Anda di halaman 1dari 22

ASKEP KELUARGA DENGAN DIABETES MELITUS ( RESUME)

Kelompok 3
Anggota :
 M . fajar
 Doni
 Ayu fitria w
 Dewi Astuti
 Ilham M

Pengertian
Diabetes melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan
kadar glokosa dalam darah atau hiperglikemia. (Keperawatan Medikal Bedah Smeltzer &
Bare edisi 8, vol.2 ).
Diabetes melitusmerupakan keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan
metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada
mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah disertai lesi pada membran basalis dalam
pemeriksaan dengan mikroskop elektron. (Kapita Selekta Kedokteran edisi3, jilid 1).
Diabetesadalahsuatupenyakitkarenatubuhtidakmampumengendalikan
jumlahgula,atauglukosadalamalirandarah.Inimenyebabkanhiperglikemia,
suatukeadaanguladarahyangtingginyasudahmembahayakan(Setiabudi,2008)
Faktorutamapadadiabetesialahinsulin,suatuhormonyangdihasilkanolehkelompokselbetadip
ankreas.Insulinmemberisinyalkepadaseltubuhagarmenyerapglukosa.
Insulin,bekerjadenganhormonpankreaslainyangdisebutglukagon,jugamengendalikanjumla
h glukosadalamdarah.Apabilatubuhmenghasilkanterlampausedikitinsulinataujikaseltubuh
tidakmenanggapi insulindengantepatterjadilahdiabetes (Setiabudi,2008)

Diabetesbiasanyadapatdikendalikan denganmakananyangrendah kadar gulanya,


obat yangdiminum,atausuntikaninsulinsecarateratur.Meskipunbegitu,penyakitini
lamakelamaanmintakorbanjuga,terkadangmenyebabkankomplikasisepertikebutaandan
stroke(Setiabudi,2008)

Klasifikasi
American DiabetisAssociation(ADA)memperkenalkansistem klasifikasi,berbasis,etiologi
dan kriteria diagnosa untuk diabetes yang diperbaharui padatahun2010.
Sistem klasifikasiinimengelaskan tipediabetes, antaranya:

1. Diabetes Mellitus Tipe1 (IDDM)


2. Diabetes Mellitus Tipe2 (NIDDM)
3. Diabetes AutoimunFaseLaten
4. Maturity-Onsetdiabetes ofyouth
5. Lain-lainsebab.

(BarclayL,2010)

Etiology
Penyebabdiabetesmellitussampai,sekarangbelumdiketahuidenganpasti
tetapiumumnyadiketahuikarenakekuranganinsulinadalahpenyebabutamadan
faktorhereditermemegangperananpenting.

 DM Tipe I:
a. Faktor-faktor genetik.
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri tapi mewarisi suatu
predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya diabetes tipe I.
b. Faktor-faktor imunologi.
Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respons autoimun. Respons ini
merupakanrespons abnormal di mana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh
dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah
sebagai jaringan asing.
c. Faktor-faktor lingkungan
Saat ini penyelidikan sedang dilakukan terhadap kemungkinan faktor-faktor
eksternal yang dapat memicu destruksi sel beta. Sebagai contoh, hasil penyelidikan
yang menyatakan bahwa virus atau toksin tertentu dapat memicu proes autoimun
yang menimbulkan destruksi sel beta.

 DM tipe II
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan ganguan sekresi
insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik diperkirakan
memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin. Selain itu terdapat pula
faktor-faktor resiko tertentu yang berhubungan dengan proses terjadinya diabetes
melitus tipe II, yaitu:
a. Usia
Umumnya manusia mengalami penurunan fisiologis yang secara dramatis menurun
dengan cepat pada usia setelah 40 tahun. Penurunan ini yang akan beresiko pada
penurunan fungsi endokrin pankreas untuk memproduksi insulin. (Sujono & Sukarmin,
2008, hlm. 73).
b. Obesitas
Obesitas mengakibatkan sel-sel beta pankreas mengalami hipertropi yang akan
berpengaruh terhadap penurunan produksi insulin. Hipertropi pankreas disebabkan
karena peningkatan beban metabolisme glukosa pada penderita obesitas untuk
mencukupi energi sel yang terlalu banyak. (Sujono & Sukarmin, 2008, hlm.73).
c. Riwayat keluarga
Pada anggota keluarga dekat pasien diabetes tipe 2 (dan pada kembar non identik),
risiko menderita penyakit ini 5 hingga 10 kali lebih besar daripada subjek (dengan usia
dan berat yang sama) yang tidak memiliki riwayat penyakit dalam keluarganya. Tidak
seperti diabetes tipe 1, penyakit ini tidak berkaitan dengan gen HLA. Penelitian
epidemiologi menunjukkan bahwa diabetes tipe 2 tampaknya terjadi akibat sejumlah
defek genetif, masing-masing memberi kontribusi pada risiko dan masing-masing juga
dipengaruhi oleh lingkungan. (Robbins, 2007, hlm. 67).
d. Gaya hidup
Stres kronis cenderung membuat seseorang mencari makanan yang cepat saji yang kaya
pengawet, lemak, dan gula. Makanan ini berpengaruh besar terhadap kerja pankreas.
Stres juga akan meningkatkan kerja metabolisme dan meningkatkan kebutuhan akan
sumber energi yang berakibat pada kenaikan kerja pankreas. Beban yang tinggi
membuat pankreas mudah rusak hingga berdampak pada penurunan insulin. ( Smeltzer
and Bare,1996, hlm. 610).

FaktorResiko

1. KeduaorangtuanyapernahmenderitaDM.
2. Pernahmengalamigangguantoleransiglukosakemudiannormalkembali.
3. Pernahmelahirkanbayidenganberatlahirlebihdari4kilogram.

Tanda dan gejala


1. Berbagai keluhan dapat ditemukan pada penyandang diabetes. Kecurigaan adanya DM
perlu dipikirkan apabila terdapat keluhan klasik DM seperti tersebut di bawah ini.
2. Keluhan klasik DM berupa : poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan
yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.
3. Keluhan lain dapat berupa : lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur dan disfungsi
ereksi pada pria, serta pruritus vulvae pada wanita. Diagnosis DM dapat ditegakkan
melalui tiga cara. Pertama, jika keluhan klasik ditemukan, maka pemeriksaan glukosa
plasma sewaktu >200 mg/dL sudah cukup untuk menegakkan diagnosis DM. Kedua,
dengan pemeriksaan glukosa plasma puasa yang lebih mudah dilakukan, mudah
diterima oleh pasien serta murah, sehingga pemeriksaan ini dianjurkan untuk diagnosis
DM. Ketiga dengan TTGO. Meskipun TTGO dengan beban 75 g glukosa lebih sensitif
dan spesifik dibanding dengan pemeriksaan glukosa plasma puasa, namun memiliki
keterbatasan tersendiri. TTGO sulit untuk dilakukan berulang-ulang dan dalam praktek
sangat jarang dilakukan. Langkah diagnostik DM dapat dilihat pada bagan 1. Kriteria
diagnosis DM untuk dewasa tidak hamil, dapat dilihat pada tabel-2. Apabila hasil
pemeriksaan tidak memenuhi kriteria normal atau DM, maka dapat digolongkan ke
dalam kelompok TGT atau GDPT tergantung dari hasil yang diperoleh.
4. TG : Diagnosis TGT ditegakkan bila setelah pemeriksaan TTGO
didapatkan glukosa plasma 2 jam setelah beban antara 140 – 199 mg/dL (7.8-11.0
mmol/L).
5. GDPT: Diagnosis GDPT ditegakkan bila setelah pemeriksaan glukosa plasma puasa
didapatkan antara 100 – 125 mg/dL (5.6 – 6.9 mmol/L).

Patofisiology

DM TipeI

PadaDiabetes tipeIterdapatketidakmampuanpankreasmenghasilkan insulin


karena hancurnya sel-sel beta pulau langerhans. Dalam hal ini menimbulkan
hiperglikemia puasa dan hiperglikemia post prandial (Corwin,2000).

Dengan tingginyakonsentrasi glukosadalamdarah,makaakanmuncul glukosuria


(glukosa dalam darah) dan ekskresi ini akan disertai pengeluaran cairandanelektrolit
yang berlebihan(diuresis osmotic) sehinggapasienakan mengalami peningkatan dalam
berkemih (poliuria) dan rasa haus (polidipsia) (Corwin,2000).

Defesiensiinsulinjugamengganggumetabolismeproteindanlemaksehinggaterjadi
penurunanberatbadanakanmunculgejalapeningkatanseleramakan
(polifagia).Akibatyanglainyaitu terjadinyaprosesglikogenolisis (pemecahan glukosayang
disimpan)dan glukogeonesistanpahambatan sehingga efeknyaberupapemecahanlemakdan
terjadipeningkatan ketonyangdapat mengganggu keseimbanganasambasadanmangarah
terjadinyaketoasidosis (Corwin,2000).

DM TipeII

TerdapatduamasalahutamapadaDMTipeIIyaituresistensiinsulindan
gangguansekresiinsulin.Normalnyainsulinakanberkaitan padareseptorkurang danmeskipun
kadarinsulintinggidalamdarahtetapsajaglukosatidakdapatmasukkedalam
selsehinggaselakankekuranganglukosa (Corwin,2000).

Mekanismeinilahyangdikatakansebagai resistensiinsulin.Untukmengatasi resistensi


insulin dan mencegah terbentuknya glukosa dalam darah yang berlebihanmakaharus
terdapatpeningkatanjumlahinsulinyang disekresikan.Namundemikian jika sel-sel
betatidak mampu,mengimbanginya
makakadarglukosaakanmeningkatdanterjadilahDMtipeII(Corwin,2000).

Diagnosa

Kriteriauntukdiagnosis,termasukpengukurankadarA1chemoglobin
(HbA1c),kadarglukosadarah,sewaktuataupuasa,atauhasil,dari,pengujian,toleransi
glukosaoral.TheAmerican,DiabetesAssociationmendefinisikan
diabetesmempunyaiduakemungkinan,yaitu,padapengukuran,kadarglukosa
darahpuasa,iamenunjukkanbacaansebanyakminimal,126mg/dL,setelahpuasa,selama,8jam.
Kriterialainnyaadalahkadarglukosadarahsewaktuminimal,200
mg/dLdenganadanyakelainanberupa,poliuria,polidipsia,penurunanberat badan, kelelahan,
atau,gejalakarakteristik lain
daridiabetes.Pengujiankadar,glukosa,sewaktu,dapat,digunakan untuk,skrining dan
diagnosis, namun sensitivitashanyalah39%hingga55%(Barclay,2010).

Ujidiagnostikyangutamauntukdiabetes adalahtes toleransiglukosaoral, di mana


pasien akan diminta untuk berpuasa selama 8 jam dan kemudian ditambah dengan
beban 75gglukosa.Diagnosisterhadapdiabetesakan,ditegakkansekiranyakadarglukosadarah
melebihi199mg/dL.Selainitu,kadarglukosadarah,puasadianggapabnormalsekiranya
berkisarantara140-199 mg / dL selepas 2 jam mengambil beban glukosa. American
Diabetes Associationmendefinisikan terdapatgangguan padakadarglukosadarah puasa
sekiranya KGD diantara 100-125 mg / dL (Barclay,2010).

Pengujian,tingkatHbA1c,yangtidakmemerlukan,puasasangatberguna
baikuntukdiagnosis,atauskrining.Diabetes,dapatdidiagnosasekiranyakadar
HbA1cadalahminimum,6,5%pada2pemeriksaan,yangterpisah.Antara
keterbatasannyaadalan,mempunyai ujisensitivitasyangrendahdan terdapat perbedaan
padainterpretasi mengikutras,adatidaknyaanemia,danpada penggunaan obat-obatan yang
tertentu (Barclay L,2010).

Dengan demikian,meminumlarutan glukosa50 g (Glucola;Ames Diagnostik,Elkhart,


Indiana)adalahtesyangpalingumumdilakukanuntukGestationalDiabetes
dimanadiperlukan75-gatau100-gujitoleransiglukosaoraluntukmengkonfirmasihasiltes
skriningyangpositif(BarclayL,2010).

Komplikasi
Menurut Brunner dan Suddarth (2002), komplikasi dari Diabetes Mellitus ada dua yaitu:

1) Komplikasi Akut
Ada tiga komplikasi akut pada diabetes yang penting dan berhubungan dengan gangguan
keseimbangan kadar glukosa darah jangka pendek. Ketiga komplikasi tersebut adalah:
a)     Hipoglikemia
Hipoglikemia terjadi kalau kadar glukosa darah turun dibawah 50 hingga 60 mg/dl. Keadaan
ini dapat terjadi akibat pemberian insulin atau preparat oral yang berlebihan, konsumsi
makanan yang berlebihan, atau aktifitas fisik yang berat.
b)    Diabetes Ketoasidosis
Disebabkan oleh tidak adanya insulin atau tidak cukupnya jumlah insulin yang nyata.
Keadaan ini mengakibatkan gangguan pada metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak.
c)     Sindrom Hiperglikemik Hiperosmolar Nonketotik
Merupakan keadaan yang didominasi oleh hiperosmolaritas dan hiperglikemia dan disertai
perubahan tingkat kesadaran (sense of awareness).
2)     Komplikasi Kronik
Komplikasi jangka panjang diabetes dapat menyerang semua sistem organ dalam tubuh.
Kategori komplikasi kronis diabetes yang lazim digunakan adalah:
a)     Komplikasi Makrovaskuler
(1)   Penyakit Arteri Koroner
Perubahan aterosklerotik dalam pembuluh arteri koroner menyebabkan peningkatan
insidensi infark miokard pada penderita Diabetes Mellitus.
(2)   Penyakit Serebrovaskuler
Perubahan aterosklerotik dalam pembuluh darah serebral atau pembentukan embolus
ditempat lain dalam sistem pembuluh darah yang kemudian terbawa aliran darah sehingga
terjepit dalam pembuluh darah serebral dapat menimbulkan serangan iskemia sepintas (TIA
= Transient Ischemic Attack)
(3)   Penyakit Vaskuler Perifer
Menurut Brunner dan Suddarth (2002), perubahan aterosklerotik dalam pembuluh darah
besar pada ekstremitas bawah merupakan penyebab utama meningkatnya insiden gangren
dan amputasi pada pasien-pasien Diabetes Mellitus. Hal ini disebabkan karena pada
penderita Diabetes Mellitus sirkulasi buruk, terutama pada area yang jauh dari jantung, turut
menyebabkan lamanya penyembuhan jika terjadi luka.

b)    Komplikasi Mikrovaskuler


(1)   Retinopati Diabetik
Kelainan patologis mata yang disebabkan oleh perubahan dalam pembuluh-pembuluh darah
kecil pada retina mata.
(2)   Nefropati
Segera sesudah terjadi diabetes, khususnya bila kadar glukosa darah meninggi, maka
mekanisme filtrasi ginjal akan mengalami stress yang menyebabkan kebocoran protein
darah ke dalam urin. Sebagai akibatnya, tekanan dalam pembuluh darah ginjal meningkat.
Kenaikan tekanan tersebut diperkirakan berperan sebagai stimulus untuk terjadinya
nefropati.
(3)   Neuropati Diabetes
Neuropati dalam diabetes mengacu pada sekelompok penyakit yang menyerang semua tipe
saraf, termasuk saraf perifer (sensorimotor), otonom, dan spinal. Kelainan tersebut tampak
beragam secara klinis dan bergantung pada lokasi sel saraf yang terkena.

Penatalaksanaan

DiabetesMellitusjikatidak dikeloladengan baikakanmenimbulkan berbagai penyakitdan


diperlukan kerjasamasemuapihakuntukmeningkatan pelayanan kesehatan.Untukmencapai
tujuan tersebutdilakukanberbagai usaha, antaranya:

a. Perencanaan Makanan
Standaryangdianjurkanadalahmakanandengankomposisiyangseimbang
dalamhalkarbohidrat,proteindanlemakyangsesuaidengankecukupangizibaik yaitu:

1) Karbohidratsebanyak60–70%

2) Proteinsebanyak10–15%

3) Lemaksebanyak20–25%
Jumlahkaloridisesuaikandenganpertumbuhan,statusgizi,umur,stressakut
dankegiatanjasmani.Untukkepentinganklinikpraktis,penentuanjumlahkalori
dipakairumusBrocayaituBaratBadan Ideal=(TB-100)-10%,sehingga didapatkan=

1) Beratbadankurang=<90%dariBBIdeal
2) Beratbadannormal=90-110%dariBBIdeal
3) Beratbadanlebih=110-120%dariBBIdeal
4) Gemuk=>120%dariBBIdeal.
JumlahkaloriyangdiperlukandihitungdariBBIdealdikalikelebihankalori
basalyaituuntuklaki-laki30kkal/kgBB,danwanita25kkal/kgBB,kemudian
ditambahuntukkebutuhankaloriaktivitas(10-30%untukpekerjaberat).Koreksi
statusgizi(gemukdikurangi,kurusditambah)dankaloriuntukmenghadapistress
akutsesuaidengankebutuhan.

Makanan sejumlah kaloriterhitungdengan komposisitersebutdiatasdibagi


dalambeberapaporsiyaitu:

1) Makananpagi sebanyak 20%


2) Makanansiangsebanyak30%
3) Makanan soresebanyak 25%
4) 2-3porsimakananringan sebanyak10-15%diantaranya
b. Latihan
Jasmani
Dianjurkanlatihanjasmanisecarateratur (3-4kaliseminggu)selamakurang lebih 30
menit yang disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi penyakit penyerta(IwanS,
2010).

Sebagai contoh olah raga ringan adalahberjalan kaki biasaselama 30menit,


olehragasedangberjalancepatselama20menitdanolah ragaberatjogging (Iwan S,2010).

c. ObatHipoglikemik:

1) Sulfonilurea
Obatgolongan sulfonylureabekerjadengancara:

a) Menstimulasipenglepasaninsulinyangtersimpan.

b) Menurunkanambangsekresiinsulin.

c) Meningkatkan sekresiinsulinsebagaiakibatrangsanganglukosa.
Obatgolonganini biasanyadiberikan padapasien dengan BBnormal dan masihbisadipakai
padapasienyangberatnyasedikitlebih.Klorpropamidkurangdianjurkan,pada,keadaan
insufisiensirenaldanorangtukarenresiko
hipoglikemayangberkepanjangan,demikianjugagibenklamid.Glukuidonjugadipakaiuntukp
asiendengangangguanfungsihatiatauginjal.

2) Biguanid
Preparatyangadadanamandipakaiyaitumetformin.Sebagaiobattunggal
dianjurkanpadapasiengemuk(imt30)untukpasienyangberatlebih(IMT27-30)
dapatjugadikombinasikandengangolongan sulfonylurea(IwanS,2010).

3) Insulin
Indikasipengobatandenganinsulinadalah:

a. SemuapenderitaDMdarisetiapumur(baikIDDMmaupunNIDDM)dalam
keadaanketoasidosisataupernahmasukkedalamketoasidosis (Bare&Suzanne,2002).
b. DMdengankehamilan/
DMgestasionalyangtidakterkendalidengandiet(perencanaanmakanan)
(Bare&Suzanne,2002).
c. DM yang tidak berhasil dikelola dengan obat hipoglikemik oral dosif maksimal.
Dosis insulin oralatau suntikan dimulai dengan dosis rendah dan dinaikkan
perlahan –lahansesuaidenganhasilglukosa darah pasien.Bila
sulfonylureaataumetformin telah
diterimasampaidosismaksimaltetapitidaktercapaisasaranglukosadarahmakadianjurkan
penggunaan kombinasi sulfonylureadaninsulin (Bare&Suzanne,2002).
d. Penyuluhan untukmerancanakan pengelolaansangatpenting untuk mendapatkan
hasil yang maksimal. Edukator bagi pasien diabetes yaitu pendidikan dan
pelatihanmengenaipengetahuan dan keterampilanyangbertujuan
menunjangperubahan perilakuuntukmeningkatkan pemahaman pasienakan
penyakitnya,yangdiperlukan untukmencapaikeadaansehatyangoptimal.Penyesuaian
keadaanpsikologikkualifashidupyanglebihbaik.Edukasi
merupakanbagianintegraldariasuhankeperawatandiabetes(Bare&Suzanne,
2) Biguanid
Preparatyangadadanamandipakaiyaitumetformin.Sebagaiobattunggal
dianjurkanpadapasiengemuk(imt30)untukpasienyangberatlebih(IMT27-30)
dapatjugadikombinasikandengangolongan sulfonylurea(IwanS,2010).

3) Insulin
Indikasipengobatandenganinsulinadalah:

e. SemuapenderitaDMdarisetiapumur(baikIDDMmaupunNIDDM)dalam
keadaanketoasidosisataupernahmasukkedalamketoasidosis (Bare&Suzanne,2002).
f. DMdengankehamilan/
DMgestasionalyangtidakterkendalidengandiet(perencanaanmakanan)
(Bare&Suzanne,2002).
g. DM yang tidak berhasil dikelola dengan obat hipoglikemik oral dosif maksimal.
Dosis insulin oralatau suntikan dimulai dengan dosis rendah dan dinaikkan
perlahan –lahansesuaidenganhasilglukosa darah pasien.Bila
sulfonylureaataumetformin telah
diterimasampai,dosismaksimal,tetapitidak,tercapaisasaran
glukosadarahmakadianjurkan,penggunaan,kombinasi,sulfonylureadaninsulin
(Bare&Suzanne,2002).
h. Penyuluhan untukmerancanakan pengelolaansangatpenting untuk mendapatkan hasil
yangmaksimal.Edukator,bagi,pasien,diabetes,yaitupendidikandan
pelatihanmengenaipengetahuan dan keterampilanyangbertujuan
menunjangperubahan perilakuuntukmeningkatkan pemahaman pasienakan
penyakitnya,yangdiperlukan untukmencapaikeadaansehatyang,optimal.Penyesuaian
keadaanpsikologikkualifashidupyanglebihbaik.Edukasi
merupakanbagianintegraldariasuhankeperawatandiabetes(Bare&Suzanne,
Pengkajian keperawatan :

1. Aktivitas

 Gejala : lemah, letih, sulit bergerak atau berjalan, kram otot, gangguan tidur

atau istirahat

 Tanda : takikardia dan takipnea pada keadaan isitirahat dengan aktivitas dan

letargi.

2. Sirkulasi

 Gejala : kebas dan kesemutan pada ekstremitas

3. Integritas ego

 Gejala : stres

 Tanda : ansietas, peka rangsangan

4. Eliminasi

 Gejala : perubahan pola berkemih (poliuria), nyeri tekan abdomen

 Tanda : poliuria, abdomen keras

5. Makanan/cairan

 Gejala : mual/muntah, tidak mengikuti diet; peningkatan masukan

glukosa/karbohidrat, nafas bau urea

6. Neurosensori

 Gejala : pusing, sakit kepala. Kesemutan, kebas kelemahan pada otot kaki,

gangguan pendengaran

7. Nyeri/kemanan

 Gejala : abdomen yang tegang/nyeri

8. Pernapasan

 gejala : merasa kekurangan oksigen


9. keamanan

 gejala : gatal, diaforesis

 tanda : menurunnya kekuatan umum/rentang gerak

10. Seksualitas

Penurunan fungsai seksual

11. Penyuluhan/Pembelajaran

 Gejala : faktor risiko keluarga DM

Diagnosa Keperawatan

1. Deficit volume cairan

2. Pola napas tidak efektif

3. Resiko infeksi

4. Ketidakseimbangan nutrisi

5. Cemas

6. Kurang pengetahuan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi

1 Defisit Volume Cairan NOC: NIC :

Definisi : Penurunan cairan  Fluid balance Fluid management


intravaskuler, interstisial,  Hydration
dan/atau intrasellular. Ini  Timbang popok/pembalut
 Nutritional Status : jika diperlukan
mengarah ke dehidrasi, Food and Fluid Intake
kehilangan cairan dengan  Pertahankan catatan intake
pengeluaran sodium Kriteria Hasil : dan output yang akurat
 Monitor status hidrasi
Batasan Karakteristik :  Mempertahankan ( kelembaban membran
urine output sesuai mukosa, nadi adekuat,
 Kelemahan dengan usia dan BB, BJ tekanan darah ortostatik ),
 Haus urine normal, HT jika diperlukan
 Penurunan turgor normal
 Monitor vital sign
kulit/lidah  Tekanan darah, nadi,
 Monitor masukan makanan /
 Membran mukosa/kulit suhu tubuh dalam
cairan dan hitung intake
kering batas normal
kalori harian
 Peningkatan denyut nadi,   Tidak ada tanda tanda
 Kolaborasikan pemberian
penurunan tekanan dehidrasi, Elastisitas
cairan IV
darah, penurunan turgor kulit baik,
volume/tekanan nadi  Monitor status nutrisi
membran mukosa
 Pengisian vena menurun lembab, tidak ada rasa  Berikan cairan IV pada suhu
haus yang berlebihan ruangan
 Perubahan status mental
 Dorong masukan oral
 Konsentrasi urine
meningkat  Berikan penggantian
nesogatrik sesuai output
 Temperatur tubuh
meningkat  Dorong keluarga untuk
membantu pasien makan
 Hematokrit meninggi
 Tawarkan snack ( jus buah,
  Kehilangan berat badan
buah segar )
seketika (kecuali pada
third spacing)   Kolaborasi dokter jika tanda
cairan berlebih muncul
Faktor-faktor yang meburuk
berhubungan:   Atur kemungkinan tranfusi
 Kehilangan volume   Persiapan untuk tranfusi
cairan secara aktif
 Kegagalan mekanisme
pengaturan

2 Pola Nafas tidak efektif NOC : NIC :

Definisi : Pertukaran udara v  Respiratory status : Airway Management


inspirasi dan/atau ekspirasi Ventilation
·         Buka jalan nafas, guanakan
tidak adekuat
v  Respiratory status : teknik chin lift atau jaw thrust
Batasan karakteristik : Airway patency bila perlu

-    Penurunan tekanan v  Vital sign Status ·         Posisikan pasien untuk


inspirasi/ekspirasi memaksimalkan ventilasi
-    Penurunan pertukaran Kriteria Hasil : ·         Identifikasi pasien perlunya
udara per menit pemasangan alat jalan nafas
v  Mendemonstrasikan
buatan
-    Menggunakan otot batuk efektif dan suara
pernafasan tambahan nafas yang bersih, tidak ·         Pasang mayo bila perlu
ada sianosis dan dyspneu
-    Nasal flaring ·         Lakukan fisioterapi dada
(mampu mengeluarkan
jika perlu
-    Dyspnea sputum, mampu bernafas
dengan mudah, tidak ada ·         Keluarkan sekret dengan
-    Orthopnea pursed lips) batuk atau suction
-    Perubahan v  Menunjukkan jalan nafas ·         Auskultasi suara nafas,
penyimpangan dada yang paten (klien tidak catat adanya suara tambahan
-    Nafas pendek merasa tercekik, irama
nafas, frekuensi ·         Lakukan suction pada mayo
-    Assumption of 3-point pernafasan dalam rentang ·         Berikan bronkodilator bila
position normal, tidak ada suara perlu
-    Pernafasan pursed-lip nafas abnormal)
·         Berikan pelembab udara
-    Tahap ekspirasi v  Tanda Tanda vital dalam Kassa basah NaCl Lembab
berlangsung sangat lama rentang normal (tekanan
darah, nadi, pernafasan) ·         Atur intake untuk cairan
-    Peningkatan diameter mengoptimalkan keseimbangan.
anterior-posterior
·         Monitor respirasi dan status
-    Pernafasan O2
rata-rata/minimal
Terapi oksigen
§  Bayi : < 25 atau > 60
v  Bersihkan mulut, hidung dan
§  Usia 1-4 : < 20 atau > 30 secret trakea

§  Usia 5-14 : < 14 atau > 25 v  Pertahankan jalan nafas yang


paten
§  Usia > 14 : < 11 atau > 24
v  Atur peralatan oksigenasi
-    Kedalaman pernafasan
v  Monitor aliran oksigen
§  Dewasa volume tidalnya
500 ml saat istirahat v  Pertahankan posisi pasien

§  Bayi volume tidalnya 6-8 v  Onservasi adanya tanda tanda


ml/Kg hipoventilasi

-    Timing rasio v  Monitor adanya kecemasan


pasien terhadap oksigenasi
-    Penurunan kapasitas vital
Vital sign Monitoring
Faktor yang berhubungan :
 Monitor TD, nadi, suhu,
-          Hiperventilasi dan RR
-          Deformitas tulang  Catat adanya fluktuasi
-          Kelainan bentuk tekanan darah
dinding dada  Monitor VS saat pasien
-          Penurunan berbaring, duduk, atau
energi/kelelahan berdiri

-         Perusakan/pelemahan  Auskultasi TD pada kedua


muskulo-skeletal lengan dan bandingkan

-          Obesitas  Monitor TD, nadi, RR,


sebelum, selama, dan
-          Posisi tubuh
setelah aktivitas
-          Kelelahan otot
 Monitor kualitas dari nadi
pernafasan
 Monitor frekuensi dan
-          Hipoventilasi sindrom
irama pernapasan
-          Nyeri
 Monitor suara paru
-          Kecemasan
 Monitor pola pernapasan
-          Disfungsi abnormal
Neuromuskuler
 Monitor suhu, warna,
-          Kerusakan dan kelembaban kulit
persepsi/kognitif
 Monitor sianosis perifer
-          Perlukaan pada
 Monitor adanya cushing
jaringan syaraf tulang
triad (tekanan nadi yang
belakang
melebar, bradikardi,
-          Imaturitas Neurologis peningkatan sistolik)

 Identifikasi penyebab
dari perubahan vital sign

3 Resiko Infeksi NOC : NIC :

Definisi : Peningkatan resiko v  Immune Status Infection Control (Kontrol


masuknya organisme infeksi)
v  Knowledge : Infection
patogen
control ·         Bersihkan lingkungan
Faktor-faktor resiko : setelah dipakai pasien lain
v  Risk control
-          Prosedur Infasif ·         Pertahankan teknik isolasi
Kriteria Hasil :
-          Ketidakcukupan ·         Batasi pengunjung bila
v  Klien bebas dari tanda
pengetahuan untuk perlu
dan gejala infeksi
menghindari paparan
·         Instruksikan pada
patogen v  Menunjukkan
pengunjung untuk mencuci
kemampuan untuk
-          Trauma tangan saat berkunjung dan
mencegah timbulnya
setelah berkunjung meninggalkan
-          Kerusakan jaringan infeksi
pasien
dan peningkatan paparan
v  Jumlah leukosit dalam
lingkungan ·         Gunakan sabun
batas normal
antimikrobia untuk cuci tangan
-          Ruptur membran
v  Menunjukkan perilaku
amnion ·         Cuci tangan setiap sebelum
hidup sehat
-          Agen farmasi
(imunosupresan) dan sesudah tindakan kperawtan

-          Malnutrisi ·         Gunakan baju, sarung


tangan sebagai alat pelindung
-          Peningkatan paparan
lingkungan patogen ·         Pertahankan lingkungan
aseptik selama pemasangan alat
-          Imonusupresi
·         Ganti letak IV perifer dan
-          Ketidakadekuatan
line central dan dressing sesuai
imum buatan
dengan petunjuk umum
-          Tidak adekuat
·         Gunakan kateter intermiten
pertahanan sekunder
untuk menurunkan infeksi
(penurunan Hb, Leukopenia,
kandung kencing
penekanan respon
inflamasi) ·         Tingktkan intake nutrisi

-          Tidak adekuat ·         Berikan terapi antibiotik


pertahanan tubuh primer bila perlu
(kulit tidak utuh, trauma
Infection Protection (proteksi
jaringan, penurunan kerja
terhadap infeksi)
silia, cairan tubuh statis,
perubahan sekresi pH, ·         Monitor tanda dan gejala
perubahan peristaltik) infeksi sistemik dan lokal
-          Penyakit kronik ·         Monitor hitung granulosit,
WBC

·         Monitor kerentanan
terhadap infeksi

·         Batasi pengunjung

·         Saring pengunjung
terhadap penyakit menular

·         Partahankan teknik aspesis


pada pasien yang beresiko

·         Pertahankan teknik isolasi


k/p

·         Berikan perawatan kuliat


pada area epidema

·         Inspeksi kulit dan membran


mukosa terhadap kemerahan,
panas, drainase

·         Ispeksi kondisi luka / insisi


bedah

·         Dorong masukkan nutrisi


yang cukup
·         Dorong masukan cairan

·         Dorong istirahat

·         Instruksikan pasien untuk


minum antibiotik sesuai resep

·         Ajarkan pasien dan keluarga


tanda dan gejala infeksi

·         Ajarkan cara menghindari


infeksi

·         Laporkan kecurigaan infeksi

·         Laporkan kultur positif

4 Ketidakseimbangan nutrisi NOC : NIC :


kurang dari kebutuhan
v  Nutritional Status : food Nutrition Management
tubuh
and Fluid Intake
§  Kaji adanya alergi makanan
Definisi : Intake nutrisi tidak
v  Nutritional Status :
cukup untuk keperluan §  Kolaborasi dengan ahli gizi
nutrient Intake
metabolisme tubuh. untuk menentukan jumlah kalori
Kriteria Hasil : dan nutrisi yang dibutuhkan
Batasan karakteristik :
pasien.
v  Adanya peningkatan
-    Berat badan 20 % atau
berat badan sesuai dengan §  Anjurkan pasien untuk
lebih di bawah ideal
tujuan meningkatkan intake Fe
-    Dilaporkan adanya intake
v  Beratbadan ideal sesuai §  Anjurkan pasien untuk
makanan yang kurang dari
dengan tinggi badan meningkatkan protein dan
RDA (Recomended Daily
vitamin C
Allowance) v  Mampumengidentifikasi
kebutuhan nutrisi §  Berikan substansi gula
-    Membran mukosa dan
konjungtiva pucat v  Tidk ada tanda tanda §  Yakinkan diet yang dimakan
malnutrisi mengandung tinggi serat untuk
-    Kelemahan otot yang
mencegah konstipasi
digunakan untuk v  Menunjukkan
menelan/mengunyah peningkatan fungsi §  Berikan makanan yang terpilih
pengecapan dari menelan ( sudah dikonsultasikan dengan
-    Luka, inflamasi pada
ahli gizi)
rongga mulut v  Tidak terjadi penurunan
berat badan yang berarti §  Ajarkan pasien bagaimana
-    Mudah merasa kenyang,
membuat catatan makanan
sesaat setelah mengunyah
harian.
makanan
§  Monitor jumlah nutrisi dan
-    Dilaporkan atau fakta
kandungan kalori
adanya kekurangan
makanan §  Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi
-    Dilaporkan adanya
perubahan sensasi rasa §  Kaji kemampuan pasien untuk
mendapatkan nutrisi yang
-    Perasaan
ketidakmampuan untuk dibutuhkan
mengunyah makanan
Nutrition Monitoring
-    Miskonsepsi
§  BB pasien dalam batas normal
-    Kehilangan BB dengan
§  Monitor adanya penurunan
makanan cukup
berat badan
-    Keengganan untuk
§  Monitor tipe dan jumlah
makan
aktivitas yang biasa dilakukan
-    Kram pada abdomen
§  Monitor interaksi anak atau
-    Tonus otot jelek orangtua selama makan

-    Nyeri abdominal dengan §  Monitor lingkungan selama


atau tanpa patologi makan

-    Kurang berminat §  Jadwalkan pengobatan  dan


terhadap makanan tindakan tidak selama jam makan

-    Pembuluh darah kapiler §  Monitor kulit kering dan


mulai rapuh perubahan pigmentasi

-    Diare dan atau §  Monitor turgor kulit


steatorrhea
§  Monitor kekeringan, rambut
-    Kehilangan rambut yang kusam, dan mudah patah
cukup banyak (rontok)
§  Monitor mual dan muntah
-    Suara usus hiperaktif
§  Monitor kadar albumin, total
-    Kurangnya informasi, protein, Hb, dan kadar Ht
misinformasi
§  Monitor makanan kesukaan
Faktor-faktor yang
§  Monitor pertumbuhan dan
berhubungan :
perkembangan
Ketidakmampuan
§  Monitor pucat, kemerahan,
pemasukan atau mencerna
dan kekeringan jaringan
makanan atau
konjungtiva
mengabsorpsi zat-zat gizi
berhubungan dengan faktor §  Monitor kalori dan intake
biologis, psikologis atau nuntrisi
ekonomi.
§  Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik papila lidah
dan cavitas oral.

§  Catat jika lidah berwarna


magenta, scarlet

5 Cemas NOC : NIC :

Definisi : v  Anxiety control Anxiety Reduction (penurunan


kecemasan)
Perasaan gelisah yang tak v  Coping
jelas dari ketidaknyamanan v  Impulse control ·         Gunakan pendekatan yang
atau ketakutan yang disertai menenangkan
Kriteria Hasil :
respon autonom (sumner
·         Nyatakan dengan jelas
tidak spesifik atau tidak v  Klien mampu
harapan terhadap pelaku pasien
diketahui oleh individu); mengidentifikasi dan
perasaan keprihatinan mengungkapkan gejala ·         Jelaskan semua prosedur
disebabkan dari antisipasi cemas dan apa yang dirasakan selama
terhadap bahaya. Sinyal ini prosedur
merupakan peringatan v  Mengidentifikasi,
adanya ancaman yang akan mengungkapkan dan ·         Pahami prespektif pasien
datang dan memungkinkan menunjukkan tehnik untuk terhdap situasi stres
individu untuk mengambil mengontol cemas
·         Temani pasien untuk
langkah untuk menyetujui v  Vital sign dalam batas memberikan keamanan dan
terhadap tindakan normal mengurangi takut
Ditandai dengan v  Postur tubuh, ekspresi ·         Berikan informasi faktual
-        Gelisah wajah, bahasa tubuh dan mengenai diagnosis, tindakan
tingkat aktivitas prognosis
-        Insomnia menunjukkan
·         Dorong keluarga untuk
berkurangnya kecemasan
-        Resah menemani anak
-        Ketakutan ·         Lakukan back / neck rub
-        Sedih ·         Dengarkan dengan penuh
perhatian
-        Fokus pada diri
·         Identifikasi tingkat
-        Kekhawatiran
kecemasan
-        Cemas
·         Bantu pasien mengenal
situasi yang menimbulkan
kecemasan

·         Dorong pasien untuk


mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi

·         Instruksikan pasien
menggunakan teknik relaksasi

·         Barikan obat untuk


mengurangi kecemasan

6 Kurang pengetahuan NOC : NIC :

Definisi : v  Kowlwdge : disease Teaching : disease Process


process
Tidak adanya atau 1.       Berikan penilaian tentang
kurangnya informasi kognitif v  Kowledge : health tingkat pengetahuan pasien
sehubungan dengan topic Behavior tentang proses penyakit yang
spesifik. spesifik
Kriteria Hasil :
Batasan karakteristik : 2.       Jelaskan patofisiologi dari
v  Pasien dan keluarga
memverbalisasikan adanya penyakit dan bagaimana hal ini
masalah, ketidakakuratan menyatakan pemahaman berhubungan dengan anatomi
mengikuti instruksi, perilaku tentang penyakit, kondisi, dan fisiologi, dengan cara yang
tidak sesuai. prognosis dan program tepat.
pengobatan
Faktor yang berhubungan : 3.       Gambarkan tanda dan
keterbatasan kognitif, v  Pasien dan keluarga gejala yang biasa muncul pada
interpretasi terhadap mampu melaksanakan penyakit, dengan cara yang tepat
informasi yang salah, prosedur yang dijelaskan
4.       Gambarkan proses
kurangnya keinginan untuk secara benar
penyakit, dengan cara yang tepat
mencari informasi, tidak
v  Pasien dan keluarga
mengetahui sumber-sumber 5.       Identifikasi kemungkinan
mampu menjelaskan
informasi. penyebab, dengna cara yang
kembali apa yang
tepat
dijelaskan perawat/tim
kesehatan lainnya. 6.       Sediakan informasi pada
pasien tentang kondisi, dengan
cara yang tepat

7.       Hindari jaminan yang


kosong

8.       Sediakan bagi keluarga atau


SO informasi tentang kemajuan
pasien dengan cara yang tepat

9.       Diskusikan perubahan gaya


hidup yang mungkin diperlukan
untuk mencegah komplikasi di
masa yang akan datang dan atau
proses pengontrolan penyakit

10.  Diskusikan pilihan terapi atau


penanganan

11.    Dukung pasien untuk


mengeksplorasi atau
mendapatkan second opinion
dengan cara yang tepat atau
diindikasikan

12.    Eksplorasi kemungkinan
sumber atau dukungan, dengan
cara yang tepat

13.    Rujuk pasien pada grup atau


agensi di komunitas lokal, dengan
cara yang tepat

14.  Instruksikan pasien mengenai


tanda dan gejala untuk
melaporkan pada pemberi
perawatan kesehatan, dengan
cara yang tepat

Anda mungkin juga menyukai