Anda di halaman 1dari 40

BAB PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
VISI UPT PUSKESMAS MOMUNU adalah “ TERWUJUDNYA
MASYARAKAT KECAMATAN MOMUNU YANG SEHAT DAN MANDIRI.
Untuk mencapai tujuan tersebut maka diperlukan upaya-upaya untuk
mencapai tujuan / visi tersebut. Adapun Misi yang ditetapkan UPT Puskesmas
Momunu tersebut adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan Kemampuan dan Profesionallisme Tenaga Kesehatan
2. Meningkatkan Saran dan Prasarana di Puskesmas dan Jaringannya
3. Meningkatkan kerja sama Lintas Program dan LIntas Sektoral
4. Meningkatkan Kemandirian dan Kesehatan Masyarakat Melalui
Pemberdayaan Masyarakat (UKBM)
Dalam mengimplementasikan Visi dan Misi ini sangat diperlukan adanya
program dan kegiatan yang mendukung Visi dan Misi tersebut. Untuk
membuat suatu program dan kegiatan yang berkualitas dan menyentuh
kebutuhan masyarakat maka data/ gambaran kesehatan masyarakat
Puskesmas Momunu sangat diperlukan, sehingga setiap tahun terjadi
perbaikan/perubahan derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik,
Perubahan – perubahan tersebut yang nantinya akan dituangkan dalam profil
kesehatan yang akan dijadikan acuan dalam membuat program dan kegiatan
selanjutnya, sebagai bahan informasi bidang kesehatan. Hal ini diatur dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan,
pada pasal 17 ayat 1 yang menyebutkan bahwa Pemerintah bertanggung
jawab atas ketersediaan akses terhadap informasi, edukasi dan fasilitas
pelayanan kesehatan untuk meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya. Pada pasal 168 menyebutkan bahwa
penyelenggaraan upaya kesehatan yang efektif dan efisien memerlukan
informasi kesehatan yang dilakukan melalui system informasi dan melalui
kerjasama lintas sektor.

Profil Puskesmas Momunu Tahun 2019


1
Pembangunan Kesehatan merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari Pembangunan Nasional. Karena Kesehatan menyentuh
sebagian besar aspek kehidupan manusia, seperti aspek Demokrasi,
pertumbuhan ekonomi masyarakat termasuk tingkat Pendidikan dan
perkembangan lingkungan baik fisik maupun biologis.
Profil Puskesmas Momunu adalah Gambaran umum keadaan
Kesehatan di Kabupaten Buol yang diterbitkan setahun sekali. Adapun didalam
Profil ini merupakan hasil analisis dan sintesis dari Laporan-laporan pemegang
program, Pustu, Poskesdes, Polindes dan Instansi terkait untuk memperolah
Gambaran Kesehatan secara menyeluruh diwilayah Kecamatan Momunu yang
meliputi :
o Informasi Gambaran Umum dan Lingkungan Kecamatan Momunu, terdiri
dari informasi Demografi dan Geografis, Lingkungan fisik/Biologis dan
Prilaku Kesehatan Masyarakat.
o Data dan informasi status kesehatan, yaitu informasi tentang angka
kesakitan, angka kematian dan status Gizi masyarakat.
o Informasi Upaya kesehatan yang terdiri dari informasi cakupan kegiatan
dan sumber daya kesehatan guna pemantau dan mengevaluasi program-
program kesehatan tingkat Kecamatan Momunu.
Profil ini disajikan dalam bentuk sederhana dan dilengkapi dengan tabel
dan gambar dengan harapan dapat lebih mudah dipahami oleh berbagai
tingkat administrasi sehingga dapat dijadikan salah satu bahan masukan
dalam pengambilan keputusan.
Dalam setiap penerbitan Profil Puskesmas Momunu diupayakan adanya
usaha dalam perbaikan, baik dari segi materi, analisis maupun dalam bentuk
tampilan fisiknya, yang mengacu pada petunjuk tekhnis dari Departemen
Kesehatan untuk mendukung “Program Pemerintah SDG’s 2016”.
Dengan adanya Buku Profil ini diharapkan adanya kemajuan
pembangunan kesehatan yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
dari pembangunan Nasional. Karena sektor kesehatan menyentuh sebagian
besar aspek kehidupan manusia, diantaranya aspek demografi, pertumbuhan
ekonomi masyarakat termasuk tingkat pendidikan serta keadaan dan
pembangunan lingkungan baik fisik maupun biologis.
Sistem Informasi kesehatan tidak dapat berdiri sendiri dan harus
merupakan bagian fungsional dari sistem kesehatan itu sendiri. Oleh karena itu
profil Puskesmas Momunu diupayakan untuk lebih terkait dengan sistem
kesehatan. Sebagaimana diketahui sistem kesehatan diarahkan untuk

Profil Puskesmas Momunu Tahun 2019


2
mencapai visi “SDG’s 2016”, dengan demikian Profil Puskesmas Momunu
dibuat agar dapat menjadi salah satu sarana untuk menilai pencapaian
pembangunan kesehatan dalam rangka mencapai Visi Indonesia Sehat.
Dengan demikian jelas bahwa tujuan diterbitkannya profil ini adalah
dalam rangka menyediakan sarana untuk mengevaluasi pencapaian
pembangunan kesehatan, sehingga Gambaran situasi kesehatan Kecamatan
Momunu dapat diketahui oleh semua pihak, dengan harapan dapat
memberikan andil dalam upaya pemecahan masalah kesehatan yang
dihadapi.

B. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Tersedianya data/informasi yang akurat, tepat waktu dan sesuai
kebutuhan dalam rangka meningkatkan kemampuan manajemen
kesehatan secara berhasil guna dan berdayaguna.
b. Tujuan Khusus
1. Tersedianya acuan dan bahan rujukan dalam rangka pengumpulan
data, pengolahan, analisis serta pengemasan informasi;
2. Tersedianya wadah integrasi berbagai data yang telah dikumpulkan
oleh berbagai sistim pencatatan dan pelaporan di unit-unit kesehatan
di tingkat dasar;
3. Memberikan analisis-analisis yang mendukung penyediaan informasi
dalam menyusun alokasi dana/anggaran program kesehatan;
4. Tersedianya bahan untuk penyusunan profil kesehatan tingkat
Kota/Kabupaten, Propinsi dan Nasional.

Profil Puskesmas Momunu Tahun 2019


3
GAMBARAN UMUM
BAB
UPT PUSKESMAS MOMUNU
II

A. GAMBARAN UMUM
a. Geografi
Kecamatan Momunu dengan wilayah seluas 400 KM², atau sekitar
9,90 % dari luas wilayah Kabupaten Buol yang terdiri dari 16
Desa.Kecamatan Momunu berjarak ± 6 KM dengan Ibu Kota Kabupaten
Buol, sebagian wilayah berbatasan langsung dengan pantai dan
pegunungan yang meyebabkan Kecamatan Momunu Beriklim Panas,
dengan curah hujan setiap tahun rata-rata 864 mm dengan jumlah hari
hujan sebanyak 143.
Kecamatan Momunu Berbatasan dengan Kecamatan Lipunoto dan
beberapa Kecamatan yang ada di Kabupaten Buol, Secara rinci batas
Wilayah Administrasi Kecamatan Momunu adalah sebagai berikut :
Sebelah utara : Kecamatan Karamat
Sebelah timur : Kecamatan Bukal
Sebelah selatan : Kecamatan Biau
Sebelah barat : Kecamatan Tiloan
Ibu Kota Kecamatan Momunu terletak kurang lebih 10 KM dari Ibu
kota Kabupaten Buol yang bisa dijangkau dengan alat darat.
Grafik. II.1
20.00 5.00
Rincian 5.00
Pembagian Wilayah
25.00 Adminitrasi PemerintahMomunu
9.00 8.00 50.00 Taluan
8.00 Kecamatan Momunu Tahun 2019
Pinamula
8.00
10.00 Pujimulyo

24.00 7.00
Potugu
Tongon
6.00
7.00 Panimbul

Pamayagon
Guamonial

Lamadong II
Lamadong I
5.00
Pajeko
Suraya
Wakat
Mangubi

Pinamula Baru

203.00

Sumber Data : BPS Kab. Buol

Profil Puskesmas Momunu Tahun 2019


4
b. Topografi
Keadaan lingkungan Kecamatan Momunu terdiri dari tanah
persawahan, ladang, hutan, rawah dengan luas masing-masing tidak ada
data otentik. Adapun keadaan tanah menurut persentase bentuk
permukaan tanah adalah, dataran, perbukitan, dan pegunungan. Desa
dengan persentase dataran tertinggi adalah Pomayagon, Guamonial dan
Wakat (100%) dan terendah desa Tongon dan Mangubi (25%), desa
dengan persentase perbukitan tertinggi adalah desa Tongon (60%) dan
terendah desa Taluan, Pinamula dan Pinamula Baru (20%), sedangkan
desa dengan persentase pegunungan tertinggi adalah desa Mangubi
(45%) dan terendah desa Pajeko dan Tongon (15%). Dalam keadaan
musim kemarau hampir seluruh desa dapat dijangkau dengan kendaraan
roda dua dan empat.
c. Pemerintahan
UPT Puskesmas Momunu secara administrasi terdiri dari 16 desa
yaitu : Desa Pajeko, Desa Lamadong I, Desa Lamadong II, Desa
Guamonial, Desa Pomayagon, Desa Wakat, Desa Mangubi, Desa Tongon,
Desa panimbul, Desa Potugu, Desa Pujimulyo, Desa Pinamula, Desa
Pinamula Baru, Desa Taluan, Desa Suraya, Desa Momunu.
d. Kependudukan
1. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk
Berdasarkan Data Pusdatin Kabupaten Buol, Jumlah penduduk
Kecamatan Momunu di akhir tahun 2019 mencapai 15.204 jiwa, terdiri
dari 7,752 jiwa laki-laki dan 7,452 jiwa perempuan. Pertumbuhan
Jumlah penduduk Kecamatan Momunu cenderung meningkat dari tahun
ke tahun, grafik II.2 berikut ini menggambarkan penduduk Per-Desa
Kecamatan Momunu.

Profil Puskesmas Momunu Tahun 2019


5
Grafik II.2
Jumlah Penduduk perdesa kecamatan Momunu
Tahun 2019
2,500
2,250
1,901 1,899
2,000
1,750
1,406
1,500 1,273
1,125
1,250 1,028
Jumlah

970
834 865 812
1,000 793

750 498 526 471


412 391
500
250
-

Wakat
Suraya
Taluan

Pajeko
Potugu

Tongon
Pinamula

Mangubi
Momunu

Panimbul
Pujimulyo

Guamonial

Lamadong I
Lamadong II
Pomayagon

Pinamula Baru
Desa
Sumber Data : BPS Kab. Buol

Penduduk Kecamatan Momunu dari tahun ke tahun terus


meningkat dengan tingkat kepadatan penduduk hingga akhir tahun 2019
tercatat 38.01 jiwa/ KM² dengan luas wilayah 400 km².
Grafik II.3

Kepadatan Penduduk Berdasarkan Luas


300.00
Wilayah Desa Kec. Momunu Kab. Buol Tahun
2019
250.00

200.00

150.00

100.00

50.00

0.00

Sumber Data : BPS Kab. Buol

Profil Puskesmas Momunu Tahun 2019


6
2. Rasio Jenis Kelamin
Rasio jenis kelamin di Kecamatan Momunu Tahun 2019 adalah
sebesar 7,452 yang berarti setiap 100 penduduk perempuan terdapat
7,752 penduduk laki-laki atau jumlah laki-laki lebih banyak dari jumlah
penduduk perempuan. Grafik 2.4 di bawah ini menjelaskan perbedaan
persentase jumlah penduduk laki-laki dan penduduk perempuan.
Grafik II.4

Presentase Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Kecamatan


Momunu
Kab. Buol Tahun 2019

LAKI-LAKI
[VALUE]
PEREMPUAN
[VALUE]

Sumber Data : BPS Kab. Buol

3. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur.


Komposisi atau sturuktur umur penduduk di Kecamatan Momunu
menunjukan bahwa terdapat 67% penduduk masih dibawah 15 tahun.
Hal ini menunjukan bahwa penduduk di Kecamatan Momunu masih
tergolong penduduk muda.
Adapun gambaran komposisi penduduk di Kecamatan Momunu
Kabupaten Buol dapat dilihat pada grafik II. 5 dibawah ini.

Profil Puskesmas Momunu Tahun 2019


7
Grafik II.5

Komposisi Penduduk menurut Golongan Umur Kec. Momunu Tahun


2019
1 75+ 1
701- 74 1
265 - 69 2
2 60 - 64 2
3 55 - 59 4
3 50 - 54 5
5 45 - 49 6
8 40 - 44 5
7 35 - 39 7
9 30 - 34 6
8 25 - 29 8
6 20 - 24 7
10 15 - 19 9
10 10 - 14 13
12 5-9 13
12 0-4 12
15 10 5 0 5 10 15

PERSENTASE PEREMPUAN PERSENTASE LAKI-LAKI

Sumber Data : Pusdatin


Dengan melihat perbandingan jumlah penduduk yang yang
berusia non produktif dengan penduduk produktif dapat diketahui
besarnya angka rasio beban tanggungan pada tahun 2019 yaitu 59,
artinya bahwa setiap 100 orang penduduk usia produktif (15 – 64
Tahun) menanggung sebesar 40 orang penduduk usia tidak produktif (0
– 14 tahun dan 65 tahun ke atas).
e. Keadaan Pendidikan
Penduduk Kecamatan Momunu masih tergolong penduduk muda,
yang pada umumnya berada pada usia sekolah. Sedangkan tingkat
pendidikan terakhir untuk penduduk kec. Momunu tertingi adalah tingkat
SD/MI. Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana
termuat dalam pembukaan Undang Undang Dasar 1945 maka dibutuhkan
sarana dan prasarana pendidikan yang memadai, terlebih lagi dalam
rangka mensukseskan program wajib Belajar pendidikan dasar 9 tahun.
Adapun rasio guru terhadap murid di tingkat TK adalah 7,09, di tingkat SD
adalah 10,1, tngkat SMP adalah 13,4, di tingkat MTs adalah 10,7, di
tingkat SMA adalah 22,3 (KDA tahun 2018).

Profil Puskesmas Momunu Tahun 2019


8
BAB SITUASI DERAJAT KESEHATAN
III

Gambaran tentang derajat kesehatan meliputi indikator mortalitas,


morbiditas dan status gizi. Mortalitas dilihat dari indikator Angka Kematian
Kasar, Angka Kematian Bayi Angka Kematian Balita, Angka Kematian Ibu dan
Angka Harapan Hidup Waktu Lahir (Eo). Morbiditas dilihat dari indikator – indikator
angka kesakitan dan Status Gizi dilihat dari Indikator Persentase balita dengan
Status Gizi di Bawah Garis Merah pada KMS dan persentase Kecamatan Bebas
Rawan Gizi.
Selain indikator tersebut diatas, disajikan pula beberapa indikator
tambahan yang dianggap masih relevan yaitu Angka Harapan Hidup (Eo), dan
Angak Kesakitan beberapa penyakit.

A. MORTALITAS (ANGKA KEMATIAN)


Angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat tertentu
dikenal dengan mortalitas (Depkes, 2010). Mortalitas selain dapat
menggambarkan keadaan dan derajat kesehatan masyarakat suatu wilayah
dapat juga digunakan sebagai dasar perencanaan di bidang kesehatan. Tingkat
kematian secara umum sangat berhubungan erat dengan tingkat kesakitan.
Sebab-sebab kematian ada yang dapat diketahui secara langsung dan tidak
langsung. Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat mortalitas dan
morbiditas adalah sosial ekonomi, pendapatan perkapita, pendidikan, perilaku
hidup sehat, lingkungan, upaya kesehatan dan fertilitas. . Besarnya tingkat
kematian dan penyakit penyebab utama kematian yang terjadi pada periode
terakhir dapat dilihat dari berbagai uraian berikut ini :
a. Angka Kematian Bayi (AKB)
Jumlah kematian penduduk yang berusia di bawah satu tahun per
1000 kelahiran hidup pada tahun tertentu disuatu daerah disebut Angka
Kematian Bayi (AKB). AKB merupakan indikator yang sangat berguna
untuk mengetahui status kesehatan anak khususnya bayi dan dapat
mencerminkan tingkat kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan secara
umum, status kesehatan penduduk secara keseluruhan serta tingkat
perkembangan sosial ekonomi masyarakat.

Profil Puskesmas Momunu Tahun 2019


9
Beberapa hal yang dapat mempengaruhi AKB secara umum adalah
tingkat kesakitan dan status gizi, kesehatan ibu waktu hamil dan proses
penanganan persalinan. Gangguan perinatal merupakan salah satu dari
sekian faktor yang mempengaruhi kondisi kesehatan ibu selama hamil
yang mempengaruhi perkembangan fungsi dan organ janin.
Angka Kematian Bayi (AKB) di Kecamatan Momunu pada tahun
2018 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Dimana tahun 2015 12
per 1000 KH dan kembali meningkat di tahun 2016 yaitu 49 per 1000 Kh, di
tahun 2017 mengalami penurunan 18 per 1000 KH. Menurunnya AKB
menggambarkan adanya peningkatan kualitas hidup. Menurut data laporan
pengelola Program Kesehatan Ibu dan Anak bahwa tahun 2019 dari 404
kelahiran ada 394 kelahiran hidup, dengan bayi yang mati sebanyak 10
bayi. Gambaran perkembangan terakhir mengenai estimasi AKB dapat
dilihat pada Grafik IV.1
Grafik IV.1

Estimasi Angka Kematian Bayi Per-1000 Kelahiran Hidup di


Wil.Kerja PKM Momunu Tahun 2016-2019

60
49
50

40

26
30

18 17
20
18

10 10
7 6
0
2016 2017 2018 2019

JUMLAH ANGKA KEMATIAN PER 1.000 PDDK

Sumber Data : Pengelola Program KIA


Menurunnya AKB dari tahun 2015 ke 2019 ini belum dapat
memberikan Gambaran adanya peningkatan kualitas hidup yang
berpengaruh pada pelayanan kesehatan masyarakat. Data yang dilaporkan
lebih rinci menurut Desa dapat dilihat pada lampiran tabel 5.
b. Angka Kematian Balita ( AKABA)
Angka Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah kematian anak umur
0 – 5 tahun per 1000 Kelahiran hidup AKABA menGambarkan tingkat
permasalahan kesehatan anak balita seperti Gizi, Sanitasi dan penyakit
Infeksi.

Profil Puskesmas Momunu Tahun 2019


10
Data AKABA terakhir berasal dari pengelola program Kesehatan Ibu
dan Anak pada tahun 2017 dan 2018 tidak terjadi kasus Kematian Anak
Balita (0 per 1000), sedangkan pada tahun 2019 terjadai 1 kasus kematian
anak balita. Grafik di bawah menunjukkan Angka Kematian Balita Per 1000
KH.
Grafik IV.2

Angka Kematian Anak Balita di wil.kerja PKMMomunu Kec. Momunu


Tahun 2016 - 2019

30 26

25
20
15
10
9
5 0 0 2.5
0
2016 0
2017 0
2018 1
2019

JUMLAH ANGKA KEMATIAN PER 1.000 PDDK

Sumber Data : Pengelola Program KIA

c. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI)


Angka kematian ibu (AKI) adalah banyaknya wanita yang meninggal
pada tahun tertentu dengan penyabab kematian yang terkait gangguan
kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus
insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan masa nifas (42 hari setelah
melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran
hidup.Indikator ini secara langsung digunakan untuk memonitor kematian
terkait kehamilan.
Angka Kematian Ibu Maternal berguna untuk menggambarkan
tingkat kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi, kesehatan ibu, kondisi
kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu
hamil, waktu melahirkan dan masa nifas. Keberhasilan pembangunan
sektor kesehatan senantiasa menggunakan indikator AKB dan AKI sebagai
indikator utamanya.

Profil Puskesmas Momunu Tahun 2019


11
Berdasarkan laporan pengelola Program KIA bahwa pada tahun
2017 terdapat satu kematian ibu. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor,
dimana faktor utamanya adalah dari faktor ibu (kelainan placenta) sehingga
terjadinya perdarahan, disamping itu kematian ibu juga dilator belakangi
oleh rendahnya tingkat social ekonomi, tingkat pendidikan, kedudukan dan
pera perempuan, faktor sosial budaya serta faktor transportasi, yang
kesemuanya berpengaruh pada munculnya dua keadaan yang tidak
menguntungkan, yaitu : (1) tiga terlambat (terlambat mengenal tanda
bahaya dan terlambat mengambil keputusan, terlambat mencapai fasilitas
kesehatan, dan terlambat mendapatkan pelayanan di fasilitas kesehatan),
(2) empat terlalu (terlalu muda melahirkan, terlalu sering melahirkan, terlalu
rapat jarak melahirkan, dan terlalu tua untuk melahirkan). Pada tahun 2019
terjadi 1 kasus kematian ibu. Grafik di bawah menunjukkan Angka Kematian
Ibu 440 Per 100.000 KH.
Grafik IV.3

Gambaran Angka Kematian Ibu Maternal Per-100.000 KH Kecamatan Momunu


Tahun 2016-2019

600
571
500

400

300
227
200 267

100
2 0 1
1
0 0
2016 2017 2018 2019

Jumlah Kematian

Angka Kematian Per 100.000 KH

Sumber Data : Pengelola Program KIA

B. MORBIDITAS (ANGKA KESAKITAN)


Angka kesakitan baik insiden maupun prevalen dari suatu penyakit disebut
morbiditas. Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit dalam suatu populasi
pada kurun waktu tertentu dan berperan dalam penilaian terhadap derajat
kesehatan masyarakat

Profil Puskesmas Momunu Tahun 2019


12
Data angka kesakitan penduduk yang berasal dari masyarakat (community
based data) yang diperoleh melalui studi morbiditas dan hasil pengumpulan
data dari Pustu dan Pengelola Program melalui sistem pencatatan dan
pelaporan. Dapat dilihat dari tabel 4.4 yaitu Gambaran 10 penyakit terbesar
yang ada di Kecamatan Momunu tahun 2018.
Berdasarkan laporan penyakit dari Puskesmas dan Jaringan UKBM yang
ada di Kecamatan Momunu dimana penyakit terbesar adalah ISPA yaitu 6232
kasus (41 %) dan terendah adalah Penyakit pada sistim dan jaringan penyekat
(Penyakit tulang belulang,radang sendi termasuk reumatik) yaitu 480 kasus (3
%). Untuk jelasnya lihat Grafik. IV.4
Grafik IV.4

10 PENYAKIT TERBESAR DI WIL. KERJA PUSKESMAS MOMUNU


TAHUN 2018
6,232
7,000
6,000
5,000
4,000 2,442
3,000 1,775
952 929 678 607
2,000 552 552 480
1,000
0
s

IA
gi

a
iti

gi

ks
.

...
.. .

l..

ks

.. .
r

G
tr

fe
ap

ra
le

ko

pa

ak
Ti

AL
as

in
a

sa
rn

ny
ah

a
G

it

da
Y
it
gk
pe

n
ul

ul

Pe
ar

ru
na
tk

an

tk
an

t(
D

su

n
rs
ki
r

ki

a
an

su

ka
lu

te
a

ka
a
ny
an

ye
sa

ny
uk

ela
na
Pe

n
ek
da

Pe
as

pe
ec
i
tT

la
Pa

an
ke
er
ki
n

ng
an
(t
a
ai

ny

ri
tl

td
re

ja
Pe
ku

ia

ki

n
D
ia

da
ny
ks

im
pe
fe

Sumber Data : Pengelola SP2TP


In

t
sis
a
ad
tp

Berdasarkan grafik diatas penyakit ISPA masih menempati urutan teratas


aki
ny
Pe

(kasus terbanyak). Hal ini menunjukkan penyakit yang berbasis lingkungan


masih cukup tinggi oleh karena itu kesehatan lingkungan masih perlu
ditingkatkan.
Melengkapi Gambaran pola penyakit di Kecamatan Momunu, berikut ini
disajikan Gambaran Morbiditas yang didasarkan data dari Unit Pelayanan
Kesehatan yang ada di Desa dan dari masing-masing pengelola Program di
Puskesmas Momunu :

Profil Puskesmas Momunu Tahun 2019


13
a. Penyakit Menular
1. Penyakit TB Paru
Kabupaten Buol merupakan daerah yang melakukan P2 TB-Paru
terpadu, sehingga pemberantasan Penyakit TB-Paru terpadu telah
dilaksanakan Puskesmas Momunu.
Grafik. IV.5

Cakupan pengobatan dan kesembuhan TB Paru Kecamatan Momunu


2014-2019

25
21

20 18

15
14
15 13 13
Axis Title 11
10 10
10 8
7 7

0
2014 2015 2016 2017 2018 2019

Sumber Data : Pengelola Program TB (PKM Momunu)


Jumlah kasus TB-Paru Kecamatan Momunu Tahun 2019 adalah 21
kasus, semuanya diobati dan yang sembuh 10 orang (48%). Insidensi
TB-Paru Kecamatan Momunu Tahun 2019 adalah 26,5 per 100.000
penduduk.
2. Penyakit Pneumonia
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit infeksi
akut yang menyerang pernapasan mulai dari hidung hingga alveoli.
Penyakit ISPA yang menjadi masalah dan masuk dalam program
penanggulangan penyakit adalah pneumonia karena merupakan salah
satu penyebab kematian anak. Pneumonia adalah infeksi akut yang
menyerang jaringan paru (alveoli). Infeksi ini bisa disebabkan oleh
bakteri, jamur, virus atau kecelakaan karena menghirup cairan atau
bahan kimia. Populasi rentan yang terserang pneumonia adalah anak
umur < 2 tahun. Penemuan dan tatalaksana kasus adalah salah satu
kegiatan program penanggulangan.

Profil Puskesmas Momunu Tahun 2019


14
Penemuan dan penanganan penyakit pneumonia pada balita
merupakan salah satu upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Dari data yang diperoleh dari pengelola ISPA Puskesmas tercatat bahwa
ada 71 penderita pneumonia pada tahun 2019 dan semuanya ditangani.
Pencapaian yang diperoleh dari program ispa mendekati target yang
diberikan yaitu 77 penderita, yang dicapai 92.2%. Untuk program ISPA di
puskesmas Momunu khususnya penyakit pneumonia telah dilaksanakan
penyuluhan tentang Pneumonia dan penyuluhan PHBS, melakukan
kunjungan rumah, melakukan PE/ penemuan kasus secara dini dan
pelacakan kasus kontak pneumonia. Hal tersebut dilakukan untuk
meningkatkan cakupan penemuan kasus Pneumonia balia.

3. Penyakit HIV/AIDS Dan Penyakit Menular Hubungan Seksual (PMS)


AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi
Human Immunodeficiency Virus yang menyerang system kekebalan
tubuh penderitanya sehingga penderita mengalami penurunan ketahanan
tubuh sehingga sangat mudah terinfeksi berbagai macam penyakit yang
lain.
Kasus penyakit HIV/AIDS di Kecamatan Momunu hingga saat ini
belum ditemukan walaupun ada beberapa kasus hanya dinyatakan
suspek. Tetapi penangganan penyaki HIV/AIDS tetap dilaksanakan
secara maksimal walau jumlah Penderita HIV/AIDS di Kecamatan
Momunu yang sebenarnya belum diketahui secara pasti/belum
dilaporkan.

4. Penyakit Diare
Diare dapat didefinisikan sebagai kejadian buang air besar berair
lebih dari tiga kali namun tidak berdarah dalam 24 jam, bila disertai
dengan darah disebut disentri.
Berdasarkan laporan Pengelola Program Diare tahun 2019 terjadi
peningkatan kasus diare yang ditemukan disarana pelayanan kesehatan
dan yang datang berkunjung sebayak 639 kasus. Yang Angka Kesakitan
35 per 1.000 penduduk.
Capaian program Diare tahun 2019 adalah 142%, hal ini
menunjukan bahwa Diare merupakan penyakit yang harus diwaspadai,
artinya penangganan yang tepat di sarana pelayanan kesehatan seperti

Profil Puskesmas Momunu Tahun 2019


15
Puskesmas dan lain-lain, sangat penting peranannya dalam mencegah
kematian akibat penyakit Diare.
Grafik IV.6

Distribusi Penyakit Diare


Kec. Momunu Tahun 2017-2019
140

120
115
100 2017
2018
80 82
73 2019
68
60 63
54 54 51 55 52
50 50
49
40 42 43
40
35 36 36
23 25 27
20 18 19

0
t

s
rl

ni

li

v
b

p
ei
n

ar

us

ok

de
no
ju

se
Fe
Ja

Ap

ju
m

ag

Sumber Data : Pengelola Program Diare (PKM Momunu)

5. Penyakit Kusta
Kusta adalah penyakit kulit infeksi yang disebabkan oleh
mycobacterium leprae. Bila penyakit kusta tidak ditangani maka dapat
menjadi progresif menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, saraf,
mata dan anggota gerak. Strategi global WHO menetapkan indicator
eliminasi kusta adalah angka penemuan penderita/ new case detection
rate (NCDR).
Jumlah penderita kusta di Kecamatan Momunu pada Tahun 2019
adalah sebanyak 1 kasus dengan prevalensi 0,62 kasus per 10.000
penduduk. hal ini menunjukan tidak terjadi peningkatan kasus dari tahun
2018 yaitu 1 kasus dengan prevalensi 0,62 kasus per 10.000 penduduk.

Profil Puskesmas Momunu Tahun 2019


16
6. Penyakit Filariasis
Filariasis (penyakit kaki gajah) masih merupakan masalah
kesehatan masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Sulawesi
Tengah. Akibat dari serangan ini adalah menurunnya derajat kesehatan
masyarakat karena menurunnya daya kerja dan produktifitas serta
timbulnya cacat anggota tubuh yang menetap. Penyakit ini ditularkan
melalui gigitan nyamuk, beberapa jenis nyamuk diketahui berperan
sebagai vektor Filariasis antara lain Mansonia, Anopheles, dan Culex.
Di Kecamatan Momunu hingga dengan saat ini penyakit Filariasis
belum ditemukan, walaupun dengan belum ditemukan pencegahan dan
penangganannya tetap di laksanakan secara maksimal.
Di UPT Puskesmas Momunu pada bulan Oktober dilakukan
kegiatan pemberian obat pencegahan Filariasis yang merupakan
program nasional dan telah dibuatkan Tim pemberian obat.

b. Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi


Untuk mencegah supaya tidak terjadi kasus penyakit ada beberapa
langkah yang dapat dilakukan. Salah satunya adalah dengan imunisasi.
Beberapa penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi antara lain:
1. Tetanus Neonatorum
Tetanus neonatorum (TN) disebabkan oleh basil Clostridium tetani,
yang masuk ke tubuh melalui luka. Penyakit ini dapat menginfeksi bayi
baru lahir apabila pemotongan tali pusat tidak dilakukan dengan steril.
Pada tahun 2019 di Puskesmas Momunu telah ditemukan kejadian
tetanus neonatorum yaitu di Desa Lamadong 1 sebanyak 1 kasus.
2. Poliomyelitis dan Acute Flaccid Paralysis (AFP)/ Lumpuh Layuh
Akut
Penyakit poliomyelitis merupakan salah satu penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi. Penyebab penyakit tersebut adalah virus polio
yang menyerang system syaraf hingga penderita mengalami
kelumpuhan. Kelompok umur 0-3 tahun merupakan kelompok umur yang
paling sering diserang penyakit ini, dengan gejala demam, lelah, sakit
kepala, mual, kaku di leher dan sakit di tungkai dan lengan.

Profil Puskesmas Momunu Tahun 2019


17
AFP merupakan kondisi abnormal ketika seseorang mengalami
penurunan kekuatan otot tanpa penyebab yang jelas dan kemudian
berakhir dengan kelumpuhan. Ditjen PP&PL Kementrian Kesehatan RI
menetapkan indicator surveilans AFP yaitu ditemukannya Non Polio AFP
Rate minimal sebesar 2/100.000 anak usia < 15 tahun. Penangganan
Kasus AFP di Kecamatan Momunu tetap digelakkan walaupun beberapa
kasus AFP yang ada masih dinyatakan Suspek.
3. Campak
Penyakit campak adalah penyakit akut yang mudah menular baik
pada balita, anakanak maupun orang dewasa yang disebabkan oleh virus
campak. Penularan campak dapat terjadi melalui udara yang
terkontaminasi dan secret orang yang terinfeksi. Jumlah penderita
campah di Tahun 2018 terdapat 5 kasus. Keberhasilan menekan kasus
campak tidak terlepas dari pelaksanaan imunisasi campak secara rutin
baik di tingkat puskesmas, puskesmas pembantu, posyandu serta sarana
kesehatan lainnya, penyediaan sarana vaksin yang sudah memadai,
tenaga yang mencukupi serta kesadaran masyarakat untuk mendapatkan
imunisasi campak bagi bayi/balitanya.
4. Penyakit berpotensi KLB/Wabah
a) Demam Berdarah Dengue (DBD)
Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh
virus Dengue dan ditularkan oleh vector nyamuk aedes aegypty.
Indonesia merupakan negara tropis yang secara umum mempunyai
risiko terjangkit penyakit DBD, karena vektor penyebabnya yaitu
nyamuk Aedes aegypti tersebar luas di kawasan pemukiman maupun
tempat-tempat umum, kecuali wilayah yang terletak pada ketinggian
lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut. Serangan penyakit DBD
berimplikasi luas terhadap kerugian material dan moral berupa biaya
rumah sakit dan pengobatan pasien, kehilangan produktivitas kerja
dan yang paling fatal adalah kehilangan nyawa.
Perjalanan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) cepat dan
dapat mengakibatkan kematian dalam waktu singkat. Penyakit ini
merupakan penyakit menular yang sering menimbilkan kejadian luar
biasa (KLB) di Indonesia.

Profil Puskesmas Momunu Tahun 2019


18
Penyakit DBD merupakan salah satu penyakit yang menjadi
masalah kesehatan masyarakat dan endemis di hampir seluruh
Kota/Kabupaten di Indonesia, Berikut ini Gambaran kasus DBD di
Kecamatan Momunu.
Grafik IV.7

Angka Kesakitan (IR) dan Angka Kamatian (CFR) DBD


UPTD Puskesmas Momunu Tahun 2015 s/d 2019

350 334.9
300
250 Target IR
Capaian IR
200
CFR
150
100 0 0
1.85
50 32 46
0 0
41.8 0
49 CFR
0
2015 49 49
49 Capaian IR
2016 49
2017 Target IR
2018
2019

Sumber : Pengelola Program DBD


Berdasarkan grafik diatas diketahui bahwa angka kesakitan (IR)
DBD mengalami penurunan dari tahun 2016 yaitu 334,9 menjadi 41.8
per 100.000 penduduk. Hal ini disebabkan oleh karena pada tahun
2017 kegiatan pemeriksaan jentik berkala (PSB) dilaksanakan secara
rutin oleh pengelolah program, sehingga Vektor DBD dapat dipantau
dan dikendalikan sedini mungkin. Adapun jumlah kasus DBD per desa
di wilayah kerja UPT Puskesmas Momunu tahun 2015 s/d 2019 dapat
dilihat pada grafik di bawah ini :
Grafik IV.8

Jumlah Kasus DBD per desa di wilayah kerja UPT Puskesmas Momunu
Tahun 2015 s/d 2019

50
45
40
35
2015
30
2016
25 2017
20 2018
2019
15
10
5 4
2 1 1 1 2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Lamadong II

Lamadong I
Pomayagon

Guamonial
Pinamula

Pinamula
Pujimulyo

Panimbul
Momunu

Mangubi
Wakat
Suraya
Potugu

Tongon

Pajeko
Taluan

Baru

Sumber : Pengelola Program DBD

Profil Puskesmas Momunu Tahun 2019


19
Berdasarkan grafik di atas diketahui bahwa desa Pajeko yang
memiliki kasus tertinggi yaitu 45 kasus di tahun 2016 dan terjadi KLB
DBD pada bulan Maret dengan satu kematian(CFR= 1,85%). Pada
tahun 2017 terjadi penurunan kasus yang sangat drastis sebanyak 7
kasus, pada tahun 2018 kasus DBD yaitu sebanyak 4 kasus dan
meningkat kembali pada tahun 2019 yaitu sebanyak 7 kasus.

C. STATUS GIZI
Status Gizi sangat erat kaitannya dengan permasalahan kesehatan
individu, karena disamping merupakan faktor predisposisi yang dapat
memperparah penyakit infeksi, juga dapat menyebabkan gangguan kesehatan
bahkan status gizi janin masih berada dalam kandungan dan bayi yang masih
menyusui sangat dipengaruhi oleh status gizi ibu hamil dan ibu menyusui.
Status gizi masyarakat dapat diukur melalui indicator-indikator yaitu status
gizi bayi yang diukur dengan kunjungan neonates, Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR), Status Gizi Balita, Status Gizi Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK),
dan Gangguan akibat kekurangan Yodium (GAKY), sebagaimana diuraikan
berikut ini.
a. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
Berdasarkan laporan dari pengelola Program KIA di Puskesmas
Momunu pada tahun 2019 terjadi penurunan jumlah bayi dengan berat
badan rendah sebanyak 10 kasus (2.9%) dari 343 jumlah kelahiran hidup.
Sedangkan pada 2019 jumlah bayi dengan berat badan rendah sebanyak
12 Kasus (3.2%) dari 375 Jumlah kelahiran hidup. Hal ini menunjukkan
bahwa tidak ada peningkatan kasus dari tahun sebelumnya. Adapun
penyebab dari kasus BBLR ini adalah faktor gizi yang kurang dari ibu hamil
tersebut dan adanya faktor hamil di luar nikah yang mengakibatkan ibu
tersebut menyembunyikan kehamilannya sehingga tidak tertangani oleh
tenaga kesehatan. Berikut ini Gambaran kasus BBLR di Kecamatan
Momunu.

Profil Puskesmas Momunu Tahun 2019


20
Grafik IV.9

5 BBLR Kecamatan Momunu Tahun 2019

2
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0
0

ya
n

gu

ko
Pu ula

Pa on

m ul

m ubi
at
u

yo

I
gI
Gu gon

ad l

u
La onia

La ng I
lua
un

ar
b

ak
ra
tu

on

je
ul

ng
m

g
m

aB
a
om

Pa
Ta

Su

W
o

an
jim

Po

ay

ad
To
na

am
ni

ul
M
M

m
Pi

m
Pa

na
Pi
Laki-laki Perempuan

Sumber Data : Pengelola Program KIA (PKM Momunu)

b. Gizi Balita
Berdasarkan data yang diperoleh dari pengelola program gizi di
Puskesmas Momunu dari 1595 jumlah anak balita yang ditimbang
sebanyak 1395 anak. Dengan demikian cakupan penimbangan anak balita
di Kecamatan Momunu sudah mencapai target yaitu sebesar 87.6 %.
Grafik di bawah menunjukkan cakupan penimbangan anak balita di
Kecamatan Momunu Tahun 2019.
Grafik IV.10

Cakupan Pelayanan Balita Kecamatan Momunu Tahun 2019


140 141
91
PERSENTASE

100
83
90
80 69
70 58 62 62 59
57 56
60 48
50 41 42
33
40 25
30
20
10
0
Pinamula Baru

Lamadong II

Lamadong I
Pamayagon

Guamonial

Pujimulyo
Pinamula

Panimbul

Momunu

Mangubi

Tongon
Potugu
Suraya

Wakat

Taluan

Pajeko

Sumber Data : Pengelola Program Gizi (PKM Momunu)


Berdasarkan grafik di atas diketahui bahwa desa Pajeko dengan
cakupan tertinggi yaitu 141% dan terendah di desa Pinamula Baru yaitu
25%.

Profil Puskesmas Momunu Tahun 2019


21
BAB SITUASI UPAYA KESEHATAN
IV

Salah satu langkah penting dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan


kepada masyarakat adalah upaya pelayanan kesehatan dasar. Pelayanan
kesehatan dasar yang dilaksanakan secara tepat dan tepat diharapkan dapat
mengatasi sebagian besar masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat.
Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan untuk
meningkatkan Derajat Kesehatan masyarakat, telah dilakukan berbagai upaya
pelayanan kesehatan masyarakat. Berikut ini ini diuraikan Gambaran situasi upaya
kesehatan khususnya untuk tahun 2019.

A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR


Upaya kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting
dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, dengan secara
tepat dan cepat sehingga sebagian besar masalah kesehatan masyarakat
sudah dapat diatasi. Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan
oleh fasilitas Pelayanan Kesehatan dalam hal ini Puskesmas Momunu dan
Jaringannya sebagai berikut :
1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
Seorang ibu mempuyai peran yang sangat penting dalam pertumbuhan
bayi dan perkembangan anak. Gangguan kesehatan ibu bisa mempengaruhi
pada kesehatan janin hingga kelahiran dan masa pertumbuhan bayi dan
anaknya.
a. Pelayanan Antenatal (K1 dan K4)
Masa kehamilan marupakan masa yang rawan kesehatan, baik
kesehatan ibu yang mengandung maupun janin yang dikandungnya
sehingga dalam masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan secara
teratur. Hal ini dilakukan guna menghindari gangguan sedini mungkin dari
segala sesuatu yang membahayakan terhadap kesehatan ibu dan janin
yang dikandungnya.

Profil Puskesmas Momunu Tahun 2019


22
Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga
kesehatan profesional (Dokter spesialis kandungan, dokter umum, bidan
dan perawat) kepada ibu hamil selama masa kehamilannya sesuai
pedoman pelayanan antenatal yang dititik beratkan pada kegiatan
Promotif. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan palayanan
K1 dan K4. Gambar dibawah ini menggambarkan pelayanan antenatal
yang telah dilakukan oleh Puskesmas Momunu dan Jaringannya dalam
hal ini Pustu dan Poskesdes/Polindes.
Adapun cakupan K1 di tahun 2018 dan 2019 adalah 100%. Untuk
cakupan K4 di tahun 2019 yaitu 90.8% hal ini menandakan ada
peningkatan cakupan K4 dari tahun 2018 76.5%. Setelah dianalisis
penyebabnya adalah dari segi metode : kurangnya dukungan dari
masyarakat terhadap pelayanan ANC di desa. Dari segi lingkungan:
kurangnya pengetahuan masyarakat tentang KIA. Dari segi manusia :
keterampilan nakes dalam memberikan pelayanan ANC masih rendah.
Adapun pemecahan masalah yang dilakukan untuk meningkatkan
cakupan K1 dan K4 adalah dengan menggalakkan kemitraan bidan
dukun, penyuluhan kelompok PUS/WUS, sweeping K1 Murni, dilakukan
pertemuan bidan desa setiap 3 bulan.
Grafik. V.1

Cakupan K1 dan K4 di Kecamatan Momunu Tahun 2019

70
60 61
61
58
58 58
50 50
Jumlah

37
40 40 40
37
38 38
30 24 29 29
27 27 25
25 25 25
24 24 22 20 19
20 29 29
21 20 18 19 16
15 15
15 16 10
12 14 12 13
12
13 13
10 10
9
7
u

0
II
n

I
l

ar
o
la

ia
l
u

i
g
o
u
n

b
gu

ya
o
an

at
ly
n

B
n
u

n
ag
b

n
go

am u
ek
u

ak
am

o
im

ra
o
tu

la
lu
m

jim

ay

d
am
n

aj

an
ad

u
W
Ta

Su
o

a
an
To
o

in

P
am

m
P

M
u
M

u
P

La
P

La
P

in
P

Bumil K1 K4

Sumber Data : Pengelola Program KIA


Dari grafik diatas menunjukan bahwa untuk cakupan K1 capaian dari
16 Desa adalah 100, sedangkan persentase cakupan K4 tertinggi di desa
Momunu yaitu 112.5%.

Profil Puskesmas Momunu Tahun 2019


23
b. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
Komplikasi dan kematian Ibu Maternal dan bayi baru lahir sebagian
besar terjadi pada masa disekitar persalinan. Hal ini bisa disebabkan
pertolongan tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempuyai
kompotensi kebidanan (Profesional). Cakupan Pertolongan persalinan
oleh tenaga kesehatan pada tahun 2015 sebesar 85,3%, tahun 2016
sebesar 87,3% dan tahun 2017 sebesar 97,9%, tahun 2018 sebesar
98,8% sedangkan tahun 2019 sebesar 100%. Hal tersebut
menggambarkan bahwa terjadinya peningkatan persalinan oleh NAKES
sebesar 1.2%, yang disebabkan oleh kesadaran masyarakat untuk
memanggil bidan dalam proses kelahirannnya.
Cakupan Persalinan oleh tenaga Kesehatan menurut Desa yang ada
di Kecamatan Momunu Tahun 2019 dapat dilihat pada Grafik
Grafik V.2

Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan


Kecamatan Momunu Tahun 2019
60
53
50
50
44
42
40 36 35
32
30
30 28 28 ibu bersalin
2626 25
2322 ditolong NAKES
22 21 22 22
20
20 17 17
1514
12 13
10 9 910
10 88

0
Suraya

Wakat
Taluan

Pajeko
Potugu

Tongon

Pinamula
Pinamula

Mangubi
Panimbul
Momunu

Pujimulyo

Guamonial

Lamadong II

Lamadong I
Pomayagon

Baru

Sumber Data : Pengelola Program KIA


Pada grafik di atas dapat diketahui bahwa desa dengan persentase
nakes di 16 Desa 100% semua.

c. Penangganan Komplikasi Kebidanan


Dalam memberikan pelayanan khususnya oleh tenaga bidan di Desa,
ibu hamil dengan komplikasi kebidanan memerlukan pelayanan
kesehatan karena terbatasnya kemampuan dan sarana yang ada, maka
dilakukan upaya rujukan keunit pelayanan kesehatan yang memadai.
grafik V.3 berikut ini menggambarkan cakupan penanganan komplikasi
kebidanan di Kecamatan Momunu tahun 2019.

Profil Puskesmas Momunu Tahun 2019


24
Grafik V.3

CAKUPAN PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DI WIL. KERJA


PUSKESMAS MOMUNU TAHUN 2019
14 13

12

10 9
8
8 7
perkiraan komplikasi kebidanan
6 5 5 penanganan
4 4 4 4 4
4 3
2 2 2
2
0

Lamadong I
0 Guamonial
Pinamula

Panimbul
Momunu

Mangubi
Potugu

Suraya
Sumber Data : Pengelola Program KIA
Dari Grafik tersebut terlihat bahwa Desa Mangubi yang jumlah
komplikasi kebidanan tertinggi yaitu 269 % , sedangkan yang terendah
adalah Desa Pomayagon yaitu 40%.

d. Penanganan Komplikasi Neonatal


Bayi dengan usia kurang dari satu tahun merupakan golongan umur
yang memiliki resiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan
yang dilakukan untuk mengurangi resiko tersebut antara lain dengan
melakukan pelayanan kesehatan pada neonatus (0-28 hari) minimal 2
kali, satu kali pada umur 0 – 7 hari dan satu kali lagi pada umur 8 – 28
hari. Dalam melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan
konseling perawatan bayi kepada ibu. Grafik di bawah menunjukkan
jumlah penanganan komplikasi neonatal di Kecamatan Momunu pada
Tahun 2018.

Profil Puskesmas Momunu Tahun 2019


25
Grafik V.4

Cakupan penanganan Komplikasi Neonatal di Kec. Momunu Tahun


2019
90 83
78 77
80 74
69
70 63
61
60
49
50 44 perkiraan komplikasi neonatal
pencapaian
40 33
8 %
30 2
4 5 4 7 1
20 4 4 6 3 2 15 2 2
4 2
10 4 3
0 1 0 1 0 1 00 0 1 0 10 10 10 00
0

ru
ad II

Pa I
am on

La on l
jim la

Po yo

l
Ta u

a i
ni n

W a
To gu

ad a

na an t
Su o
na n

m bu

ul b
g

Pi M ka
un

m g

y
m oni

Ba
Pa go
Pi lua

k
Pu mu

m gu
on
Gu yag
ul

ra
je
tu

Pa m

a
om

a
M

La

Sumber Data : Pengelola Program KIA


Berdasarkan grafik di atas diketahui bahwa desa dengan
penanganan komplikasi neonatal tertinggi yaitu Potugu yaitu 102.6%,
sedangkan terendah di desa Momunu, Pinamula, Panimbul, Guamonial.
Lamadong II, Pajeko Pinamula Baru yaitu 0%.

2. Pelayanan Keluarga Berencana


Keberhasilan Program KB dapat diketahui dari beberapa indikator
pencapaian terget KB Baru, cakupan peserta KB Aktif terhadap pasangan
Usia subur (PUS) dan persentase peserta KB aktif Metode Kontrasepsi
Efektif terpilih (MKET).
Pencapaian terget peserta KB Baru di Kecamatan Momunu pada tahun
2019 sebanyak (12.2%) dan peserta KB Aktif 69,2% dari 2.901 jumlah PUS
yang ada. Sedangkan di tahun 2018 sebanyak cakupan peserta KB Baru
53.1% dan peserta KB Aktif 64.2% dari 2.901 jumlah PUS yang ada.
Berdasarkan data tersebut di atas diketahui bahwa cakupan KB baru
mengalami penurunan 40.9% sedangkan cakupan KB aktif meningkat 5%.

Profil Puskesmas Momunu Tahun 2019


26
Grafik V.5

Persentase Cakupan KB Baru dan KB Aktif Kecamatan Momunu


Tahun 2019

300
285
300
250
188
200 156
140
Peersentase

123 112 112 113


150 101 88
100 60 69
55 47 55 51
38 28 40
21 24 23 11 16 16 13 20 14 19 11 12
50
0

u
II

I
on

ad al
yo

ar
a

ay l
u

ul bi
n
n

at
ya
am bu

o
g
ul
un

g
i
go

ek
ua

ug

ag

on

am gu
am o n

B
ul

ak
on

ra
am

im
om

on

aj
ot
im
al

a
ad

in an
m

W
Su
an

P
P
T

in

ua
uj
M

M
am
P

P
P

G
P

L
KB Baru KB Aktif
L

P
Sumber Data : Pengelola Program KB (PKM MOmunu)

Berdasarkan Grafik di atas Desa Wakat merupakan Desa yang Peserta


KB barunya tertinggi yaitu (21.8%) sedangkan yang terendah berada di Desa
Tongon (66.6%). Sedangkan untuk KB Aktif, desa Suraya yang tertinggi
(82.2%) dan terendah desa Guamonial (56.7%).
Sedangkan untuk mengetahui pola penggunaan alat kontrasepsi
peserta KB Baru di Kecamatan Momunu dapat dilihat pada grafk V.6
berikut.
Grafik. V.6

Pola Penggunaan Alat Kontrasepsi pada Peserta KB BaruKecamatan Momunu


Tahun 2019
IUD
2%
IMPLAN
13%
PIL
39%

SUNTIK
46%

KONDOM
0%

Sumber Data : Pengl Program KB

Profil Puskesmas Momunu Tahun 2019


27
Dari Grafik diatas persentase penggunaan alat kontrasepsi pada
peserta KB Baru, suntik yang tertinggi (46%) dan terendah adalah IUD
dan kondom (0 %).

3. Pelayanan Kesehatan Pra Usia Lanjut dan usia lanjut


Pelayanan Kesehatan juga dilakukan secara khusus kepada kelompok
Pra Usia Lanjut dan usia lanjut, dimana pada kelompok ini biasanya banyak
mengalami kesehatan Degeneratif dan fungsi tubuh lainnya. Untuk
Kecamatan Momunu pelayanan Usia Lanjut pada tahun 2019 sebanyak 959
Orang dari 959 Usia Lanjut (100%)
Grafik V.7

Cakupan Pelayanan Usila Kecamatan Momunu Tahun 2019

110
120

100
98

110
100
Persentase

73
73
72

68
68

66
58

80 65 65
65

64
62
64

60 62
60

58
56

60
35 35 35 37
35

35

35
28

28
40

38
20
0
ya

M at
o
Pi an

P u ul a

Pa on
u

gu

ay l

ad l

bi
yo

ad I
gI
Gu gon

u
a
Po mbu

gI

jek
un

ar
La oni

ak

na ngu
ra
lu

on
tu
ul

ng
m

on

aB
a
om

Pa

W
Ta

Su
jim

Po
na

am
To

ni

a
ul
M

m
m

m
La

Pi

Target capaian

Sumber Data : Pengelola Program Usila (PKM Momunu)


Berdasarkan grafik di atas diketahui bahwa cakupan pelayanan lanjut
usia mencapai target di tahun 2019.

Profil Puskesmas Momunu Tahun 2019


28
B. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN DAN PENUNJANG
Untuk mengambarkan Akses dan Mutu pelayanan Kesehatan disajikan
beberapa indikator, antara lain Cakupan Rawat jalan dipelayanan Kesehatan
Kecamatan Momunu dan persentase pengadaan obat Esensial/Generik sesuai
kebutuhan.
Gambaran pencapaian pelayanan kunjungan Rawat jalan di sarana
Pelayanan Kesehatan Kecamatan Momunu pada tahun 2019 sebanyak 17.621
kunjungan, dimana kunjungan tertinggi yaitu JAMKESMAS 13.091 (78%),
kunjungan JAMKESDA yaitu 4.481 (18%) dan terendah ASKES yaitu 49 (0%).
Grafik V.8

Jumlah Kunjungan Rawat Jalan di Wil.Kerja PKM Momunu Tahun


2019
ASKES
0%

JAMKESDA
25%

JAMKESMAS
74%

Sumber Data : pengelola Prog.SP2TP

Salah satu indikator penting dalam penyelenggraan Pelayanan Kesehatan


adalah ketersedian dan Pengadaan Obat. Obat generik merupakan salah satu
langkah dalam upaya meningkatkan kemampuan masyarakat menjangkau obat
yang berkualitas.

Profil Puskesmas Momunu Tahun 2019


29
C. PEMBINAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN SANITASI DASAR
Faktor lingkungan mempuyai peran yang sangat besar dalam proses
timbulnya gangguan kesehatan baik secara individu maupun masyarakat
umumnya. Upaya pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar pada
prinsipnya dimaksudkan untuk memperkecil atau meniadakan faktor resiko
terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan akibat dari lingkungan yang
kurang sehat. Bentuk upaya yang dilakukan dalam meningkatkan kualitas
lingkungan, antara lain melakukan pembinaan kesehatan lingkungan pada
masyarakat dan institusi, survei vektor dan pengawasan tempat-tempat umum
(TTU).
1. Pembinaan Kesehatan Lingkungan
Upaya pembinaan kesehatan lingkungan diarahkan pada masyarakat
dan institusi yang memiliki potensi mengancam kesehatan masyarakat yang
dilakukan secara berkala.
Kegiatan pembinaan dimaksudkan untuk pemantauan, penyuluhan dan
pemberian rekomendasi terhadap aspek penyedian fasilitas sanitasi dasar
(air bersih dan jamban), pengelolaan sampah, sirkulasi udara, pencahayaan
dan lain-lain.
Cakupan pembinaan kesehatan lingkungan pada institusi di Kecamatan
Momunu tahun 2018 dapat dilihat pada Grafik V.9
Grafik. V.9
Jumlah Instansi yang dilakukan

35

30 29

25
25

20 19

15 14

10

0
Sarana Kesehatan Sarana Sarana Ibadah Sarana
Pendidikan Perkantoran

Pembinaan Kesehatan Lingkungan di Kec. Momunu Tahun 2019

Sumber Data : Pengelola Program Kesli

Profil Puskesmas Momunu Tahun 2019


30
Dari grafik diatas terlihat bahwa jumlah institusi yang dibina selama
tahun 2019 sarana Pendidikan yang cakupan pembinaan kesehatan
lingkungannya tertinggi yaitu 29 Unit. Cakupan pembinaan kesehatan dari
semua sarana yang ada sudah mencapai 100%. Untuk uraian berdasarkan
Desa dapat dilihat pada lampiran tabel 64.

2. Surveilans Vektor
Upaya surveilans vektor dilakukan untuk mengendalikan vektor
potensial dalam menularkan penyakit antara lain Nyamuk. Sehingga perlu
dilakukan survei vektor untuk mengetahui bangunan/rumah yang memiliki
jentik nyamuk secara tidak langsung dapat menyusun strategi
pengendaliannya.
Dalam upaya pengendalian kasus Demam berdarah dengue (DBD) di
wilayah kerja UPT Puskesmas Momunu telah dilakukan kegiatan
pemeriksaan Jentik berkala yang dilakukan oleh penanggung jawab /
pelaksana DBD dan melibatkan lintas program yaitu tenaga kesehatan
lingkungan puskesmas. Kegaitan ini juga dilakukan dengan melibatkan kader
jumantik.
Adapun angka bebas jentik (ABJ) di Wilayah kerja UPT Puskesmas
Momunu tahun 2019 adalah 93% artina dari 500 rumah yang dilakukan
survey jentik hanya 465 rumah yang tidak ditemukan jentik. Hal ini
menandakan bahwa pencapaian ABJ masih dibawah target nasional yaitu
95%. Setelah dianalisis penyebabnya adalah tidak semua desa memiliki
kader jumantik, belum dibentuknya kelompok kerja operasional (Pokjanal)
DBD di tingkat kecamatan maupun tingkat desa sekecamatan Momunu,
yang merupakan forum koordinasi kegiatan pengendalian penyakit DBD
yang bertugas mengkoordinir serta memantau secara terus menerus upaya
penggerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSP) DBD.

3. Tempat Pengelolaan Makanan


Tempat Umum merupakan sarana yang dikunjungi banyak orang,
dan dikhawatirkan dapat menjadi tempat penyebaran penyakit. TUPM
meliputi hotel, restoran, pasar dan TUPM lainnya.
Berdasarkan laporan yang diperoleh dari pengelola program
kesehatan lingkungan di Puskesmas Momunu Tahun 2019 bahwa di
Kecamatan Momunu terdapat 9 TPM dan cakupannya adalah 100% TPM
memenuhi syarat higiene sanitasi.

Profil Puskesmas Momunu Tahun 2019


31
D. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT
Upaya perbaikan gizi pada hakikatnya dimaksudkan untuk menangani
permasalahan gizi yang dihadapi masyarakat berdasarkan pemantauan
yang telah dilakukan ditemukan beberapa permasalahan gizi yang sering
dijumpai pada kelompok masyarakat adalah kekurangan kalori protein,
kekurangan Vit A, gangguan akibat kekurangan Yodium dan anemi gizi besi.
1. Pemantauan Pertumbuhan Balita
Upaya pemantauan status gizi balita pada kelompok balita difokuskan
melalui pemantauan terhadap pertumbuhan berat badan yang dilakukan
melalui kegiatan penimbangan di Posyandu secara rutin setiap bulan, serta
pengamatan langsung terhadap penampilan fisik balita yang berkunjung di
fasilitas palayanan kesehatan. Dari hasil pengumpulan data pengelola
Program Gizi Puskesmas Momunu, pemantauan balita tahun 2019 dapat
dilihat pada grafik V.10.
Grafik. V.10

Persentase status Gizi Balita di Kecamatan Momunu Tahun 2019


ditimbang BGM Gibur

5%
4%

90%
Sumber Data : Pengelola Prog Gizi
Bedasarkan grafik diatas, dari Balita cakupan terhadap Balita yang
ditimbang selama tahun 2019 sebanyak 1067 (82%). Adapun persentase
BGM yaitu 1.3%, dan status gizi buruk yaitu 75%.

2. Pemberian Kapsul Vitamin A


Pemberian kapsul vitamin A merupakan salah satu upaya perbaikan
Gizi bayi dan Balita yang dilakukan dua kali dalam setahun (Februari dan
Agustus). Gambaran pemberian Kapsul vitamin A selama tahun 2019 dapat
dilihat pada grafik V.11

Profil Puskesmas Momunu Tahun 2019


32
Grafik. V.11

Capaian Pemberian Vitamin A Pada Bayi dan Balita di wil. kerja UPT
Puskesmas Momunu Tahun 2019

1600 1457
1353
1400

1200
Vit A pada Bayi (6-11 BL)
1000 Vit A pada anak balita (6-59 BL)

800

600

400
155 149
96.1290322580645
92.8620452985587
200

0
target capaian Persentase

Sumber Data : Pengelola Prog Gizi


Dari grafik di atas diketahui bahwa cakupan Vit A pada bayi tahun
2019 yaitu 96% dan cakupan vitamin A pada balita yaitu 51%.

3. Pemberian Tablet Besi


Pelayanan pemberian tablet besi dimaksudkan untuk mengatasi
kasus Anemia serta meminimalisasi dampak buruk akibat kekurangan Fe
khususnya yang dialami ibu hamil. Cakupan Pemberian Fe pada ibu hamil
pada tahun 2019 dari 433 Ibu hamil yang mendapat Fe1 385 (88.9%) Bumil
dan Fe3 341 Bumil atau (78.7%). Gambaran pemberian tablet besi selama
tahun 2019 dapat dilihat pada Grafik V.12
Grafik. V.12

Cakupan Pemberian Tablet Fe1 dan Fe3 di wilayah kerja UPT


Puskesmas Momunu Tahun 2019
70
6161
58
60
4848
50
40
37 36 38
36
40 Target
31
29 28 29 29 Fe1
30 24 25 25 25
2324 22 24
22 Fe3
20 20 2020 19
18 18
1515 16
20 13 12 13 12 13 13
12
14
10 10911
8
10 5

0
Lamadong II
Pomayagon

Lamadong I
Guamonial
Pujimulyo
Pinamula

Pinamula
Panimbul
Momunu

Mangubi
Tongon
Potugu

Suraya

Wakat
Pajeko
Taluan

Baru

Sumber : Pengelola program Gizi

Profil Puskesmas Momunu Tahun 2019


33
Berdasarkan grafik di atas diketahui bahwa cakupan pemberian Fe1
tertinggi di desa Panimbul, Lamadong I dan Lamadong II yaitu 100%
terendah di desa Wakat yaitu 66%. Sedangkan Fe3 tertinggi di desa
Pomayagon yaitu 116% dan terendah di desa Lamadong yaitu 33%.

E. PELAYANAN KEFARMASIAAN DAN ALAT KESEHATAN


Upaya pelayanan kefarmasiaan dan alat kesehatan merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari upaya kesehatan secara paripurna. Upaya
tersebut dimaksudkan untuk :
1. Menjamin ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan obat generik dan obat
esensial yang bermutu bagi masyarakat.
2. Mempromosikan penggunaan obat yang rasional dan obat generik.
3. Meningkatkan kuslitas pelayanan kefarmasiaan serta pelayanan kesehatan
dasar.
4. Melindungi masyarakat dari penggunaan alat kesehatan yang tidak
memenuhi persyaratan,mutu dan keamanan.

Profil Puskesmas Momunu Tahun 2019


34
BAB SITUASI SUMBER DAYA MANUSIA
V

Gambaran mengenai sumber daya kesehatan dikelompokan menjadi


Sarana Kesehatan dan Tenaga Kesehatan.

A. SARANA KESEHATAN
Pada bagian ini akan diuraikan tentang sarana Kesehatan diantaranya
Puskesmas Pembantu dan Sarana Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat
(UKBM). Untuk pustu di Kecamatan Momunu sampai dengan tahun 2019
sebanyak 6 Unit terdiri dari Pustu Momunu, Pustu Pujimulyo, Pustu Pinamula,
Pustu Tongon, Pustu Pomayagon dan Pustu Pajeko. Untuk Pustu Pajeko
bangunannya dalam kondisi rusak berat.
Sarana Kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) di Kecamatan Momunu
dapat dilihat pada grafik VI.1 di bawah ini.
Grafik . VI.1

Jumlah Sarana UKBM di Kec. Momunu Tahun 2019

20 19
18
16
16
14
12
10
10 9
8
6
6
4
2 1
0
Posyandu Pustu Poskesdes Polindes Pos UKK Posbindu

Sumber : Pengelola Program Promkes


Berdasarkan grafik di atas diketahui bahwa posyandu merupakan sarana
tertinggi 42%, dan terendah polindes yaitu 2%.

B. TENAGA KESEHATAN

Profil Puskesmas Momunu Tahun 2019


35
Upaya kesehatan dapat berdaya guna dan berhasil guna bila
pemenuhan tenaga Kesehatan dapat terpenuhi. Di Kecamatan Momunu
saat ini jumlah tenaga kesehatan sudah cukup memadai.
Data yang diperoleh dari Pelaksana Teknis Tata Usaha Puskesmas
Momunu pada tahun 2019 sebanyak 41 PNS, 27 PTT Pusat, 7 Tenaga honorer
1 tenaga sukarela yang tersebar di seluruh sarana kesehatan yang ada di
Kecamatan Momunu. Gambaran jumlah dan Rasio tenaga kesehatan
berdasarkan jenisnya dapat dilihat pada Tabel berikut
Tabel. VI.1
Jumlah dan Persentase
Tenaga Kesehatan menurut Jenis Tenaganya
Di Kecamatan Momunu Tahun 2019
TAHUN 2019
NO JENIS TENAGA Persentase
Jumlah
(%)

1 Dokter 2 1.20

2 Dokter Gigi 1 1.20


3 Perawat 24 32.53

4 Bidan 21 30.12

5 Nutrisionis 1 1.20

6 Apoteker 0 0

7 Tenaga Farmasi 2 2.41

8 Sanitarian 2 2.41
Kesehatan
9 Masyarakat 19 21.69

10 Tenaga lainnya 4 4.82

Jumlah 76 100
Sumber Data : Tata Usaha PKM Momunu
Puskesmas Momunu memiliki 7 tenaga honorer yaitu 1 tenaga supir, 1
tenaga keamanan dan 2 tenaga cleaning service, 1 orang tenaga kefarmasian,
1 orang Epidemiologo kesehatan dan 1 orang operator SIMDA.
Gambaran Rasio tenaga kesehatan berdasarkan jenis pendidikannya
dapat dilihat pada tabel VI.2 dibawah ini.

Profil Puskesmas Momunu Tahun 2019


36
Tabel. VI.2
Jumlah dan Ratio per 100.000 Penduduk
Tenaga Kesehatan menurut Jenis Pendidikan
Di Kecamatan Momunu Tahun 2019
Rasio/100.000
No Jenis Tenaga Jumlah Penduduk
1 Dokter Spesialis 0 0
2 Dokter Umum 2 13
3 Dokter Gigi 1 6
4 Perawat 24 150
5 Bidan 21 132
6 Nutrisionis 1 6
7 Apoteker 0 0
8 Tenaga Farmasi 2 13
9 Sanitarian 2 13
10 Kesehatan
Masyarakat 19 119
11 Tenaga lainnya 4 25
Jumlah 76 476
Sumber Data : Tata Usaha PKM Momunu
Rasio tenaga kesehatan per-100.000 penduduk di Kecamatan Momunu
tahun 2019 sebanyak 476 per 100.000 Penduduk. Ini berarti bahwa setiap
100.000 penduduk Kecamatan Momunu dilayani oleh 476 tenaga kasehatan.
Tenaga Kesehatan di Puskesmas Momunu pada tahun 2019 sebanyak
76 Orang yang tersebar di seluruh sarana kesehatan yang ada di Kecamatan
Momunu. Meliputi puskesmas induk, Puskesmas Pembantu, Poskesdes dan
polindes. Gambaran Persebaran Tenaga Kesehatan dapat dilihat pada Gambar
VI.2
Grafik. VI.2

Jumlah Tenaga Kesehatan Berdasarkan Unit Kerja Puskesmas


Momunu Kec. Momunu
Tahun 2019

Poskesdes 9

Polindes 1

Pustu 6

Puskesmas 60

0 10 20 30 40 50 60 70

jumlah tenaga kesehatan

Sumber : TU Puskesmas Momunu


Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa tenaga kesehatan
tertinggi di puskesmas yaitu 86%, sedangkan terendah di unit Polindes yaitu

Profil Puskesmas Momunu Tahun 2019


37
1,4% dari 72 tenaga kesehatan. Untuk penempatan tenaga kesehatan dengan
fasilitas kesehatannya rusak berat yaitu pustu Pajeko, maka pelayanannya di
rumah warga yang telah ditunjuk oleh kepala desa.
C. PEMBIAYAAN KESEHATAN
Dalam melaksanakan upaya pengembangan kesehatan diperlukan
pembiayaan, baik yang bersumber dari Pemerintah maupun masyarakat
termasuk swasta. Pembiayaan yang bersumber dari Pemerintah terdiri dari
APBD Provinsi, APBD Kab/Kota, APBN Kesehatan dan Pinjaman Luar Negeri
(PHLN).
Pada tahun 2019 total anggaran kesehatan di Puskesmas Momunu Rp.
2,566,357,800, Dengan rincian APBD Kab/kota (Jaminan Kesehatan Daerah)
Rp. 314,436,000 APBN (BOK dan JKN) sebesar Rp. 2,251,921,800. Dengan
demikian anggaran kesehatan di Kecamatan Momunu Perkapita Pertahun 2019
adalah 60,1%. Persentase anggaran menurut sumbernya dapat digambarkan
sebagai berikut:

Grafik VI.3
Persentase Anggaran
Puskesmas Momunu Tahun 2019

APBD
12%

APBN
88%

Sumber : Perencanaan Puskesmas


Berdasarkan data diatas diketahui bahwa sumber pembiayaan terbesar
dari APBN yaitu 88%.

BAB PENUTUP
VI
Profil Puskesmas Momunu Tahun 2019
38
A. KESIMPULAN
Upaya Pembangunan Kesehatan diarahkan pada upaya peningkatan
kemampuan keluarga dan masyarakat, Perbaikan mutu Lingkungan hidup,
perbaikan gizi, penurunan angka kesakitan serta peningkatan dan pemanfaatan
pelayanan Kesehatan. Dari perkembangan keadaan kesehatan diatas secara
Umum dapat dikatakan bahwa keadaan Kesehatan di Kecamatan Momunu
mengalami Peningkatan
Peningkatan Derajat kesehatan, Sumber daya, maupun yang telah dicapai
sebagai hasil pembangunan kesehatan tersebut, sejalan dengan perbaikan
kondisi Umum dan Lingkungan serta perbaikan keadaan Sosial Ekonomi
Masyarakat.
Harapan tersebut sejalan dengan maksud dan tujuan dari Profil kesehatan
yaitu untuk menggembangkan kesehatan masyaraakat Kabupaten Buol
Khusunya Masyarakat Kecamatan Momunu juga sebagai bahan untuk evaluasi
tentang kinerja pembangunan kesehatan dan dasar untuk melakukan evaluasi
pencapaian Program “SDG’s 2016”.
Sesungguhnya data dan informasi sangat dibutuhkan bagi para penentu
kebijakan dan perencana pembangunan kesehatan disegala tingkat
adminitrasi. Dengan adanya penyajian data dan informasi di dalam Profil
Puskesmas Momunu ini dalam bentuk narasi dan lampiran diharapkan dapat
digunakan untuk mengambil langkah-langkah perbaikan dari setiap program,
sehingga dapat lebih dirasakan oleh masyarakat dalam bentuk pelayanan
kesehatan yang bermutu dan terjangkau.
Untuk perbaikan kedepan terhadap Subtansi penyajian ataupun waktu
terbit dari Profil Puskesmas Momunu ini dibutuhkan adanya komitmen
bersama, keseriusan dan dukungan dari segala pihak khususnya Lintas Sektor
dan Program agar penyajian Profil Puskesmas Momunu baik Subtansi
penyajian dan waktu terbitnya menjadi lebih baik dan lebih cepat dari tahun-
tahun sebelumnya, sehingga tujuan agar Profil Puskesmas Momunu dapat
menjadi salah satu sumber data dan informasi dapat tercapai.

Demikian penyajian Profil Puskesmas Momunu tahun 2019, walaupun


masih jauh dari yang diharapkan semoga narasi dan lampiran ini dapat
memenuhi kebutuhan akan data dan informasi kesehatan untuk melihat

Profil Puskesmas Momunu Tahun 2019


39
seberapa jauh perubahan yang telah dicapai dari tahun ke tahun terhadap
pembangunan kesehatan secara menyeluruh di Kecamatan Momunu.

B. SARAN
1. Saran Upaya Kesehatan
Untuk mempertahankan target upaya kesehatan yang telah
dilaksanakan diharapkan semua komponen baik itu petugas kesehatan,
masyarakat dan pemerintah agar bahu membahu untuk saling mendukung
setiap program yang dicanangkan sehingga mampu mewujudkan
masyarakat yang sehat dan mampu menolong dirinya sendiri serta mampu
mencegah terjadinya penyakit melalui Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
2. Saran Penulisan
Untuk meningkatkan kualitas Profil Puskesmas Momunu, maka
beberapa saran yang perlu diperhatikan adalah :
a) Di tingkat program agar dilakukan pemutakhiran atau validasi data
sebagai data dasar penyusunan Profil Momunu.
b) Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait yang berhubungan
dengan kebutuhan data Profil Kesehatan terutama dengan Desa dan
Badan Pusat Statistik Buol.
c) Program-program yang belum mampu mencapai target yang telah
ditetapkan agar melakukan peninjauan ulang terhadap target yang telah
ditetapkan oleh masingmasing program dan disesuaikan dengan
spesifikasi daerah, sehingga target yang ditetapkan tidak menjadi beban
dalam pelaksanaan kegiatan atau program.
d) Untuk program yang telah mencapai target sesuai SPM agar tetap bisa
mempertahankan bahkan meningkatkan kinerjanya.

Profil Puskesmas Momunu Tahun 2019


40

Anda mungkin juga menyukai