Anda di halaman 1dari 36

PEMANFAATAN EKSTRAK BELIMBING WULUH

(Averrhoa bilimbi L) SEBAGAI PEMBERSIH NODA KERAMIK

Karya Tulis Ilmiah


disusun untuk memenuhi salah satu
persyaratan kelulusan

Oleh :
Raihan Fadhlan Habibie
NIS : 161710064

SMA Al Muslim
Jalan Raya Setu, kp. Bahagia, Telp.88335907, Fax.8831167,88362227
TAMBUN – BEKASI

2018
EMBAR PENGESAHAN
KARYA TULIS ILMIAH

PEMANFAATAN EKSTRAK BELIMBING WULUH

(Averrhoa bilimbi L) SEBAGAI PEMBERSIH NODA KERAMIK

Yang dipersiapkan dan disusun oleh


Raihan Fadhlan Habibie
161710064

Telah disetujui dan dipertahankan di depan Dewan Penguji (Penyanggah)


Pada tanggal 8 Oktober 2018
Yang dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Tim Penguji

Penyanggah Pembimbing

Atut Siti Wahyuni, S.S. Is Daryani, S.T.

Tambun, .....................................2018
Kepala SMA Al Muslim

Dra. Reni Nurhidayati

ii
MOTTO

“Just because someone stumbles and loses their way, doesn’t


mean that they’re lost forever.”

iii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberi kita rahmat, hidayah, serta kasih sayang-Nya kepada seluruh
makhluk ciptaan-Nya, memberi kemudahan bagi penulis untuk dapat
menyusun dan menyelesaikan karya tulis dengan judul “Pemanfaatan
Ekstrak Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi L) Sebagai Pembersih Noda
Keramik”. Tidak lupa penulis junjungkan salawat serta salam kepada Nabi
Muhammad SAW, sebagai pemberi cahaya kehidupan bagi manusia dari
masa kebodohan hingga masa kejayaan.
Karya tulis ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk kelulusan.
Karya tulis yang telah rampung ini tentunya tidak terlepas dari bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis
menyampaikan terima kasih kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran dalam
mengerjakan karya tulis ini dan atas semua nikmat-Nya yang telah
diberikan.
2. Ibu Dra. Reni Nurhidayati, selaku Kepala SMA Al Muslim yang telah
memberikan banyak arahan ditengah kesibukannya.
3. Ibu Siti Mugi Rahayu, S.Pd., M.Pd., selaku Wakil Kepala Bidang Kurikulum
yang memberikan arahan kepada penulis.
4. Ibu Is Daryani, S.T., selaku pembimbing yang telah memberikan banyak
arahan kepada penulis dalam penyusunan karya tulis ini.

iv
5. Ibu Atut Siti Wahyuni, S.S., selaku penyanggah yang telah banyak
memperbaiki hasil karya tulis ilmiah penulis, memberikan penjelasan,
arahan, bimbingan secara teknis dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini.
6. Ibu Ari Widiastuti, S.Pd., selaku wali kelas XII IPA 2 yang telah
memberikan banyak arahan serta dorongan maupun do’a kepada penulis
dalam menyusun karya tulis ilmiah ini.
7. Ibu Rahmadini Santana, S.Pd., selaku koordinator laboratorium kimia yang
mengawasi dan membantu penulis selama melakukan percobaan dan
menyusun karya tulis ilmiah ini.
8. Keluarga yang selalu memberikan kasih sayang dan cinta yang tulus
kepada penulis juga memberikan motivasi dan memberikan do’anya yang
tidak ada hentinya kepada penulis.
9. Rekan-rekan penulis (Raizes Vicastha) yang telah memberikan motivasi
dan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
Besar harapan saya semoga karya tulis ilmiah yang sederhana ini
akan memberikan manfaat bagi para pembacanya. Penulis menyadari bahwa
karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan
mengingat keterbatasan pengetahuan yang dimiliki dan kendala-kendala
yang dihadapi penulis dalam menyusun karya tulis ini. Oleh karena itu,
penulis terbuka untuk segala kritik dan saran yang dapat memperbaiki karya
tulis ilmiah ini.

Bekasi,… Oktober 2016


Penulis

Raihan Fadhlan Habibie

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................. i


LEMBAR PENGESAHAN ................................................................... ii
MOTTO ................................................................................................ iii
KATA PENGANTAR ........................................................................... iv
DAFTAR ISI ......................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ................................................................................. viii
ABSTRAK ........................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1


a) Latar Belakang ............................................................... 1
b) Rumusan Masalah .......................................................... 1
c) Tujuan Penelitian ............................................................ 1
d) Manfaat Penelitian .......................................................... 2

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS .................................... 3


a) Kajian Pustaka................................................................ 3
b) Hipotesis ......................................................................... 11

BAB III METODE PENELITIAN........................................................... 12


a) Jenis Penelitiaan ............................................................ 12
b) Definisi Operasional ....................................................... 12
c) Populasi dan Sampel...................................................... 12
d) Instrumen dan Bahan ..................................................... 12
e) Cara Penelitian ............................................................... 13
f) Tempat dan Waktu ......................................................... 13
g) Analisis Hasil .................................................................. 14

vi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 15
a) Hasil Penelitian ............................................................... 15
b) Pembahasan .................................................................. 16

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 17


a) Kesimpulan ..................................................................... 17
b) Saran .............................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 18


LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kandungan Belimbing Wuluh………………………….. 7


Tabel 4.1 Penelitian Uji Efektivitas Ekstrak Belimbing Wuluh… 16

viii
PEMANFAATAN EKSTRAK BELIMBING WULUH (Averrhoa Bilimbi L)

SEBAGAI PEMBERSIH NODA KERAMIK

Raihan Fadhlan Habibie

XII IPA 2

161710064

ABSTRAK

Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) merupakan tanaman yang dapat tumbuh di mana saja
termasuk di pekarangan rumah. Buah ini biasanya dimanfaatkan oleh ibu rumah tangga
sebagai penyedap pada sayur asam karena rasanya yang masam. Selain itu belimbing
wuluh dibiarkan saja terbuang di tanah tanpa dimanfaatkan. Padahal belimbing wuluh
mempunyai banyak manfaat, antara lain untuk mengobati batuk, menurunkan tekanan darah
tinggi, membersihkan logam-logam, keramik, kaca dan lain-lain karena senyawa-senyawa
yang dikandungnya. Untuk itu penelitian ini dilakukan untuk membuat suatu alternatif dengan
membuat larutan ekstrak belimbing wuluh sebagai pembersih noda pada keramik. Manfaat
penelitian ini adalah untuk mengetahui manfaat belimbing wuluh dan mengurangi
pencemaran lingkungan akibat bahan kimia. Metode penelitian ini adalah eksperimental
deskriptif untuk mengetahui efektivitas ekstrak belimbing wuluh dengan konsentrasi 15%,
25%, 50% terhadap noda keramik. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak belimbing
wuluh efektif untuk menghilangkan noda pada keramik dengan konsentrasi belimbing wuluh
50% paling efektif diantara ekstrak yang lain.

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bangunan gedung, perumahan atau perkantoran menggunakan
keramik sebagai salah satu bahan bangunannya. Keramik digunakan
sebagai lantai bangunan, atap ataupun dinding. Ada empat jenis
keramik, yaitu keramik Biasa, keramik Terazzo, keramik Granit Alam
dan keramik Homogeneous tile. Keramik memiliki fungsi sebagai
penunjang aktivitas dalam ruangan dan membentuk karakter ruangan.
Keramik mempunyai kelebihan yaitu tahan lama, daya serap airnya
rendah, lebih sehat dibandingkan dengan karpet lantai karena debu
sulit untuk menempel pada keramik, serta keramik tersedia dalam
berbagai bentuk, ukuran, warna dan pola. Meskipun memiliki banyak
kelebihan, keramik juga mempunyai kekurangan yaitu bahan keramik
menghantarkan dingin sehingga kurang nyaman di kaki. Sambungan
antar keramik atau biasa disebut dengan nat mudah terkena noda dan
debu yang terkadang sulit dihilangkan serta keramik mudah pecah
sehingga perlu lebih berhati-hati saat pemasangan.
Permukaan keramik tentunya menjadi bagian terpenting pada
keramik. Banyak sekali hal-hal yang dapat merusak kualitas dari
permukaan keramik. Khususnya keramik lantai pada kamar mandi.
Hal-hal yang dapat merusak permukaan keramik salah satunya adalah
noda. Noda pada keramik tentunya dapat merusak penampilan
keramik. Noda kuning dan kerak pada keramik paling banyak
ditemukan di bagian kamar mandi dan halaman depan rumah. Hal
tersebut membuat rumah terkesan kumuh dan bisa menjadi sumber
penyakit. Untuk membersihkan noda pada keramik biasanya
digunakan produk cairan pembersih lantai yang menjadi cara efektif
bagi banyak orang. Akan tetapi produk cairan pembersih lantai yang

1
2

beredar di masyarakat rata-rata menggunakan bahan kimia sebagai


bahan utamanya. Penggunaan bahan kimia sebagai pembersih
memang praktis namun bahan ini dapat memberikan dampak buruk
terhadap lingkungan. Sisa bahan kimia yang digunakan dapat
mencemari sungai dan ekosistemnya. Selain memberikan dampak
buruk terhadap lingkungan penggunaan bahan kimia juga memberikan
dampak buruk terhadap kulit. Bahan kimia tersebut dapat
menimbulkan iritasi dan membuat kulit tangan gatal-gatal.
Selain menggunakan bahan kimia yang beredar di pasaran
ternyata banyak bahan alami yang dapat dimanfaatkan sebagai
pembersih noda. Salah satu bahan alami tersebut adalah buah
belimbing wuluh. Belimbing wuluh banyak digunakan sebagai obat
berbagai penyakit dan bahan sayuran akan tetapi banyak orang yang
belum tahu bahwa buah ini dapat dimanfaatkan ekstraknya sebagai
pembersih. Buah tersebut mengandung asam oksalat yang
menjadikan belimbing wuluh memiliki kemampuan untuk mengilangkan
noda. Buah ini bisa dijadikan alternatif sebagai pembersih keramik
yang ramah lingkungan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan ulasan latar belakang di atas, maka dapat
dirumuskan masalah dalam penelitian ini, yaitu apakah ekstrak
belimbing wuluh dapat dimanfaatkan sebagai pembersih noda pada
keramik?

C. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum: Mengetahui manfaat ekstrak belimbing wuluh
membersihkan noda pada keramik
b. Tujuan Khusus: Untuk mengetahui efektivitas ekstrak belimbing
wuluh sebagai pembersih noda pada keramik.
3

D. Manfaat Penelitian
1. Mengetahui manfaat kekayaan hayati di Indonesia.
2. Memberikan informasi kepada masyarakat luas mengenai manfaat
tumbuhan belimbing wuluh sebagai pembersih noda pada keramik
3. Mengurangi penggunaan bahan kimia pada pembersih noda
keramik yang dapat membuat lingkungan tercemar.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka
1. Klasifikasi Belimbing Wuluh

Kingdom : Plantae (tumbuhan)


Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)
Superdivisio : Spermathopyta (menghasilkan biji)
Divisio : Magnoliophyta (berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Ordo : Geraniales
Familia : Oxalidaceae (suku belimbing-belimbingan)
Genus : Averrhoa
Spesies : Averrhoa bilimbi L (Anonim, 2012)

2. Belimbing Wuluh
Belimbing wuluh merupakan tanaman yang berasal dari Maluku
dan tumbuh bebas di Indonesia, Malaysia, Filipina, Sri Lanka dan
Negara tropis lainnya. Belimbing wuluh biasa ditanam di
pekarangan rumah untuk dimanfaatkan buahnya. Tanaman ini
memiliki buah yang berbentuk lonjong dan berwarna hijau dengan
ukuran kecil. Kalau sudah matang atau tua berwarna agak
kekuningan, belimbing wuluh juga disebut dengan belimbing sayur.
(Tanobat,2014)
Tanaman ini sering dibuat sebagai bahan bumbu masakan
untuk membuat sup ikan, gulai ikan atau pepes ikan. Bukan hanya
sebagai bumbu masakan saja, belimbing wuluh juga sangat baik
untuk membersihkan perabotan rumah tangga terutama yang
terbuat dari tembaga atau kuningan dengan cara digosok-

4
5

gosokkan, juga sangat bagus sebagai media pengganti jeruk nipis


untuk membersihkan lemak yang menempel di piring atau sendok
yang susah kalau dibersihkan dengan sabun biasa. Buah ini
memiliki berbagai macam sebutan di berbagai daerah contohnya
limeng di daerah Aceh dan balimbingan di daerah Batak.
(Anonim,2016)
a. Morfologi Belimbing Wuluh
Belimbing wuluh merupakan tanaman keras yang
termasuk dalam suku Oxalidaceae. Pohon kecil ini, tingginya
mencapai 10 meter. Batang tanaman ini tidak terlalu besar,
teksturnya kasar dan biasanya terdapat benjol-benjol.
Percabangan sedikit dengan pertumbuhan agak condong ke
atas. Daun tanaman ini berupa daun majemuk, menyirip ganjil
dengan 21- 45 pasang anak daun. Anak daun bertangkai
pendek, berbentuk bulat telur, ujung runcing, pangkal membulat,
tepi rata, panjangnya mencapai 2-10 cm dengan lebar 1-3 cm,
berwarna hijau, permukaan bawah hijau muda. Bunga majemuk
tersusun dalam malai, berkelompok, keluar dari batang atau
percabangan besar, bunga kecil-kecil berbentuk bintang
berwarna ungu kemerahan. (Tanobat,2014).
Tumbuhan ini mudah dibudidayakan. Untuk perbanyakan
dapat dilakukan dengan menyemaikan biji maupun melalui
cangkok. Karenanya, belimbing wuluh dapat tumbuh dengan
baik di pekarangan rumah dan cocok sebagai tanaman
pelindung. Biji buah belimbing wuluh berbentuk bulat telur dan
gepeng (Dalimartha, 2008). Tanaman belimbing wuluh cocok
ditanam di area yang terkena langsung sinar matahari dengan
ketinggian hingga 500 meter di atas permukaan laut. Tanaman
ini memiliki daya tahan yang tinggi.
6

b. Manfaat Belimbing Wuluh

Beberapa manfaat dari buah belimbing wuluh, diantaranya


adalah:
1. Mengobati batuk
Penyakit batuk bisa menyerang siapa saja, terutama anak-
anak karena rentan terhadap penyakit ini. Anak-anak yang
rentan terhadap penyakit batuk ini bisa diberikan pengobatan
dengan belimbing wuluh.
Caranya, siapkan 3 butir belimbing wuluh, beberapa butir
adas, dan gula ditambah satu cangkir air. Campuran tersebut
ditim selama beberapa jam. Setelah dingin, saring dengan kain
dan dibagi untuk dua kali minum, pagi dan malam saat perut
masih kosong.
2. Mengatasi diabetes
Belimbing wuluh sangat efektif untuk mengatasi dan
menekan diabetes karena zat asam yang terkandung di
dalamnya. Untuk mengatasi diabetes, gunakan 6 buah
belimbing wuluh yang dilumatkan, lalu rebus dengan segelas
air hingga sisa separuhnya. Saring dan minum dua kali sehari.
3. Mengatasi jerawat
Belimbing wuluh sangat baik untuk menghilangkan dan
mengempeskan jerawat yang sedang membandel. Zat asam
yang terdapat pada belimbing mungkin akan memberi efek
sakit pada jerawat aktif. Namun, kandungan anti-oksidan
dalam buah ini dapat membantu mengerutkan dan
menyamarkan jerawat yang ada di wajah
7

4. Mencegah Hipertensi
Belimbing wuluh sudah digunakan oleh masyarakat
tradisional untuk membantu menuntaskan masalah tekanan
darah tinggi. Caranya cukup mudah, rebus 3 buah belimbing
dengan 2 gelas air hingga menjadi 1/2 gelas. Lalu, minum
setiap hari 1 kali hingga tekanan darah berkurang.

c. Kandungan Belimbing Wuluh


Tabel 2.1 Kandungan Belimbing Wuluh

No. Kandungan Jumlah zat


1. Energi 36 kal
2. Protein 0,4 g
3. Kalium 39 mg
4. Kalsium 4 mg
5. Fosfor 12 mg
6. Zat Besi 1,1 mg
7. Lemak 0,4 g
8. Karbohidrat 8,8 g
9. Vit. C 35 mg
10. Vit. B1 0,03 mg

d. Budidaya
Belimbing wuluh adalah salah satu tanaman yang mudah
untuk dibudidayakan. Tanaman ini dapat tumbuh di mana saja,
baik di dataran tinggi maupun di dataran rendah. Selain itu,
8

tanaman ini dapat tumbuh dengan subur di berbagai macam


media tanah, mulai tanah lempung hingga tanah pasir. Belimbing
wuluh juga dapat dibudidayakan di pekarangan rumah.
Bibit adalah hal pertama yang perlu disiapkan untuk memulai
budidaya. Untuk mendapatkan bibit belimbing wuluh bisa
didapatkan dengan dua cara, yaitu dari biji atau secara generative
dan dari stek, cangkok, sambung pucuk atau vegetatif. Dalam
menggunakan bibit disarankan untuk menggunakan cara
perbanyakan vegetatif. Hal ini dikarenakan teknik perbanyakan
vegetatif tanaman akan cepat berbuah. Setelah bibit didapatkan,
buatlah lubang dengan diameter sekitar 25 cm dengan
kedalaman sekitar 30-40 cm, lalu masukkan pupuk bokashi ke
lubang setinggi 15 cm dan siramlah dengan air hingga
permukaannya basah. Selanjutnya, berikan insektisida furadan
sebanyak 2 sdm ke dalam lubang. (Ayunda,2015)
Pada budidaya belimbing wuluh penyiraman dapat dilakukan
dua kali sehari secara rutin pagi dan sore hari. Pemberian pupuk
dapat dilakukan 3 minggu setelah tanaman ditanam. Gunakan
pupuk kimia seperti urea, lalu ditambahkan cairan organic atau
bokashi, agar pertumbuhan tanaman cepat. Bersihkan gulma
yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Lakukan
pembersihan gulma setiap 3 minggu sekali. Buah belimbing wuluh
biasanya dapat dipanen setelah berumur 1 tahun setelah
penanaman. Ciri buah yang telah siap dipanen adalah buah yang
sudah besar dengan warna yang agak pudar.

3. Pembersih Noda

Rata-rata pembersih keramik mengandung bahan kimia yang


beracun bagi tubuh manusia. Maka penting untuk berhati-hati
9

saat menggunakan cairan pembersih keramik. Untuk


memberikan kenyaman pada masyarakat saat sedang
menggunakan cairan pembersih keramik, biasanya ditambahkan
pewangi agar bau bahan kimia tidak tercium oleh pengguna.
Menurut hasil penelitian, bahwa di dalam pembersih keramik
terdapat 2 bahan aktif yang berperan penting sebagai bahan
utama pembersih keramik yaitu, Benzalkonium Klorida (BZK) dan
Desinfektan. Benzalkonium Klorida (BZK) digunakan sebagai zat
aktif karena merupakan salah satu jenis desinfektan. Bahan ini
sering digunakan karena aktif melawan bakteri dan beberapa
virus lainnya seperti jamur dan protozoa. Zat ini juga banyak
digunakan sebagai bahan penyusun produk kesehatan dan obat-
obatan.
Bahan desinfektan yang pertama kali digunakan adalah fenol
atau asam karbolat yang biasanya disebut karbol. Desinfektan
hanya bisa di pakai pada benda mati seperti perabotan rumah
tangga. Zat ini bersifat korosif dan beracun. Beberapa
desinfektan yang sering di gunakan sebagai pembersih keramik
adalah Lysol (klorofenol dan kresol), karbol (fenol) dan kreolin.
Cairan pembersih keramik banyak mengandung bahan kimia
yang memberikan dampak negatif bagi kesehatan dan
lingkungan. Bahan akif dalam pembersih keramik yang disebut
dengan Sodium Laureth Sulfate (SLS) dapat menimbulkan iritasi
kulit dan mata. Bahan aktif ini menjadi penyebab polusi air dan
juga beracun bagi organisme yang hidup di air. Sedangkan untuk
Cresylic acid atau biasa disebut cresol bisa menyebabkan kanker
pada manusia. Jika cresol ini terhirup oleh manusia maka dapat
menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan. (Martin,2018)
10

4. Keramik
Kata keramik berasal dari bahasa Yunani Kuno yaitu keramos
yang berarti tanah liat. Keramik merupakan benda yang terbuat
dari tanah liat dan dibakar serta mengeras oleh api. Namun,
seiring perkembangan zaman, pengertian keramik berubah dan
semakin luas. Keramik adalah produk yang dibuat dari bahan
galian anorganik non-logam yang telah melalui proses panas
yang tinggi.
Jika dilihat dari tipe nya ada dua macam yang diberi lapisan
glazed dan keramik yang tidak diberi lapisan disebut unglazed.
Keramik glazed lebih mudah ditemukan dipasaran. Lapisan ini
biasanya dipakai untuk membuat motif dan tekstur. Lapisan ini
sangat cocok untuk diaplikasikan pada lantai. Sedangkan
keramik unglazed pembuatan motifnya dilakukan secara
langsung dalam proses produksinya karena keramik ini tidak
menggunakan lapisan. Keramik ini biasanya punya ukuran yang
agak tebal dan punya kualitas yang lebih kuat. (Image Bali,1998)
Dalam pembuatan keramik bahan yang digunakan adalah
tanah liat (clay), pasir dan feldspar. Tanah liat memiliki sifat
plastisitas yaitu, kemampuan untuk dibentuk tanpa mudah retak
dan fubilisitas yaitu, kemampuan untuk dilebur. Pasir berfungsi
sebagai bahan pengisi, namun jika penambahan silikat terlalu
banyak pada pasir menyebabkan keretakan pada waktu
pembakaran. Sedangkan feldspar berfungsi sebagai bahan
pengikat dalam pembuatan keramik dan menurunkan temperatur
pembakaran.
Banyak alat yang digunakan dalam pembuatan keramik antara
lain, kayu bulat atau penggiling untuk membuat lempengan, meja
putar yang berguna untuk membuat keramik lingkaran arau
silinder, tali pemotong untuk memotong tanah liat atau
11

mengambil keramik yang masih basah dari meja putar, cetakan


yang biasanya terbuat dari gips, busir berguna untuk membantu
pembentukan tanah liat, pisau pahat untuk membuat dekorasi
pada keramik, sudip berguna untuk membuat hiasan saat
tembikar masih basah dan tungku pembakaran yang berfungsi
untuk membakar keramik yang sudah kering atau keramik
berglasir.
Tahapan dalam pembuatan keramik yang pertama adalah
pengolahan bahan. Tujuan pengolahan ini untuk mengolah bahan
baku dari berbagai material yang belum siap pakai menjadi
badan keramik plastis yang telah siap pakai. Tahapan kedua
adalah tahap pembentukan. Tahap ini mengubah bongkahan
badan tanah liat plastis menjadi benda-benda yang dikehendaki.
Tahap ketiga dalam proses pembuatan keramik adalah
pengeringan. Tujuan utama dari tahapan ini adalah untuk
mengilangkan air yang terikat pada badan keramik. Tahap
keempat adalah pembakaran. Pembakaran merupakan inti dari
pembuatan keramik dimana proses ini mengubah massa yang
rapuh menjadi massa yang padat dan kuat. Pembakaran
dilakukan dalam sebuah tungku suhu tinggi. Tahap terakhir
dalam proses pembuatan keramik adalah tahap pengglasiran.
Tahap ini dilakukan sebelum dilakukan pembakaran glasir.
Keramik dilapisi glasir dengan cara dicelup, disemprot, atau
dikuas. Fungsi glasir pada produk keramik adalah untuk lebih
kedap air dan untuk menambah keindahan. (Aditya,2016)

B. Hipotesis
Berdasarkan penelitian ini maka dapat dibuat hipotesis yaitu,
ekstrak belimbing wuluh dapat digunakan untuk membersihkan noda
pada keramik.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah metode eksperimental deskriptif untuk
mengetahui efektivitas belimbing wuluh sebagai pembersih alami pada
keramik.

B. Definisi Operasional

Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu:


1. Variabel bebas : Ekstrak Belimbing Wuluh
2. Variabel terikat : Noda pada keramik

C. Populasi dan Sampel


Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah belimbing
wuluh yang tumbuh di wilayah Kabupaten Bekasi. Sampel penelitian
yang digunakan adalah belimbing wuluh yang tumbuh di desa
Jayamukti, Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi.

D. Instrumen dan Bahan


1. Alat:
a. Neraca
b. Mangkuk
c. Sikat
d. Sendok
e. Gayung
f. Blender

12
13

2. Bahan:
a. Belimbing wuluh
b. Keramik
c. Air

E. Cara Penelitian
1. Pembuatan ekstrak belimbing wuluh
a. Belimbing wuluh ditimbang sebanyak 15 gram.
b. Belimbing wuluh dimasukkan kedalam blender.
c. Tambahkan air hingga 100 ml.
d. Belimbing wuluh di blender hingga halus.
e. Setelah diblender, ekstrak belimbing wuluh dimasukkan
kedalam mangkuk.
f. Dilakukan hal yang sama dengan berat belimbing wuluh 25
gram dan 50 gram.
2. Uji coba ekstrak untuk membersihkan noda keramik
a. Keramik dikeringkan terlebih dahulu.
b. Setelah keramik sudah cukup kering, ekstrak belimbing wuluh
disiramkan pada keramik.
c. Setelah keramik disiram, tunggu sekitar 5 menit.
d. Lalu keramik disikat.
e. Setelah disikat, keramik disiram dengan air.
f. Amati noda pada keramik.
g. Dilakukan 3 kali percobaan dengan konsentrasi belimbing
wuluh yang berbeda dan pada keramik yang berbeda.
14

F. Tempat dan Waktu


a. Hari/Tanggal : Jumat, 14 September 2018
b. Tempat : Laboratorium kimia SMA Al Muslim dan di
Perumahan Taman Magnolia, Jalan Puma 6/B-
11/No. 42 Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi.

G. Analisis Hasil
Mengamati noda pada keramik sebelum dan setelah diberikan
tindakan dengan ekstrak belimbing wuluh, pada konsentrasi 15%, 25%
dan 50%.
Kriteria penilaian kebersihan noda pada keramik:
- : Tidak ada noda

++ : Agak kotor

+++ : Kotor

+ + + + : Sangat kotor
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Tabel 4.1 Hasil Penelitian Uji Efektivitas Ekstrak Belimbing Wuluh

No Konsentrasi Sebelum Sesudah

+++ -
1 15%
++++ +++
+++ -
2 25%
++++ ++
+++ -
3 50%
++++ -

4 Kontrol (Air) ++++ +++

Kriteria penilaian kebersihan noda pada keramik:

- : Tidak ada noda


++ : Agak kotor
+++ : Kotor
+ + + + : Sangat kotor

15
16

B. Pembahasan

Kandungan belimbing wuluh memiliki manfaat dalam hal kebersihan


dan kesehatan. Buah ini mengandung energi, protein, kalium, fosfor, zat
besi, kalsium, lemak, karbohidrat, Vitamin C, Vitamin B1. Selain
kandungan tersebut , ada zat lain yang terdapat dalam belimbing wuluh
yaitu asam oksalat. Asam oksalat bermanfat untuk produk detergent dan
pembersih. Maka dari itu asam oksalat pada belimbing wuluh dapat
membersihkan noda pada keramik.
Noda pada keramik biasanya disebabkan oleh air. Karena air
membuat permukaan keramik lembab sehingga permukaan keramik
kotor. Air mengandung ion klorin, ion kalsium dan ion besi. Ion besi akan
teroksidasi oleh oksigen sehhingga akan membentuk endapan pada
permukaan keramik. Jika endapan tersebut bereaksi dengan asam
oksalat yang terdapat di belimbing wuluh maka endapan tersebut akan
larut.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa 15% ekstrak belimbing wuluh mengubah noda kotor pada keramik
menjadi tidak ada noda sedangkan 15% ekstrak belimbing wuluh
mengubah noda sangat kotor pada keramik menjadi kotor. Sebanyak 25%
ekstrak belimbing wuluh mengubah noda kotor pada keramik menjadi
tidak ada noda sedangkan pada noda sangat kotor menjadi agak kotor.
Sebanyak 50% ekstrak mengubah noda kotor pada keramik menjadi tidak
ada noda. Begitu juga pada noda sangat kotor menjadi tidak ada noda.
Kontrol (air) mengubah noda sangat kotor pada keramik menjadi kotor.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian ini disimpulkan bahwa ekstrak belimbing
wuluh efektif untuk menghilangkan noda pada keramik dengan
konsentrasi belimbing wuluh 50% paling efektif diantara ekstrak
yang lain.

B. Saran
1. Dilakukan percobaan pada jenis noda lain, seperti noda lemak
pada keramik dapur.
2. Dilakukan penelitian lebih lanjut pada ketahanan ekstrak
belimbing wuluh untuk membersihkan noda pada keramik.

17
DAFTAR PUSTAKA

Widodo, Aditya Putra. 2016. Alat Bahan Teknik dan Konsep


Pembuatan.Dalam
http://adityaputrawidodo.blogspot.com/2016/11/alat-bahan-
teknik-dan-konsep-pembuatan.html?m=1. Dikutip tanggal 28
September 2018.

Editor. 2016. Belimbing Wuluh Si Asam yang Memiliki


Banyak Manfaat. Dalam https://1001indonesia.net/belimbing-
wuluh/. Dikutip tanggal 28 September 2018.

Ahli Pengobatan. 2014. Belimbing Wuluh, Ciri-Ciri Tanaman, Khasiat


dan Manfaatnya. Dalam http://www.tanobat.com/belimbing-
wuluh-ciri-ciri-tanaman-khasiat-dan-manfaatnya.html.
Dikutip tanggal 15 September 2018.

Azzamy. 2015. Khasiat dan Manfaat Belimbing Wuluh


Dalam https://mitalom.com/14-khasiat-dan-manfaat-belimbing-
wuluh/. Dikutip tanggal 15 September 2018.

Anonim. 2017. Deskripsi dan Klasifikasi TanamanBelimbing Wuluh.


Dalam
https://www.google.co.id/amp/s/rubi77botani.worpress.com/201
7/11/02/deskripsi-dan-klasifikasi-tanaman-belimbing-wuluh/amp/.
Dikutip tanggal 15 September 2018.

18
LAMPIRAN

1. Alat dan bahan

Gambar 1.1 Buah belimbing wuluh Gambar 1.2 Neraca

Gambar 1.3 Blender Gambar 1.4 Air 100 ml

Gambar 1.5. Sikat


2. Cara Kerja Pada Keramik

Gambar 1.6 Noda pada keramik sebelum perlakuan ekstrak belimbing

wuluh konsentrasi 15%

Gambar 1.7 Noda pada keramik sesudah perlakuan ekstrak belimbing

Wuluh konsentrasi 15%

ii
Gambar 1.8 Noda pada keramik sebelum perlakuan ekstrak belimbing

wuluh konsentrasi 15%

Gambar 1.9 Noda pada keramik sesudah perlakuan ekstrak belimbing

wuluh konsentrasi 15%

iii
Gambar 1.10 Noda pada keramik sebelum perlakuan ekstrak
belimbing
wuluh konsentrasi 25%

Gambar 1.11 Noda pada keramik sesudah perlakuan ekstrak


belimbing wuluh konsentrasi 25%

iv
Gambar 1.12 Noda pada keramik sebelum perlakuan ekstrak belimbing

wuluh konsentrasi 25%

Gambar 1.13 Noda pada keramik sesudah perlakuan ekstrak belimbing

wuluh konsentrasi 25%

v
Gambar 1.14 Noda pada keramik sebelum perlakuan ekstrak
belimbing wuluh konsentrasi 50%

Gambar 1.15 Noda pada keramik sesudah perlakuan ekstrak belimbing


wuluh konsentrasi 50%

vi
Gambar 1.16 Noda pada keramik sebelum perlakuan ekstrak belimbing

wuluh konsentrasi 50%

Gambar 1.17 Noda pada keramik sesudah perlakuan ekstrak belimbing


wuluh konsentrasi 50%

vii
Gambar 1.18 Noda pada keramik sebelum perlakuan kontrol (air)

Gambar 1.19 Noda pada keramik sesudah perlakuan kontrol (air)

viii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Raihan Fadhlan Habibie


Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 28 Desember 2001
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Jl. Puma 6 B-11/42 Jababeka, Cikarang
Baru, Bekasi
Riwayat Pendidikan : 1. TKI Soraya Salsabil II
2. SDIT Al Kautsar
3. SMPIT Thariq Bin Ziyad BS
4. SMA Al Muslim
Pengalaman Organisasi : Pengurus BEST (OSIS) Bid. Bahasa
SMPIT Thariq Bin Ziyad Boarding
School

ix

Anda mungkin juga menyukai