa tahun silam. Kondisi demikian
untuk mengetahui berapa besar persentase pelaku nikah sirri dan faktor
apa saja yang menjadi pemicu terjadinya pernikahan sirri tersebut masih
madani.63
63
Abdus Shomad, Hukum Islam: Penormaan Prinsip Syariah dalam Hukum Indonesia,
(Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 77.
45
biaya pencatatan perkawinan ini harus jadi catatan penting bagi para
Ulfah dan kasus pernikahan sirri Aceng Fikri, mantan Bupati Garut,
64
Nasiri, Praktik Prostitusi Gigolo ala Yusuf Al-Qardawi (Tinjauan Hukum Islam)
(Surabaya: Khalista,2010), hlm. 45-46.
46
massa tersebut, dapat kita pahami terdapat dua hal yang diabaikan
dan kedua, dalam kasus pernikahan sirri Syekh Puji, beliau tidak
mengidolakannya.
tersebut multi tafsir dan juga tidak disertai sanksi bagi mereka yang
berlaku selama ini masih memberi ruang gerak yang cukup luas bagi
sederhana dan lebih cepat mencapai tujuan yaitu kawin itu sendiri.
1. Dampak Positif:
a) Menghindari zina.
2. Dampak Negatif
b. Tidak ada kekuatan hukum bagi istri dan anak dalam harta
waris.67
nafkah.
67
Ibid, hlm. 154.