Histology
A.Susunan Saraf Pusat
1) Neuron
• Axon menjalar sampai ke saraf perifer
• Type:
o Bipolar panca indera (reseptor)
o Multipolar sistem saraf pusat
2) Cerebrum/Sel Pyramid
• Sel utama Sel Pyramid
o Disekitarnnya biasanya ditemukan:
Oligodendroglia
Blood Vessels
• Akson-akson banyak terletak di bagian Medulla
• Neuroglia-nya terdiri dari:
o Protoplasmic Astrocyte
Letak Substansia grisea
Kaki >> lebat/banyak
Menempel ke badan sel (neuron) dan
PD menjadi pelindung, pemberi
nutrisi (protein)
o Fibrosa Astrocyte
Letak Substansia alba
Kaki >> sedikit
Membentuk BBB (blood brain barrier)
o Microglia
o Oligodendrocyte
3) Cerebellum/Sel Purkinje
• Sel utama Sel Purkinje
o Dendrit-dendritnya terletak Lap. Molekular
shyffa – 9203
o Pada sediaan hanya terlihat sisa dendrit-dendrit yang besar saja (Neuron Multipolar)
o Akson-akson menjulur sampai ke Substansia Alba
• Lapisan molecular dan sel granular terletak substansia gria
5) Sel Ganglion
• Di luar dari medulla spinalis
• Neuron multipolar
• Terdapat sel satelit yang mengitari peran = neuroglia
• Dendrit tidak terlihat dengan jelas bercampur dengan axon
shyffa – 9203
6) Neuroglia/Sel Penyokong
• Mikroglia Makrofag
o Kecil
o Inti sel gepeng
o Mirip dengan asitrosit (but
smaller)
o Tidak terikat bebas
o Ada di semua substansia
o Kalo di PD monosit
• Oligodendroglia
o The biggest one
o Membentuk myelin pada akson-akson di
SSP ( 1 oligodendroglia bs membentuk
pada beberapa akson)
• Ependymal cells
o As the barrier between brain and CSF
o Modification plexus choroideus as the producer of CSF
shyffa – 9203
B.Susunan Saraf Perifer
o Dimulai dari ganglion sampai ke akson-akson yang panjang (menjulur sampai organ [commonly ke otot])
o 1 neuron 1 akson
o Akson nya diliputi oleh myelin (yg dibentuk oleh cell schwan)
o 1 akson dan myelin diliputi oleh endoneurium
o Akson dan myelin + endoneurium = kelompok kecil (fasiculus)
o Setiap fasiculus diliputi oleh perineurium
o 1 bundle nervus ada bbrp fasiculus yang diliputi oleh epineurium
o Dalam 1 nervus dan 1 facilus ada neuron motoric ( ke otot) dan sensorik dari reseptor
1) Saraf Perifer
o Kalo mau liat epineurium dan perineurium gbs pake
potongan memanjang, jd pake melintang
o Schwan cell dapat terlihat pada potongan diperbesar
dengan inti gepeng di antara axon
o Pada myelin, terdapat pinggetan ravier/nodus ranvier
yang merupakan sebuah lekukan
o Endometrium menempel dengan myelin (merah)
shyffa – 9203
Tebak Gambar SST (Potongan
melintang)
Sel
Purkinje
Asitrocyte
fibrosa 1. Sel Schwan
2. Endoneuriu
m
Nodus
ranvier
SST (Potongan
Sel saraf
Sel Ganglion dikelilingi oleh satelit memanjang)
motorik
cells
shyffa – 9203
Quiz b. Epineurium
c. Endoneurium
d. Myelin
9. Apakah nama sel yang berperan dalam
pembentukan myelin pada susunan saraf
1. Apakah nama sel penyokong yang membentuk perifer ?
blood brain barrier pada Substansia alba? a. Astrosit
a. Mikroglia b. Mikroglia
b. Oligodendroglia c. Oligodendroglia
c. Astrosit fibrosa d. Sel schwann
d. Astrosit protoplasmatis 10. Pada ganglion dapat ditemukan sel penyokong
yang mengelilingi sel Ganglion. Apakah nama
2. Apakah nama sel penyokong yang berfungsi sel yang dimaksud ?
sebagai makrofag a. Mikroglia
a. Mikroglia b. Oligodendroglia
b. Oligodendroglia c. Sel satelit
c. Astrosit fibrosa d. Sel schwann
d. Astrosit protoplasmatis
Saluran Napas
Tonus bronkus sangat dipengaruhi oleh sistem
parasimpatis melalui reseptor M3.
Atropin memiliki efek bronkodilator karena
memblok asetilkolin.
Saluran Cerna
• Atropin menyebabkan berkurangnya
sekresi air liur dan juga sebagian asam
lambung.
• Dari sirkulasi darah, atropin cepat memasuki
jaringan dan separuhnya mengalami
hidrolisis enzimatik di hepar. Sebagian
dieksresi melalui ginjal dala bentuk awal.
• Waktu paruh atropin sekitar 4 jam.
shyffa – 9203
Reaksi Pupil Terhadap Obat Pada pengujian refleks cahaya mata kelinci, diperoleh
hasil bahwa setelah pemberian pilokarpin, refleks
Otonom mata kelinci terhadap cahaya menjadi lebih cepat
daripada respon normal (kelinci berkedip dengan
Pupil merupakan organ yang yang baik dalam cepat), hal ini sesuai dengan teori bahwa pilokarpin
menunjukan efek lokal dari suatu obat, karena obat menimbulkan miosis dan menyebabkan peningkatan
yang diteteskan dalam saccus conjunctivalis dapat kepekaan mata terhadap cahaya.
memberi efek setempat yang nyata tanpa
menunjukan efek sistemik.
Kesimpulan
Pembahasan • Pemberian pilokarpin secara tetes mata pada kelinci
menghasilkan efek miosis (mengecilnya diameter
1) Pilokarpin pupil mata) yang dapat dilihat secara visual dan
• Dalam suatu konsentrasi agonis tertentu, dapat diukur serta peningkatan refleks mata terhadap
peningkatan konsentrasi antagonis kompetitif cahaya yang ditandai dengan kecepatan mata
secara progresif menghambat respon dari berkedip.
agonis, sedangkan konsentrasi-konsentrasi • Pemberian atropin secara tetes mata pada kelinci
antagonis yang tinggi akan mencegah respons menghasilkan efek midriasis (membesarnya
secara keseluruhan. diameter pupil mata) yang dapat dilihat secara
• Sebaliknya konsentrasi agonis yang lebih visual dan dapat diukur serta penurunan refleks mata
tinggi, dapat mengatasi efek dari pemberian terhadap cahaya, yang ditandai dengan perlambatan
konsentrasi antagonis secara keseluruhan, kedipan mata (walaupun secara teori harusnya tidak
yaitu Emax untuk agonis tetap sama pada setiap ada refleks cahaya).
konsentrasi antagonis tertentu. • Atropin dan pilokarpin merupakan obat-obat
yang memiliki efek antagonisme, dalam hal ini
• Berdasarkan percobaan didapat hasil bahwa antagonis kompetitif. Mekanisme kerjanya ialah
pemberian tetes mata pilokarpin sebanyak 1 atropin merupakan antagonis yang bekerja pada
tetes menghasilkan efek miosis, yaitu organ yang sama (reseptor yang sama) dengan
mengecilnya diameter pupil mata hewan pilokarpin, yaitu reseptor muskarinik. Atropin
percobaan (kelinci). bekerja dengan cara menginhibisi pilokarpin dari
• Hal ini adalah sesuai dengan teori, karena menduduki reseptor, yang dibantu oleh afinitas
kerja pilokarpin sebagai obat golongan atropin-reseptor yang lebih kuat. Atropin menduduki
agonis muskarinik (agonis kolinergik yang reseptor tetapi tidak menimbulkan aktivitas intrinsik.
sifatnya menyerupai asetilkolin), yang dapat Antagonis kompetitif memiliki sifat reversibel
menurunkan kontraksi otot siliaris dan sehingga apabila dosis dari agonis dapat
tekanan intraokuler bola mata. (Tan, ditingkatkan, agonis tersebut dapat kembali
2002). menduduki reseptor.
• Obat golongan kolinergik seperti pilokarpin
dapat menimbulkan penurunan kontraksi otot Pertanyaan:
siliaris mata sehingga menimbulkan efek 1. Apa yang dimaksud dengan reflex konsensual?
miosis dengan cepat, serta merangsang 2. Jelaskan sistem saraf yang dipengaruhi oleh
sekresi kelenjar yang terikat pada kelenjar pilokarpin dan atropin!
keringat, mata dan saliva. Hal ini berkaitan 3. Jelaskan efek lokal pilokarpin dan atropin pada pupil
dengan pengaruh rute pemberian (tetes mata) dan mekanisme kerjanya!
dan dosis obat yang diberikan. 4. Jelaskan indikasi dan kontraindikasi pilokarpin dan
atropine!
2) Atropin
Pemberian tetes mata atropin dengan jumlah Jawaban:
yang sama pada kelinci, segera terjadi efek 1. Refleks konsensual atau refleks cahaya tak
yang berlawanan dengan pilokarpin, yaitu langsung adalah miosis pada pupil yang tidak
terjadi efek midriasis (dilatasi pupil mata) disinari, yang terjadi karena pupil sisi yang lain
sehingga diameter pupil mata kelinci yang disoroti sinar lampu. Penyinaran terhadap pupil
mengecil kembali membesar. sesisi akan menimbulkan miosis pada pupil kedua
sisi.
2. Pilokarpin
shyffa – 9203
Pilokarpin merupakan obat menimbulkan midriasis (dilatasi pupil),
kolinergik/parasimpatikomimetika, yaitu adalah mata menjadi bereaksi terhadap cahaya
sekelompok zat yang dapat menimbulkan efek dan sikloplegia (ketidakmapuan
yang sama dengan stimulasi susunan memfokus untuk penglihatan dekat).
parasimpatis (SP), karena melepaskan Asetilkolin Pada pasien dengan glaucoma , tekanan
di ujung-ujung neuron, dimana tugas utama SP intraokular akan meninggi dan
adalah mengumpulkan energi dari makanan dan membahayakan
menghambat penggunaannya, singkatnya asimilasi 4. Pilokarpin
Indikasi:
Atropin Glaucoma sudut terbuka kronik.
Atropin merupakan obat Memberi efek miotik untuk mengatasi
antikolinergik/parasimpatolitik.Antikolinergik midriasis yang disebabkan oleh atropin.
adalah ester dari asam aromatik dikombinasikan Menurunkan tekanan intraokular dan
dengan basa organik. Ikatan ester adalah esensial memberi efek miosis intensif sebelum
dalam ikatan yang efektif antara antikolinergik pembedahan pada penanganan darurat
dengan reseptor asetilkolin. Obat ini berikatan glaukoma sudut terbuka.
secara blockade kompetitif dengan asetilkolin Siklopedia pasca bedah atau prosedur
dan mencegah aktivasi reseptor. Efek selular dari pemeriksaan mata tertentu.
asetilkolin yang diperantarai melalui second Kontraindikasi:
messenger seperti cyclic guanosine monophosphate • Radang iris akut, radang uvea akut,
(cGMP) dicegah. Reseptor jaringan bervariasi beberapa untuk glaucoma sekunder, radang
sensitivitasnya terhadap blockade. akut segmen mata depan, penggunaan pasca
bedah sudut tertutup tidak dianjurkan
3. Pilokarpin
• Mekanisme kerja : Atropin
o Sebagai miotikum, yaitu senyawa
Indikasi:
parasimpatomimetik kerja langsung o Radang iris, radang uvea, prosedur
yang menyebabkan kontraksi sfinkter
pemeriksaan refraksi, keracunan
iris dan otot siliari, menghasilkan
organofosfat
kontriksi pupil dan spasmus akomodasi.
Kontraindikasi :
o Miotik digunakan secara topikal pada
o Glaukoma sudut tertutup,
mata untuk menurunkan tekanan
obstruksi/sumbatan saluran pencernaan
intraokuler (IOP) pada perawatan
dan saluran kemih, atoni (tidak adanya
glaucoma sudut terbuka primer. Juga
ketegangan atau kekuatan otot) saluran
digunakan pada perawatan glaukoma
pencernaan, ileus paralitikum, asma,
noninflamatori sekunder.
miastenia gravis, kolitis ulserativa,
• Efek lokal:
hernia hiatal, penyakit hati dan ginjal
o Kegunaan topikal pada kornea dapat
yang serius.
menimbulkan miosis dengan cepat dan
kontraksi otot siliaris. Pada mata akan
terjadi spasmo akomodasi, dan
penglihatan akan terpaku pada jarak
tertentu sehingga sulit untuk memfokus
suatu objek.
Atropin
Mekanisme Kerja :
o Memiliki aktivitas kuat terhadap
reseptor muskarinik, dimana obat ini
terikat secara kompetitif sehingga
mencegah asetilkolin terikat pada
tempatnya di reseptor muskarinik.
Efek lokal :
o Atropin menyekat semua aktivitas
kolinergik pada mata sehingga
shyffa – 9203
Menjawab Kasus I o SSP
- Epinefrin menstimulasi reseptor α2
di SSP menyebabkan sedasi dan
Seorang gadis 12 tahun datang ke dokter dengan radang menurunkan simpatik outflow
tenggorokan dan demam. Dokter mendiagnosa sebagai sehingga terjadi vasodilatasi perifer
faringitis akut yang disebabkan oleh Streptococcus beta- dan penurunan tekanan darah.
hemolyticus grup A. Ia diberikan injeksi Penisilin.
Sekitar 5 menit kemudian, ditemukan kondisi respiratory 2. Epinefrin bekerja pada reseptor adrenergik α (α1 dan
distress dan adanya wheezing, kulit dingin, takikardia, α) dan β (β1 dan β 2).
tekanan darah turun sampai 70/20 mm Hg. Dokter • α1,mengaktivasi organ efektor seperti otot polos
kemudian mendiagnosa sebagai reaksi anafilaktik (vasokontriksi) dan sel-sel kelenjar dengan efek
terhadap penisilin lalu memberikan injeksi epinefrin SC. bertambahnya sekresi saliva dan keringat.
• α2,menghambat pelepasan noreadrenalin pada
Pertanyaan : saraf-saraf adrenergik dengan efek menurunkan
1. Jelaskan efek pemberian pada kasus di atas! tekanan darah.
2. Bagaimana mekanisme kerja epinefrin? • β1, memperkuat daya dan frekuensi kontraksi
3. Apa sebabnya epinefrin merupakan obat terpilih jantung
untuk reaksi anafilaktik? • β2, bronkodilatasi dan stimulasi metabolisme
4. Terangkan apa yang terjadi bila epinefrin diberikan glikogen dan lemak
pada syok hipovolemik?
3. Karena epinefrin bekerja sangat cepat sebagai
Jawaban : vasokonstriktor (pembuluh darah) dan
1. Efek pemberian epinefrin yaitu : bronkodilator (paru-paru) dibandingkan adrenergik
o Kardiovaskular lain.
- Vasokontriksi pembuluh darah
- Peningkatan aliran darah koroner, di 4. Epinefrin akan menghilangkan sesak nafas akibat
satu pihak epinefrin cenderung bronkokonstriksi dan meningkatkan denyut dan
menurunkan aliran darah koroner curah jantung dimana pada keadaan
karena kompresi akibat peningkatan
kontraksi otot.
- Memperkuat kontraksi jantung dan
mempercepat relaksasi relaksasi
- Meningkatkan denyut jantung dan
curah jantung, serta peningkatan
tekanan sistolik.
o Proses metabolic
- Menstimulasi glikogenolisis di sel hati
dan otot rangka
- Efek kalorigenik, dimana epinefrin
meningkatkan pemakaian O2 sampai
30%, efek ini disebabkan oleh
peningkatan katabolisme lemak.
- Suhu badan sedikit meningkat akibat
vasokontriksi di kulit
o Pernapasan
- Bronkodilatasi/ merelaksasikan
otot bronkus (reseptor beta-2)
- Antagonis fisiologis untuk
mengurangi sesak dan dapat
menghambat pengeluaran mediator
inflamasi sel mast melalui reseptor
β2 , mengurangi sekresi bronkus dan
kongesti mukosa α1
shyffa – 9203
Latar belakang
- Efek obat, khususnya obat otonom sangat tergantung pada keadaan penderita.
- Seorang yang menderita tekanan darah tinggi laten, dapat memperlihatkan kenaikan tekanan darah yang sangat
tinggi dengan pemberian dosis terapi efedrin, sedang yang lain mungkin tidak memperlihatkan kenaikan tekanan
darah sama sekali.
- Demikian juga penurunan tekanan darah dan frekuensi jantung, hanya terlihat bila propranolol diberikan pada
penderita yang tonus simpatisnya tinggi, walaupun gejala yang terlihat setelah pemberian obat, umumnya dapat
diramalkan berdasarkan cara kerjanya, setiap penderita dapat saja bereaksi lain sehingga setiap kali memberi obat,
antisipasi perlu agar tindakan yang tepat dapat dilaksanakan sesuai dengan keadaan yang dihadapi.
Source: Bahan UPI kating sm Record Prak. Farmako, tp kebanyakan semuanya bahan UPI kating hahaha
shyffa – 9203
Pathology Anatomy
1) Neurolimoma (S1) / Schawnnoma
- Asal sel sel schwan
- Pertumbuhannya bifasik
• Gambaran khas:
Anotoni A Hiperplastik (sel banyak, rapat,
dan padat)
Antoni B Hipoplastik (sel jarang dan
berjarak)
- benjolan sebesar kelereng pada lengan kanan atas
- sakit bila disentuh
- Dilakukan operasi.
- Makroskopis :
• Jaringan:
sebesar kelereng
bulat
simpai (capsul)
konsistensi kenyal
pada sayatan putih homogen.
- Mikroskopis
• Dilapis epitel gepeng berlapis kulit
• Massa tumor terdiri atas sel-sel tumor,
berbentuk fusiform bengkok sesuai dengan sel
Schwann
hiperplastik
padat
tersusun sebagai palisade; celah-celah (verocay body)
[tidak ada sel-sel]
pembuluh darah berdilatasi
• Massa diliputi simpai jaringan ikat fibrosa.
Antoni A
2)
Neurofriboma (S2)
• Banyak benjolan pada seluruh tubuh, berbagai macam ukuran, konsistensi kenyal
• Mengenai 1 serabut saraf (inc. semua sel-sel)
• Jaringan ikat fibrosa neoplastik
• Makroskopis
o berukuran 1x1x1 cm
shyffa – 9203
o putih kecoklatan
o konsistensi kenyal
o lunak
o tidak bersimpai
• Mikroskopis
o sel-sel tumor campuran sel fusiform dan bengkok seperti koma yang tumbuh hiperplastik
o tidak beraturan tidak membentuk pola tertentu
3)
Meningioma (S3)
- Asal sel sel meningens
- Meningotelial meingens common
- Gejala: sakit kepala hebat serta gangguan pengelihatan
- Radiologi : tampak massa di daerah falx serebri. Dilakukan operasi.
- Makroskopis :
o 4x4x3cm
o Putih
o tampak konfigurasi "whorling"
- Mikroskopis
o Massa tumor dengan sel-sel tumor
inti bentuk oval; spindle
tersusun membentuk sarang-sarang ataupun "whorling" (melingkar-lingkar)
4)
Astrositoma (S4)
shyffa – 9203
- Asal sel sel astrosit
- Anak (10 tahun) common di anak-anak
- hasil radiologi : massa tumor di cerebellum.
- Makroskopis :
o 4x4x5cm
o Putih
o lunak.
- Mikroskopis :
o sel-sel tumor berbentuk bulat
o inti pleomorfik ringan,
o hiperkromatik
o tersusun difus.
shyffa – 9203
Smgt y <33
shyffa – 9203