Anda di halaman 1dari 15

TUGAS ANALISIS ISU INSTANSI

Disusun oleh:
NURANI,SKM
Pangkat/ Golongan: Penata Muda / IIIa
NIP. 199003302019032013

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


PROVINSI SUMATERA UTARA
MEDAN 2021

i
Latar Belakang
Penulis merupakan CPNS yang bertugas di Dinas Kesehatan Kabupaten Simalungun,
tepatnya UPTD Puskesmas Sarimatondang dengan jabatan sebagai Tenaga Penyuluh
Kesehatan Masyarakat. Penyuluh Kesehatan Masyarakat (PKM) merupakan seseorang yang
bertugas, bertanggung jawab, berwenang, dan berhak melakukan kegiatan penyuluhan
kesehatan atau promosi kesehatan kepada masyarakat. Sederhananya, PKM mengemban
tugas dan tanggung jawab melakukan penyuluhan kesehatan masyarakat atau promosi
kesehatan secara profesional guna meningkatkan kemampuan masyarakat lewat pembelajaran
dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat supaya bisa menolong diri sendiri.
Menjadi Tenaga penyuluh Kesehatan atau lebih dikenal Tenaga Promosi Kesehatan di
Puskesmas sudah di emban penulis selama lebih kurang 2 tahun belakang ini. Bertugas
melakukan penyuluhan di 15 Nagori yang ada di wilayah kerja Puskesmas Sarimatondang
dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan sukacita. Meskipun pada tahun 2020 atau
semenjak pandemik, kegiatan penyuluhan di lapangan berbasis pembinaan masyarakat seperti
MMD (Musyawarah Masyarakat Desa) tidak dapat dilakukan dengan dengan optimal.
Penulis tetap berdedikasi dengan melakukan sosialisasi di Posyandu, atau pada beberapa
individu yang datang berobat ke Puskesmas.
Puskesmas Sarimatondang merupakan salah satu sarana kesehatan yang ada di
Kabupaten Simalungun tepatnya Kecamatan Sidamanik. Puskesmas Sarimatondang ini
sendiri memiliki 3 PUSTU (Puskesmas Pembantu), 5 POSKESDES (Pos Kesehatan Desa),
dan 15 Nagori yang setiap nagorinya di tangani oleh 1 Bidan Desa. Sejak berdiri nya
Puskesmas Sarimatondang tahun 2008, Puskesmas Sarimatondang memberi dampak positif
bagi warga kecamatan Sidamanik terutama dalam hal pelayanan kesehatan baik dari segi
Prefentif maupun Kuratif.
Dalam mewujudkan pelayanan kesehatan yang optimal Puskesmas Sarimatondang
saat ini dipimpin oleh seorang dokter yang sangat berintegritas, disiplin, bertanggung jawab
dan bijaksana yaitu, dr.Sorta Tinambunan,M.Kes. Pegawai yang di pimpin beliau berjumlah
58 orang yang berkerja sesuai dengan tupoksinya masing masing dalam upaya menjalankan
pelayanan kesehatan. Berdasarkan data dan pernyataan dari berbagai pihak terdapat berbagai
permasalahan di Puskesmas Sarimatondang terkait dengan pelayanan kesehatan terutama
sejak masa pandemik.

1
Permasalahan 1: Rendahnya kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi Tablet
FE di wilayah kerja Puskesmas Sarimatondang. Mengkonsumsi tablet Fe berperan
penting dalam mencegah terjadinya anemia pada ibu hamil. Anemia pada ibu hamil
merupakan salah satu penyebab kematian ibu pada saat bersalin. Oleh karena itu kepatuhan
mengkonsumsi tablet Fe merupakan hal yang harus diperhatikan dalam menekan Angka
kematian Ibu karena melahirkan.
Berikut adalah data perbandingan ibu hamil dengan yang mengkonsumsi tablet Fe:
500
450
400
350
300
250
200 Series1

150
100
50
0
Jumlah ibu hamil Ibu hamil yang mengkonsumsi
Fe

Gambar 1.1 Grafik Perbandingan jumlah ibu hamil dengan yang mengkonsumsi Fe
"Sumber:Program KIA"
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari seluruh nagori/desa yang ada di kecamatan
sidamanik ditemukan 441 ibu hamil dan yang mengkonsumsi tablet Fe hanya 342 orang. Hal
ini disebabkan karena tidak pahamnya si ibu dengan manfaat dan akibat dari tablet Fe itu
sendiri atau ketersediaan tablet Fe sendiri dari Dinas Kesehatan yang terbatas.
Permasalahan 2: Rendahnya pengetahuan orang tua Balita dalam memantau
pertumbuhan dan perkembangan anak di posyandu wilayah kerja Puskesmas
Sarimatondang. Sejatinya perkembangan balita yang optimal dapat di lihat dari berat dan
tinggi badan anak yang ideal. Terkadang ibu yang datang membawa anaknya ke Posyandu
tidak konseling mengenai perkembangan anak yang ideal, karena mereka menganggap
setelah imunisasi maka anak sudah dinyatakan sehat.

2
Ga

Gambar 1.2 Ibu yang sedang melakukan vaksinasi pada balitanya


Sumber "Dokumentasi Jurim"

Gambar 1.3 Petugas mengisi KMS dan ibu sudah pulang


Sumber "Dokumentasi Jurim"

Dari gambar di atas dapat kita lihat bahwa ketika selesai imunisasi biasanya ibu akan
langsung membawa balitanya pulang, sementara petugas mengisi KMS(Kartu Menuju Sehat)
sendiri. Konseling tumbuh kembang anak sangat diperlukan agar si ibu mengerti status gizi
bayi nya, dampak panjangnya adalah bagi kesehatan bayi yang tidak terkontrol pertumbuhan
dan perkembenagannya.

3
Permasalahan 3: Belum optimalnya pemanfaatan media promosi kesehatan pada
masa pandemik di Puskesmas Sarimatondang. Promosi kesehatan merupakan titik tumpu
pelayanan prefentif puskesmas dalam pemberdayaan masyarakat yang Berperilaku Hidup
Sehat dan Bersih. Tetapi dalam masa pandemik ini, kegiatan promosi kesehatan terbatas
ruang geraknya karena aturan 3M dalam menekan angka Covid-19. Sementara itu seharusnya
kegiatan promosi kesehatan harus tetap berjalan yaitu dengan cara pemanfaatan media
promosi kesehatan seoptimal mungkin.
Berikut data promosi kesehatan melalui MMD (Musyawarah Masyarakat Desa):
120%
100%
80%
60%
40%
MMD 2019
20%
MMD 2020
0%
MEKAR SIDAMANIK
AMBARISAN

MANIK RAMBUNG
MANIK HATARAN

SIDAMANIK

KEBUN SAYUR

BUKIT REJO
MANIK MARAJA

BAHAL GAJAH

B U MANRIAH
SARIMATONDANG

BAH BUTONG II
TIGABOLON

BAH BUTONG I
BAH BIAK

Gambar 1.4. Grafik Perbandingan kegiatan MMD tahun 2019 dan 2020
Sumber Program Promkes"

PEMANFAATAN

Alat-alat peraga
Mobile Penyuluh Keliling
Media Cetak
Media Elektronik
Akun Media Sosial

Gambar1.5 Pie Chart.Pemanfaatan Media dalam melakukan penyuluhan


di Puskesmas Sarimatondang
Sumber :Program Promkes

4
Dari Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa pada tahun 2019 seluruh nagori telah selesai
melaksanakan MMD, sementara tahun 2020 sama sekali tidak terlaksana MMD di tiap
nagori. MMD sendiri berperan penting sebagai swadaya pembinaan masyarakat sehat karena
mencakup mengatasi permsalahan kesehatan di daerah dengan memberdayakan masyarakat.
Hal ini di benarkan juga oleh salah satu petugas Promosi Kesehatan, yaitu Helena Siahaan,
Am.Keb, SKM" Bahwa selama pandemik kegiatan Promosi kesehatan benar benar terbatas
demi membatasi mobilitas manusia dan menghindari kerumunan demi menghindari Covid-
19". Dari diagram 1.3 ditemukan bahwa panfaatann media dalam penyuluhan hanya sebatas
alat peraga kesehatan, media cetak seperti leaflet, sedangkan media elektronik belum optimal
dan mobil penyuluh keliling tidak pernah digunakan karena tidak tersedia sementara akun
media sosial tidak pernah dimanfaatkan sama sekali. Hal ini menunjukan minimnya inovasi
pemanfaatan media dalam beredukasi menjalankan promosi kesehatan. Promosi kesehatan
seharusnya tetap berjalan dengan mendayagunakan media promosi yang ada, seperti media
social sebagai sarana penyebar informasi sehingga masyarakat dapat tanggap dengan isu-issu
kesehatan terbaru di sekitarnya.
Permasalahan 4: Masih rendahnya kepatuhan peserta vaksin dalam menjalankan
Prokes (3M) di Puskesmas Sarimatondang. Vaksinasi covid-19 merupakan program
pemerintah yang di upayakan dalam menekan pandemik Covid-19. Tetapi sering sekali
masyarakat tidak mengindahkan Prokes 3 M saat melakukan vaksin Covid-19 di Puskesmas
yang justru akan menjadi klutser terbaru Covid-19.

Gambar 1.6. Peserta vaksin tidak mengindahkan social distancing


Sumber "Dokumentasi Tim Vaksinator"
Dari gambar diatas terlihat peserta vaksin yang tidak menjaga jarak saat menunggu
gilirtan untuk divaksin, padahal di setiap kursi sudah diberi tanda untuk physical distancing.
Hal ini jika tidak ditangani serius malah akan menjadi klutser Covid-19 yang baru ditengah

5
pandemik yang belum usai.
Permasalahan 5 : Rendahnya pengetahuan ibu dalam pemberian ASI Ekslusif pada
bayi di wilayah kerja Puskesmas Sarimatondang. ASI ekslusif merupakan sumber utama
dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi tanpa memberikan makanan
tambahan lain sampai umur 6 bulan. Orangtua sering sekali mengabaikan pemberian ASI
Ekslusif ini dengan memberikan makanan tambahan yang justru dapat memberi dampak
negative bagi kesehatan anaknya.
Berikut data pemberian ASI Ekslusif di Puskesmas Sarimatondang :

108
JUMLAH BAYI

BAYI USIA < 6 BULAN


DIBERI ASI EKSLUSIF
330

Gambar . 1.7. Pie Chart Perbandingan jumlah bayi dengan bayi yang diberi ASI
Sumber "Program KIA"
Dari diagram diatas terlihat bahwa jumlah bayi keseluruhan nagori 330 orang, dan yang
diberi ASI Ekslusif hanya 108 orang. Hal ini terjadi sangat siginfikan dan perlu perhatian
khusus karena pemberian makanan tambahan pada bayi sebelum umur 6 bulan dapat
memperburuk keesehatan bayi seperti sakit saluran pencernaan. Selain itu perlunya
pengkajian factor apa saja dismpaing pengetauan yang menjadi penghambat ASI Ekslusif
seperti budaya negative di lingkungan keluarga yang harus dipatahkan atau keadaan si ibu
yang tidak memungkinkan untuk memberi ASI Ekslusif.
Berdasarkan kelima permasalahan di unit kerja saya, maka diperlukan suatu bentuk
kegiatan penanggulangan demi berjalannya pelayanan kesehatan yang paripurna. Adapun
beberapa kegiatan akan saya lakukan yaitu:
1. Peningkatkan kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi Tablet FE di wilayah kerja
Puskesmas Sarimatondang
2. Peningkatkan pengetahuan orang tua Balita dalam memantau pertumbuhan dan
perkembangan anak di posyandu wilayah kerja Puskesmas Sarimatondang

6
3. Pengoptimalan pemanfaatan media promosi kesehatan pada masa pandemik di
Puskesmas Sarimatondang.
4. Peningkatkan kepatuhan peserta vaksin dalam menjalankan Prokes (3M) di Puskesmas
Sarimatondang
5. Peningkatkan pengetahuan ibu dalam pemberian ASI Ekslusif pada bayi di wilayah
kerja Puskesmas Sarimatondang.

1.2 Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi


Tugas pokok dan fungsi Puskesmas berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas adalah sebagai berikut:
Tugas Pokok :
1. Melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di
wilayah kerjanya.
2. Puskesmas mengintegrasikan program yang dilaksanakannya dengan pendekatan
keluarga.
3. Pendekatan keluarga merupakan salah satu cara Puskesmas mengintegrasikan program
untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan akses pelayanan kesehatan di
wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga.
Fungsi :
1. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) tingkat pertama di wilayah
kerjanya.
2. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama di wilayah
kerjanya.
Sesuai dengan jabatan penulis sebagai Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli Pratama
di Puskemas Sarimatondang, maka berdasarkan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor: 58/KEP/M.PAN/8/2000, tugas pokok Penyuluh Kesehatan
Masyarakat adalah :
1. Melaksanakan kegiatan advokasi, pembinaan suasana dan gerakan pemberdayaan
masyarakat,
2. Melakukan penyebarluasan informasi, membuat rancangan media,
3. Melakukan pengkajian/penelitian perilaku masyarakat yang berhubungan dengan
kesehatan,
4. Merencanakan intervensi dalam rangka mengembangkan perilaku masyarakat yang
mendukung kesehatan.

7
Identifikasi Isu dan Penetapan Isu
Berdasarkan latar belakang kondisi saat ini terdapat 5 (lima ) permasalahan di unit
kerja penulis. Isu pertama yaitu rendahnya kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi Tablet
FE di wilayah kerja Puskesmas Sarimatondang. Hasil data yang di dapat dari profil
puskesmas bersumber dari Program KIA adalah dari seluruh nagori yang ada di kecamatan
sidamanik ditemukan 441 ibu hamil dan yang mengkonsumsi tablet Fe hanya 342 orang.
Isu yang kedua adalah rendahnya pengetahuan orang tua Balita dalam memantau
pertumbuhan dan perkembangan anak di posyandu wilayah kerja Puskesmas Sarimatondang.
Hasil intevensi dengan tim imunisasi di posyandu dan dilengkapi dengan dokumentasi
menyatakan bahwa sebagian besar ibu akan langsung pulang setelah selesai bayinya di
imunisasi tanpa konseling mengenai pertumbuhan dan perkembangan anaknya terlebih
dahulu dengan petugas.
Isu yang ketiga adalah belum optimalnya pemanfaatan media promosi kesehatan pada
masa pandemik di Puskesmas Sarimatondang. Data dari program Promkes menyatakan
bahwa kegiatan MMD (Musyawarah Masyarakat Desa) sebagai bentuk pemberdayaan
masyarakat sehat pada tahun 2020 tidak dilaksanakan karena pandemik yang menekankan
pada prokes yaitu pembatasan mobilisasi manusia. Selain itu dari data yang terkumpul bahwa
penggunaan media promosi dalam penyuluhan masih belum optimal terutama media sosial
seperti website, facebook dan isntagram yang seharusnya menjadi alternatife dalam
melakukan promosi kesehatan kepada masyarakat selama masa pandemik.
Isu keempat adalah Masih rendahnya kepatuhan peserta vaksin dalam menjalankan
Prokes (3M) di Puskesmas Sarimatondang. Berdasarkan dokumentasi tim Vaksinator terlihat
peserta vaksin yang tidak menjaga jarak saat menunggu giliran untuk divaksin, padahal di
setiap kursi sudah diberi tanda untuk physical distancing. Hal ini jika tidak ditangani serius
malah akan menjadi klutser Covid-19 yang baru ditengah pandemik yang belum usai.
Isu kelima adalah rendahnya pengetahuan ibu dalam pemberian ASI Ekslusif pada
bayi di wilayah kerja Puskesmas. Berdasarkan data yang didapatt bahwa dari jumlah bayi
keseluruhan sebanyak 330 orang, yang diberi ASI Ekslusif hanya 108 orang. Hal ini terjadi
sangat siginfikan dan perlu perhatian khusus karena pemberian makanan tambahan pada bayi
sebelum umur 6 bulan dapat memperburuk keesehatan bayi seperti sakit saluran pencernaan.

12
Untuk menentukan sumber isu dan penyebab isu dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.1 Identifikasi Isu
Permasalahan, Sumber Isu dan Penyebab Isu di Puskesmas Sarimatondang
NO PERMASALAHAN SUMBER ISU PENYEBAB
1. Rendahnya kepatuhan ibu hamil Pelayanan 1. Kurangnya pengetahuan ibu hamil mengenai pentingnya Tablet Fe
dalam mengkonsumsi Tablet FE Publik 2. Kurangnya koordinasi Kader dalam memberikan pemahaman kepada Ibu
di wilayah kerja Puskesmas hamil tentang pentingnya Tablet Fe
Sarimatondang 3. Keterbatasan Tablet Fe yang tersedia di Puskesmas

2. Rendahnya pengetahuan orang tua Pelayanan 1. Kurangnya informasi mengenai pentingnya Tumbuh Kembang anak
Balita dalam memantau Publik 2. Tuntutan ekonomi yang mengharuskan ibu bekerja sehingga terburu-buru
pertumbuhan dan perkembangan dalam melakukan Posyandu
anak di posyandu wilayah kerja 3. Pemahaman dari ibu sendiri yang merasa apabila bayi sudah di imunisasi
Puskesmas Sarimatondang maka sudah sehat.

3. Belum optimalnya pemanfaatan Pelayanan 1. Kurangnya kompetensi SDM dalam memanfaatkan teknologi sebagai sarana
media promosi kesehatan pada Publik promosi kesehatan.
masa pandemik di Puskesmas 2. Keterbatasan biaya untk membuat media promosi kesehatan.
Sarimatondang. 3. Ketersediaan media promosi kesehatan yang masih minim.

13
4. Masih rendahnya kepatuhan Pelayanan 1. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya Pokes 3M
peserta vaksin dalam menjalankan Publik 2. Sarana dan prasarana yang mendukung jalannya Prokes belum maksimal
Prokes (3M) di Puskesmas 3. Keterbatasan Vaksin Covid 19 yang menyebabkan masyarakat menjadi
Sarimatondang merasa paling penting dan berlomba untuk mendapat vaksin.

5. Rendahnya pengetahuan ibu dalam Pelayanan 1. Budaya di lingkungan si ibu mengenai makanan bayi baru lahir
pemberian ASI Ekslusif pada bayi Publik 2. Kondisi fisik ibu yang tidak mendukung memberi ASI EKslusif
di wilayah kerja Puskesmas 3. Kurangnya pemahanan mengenai pentingnya ASI Ekslusif bagi bayi.
Sarimatondang.

14
Berdasarkan identifikasi isu, sumber Isu dan penyebab isu maka untuk menentukan isu
terpilih penulis menggunakan 2 metode yaitu APKL dan USG. Metode APKL (Aktual,
Problematik, Kekhalayakan dan Kelayakan) merupakan salah satu metode yang digunakan
untuk menguji kelayakan suatu isu untuk dicarikan solusinya dalam kegiatan aktualisasi.
Aktual, artinya isu atau pokok persoalan sedang terjadi atau akan terjadi dan sedang
menjadi pembicaraan orang banyak. Problematik, artinya isu yang menyimpang dari kondisi
yang seharusnya, standar ketentuan yang menimbulkan kegelisahan yang perlu dicari
penyebab dan pemecahannya. Kekhalayakan, artinya isu yang secara langsung menyangkut
hajat hidup orang banyak. Kelayakan, artinya isu bersifat logis dan patut dibahas sesuai
dengan tugas dan tanggungjawab. Untuk menentukan isu yang memenuhi kriteria APKL dari
4 isu atau permasalahan yang telah diidentifikasi, dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.2 Menentukan Isu yang Memenuhi dengan Metode APKL


NO ISU(PERMASALAHAN) Kriteria

A P K L Keterangan

1 Rendahnya kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi √ √ √ x Tidak


Tablet FE di wilayah kerja Puskesmas Sarimatondang Memenuhi

2 Rendahnya pengetahuan orang tua Balita dalam √ √ √ x Tidak


memantau pertumbuhan dan perkembangan anak di memenuhi
posyandu wilayah kerja Puskesmas Sarimatondang
3 Belum optimalnya pemanfaatan media promosi √ √ √ √ Memenuhi
kesehatan pada masa pandemik di Puskesmas
Sarimatondang.
4 Masih rendahnya kepatuhan peserta vaksin dalam √ √ √ √ Memenuhi
menjalankan Prokes (3M) di Puskesmas
Sarimatondang
5 Rendahnya pengetahuan ibu dalam pemberian ASI √ √ √ √ Memenuhi
Ekslusif pada bayi di wilayah kerja Puskesmas
Sarimatondang.

Berdasarkan hasil analisis metode APKL di atas, dari 5 (lima ) isu atau permasalahan
yang ada, dapat dikatakan bahwa isu atau permasalahan nomor 1 (satu) dan nomor 2 (dua)

15
tidak memenuhi kriteria APKL karena tidak mengandung unsur kelayakan yaitu isu
rendahnya kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi Tablet FE di wilayah kerja Puskesmas
Sarimatondang dan Rendahnya pengetahuan orang tua Balita dalam memantau pertumbuhan
dan perkembangan anak di posyandu wilayah kerja Puskesmas Sarimatondang. Hal ini
dikarenakan untuk pemberian Tablet Fe harusnya pada saat ibu hamil speksi ke Posyandu
sudah harus di sosialisasikan oleh Bidan penanggung jawab mengenai pentingnya atau
dampak bagi kesehatan ibu atau bayi apabila tidak mengkomsi Tabalet Fe, begitu juga
dengan isu kedua seharusnya kader posyandu sudah mampu memberdayakan orang tua bayi
untuk mengkonseling pertumbuhan dan perkembangan bayi di posyandu. Maka tanpa harus
kompetensi dari penulis harusnya masalah ini dapat ditangani oleh masing-masing unit
terkait.
Untuk itu isu-isu yang terpenuhi kriteria APKL adalah isu nomor 3 (tiga) yaitu belum
optimalnya pemanfaatan media promosi kesehatan pada masa pandemik di Puskesmas
Sarimatondang. Hal ini dikarenakan isu masih terjadi hingga saat ini (Aktual), pemanfaatan
media yang kurang optimal dapat menyebabkan proses penyuluhan pada masyarakat tidak
berjalan (Problematik), jika tidak diatasi maka pengetahuan masyarakat mengenai
Kesehatan akan semakin rendah yang berdampak pada derajat kesehatan masyarakat yang
buruk (Kekhalayakan) serta masalah ini penting untuk dituntaskan segera sesuai dengan
tupoksi penulis sebagai tenaga penyuluh kesehatan masyarakat (Layak).
Isu nomor 4 (empat) yaitu masih rendahnya kepatuhan peserta vaksin dalam
menjalankan Prokes (3M) di Puskesmas Sarimatondang. Hal ini dikarenakan isu masih terjadi
hingga saat ini (Aktual), jjika tidak diatasi menjadi klutser baru Covid-19 (Problematik),
mengganggu proses vaksinasi karena tim Vaksinator dan staff harus mengkoordinir prokes
peserta vaksin (Kekhalayakan) serta masalah ini perlu dituntaskan segera untuk
meningkatkan kualitas layanan publik (Layak).
Isu nomor 5 (lima) yaitu rendahnya pengetahuan ibu dalam pemberian ASI Ekslusif
pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Sarimatondang. Hal ini dikarenakan isu masih terjadi
hingga saat ini (Aktual), jika tidak diatasi dapat menyebabkan lonjakan penyakit pencernaan
bayi (Problematik), pengetahuan ibu yang baik dapat membantu menekan angka kematian
bayi, (Kekhalayakan) serta masalah ini perlu dituntaskan segera untuk meningkatkan
kesejahteraan ibu dan bayi (Layak).
Langkah selanjutnya untuk menetapkan isu terpilih dilakukan analisis isu dengan
metode USG (Urgency, Seriousness dan Growth). Metode USG adalah salah satu alat untuk
menyusun urutan prioritas isu yang harus diselesaikan. Caranya dengan menentukan tingkat

16
urgensitas masalah, tingkat keseriusan dan tingkat pertumbuhan masalah dengan menentukan
skala 1-5 yaitu (1) tidak mendesak/serius/berdampak, (2) kurang mendesak/
serius/berdampak, (3) cukup mendesak/serius/berdampak, (4) mendesak/serius/berdampak
dan (5) sangat mendesak/serius/berdampak. Isu yang memiliki total skor tertinggi merupakan
isu prioritas. Untuk menentukan isu yang menjadi prioritas, dapat dilihat pada tabel berikut :
Menentukan Isu Prioritas dengan Metode USG
NO ISU/PERMASALAHAN U S G JUMLAH PRIO
1 Belum optimalnya pemanfaatan media 14 13 12 39 I
promosi kesehatan pada masa pandemik
di Puskesmas Sarimatondang
 Biaya Pembuatan Media 5 5 4

 Waktu Pembuatan Media 4 4 4


 Pengetahuan Pembuatan Media 5 4 4
2 Masih rendahnya kepatuhan peserta 12 11 12 35 II
vaksin dalam menjalankan Prokes (3M) di
Puskesmas Sarimatondang
 Kelengkapan Prasarana Prokes 4 4 4

 Penyuluhan Kepada Peserta 4 4 4


Vaksin
 Pengawasan Ketertiban Vaksinasi 4 3 4
3 Rendahnya pengetahuan ibu dalam 12 11 10 33 III
pemberian ASI Ekslusif pada bayi di
wilayah kerja Puskesmas Sarimatondang
 Penyuluhan untuk ibu hamil dan 4 4 4
keluarga
 Ibu masih mudah antusias dan 4 3 3
mudah didekati
 Integritas dari tenaga kesehatan 4 4 3

Berdasarkan hasil analisis metode USG diatas, dari 3 (tiga ) isu atau permasalahan
dapat dikatakan isu nomor 1 (satu) adalah isu prioritas karena memiliki skor tertinggi yaitu 39
dengan rincian Urgen (14), Keseriusan (13) dan Perkembangan isu (12), oleh karena itu isu

17
yang terpilih adalah "Belum optimalnya pemanfaatan media promosi kesehatan pada
masa pandemik di Puskesmas Sarimatondang".

Penetapan Gagasan dan Kegiatan Kreatif


Berdasarkan hasil analisis dengan metode USG, telah diperoleh atau terpilih isu
prioritas, maka dapat ditetapkan beberapa gagasan kegiatan untuk mendukung pemecahan
masalah yaitu: "Belum optimalnya pemanfaatan media promosi kesehatan pada masa
pandemik di Puskesmas Sarimatondang"
Kegiatan yang dilakukan berupa:
1. Mengaktifkan akun sosial media Puskesmas terutama Facebook Puskesmas sebagai
sarana penyebar informasi termasuk promosi kesehatan.
2. Membuat Poster Promosi Kesehatan yang inovasi dan menempelkan di dinding
Puskesmas Sarimatodang.
3. Melaksanakan NOBARVIKES (Nonton Bareng Video Kesehatan) di Posyandu
wilayah kerja Puskesmas Sarimatondang.
4. Membuat leaflet yang menarik dan membagikan pada pasien yang berobat di
Puskesmas Sarimatondang
5. Sosialisasi Perilaku Hidup Sehat dan Bersih virtual dengan kader Posyandu
Puskemas Sarimatondang.

18

Anda mungkin juga menyukai