Pelestarian Batik Sebagai Kekayaan Budaya Melalui Event BBF (Banyuwangi Batik Festival) Kabupaten Banyuwangi-1
Pelestarian Batik Sebagai Kekayaan Budaya Melalui Event BBF (Banyuwangi Batik Festival) Kabupaten Banyuwangi-1
Diusulkan Oleh :
(Luky Nor Fahmi/0012464519/2017-2018)
(Nafis Kumala/0011223951/2017-2018)
(Mohammad Zulfi Ardiansyah/0022617833 /2017-2018)
i
ii
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................iv
ABSTRAK ..........................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1
A. LATAR BELAKANG .............................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH ........................................................................2
C. TUJUAN PENELITIAN .........................................................................2
D. MANFAAT PENELITIAN .....................................................................3
BAB II KAJIAN PUSTAKA ..............................................................................4
A. BUDAYA ................................................................................................4
B. BATIK.....................................................................................................5
C. KAJIAN AYAT ......................................................................................8
iv
BAB V PENUTUP ..............................................................................................19
A. KESIMPULAN .......................................................................................19
B. SARAN ...................................................................................................19
LAMPIRAN ........................................................................................................26
v
PELESTARIAN BATIK SEBAGAI KEKAYAAN BUDAYA MELALUI
EVENT BBF (BANYUWANGI BATIK FESTIVAL) KABUPATEN
BANYUWANGI
Yang artinya : Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang
ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.
vi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan suatu negara yang memiliki berbagai macam suku,
ras, dan agama yang tersebar ke seluruh pelosok wilayah nusantara. Setiap lapisan
masyarakat Indonesia berasal dari latar belakang yang berbeda, hal ini
menyebabkan Indonesia memiliki berbagai macam kebudayaan atau kepercayaan
tersendiri yang mencirikhaskan keunikan tiap daerah di nusantara. Kebudayaan
yang ada di Indonesia berasal dari tingkah laku masyarakat yang dianggap baik
dan diwujudkan dalam kegiatan sehari hari.
Nenek moyang bangsa Indonesia telah menciptakan sebuah karya seni
berupa budaya yang sangat eksotis yaitu batik, Seperti yang ada di Banyuwangi,
karakteristik masyarakat Banyuwangi yang ulet atau “tlaten” diwujudkan dalam
sebuah budaya yang dilakukan dengan cara menggambar diatas sebuah media
berupa kain menggunakan lilin yang disebut dengan malam, kemudian dituangkan
dalam sebuah wadah yang disebut canting dan melalui proses khusus dalam
pembuatannya. Batik muncul di Banyuwangi sejak zaman kerajaan Majapahit
pada tahun 1665 M, batik Banyuwangi merupakan salah satu batik tertua yang ada
di Indonesia, hingga saat ini motif asli dari Banyuwangi sendiri berjumlah 44
motif batik. Batik Banyuwangi mulai diperkenalkan pada masyarakat luas sekitar
tahun 1990 melalui seorang pekerja dari Dinas Penerangan, yakni bapak Purnomo
Shidiq. Seiring berjalannya waktu pemkab Banyuwangi terus mengupayakan agar
batik Banyuwangi terus dilestarikan. Salah satunya melalui event BBF
(Banyuwangi Batik Festival).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa penyebab budaya batik menjadi kebudayaan yang tetap dilestarikan di
Banyuwangi ?
2. Bagaimana pengaruh event BBF (Banyuwangi Batik Festival) terhadap
perkembangan batik di Banyuwangi ?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Mengetahui penyebab budaya batik menjadi kebudayaan yang tetap
dilestarikan di Banyuwangi.
2. Mengetahui pengaruh BBF (Banyuwangi Batik Festival) terhadap
perkembangan batik Banyuwangi.
3
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi siswa, dapat digunakan sebagai sumber rujukan atau sumber referensi
untuk lebih mengetahui tentang budaya batik Banyuwangi.
2. Bagi peneliti, yaitu dapat mengetahui serta mengekplore lebih dalam
mengenai budaya batik Banyuwangi.
3. Bagi pembaca, sebagai sumber ilmu pengetahuan mengenai produk karya
seni masyarakat Banyuwangi yang berupa batik tradisional.
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. BUDAYA
Budaya adalah hasil cipta karsa dari masyarakat berupa tingkah laku
kehidupan masyarakat sehari hari yang dianggap baik serta memiliki tata cara
tertentu dalam pelaksanaannya. Kebudayaan atau culture dalam bahasa Belanda
dan culture dalam bahasa Inggris, berasal dari bahasa latin colere yang berarti
mengolah, mengerjakan, menyuburkan dan mengembangkan. Dari istilah ini
berkembanglah arti culture sebagai “segala daya dan aktivitas manusia untuk
mengolah dan mengubah alam (Setiawan Sabana dan Acep Irawan, 2007:69)
buddhi yang berarti budi atau akal, kalau disatukan menjadi akal budi.
Pendapat lain mengatakan bahwa budaya adalah perkembangan dari kata
majemuk budi-daya yang berarti daya dari budi, karena itu budaya dan
kebudayaan memiliki makna yang berbeda, budaya adalah daya dari budi yang
berupa cipta, karsa, dan rasa sementara kebudayaan adalah hasil dari cipta, rasa
dan karsa tersebut. Menurut M.A.W Brouwer sebagaimana mengutip Hannah
Arendt “studi kebudayaan ialah studi dari tingkah laku manusia”. Kebudayaan
atau secara agak lebih mendalam disebut peradaban memiliki definisi yang luas
meliputi pemahaman perasaan suatu bangsa yang kompleks entah itu menyangkut
pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat (kebiasaan), dan
pembawaan lain yang diperoleh dari anggota masyarakat (Taylor, 1897).
Budaya merupakan wujud yang abstrak dari kebudayaan. Sistem budaya
atau cultural merupakan ide-ide dan gagasan manusia yang hidup bersama dalam
suatu masyarakat. Gagasan tersebut tidak dalam keadaan terlepas satu dari yang
lainnya, tetapi selalu berkaitan dan menjadi suatu sistem. Dengan demikian sistem
budaya adalah bagian dari kebudayaan. Yang diartikan pula adat istiadat. Adat
istiadat mencakup nilai sistem budaya, norma-norma yang ada menurut pranata
yang ada di dalam masyarakat yang bersangkutan termasuk norma agama. Fungsi
sistem budaya dalam menata dan memantapkan tindakan-tindakan serta tingkah
laku manusia .
5
Banyuwangi sebagai salah satu destinasi wisata yang ada di Jawa Timur,
memiliki berbagai macam kebudayaan yang tersebar di seluruh wilayah
Banyuwangi. Semakin dalam menyusuri pelosok Banyuwangi, akan semakin
banyak anda temukan berbagai keunikan adat, tradisi yang hidup dan berkembang
dikalangan masyarakat osing, yaitu masyarakat asli Banyuwangi yang merupakan
keturunan kerajaan Belambangan (Tri Edy Margono, 2009:7).
B. BATIK
Indonesia merupakan sebuah negara yang kaya akan berbagai macam
budaya, nenek moyang kita telah mendirikan negara Indonesia kaya akan segala
adat istiadat yang mencirikhaskan keaslian serta pesona keindahan wilayah
nusantara, diantara sekian banyak budaya yang tersebar diseluruh Indonesia, batik
adalah salah satu budaya yang sudah mendarah daging dan bukan hal asing lagi
bagi masyarakat Indonesia, menurut Kawindro Susanto Isyanti (2003:63)
menyatakan bahwa batik berdasarkan etimologinya sebagai berikut. Kata
membatik adalah rangkaian kata mbat dan tik. Mbat dalam bahasa Jawa diartikan
sebagai ngembat atau melempar berkali-kali, sedangkan tik berasal dari kata titik.
Dari penjelasan tersebut kata membatik diartikan sebagai melempar titik berkali-
kali pada sehelai kain. Ada juga yang mengatakan bahwa kata batik berasal dari
kata mbat dan tik. Dalam Bahasa Jawa Kuno (kromo inggil), kata menulis berarti
nyerat dan membatik pun disebut sebagai nyerat. Jadi, membatik adalah
menggambar atau mencoret-coret dengan lilin (malam) pada kain yang berisikan
motif-motif ornamen.
Pengertian batik dapat ditinjau dari beberapa aspek, baik dari katanya
(Batik), prosesnya yaitu teknik penutupan lilin, dan hasil dari proses batik. Sampai
saat ini pengertian batik oleh para ahli masih belum terdapat kesepakatan
pendapat, meskipun demikian telah banyak para ahli yang berusaha
mengemukakan pendapat, diantaranya adalah Van Roojen (2001:9) yang
menyatakan bahwa batik merupakan kegiatan yang melapisi kain dengan lilin
yang berfungsi sebagai penghalang warna dan berkembang di Indonesia.
6
Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan budaya yang beragam,
keanekaragaman yang sangat penting bagi kita untuk dilestarikan keberadaannya.
Salah satu warisan budaya yang menjadi identitas bangsa kita adalah batik. Batik
merupakan warisan budaya asli bangsa Indonesia, yang penting untuk kita
lestarikan keberadaannya (Azhar Prasetyo, 2008:9). Menurut arti kamusnya batik
yaitu gambaran atau hiasan pada kain yang pengerjaannya melalui proses
penutupan dengan bahan lilin atau malam yang kemudian dicelup atau diberi
warna. Sedangkan batik itu sendiri adalah kain bergambar, berhiasan dengan
proses pembuatan yang khusus menggunakan lilin atau malam pada kain,
kemudian pengolahannya diproses menggunakan cara tertentu. Pembuatan batik
pada kain memerlukan ketelitian dan kesabaran karena semua proses dikerjakan
menggunakan tangan. Hal itu menjadikan batik menjadi kain yang memiliki
keistimewaan yang menarik.
Pada perkembangannya batik tidak hanya terbatas pada bahan dasar kain
mori saja, akan tetapi membatik bisa juga diterapkan pada media lain, diantaranya
kayu, batu. Pada mulanya bentuk dan fungsi kain batik hanya sebagai keperluan
busana tradisional dikalangan bangsawan kerajaan, yang tumbuh dan
berkembang penuh dengan filsafat budaya Jawa yang mengacu pada nilai-nilai
budaya yang masih kental sedangkan pada rakyat biasa batik pada awalnya
digunakan sebagai bahan sandang kehidupan sehari-hari yaitu sebagai penutup
tubuh atau pakaian. Biasanya batik lebih sering digunakan sebagai sebuah
selendang atau jarik dalam bahasa Jawa yang berarti selembar kain yang
dililitkan pada tubuh sehingga pada umumnya akan menutupi bagian bawah
tubuh.
Batik merupakan wahana dalam mengekspresikan estetika. Dalam hal ini
batik Banyuwangi dulu dikenal dengan sebutan batik Gajah Oling yang
merupakan perwujudan nilai estetika ragam hias khas Banyuwangi (Ike
Rahmawati, S.Pd.,M.Pd, 2011:8). Banyak yang bisa diambil untuk mendasari
konsepsi sejarah estetika Belambangan dengan melihat dalam tinggalan-tinggalan
yang ditemukan didalam gua yang terdapat di alas Purwo (semenanjung
belambangan) atau tinggalan-tinggalan lain.
8
C. KAJIAN AYAT
Dalam firman Allah swt. Q.S. Al-A’raf : 199, yang berbunyi..
Artinya : : Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf,
serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.
Berdasarkan ayat diatas, Allah memerintahkan Nabi Muhammad saw. agar
menyuruh umatnya mengerjakan yang ma’ruf, maksud dari kata urf dalam ayat
diatas adalah tradisi yang baik. Batik sebagai salah satu budaya yang telah lama
berkembang di Banyuwangi merupakan budaya yang memiliki dampak positif di
Banyuwangi. batik dalam proses pembuatannya memerlukan ketenangan dan
kesabaran dikarenakan batik merupakan budaya yang masih mengedepankan
prinsip budaya. Dalam agama islam kita diajarkan untuk bersikap tenang, tidak
tergesa gesa dalam melakukan sesuatu serta kesabaran yang berarti dalam
menjalani kehidupan, kita di ajarkan untuk selalu bersikap sabar dalam
menghadapi setiap cobaan. Karena itulah dalam perkembangannya batik menjadi
budaya yang tetap dilestarikan oleh masyarakat dikarenakan batik memiliki nilai
moral yang tinggi dalam menjalankan kehidupan.
9
BAB III
METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Berdasarkan judul penelitian ‟Pelestarian Batik Sebagai Kekayaan Budaya
Melalui Event BBF (Banyuwangi Batik Festival) Kabupaten Banyuwangi‟ maka
penelitian ini berjenis penelitian deskriptif kualitatif atau sering disebut metode
penelitian naturalistic karena penelitianya dilakukan pada kondisi alamiah,
sehingga data yang ditulis sesuai dengan apa yang telah di temukan oleh peneliti
tanpa mengurangi ataupun menambah keadaan data yang telah ada.
B. SUMBER DATA
Sumber data adalah tempat di dapatkannya data yang diinginkan. Sumber
data penelitian ini adalah Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Pariwisata,
Pusat Batik Banyuwangi.
D. ANALISIS DATA
Analisis data kualitatif menurut Bogdan dan Biklen Moleong (2011: 248)
adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
mengorganisasikan data, memilah-memilahnya menjadi satuan yang dapat
dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang
penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan
kepada orang lain. Maka teknis analisis data dalam penelitian ini yaitu, (1) reduksi
data (2) penarikan kesimpulan.
10
BAB IV
dijadikan bahan atau produk jual beli yang mampu bersaing dengan produk kain
lain di pasaran. Seiring berjalannya waktu terbentuklah usaha kecil menengah
yang disebut UKM, UKM ini berdiri untuk memproduksi dan mendistribusikan
produk batik, sehingga batik bukan hanya menjadi sebuah budaya melainkan
sebagai usaha yang dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat. Batik juga
merupakan lapangan pekerjaan yang mudah di lakukan oleh semua orang. Hal ini
dikarenakan batik dalam pembuatannya cukup membutuhkan kain yang di tulis
dengan menggunakan canting, serta membutuhkan teknik khusus dalam
pembuatannya. Hingga saat ini batik masih menjadi ciri khas dari masyarakat
Banyuwangi, sekarang batik Banyuwangi bukan hanya digunakan sebagai bahan
sandang pakaian namun, juga digunakan sebagai sebagai bahan karya seni seperti,
dekorasi ruangan dan furniture, batik memiliki motif yang berpola khusus
sehingga pantas apabila digunakan sebagai motif kombinasi suatu ruangan.
Dalam perkembangannya batik Banyuwangi mulai berpengaruh besar di
masyarakat Banyuwangi sejak tahun 2013 yaitu pada saat UKM Sayuwiwit
sebagai salah satu UKM tertua yang ada di Banyuwangi. Untuk mempromosikan
produk batik, batik disambut hangat oleh masyarakat. Pada awalnya produk batik
Sayuwiwit hanya dijual di sekitar wilayah UKM saja, namun secara perlahan
distribusi produk dari Sayuwiwit sudah menjalar hingga hampir ke seluruh
wilayah Banyuwangi. Seiring berjalannya waktu UKM lain mulai muncul dan
ikut mempromosikan produk batik Hingga saat ini UKM batik Banyuwangi yang
berada dibawah naungan Disperindag (Dinas Perindustrian dan Perdagangan)
secara resmi berjumlah 13 anggota Yang berasal dari berbagai wilayah di
kabupaten Banyuwangi. Berkat hal tersebut sekarang batik Banyuwangi menjadi
budaya yang dikenal luas oleh masyarakat, selain itu batik Banyuwangi juga
menjadi sarana bagi pemerintah untuk mengurangi dampak globalisasi yaitu
pengangguran. Dari hasil yang penulis peroleh karyawan-karyawan yang bekerja
di UKM Banyuwangi rata-rata berasal dari penduduk sekitar dan daerah luar
sekitar wilayah tempat tinggal, dan sebagian besar karyawan yang diambil
merupakan karyawan yang tidak berprofesi atau sebagai pengangguran. Batik
menurut pandangan orang Banyuwangi bukan hanya sebuah kain melainkan
sebuah warisan nenek moyang yang tidak ada harganya seperti yang dikatakan
13
bapak Antok “batik bukanlah sebuah kain biasa melainkan sebuah warisan yang
tidak ada harganya, batik lebih berharga daripada uang, kami lebih menghormati
sebuah warisan daripada uang”.
Para UKM batik yang ada di Banyuwangi memasarkan produk batik
dikarenakan batik memiliki peluang yang besar untuk berkembang dan bersaing di
pasaran nasional, pada beberapa tahun terakhir berdasarkan hasil yang penulis
peroleh, UKM batik Banyuwangi mengalami peningkatan dalam segi pendapatan.
Hal ini selain karena faktor wilayah namun juga disebabkan oleh keunikan motif
batik Banyuwangi menurut Wahyu Tri Sulo Dai UKM Pandawa ”saya memilih
batik Banyuwangi karena saya tinggal di Banyuwangi dan lebih berseni, ketika
dijual di daerah luar Banyuwangi seperti solo dan pekalongan harganya lebih
mahal.” Setiap daerah memiliki ciri khas motif serta keunikan motif tersendiri.
Yang menjadikan motif batik Banyuwangi lebih berseni adalah pada proses
pembuatannya, batik Banyuwangi dalam pembuatannya banyak yang masih
menggunakan cara manual yaitu tulis sehingga keaslian serta keorisinilannya
masih sangat terjaga, bila batik cap terlihat rapi maka batik tulis terlihat tidak rapi.
Akan tetapi hal tersebut yang menjadikan batik menjadi lebih berseni, karena akan
memperlihatkan hasil karya yang unik serta lebih menarik.
gempal, sekar jagad Belambangan, kopi pecah, dan gedhegan tahun ini
pemerintah kabupaten Banyuwangi mengangkat tema blarak sempal sebagai tema
utama perhelatan tahunan bumi Belambangan. Event BBF diadakan dengan tujuan
untuk melestarikan budaya batik dan juga sebagai sarana untuk memperkenalkan
salah satu unsur wisata budaya yang ada di Banyuwangi. Event ini dilakukan
ditengah Gencarnya pariwisata yang dilakukan pemerintah Banyuwangi
dikarenakan produk batik yang menopang bagi produk tradisional yang lain.
Apabila produk tradisional batik meningkat maka produk tradisional yang lain
akan ikut terangkat.
BBF memiliki dampak yang positif bagi para UKM yang ada di
Banyuwangi adanya event BBF membantu para pengerajin batik untuk
memasarkan dan mengenalkan produk mereka kepada masyarakat. Wahyu Tri
Sulo menuturkan bahwa “sangat terbantu karena selain mengenalkan batik juga
meningkatkan penghasilan saya, 3 hari selama BBF saya mendapatkan
keuntungan tak kurang dari 150 juta” penuturan yang lain dari owner Tatzaka
Edy Fitriyanto mengatakan bahwa “BBF sangat membantu karena menarik
wisatawan luar daerah” sementara owner dari Suruh Temurose mengatakan
“BBF sangat membantu untuk pemasaran produk batik”. Event Banyuwangi batik
festival ini juga merupakan event yang mewadahi para desaigner batik daerah
untuk lebih mengembangkan skill atau kemampuan dalam dunia seni nasional
agar karya seni batik Banyuwangi semakin mengalami peningkatan dan juga
menjadi sorotan bagi seniman luar daerah. Pada event ini disediakan stan untuk
para UKM memamerkan produk dari UKM masing-masing. Selain itu disetiap
UKM diharuskan membawa moif batik lama dan motif batik yang telah
dimodifikasi sesuai tema yang telah ditentukan, event tersebut juga sebagai ajang
untuk mempromosikan keunggulan masing-masing UKM.
a. UKM Pandawa
UKM Pandawa merupakan sebuah usaha kecil menengah yang
memproduksi dan mendistribusikan batik di daerah Banyuwangi, UKM Pandawa
berdiri pada tahun 2016 dengan modal awal lima puluh juta rupiah. Usaha ini
didirikan dikarenakan pendiri usaha melihat peluang yang cukup besar untuk
perkembangan produk batik khususnya di daerah kabupaten Banyuwangi.
15
Produksi batik pertama kali yang dilakukan UKM Pandawa bertempat di desa
Pakis Haji yang sekarang berada di Karang Anyar. Pada awalnya usaha ini hanya
memproduksi satu jenis motif batik yaitu Gajah Oling, dikarenakan pada saat itu
motif tersebut banyak di minati oleh konsumen. Seiring berjalannya waktu UKM
Pandawa terus melakukan peningkatan jumlah motif yang sampai saat ini
semuanya berjumlah 52 motif batik, disetiap motif batik yang diproduksi
memiliki ikon atau ciri khas batik Banyuwangi yaitu motif Gajah Oling. Menurut,
Wahyu Tri Sulo “alasan memilih batik Banyuwangi karena bertempat di daerah
Banyuwangi dan lebih berseni, ketika dijual di daerah luar Banyuwangi seperti
Solo dan Pekalongan harganya lebih mahal”. Dari pernyataan beliau
menunjukkan bahwa batik Banyuwangi memiliki keunggulan tersendiri dibanding
batik dari daerah lain, batik Banyuwangi memiliki motif yang lebih berantakan
sehingga terlihat lebih berseni jika dibandingkan dengan batik dari luar daerah
yang terlihat lebih rapi, beliau juga menambahkan bahwa ” jumlah desaigner
batik Banyuwangi masih sedikit” dari pernyataan ini lebih menegaskan bahwa
batik Banyuwangi memiliki peluang yang besar untuk besaing dengan produk
pemasaran yang lain,
UKM Pandawa sendri merasa bangga kepada pemerintah kabupaten
Banyuwangi mengadakan event BBF (Banyuwangi Batik Festival) karena dengan
diadakannya event tersebut omset UKM Pandawa mengalami peningkatan yang
signifikan seperti yang dituturkan oleh Wahyu atri Sulo. “Selama event BBF,
dalam waktu tiga hari mampu menghasilkan penghasilan lima puluh juta,setelah
event tersebut omset kami naik dari seratus juta per bulan menjadi seratus lima
puluh juta per bulan”. Beliau juga menambahkan “kami merasa khusunya saya
sendiri merasa terbantu dengan adanya event BBF karena membantu pemasaran
produk batik kami”
b. UKM Tatzaka
UKM Tatzaka adalah usaha yang memproduksi produk batik. Usaha ini
didirikan pada tahun 2010 yaitu terletak di desa Tampo. Dengan modal awal lima
juta. Motif pertama yang diproduksi UKM Tatzaka adalah motif kangkung
stingkes. Hingga saat ini jumlah motif yang di produksi berjumlah 65 motif batik.
Alasan beliau mendirikan UKM Tatzaka dikarenakan batik pada saat itu sangat
16
digemari masyarakat. Seperti yang dikatakan bapak Edy Fitriyanto “pada saat itu
batik sangat ngetren lek ngarani, karena batik menjadi pakaian tradisional dan
bahan sandang masyarakat”.
UKM Tatzaka mengalami peningkatan pendapatan yang signifikan setelah
diadakannya event BBF (Banyuwangi Batik Festival) dikarenakan event tersebut
membantu pengusaha batik dalam mempromosikan produk batik Banyuwangi.
Edy Fitriyanto “event batik berpengaruh banget soalnya yang jadi jujukan
masyarakat luar daerah adalah batik, batiknya mana?. Jadi selain pariwisata
juga yang dicari adalah batik”. UKM Tatzaka menegaskan bahwa batik harus
tetap dilestarikan dikarenakan batik memberikan pendapatan yang cukup fantastis,
yaitu dikisaran tiga puluh hingga lima puluh juta rupiah per bulan. Setelah
diadakannnya Banyuwangi Batik Festival pendapatan UKM Tatzaka terus
mengalami peningkatan per tahun sebesar 10% dalam kurun waktu dua tahun
terakhir. Selain itu, Event BBF juga berpengaruh terhadap pariwisata asing yaitu
dengan meningkatnya jumlah pengunjung asing di UKM Tatzaka yaitu dari 1%
menjadi 5% dari jumlah pengunjung di toko Tatzaka. Bapak Edy fitriyanto
mengatakan “karena BBF menarik wisatawan luar maka saya berharap
pemerintah lebih mendukung terkait batik, meskipun mengangkat tema-tema lain.
Seperti Banyuwangi diharapkan juga menetapkan kebijakan untuk menggunakan
batik tulis bukan batik cap”.
diproduksi pada awalnya hanya 1 sampai 3 motif batik namun sekarang UKM
Suruh Temuruse sudah mengeluarkan 44 motif batik asli Banyuwangi.
Sebagai UKM yang masih baru berdiri, Suruh Temurose tergolong UKM
yang maju. Dengan modal awal yang sedikit, Suruh Temurose sukses berkembang
sebagai UKM yang unggul dan mampu bersaing dengan UKM lain yang sudah
lebih dahulu berdiri di kabupaten Banyuwangi. Perkembangan pesat pada Suruh
Temurose terjadi dikarenakan pendiri UKM yaitu bapak Hadi mampu untuk
memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh produk batik. Perkembangan UKM ini
semakin meningkat setelah adanya progam pemerintah kabupaten Banyuwangi
yaitu BBF (Banyuwangi Batik Festival). Menurut bapak Wahyu Kurniawan
selaku owner dari Suruh Temurose “ BBF (Banyuwangi Batik Festival) sangat
membantu proses pemasaran. Dengan modal hanya 150.000,00 sekarang saya
bisa menghasilkan 50.000.000,00 perbulan.”. para pengunjung UKM ini sebagian
besar berasal dari penduduk wilayah Banyuwangi akan tetapi setelah adanya event
BBF pengunjung suruh temurose banyak yang berasal dari luar daerah. Menurut
beliau batik Banyuwangi selain lebih berseni namun harganya juga lebih mahal
jika di bandingkan dari daerah lain,.” Yang mendasari batik Banyuwangi lebih
mahal adalah kualitas batik Banyuwangi sendiri” (Wahyu Kurniawan)
Pariwisata sekitar 30% wisatawan luar daerah merasa tertarik dan mengunjungi
pusat batik Banyuwangi ada yang sekedar berfoto-foto, ada juga yang memang
berniat membeli kain batik sebagai oleh-oleh, bapak Fauzi mengatakan bahwa “
batik Banyuwangi adalah batik tertua yang ada di Indonesia, orang-orang baru
mengenal batik Banyuwangi setelah batik Banyuwangi terkenal luas di
masyarakat” dari penuturan kepala Dinas Pariwisata, batik Banyuwangi sangat
berpengaruh terhadap eksistensi sektor pariwisata di Banyuwangi. Dikarenakan
Banyuwangi marupakan salah satu wilayah dengan potensi budaya yang sangat
bagus dan batik adalah salah satu budaya yang paling berpengaruh bila
dibandingkan dengan budaya yang lainnya.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Event BBF (Banyuwangi Batik Festival) memiliki pengaruh besar
terhadap batik Banyuwangi, BBF membantu dalam pelestarian serta
pengenalan batik Banyuwangi terhadap masyarakat khususnya masyarakat
Banyuwangi. Serta membantu dalam proses pemasaran produk batik
sehingga dapat meningkatkan kualitas serta kemampuan designer lokal
untuk bersaing dengan designer nasional.
Budaya batik menjadi budaya yang tetap dilestarikan di Banyuwangi
karena batik memiliki pengaruh yang besar terhadap pariwisata di
Banyuwangi, batik menjadi salah satu destinasi wisata budaya serta hasil
buah tangan yang sering dicari masyarakat luar daerah, serta batik
memiliki unsur-unsur ajaran islam yang mengajarkan manusia untuk hidup
dengan baik, karena itulah mengapa batik menjadi budaya yang tetap
dilestarikan di Banyuwangi.
B. SARAN
a. Bagi warga Banyuwangi hendaknya tetap melestarikan batik Banyuwangi
agar menjadi salah satu icon budaya di Banyuwangi.
b. Bagi siswa hendaknya lebih mencintai dan mempelajari budaya di
daerahnya sendiri.
c. Bagi pembaca dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
wawasan mengenai batik Banyuwangi. Selain itu, peneliti juga
mendapatkan pengalaman baru sehingga termotivasi untuk membuat
penelitian yang lebih baik.
20
DAFTAR PUSTAKA
1. KETUA TIM
A. Identitas Diri
1. Nama lengkap Luky Nor Fahmi
2. Jenis Kelamin Laki – Laki
3. NISN 0012464519
4. Tempat Tanggal Lahir Banyuwangi, 27 Agustus 2001
5. E-mail lukynurfahmi@gmail.com
6. Nomor Telepon/HP 087712603107
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi MI NU MTS MAN 2
TEGALSARI DIPONEGORO Banyuwangi
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk- 2008/2009- 2014/2015- 2017/2018-
Lulus 2013/2014 2016-2017 2018/2019
C. Penghargaan 10 Tahun Terakhir
2. ANGGOTA TIM 1
D. Identitas Diri
1. Nama lengkap Nafis Kumala
2. Jenis Kelamin Perempuan
3. NISN 0011223951
4. Tempat Tanggal Lahir Banyuwangi, 19 Desember
5. E-mail kumalanafis@gmail.com
6. Nomor Telepon/HP 082334866898
E. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN 5 Genteng SMPN 1 Genteng MAN 2
Banyuwangi
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk- 2008/2009- 2014/2015- 2017/2018-
Lulus 2013/2014 2016-2017 2018/2019
F. Penghargaan 10 Tahun Terakhir
3. ANGGOTA TIM 2
G. Identitas Diri
1. Nama lengkap Mohammad Zulfi Ardiansyah
2. Jenis Kelamin Laki–Laki
3. NISN 0022617833
4. Tempat Tanggal Lahir Banyuwangi, 23 Januari 2002
5. E-mail Luckyfahmi28@gmail.com
6. Nomor Telepon/HP 087863518476
H. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN 2 Genteng MTsN 8 MAN 2
Banyuwangi Banyuwangi
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk- 2008/2009- 2014/2015- 2017/2018-
Lulus 2013/2014 2016-2017 2018/2019
I. Penghargaan 10 Tahun Terakhir
4. GURU PEMBIMBING
A. Identitas Diri
1. Nama lengkap Trio Alan Mundirahayu S.Pd
2. Jenis Kelamin Perempuan
3. NIP -
4. Tempat Tanggal Lahir Jember, 9 Januari 1994
5. E-mail Alanmundirahayu@gmail.com
6. Nomor Telepon/HP 082143281263
B. Riwayat Pendidikan
S1 S2 S3
Nama Institusi Universitas Jember - -
Jurusan Pendidikan Bahasa, - -
Sastra Indonesia dan
Seni
TahunMasuk- 2012-2016 - -
Lulus
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
D. Penghargaan 10 tahunTerakhir
No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun
1 - - -
2 - - -
25
26
LAMPIRAN