Anda di halaman 1dari 6

Tugas Kelompok

RESUME MATERI

ILMU JIWA PERKEMBANGAN

DI SUSUN OLEH :

UMMI KHAIRI PUTRI 105191111921

FIZA FIRNANDA 105191111721

MUHAMMAD RUSLAN 105191114421

MUH.AKRAM.SM 105191114621

PENIDIDKAN AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

T.A 2022/2023
“HAKIKAT, FAKTOR DAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN”

1. HAKIKAT PSIKOLOGI PERKEMBANGAN


Manusia sebagai objek ilmu pengetahuan, dan dibicarakannya dari sejak
munculnya filsafat dan ilmu, hingga sekarang dan pada masa mendatang, tidak pernah
kehabisan materi atau problematikanya. Telaahan tersebut akan selalu saja menarik
bagi manusia yang mau mempelajarinya. Hal tersebut dapat terjadi karena kompleksitas
manusia itu sendiri sebagai obyek garapan ilmu pengetahuan.
Termasuk juga psikologi perkembangan yang memiliki obyek garapnya adalah
manusia, seringkali menemukan problematika yang sangat menarik, terkadang
cenderung terasa berat untuk dipecahkan. Hal ini disebabkan karena komplek dan
uniknya manusia baik ditinjau dari sudut pandangan biologis maupun sudut pandang
dengan psikologis. Tidak saja seorang pun manusia didunia ini yang memiliki
kesamaan total dengan manusia lainnya, terutama yang menyangkut urusan kondisi
psikis atau jiwanya.
Disinilah letak munculnya kontradiksi dua kelompok pandangan yang “polair”
yakni: pertama, berpandangan bahwa kompleksnya kejiwaan manusia, serta bukti nyata
bahwa tidak ada dua orang manusia memiliki kejiwaan yang sama. Kedua, beranggapan
bahwa mempelajari psikologi perkembangan itu sangat penting untuk keperluan
pengembangan potensi kejiwaan manusia, terutama bagi kepentingan pendidikan
ataupun kepentingan analisa psikologi dalam rangka pengobatan seorang manusia.
Apabila dikembalikan pada konsep dasar keberadaan psikologi perkembangan
yang merupakan ilmu pengetahuan terapan, maka kepentingan penerapan ilmu tersebut,
sebaiknya diambil jalan tengah untuk mengatasi kedua pertentangan pendapat tersebut,
yakni: didalam mengamalkan serta menerapkan konsep-konsep psikologi
perkembangan perlu disadari bahwa:
a. Tidak ada seorang anak pun didunia yang memiliki kesamaan total
dengan lainnya.
b. Konsepsi-konsepsi didalam psikologi perkembangan bukanlah
pembatasan mutlak atau pasti sifatnya.
c. Konsepsi-konsepsi yang ada hanyalah lebih bersifat garis-garis besar
atau pedoman umum yang berlaku bagi perkembangan kejiwaan anak
pada umumnya.
Dengan demikian, maka penggunaan teori-teori maupun batasan-batasan yang
ada didalam psikologi perkembangan tersa tidak ada hambatan ataupun persoalan yang
mengacaukan. Konsepsi atau teori-teori tentang kejiwaan pada hakikatnya sangat
banyak dan beragam sekali sifat serta pandangannya, sebagai mana banyaknya
kemungkinan perkembangan jiwa seorang manusia yang komplek dan unik.

2. FAKTOR-FAKTOR PERKEMBANGAN ANAK


Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak dalam kenytaannyan
memang tidak dapat dihindari adanya beberapa faktor yang mempengaruhinya.Baik
dalam proses pertumbuhan/biologisnya ataupun proses perkembangan (psikisnya) dari
seorang anak.
Ada berbagai macam faktor yang mempengaruhi pertumbuhan organ tubuh
anak,antara lain:
a. Faktor-faktor sebelum lahir, yakni adanya gejala-gejala tertentu yang terjadi
sewaktu anak masih di dalam kandungan. Contohnya adanya gejala atau
peristiwa kekurangan nutrisi (zat-zat makanan untuk tubuh) pada ibu atau janin,
terkena infeksi oleh bakteri syphilis, TBC, diabetes melitus dan lain-lainnya.
b. Faktor pada waktu lahir, yakni terjadinya suatu gangguan pada saat-saat anak
dilahirkan. Contohnya terjadi defiect (kerusakan) susunan saraf pusat
dikarenakan kelahirannya dengan bantuan alat sejenis tang (instrument birth)
atau karna dinding rahim ibu terlalu sempit, maka terjadi tekanan yang kuat
mengakibatkan pendarahan pada bagian kepala dan lain-lain.
c. Faktor sesudah lahir, yakni peristiwa-peristiwa tertentu yang terjadi setelah
anka lahir, terkadang menimbulkan terhambatnya pertumbuhan anak.
Contohnya adanya pengalaman anak yang traumatik (luka-luka) dikepala pada
bagian luar atau dalam. karena benturan dengan benda keras, kekurangan gizi
atau vitamin dan lain-lainnya.
d. Faktor psikologis yakni adanya kejadian-kejadian tertentu yang menghambat
berfungsinya psikis, terutama yang menyangkut perkembangan intelegensi dan
emosi anak yang berdampak pada proses pertumbuhan anak. Contohnya anak
yang terlantar, kurang perawatan baik jasmani atau rohaninya, kurang kasih
sayang atau perhatian yang biasnya disebut dengan inanitie psikis (kehampaan
psikis) anak. Semuanya itu dapat mengakibatkan pelambatan/retardasi semua
fungsi jasmani anak.
Adapun tentang faktor-faktor yang mempengaruhi anak antara lain adalah:

1) Faktor hereditor, yakni keturunan atau warisan dari sejak lahir dari kedua orang tuanya,
neneknya dan seterusnya, yang biasanya diturunkan melalui CHROMOSON.
2) Faktor lingkungan, yakni segala sesuatu yang ada pada lingkungan anak hidup
(bertempat tinggal) atau (bergaul). Jadi segala sesuatu yang berada diluar diri anak
dialam semesta ini, baik yang berupa makhluk hidup seperti manusia, tumbuhan,
hewan, atau makhluk yang mati seperti benda-benda padat,cair,gas,juga gambar-
gambar dan lain-lain.
Demikian pula disamping yag telah disebutkan diatas, sebagai benda-benda
yang bersifat kongkrit, ada juga lingkungan yang bersifat abstark antara lain; situasi
ekonomi, sosial, poitik, budaya, adat istiadat serta ideologi atau pandangan hidup.
Semua bentuk lingkungan tersebut dapat berdampak menguntungkan (positif) atau
merugikan (negatif) bagi proses perkembangan anak.

3. TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN
Menurut teori dorongan (motivasi) bahwa segenap tingkah laku anak itu
distimulir dari dalam. Sebagaimana dikatakan oleh C.Chifford T.Morgan bahwa
motivasi adalah dorongan keinginan, sekaligus sebagai perkembangan sumber daya
penggerak melakukan sesuatu yang berasal dari dalam dirinya dalam rangka memenuhi
kebutuhan hidupnya. Jika kebuthan (need) baik yang bersifat biologis atau sosio
kultural tersebut belum terpenuhi, maka akan timbul ketegangan, iritasi (sakit hati) atau
frustasi, maka terjadi keadaan tidak seimbang pada dirinya ( disequilibriun). Maka
motif utama dalam kehidupan manusia adalah usaha menghilangkan segenap
ketegangan, iritasi dan frustasi guna mencapai keseimbangan (equilibrium) kembali.
Dan inilah yang akan mendorong semua kegiatan dan setiap proses perkembangan
anak.
Menurut teori dinamisme mengatakan bahwa didalam organisme yang hidup itu
selalu ada usaha yang positif. Organisme itu memilik kapisitas dan impuls-impuls
tertentu yang dipakai untuk memobilisir semua kemampuan,agar berfungsi dan dapat
dimanfaatkan, sejalan dengan pikiran tersebut maka anak bukan hanya
mempertahankan keseimbangan dirinya secara lahir dan batin saja, tetapi juga dia justru
mencari ketidak imbangan/disequilibrium. Ia akan selalu mencari pengalaman-
pengalaman baru. Ia ingin mengadakan eksperimen, menjelajahi arena-arena yang
asing guna mencoba potensi yang ada pada dirinya dan mengetes bakatnya. Hal tersebut
memungkinkan terjadinya karena didalam unsur kehidupan ini ada tenga pendorong
untuk maju, berubah dan berkembang.
Dengan demikian maka bagi anak yang sehat itu seperti halnya manusia sehat
lainnya yakni akan selalu mengakibatkan dirinya dalam kegiatan proses perkembangan
dan proses realisasi diri untuk mencapai tujuan hidupnya. Jika mekanisme untuk
merangkak pada diri anak sudah matang, maka dengan sendirinya ia akan belajar
merangkak, sekalipun tidak ada rangsangan didepannya. Jika kedua kakinya sudah
cukup kuat untuk menyangga tubuhnya maka ia akan berusaha berdiri sekalipun masih
ada kesulitan.
Jika intelektualnya sudah mulai berkembang maka anak akan mulai belajar
berbicara dan seterusnya. Yang demikian itu disebabkan anak merupakan subjek yang
aktif dalam memfungsikan segenap kemampuannya dalam proses perkembangannya.
Segala sesuatu yang berlangsung selam perkembangan, sebenarnya akan membuahkan
hasil sempurna bagi anak jika di produksi oleh adanya interaksi faktor heiditer dan
faktor lingkungan. Sehingga nampak berapa perlunya bagi orang tua atau pendidikan
untuk selalu memperhatikan bakat dalam rangka perawatan dan pendidikan anak.
Di dalam proses perkembangan diri seorang anak dapat menengok pada
pengalaman-pengalaman masa lampau, masa kini, untuk kemudian membuat rencana
hari esok (cita-cita hidup). Sekalipun dalam kenyataan, lingkungan sosial ikut
mempengaruhi perkembangan dirinya,tetapi sebagai subjek anak bebas menentukan
seleksi/pilihan antara hal yang perlu ditolak dan diterima.oleh karena itu dalam hal
seorang anak melakukan latihan segenap kemampuan dan fungsi psiko fisiknya perlu
adanya kelonggran sedemikian rupa. Sebab anak adalah merupakan penguasa (author)
bagi dirinya sendiri untuk hari sekarang dan hari mendatang.
Dra. Kartono berpendapat bahwa eksistensi anak dipastikan oleh adanya :
a. Segenap kualitas hereditas
b. Pengalaman masa lampau dan masa sekarang,dalam suatu lingkungan
sosial tertentu dan sebagai produk proses belajar secara kontinyu.
c. Idealita dan tujuan yang ingin dicapai.
Maka pada prinsipnya,keyakinan anak manusia bahwa dirinya mampu
membuat pilihan dan keputusan sendiri itu akan menumbuhkan rasa
bangga,senang dan bahagia. Serta lambat laun akan menumbuhkan rasa
tanggung jawab untuk terus maju melaksanakan tugas-tugas perkembangan
(development tasks) dalam hidupnya.

Robert.J Havighurst (1953) mengemukakan bahwa perjalanan hidup


seseorang itu ditandai oleh adanya tugas-tugas yang harus dipenuhi. Tugas-
tugas ini dalam batas-batas tertentu bersifat khas (spesifik)untuk masa-masa
seseorang. Secara garis besar havighurst menegaskan bahwa tugas-tugas
perkembangan yang dilakukan seseorang dalam masa kehidupan tertentu adalah
disesuaikan dengan norma-norma sosial serta norma-norma kebudayaannya.

Tugas-tugas perkembangan tadi menuntut adanya korelasi antara potensi


diri dan pendidikan yang diterima anak, serta norma-norma sosial budaya yang
ada. Sebab konsep diri dan harga diri seseorang akan dianggap turun jika ia
tidak dapat melaksanakan tugas-tugas perkembangannya dengan baik-baik.
Maka orang tersebut akan mendapatkan ancaman dan celaan dari masyarakat
sekelilingnya. Selanjutnya orang tadi akan merasa sedih dan tidak bahagia.
Akan tetapi apabila seseorang berhasil melaksanakan tugas-tugasnya
perkembangannya, akan membawa perasaan bahagia, rasanya ia berhasil dalam
hidupnya. Contoh: jika meaknisme untuk berjalan pada diri anak telah matang,
anak dapat melakukan berjalan dengan baik,maka ia akan bahagia begitu pula
dengan sebaliknya. Jika seseorang anak pada masa Adolescence berhasil
menemukan “Teman Hidup” maka ia akan mersa bahagia, dan jika gagal akan
berakibat sebaliknya pula dan seterusnya.

Anda mungkin juga menyukai