Anda di halaman 1dari 30

LAYANAN REHIDRASI ORAL AKTIF (LROA)

Kupang, 16 Februari 2016


2 TOPIK BAHASAN

 ANALISA SITUASI

 KEBIJAKAN PROGRAM

 LROA
3

ANALISA SITUASI DIARE DI INDONESIA


DIARE PENYEBAB KEMATIAN NO. 1
4 PADA BAYI DAN BALITA
(Riskesdas 2007)
29 hari – 11 bulan 1 – 4 tahun
Penyebab Kematian Pada bayi Penyebab Kematian Pada Anak
5 Post Neo Natal Balita 1 – 4 tahun

DBD

Sep
s
Ke

is
Se

c La
ps

lin
Me
is

nin
git
is

DBD

is
ingit
Me n am
i nan al g el
la nit n g
Ke nge Te
ko Ke
c Diare

Sumber data kajian Masalah Kesehatan Berdasarkan Siklus Kehidupan 2011, di 15 Kab/Kota oleh Litbangkes
Grafik : Trend Insiden Diare Semua Umur per 1000 Penduduk
Berdasarkan Hasil Kajian Morbiditas Diare di Indonesia dari Tahun 1992 s/d 2014
Persentase Angka Penggunaan Antibiotik Tidak Rasional
di Indonesia, 2005 – 2012
90 81.1 81.8
79.8
80 72.5
70 64.1 62.64 65.1 63.4
60
50
40
30
20
7
10
0
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Sumber data : Monitoring kualitas Tata Laksana Diare di Puskesmas.


Tahun 2013 : kegiatan tidak dilaksanakan
Persentase Kualitas Tatalaksana Diare Sesuai Standard
8 di Indonesia, 2005-2012
50 45
40
40 35 35.5 35.5
35.5
30
30 26 27
25 23.33
23
19.5 18.8
20
11.1 9.1
10
0
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Realisasi Target

Sumber data : Monitoring kualitas Tata Laksana Diare di Puskesmas.


Tahun 2013 : kegiatan tidak dilaksanakan
CAKUPAN PENGGUNAAN ORALIT DI MASYARAKAT
( Riskesdas 2007 dan 2013)

45
40
35
30
25
Oralit (%)
20
zinc (%)
15
10
5
0
2007 2013
10

KEBIJAKAN PROGRAM
Indikator dan Target Kegiatan
Program Diare
NO INDIKATOR 2014 2015 2016 2017 2018 2019

1 % Kab/kota yang melaksanakan advokasi NA 20 40 70 90 90


dan atau sosialisasi pengendalian diare

2 % kab/kota yang mempunyai layanan NA 20 40 70 90 90


rehidrasi oral aktif

3 % Kab/kota yang melaksanakan SKD KLB NA 10 20 40 70 90


diare
Indikator dan Target Kegiatan
Program Diare
No Indikator Definisi Operasional Cara Perhitungan

1 % Kab/kota yang Sosialisasi dan atau advokasi dilakukan pada masyarakat dan atau pemangku kepentingan Jumlah kab/kota yang
melaksanakan advokasi dan atau petugas kesehatan. melaksanakan sosialisasi dan
dan atau sosialisasi Suatu kab/kota melakukan sosialisasi apabila kab/kota paling tidak dalam 1 tahun melakukan atau advokasi tentang diare
pengendalian diare kegiatan : dibagi jumlah kab/kota yang ada
Sosialisasi dan atau advokasi tentang diare ke masyarakat dan atau pemangku di Indonesia dikali 100 %
kepentingan dan atau petugas kesehatan
a.Sosialisasi dapat dilakukan dengan cara langsung dengan melakukan penyuluhan atau
diseminasi atau
b.Dengan radio spot, running text di TV, TV spot, talk shw, leaflet, poster, baliho/spanduk dll
media
c.Materi yang disampaikan tentang diare, cara penularan, pencegahan, tatalaksana diare
yang dapat dilakukan
2 % kab/kota yang LAYANAN REHIDRASI ORAL adalah merupakan salah satu layanan yang ada di Jumlah kab/kota dengan LROA,
mempunyai layanan puskesmas, pustu, posyandu, poskesdes yang memberikan: 1) layanan rehidrasi oral pada dibagi jumlah kab/kota yg ada di
rehidrasi oral aktif masyarakat/balita yang mengalami diare, 2) memberikan konseling rehidrasi, 3)memberikan Indonesia, dikalikan 100%
penyuluhan tg diare, upaya pencegahan dan pertolongannya.
LAYANAN REHIDRASI ORAL AKTIF adalah layanan rehidrasi oral yang PALING TIDAK
memberikan layanan 2 layanan yaitu 1. layanan rehidrasi oral dan 2) atau 3)
KAB/KOTA LROA aktif, apabila di kab/kota tersebut paling tidak terdapat 60% dari jumlah
puskesmas + pustu + posyandu/poskesdes melakukan LROA
Indikator dan Target Kegiatan
Program Diare
No Indikator Definisi Operasional Cara Perhitungan

3 % Kab/kota yang Yaitu prosentase kab/kota yang menerima data data diare secara tepat waktu. KAB/KOTA Jumlah kab/kota yg Menerima
melaksanakan SKD KLB MAMPU melakukan SKD KLB Diare adalah Kab/kota 90% Puskesmas yg ada diwilayahnya data diare secara tepat waktu,
diare mengirimkan data diare secara tepat waktu. dibagi jumlah kab/kota yg ada di
Indonesia, dikalikan 100%
KETERANGAN:
1. SKD KLB, adalah merupakan Sistem Keswaspadaan Dini, untuk
mencegah terjadinya KLB, mencegah meluasnya KLB yang terjadi, dan mengurangi akibat
terjadinya KLB.
2. SKD KLB dilakukan dg melakukan analisa data atau informasi terkait dg penyakit sebagai
indikator awal akan terjadinyan KLB

3. Kab/Kota yg menerima data dari Puskesmas yg ada diwilayah, dianalisa sebagai e arly
warning dalam memantau ada tidaknya SKD KLB diare.
14

LAYANAN REHIDRASI ORAL AKTIF


PENGERTIAN
Layanan Rehidrasi Oral adalah salah satu layanan di fasyankes,
yang menyediakan
•layanan konseling rehidrasi diare
•tatalaksana diare
•upaya yang harus dilakukan dan harus diketahui apabila terjadi diare
•pencegahan diare
•informasi lain terkait diare
kepada orang tua/pengasuh bayi/balita yang datang ke fasyankes dan
pembina masyarakat/kader dalam upaya pencegahan dan tatalaksana
diare di masyarakat
 Aktif yaitu AKTIF memberikan layanan kepada orang tua/pengasuh
balita yang berkunjung ke fasyankes
 Fasyankes:
Rumah Sakit, Puskemas, Poliklinik, Klinik, Rumah Sakit Bersalin, milik
pemerintah maupun swasta
TUJUAN

Tujuan Layanan Rehidrasi Oral Aktif :


 Menyediakan pusat informasi tentang diare dan penatalaksanaannya
 Melakukan konseling rehidrasi
 Menyediakan layanan oralit dan zinc
 Melakukan pembinaan pada masyarakat untuk dapat melakukan
upaya pencegahan dan penatalaksanaan diare pada kesempatan
pertama
STRATEGI
1. Meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat dalam
pencegahan dan penanggulangan diare.
2. Mendorong dan memfasilitasi pengembangan potensi dan peran
serta masyarakat dalam penyebarluasan informasi kepada
masyarakat tentang pencegahan dan penanggulangan diare.
3. Meningkatkan pengetahuan petugas kesehatan dalam
melaksanakan Layanan Rehidrasi Oral Aktif.
4. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
yang berkualitas melalui peningkatan sumber daya manusia,
penguatan institusi, dan standarisasi pelayanan.
 
 
 
FUNGSI
Layanan Rehidrasi Oral Aktif berfungsi:
1.Peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat tentang
diare, dan upaya pencegahan dan penanggulangannya.
2.Promosi upaya rehidrasi oral dan pemberian zinc
3.Pemberian pelayanan bagi penderita diare (yang mengalami dehidrasi
ringan- sedang), diobservasi di Layanan Rehidrasi Oral Aktif paling sedikit
selama 3 jam; orang tua/pengasuh/keluarganya akan diajarkan
bagaimana cara penyiapan oralit dan berapa banyak oralit yang harus
diminum oleh penderita.
4.Sosialisasi dan peningkatan kapasitas masyarakat tentang diare dan
upaya pencegahan dan penanggulangannya.
 
20
21 LOGISTIK DAN SARANA PENDUKUNG

 Tenaga Pelaksana :
 Dokter atau Paramedis Terlatih

 Ruangan :
 Dilegkapi dengan : meja, tempat air (ceret/dispenser), oralit, zink, gelas, sendok, lap bersih,
sarana cuci tangan dengan air mengalir, sabun, poster/leaflet/lembar balik/sarana penyuluhan
lainnya

 Lokasi :
 Ruangan MTBS ataupun ruang lainnya sesuai dengan kondisi Puskesmas
22

 Desain LRO :
 Meja untuk menyiapkan larutan oralit
 Kursi dengan sandaran agar ibu/pengasuh duduk nyaman saat memangku anak
 Meja kecil dimana ibu/pengasuh dapat menempatkan gelas yang berisi larutan oralit
 Oralit 1 kotak, gelas, sendok
 Lembar balik
 Leaflet  dibawa pulang
23
 Penyuluhan LROA mencakup :
 Diare, pencegahan dan penanggulangannya, PHBS, air yang memenuhi syarat kesehatan, jamban
sehat dan rumah sehat
 Demonstrasi mencampur larutan oralit dan cara memberikannya
 Menjelaskan cara mengatasi kesulitan memberikan larutan oralit bila muntah
 Demontrasi dan menjelaskan pemberian zink dan cara mengatasi kesulitan
 Memberikan dorongan pada ibu untuk memberikan makanan pada anak dan ASI pada bayi
 Mengajari ibu/pengasuh tentang bagaimana melanjutkan pengobatan selama anak di rumah dan
menentukan kapan dibawa kembali ke fasyankes
 Petugas kesehatan perlu memberikan penyuluhan pada pengunjung Puskesmas tentang
pencegahan dan penanggulangan diare di rumah dan kapan harus dibawa ke fasyankes
24  Pelayanan penderita :
Setelah penderita diperiksa, tentukan diagnosis dan derajat dehidrasi di ruang pengobatan, tentukan
jumlah cairan yang diberikan dalam 3 jam berikutnya dan bawa ibu/pengasuh ke LROA untuk
menunggu selama di observasi serta :
Jelaskan manfaat oralit dan zink, ajari cara memberikan dan cara membuat oralit bila tidak ada oralit
Amati ibu/pengasuh saat memberikan oralit dan zink
Pantau penderita dan catat keadaan setiap 1-2 jam sampai dehidrasi pada penderita teratasi (3-6 jam)
Catat/hitung jumlah oralit yang diberikan
Berikan zink sesuai usia anak
Bila diperlukan beri obat lainnya seperti penurun panas dan antibiotika bila ada disentri aau kolera
CONTOH TANYA JAWAB SEPUTAR REHIDRASI ORAL
 Apa itu oralit?
25 Oralit merupakan campuran garam elektrolit, terdiri dari Natrium Chlorida (NaCl), Kalium Chlorida, Trisodium Citrat
Hidrat, dan Glucose Anhidrat.

 Apa manfaat oralit?


 Oralit yang diberikan pada penderita diare bermanfaat untuk mengganti cairan tubuh yang hilang pada saat diare
(mencegah dehidrasi) disamping itu oralit juga bermanfaat untuk :
 Mengurangi volume tinja hingga 25%
 Mengurangi mual muntah hingga 30%
 Mengurangi secara bermakna pemberian cairan intravena

 Kapan oralit perlu diberikan?


Segera bila anak diare sampai diare berhenti

 Bagaimana cara menyiapkan cairan oralit ?


 Cuci tangan sebelum menyiapkan.
 Lihat kemasan dan masa berlaku oralit.
 Siapkan 1 gelas (200 cc) air matang.
 Gunting ujung pembungkus oralit
 Masukkan seluruh isi oralit kedalam gelas berisi air
 Aduk hingga bubuk oralit.
 Siap untuk diminum
 Bagaimana cara memberikan oralit?
 Anak umur <1 tahun, diberikan 50-100 cc cairan oralit setiap kali Buang Air Besar (BAB).
 Anak umur >1 tahun, diberikan 100-200 cc cairan oralit setiap kali BAB.
26  
 Dimana oralit bisa didapatkan?
Di apotik, toko obat, rumah sakit, puskesmas, puskesmas pembantu, polindes, posyandu/kader kesehatan dan
tempat-tempat pelayanan kesehatan lainnya.

 Apa itu zinc?


Zinc merupakan salah satu zat gizi mikro yang penting untuk kesehatan dan pertumbuhan anak.
 
 Apa manfaat zinc pada anak penderita diare?
 Zinc bermanfaat untuk mengganti zinc yang hilang pada saat diare.
 Meningkatkan sistim kekebalan tubuh, sehingga dapat mencegah risiko terulangnya diare selama 2-3 bulan setelah
anak sembuh.
 Mempercepat durasi/lama diare.
 Mengurangi frekuensi dan mengurangi volume tinja.
 Mengurangi kegagalan pengobatan.
 
 Bagaimana mekanisme kerja zinc?
Zinc mempunyai kemampuan untuk meningkatkan sistim kekebalan tubuh, lebih dari 300 macam zinc
dalam tubuh memerlukan zinc sebagai co-faktornya. Zinc juga menghambat enzim iNOS (Inducible Nitric
Oxide Synthase) dimana eksresi enzim ini meningkatkan selama diare dan mengakibatkan hipersekresi epitel
usus. Zinc juga berperan dalam epitelisasi dinding usus yang mengalami kerusakan morfologi selama diare.
 Zinc tersedia dalam bentuk sediaan apa?
Zinc yang disiapkan oleh pemerintah (Kementerian Kesehatan RI) dalam bentuk sediaan tablet dispersible,
tetapi untuk yang beredar di pasaran juga tersedia dalam sediaan sirup, sirup kering, serbuk dalam sachet.
27
 Berapa dosis zinc dan bagaimana cara pemberiannya?
 Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut, dengan dosis :
 Anak umur <6 bulan: 10 mg (1/2 tablet)/hari.
 Anak umur > 6 bulan: 20 mg (1 tablet)/hari.
Cara pemberian
 Untuk yang bentuk tablet dilarutkan dalam 1 sendok makan air matang atau ASI, untuk anak yang lebih besar tablet
zinc dapat dikunyah.

 Apa yang dilakukan bila anak memuntahkan zinc setelah pemberian?


Bila setelah pemberian zinc (±10 menit) anak muntah, berikan lagi tablet zinc dengan cara memberikan
potongan lebih kecil dan diberikan beberapa kali sampai satu dosis penuh.

 Apakah tablet zinc dapat dilarutkan dalam cairan oralit?


Pada prinsipnya obat zinc dapat dilarutkan dalam cairan oralit, namun yang dikhawatirkan adalah jika
oralit tidak diminum habis, maka dosis zinc tidak akan cukup.
 
 Apakah obat zinc harus diberikan selama 10 hari walaupun diare sudah berhenti?
Ya, pemberian zinc harus diberikan selama 10 hari, karena sudah terbukti membantu memperbaiki mukosa
usus yang rusak saat anak diare dan meningkatkan kekebalan tubuh secara kekebalan tubuh secara
keseluruhan.
  Apakah oralit dan zinc aman dikomsumsi bersamaan?
Ya, zinc aman dikomsumsi bersamaan dengan oralit. Zinc hanya diberikan satu kali sehari sedang oralit
28 diberikan tiap kali anak BAB.
 
 Apakah efek samping zinc?
Efek samping zinc sangat jarang dilaporkan, biasanya hanya berupa muntah.

 Bagaimana bila anak meminum lebih dari satu tablet zinc?


Kelebihan satu atau dua tablet tidak akan membahayakan anak. Jika anak mengkomsumsi terlalu banyak zinc,
dia mungkin akan memuntahkannya, sehingga zinc akan terbuang. Dianjurkan untuk menempatkan zinc yang jauh
dari jangkauan anak untuk mencegah hal tersebut. Bila dikomsumsi zinc berlebihan dapat menganggu
metabolisme tubuh dan bahkan akan mengurangi ketahanan tubuh anak.

 Apakah anak dengan diare berdarah perlu diberikan zinc?


Ya, zinc tetap diberikan sesuai dosis, jika anak diare berdarah, anak ini juga memerlukan antibiotika.
 Apakah tanda-tanda dehidrasi?
Tanda-tanda dehidrasi ringan hingga sedang:
 Haus
29
 Bibir kering dan lengket
 Lebih mudah mengantuk dan lelah (kurang aktif dibanding biasa)
 Berkurangnya frekuensi dan kuantitas buang air kecil
 Untuk bayi tidak buang air lebih dari 3 jam
 Ketika menangis, air mata sedikit atau tidak keluar air mata sama sekali
 Kulit kering

Tanda-tanda dehidrasi berat (segera ke fasyankes/UGD!)


 Sangat haus
 Lemas atau rewel berlebilan
 Warna buang air kecil lebih gelap/pekat dari normal, tidak buang air kecil dalam jangka waktu lama (untuk bayi >6
jam, dan >12 jam untuk anak yang lebih besar) dengan jumlah sedikit.
 Mata cekung
 Kulit kering dan berkurang elastisitasnya, tidak kembali ketika ditarik
 Pada bayi, ubun-ubunnya cekung (fontanel)
 Tekanan darah rendah
 Detak jantung cepat
 Napas cepat
 Menangis tanpa air mata
 Demam
 Pada kasus yang sangat berat, dapat kehilangan kesadaran.
30

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai