kemerahan di kedua pipi yang melewati batang hidung tanpa melewati lekuk nasolabialis dan
tidak terasa gatal. Ruam kemerahan akan bertambah hebat bila terpapar sinar matahari. Lima
belas hari sebelum timbul ruam kemerahan, penderita mengeluh panas badan yang dirasakan
siang sama dengan malam. Penderita juga mengeluhkan badan terasa lemah, rambut mudah
rontok sehingga kepala terlihat pitak di beberapa tempat, timbul sariawan di langit-langit mulut
yang tidak terasa nyeri serta mata terlihat sembab setiap bangun tidur pagi yang menghilang
setelah beraktifitas
kedua kaki bengkak selama kurang lebih 3 minggu dikarenakan edema.
TB anak tsb 160 cm, BB saat ini 54 kg, BB sebelum edema 50 kg
Hasil penilaian yang ditemukan pada keadaan tersebut adalah:
Kesadaran composmentis; tekanan darah 130/90 mmHg; suhu 38,20C; malar rash (+); alopecia
(+); ulkus tanpa nyeri di palatum durum (+)
Pemeriksaan darah tepi lengkap :
Hb 10,5 mg/.dl,
Ht 32,2 mg/dl
TIBC 230 mg/dl
MCV 85 cu/μm
MCH 32 pg
Albumin 1,7 g/dl
Leukosit 4500 /mmᶾ
Thrombosit 90000 mmᶾ
Kolesterol 556 mg/dl, LDL 390 mg/dl, dan Trigliserida 257 mg/dl
Tes ANA (+); anti ds-DNA (+); pemeriksaan urine terdapat proteinuria +++,;
ureum dan kreatinin serum dalam batas normal;
Foto toraks , dan elektrokardiografi dalam batas normal
Dan hasil recall 24 jam terakhir terhadap pasien; energi: 1663 Kkal, protein: 55 gr, KH: 237 gr,
dan lemak: 55 gr.
Tidak ada alergi makanan pada pasien
Riwayat penyakit keluarga.
Ibu menderita hipertensi
Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit seperti pasien
Pekerjaan ayah : PNS , Pendidikan : lulus Sarjana
Pekerjaan ibu : karyawan swasta, Pendidikan : lulus sarjana.
PENYELESAIAN KASUS :
1. Buat teori kasus konstipasi (Pengertian, patofisilogi, etiologi, tanda dan gejala, dst..)
2. Identifikasi dan kelompokan data yang ada sesuai dengan kategori data pengkajian gizi
3. Tetapkan masalah gizi dan buat statemen/pernyataan diagnosa gizi yang tepat
berdasarkan masalah tersebut
4. Tentukan intervensi gizinya secara lengkap (termasuk konseling gizi)
5. Susun rancangan diet dan menu sehari
6. Identifikasi dan kelompokan data yang akan dimonitor dan tetapkan indikator
evaluasinya
A. Pengertian Nefritis Lupus
Lupus Nefritis adalah peradangan pada ginjal yang terjadi akibat pengaruh penyakit systemic
lupus erythematosus (SLE) atau lebih dikenal dengan nama lupus. SLE merupakan penyakit
autoimun yang ditandai dengan adanya inflamasi atau peradangan yang tersebar pada
berbagai organ manusia. Dikatakan penyakit autoimun karena sistem kekebalan tubuh
menyerang jaringan-jaringan yang sehat. Nefritik lupus adalah komplikasi ginjal dari penyakit
SLE. Nefritis lupus terjadi karena daya tahan tubuh atau imun tubuh yang seharusnya
memerangi kuman, justru menyerang sel dan jaringan yang sehat di ginjal, sehingga terjadi
kerusakan pada organ ginjal. Pada tahap awal, nefritis lupus akan menyebabkan kemampuan
penyaringan (filtrasi) ginjal menurun. Akibatnya protein akan dikeluarkan melalui air seni
dalam jumlah banyak. Kondisi ini akan mengakibatkan tubuh kekurangan protein dan memicu
pembengkakan pada kaki, lengan maupun wajah
B. Etiologi Dan Patofisiologi
Etiologi dan pathogenesis SLE masih belum diketahui dengan jelas. Meskipun demikian
terdapat banyak bukti yang mencakup pengaruh faktor genetik, lingkungan dan hormonal
terhadap respon imun.Kerusakan jaringan disebabkan oleh autoantibodi komplek imun dan
limfosit T. Seperti halnya penyakit autoimun yang lain, suseptibilitas SLE tergantung oleh
gen yang multiple. Interaksi antara faktor lingkungan, genetik dan hormonal yang saling
terkait akan menimbulkan abnormalitas respon imun pada tubuh penderita SLE. Beberapa
faktor pencetus yang dilaporkan menyebabkan kambuhnya SEL adalah stress fisik maupun
mental, infeksi, paparan ultraviolet dan obat-obatan (procainamine, hidralasin, quidine dan
sulfasalasine). Faktor lingkungan memegang peranan penting, melakukan interaksi dengan sel
yang suseptibel sehingga akan menghasilkan respon imun yang abnormal dengan segala
akibatnya. Faktor genetik mempunyai peran penting, di mana 10-20 % pasien penderita
mempunyai kerabat penderita SLE.
Gen yang berperan terutama gen yang mengkode unsur-unsur sistem imun. Kaitan dengan
dengan haplotip MHC tertentu terutama HLA-DR2 dan HLA-DR3 serta dengan komponen
komplemen yang berperan pada fase awal reaksi ikat komplemen telah terbukti. Gen-gen lain
yang berperan adalah gen yang mengkode reseptor sel T, immunoglobulin dan sitokin,
ditemukan bahwa hormon prolaktin dapat merangsang respon imun. Pada SLE, cirinya adalah
adanya gangguan sistem imun pada sel T dan sel B serta pada interaksi antara kedua sel
tersebut, hal ini akan menimbulkan aktifasi sistem neuroendokrin. Di dalam tubuh sebenarnya
terdapat kelompok limfosit B yang memproduksi autoantibodi maupun sel T yang bersifat
sitotoksik terhadap diri sendiri. Populasi sel yang autoreaktif ini diatur dan dikendalikan oleh
sel limfosit T supresor. Kegagalan mekanisme kendali mengakibatkan terbentuknya
autoantibodi yang kemudian membentuk kompleks imun atau berkaitan dengan jaringan. Sel
T sitotoksik dapat menyerang sel tubuh secara langsung, sambil mengeluarkan mediator yang
mengakibatkan reaksi peradangan. Antibodi dan komplemen yang melapisi sel tersebut
mengakibatkan perusakan sel oleh sel fagosit dan sel Killer.
A. Pengkajian Gizi
1. Identitas Pasien
Nama : An
Usia : 15 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Pelajar
Diagnosa Medis : LES, Nefritis Lupus
2. Antropometri
BB saat ini : 54 kg
TB : 160 cm
BB ideal : (TB - 100) - 10% = (160 - 100) - 10% = 54 kg
IMT : 21.93 kg/m2
Penilaian : BB aktual Os sama dengan BB ideal pada tinggi badan 160 cm,status gizi Os
dikategori Normal (menurut depkes, 2014).
3. Fisik Klinis
Keluhan Utama: Ruam kemerahan di kedua pipi yang melewati batang hidung tanpa
melewati lekuk nasolabialis dan tidak terasa gatal. Ruam kemerahan akan bertambah
hebat bila terpapar sinar matahari. Lima belas hari sebelum timbul ruam kemerahan,
penderita mengeluh panas badan yang dirasakan siang sama dengan malam. Penderita
juga mengeluhkan badan terasa lemah, rambut mudah rontok sehingga kepala terlihat
pitak di beberapa tempat, timbul sariawan di langit-langit mulut yang tidak terasa nyeri
serta mata terlihat sembab setiap bangun tidur pagi yang menghilang setelah beraktifitas
kedua kaki bengkak selama kurang lebih 3 minggu dikarenakan edema
Kesadaran : Composmentis
Foto Torax : Normal
EKG : Normal
4. Biokimia
Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan
HB 10,5 mg/.dl, 12-14 mg/.dl,
Penilaian : dari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil bahwa HB, HT, albumin,
Leukosit, Trombosit. Dalam keadaan dibawah normal. Sedangkan MCH, Kolesterol,
LDL dan Trigliserida dalam keadaan diatas normal. Untuk nilai ANA dan proteinuria
dalam keadaan positif.
5. Riwayat Gizi
Makanan Pokok Nasi 3x/hari @100 gr
Penilaian : Dari hasil Riwayat gizi dapat dilihat bahwa OS masih sering
mengkonsumsi miuman manis dan bersoda
6. Riwayat Personal
Ibu menderita hipertensi
Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit seperti pasien
Pekerjaan ayah : PNS , Pendidikan : lulus Sarjana
Pekerjaan ibu : karyawan swasta, Pendidikan : lulus sarjana
7. Riwayat Recall 24 jam
Energi 1663
Protein 55
Lemak 55
KH 237
-