Perbedaan Sel Glia Secara Mikroskopi1
Perbedaan Sel Glia Secara Mikroskopi1
Sel glia (neuroglial) adalah salah satu sel penyokong pada sistem saraf yang seluruhnya dilapisi
oleh selubung substansi lemak yang disebut mielin. Neuroglial berperan alam mendukung sistem kerja
dari neuron. Sama seperti neuron, kebanyakan dari neuroglia berkembang dari sel yang belum
terdiferensiasi (progenitor) dari lempeng neural embrional. Jumlah neuroglia lebih banyak dibandingkan
dengan neuron akibat begitu krusial perannya meskipun ukuran dari neuroglia lebih kecil dibandingkan
neuron.
Fungsi dari neuroglia di antaranya :
1. Mendukung dan melindungi neuron baik pada sistem saraf pusat (SSP) atapun sistem
saraf tepi (SST)
2. Membantu neuron agar tetap pada posisinya
3. Membawa nutrisi menuju neuron untuk mengisolasi impuls neuron
4. Menyerang patogen dengan bekerja sebagai fagosit
5. Menghilangkan neuron yang telah mati sebelumnya
6. Menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh akibat adanya perubahan lingkungan luar
(homeostatis)
Dilihat secara mikroskopis, ditemukan berbagai jenis neuroglia dan dikelompokan berdasarkan
lokasinya masing - masing. Pada sistem saraf pusat (SSP) ditemukan empat jenis neuroglia yakni
oligodendrolia/ oligodendrosit, astroglia/ astrosit, sel ependim dan mikroglia. Pada sistem saraf tepi
(SST) hanya ditemukan dua jenis neuroglia yaitu sel schwann dan sel satelit.
1. Oligodendrosit/ Oligodendroila
2. Astrosit/ Astroglia
Astrosit ditemukan pada sistem saraf pusat (SSP) tepatnya di tuba neuralis.
Komposisi astrosit merupakan yang terbanyak dan terbesar di dalam sel glia. Astrosit
berperan membantu pembentukan sawar darah – otak, mengatur susunan cairan
interstisial (CIT), membantu perkembangan neuron, sebagai tumpuan struktural SSP dan
mengisi rongga dari neuron yang telah mati dari hasil bereplikasi. Berdasarkan ukuran
cabangnya, astrosit dibagi menjadi dua jenis. Astrosit dengan percabangan pendek
disebut sebagai astrosit protoplasmic yang ditemukan di sebstansi grisea (kelabu)
sedangkan astrosit dengan percabangan panjang disebut sebagai astrosit fibrosa yang
ditemukan pada substansi alba (putih).
3. Sel Ependim
Sel ependim merupakan sel silindris ataupun kuboid yag melapisi ventrikel
(bilik jantung) serta berisi cairan pada otak dan kanalis sentralis di medulla spinalis
(sumsum tulang belakang). Sel ependim ditemukan pada tuba neuralis yang melapisi
ventrikel dan kanalis sentralis dari sistem saraf pusat (SSP). Selain berfungsi sebagai
lapisan pelapis, sel ependim juga membantu dalam produksi dan sirkulasi cairan
serebrospinal (CSF) yang berperan dalam menjaga jaringan otak serta sebagai bantalan
dari cedera.
4. Mikroglia
Mikroglia memiliki ukuran yang kecil dan sempit yang ditemukan di sistem
saraf pusat (SSP) tepatnya pada tuba neuralis. Mikroglia berasal dari sel monosit dalam
darah yang berperan penting di sistem imun utama dari otak. Fungsi dari mikroglia antara
lain ialah sebagai sel fagositik dan melindungi SSP dengan cara memakan agen yang
dapat memicu infeksi.
5. Sel Schwann/Neurolemosit
Sel schwann ditemukan di sistem saraf tepi (SST) tepatnya pada krista neuralis.
Fungsi dari sel schwann antara lain mengelilingi dan menginsulasi akson di SST dan
melakukan proses mielinisasi di setiap akson. Selain itu sel schwann dapat
memungkinkan penjalaran potensial aksi yang lebih cepat di sepanjang akson sistem saraf
tepi.
6. Sel Satelit
Sel satelit ditemukan di sistem saraf tepi (SST) tepatnya di krista neuralis. Sel
satelit berfungsi untuk melapisi neuron dari rangsangan yang tidak diinginkan pada
daerah sinapsis dan mengatur pertukaran nutrisi pada badan sel di dalam ganglia.