Kelompok 1
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan hanya kepada Allah SWT. yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga makalah Pengertian Kurikulum dan Kedudukan
Kurikulum dalam Pendidikan/ Pembelajaran ini dapat penulis selesaikan. Semoga ridho Allah
SWT senantiasa menyertai, AMIN. Di dalam penyusunan makalah ini, penulis memasukkan
beberapa resensi yang penulis ambil dari beberapa sumber. Dengan harapan makalah yang
penulis buat ini dapat menjawab beberapa hal yang mungkin menjadi pertanyaan bagi pembaca.
Sebagai manusia yang tidak sempurna, penulis menyadari bahwasanya didalam makalah
yang penulis buat masih banyak terdapat kesalahan ataupun kelemahan. Oleh karena itu, kepada
yang kami hormati dosen pengampu mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran Ibu Putri Hana
Pebriana, M. Pd. dan teman-teman mohon dibukakan kritik dan saran untuk menyempurnakan
makalah penulis untuk masa yang akan datang dengan harapan agar kita menjadi insan yang
beriman serta berakhlak mulia dan cerdas.
Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih kepada para pembaca yang telah mendukung
dalam pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan para
pembaca budiman.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................................4
C. Tujuan Masalah...............................................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................5
BAB III........................................................................................................................................................14
PENUTUP...................................................................................................................................................14
A. Kesimpulan....................................................................................................................................14
B. Saran..............................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
PEMBAHASAN
Secara etimologis, kurikulum berasal dari bahasa Yunani yaitu curir yang artinya pelari
dan curare yang berarti tempat berpacu. Jadi, istilah kurikulum berasal dari dunia olahraga pada
zaman Romawi Kuno di Yunani, yang berarti jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis
start sampai finish. Dapat dipahami jarak yang harus ditempuh di sini bermakna kurikulum
dengan muatan isi dan materi pelajaran yang dijadikan jangka waktu yang harus ditempuh oleh
siswa untuk memperoleh ijazah. Dalam bahasa Arab, kata kurikulum yang biasa digunakan
adalah manhaj, yang berarti jalan terang yang dilalui manusia pada berbagai bidang kehidupan.
Sedangkan kurikulum pendidikan (manhaj al-dirāsah) dalam kamus Tarbiyah adalah seperangkat
perencanaan dan media yang dijadikan acuan oleh lembaga pendidikan dalam mewujudkan
tujuan-tujuan pendidikan.
Banyak ahli kurikulum mengemukakan berbagai pengertian kurikulum yang satu dengan
yang lainnya ada berbagai perbedaan dan kesamaan.
1. William B. Ragan
Kurikulum adalah semua pengalaman anak yang menjadi tanggung jawab sekolah.
2. Robert S. Falming
Pendapat flaming sama dengan pendapat Ragan, yaitu kurikulum pada sekolah modern
dapat didefinisikan seluruh pengalaman belajar anak yang menjadi tanggung jawab
sekolah.
3. David Praff
Kurikulum adalah semua pengalaman yang direncanakan dan dilakukan oleh sekolah
untuk menolong para siswa dalam mencapai hasil belajar kepada kemampuan siswa yang
paling baik.
5. Inlow
Kurikulum adalah susunan rangkain dari hasil belajar yang disengaja. Kurikulum
menggambarkan (atau paling tidak mengantisipasi ) dan hasil pengajaran.
6. Saylor
Kurikulum adalah kesuluruh usaha sekolah untuk memengaruhi proses belajar mengajar
baik langsung dikelas, tempat bermain, atau diluar sekolah.
Kurikulum sebagai sejumlah pengalaman yang secara potensial dapat diberikan kepada
anak dan pemuda agar mereka dapat berfikir dan berbuat sesuai dengan masyarakatnya.
8. Alice Miel
9. Hilda Taba
Mengemukakan pada hakikatnya tiap kurikulum merupakan suatu cara untuk
mempersiapkan anak agar berpartisipasi sebagai anggota yang produktif dalam
masyarakatnya, yakni pernyataan tentang tujuan dan saran, perbedaan kurikulum terletak
pada penekanan pada unsur tertentu.
Mendifinisikan kurikulum sebagai sagala usaha yang dilakukan oleh sekolah untuk
mempengaruhi belajar anak baik didalam atau diluar kelas, dapat dikategorikan
kurikulum, apabila ada empat sisi, yaitu : 1) kurikulum sebagai tujuan, 2) kurikulum
sebagai kesempatan belajar yang terencana, 3) kurrikulum sebagai mata pelajaran, dan 4)
kurikulum sebagai pengalaman. Sementara caswell mendefinisikan kurikulum sebagai
sejumlah ataukeseluruhan pengalaman yang secara langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi sekolah.
Menyebutkan bahwa kurikulum adalah sejumlah materi pelajaran yang harus ditempuh
dalam suatu mata pelajaran atau disiplin ilmu tertentu, seperti kurikulum pendidikan
bahasa arab, kurikulum pendidikan bahasa inggris, atau kurikulum ilmu pendidikan
sosial.
menurut pandangan tersebut, kurikulum merupakan kumpulan mata pelajaran yang harus
disampaikan guru atau dipelajari oleh siswa.
S.Hamid Hasan (1988), berpendapat bahwa ada empat dimensi kurikulum yang saling
berhubungan, yaitu “ kurikulum sebagai suatau ide atau konsepsi, kurikulum sebagai suatu
rencana tertulis, kurikulum sebagai suatu kegiatan (proses), dan kurikulum sebagai suatu hasil
belajar”. Selanjutnya Nana Sy. Sukmadinata (2005) meninjau kurikulum dari tiga dimensi, yaitu
“ kurikulum sebagai ilmu, kurikulum sebagai sistem, dan kurikulum sebagai rencana”. Dari
beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa paling tidak ada enam dimensi kurikulum,
yaitu :
Kedudukan kurikulum dapat dilihat dari sistem pendidikan itu sendiri , pendidikan
sebagai sistem tentu memiliki berbagai komponen yang saling berhubungan dan saling
ketergantungan, komponen-komponen pendidikan itu antara lain adalah tujuan pendidikan,
kurikulum pendidik, peserta didik, lingkungan, sarana dan pra sarana, manajemen, serta
teknologi. berdasarkan komponen-komponen ini jelas bahwa kurikulum mempunyai kedudukan-
kedudukan tersendiri dalam sistem pendidikan nasional .
3. Kurikulum merupakan suatu bidang studi, yang ditekuni oleh para ahli atau
spesialis kurikulum, yang menjadi sumber konsep-konsep atau memberikan landasan-landasan
teoritis bagi pengembangan kurikulum berbagai institusi pendidikan.
Pendidikan berintikan interaksi antara pendidik dengan peserta didik dalam upaya
membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi pendidikan dapat
berlangsung dalam lingkungan keluaraga, sekolah ataupun masyarakat. Dalam lingkungan
keluarga, interaksi pendidikan terjadi antara orang tua sebagai pendidik dan anak sebagai peserta
didik. Interaksi ini berjalan tanpa rencana tertulis. Sedangkan pendidikan dalam lingkungan
sekolah lebih bersifat formal. Guru sebagai pendidik di sekolah telah dipersiapkan secara formal
dalam lembaga pendidikan guru.
Dalam lingkungan masyarakat pun terjadi berbagai bentuk interaksi pendidikan, dari
yang sangat formal yang mirip dengan pendidikan disekolah dalam bentuk kursus-kursus, sampai
dengan yang kurang formal seperti ceramah, serasehan, dan pergaulan kerja. Gurunya juga
bervariasi dari yang memiliki latar belakang pendidikan khusus sebagai guru, sampai dengan
yang melaksanakan tugas sebagai pendidik karena pengalaman, kurikulumnya juga bervariasi.
Dari yang memiliki kurikulum formal dan tertulis sampai dengan rencana pelajaran yang hanya
ada pada pikiran penceramah atau moderator serasehan.
Dari hal-hal yang diuraikan itu, dapat ditarik kesimpulan berkenaan dengan pendidikan
formal.
ayat (1): pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional
pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
ayat (2): kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan
prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta didik.
ayat (3): kurikulum disusun sesuai jenjang pendidikan dalam kerangka negara kesatuan
republik indonesia dengan memperhatikan peningkatan iman dan taqwa, peningkatan akhlak
mulia, peningkatan potensi, kecerdasan dan minat peserta didik, keragaman potensi daerah dan
lingkungan, tuntutan pembangunan daerah dan nasional, tuntutan dunia kerja, perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, agama, dinamika perkembangan global dan persatuan
nasional serta nilai-nilai kebangsaan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. Pengembangan
kurikulum adalah perencanaan kesempatan-kesempatan belajar yang dimaksudkan untuk
membawa siswa kearah perubahan-perubahan yang diinginkan dan menilai hingga mana
perubahan-perubahan itu telah terjadi pada diri siswa sedangkan yang dimaksud kesempatan
belajar (learning opportunity) adalah hubungan yang telah direncanakan dan terkontrol antara
para siswa guru bahan peralatan dan lingkungan dimana belajar yang diinginkan diharapkan
terjadi.
C. Saran
http://anaherrr.blogspot.com/2016/12/dimensi-dimensi-kurikulum.html?m=1
Syamsul Bahri, Jurnal Ilmiah Islam Futura 11 (1), 15-34, 2017 jurnal.ar-raniry.ac.id