Anda di halaman 1dari 3

KASUS K3 RS DI RUANGAN BURN UNIT

RSUD DR SOETOMO SURABAYA

Kelompok 4

1. Tuti Yuniwati (132111123003)


2. Elvina (132111123004)
3. Siti Imroatul Mufidah (132111123023)
4. Jeffry Joridwan O.Beis (132111123025)
5. Marto Tritirto Honin (132111123038)
6. Ifra Maulidin (132111123024)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2021
KASUS K3 RS DI RUANGAN BURN UNIT
RSUD DR SOETOMO SURABAYA

Burn Unit merupakan Gedung yang dibangun dan didesain oleh arsitek dari Austria,dan
berada di lantai 3 di Gedung Bedah Pusat Terpadu. Gedung ini merupakan bangunan 7 lantai
yang mulai beroperasi lebih dari 10 tahun (1999). Berada dalam Gedung tersebut adalah
Ruang Kamar operasi, Ruang pulih sadar dan ruangan ICU. Ruangan Burn Unit sendiri
berada di lantai 3 satu lantai dengan ruangan pulih sadar. Desain Gedung meliputi ruangan
perawatan pasien,nurse station,pantry dan ruangan memandikan pasien. Ruangan terdiri dari
6 bed yang mempunyai pencahayaan yang cukup dan memakai AC sentral. Jarak antar bed
sudah cukup memadai, kamar mandi pasien,keluarga dan pegawai jaraknya cukup jauh dari
ruangan sehingga memerlukan waktu yang agak lama untuk kesana. Terdapat tempat
dispensing obat tersendiri, lemari B3, dan pemilahan sampah medis dan non medis sudah
tertata dengan baik. Peralatan medis diruangan rutin dimaintenance oleh BPLK tiap setahun
sekali. Ada tangga darurat dan jalur evakuasi jika terjadi kebakaran. Seperti pada tahun lalu
(2000) sempat terjadi kebakaran karena konstleting listrik, semua pasien berhasil dievakuasi
ke graha amerta melalui selasar yang menghubungkan antara ruang pulih sadar dan graha
amerta lantai 3. Karyawan Burn Unit terdiri dari 10 orang perawat dan 2 tenaga pembantu
perawat. Ada juga dokter jaga bedah plastic standby 24 jam. Peralatan untuk pasien meliputi
bak kamar mandi berfungsi baik, transporter untuk pasien ke kamar mandi berfungsi dengan
baik, monitor yang sudah diset di tiap bed, ada lemari berisi peralatan set rawat luka, linen,
lemari obat dan lemari khusus menyimpan bahan b3 seperti savlon, bayclin,alcohol dll dalam
keadaan terkunci.

Pendekatan organisasi :
1 Burn Unit telah mendesain pekerjaannya jadi setiap selesai operan tiap perawat diberi tugas
oleh kepala ruangan untuk bertanggung jawab pada pasien. Beberapa karyawan juga ditunjuk
untuk bertanggung jawab terhadap alat, status , mutu, dan pencegahan infeksi
2. Kebijakan tentang keselamatan dan kesehatan kerja terhadap para karyawan sudah cukup
memadai. Terdapat peralatan APD yang cukup lengkap mulai skort(gawn), google,masker,
face shield, headcap, handscoen dan boot, yang biasa digunakan untuk kegiatan rawat luka
dan memandikan pasien. Sedangkan saat pandemic ,jika ada pasien yang terkonfirmasi Covid
juga disediakan hasmat untuk transportasi pasien ke ruang isolasi khusus. Hasmat juga
digunakan saat pengambilan swab PCR pasien di ruangan sebagai syarat saat naik kamar
operasi. Jika ada pasien yang terkonfirmasi Covid seluruh tenaga yang berhubungan dengan
pasien akan dilakukan swab sesuai peraturan yang ada di RS(protocol RS).
3. Di RS terdapat komite keselamatan kerja, yang biasanya rutin mengadakan sosialisasi ke
ruangan / mengadakan pelatihan tentang K3RS sesuai standar akreditasi RS
4. Jika ada kecelakan kerja di ruangan dilakukan penyelidikan dan kepala ruangan selaku
penanggung jawab harus menuliskan kronologi/berita acara yang akan diserahkan kepada
pihak K3

2
Pendekatan Rekayasa Tekhnis
1. Kepala ruangan dibantu perawat selalu mendesain lingkungan kerja sehingga
mempermudah dalam melakukan pekerjaan. Misal selalu meletakkan stetoskop
ditempat yang telah disediakan, status dan formulir diletakkan ditempat yang mudah
diakses dan diberi label, lemari obat,alat,linen dan B3 selalu dalam keadaan terkunci.
Dan kunci dipegang penanggung jawab jaga.
2. Kepala ruangan dan perawat selalu meninjau peralatan kerja secara berkala.
Penanggung jawab bagian alat akan selalu mengecek jika ada alat yang rusak dan
melaporkan pada pihak IPS .
3. Semua karyawan sudah mulai mengaplikasikan prinsip-prinsip ergonomic pada setiap
pekerjaannya. Misal saat mengangkat pasien harus dengan bantuan orang lain dengan
posisi yang benar. Suhu dan pencahayaan sudah disesuaikan dan selalu dipantau oleh
bagian sanitasi.

Pendekatan Individual
1. Kepala ruangan telah memberikan motivasi yang cukup baik kepada anak buah. Dan
cukup peduli terhadap keselamatan karyawan. Dengan ditandai selalu mengingatkan
untuk memakai APD saat melakukan tindakan.
2. RS secara rutin sudah mengadakan pelatihan dan sosialisasi K3 terhadap seluruh
karyawan, baik perawat,dokter maupun tenaga penunjang seperti, pembantu perawat,
cleaning service, radiologi,ahli gizi dan fisioterapi sebagai salah satu syarat akreditasi
rumah sakit. Dan pemberian pelatihan tersebut selalu diupdate setiap tahunnya.
3. Kepala ruangan selalu menghimbau kepada anak buah untuk melaporkan jika ada
kejadian yang tidak diharapkan (insiden keselamatan) , memberi apresiasi dan bukan
malah menghakimi. Untuk pihak RS belum ada penghargaan melalui program
insentif bagi karyawan yang disiplin menerapkan k3 di lingkungan RS.

Anda mungkin juga menyukai