Anda di halaman 1dari 55

LAPORAN

PELAKSANAAN KERJA LAPANGAN


PUSKESMAS KADOLOMOKO

OLEH :

Sela Nofyanti : PBC190014


Isra Damayanti : PC190015
Mirta Andani : PBC190017
Sonya Fadia Purnama : PBC190018

PEMBIMBING :

IRWAN R, S.Si., M.Si


apt. SRI YOLANDARI, S.Farm., M.Si

PROGRAM STUDI D III FARMASI


JURUSAN KESEHATAN
POLITEKNIK BAUBAU
2021

LEMBAR PENGESAHAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN PUSKESMAS
DI
PUSKESMAS KADOLOMOKO
Jl. Mawar, Kel.Kadolomoko, Kecamatan Kokalukuna, Kota Baubau
Tanggal 7 Januari – 22 Januari 2021

Disetujui oleh :

PEMBIMBING INSTITUSI PEMBIMBING INSTITUSI

Apt. SRI YOLANDARI, S.Farm., M.Si IRWAN R, S.Si., M.Si


NIDN: 0902039301 NIDN: 0925038901

PEMBIMBING LAHAN

Apt. ERIDA BAKHRAENI, S.Far


NIP: 19801111 201101 2008

MENGETAHUI :
KEPALA PROGRAM STUDI DIII FARMASI

MUHAMMAD TASJIDDIN TEHENI, S.Si., M.Si


NIK: 1990122720180001
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya atas kesempatan yang diberikan kepada kami
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan PKL II dengan judul
“LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSKESMAS KADOLOMOKO”.
Laporan ini disusun guna melengkapi persyaratan dalam
menyelesaikan PKL (Praktek Kerja Lapangan) bagi kami selaku mahasiswa
Politeknik Baubau Program Studi DIII Farmasi dan meningkatkan peran serta
kami selaku mahasiswa untuk menerapkan materi yang telah dipelajari untuk
dilakukan dilapangan.
Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa
selesainya laporan PKL II ini tidak terlepas dari dukungan, semangat, serta
bimbingan dari berbagai pihak, baik bersifat moril maupun material. Oleh
karena itu, kami ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Sapril, SKM.,M.Sc, selaku Direktur Politeknik Baubau.
2. Bapak Muhammad Tasjiddin Teheni, S.Si.,M.Si, selaku Ketua Program
Studi D-III Farmasi.
3. Ibu Arni Maruju, AMG.,SKM selaku Kepala Puskesmas Kadolomoko
4. Ibu apt. Erida Bakhraeni, S.Far, selaku Apoteker Penanggung Jawab
Puskesmas Kadolomoko
5. Ibu apt. Sri Yolandari, S.Farm.,M.Si dan Bapak Irwan R, S.Si., M.Si, selaku
Pembimbing Institusi.
6. Tenaga Pendidik, Tenaga Kependidikan serta Teman-Teman Mahasiswa/i
Politeknik Baubau
Penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini disusun
dengan sebaik-baiknya, namun masih terdapat kekurangan didalam
penyusunan laporan PKL ini, oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya
membangun dari semua pihak sangat kami harapkan.
Akhir kata kami berharap agar laporan ini bermanfaat bagi semua
pembaca.

Baubau, Januari 2021

Penyusun

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI
A. GAMBARAN UMUM TENTANG PUSKESMAS BERADA
B. STRUKTUR ORGANISASI DI PUSKESMAS
C. TUGAS DAN FUNGSI PENGELOLA PUSKESMAS
BAB III PELAKSANAAN
A. JENIS KEGIATAN
B. PEMBAHASAN PELAKSANAAN KEGIATAN
C. FAKTOR PENDUKUNG DAN FAKTOR PENGHAMBAT
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
LAMPIRAN I NAMA PESERTA PRAKTEK KERJA LAPANGAN
(PKL) PUSKESMAS KADOLOMOKO

LAMPIRAN II PROGRAM KERJA

LAMPIRAN III DOKUMENTASI

LAMPIRAN IV DAFTAR HADIR

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Dalam sarana kesehatan Puskesmas, farmasi merupakan salah
satu faktor penting dalam menunjung pelayanan kesehatan. Profesi
farmasi saat ini telah mengalami perkembangan dari berorientasi pada
obat berubah menjadi berorientasi pada pasien, bentuk pelayanan dan
tanggung jawab langsung profesi farmasi dalam pekerjaan kefarmasian
dengan tujuan akhir yaitu peningkatan kualitas hidup pasien.
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan
yang optimal bagi masyarakat. Puskesmas merupakan fasilitas
pelayanan kesehatan dasar yang menyelenggarakan upaya kesehatan,
pemeliharaan, peningkatan kesehatan (Promotif), pencegahan penyakit
(rehabilitative), yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan
berkesinambungan. Konsep kesatuan upaya kesehatan ini menjadi
pedoman dan pegangan bagi semua fasilitas pelayanan kesehatan di
Indonesia termaksud Puskesmas (Permenkes, 2016).
Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan memiliki peran
yaitu menyediakan data dan informasi obat dan pengelolaan obat
(kegiatan perencanaan, penerimaan, penyimpanan dan distribusi,
pencatatan dan pelaporan, dan evaluasi). Obat dan perbekalan
kesehatan hendaknya dikelola secara optimal untuk menjamin
tercapainnya tepat jumlah, tepat jenis, tepat penyimpanan, tepat waktu
pendistribusian, tepat penggunaan dan tepat mutunya di tiap unit
(Kemenkes, 2010).
Pelayanan kefarmasian di Puskesmas merupakan satu kesatuan
yang tidak dapat terpisahkan dari pelaksanaan upaya kesehatan, yang
berperan penting dalam peningkatan mutu pelayanan kesehatan bagi
masyarakat. Pelayanan kefarmasian di Puskesmas harus mendukung
tiga fungsi puskesmas yaitu sebagai pusat penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat dan pusat
pelayanan kesehatan serta pertama yang meliputi kesehatan perorangan
dan pelayanan kesehatan masyarakat (Permenkes, 2016).

B. Tujuan
1. Sebagai pembanding antara teori yang diberikan selama proses
pendidikan dengan praktek yang diperoleh dilapangan.
2. Menumbuhkan dan meningkatkan sikap profesional yang diperlukan
mahasiswa/i untuk memasuki dunia usaha.
3. Mengenal kegiatan penyelenggaraan program kesehatan masyarakat
secarah menyeluruh baik ditinjau dari aspek administrasi, teknis
maupun sosial budaya.
4. Menerapkan proses pembuatan sediaan obat sesuai serep dokter
dibawah pengawasan Apoteker.
5. Memperkokoh link dan match antara Politeknik Baubau dengan
instansi dunia usaha.

BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI

A. Gambaran Umum Puskesmas Kadolomoko

1. Letak Geografis
Puskesmas Kadolomoko terletak di Kelurahan Kadolomoko
Kecamatan Kokalukuna Kota Baubau, dengan luas 12,2 km² yang
terdiri dari 2 kelurahan yaitu:
1. Kelurahan Kadolomoko yang terdiri dari 4 (empat) RW yakni Bure
Baru, Bure Lama, Lingkungan Tengah, dan Warumusio
2. Kelurahan Kadolo yang terdiri dari 2 (dua) RW yakni Km2 dan
Munaja
Batas administratif wilayah kerja Puskesmas Kadolomoko yaitu:
a. Sebelah Utara dengan Laut
b. Sebelah Barat dengan Kelurahan Batulo
c. Sebelah Timur dengan Kelurahan Waruruma
d. Sebelah Selatan dengan Kelurahan Bukit Wolio Indah
Gambar 2.1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Kadolomoko
2. Kependudukan
Jumlah Penduduk yang masuk dalam wilayah kerja Puskesmas
Kadolomoko tahun 2019 adalah sebanyak 9.144 jiwa.
Jumlah Penduduk Jumlah
No Kelurahan
L P Total KK
1 Kadolomoko 2.982 3.058 6.040 1310
2 Kadolo 1.532 1.572 3.104 762
Jumlah 4.514 4.630 9.144 2072

Kepadatan penduduk di Kecamatan Kokalukuna 2052,7 per km².


Sedangkan kepadatan wilayah kerja Puskesmas Kadolomoko adalah
730,82 jiwa per km2.

3. Keadaan Fasilitas Pendidikan


Sarana Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk
meningkatkan sumber daya manusia. Wilayah kerja di Puskesmas
Kadolomoko sarana telah cukup tersedia antara lain Pendidikan Anak Usia
Dini 1 unit terletak di Kelurahan Kadolo, Taman Kanak-Kanak 4 unit, 2 unit
di Kelurahan Kadolo dan 2 unit di Kelurahan Kadolomoko, Sekolah Dasar
3 unit ketiganya berada di Kelurahan Kadolomoko.
No Kelurahan SLTA/SMA SLTP/SMP SD/MI TK PAUD
1. Kadolomoko 0 0 3 2 0
2 Kadolo 0 0 0 2 1
Jumlah 0 0 3 4 1

4. Keadaan Sosial Budaya dan Ekonomi


Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Kadolomoko secara umum
terdiri dari berbagai suku (etnis) yakni Buton, Bali, Muna, Bugis, Makassar,
Nusa Tenggara, Toraja, Manado, dan lain-lain. Multikultural etnis yang
terdapat di wilayah kerja Puskesmas Kadolomoko tidak menimbulkan
konflik atau kekacauan di wilayah tersebut. Adapun mata pencarian
penduduk yang terbesar di wilayah kerja Puskesmas Kadolomoko adalah
PNS, buruh pelabuhan maupun bangunan, karyawan toko, wiraswasta dan
lain-lain.
Keadaan sosial ekonomi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
Kadolomoko relatif baik. Meskipun masih terdapat masyarakat yang
tergolong kurang mampu. Namun dengan program jaminan kesehatan
bagi masyarakat miskin dapat mengurangi beban khususnya dalam
memeriksa kesehatannya. Kondisi perekonomian di wilayah kerja
Puskesmas Kadolomoko dapat dilihat dari tingkat pendidikan yang rata
rata pendidikan S1.

5. Keadaan Fasilitas Kesehatan


Untuk Menunjang peningkatan pelayanan Kesehatan kepada
masyarakat, maka sangat dibutuhkan fasilitas kesahatan, fasilitas
kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Kadolomoko.
No Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah (Unit/Buah)

1. Puskesmas Induk 1
2. Poskesdes 2 (1 Bangunan)
3. Posyandu 10
4. Kendaraan Roda Empat 1
5. Kendaraan Roda Dua 7
6. Peralatan:
- LCD 1
- Laptop 6
- Notebook 1
- Televisi 1
- Komputer 3
- Print 3

Sarana Fisik
Lantai 1
No Jenis Ruangan Jumlah
1 Ruang parkir 1
2 Gudang 1
3 Ruang Bersalin 1
4 Ruang Imunisasi 1
5 RuangTindakan/ UGD 1
6 Ruang Staf Puskesmas 1
Lantai 2
No Jenis Ruangan Jumlah
1 Ruang Bermain Anak dan Pojok 1
ASI
2 Ruang Apotik dan Gudang Obat 1
3 Ruang Tunggu Pasien 1
4 Ruang Pendaftaran 1
5 Ruang Rekam Medik 1
6 Ruang Poli Umum 1
7 Ruang Poli KIA/ KB 1
8 Ruang Poli Gigi 1
9 Ruang Poli MTBS 1
10 Ruang Konseling 1
11 Ruang Laboratorium 1
12 Kamar Mandi/ WC Pria dan Wanita 1
Lantai 3
No Jenis Ruangan Jumlah
1 Ruang tamu 1
2 Ruang Kepala Puskesmas 1
3 Ruang Tata Usaha 1
4 Ruang Mushola 1
5 Ruang P2M dan Promkes 1
6 Ruang Gizi 1
7 Ruang Pertemuan 1
8 Dapur 1
9 Kamar`Mandi/ WC pria dan Wanita 1

6. Tenaga kesehatan
Tenaga kesehatan di Puskesmas Kadolomoko Tahun 2019 adalah
sebanyak 50 orang yang terdiri dari 25 orang berstatus sebagai PNS dan
20 orang berstatus sebagai tenaga sukarela. Untuk mengetahui jumlah
tenaga kesehatan Puskesmas Kadolomoko dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
No Jenis Ketenagaan Jumlah (Orang)
1. Pejabat Struktural 2
2. Dokter Umum 3
3. Dokter Gigi 1
4. Sarjana Kesmas 4
5. Perawat 9
6. Perawat gigi 0
7. Tenaga Sanitasi 1
8. Tenaga Gizi 2
9. Tenaga Apoteker 1
10. Tenaga Bidan 4
11. Analisis Laboratorium 1
12. Staf Penunjang Administari 2
13 Tenaga Sukarela terdiri dari:
- Perawat 5
- SKM 3
- Farmasi 1
- Kesling 0
- Bidan 9
- Gizi 0
- Analis Laboratorium 1

B. Struktur Organisasi di Puskesmas Kadolomoko


a. Kepala Puskesmas : Arni Maruju, AMG., SKM
b. Kepala Tata Usaha : Musfia, S.KM
1. Kepegawaian : Yuli Fitriana Mandaya, SKM
2. Keuangan :-
3. Sistem Informasi Kesehatan : Wa Ode Devi Damayanti, S.Kep., Ns
4. Bendahara JKN : Fandi, SKM
5. Bendahara BOK : Hj. Rosida. AMK
6. Pengelola Barang : Silvia, AMK
c. UKM Esensial dan : Reni Astuti, AMG
Keperawatan Kesehatan Masyarakat
1. Promkes : Dewi Sartika, SKM
2. Kesling : Asnih, AMKL
3. KIA dan KB : Nursanita Natsir, S.ST
4. Gizi Masyarakat : Reni Astuti, AMG
5. Koordinator Upaya Pencegahan : Maida, AMK
dan Pengendalian Penyakit
a. P2 Kusta : Maida, AMK
b. P2 IMS, HIV/AIDS : Wa Sari
c. P2 TB : Wa Sari
d. Imunisasi : Hj. Rosida, AMK
e. P2 ISPA : Hj. Rosida, AMK
f. PTM : Wa Ode Devi Damayanti, S.Kep. Ns
g. P2 RABIES : Hj.Rosida, SKM
h. P2 DIARE : Andi Raden Tanjung Sari, AMK
i. Surveilans : Hasrina, AMK
j. P2 Malaria : Wa Sari
k. P2 DBD : Wa Sari

d. UKM Pengembangan
1. Pelayanan kesehatan Jiwa : Maida, AMK
2. Pelayanan Kesehatan Gizi Masyarakat : Reni Astuti, AMG
3. Pelayanan Kesehatan Olahraga : Silvia, AMK
4. Pelayanan Kesehatan Lansia : Nursanita Natsir, S.ST
5. Pelayanan Kesehatan Kerja : Silvia, AMK
6. UKS : Andi Raden Tanjung Sari, AMK
e. Jaringan Pelayanan Kesehatan dan Jejaring Pelayanan
Kesehatan
1. Pustu :-
2. Puskesdes :a. Ella Amalia, AMK
b. Hesti Alwi, Amd.Keb
3. Bidan Desa :a. Harwiati Diang
b. Erfina, S.ST
f. UKP Kefarmasian dan Laboratorium
1. Pelayanan Pemeriksaan Umum : a. dr. LM Yusfan Davis
b. dr. Yurni Rahayu Ningsih
2. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut : drg. Yuyun Sari
3. Gizi UKP : Meliawati Samimu, AMG
4. Kefarmasian : apt. Erida Bakhraeni, S.Far
5. Persalinan : Nursanita Natsir, S.ST
6. Pelayanan Rawat Inap :-
7. KIA-KB : Nursanita Natsir, S.ST
8. Ruang Tindakan : Kurniati Burhan, AMK
9. Laboratorium : Wa Sari

C. Tugas dan Fungsi Pengelola Puskesmas


Tugas pokok, fungsi dan kewenangan dari masing-masing
bagian di Puskesmas Kadolomoko terdiri dari :

1. Kepala Puskesmas
a. Tugas Pokok
Mengusahakan agar fungsi Puskesmas dapat diselenggarakan
dengan baik
b. Fungsi
Sebagai top koordinator yang memanajemen seluruh kegiatan
Puskesmas
c. Kewenangan
1) Menentukan kebijakan pelaksanaan yang terkait dengan fungsi
Puskesmas
2) Mengambil keputusan dalam menempatkan SDM sesuai
dengan standar kompetensinya.

2. Koordinator Bidang Yankes Masyarakat


a. Tugas Pokok
Bertanggung jawab terhadap kegiatan pelayanan promosi dan
preventif kesehatan di Puskesmas
b. Sebagai koordinator kegiatan promosi preventif lintas program dan
lintas sektoral serta mengefektifkan kelancaran pelaksanaan
program
c. Kewenangan
1) Menyusun dan menentukan perencanaan kegiatan yang terkait
dengan tugas dan fungsi kegiatannya
2) Mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan kegiatan Promosi
Preventif ke Kepala Puskesmas.
3. Koordinator Bidang Yankes Dasar
a. Tugas Pokok
1) Bertanggung jawab terhadap kegiatan pelayanan kuratif dan
rehabilitatif di Puskesmas
2) Bertanggung jawab terhadap peningkatan sumber daya
manusia pelaksana rawat jalan dan rawat inap
b. Fungsi
Sebagai koordinator pelayanan medic yang mengkoordinir kegiatan
pelayanan medik didalam maupun diluar gedung
c. Kewenangan
1) Menyusun dan menentukan perencanaan kegiatan yang terkait
dengan tugas dan fungsi kegiatannya
2) Mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan kegiatan Kuratif
Rehabilitatif

4. Koordinator Pendaftaran dan Rekam medis


a. Tugas Pokok
1) Bertanggung jawab terhadap pelayanan pendaftaran
pasien/klien rawat jalan
2) Bertanggung jawab terhadap pengelolaan rekam medis pasien
rawat jalan
b. Fungsi
Sebagai Koordinator perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
pelayanan pendaftaran dan rekam medis
c. Kewenangan
1) Membuat jadwal petugas pelaksana pelayanan Pendaftaran
dan Rekam Medis untuk diusulkan ke Kepala Puskesmas
2) Menyusun, melaksanakan dan menganalisa Sasaran mutu
Pelayanan Pendaftaran dan Rekam Medis.
5. Koordinator Sub Unit Klinik Umum
a. Tugas Pokok
Bertanggung jawab terhadap pelayanan pasien di Klinik Umum
sesuai dengan prosedur kerja dan instruksi kerja
b. Fungsi
Sebagai Koordinator tenaga pelaksana Klinik Umum
c. Kewenangan
1) Menyusun, melaksanakan dan menganalisa Sasaran Mutu
Pelayanan Klinik Umum
2) Membuat jadwal petugas pelaksanaan pelayanan Klinik Umum
untuk diusulkan ke Kepala Puskesmas.

6. Koordinator Sub Unit Gigi


a. Tugas Pokok
Bertanggung jawab terhadap terlaksananya pelayanan Klinik Gigi
sesuai dengan prosedur kerja dan instruksi kerja
b. Fungsi
Sebagai koordinator yang merencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi pelayanan Klinik Gigi
c. Kewenangan
1) Menyusun, melaksanakan dan menganalisa Sasaran Mutu
Pelayanan Klinik Gigi
2) Membuat jadwal petugas Pelaksanaan Pelayanan Klinik Gigi
untuk diusulkan ke Kepala Puskesmas.

7. Koordinator Sub Unit Konsultasi Terpadu


a. Tugas pokok
Bertanggung jawab terhadap terlaksananya pelayanan Klinik
Konsultasi Terpadu Sesuai dengan prosedur kerja dan instruksi
kerja
b. Fungsi
Sebagai koordinator yang merencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi pelayanan Klinik Konsultasi Terpadu
c. Kewenangan
1) Menyusun, melaksanakan dan menganalisa Sasaran Mutu
pelayanan Klinik Konsultasi Terpadu
2) Membuat jadwal petugas pelaksana pelayanan Klinik Konsultasi
Terpadu untuk diususlkan ke Kepala Puskesmas.

8. Koordinator Sub Unit KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)


a. Tugas Pokok
Bertanggung jawab terhadap terlaksananya pelayanan Klinik KIA
sesuai dengan prosedur kerja dan instruksi kerja
b. Fungsi
Sebagai koordinator perencanaan dan evaluasi pelayanan Sub
Unit KIA
c. Kewenangan
1) Menyusun, melaksanakan dan menganalisa sasaran mutu
Pelayanan Klinik KIA
2) Membuat jadwal petugas pelaksana Pelayanan Klinik KIA untuk
diusulkan ke Kepala Puskesmas

9. Koordinator Laboratorium
a. Tugas Pokok
Bertanggung jawab terhadap terlaksananya pelayanan
Laboratorium sesuai dengan prosedur kerja dan instruksi kerja
b. Fungsi
Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pelayanan
Laboratorium
c. Kewenangan
1) Menyusun, melaksanakan dan menganalisa sasaran mutu
Pelayanan Laboratorium
2) Membuat jadwal petugas pelaksanaan pelayanan Laboratorium
untuk diusulkan ke Kepala Puskesmas.

10. Koordinator Sub Unit Farmasi


a. Tugas Pokok
1) Bertanggung jawab terhadap mutu pelayanan Farmasi
2) Bertanggung jawab terhadap mutu dan keamanan ketersediaan
obat
b. Fungsi
Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pelayanan
Farmasi
c. Kewenangan
1) Menyusun, melaksanakan dan menganalisa sasaran utama
Pelayanan Farmasi
2) Membuat jadwal petugas Pelaksanaan pelayanan Farmasi
untuk diusulkan ke Kepala Puskesmas.

11. Koordinator Pelayanan Kasir


a. Tugas Pokok
Bertanggung jawab terhadap terlaksananya pelayanan kasir sesuai
dengan prosedur kerja dan instruksi
b. Fungsi
Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi Pelayanan Kasir
c. Kewenangan
1) Menyusun, melaksanakan dan menganalisa sasaran mutu
Pelayanan Kasir
2) Menerima pembayaran dari pasien dan menyimpan untuk
sementara serta menyetorkan ke bendahara penerima.

12. Wakil Manajemen (Management Representative)


a. Tugas pokok
Bertanggung jawab untuk menjamin kesesuaian dan Efektivitas
Implementasi Sistem Manajemen Mutu
b. Fungsi
Sebagai Wakil Manajemen dalam mengkoordinir kegiatan dan
penerapan sistem Manajemen Mutu
c. Kewenangan
1) Memeriksa dan merevisi dokumen SMM sebelum disahkan oleh
Kepala Puskesmas
2) Mengusulkan ketersediaan Sumber daya manusia dalam
penerapan SMM (Sistem Manajemen Mutu) ke Kepala
Puskesmas.

13. Audit Mutu Internal


a. Tugas Pokok
Bertanggung jawab untuk menentukan tingkat kesesuaian aktivitas
pelayanan terhadap standar sistem manajemen mutu yang telah
ditentukan serta efektifitas dari penerapan sistem.
b. Fungsi
Sebagai alat/bahan dalam melakukan tindakan koreksi dan
pencegahan yang mengarah pada peningkatan
c. Kewenangan
1) Menyusun, melaksanakan dan menganalisa pelaksana Audit
Mutu Internal
2) Mengidentifikasi dan menjelaskan ketidaksesuaian yang
ditemukan
3) Meminta persetujuan dari audit mengenai batas waktu
pelaksanaan tindakan perbaikan
4) Mengontrol, memonitor penerbitan dan pengembalian laporan
tindakan perbaikan dan permintaan tindakan perbaikan

14. Koordinator Tata Usaha


a. Tugas Pokok
Mengkoordinir pelaksanaan ketatausahaan
b. Fungsi
Membantu Kepala Puskesmas dalam Adminstrasi Ketatausahaan
c. Kewenangan
1) Merencanakan, melaksanakan dan melaporkan/ mengevaluasi
hasil kegiatan pelayanan kesehatan
2) Megidentifikasi jadwal kegiatan Koordinator Puskesmas.
15. Petugas SP2TP (Sistem Pencatatan dan Pelaporan Tingkat
Puskesmas)
a. Tugas Pokok
Membuat dan melaporkan hasil kegiatan SP2TP ke Dinas
Kesehatan Kota Baubau secara periodik (Bulanan)
b. Fungsi
Koordinasi dengan unit-unit lain untuk kelancaran pembuatan/
penyusunan laporan
c. Kewenangan
1) Menyusun dan menentukan perencanaan kegiatan yang terkait
dengan tugas dan fungsi kegiatannya
2) Mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan kegiatan Promosi
Preventif ke Kepala Puskesmas
3) Mengumpulkan entri data, mengevaluasi dan melaporkan data
hasil kegiatan

16. Koordinator Unit Pencegahan Penyakit Menular dan Penyehatan


Lingkungan
a. Tugas Pokok
Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular serta Penyakit
berbasis lingkungan.
b. Fungsi
Membantu Kepala Puskesmas dalam Kegiatan Puskesmas
khususnya mengatasi penyakit menular dan penyehatan
lingkkungan.
c. Kewenangan
1) Merencanakan, melaksanakan dan melaporkan/ mengevaluasi
hasil kegiatan pelayanan kesehatan sesuai dengan tugasnya.
2) Mengkoordinir kegiatan Pemberantasan Penyakit Menular.
17. Koordinator Seksi P2 TB
a. Tugas Pokok
Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular TBC
b. Fungsi
Membantu koordinator Yankes Masyarakat dalam kegiatan
Puskesmas khususnya mengatasi penyakit menular TBC
c. Kewenangan
1) Merencanakan, melaksanakan dan melaporkan/ mengevaluasi
hasil kegiatan pelayanan kesehatan sesuai dengan tugasnya
2) Mengkoordinir kegiatan Pemberantasan Penyakit Menular.

18. Koordinator Seksi P2 Diare


a. Tugas Pokok
Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular Diare
b. Fungsi
Membantu koordinator Yankes Masyarakat dalam kegiatan
Puskesmas khususnya mengatasi penyakit menular Diare
c. Kewenangan
1) Merencanakan, melaksanakan dan melaporkan/ mengevaluasi
hasil kegiatan pelayanan kesehatan sesuai dengan tugasnya
2) Mengkoordinir kegiatan Pemberantasan Penyakit Menular.

19. Koordinator Seksi P2 Kusta


a. Tugas Pokok
Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular Kusta

b. Fungsi
Membantu koordinator Yankes Masyarakat dalam kegiatan
Puskesmas khususnya mengatasi penyakit menular Kusta
c. Kewenangan
1) Merencanakan, melaksanakan dan melaporkan/ mengevaluasi
hasil kegiatan pelayanan kesehatan sesuai dengan tugasnya
2) Mengkoordinir kegiatan Pemberantasan Penyakit Menular.

20. Koordinator Seksi P2 Malaria


a. Tugas Pokok
Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular Malaria
b. Fungsi
Membantu koordinator Yankes Masyarakat dalam kegiatan
Puskesmas khususnya mengatasi penyakit menular Malaria
c. Kewenangan
1) Merencanakan, melaksanakan dan melaporkan/ mengevaluasi
hasil kegiatan pelayanan kesehatan sesuai dengan tugasnya
2) Mengkoordinir kegiatan Pemberantasan Penyakit Menular.

21. Koordinator Seksi P2 DBD


a. Tugas Pokok
Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular DBD
b. Fungsi
Membantu koordinator Yankes Masyarakat dalam kegiatan
Puskesmas khususnya mengatasi penyakit menular DBD
c. Kewenangan
1) Merencanakan, melaksanakan dan melaporkan/mengevaluasi
hasil kegiatan pelayanan kesehatan sesuai dengan tugasnya
2) Mengkoordinir kegiatan Pemberantasan Penyakit Menular.
22. Koordinator Seksi P2 ISPA
a. Tugas Pokok
Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular ISPA
b. Fungsi
Membantu koordinator Yankes Masyarakat dalam kegiatan
Puskesmas khususnya mengatasi penyakit menular ISPA
c. Kewenangan
1) Merencanakan, melaksanakan dan melaporkan/ mengevaluasi
hasil kegiatan pelayanan kesehatan sesuai dengan tugasnya
2) Mengkoordinir kegiatan Pemberantasan Penyakit Menular.

23. Koordinator Seksi Usaha Kesehatan Kerja


a. Tugas Pokok
Menerapkan Usaha kesehatan dan keselamatan kerja untuk
meminimalisir gangguan yang timbul akibat dari pekerjaan atau
lingkungan kerja
b. Fungsi
Sebagai koordinator usaha keselamatan dan kesehatan kerja
c. Kewenangan
1) Membuat perencanaan tentang proses pelaksanaan usaha
keselamatan dan kesehatan kerja
2) Membuat evaluasi kegiatan dalam pertemuan rutin Puskesmas.

24. Koordinator Urusan Rumah Tangga


a. Tugas Pokok
Mengurusi dan memfasilitasi segala kegiatan yang berhubungan
dengan aktivitas rumah tangga Puskesmas.

b. Fungsi
Sebagai koordinator pelaksanaan aktivitas kegiatan urusan rumah
tangga
c. Kewenangan
1) Membuat perencanaan tentang kegiatan rumah tangga
Puskesmas secara terstruktur dan terprogram
2) Membuat evaluasi kegiatan dalam pertemuan rutin Puskesmas.

25. Koordinator Unit Penunjang


a. Tugas Pokok
Bertanggung jawab mengkoordinir Unit Farmasi, Unit Laboratorium
dan Unit Pendaftaran supaya sesuai dengan Prosedur Kerja dan
Instruksi Kerja
b. Fungsi
Sebagai koordinator, perencanaan dan evaluasi Unit-Unit
Penunjang
c. Kewenangan
1) Membuat perencanaan tentang proses pelaksanaan dan
koordinasi dari Unit Farmasi, Unit Laboratorium, Unit Kasir dan
Unit Pendaftaran
2) Membuat evaluasi kegiatan dalam pertemuan rutin Puskesmas.

26. Koordinator Sub Unit KIA


a. Tugas Pokok
Bertanggung jawab terhadap terlaksananya pelaksanaan di Sub
Unit KIA sesuai dengan prosedur kerja dan instruksi kerja
b. Fungsi
Sebagai koordinator, perencanan dan evaluasi pelayanan Sub Unit
KIA.
c. Kewenangan
1) Menyusun, melaksanakan dan menganalisa sasaran mutu
Pelayanan Seksi KIA
2) Membuat jadwal petugas pelaksanaan pelayanan lapangan
Seksi KIA untuk diusulkan ke Kepala Puskesmas.

27. Koordinator Seksi KIA


a. Tugas Pokok
Bertanggung jawab terhadap terlaksananya pelayanan KIA pada
masyarakat diluar Puskesmas sesuai dengan Prosedur Kerja dan
instruksi Kerja
b. Fungsi
Sebagai Koordinator, perencanaan, dan evaluasi pelayanan KIA di
lapangan
c. Kewenangan
1) Menyususn, melaksanakan dan menganalisa sasaran mutu
Pelayanan Sub Unit KIA
2) Membuat jadwal petugas pelaksanaan pelayanan Sub Unit KIA
untuk diusulkan ke Kepala Puskesmas

28. Koordinator Unit Kesga Masyarakat


a. Tugas Pokok
Bertanggung jawab terhadap terlaksananya pelayanan kesehatan
keluarga dan masyarakat didalam maupun diluar Puskesmas
sesuai dengan prosedur kerja dan instruksi kerja.
b. Sebagai koordinator, perencanaan dan evaluasi pelayanan Kesga
dan masyarakat di lapangan

c. Kewenangan
1) Menyusun, melaksanakan dan menganalisa sasaran mutu
pelayanan Unit Kesga dan masyarakat
2) Membuat jadwal petugas pelaksanaan pelayanan Unit Kesga
dan Masyarakat untuk diusulkan ke Kepala Puskesmas

29. Koordinator Seksi Usila


a. Tugas Pokok
Bertanggung jawab dalam pelayanan kesehatan Usila
b. Fungsi
Sebagai Koordinator pelayanan kesehatan Usila di Puskesmas
c. Kewenangan
1) Membuat perencanaan tentang pedoman dan pelaksanaan
pelayanan Usila di Puskesmas
2) Merencanakan kebutuhan alat dan bahan untuk pelayanan
Usila
3) Membuat evaluasi kegiatan dalam pertemuan rutin Puskesmas.

30. Koordinator Sub Unit Persalinan


a. Tugas Pokok
Bertanggung jawab dalam pelayanan proses persalinan di
Puskesmas
b. Fungsi
Sebagai Koordinator pelayanan persalinan di Puskesmas
c. Kewenangan
1. Membuat perencanaan tentang pedoman dan pelaksanaan
pelayanan persalinan di Puskesmas
2. Merencanakan kebutuhan alat dan bahan untuk pelayanan
persalinan
3. Membuat evaluasi kegiatan dalam pertemuan rutin Puskesmas.
31. Koordinator Unit Rawat Jalan
a. Tugas Pokok
1) Bersama dengan Koordinator Bidang Yankes Dasar
mengidentifikasi dan mengelola program perbaikan mutu
pelayanan rawat jalan
2) Bersama dengan Koordinator Bidang Yankes Dasar menyusun
prosedur kegiatan yang terkait dengan pelayanan rawat jalan
b. Fungsi
Sebagai koordinator tenaga pelaksanaan pelayanan rawat jalan
setiap hari
c. Kewenangan
1) Membuat perencanaan tentang pedoman dan pelaksanaan
pelayanan persalinan di Puskesmas
2) Merencanakan kebutuhan alat dan bahan untuk pelayanan
persalinan

32. Koordinator Sub Unit Kesehatan Mata


a. Tugas Pokok
Bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan
mata di Puskesmas
b. Fungsi
Sebagai koordinator pelayanan di Sub Unit Kesehatan Mata
c. Kewenangan
1) Membuat perencanaan tentang pedoman dan pelaksanaan
pelayanan kesehatan mata di Puskesmas
2) Merencanakan kebutuhan alat dan bahan untuk pelayanan
kesehatan mata.
33. Koordinator Sub Unit Khusus
a. Tugas Pokok
Bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan
Jiwa dan mata di Puskesmas
b. Fungsi
Sebagai koordinator pelayanan di Sub Unit Kesehatan Jiwa dan
Mata
c. Kewenangan
1. Membuat perencanaan tentang pedoman dan pelaksanaan
pelayanan kesehatan Jiwa dan Mata di Puskesmas
2. Merencanakan kebutuhan alat dan bahan untuk pelayanan
kesehatan Jiwa dan Mata.

34. Koordinator Seksi Puskesmas


a. Tugas Pokok
Bertanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan Asuhan
Keperawatan di Puskesmas maupun dilapangan baik untuk
sasaran individu, keluarga, kelompok, institusi maupun masyarakat
b. Fungsi
Sebagai koordinator kegiatan Asuhan Keperawatan di Puskesmas
maupun dilapangan
c. Kewenangan
1) Membuat perencanaan tentang pelaksanaan kegiatan Asuhan
Keperawatan Kesehatan Masyarakat
2) Merencanakan kebutuhan alat dan bahan untuk pelayanan
Asuhan Keperawatan di Puskesmas.

35. Koordinator Seksi Gizi


a. Tugas Pokok
Bertanggung jawab dalam penyelenggaraan program gizi dan
penyediaan makanan bagi pasien yang dirawat sesuai kebutuhan
gizi.
b. Fungsi
Sebagai koordinator dalam penyelenggaraan program gizi dan
konsultan gizi dalam penyediaan makanan bagi pasien dirawat
inap
c. Kewenangan
1) Membuat perencanaan tentang sistem penyehatan makanan
2) Merencanakan pengadaan raw material/bahan mentah
makanan
3) Membuat evaluasi kegiatan pemberian gizi baik didalam
Puskesmas maupun dimasyarakat.

36. Koordinator Seksi Kesehatan Lingkungan


a. Tugas Pokok
Bertanggung jawab dalam penyehatan lingkungan di Puskesmas
b. Fungsi
Sebagai Koordinator dalam penyehatan lingkungan dan
penanganan limbah medis dan non medis
c. Kewenangan
1) Membuat perencanaan tentang sistem penyehatan lingkungan
2) Merencanakan kebutuhan alat dan bahan untuk keperluan
penyehatan lingkungan dan penanganan limbah
3) Membuat evaluasi kegiatan dalam pertemuan rutin Puskesmas

37. Bendahara Pengeluaran


a. Tugas Pokok
Bertanggung jawab dalam proses pencatatan pengeluaran uang di
Puskesmas
b. Fungsi
Sebagai petugas pencatat pengeluaran keuangan di Puskesmas
c. Kewenangan
1) Membuat perencanaan tentang sistem pencatatan dan
pembukuan pendataan Puskesmas
2) Membuat evaluasi kegiatan dalam pertemuan rutin di
Puskesmas

38. Bendahara Penerima


a. Tugas Pokok
Bertanggung jawab dalam proses peneriman/ pendapatan uang di
Puskesmas
b. Fungsi
Sebagai petugas penerima dan pencatat pendapatan keuangan di
Puskesmas
c. Kewenangan
1) Membuat perencanaan tentang sistem pencatatan pendapatan
dan pembukuan pendapatan Puskesmas
2) Membuat evaluasi kegiatan dalam pertemuan rutin di
Puskesmas.

39. Urusan Inventaris


a. Tugas Pokok
Bertanggung jawab dalam proses pencatatan keluar-masuk
barang/ bahan medis dan non medis di Puskesmas
b. Fungsi
Sebagai petugas pencatat dan penerima barang/alat/bahan medis
dan non medis di Puskesmas
c. Kewenangan
1) Membuat perencanaan tentang kebutuhan alat/barang/bahan
medis dan non medis di Puskesmas
2) Membuat evaluasi kegiatan dalam pertemuan rutin di
Puskesmas

40. Koordinator Seksi Unit Kesehatan Sekolah (UKS)


a. Tugas Pokok
Bertanggung jawab dalam upaya-upaya peran serta dan
peningkatan derajat kesehatan anak sekolah melalui program UKS
dan UKGS
b. Fungsi
Sebagai koordinator penyuluh kesehatan dalam pemberdayaan
peran serta anak sekolah dalam upaya mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal
D. Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
1. Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74
Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas,
bahwa Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 36 Tahun 2014 tentang
perubahan atas peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 tahun 2014
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas masih belum
memenuhi kebutuhan hukum di masyarakat, sehingga perlu dilakukan
perubahan.
Dalam peraturan Menteri ini yang dimaksud adalah:
1. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas
adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan/kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan
disuatu wilayah kerja.
2. Standar pelayanan kefarmasian adalah adalah tolak ukur yang
dipergunakan sebagai pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam
menyelenggarakan pelayanan kefarmasian.
3. Pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan
bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan
farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti
untukmeningkatkan mutu kehidupan pasien
4. Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisisonal dan
kosmetika
5. Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi
yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem
fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis,
pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan
dan kontrasepsi untuk manusia.
6. Bahan medis habis pakai adalah alat kesehatan yang ditujukan
untuk penggunaan sekali pakai (single use) yang daftar produkya
diatur dalam peraturan perundang-undangan.
7. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker
dan telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker
8. Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu
Apoteker dalam menjalani pekerjaan kefarmasian, yang terdiri atas
Sarjana Sarmasi, Ahli Madya Farmasi, dan Analis Farmasi
9. Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan yang selanjutnya
disebut Kepala BPOM adalah Kepala Lembaga Pemerintahan Non
Kementrian yang mmpunyai tugas untuk melaksanakan tugas
pemerintahan dibidang pengawasan obat dan makanan
10. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang kesehatan.
Pengaturan Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
bertujuan untuk:
a. Meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian
b. Menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian
c. Melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan obat yang tidak
rasional dalam rangka keselamatan pasien (patient safety).
Standar pelayanan kefarmasian di Puskesmas meliputi standar:
a. Pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai
b. Pelayanan farmasi klinik

2. Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai


Pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai
merupakan salah satu kegiatan pelayanan kefarmasian yang dimulai
dari perencanaan, permintaan, penerimaan, penyimpanan,
pendistribusian, pengendalian, pencatatan dan pelaporan serta
pemantauan evaluasi, tujuannya adalah untuk menjamin
kelangsungan ketersediaan dan keterjangkauan sediaan farmasi dan
bahan medis habis pakai yang efisien, efektif dan rasional,
meningkatkan kompetensi/kemampuan tenaga kefarmasian,
mewujudkan sistem informasi manajemen dan melaksanakan
pengendalian mutu pelayanan.
Kepala Ruang Farmasi di Puskesmas mempunyai tugas dan
tanggung jawab untuk menjamin terlaksananya pengelolaan sedian
farmasi dan bahan medis habis pakai yang baik.

3. Pelayanan Farmasi Klinik


Pelayanan farmasi klinik merupakan bagian dari pelayann
kefarmasian yang langsung dan bertanggung jawab terhadap pasien
berkaitan dengan obat dan bahan medis habis pakai dengan maksud
mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan
pasien.
Pelayanan farmasi klinik bertujuan untuk:
a. Meningkatkan mutu dan memperluas cakupan pelayanan
kefarmasian di Puskesmas
b. Memberikan Pelayanan kefarmasian yang dapat menjamin
efektifitas, keamanan dan efisiensi obat dan bahan medis habis
pakai
c. Meningkatkan kerja sama dengan profesi kesehatan lain dan
kepatuhan pasien yang terkait dengan pelayanan kefarmasian
d. Melaksanakan kebijakan obat di Puskesmas dalam rangka
meningkatkan penggunaan obat secara rasional.
Pelayanan farmasi klinik meliputi:
a. Pengkajian dan Pelayanan Resep
b. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
c. Konseling
d. Visite Pasien (khusus puskesmas rawat inap)
e. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
f. Pemantauan Terapi Obat (PTO)
g. Evaluasi Penggunaan Obat

a. Pengkajian dan Pelayanan Resep


Kegiatan pengkajian resep dimulai dari seleksi persyaratan
administrasi, persyaratan farmasetik dan klinis baik pasien rawat
inap maupun rawat jalan.
Persyaratan administrasi meliputi:
1. Nama, umur, jenis kelamin dan berat badan pasien
2. Nama dan paraf dokter
3. Tanggal resep
4. Ruangan/unit asal resep
Persyaratan farmasetik meliputi:
1. Bentuk dan kekuatan sediaan
2. Dosis dan jumlah obat
3. Stabilitas dan ketersediaan
4. Aturan dan cara penggunaan
5. Inkompanilitas (ketidakcampuran obat)
Persyaratan klinis meliputi:
1. Ketetapan indikasi, dosis dan waktu penggunaan obat
2. Duplikasi pengobatan
3. Alergi, interaksi dan efek samping
4. Kontra indikasi
5. Efek ediktif
Kegitan penyerahan (dispensing) dan pemberian informasi
obat merupakan kegiatan pelayanan yang dimulai dari tahap
menyiapkan/meracik obat, memberikan label/etiket, menyerahkan
sediaan farmasi dengan informasi yang memadai disertai
pendokumentasian.
Tujuannya :
1. Pasien memperoleh obat sesuai dengan kebutuhan
klinis/pengobatan
2. Pasien memahami tujuan pengobatan dan mematuhi instruksi
pengobatan

b. Pelayanan Informasi Obat (PIO)


Merupakan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh
Apoteker untuk memberikan informasi secara akurat, jelas dan
terkini kepada dokter, perawat, profesi kesehatan lainnya dan
pasien.
Tujuannya:
1. Menyediakan informasi mengenai obat kepada tenaga
kesehatan lain dilingkungan Puskesmas, Pasien dan Masyarakat
2. Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan yang
berhubungan dengan obat (contoh: kebijakan permintaan obat
oleh jaringan dengan mempertimbangkan stabilitas, harus
memiliki alat penyimpanan yang memadai).
3. Menunjang penggunaan obat yang rasional.

c. Konseling
Merupakan suatu proses untuk mengidentifikasi dan
penyelesaian masalah pasien yang berkaitan dengan penggunan
obat pasien rawat jalan dan rawat inap, serta keluarga pasien.
Tujuan dilakukannya konseling adalah memberikan
pemahaman yang benar mengenai obat kepada pasien/keluarga
pasien antara lain tujuan pengobatan, jadwal pengobatan, cara dan
lama penggunaan obat, efek samping, tanda-tanda toksisitas, cara
penyimpanan dan penggunaan obat.

d. Rode/Visite Pasien
Merupakan kegiatan kunjungan kepasien rawat inap yang
dilakukan secara mandiri atau bersama tim profesi kesehatan
lainnya terdiri dari dokter, perawat, ahli gizi dan lain-lain.
Tujuannya:
1. Memeriksa obat pasien
2. Memberikan rekomendasi kepada dokter dalam pemilihan obat
dengan mempertimbangkan diagnosis dan kondisi klinis pasien
3. Memantau perkembangan klinis pasien yang terkait dengan
penggunaan obat
4. Berperan aktif dalam pengambilan keputusan tim profesi
kesehatan dalam terapi pasien

e. Monitoring Efek Samping (MESO)


Merupakan kegiatan pemantauan setiap respon terhadap
obat yang merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis
normal yang digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis,
diagnosis dan terapi atau memodifikasi fungsi fisiologis.
Tujuannya:
1. Menemukan efek samping obat sedini mungkin terutama yang
berat, tidak dikenal dan frekuensinya jarang
2. Menentukan frekuensi dan insidensi efek samping obat yang
sudah sangat dikenal atau yang baru saja ditemukan.
f. Pemantauan Terapi Obat (PTO)
Merupakan proses memastikan bahwa seorang pasien
mendapatkan terapi obat yang efektif, terjangkau dengan
memaksimalkan efikasi dan meminimalkan efek samping.
Tujuannya:
1. Mendeteksi masalah yang terkait dengan obat
2. Memberikan rekomendasi penyelesaian masalah yang terkait
dengan obat
3. Menerima obat yang sering diketahui menyebabkan reaksi obat
yang merugikan.

g. Evaluasi Penggunaan Obat


Merupakan kegiatan untuk mengevaluasi penggunaan obat
secara terstruktur dan berkesinambungan untuk menjamin obat
yang digunakan sesuai indikasi, efektif, aman dan terjangkau
(rasional).
Tujuannya:
1. Mendapatkan gambaran pola penggunaan obat pada kasus
tertentu
2. Melakukan evaluasi secara berkala untuk penggunaan obat
tertentu.

4. Sumber Daya Manusia


Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian, Tenaga Kefarmasian
adalah tenaga yang melakukan pekerjaan kefarmasian, yang terdiri
dari Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian. Apoteker adalah
sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah
mengucapkan sumpah jabatan Apoteker, sedangkan Tenaga Teknis
Kefarmasian adalah tenaga yang membantu Apoteker dalam
menjalani pekerjaan kefarmasian, yang terdiri dari Sarjana Farmasi,
Ahli Madya Farmasi, Analisis Farmasi, dan Tenaga Menengah
Farmasi/Asisten Apoteker. Dalam menjalankan pekerjaan Kefarmasian
di fasilitas pelayanan kefarmasian (seperti Apotek) Apoteker dapat
dibantu oleh Apoteker pendamping dan Tenaga Teknis Kefarmasian.
Berikut ini adalah kewenangan Apoteker:
a. Mengangkat seorang Apoteker Pendamping yang memiliki SIPA
b. Mengganti obat merek dagang dengan obat generik yang sama
komponen aktifnya atau obat merek dagang lain atas persetujuan
dokter atau pasien
c. Menyerahkan obat keras, narkotika dan psikotropika kepada
pasien atas resep dari dokter sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Penyerahan dan pelayanan obat
berdasarkan resep dokter dilaksanakan oleh Apoteker.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Jenis Kegiatan
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Apotek Puskesmas
Kadolomoko dilaksanakan pada tanggal 7 januari - 22 januari. Adapun
kegiatan tersebut meliputi:
1. Pengenalan Puskesmas
2. Melayani Resep
3. Menerima resep racikan maupun non racikan.
4. Mengambil obat sesuai resep
5. Membuat etiket
6. Mengedukasikan obat kepada pasien
7. Menstok obat

B. Pembahasan Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan di Puskesmas Kadolomoko dimulai dengan pengenalan
sarana dan prasarana Puskesmas meliputi ruang Kepala Puskesmas,
ruang Tata Usaha, ruang Loket, ruang Tunggu, ruang Poli Umum, Ruang
Poli Klinik Gizi dan Sanitasi, ruang Poli Gigi, Ruang Poli KIA/KB, Ruang
Bersalin, ruang UGD, ruang Gizi, ruang P2 Imunisasi/ P2 PTM/ Diare/
Jiwa/ Perkesmas/, ruang TB/ Kusta/ Lansia/ Promkes, Laboratorium,
ruang Rapat/ Aula, dan ruang Apotek meliputi: ruang pelayanan resep,
ruang penyimpanan stok obat (gudang obat), serta lemari obat dan alat
kesehatan.
Pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan di Farmasi
Puskesmas Kadolomoko diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Baubau.
Pengelolaan ini dilakukan dan sepenuhnya adalah tanggung jawab dari
Apoteker Penanggung Jawab Apotek (APJ) Puskesmas Kadolomoko.
Pelayanan resep dilakukan dengan memeriksa kelengkapan resep
yaitu : nama dokter, nomor surat izin praktek (SIP), paraf dokter, tanggal
penulisan resep, nama obat, jumlah obat, cara penggunan, nama pasien,
umur pasien, dan jenis kelamin pasien. setelah memeriksa resep, diambil
obat sesuai resep yang diberikan kemudian buat etiket putih untuk obat
dalam dan etiket biru untuk obat luar. Pada saat penyerahan obat,
memberi informasi obat/edukasi obat kepada pasien seperti
pemberitahuan kepada pasien mengenai khasiat obat, aturan pemakaian
dan cara pemakainnya seperti sesudah makan maupun sebelum makan.
Apabila ada obat yang tidak tersedia di Apotek, wajib untuk
konsultasikan kembali kepada dokter yang membuat resep agar dapat
digantikan dengan obat yang memiliki khasiat yang sama dengan obat
tersebut, agar pasien dapat memenuhi obat yang harus digunakan. Ketika
ada obat yang keluar dicatat jumlah obat yang dikeluarkan, begitu juga
dengan obat yang masuk dicatat dikartu stok. Hal ini bertujuan agar kita
mengetahui jumlah obat yang tersisa dengan mudah tanpa harus
menghitung jumlah obatnya.
Pada proses pembuatan obat racikan, salah satunya puyer
menggunakan lumpang dan alu, karena dapat meminimalkan terjadinya
kontaminasi antara bahan obat dengan alat tersebut. Obat yang diracik
harus sesuai dengan jumlah yang diminta kemudian digerus hingga
homogen.
Penyusunan obat atau penataan obat ada 5 (lima) jenis yaitu :
1. Berdasarkan efek farmakologi, dimana pengelompokkan berdasarkan
golongan obat misalnya golongan antibiotik, golongan analgetik,
golongan antipiretik, golongan anti influenza, dan lain-lain.
2. Berdasarkan alphabetis, dimana pengelompokkan berdasarkan huruf
awalan nama sediaan misalnya Acran, Baquinor, Cefat dan lain-lain.
3. Berdasarkan bentuk sediaan obat, misalnya sediaan sirup, sediaan
injeksi, sediaan topikal, obat dengan suhu penyimpanan dingin.
4. Berdasarkan peraturan perundang-undangan dibidang obat adalah
pengelompokkan berdasarkan bahan aktif obat yang bersifat psikoaktif
dan narkotik, misalnya golongan psikotropika dan narkotika yang perlu
disimpan dalam lemari narkotika.
5. Berdasarkan kecepatan dalam penjualan, misalnya obat Fast moving
(obat yang perputaran/pergerakannya cepat) dan slow moving (obat
yang pergerakannya lambat dimana hanya mengalami pengeluaran
dua atau tiga kali dalam 3 bulan)
Penyusunan obat di Puskesmas Kadolomoko disesuaikan
dengan berdasarkan alphabet dan diberikan kartu stok pada masing-
masing obat. Hal ini bertujuan untuk mempermudah penyetokan sisa obat
tersebut.
Penyimpanan alat kesehatan disimpan pada lemari dan disusun
sesuai jenisnya. Alat yang tersedia seperti impuls set, kateter, aboket,
masker, handscoon steril, spoit, kapas, larutan impuls, dan lain-lain,
sedangkan penyimpanan obat supositorial dan ampuls disimpan dalam
lemari pendingin karena dibutuhkan pada suhu tertentu yaitu 2-8 0C,
sehingga harus disimpan didalam lemari pendingin. Alat kesehatan yang
keluar harus dicatat sesuai dengan jumlah yang dikeluarkan. Hal ini
dilakukan agar dapat mengetahui pengeluaran alat kesehatan, pencatatan
didalam buku amprah.
Penyimpanan obat psikotropika dan narkotika harus disimpan
dalam lemari khusus dua pintu dengan ukuran 40x80x100 cm dilengkapi
kunci ganda. Obat narkotika dan psikotropka harus disimpan dalam lemari
khusus yang dibuat dari kayu atau bahan lain yang kuat serta tidak mudah
dipindahkan. Lemari khusus ini diletakkan ditempat yang aman serta tidak
terlihat oleh umum dan kunci lemari dikuasai oleh Apoteker Penanggung
Jawab dan dokter yang ditunjuk dikuatkan dengan adanya SK dari Kepala
Puskesmas Kadolomoko.
Pelaporan obat yaitu proses kegiatan membuat dan
mengirimkan laporan mengenai penyelenggaraan pengelolaan obat, yaitu
tentang penerimaan dan pemakainnya. Pelaporan terdiri dari pelaporan
internal dan eksternal. Pelaporan internal merupakan pelaporan yang
digunakan untuk kebutuhan manajemen Apotek salah satunya pelaporan
obat. Untuk pelaporan obat bebas, obat keras, dan obat resep biasanya
akan ditulis dikartu stok. Didalam kartu stok terdapat jumlah pemasukan,
pengeluaran, tanggal dan tanda tangan. Pengisian kartu stok diisi jika
obat tersebut bertambah atau berkurang ditulis beserta tanggal dan tanda
tangan petugas yang mengambil atau menyimpan obat tersebut.
Pelaporan eksternal merupakan pelaporan yang dibuat untuk
memenuhi kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, meliputi pelaporan narkotika, psikotropika dan prekursor
farmasi. Pelaporan narkotika, psikotropika dalam bentuk obat jadi
dilaporkan ke UPTD GFK Dinas Kesehatan Kota dengan tembusan
BPOM. Pelaporan meliputi nama, bentuk sediaan dan kekuatan, jumlah
persediaan awal dan akhir bulan, tanggal dan sumber penerimaan, jumlah
yang diterima, tanggal dan tujuan penyaluran, jumlah yang disalurkan dan
kadaluarsa setiap penerimaan atau penyaluran dan persediaan awal dan
akhir.
Untuk penanganan resep narkotika dan psikotropika harus
disimpan terpisah dari resep yang lain. Pelaporannya juga dibuat terpisah
atau tersendiri dari pelaporan obat-obatan yang lainnya seperti obat
bebas, bebas terbatas dan obat keras.
Cara memusnahkan resep dan obat kadaluwarsa atau rusak di
Apotek:
1. Obat kadaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan jenis
dan bentuk sediaan.
2. Pemusnahan obat selain narkotika dan psikotropika dilakukan oleh
Apoteker dan disaksikan oleh Tenaga Kefarmasian lain yang memiliki
Surat Izin Praktek (SIP) atau Surat Izin Kerja (SIK).
3. Pemusnahan dibuktikan dengan berita acara pemusnahan
4. Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 (lima) tahundapat
dimusnahkan.
5. Pemusnahan resep dilakukan oleh Apoteker disaksikan oleh
sekurang-kurangnya petugas lain di Apotek dengan cara dibakar atau
cara pemusnahan lain yang dibuktikan dengan berita acara
pemusnahan resep, dan selanjutnya dilaporkan kepada Dinas
Kesehatan Kota.
Cara memusnahkan obat psikotropika, narkotika dan prekursor
farmasi di Apotek:
1. Telah kadaluwarsa.
2. Tidak memenuhi syarat untuk digunakan pada pelayanan kesehatan
dan/atau untuk pengembangan ilmu pengetahuan, termasuk sisa
penggunaan.
3. Dibatalkan izin edarnya.
4. Tidak mencemari lingkungan dan tidak membahayakan kesehatan
masyarakat.
C. Alur Distribusi Obat di Pukesmas
Distribusi adalah suatu rangkaian kegiatan dalam rangka
pengeluaran dan pengiriman obat, terjamin keabsahan, tepat jenis dan
jumlah secara merata dan teratutur untuk memenuhi kebutuhan unit-unit
pelayanan kesehatan. Distribusi obat dilakukan agar persediaan jenis dan
jumlah yang cukup sekaligus menghindari kekosongan dan
menumpuknya persediaan serta mempertahankan tingkat persediaan
obat.
Tata cara pendistribusian obat di Puskesmas Kadolomoko:
a. Pihak Puskesmas datang ke UPTD Dinas Kesehatan dibagian GFK
(Gudang Farmasi Kesehatan) dengan membawa LPLPO (Lembar
Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat) yang sudah ditanda tangani
oleh Apoteker penanggung jawab, Kepala Puskesmas dan kepala
UPTD Dinas Kesehatan.
b. Pihak GFK Dinas Kesehatan akan menyiapkan obat yang dibutuhkan
oleh Puskesmas, kemudian mendistribusikannya.
c. UPTD GFK Dinas Kesehatan akan memberikan bukti tanda terima
berupa SBBK (Surat Bukti Barang Keluar) kepada pihak Puskesmas
yang harus ditanda tangani oleh Apoteker Penanggung Jawab Apotek
Puskesmas, Staf UPTD GFK Dinas Kesehatan yang mengeluarkan
obat dan mengetahui Kepala UPTD GFK Dinas Kesehatan.
Sistem pendistribusian menggunakan sistem FIFO dimana
barang yang datang terlebih dahulu akan didistribusikan terlebih dahulu,
dan sistem FEFO yaitu barang yang memiliki ED pendek atau mendekati
tanggal ED akan dikeluarkan terlebih dahulu.
Selama satu tahun UPTD GFK Dinas Kesehatan tiap bulan
melakukan pendistribusian obat di Puskesmas. Setelah pihak UPTD GFK
Dinas Kesehatan mendistribusikan sediaan farmasi kepada Puskesmas,
pihak instansi akan memasukan jumlah barang yang keluar kedalam
kartu stok dan menghitung sisa yang ada digudang.
Dalam UPTD GFK Dinas Kesehatan Kota Baubau pedoman
perencanaan dan pengadaan menggunakan data LPLPO (Lembar
Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat) dari Puskesmas yang ada di
Kota Baubau milik Pemerintah Kota yang telah diserahkan oleh masing-
masing Puskesmas Kota Baubau. UPTD GFK Dinas Kesehatan akan
melakukan perencanaan menurut obat apa saja yang sering dipakai oleh
Puskesmas, kemudian GFK Dinas Kesehatan akan melakukan
pengadaan sediaan.
Adapun 5 P dalam gudang farmasi yaitu:
1. Perencanaan bertujuan untuk menyusun kebutuhan perbekalan
farmasi yang tepat sesuai kebutuhan, mencegah terjadinya
kekosongan/ kekurangan barang farmasi, perencanaan ini dilakukan
dalam jangka waktu satu tahun sekali.
2. Penerimaan bertujuan untuk mendapatkan perbekalan farmasi yang
berkualitas sesuai kebutuhan. Dalam peneimaan barang hal-hal yang
harus diperhatikan yaitu kondisi barang, tanggal kadaluarsa, dan
jumlah barang.
3. Penyimpanan bertujuan untuk menjaga agar mutu perbekalan farmasi
tetap terjamin, menjamin kemudahan mencari perbekalan farmasi
dengan cepat pada waktu dibutuhkan untuk mencegah kehilangan
perbekalan farmasi, penyimpanan digudang farmasi disimpan
berdasarkan alphabet, dan dengan sistem FIFO (barang yang masuk
pertam dikeluarkan terlebih dahulu) dan FEFO ( obat yang waktu
kadaluarsanya mendekati dikeluarkan terlebih dahulu)
4. Pendistribusian bertujuan untuk memnuhi kebutuhan obat yang
dibutuhkan oleh Puskesmas
5. Pemusnahan akan dilakukan jika ada sediaan farmasi yang rusak tau
sudah kadaluarsa, dengan cara memisahkan sediaan yang rusak
dengan sediaan yang masih baik, kemudian mengeluarkan obat/alkes
dari kemasannya setelah itu obat harus dihancurkan kemudian
ditimbun dalam tanah.

D. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat


1. Faktor Pendukung
a. Apotek dan pihak kampus yang turut mendukung dan menerima
mahasiswa Farmasi untuk melakukan Praktek Kerja Lapangan
(PKL) dengan cara mendidik dan membimbing mahasiswa farmasi.
b. Adanya kerja sama yang baik antara pembimbing teknis di
Puskesmas dengan mahasiswa peserta PKL.
c. Apoteker, Asisten Apoteker dan Pegawai yang ada di Puskesmas
Kadolomoko sangat ramah dan mau membagi ilmu yang mereka
punya untuk kami, agar menambah wawasan dan pengetahuan
lebih mendalam mengenai obat-obatan.
2. Faktor Penghambat
a. Lama praktek kerja lapangan di Puskesmas Kadolomoko yang
sangat singkat untuk mempelajari lebih mendalam dalam
menerapkan ilmu pada Praktek Kerja Lapangan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari Praktek Kerja Lapangan yang kami lakukan, maka
disimpulkan beberapa hal berikut:
1. Praktek Kerja Lapangan sangat memberi manfaat dan berperan bagi
mahasiswa dalam menerapkan pengetahuan teoritis yang didapat
selama perkuliahan. Kegiatan praktek ini sebagai penjabaran disiplin
ilmu yang erat kaitannya dengan kefarmasian sehinga mahasiswa
dapat terampil dalam bidang kefarmasian di Puskesmas.
2. Kegiatan perapotekan di Puskesmas Kadolomoko berjalan dengan
sangat baik, mulai dari adminstrasi, sistem pengadaan dan
penyimpanan obat, serta pelayanan obat kepada masyarakat.
3. Jenis kegiatan Praktek Kerja Lapangan yang berlangsung pada
Puskesmas Kadolomoko:
a. Pengenalan Puskesmas
b. Melayani Resep
c. Menerima resep racikan maupun non racikan.
d. Mengambil obat sesuai resep
e. Membuat etiket
f. Mengedukasikan obat kepada pasien
g. Menstok obat
4. Pelayanan resep dilakukan dengan memeriksa kelengkapan resep
yaitu : nama dokter, nomor surat izin praktek (SIP), paraf dokter,
tanggal penulisan resep, nama obat, jumlah obat, cara penggunan,
nama pasien, umur pasien, dan jenis kelamin pasien. setelah
memeriksa resep, diambil obat sesuai resep yang diberikan kemudian
dibuat etiket putih. Pada saat penyerahan obat, memberi informasi
obat/edukasi obat kepada pasien seperti pemberitahuan kepada
pasien mengenai khasiat obat, aturan pemakaian dan cara
pemakainnya seperti sesudah makan maupun sebelum makan.

B. Saran
Untuk melengkapi laporan ini kami akan menyampaikan beberapa
saran yang mungkin bisa membantu mengisi kekurangan-kekurangan
yang ada, antara lain sebagai berikut :
1. Untuk mahasiswa Politeknik Prodi Farmasi Baubau agar pelaksanaan
PKL dilaksanakan pada waktu yang lebih lama agar mahasiswa-
mahasiswi lebih cepat memahami perannya dibidang kefarmasian
sebagai Asisten Apoteker.
2. Diharapkan semoga kegiatan ini dapat berlangsung seterusnya guna
dapat memberikan bekal tambahan bagi mahasiswa Politeknik Prodi
Farmasi agar mampu bersaing dalam dunia kerja dan mampu
mencetak mahasiswa yang profesional dibidang kefarmasian
sehingga, membawa nama baik Politeknik Baubau.
DAFTAR PUSTAKA

Hartini, Yustina Sri dan Sulasmono. 2008. Apotek Ulasan Berserta Naskah
Peraturan-Peraturan Undang-Undang Terkait Apotek Termasuk
Naskah dan Ulasan Permenkes Tentang Apotek Rakyat. Uniersitas
Sanata Dharma: Yogyakarta

Kementrian Kesehatan RI. 2004. Keputusan Menteri Kesehatan RI No:


1027/MenKes/SK/IX/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian
di Apotek. Jakarta: Departemen Kesehatan RI

Kementrian Kesehatan RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 58


tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah
Sakit. Direktorat Bina Farmasi Komunikasi dan Klinik. Depkes RI:
Jakarta

Kementrian Kesehatan RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 30


tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas. Depkes RI: Jakarta.

Kementrian Kesehatan RI. 2010. Materi Pelatihan Manajemen Kefarmasian


di Puskesmas. DepKes RI: Jakarta

MenKes RI. 2015. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 3 Tahun 2015.


Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, dan Pelaporan Narkotika
Psikotropika, dan Prekursor Farmasi. Menteri Kesehatan Republik
Indonesia: Jakarta

Menkes RI. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 73 Tahun 2016


Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Menteri
Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2016


tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. DepKes
RI: Jakarta

Peraturan Menteri Kesehatan RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor


36 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.
DepKes RI: Jakarta.

Peraturan Menteri Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 3


Tahun 2015 tentang Pemusnahan Obat Narkotika, Psikotropika
dan Prekursor Farmasi. DepKes RI: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai