ANALISA SITUASI
KEBIJAKAN PROGRAM
LROA
3
DBD
Sep
s
Ke
is
Se
c La
ps
lin
Me
is
nin
git
is
DBD
is
ingit
Me n am
i nan al g el
la nit n g
Ke nge Te
ko Ke
c Diare
Sumber data kajian Masalah Kesehatan Berdasarkan Siklus Kehidupan 2011, di 15 Kab/Kota oleh Litbangkes
Grafik : Trend Insiden Diare Semua Umur per 1000 Penduduk
Berdasarkan Hasil Kajian Morbiditas Diare di Indonesia dari Tahun 1992 s/d 2014
Persentase Angka Penggunaan Antibiotik Tidak Rasional
di Indonesia, 2005 – 2012
90 81.1 81.8
79.8
80 72.5
70 64.1 62.64 65.1 63.4
60
50
40
30
20
7
10
0
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Realisasi Target
45
40
35
30
25
Oralit (%)
20
zinc (%)
15
10
5
0
2007 2013
10
KEBIJAKAN PROGRAM
Indikator dan Target Kegiatan
Program Diare
NO INDIKATOR 2014 2015 2016 2017 2018 2019
1 % Kab/kota yang Sosialisasi dan atau advokasi dilakukan pada masyarakat dan atau pemangku kepentingan Jumlah kab/kota yang
melaksanakan advokasi dan atau petugas kesehatan. melaksanakan sosialisasi dan
dan atau sosialisasi Suatu kab/kota melakukan sosialisasi apabila kab/kota paling tidak dalam 1 tahun melakukan atau advokasi tentang diare
pengendalian diare kegiatan : dibagi jumlah kab/kota yang ada
Sosialisasi dan atau advokasi tentang diare ke masyarakat dan atau pemangku di Indonesia dikali 100 %
kepentingan dan atau petugas kesehatan
a.Sosialisasi dapat dilakukan dengan cara langsung dengan melakukan penyuluhan atau
diseminasi atau
b.Dengan radio spot, running text di TV, TV spot, talk shw, leaflet, poster, baliho/spanduk dll
media
c.Materi yang disampaikan tentang diare, cara penularan, pencegahan, tatalaksana diare
yang dapat dilakukan
2 % kab/kota yang LAYANAN REHIDRASI ORAL adalah merupakan salah satu layanan yang ada di Jumlah kab/kota dengan LROA,
mempunyai layanan puskesmas, pustu, posyandu, poskesdes yang memberikan: 1) layanan rehidrasi oral pada dibagi jumlah kab/kota yg ada di
rehidrasi oral aktif masyarakat/balita yang mengalami diare, 2) memberikan konseling rehidrasi, 3)memberikan Indonesia, dikalikan 100%
penyuluhan tg diare, upaya pencegahan dan pertolongannya.
LAYANAN REHIDRASI ORAL AKTIF adalah layanan rehidrasi oral yang PALING TIDAK
memberikan layanan 2 layanan yaitu 1. layanan rehidrasi oral dan 2) atau 3)
KAB/KOTA LROA aktif, apabila di kab/kota tersebut paling tidak terdapat 60% dari jumlah
puskesmas + pustu + posyandu/poskesdes melakukan LROA
Indikator dan Target Kegiatan
Program Diare
No Indikator Definisi Operasional Cara Perhitungan
3 % Kab/kota yang Yaitu prosentase kab/kota yang menerima data data diare secara tepat waktu. KAB/KOTA Jumlah kab/kota yg Menerima
melaksanakan SKD KLB MAMPU melakukan SKD KLB Diare adalah Kab/kota 90% Puskesmas yg ada diwilayahnya data diare secara tepat waktu,
diare mengirimkan data diare secara tepat waktu. dibagi jumlah kab/kota yg ada di
Indonesia, dikalikan 100%
KETERANGAN:
1. SKD KLB, adalah merupakan Sistem Keswaspadaan Dini, untuk
mencegah terjadinya KLB, mencegah meluasnya KLB yang terjadi, dan mengurangi akibat
terjadinya KLB.
2. SKD KLB dilakukan dg melakukan analisa data atau informasi terkait dg penyakit sebagai
indikator awal akan terjadinyan KLB
3. Kab/Kota yg menerima data dari Puskesmas yg ada diwilayah, dianalisa sebagai e arly
warning dalam memantau ada tidaknya SKD KLB diare.
14
Tenaga Pelaksana :
Dokter atau Paramedis Terlatih
Ruangan :
Dilegkapi dengan : meja, tempat air (ceret/dispenser), oralit, zink, gelas, sendok, lap bersih,
sarana cuci tangan dengan air mengalir, sabun, poster/leaflet/lembar balik/sarana penyuluhan
lainnya
Lokasi :
Ruangan MTBS ataupun ruang lainnya sesuai dengan kondisi Puskesmas
22
Desain LRO :
Meja untuk menyiapkan larutan oralit
Kursi dengan sandaran agar ibu/pengasuh duduk nyaman saat memangku anak
Meja kecil dimana ibu/pengasuh dapat menempatkan gelas yang berisi larutan oralit
Oralit 1 kotak, gelas, sendok
Lembar balik
Leaflet dibawa pulang
23
Penyuluhan LROA mencakup :
Diare, pencegahan dan penanggulangannya, PHBS, air yang memenuhi syarat kesehatan, jamban
sehat dan rumah sehat
Demonstrasi mencampur larutan oralit dan cara memberikannya
Menjelaskan cara mengatasi kesulitan memberikan larutan oralit bila muntah
Demontrasi dan menjelaskan pemberian zink dan cara mengatasi kesulitan
Memberikan dorongan pada ibu untuk memberikan makanan pada anak dan ASI pada bayi
Mengajari ibu/pengasuh tentang bagaimana melanjutkan pengobatan selama anak di rumah dan
menentukan kapan dibawa kembali ke fasyankes
Petugas kesehatan perlu memberikan penyuluhan pada pengunjung Puskesmas tentang
pencegahan dan penanggulangan diare di rumah dan kapan harus dibawa ke fasyankes
24 Pelayanan penderita :
Setelah penderita diperiksa, tentukan diagnosis dan derajat dehidrasi di ruang pengobatan, tentukan
jumlah cairan yang diberikan dalam 3 jam berikutnya dan bawa ibu/pengasuh ke LROA untuk
menunggu selama di observasi serta :
Jelaskan manfaat oralit dan zink, ajari cara memberikan dan cara membuat oralit bila tidak ada oralit
Amati ibu/pengasuh saat memberikan oralit dan zink
Pantau penderita dan catat keadaan setiap 1-2 jam sampai dehidrasi pada penderita teratasi (3-6 jam)
Catat/hitung jumlah oralit yang diberikan
Berikan zink sesuai usia anak
Bila diperlukan beri obat lainnya seperti penurun panas dan antibiotika bila ada disentri aau kolera
CONTOH TANYA JAWAB SEPUTAR REHIDRASI ORAL
Apa itu oralit?
25 Oralit merupakan campuran garam elektrolit, terdiri dari Natrium Chlorida (NaCl), Kalium Chlorida, Trisodium Citrat
Hidrat, dan Glucose Anhidrat.
TERIMA KASIH