DINAS KESEHATAN
UPTD RUMAH SAKIT JIWA
Jl. Kusuma Yudha No. 29, Telp. (0366) 91073-91074, Bangli-80613
e-mail : admin.rsjiwa@baliprov.go.id
Website : www.rsjiwa.baliprov.go.id
TELAAH STAF
I. Pokok Permasalahan
1. Dunia saat ini tengah berjuang menghadapi pandemi Coronavirus Disease 2019
atau yang disebut juga COVID-19. Sejak awal bulan Maret 2020 pemerintah
Indonesia telah menetapkan pandemi ini sebagai bencana non-alam dan mulai
melakukan beberapa langkah untuk mencegah meluasnya penularan COVID-19
di Indonesia. Selama perkembangannya tidak dapat dipungkiri bahwa pandemi
ini telah memberi dampak negatif diseluruh sektor kehidupan masyarakat
Indonesia.
2. Sektor yang paling terguncang akibat pandemi ini adalah sektor ekonomi.
Bedasarkan data BPS konsumsi rumah tangga turun dari 5.02 persen pada kuartal
I tahun 2019 menjadi 2.84 persen pada kuartal I tahun 2020. Sementara itu,
tingkat kerentanan masyarakat semakin meningkat yang disebabkan rendahnya
kesadaran masyarakat terhadap penerapan protocol kesehatan seperti memakai
masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak minimal 1-2 meter. Dalam situasi
seperti ini akan berakibat pada semakin banyaknya masyarakat Indonesia yang
rentan tertular COVID-19.
3. Oleh karena itu diperlukan upaya intervensi tidak hanya dari penerapan protokol
kesehatan namun juga intervensi yang efektif untuk memutus mata rantai
penularan yaitu dengan pemberian vaksinasi.
4. UPTD. Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Bali selama pandemi telah ditunjuk
oleh Dinas Kesehatan Provinsi Bali sebagai rumah sakit khusus perawatan pasien
jiwa yang terkonfirmasi positif COVID-19.
5. Hal tersebut berdampak pada meningkatnya kerentanan pegawai di RSJ Provinsi
Bali terhadap infeksi COVID-19. Selain akan berdampak pada pegawai yang
bersangkutan, juga akan berisiko menularkan keluarga mereka di rumah dan
komunitas di sekeliling mereka
B. Kriteria Eksklusi
a) Pernah terkonfirmasi positif COVID-19
b) Mengalami sakit ringan, sedang, atau berat terutama penyakit infeksi
dan/atau demam (suhu ≥ 37.5o C diukur degan thermal gun)
c) Peserta wanita yang hamil, menyusui atau berencana hamil selama
periode imunisasi (berdasarkan wawancara dan hasil tes urin
kehamilan)
d) Memiliki riwayat alergi berat terhadap vaksin atau komposisi dalam
vaksin dan reaksi alergi terhadap vaksin yang parah seperti kemerahan,
sesak napas, dan bengkak
e) Riwayat penyakit pembekuan darah yang tidak terkontrol atau kelainan
darah yang menjadi kontraindikasi injeksi intramuscular.
f) Adanya kelainan atau penyakit kronis (penyakit gangguan jantung
berat, tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol, diabetes, penyakit
ginjal dan hati, tumor, dll) yang menurut petugas medis bisa
mengganggu imunisasi sesuai kelayakan kondisi khusus pada
lampiran 2
g) Subjek yang memiliki riwayat penyakit gangguan sistem imun seperti
respon imun rendah (atau subjek yang pada 4 minggu terakhir sudah
menerima terapi yang dapat mengganggu respon imun (misalnya
immunoglobulin intravena, produk yang berasal dari darah, atau terapi
obat kortikosteroid jangka panjang (>2 minggu))
h) Memiliki riwayat penyakit epilepsi/ayan atau penyakit gangguan saraf
(penurunan fungsi saraf) lainnya
i) Mendapatkan imunisasi apapun dalam waktu 1 bulan kebelakang atau
akan menerima vaksin lain dalam waktu 1 bulan kedepan
j) Berencana pindah dari wilayah domisili sebelum jadwal imunisasi
selesai
Lampiran 2
PENYAKIT KELAYAKAN CATATAN
VAKSINASI
COVID-19
Reaksi anafilaksis (bukan Layak Jika tidak terdapat bukti reaksi anafilaksis
akibat vaksinasi Covid) terhadap vaksin Covid ataupun komponen
yang ada dalam vaksin Covid sebelumnya,
maka individu tersebut dapat divaksinasi
Covid.
IV. Analisa
1. Setelah melalui proses pengumpulan data pegawai disetiap unit, dan dengan
mempertimbangkan petunjuk teknis dari Kementrian Kesehatan dan rekomendasi dari
PAPDI maka komite K3RS dapat melaporkan sebagai berikut :
Layak Vaksinasi,,,,,’
nama usia unit keterangan
Belum Layak Vaksinasi
nama usia unit keterangan (gak isi info terkait kondisi medis, Cuma tulis “belum
layak”
V. Kesimpulan
1. Dengan mempertimbangkan tugas pokok dan fungsi tenaga kesehatan yang berisiko
tinggi tertular dari pasien dan dengan melihat semakin meningkatnya kasus infeksi
COVID-19 di masyarakat, maka dipandang perlu bagi seluruh tenaga kesehatan di
UPTD RSJ Provinsi Bali untuk mendapatkan vaksinasi COVID-19 sesuai kriteria
yang telah ditetapkan Kementrian Kesehatan dan PAPDI
VI. Saran
Sehubungan dengan hal tersebut diatas komite K3RS