Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komponen-komponen kimia yang terkandung didalam
senyawa seperti yang terdapat di dalam tumbuh-tumbuhan sangat
dibutuhkan oleh keperluan hidup manusia. Dimana seiring dengan
berkembangnya zaman, banyak para peneliti farmasi yang mengkaji
berbagai tumbuhan yang digunakan sebagai bahan obat dalam hal ini
ditinjau berdasarkan jenis zat aktif yang terkandung didalamnya. Zat
aktif tersebut kemudian akan diisolasi dan dijadikan sebagai komponen
utama dalam sediaan farmasi dengan berbagai bentuk sediaan.
Komponen tersebut dapat diperoleh dengan metode ekstraksi,
dimana ekstraksi merupakan proses penyaringan zat-zat berkhasiat
atau zat-zat aktif dari tumbuhan atau biota laut dengan menggunakan
pelarut dan metode yang sesuai.
Berdasarkan bentuk campuran yang diekstraksi, ekstraksi
dibagi menjadi dua yaitu ekstraksi padat-cair dan ekstraksi cair-cair.
Pada ekstraksi cair-cair, bahan yang menjadi analit berbentuk cair
dengan pemisahannya menggunakan dua pelarut yang tidak saling
bercampur sehingga terjadi distribusi sampel di antara kedua pelarut
terebut. Pendistribusian sampel dalam kedua pelarut tersebut dapat
ditentukan dengan perhitungan KD (koefisien distribusi), sedangkan
ekstraksi padat-cair terdiri atas ekstraksi panas dan dingin.
B. Maksud Percobaan
1. Agar dapat mengetahui teknik ekstraksi maserasi
2. Agar dapat menghitung hasil rendaman ekstrak
C. Tujuan Percobaan
1. Untuk dapat mengetahui teknik ekstraksi maserasi
2. Untuk dapat menghitung hasil rendaman ekstrak
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Umum
Ekstraksi adalah pemisahan satu atau beberapa bahan dari
suatu padatan atau cairan dengan bantuan pelarut. Ekstraksi juga
merupakan proses pemisahan satu atau lebih komponen dari suatu
campuran homogen menggunakan pelarut cair (solven) sebagai
separating agen. Pemisahan terjadi atas dasar kemampuan larut yang
berbeda dari komponen-komponen dalam campuran (Wibawa, 2012).
Ekstraksi pelarut atau sering disebut juga ekstraksi cair
merupakan metode pemisahan atau pengambilan zat terlarut dalam
larutan (biasanya dalam air) dengan menggunakan pelarut lain
(biasanya organik) (Yazid, 2005).
Pemisahan zat-zat terlarut antara dua cairan yang tidak saling
mencampur antara lain menggunakan alat corong pisah. Ada suatu
jenis pemisahan lainnya dimana pada satu fase dapat berulang-ulang
dikontakkan dengan fase yang lain, misalnya ekstraksi berulang-ulang
suatu larutan dalam pelarut air dan pelarut organik, dalam hal
ini digunakan suatu alat yaitu ekstraktor sokshlet. Metode sokshlet
merupakan metode ekstraksi dari padatan dengan solvent (pelarut) cair
secara kontinu. Alatnya dinamakan sokshlet (ekstraktor sokshlet) yang
digunakan untuk ekstraksi kontinu dari sejumlah kecil bahan (Wibawa,
2012).
Ekstraksi pelarut menyangkut distribusi suatu zat terlarut
(solute) diantara dua fasa cair yang tidak saling bercampur. Teknik
ekstraksi sangat berguna untuk pemisahan secara cepat dan “bersih”
baik untuk zat organik maupun zat anorganik. Cara ini juga dapat
digunakan untuk analisis makro maupun mikro. Selain untuk
kepentingan analisis kimia, ekstraksi juga banyak digunakan untuk
pekerjaan-pekerjaan preparatif dalam bidang kimia organik, biokimia
dan anorganik dilaboratorium. Alat yang digunakan dapat berupa
corong pemisah (paling sederhana), alat ekstraksi soxhlet sampai yang
paling rumit berupa alat “Counter Current Craig” (Alimin, 2007).
Diantara berbagai jenis metode pemisahan, ekstraksi pelarut
atau disebut juga ekstraksi cair merupakan metode pemisahan yang
paling baik dan populer. Alasan utamanya adalah bahwa pemisahan ini
dapat dilakukan baik dalam tingkat makro maupun mikro. Seseorang
tidak memerlukan alat yang khusus atau canggih kecuali corong
pemisah. Prinsip metode ini didasarkan pada distribusi zat terlarut
dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling
bercampur, seperti benzen, karbon tetraklorida atau kloroform.
Batasannya adalah zat terlarut dapat ditransfer pada jumlah yang
berbeda dalam kedua fase pelarut. Teknik ini dapat digunakan untuk
kegunaan preparatif, pemurnian, memperkaya, pemisahan serta
analisis pada semua skala kerja. Mula-mula metode ini dikenal dalam
kimia analisis, kemudian berkembang menjadi metode yang baik,
sederhana, cepat dan dapat digunakan untuk ion-ion logam yang
bertindak sebagai trace (pengotor) dan ion-ion logam dalam jumlah
makrogram (Khopkar, 2010).
Ekstraksi memanfaatkan pembagian sebuah zat terlarut
antara dua pelarut yang tidak dapat bercampur untuk mengambil zat
terlarut tersebut dari satu pelarut ke pelarut lain. Misalnya idion sebagai
pencemar dalam air yang juga mengandung zat terlarut lain yang tidak
larut dalam karbon tetraklorida. dalam kasus seperti ini, hampir semua
iodion dapat diambil dengan mengaduk larutan air dengan tetraklorida
yang memungkinkan kedua fasa terpisah kemudian mengurangi lapisan
air dari lapisan karbon tetraklorida yang lebih besar. Makin besar
tetapan keseimbangan untuk partisi zat terlarut dari pelarut awalnya
dalam pelarut pemisah maka makin sempurna proses pemisahannya
(Gillis, 2001).
Istilah-istilah berikut ini umumnya digunakan dalam teknik
ekstraksi (Wibawa, 2012) :

1. Bahan ekstraksi : Campuran bahan yang akan diekstraksi


2. Pelarut (media ekstraksi) : Cairan yang digunakan untuk
melangsungkan ekstraksi
3. Ekstrak : Bahan yang dipisahkan dari bahan ekstraksi
4. Larutan ekstrak : Pelarut setelah proses pengambilan ekstrak
5. Rafinat (residu ekstraksi) : Bahan ekstraksi setelah diambil
ekstraknya
6. Ekstraktor : Alat ekstraksi
7. Ekstraksi padat-cair : Ekstraksi dari bahan yang padat
8. Ekstraksi cair-cair (ekstraksi dengan pelarut = solvent extraction) :
Ekstraksi dari bahan ekstraksi yang cair
Pada ekstraksi tidak terjadi pemisahan segera dari bahan-
bahan yang akan diperoleh (ekstrak), melainkan mula-mula hanya
terjadi pengumpulan ekstrak dalam pelarut. Ekstraksi cair-cair
digunakan untuk memisahkan senyawa atas dasar perbedaan
kelarutan pada dua jenis pelarut yang berbeda yang tidak saling
bercampur. Jika analit berada dalam pelarut anorganik, maka pelarut
yang digunakan adalah pelarut organik dan sebaliknya (Khamidinal,
2009).
Ekstraksi daun papaya yang menggunakan pelarut air
menunjukkan penghambatan yang lebih tinggi melawan bakteri
daripada pelarut organik. Ekstrak papaya tersebut menunjukkan
aktivitas antibakteri yang lebih tinggi terhadap semua bakteri gram
positif dan gram negatif ( Anibijuwon, 2009).

B. Uraian Bahan
1. Air Suling (Ditjen POM, 1979):
Nama Resmi : AQUA DESTILLATA
Nama Lain : Air Suling / aquadest
RM : H2O
BM : 18,02 gram
Pemerian : Cairan jernih, Tidak berwarna, Tidak berasa, dan
tidak berbau.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pelarut
2. Methanol ( Ditjen POM, 1979):
Nama Resmi : METANOL
Nama lain : Metanol
RM : CH3OH
BM : 34,00 gram
Pemerian : Cairan tidak berwarna, gliserin, bau khas
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, membentuk cairan
jernih tidak berwarna
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup
Kegunaan : Sebagai pereaksi
C. Klasifikasi Bahan

1. Daun Pepaya (Carica papaya Linn) (Suprapti, 2005) :


Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Cistales
Familia : Caricaceae
Genus : Carica
Spesies : Carica papaya L
BAB III
METODE KERJA
A. Alat
1. Ayakan
2. Batang pengaduk
3. Blender
4. Corong
5. Cawan porselin
6. Erlenmeyer
7. Handscoon
8. Kertas perkamen
9. Kertas saring
10. Masker
11. Sudip
12. Timbangan
13. Toples kaca
B. Bahan
1. Aquadest
2. Metanol
3. Ekstrak daun papaya ( Carica papaya L)
C. Prosedur Kerja
Daun Pepaya

Dikeringkan selama
5 hari kemudian
diblender dan diayak

Serbuk daun

Ditimbang 10 gram
1:10

Dimaserasi selama
24 jam pada suhu
kamar

Disaring dengan
kertas saring
whatman

Pelarut diuapkan

Ekstraksi kasar
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Perhitungan:
Berat kertas perkamen = 0,3 gram
Berat endapan pepaya = 1,8 gram-0,3 gram
= 1,5 gram
berat ekstrak
B% Rendaman ¿ x 100 %
berat bahan
1,5 gram
¿ x 100 %
20 gram
= 7,5%
B. Pembahasan
Ekstrasksi merupakan pemisahan satu atau beberapa dari
suatu padatan atau cairan dengan bantuan pelarut. Ekstraksi juga
merupakan proses satu atau lebih komponen dari suatu campuran
homogen menggunakan pelarut cair (solven) sebagai separating agen
pemisahan atas dasar kemampuan larut yang berbeda dari komponen-
komponen dalam campuran. Ekstraksi pelarut atau sering disebut
ekstraksi airmerupakan metode pemisahan atau pengambilan zat
terlarut dalam larutan (biasanya dalam air) dengan menggunakn pelarut
lain (biasanya organik).
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu ayakan, batang
pengaduk, blender, corong, cawing porselin, Erlenmeyer, handscoon,
kertas perkamen, kertas saring, masker, sudip, timbangan, dan toples
kaca. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu aquadest, methanol dan
ekstrak daun pepaya.
Prosedur kerja pada praktikum kali ini yaitu pertama-tama daun
pepaya dikeringkan selama 5 hari, kemudian diblender dan diayak.
Setelah menjadi serbuk, ditimbang 10 gram dengan perbandingan 1:10.
Kemudian dimaserasi selama 24 jam pada suhu kamar, setelah itu
disaring dengan kertas saring whatman, kemudian pelarut diuapkan,
setelah itu ekstraksi kasar. Pada praktikum ini diperoleh hasil berat
endapan pepaya 1,5 gram dan presentase rendaman pepaya 7,5%.
Pada praktikum kali ini menggunakan daun pepaya (Carica
papaya L) sebagai sampel ekstraksi. Daun pepaya (Carica papaya L.)
mengandung alkaloid karpainin, karpain, pseudokarpain, vitamin C dan
E, kolin, karposid, juga mengandung suatu glukosinolat yang disebut
benzil isotiosianat. Daun pepaya juga mengandung mineral seperti
kalium, kalsium, magnesium, tembaga, zat besi, zink, dan mangan.
Selain itu, daun pepaya mengandung senyawa alkaloid karpain,
karikaksantin, violaksantin, papain, saponin, flavonoid, dan tannin.
Daun pepaya (Carica papaya L) memiliki berbagai manfaat bagi
kesehatan yaitu menjaga keseimbangan kadar gula darah. Daun
pepaya sering digunakan untuk mengobati diabetes dan meningkatkan
kontrol gula darah. Manfaat lain dari daun pepaya yaitu membantu
melancarkan pencernaan, mempercepat penyembuhan luka,
meredakan gejala demam berdarah, meredakan redam menstruasi,
mengobati jerawat, dan sebagai antikanker.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Anibijuwon, I.I., Udeze, A.O. 2009. Antimicrobial Activity of Carica
papaya on some Pathogenic Organisms of Clinical Origin from
South-Western Nigeria. University of Ilorin: Nigeria.

Alimin, M.S., Yunus., Idris, I. 2007. Kimia Analitik.UIN Alauddin:


Makassar.

Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen


Kesehatan RI: Jakarta.

Gillis, O. 2001. Prinsip-prinsip Kimia Modern Jilid I. Erlangga: Jakarta.


Khamidinal. 2009. Teknik Laboratorium Kimia. Pustaka Pelajar:
Yogyakarta.

Khopkar, M.S. 2010. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI-Press: Jakarta.


Suprapti, M.L. 2005. Aneka Olahan Pepaya Mentah dan Mengkal.
Kasinus: Yogyakarta.

Wibawa, I. 2012. Ekstraksi Cair-cair Universitas lampung: Lampung.


Yazid, E. 2005. Kimia Fisika untuk Paramedis. Andi: Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai