1. Pasien Tn A, usia 30 th, pekerjaan pedagang kue gorengan, dirawat di RS dengan
keluhan pasien terkena luka bakar karena api 1,5 jam sebelum masuk RS. Pada wajah, dada, dan kedua lengan dan tungkai akibat tersambar api dari gas LPG yang bocor. Pasien tidak mengalami penurunan kesadaran dan sesak. Dengan diagnosis luka bakar, beresiko malnutrisi, hipermetabolisme berat, hipoalbunemia, luas luka bakar 29 % derajad II AB. Antropometri waktu masuk RS : BB 58 kg, TB 158 cm. Riwayat penyakit dahulu dan riwayat penyakit keluarga : tidak ada riwayat penyakit : DM,ginjal,paru2 dan jantung. Pemeriksaan darah hari ke 6 : albumin 2,2 g/dl, globulin 2,1 g/dl, GD sewaktu 100, Hb 13,1 mg/dl, Ht 36,6 mg/dl, leukosit 14,69 sel/mm, thrombosit 19 sel.mm, ureum 33, kreatinin 0,5 Pemeriksaan fisik hari ke 6 : suhu 39,5 C, nadi 10 x /men, RR 24. Preskripsi diet hari ke 6 : Diet Luka bakar II , Lunak 1500 Kkal + enteral NGT 800 Kkal, makanan enteral dihabiskan, makanan lunak dimakan hanya beberapa sendok, nafsu makan kurang. Asupan zat gizi hari ke 6 : Energi 898 Kkal, protein 34 g, lemak 25 g, KH 135 g. BB pada hari ke 6 : 54 kg. Kondisi selama perawatan, hemodinamik labil, tidak ada sesak nafas, infeksi bakteri staphylococcus aureus pada luka.
Susun Asuhan gizi pada hari ke 7 dengan format ADIME, lengkap dengan susunan menu sehari. .