• Sumber https://schoolofpositivetransformation.com/positive-
psychology-practitioner-certificate/
Tujuh bidang kompetensi Konselor
1) Keterampilan interpersonal
Konselor yang kompeten mampu menunjukkan kemampuan mendengar yang tepat,
berkomunikasi, empati, kehadiran, kesadaran komunikasi nonverbal, kepekaan terhadap
kualitas suara, responsif terhadap ekspresi emosi, pergantian percakapan, pengaturan
waktu, penggunaan bahasa.
2) Keyakinan dan sikap pribadi
Kapasitas untuk menerima orang lain, kepercayaan pada potensi untuk perubahan,
kesadaran akan pilihan etis dan moral. Sensitivitas terhadap nilai yang dipegang oleh klien
dan diri sendiri.
3) Kemampuan konseptual
Kemampuan untuk memahami dan menilai masalah klien, untuk mengantisipasi konsekuensi
tindakan di masa depan, untuk memahami proses segera dalam hal skema konseptual /
teoretis yang lebih luas, untuk mengingat informasi tentang klien, untuk membangun
perumusan kasus. Fleksibilitas kognitif. Ketrampilan dalam memecahkan masalah.
4) Pribadi yang sehat
Konselor tidak mempunyai kebutuhan pribadi atau keyakinan irasional yang merusak
hubungan konseling, kepercayaan diri, kapasitas untuk mentolerir perasaan kuat atau tidak
nyaman dalam kaitannya dengan klien, mengamankan batasan pribadi, kemampuan untuk
menjadi klien. Tidak adanya prasangka sosial, etnosentrisme, dan otoriterisme.
Tujuh bidang kompetensi Konselor
5) Penguasaan teknik
Pengetahuan tentang kapan dan bagaimana melakukan intervensi spesifik, kemampuan
menilai efektivitas intervensi, memahami alasan di balik teknik, memiliki repertoar
intervensi atau metode yang cukup luas.
6) Kemampuan untuk memahami dan bekerja dalam sistem sosial
Kesadaran keluarga dan hubungan kerja klien, dampak agensi pada klien, kapasitas untuk
menggunakan jaringan pendukung dan pengawasan. Kepekaan terhadap dunia sosial klien
yang mungkin berasal dari jenis kelamin, etnis, orientasi seksual atau kelompok usia yang
berbeda.
7) Keterbukaan terhadap pembelajaran dan inkuiri.
Kapasitas untuk penasaran dengan latar belakang dan masalah klien. Terbuka untuk
pengetahuan baru. Menggunakan penelitian untuk menginformasikan praktik.
Praktisi Psikologi Positif
• Praktisi Psikologi Positif adalah orang yang
memenuhi syarat dalam Psikologi Positif
sebagai bidang penelitian ilmiah
Macam Klien Kepribadian Klien Intervensi tidak berjalan jika : Resistensi Klien
Peran Klien
• klien tidak menyadari problem - bicara formal,
Individual : remaja, anak o Sikap Pemberian informasi - tidak terbuka secara
anak, lansia, wanita, dll o Nilai-nilai Eksplorasi • klien tidak menyadari
Keluarga : o pribadi
Pengalaman Pengumpulan kebutuhan berubah - enggan bicara
Pasangan : o Perasaan informasi
• tidak ada komitmen dalam - bersikap defensif
Komunitas / kelompok : o Budaya Percakapan
Penyandang Skizofrenia, o Sosial proses intervensi
Reaksi pertahanan
Perokok o ekonomi Kepasifan • tidak ada kerja sama
Swasta : perusahaan Kebingungan/
Pemerintah : kegelisahan
Institusi : sekolah, Kesimpulan
lembaga Adaptasi
Mencari dukungan
Masalah berdasarkan Level intervensi
• Level subjektif, yaitu tentang pengalaman subjektif yang positif
(misalnya kesejahteraan subjektif dan kepuasan hidup) dan
konstruksi kognitif tentang masa depan (misalnya optimisme,
harapan, dan keberimanan).
• Level individual,
misalnya interpersonal, ketangguhan, dan kebijaksanaan).
• level kelompok/komunitas/insitusi, yaitu tentang nilai-nilai sipil dan
institusi yang dapat mengantarkan individu menjadi warga negara
yang lebih baik (misalnya altruisme, etika kerja, dan tanggung
jawab)
(Gillham & Seligman; Seligman & Csikszentmihalyi, dalam Seligman, 2002)
Masalah berdasarkan
Time focus - subjective experiences
• Past : gratitude, well-being, contentment, satisfaction, dll
• Present: flow, happiness, positive emotion, strengths, dll
• Future : hope, , goal orientation, optimism, dll
Contoh masalah terkait pencapaian/optimalisasi diri
happiness, well-being, quality of life, contentment and meaningful life.
• Kebahagiaan : kesenangan, kepuasan hidup, emosi yang positif,
kehidupan yang berarti atau perasaan-perasaan puas. Apakah bahagia ?
• Kesejahteraan (well-being): keadaan yang memiliki rasa bahagia,
kepuasan, tingkat stres yang rendah, sehat secara fisik dan mental serta
menjaga kualitas hidup yang baik. Apakah sejahtera ?
• Kesejahteraan subjektif (subjective well-being) mengacu pada penilaian kognitif
dan / atau afektif dari kehidupan seseorang secara keseluruhan.
• Kesejahteraan psikologis (psychological well-being) berfokus pada fungsi optimal
individu dan mencakup konsep-konsep seperti penguasaan, harapan, dan tujuan
hidup.
• Kualitas hidup (quality of life): persepsi seseorang mengenai posisinya
dalam kehidupan dalam konteks sistem-sistem nilai dan budaya di tempat
mereka hidup dan dalam hubungannya dengan tujuan, ekspektasi,
standar, dan perhatian mereka. Apakah hidupnya dirasa berkualitas ?
Penderita gangguan psikologis
Orang dengan gangguan jiwa/mental, dapat bahagia dengan
menjalani/mengatasi gangguannya dengan baik dan menikmati
kualitas hidup yang memuaskan.
Contoh :
• Ariel Tatum - gangguan mental Borderline Personality Disorder
(BPD) yang diidapnya sejak usia 13 tahun.
• Marshanda - bipolar
• Vidi Aldiano - anxiety
Kinsugi
TTM - The Transtheoretical Model (Stages of Change)
Prochaska dan Di Clemente (1992) menunjukkan bahwa pemulihan psikologis
berjalan bolak-balik melalui lima tahap; dan berguna untuk menilai di mana
klien berada dalam hal kemauan untuk berubah serta keadaan emosi secara
keseluruhan.