RR DIAN TRISTIANA
DIANTRISTIANA@FKP.UNAIR.AC.ID
TIM KEPERAWATAN JIWA DAN KOMUNITAS UNIVERSITAS AIRLANGGA
Rapat Kerja Nasional Kesehatan Jiwa (1970) dan
disempurnakan oleh Badan Koordinasi Rehabilitasi
Penderita Penyakit Jiwa
adalah”… Usaha untuk mengembalikan pasien ke
masyarakat untuk menjadikannya sebagai warga yang
berswasembada (mandiri) dan berguna.
“Sekumpulan tindakan yang dpt membantu individu yg
mengalami disabilitas (ketidakmampuan) dalam
mencapai dan memelihara fungsi scr optimal dlm
berinteraksi dgn lingkungannya”.
Rehabilitasi, diperuntukan indiv yg mengalami
kehilangan fungsi agar dapat berfungsi kembali scr
optimal.
Pendekatan sistem scr menyeluruh untuk pemulihan
dari gangguan jiwa yang memaksimalkan kualtas hidup
dan inklusi sosial dengan mengembangkan
keterampilan, mendorong independensi dan otonomi
agar memiliki harapan masa depan dan mencapai
kesuksean di komunitas dgn dukungan yang tepat.
SECARA UMUM TUJUAN TERAPI
REHABILITASI
Mencapai perbaikan fisik dan ■■ mencegah kehilangan fungsi
mental sebesar-besarnya
■■ memperlambat tingkat
Penempatan/penyaluran dalam kehilangan fungsi
pekerjaan dengan kapasitas
maksimal ■■ peningkatan dan restorasi
Penyesuaian diri dalam hubungan fungsi
perorangan dan sosial secara ■■ kompensasi fungsi yang
memuaskan, sehingga dapat
hilang
berfungsi lagi sebagai anggota
masyarakat yang berswadaya, ■■ memelihara fungsi saat ini.
swasembada, (mandiri) dan
berguna.
LAYANAN REHABILITASI
- Unit rehabilitasi berbasis RS
dan Komunitas
- Tim rehabilitasi komunitas
- Dukungan layanan akomodasi
- Layanan yang mendukung
pekerjaan pengguna
- Layanan advokasi
- Layanan dukungan kelompok
- Layanan liaison yang
menghubungan layanan primer
dan sekunder
POTENSI KEGIATAN TERAMPIL
Fisik Emosi Intelektual
Keterampilan Hidup
- Kebersihan pribadi - Hub antar manusia - manajemen keuangan
- Memasak - Pengendalian diri - pengembangan masalah
- Bersih-bersih - Pemecahan masalah - dsb
- dsb - dsb
Keterampilan belajar
- diam - menanyakan pertanyaan - membaca
- memperhatikan - mengikuti arahan - menulis
- tepat waktu - mendengarkan - hobi
- dsb - dsb - dsb
Keterampilan Bekerja
- penggunaan alat kerja - wawancara kerja - kualifikasi pekerjaan
- transportasi pekerjaan - pengendalian diri - mencari pekerjaan
- tugas kerja spesifik - menjaga pekerjaan - dsb
- dsb - dsb
SETIAP ASPEK DARI REHABILITASI
MEMILIKI TUJUAN KHUSUS:
a. Aspek medis
Bertujuan untuk mengurangi invaliditas serta meningkatkan validitas
b. Aspek psikologi dan sosial
Bertujuan kearah tercapainya penyesuaian diri, tercapainya harga diri dan juga tercapainya
pandangan dan sikap yang sehat dari masyarakat terhadap rehabilitan
c. Aspek vokasional dan re-edukasi:
Bertujuan ke arah tercapainya kecakapan yang produktif dan berguna
d. Aspek legislatif dan administratif:
Bertujuan ke arah terbentuknya peraturan perundang-undangan yang mengatur rehabilitasi
pasien jiwa.
PROSES REHABILITASI
a. Tahap persiapan
b. Tahap penyaluran/penempatan
/Pelaksanaan
c. Tahap pengawasan
TAHAP PERSIAPAN
1. seleksi/work assessment
(dua tahap)
2. Okupasi terapi
3. prevocational training
(latihan kerja)
1: SELEKSI Case conference: berbagai disiplin
Tahap 1 : Menilai, membuat tujuan jangka
pendek dan tujuan jangka panjang
Tahap 2
Rencana
•Tentukan renc keuangan dan manajemen kekuatan, kelemahan, hambatan dan
pekerjaan
pendorong (Chan et al., 2009)
individu
•Kolaborasi tujuan dgn pencari kerja
•Kembangkan renc manajemen personal dgn setiap pencari kerja (McGahey et al.,
2016)
•Desain strategi kompensasi dan akomodasi (Arbesman and Logston, 2011)
•Sediakan kesesuaian pekerjaan (Kirsh et al., 2005)
•Tingkatkan performa okupasi berkaitan dgn rasa aman dlm pekerjaan
• Tingkatkan performa interview
• Tingkatkan keterampilan pencarian kerja
• Tingkatkan keterampialn sosial
• Tingkatkan manajemen waktu
Recommended occupational therapy role
Mendapatkan Motivasi pencari kerja dengan mendorong determinasi-diri (Ziviani, 2015)
pekerjaan Dorong pilihan “otonomi” dari jenis pekerjaan dan keinginan untuk
bekerja
Pribadi yang tertutup, bantu dengan “keterikatan” staf
Hal yg hrus diwaspadai atau keyakinan akan “kompetensi” keterampilan”
Motivasi pencari kerja menggunakan motivational interviewing
Advokasi orang dengan gangguan jiwa
Dukungan
yang
berkelanjutan
Sediakan dukungan lingkungan secara individu, pengembangan
keterampilan dan training kerja (Kirsh et al., 2005)
Tingkatkan performa okupasi di area pengaturan keuangan (Chan et
al., 2009)
KONSEP TERAPI OKUPASI
Nilai dan potensi individu (worth of the individual),
Memandang individu secara utuh (holistic view of man),
Model dari performance okupasi (occupational performance model),
Penggunaan aktifitas yang mempunyai efek terapeutik (therapeutic use of actitivity)
serta perkembangan manusia (developmental perspective)
NILAI DAN POTENSI INDIVIDU (WORTH
OF THE INDIVIDUAL)
Individu memiliki potensi/kemampuan dan nilai-
nilai
Individu itu kompleks, mempunyai kapasitas dan
kemampuan tertentu dalam melaksanakan
segala aktifitas hidupnya.
Peran okupasi disini memberikan suatu
pengalaman-pengalaman fungsional yang
dapat meningkatkan nilai diri dan membantu
individu dalam mengembangkan potensinya.
MEMANDANG INDIVIDU SECARA UTUH (HOLISTIC
VIEW OF MAN)
Apabila ada bagian tubuh individu yang tidak berfungsi
maka akan berpengaruh pada bagian lain.
Kondisi tubuh yang mengalami malfungsi akan
berpengaruh pada kondisi psikis, demikian juga
sebaliknya kondisi psikis yang kurang sehat akan
berpengaruh pada kesehatan tubuh atau fisik.
MODEL DARI PERFORMANCE OKUPASI
(OCCUPATIONAL PERFORMANCE MODEL)
Ada tiga area :
a. Produktifitas (productivity)
b. Aktifitas Hidup sehari-hari (Activity of Daily
Living)
c. Mengisi waktu luang (leisure)
Semua area berdasar interaksi dari mental, fisik,
sosial budaya dan spiritual.
3 JENIS OT DALAM AKTIFITASNYA :
Produktifitas : kegiatan yang dikerjakan individu yang
memungkinkan seseorang dapat menghidupi dirinya,
keluarga dan orang lain dengan cara menghasilkan
barang atau jasa untuk menunjang kesehatan/
kesejahteraan. Example : bertani, kerajinan,
bertukang, berkebun dll
Perawatan diri : kegiatan yang dikerjakan individu secara
rutin untuk memelihara kesehatan dan kesejahteraan
dalam lingkungannya. Example : makan, minum,
berpakaian, mandi dll
Mengisi waktu luang : kegiatan yang dikerjakan untuk
tujuan mendapatkan kesenangan, gembira, kepuasan
atau selingan. Example : nonton TV, bermain, baca
koran, olahraga, mendengar musik dll.
LINGKUNGAN
Fisik
Sosial
Productivity
Ekonomi
fisik Mental
INDIVIDU
(GROUP)
Self
Sosio Kultural
Care
Spiritual
Politik
Leisure
Hukum Ket :
Komponen OP
Kultural Area Performance
Lingkungan
b. Waktu
Terapi dilakukan 1-2 jam setiap sesi baik
metode individual maupun kelompok dengan
frekuensi kegiatan per sesi 2-3 kali dalam
seminggu.
ANALISIS AKTIVITAS
A. Jenis aktivitas.
B. Maksud dan tujuan penggunaan aktivitas tersebut (sesuai dengan tujuanterapi).
C. Bahan yang digunakan:
D. Bagian-bagian aktivitas
E. Persiapan pelaksanaan
F. Pelaksanaan
G. Apakah aktivitas tersebut dapat merangsang timbulnya interaksi diantara
mereka
ANALISIS AKTIVITAS
CONTD….
H. Apakah aktivitas tersebut membutuhkan konsentrasi, ketangkasan, inisiatif, penilaian, ingatan,
komprehensi, dan lain-lain.
I. Apakah aktivitas tersebut melibatkan imajinasi, kreativitas, pelampiasan emosi dan lain-lain
J. Apakah ada kontra indikasi untuk pasien tertentu. Dalam hal ini harus bertindak hati- hati, karena
dapat berbahaya bagi pasien maupun sekelilingnya (misalnya untuk pasien dengan paranoid sangat
riskan memberikan benda tajam)
K. Yang penting lagi adalah pakah disukai oleh pasien.
Merupakan suatu
kegiatan yang diberikan
pada rehabilitan secara
berjenjang sebagai
bekal untuk persiapan
pulang dan kembali ke
masyarakat.
TAHAPAN LATIHAN KERJA