Anda di halaman 1dari 3

Perubahan Undang Undang Penanaman Modal berdasarkam UU CIPTA Kerja

Pasal 77

Beberapa ketentuan dalam undang undang nomor 25 tahun 25 tahun 2007


tentang Penananaman modal (lembarab negara republik indonesia tahun 2007 nomor
67, tambahan lembaran negara republik indonesia nomor4 4724 diubah sebagai berikut:

1. Ketentuan pasal 2 diubah sebagai berikut:

Pasal 2

Ketentuan dalam undang undang ini berlaku dan menjadi acuan utama bagi
penanaman modal di semua sektor di wilayah negara kesatuan republik indonesia.

2. Ketemtuan Pasal 12 diubah sehingga berbbunyi sebagai berikut:

Pasal 12

(1) Semua bidang usaha terbuka bagi kegiatan penanaman modal, kecuali bidang
usaha uang dinyatankan tertututo untuk penanaman modal atau kegiatan yang
hanya dapat dilakukan oleh pemerintah pusat.
(2) Bidang usaha yang tertutup untuk penanaman modal sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi:
a. Budidaya dan industri kegiatan narkotika golongan I
b. Segala bentuj jegiatan perjudian dan//atau kasiono
c. Penangkapan spesies ikan yang tercantum dalam Apendix I Convention on
International Trade in Endangered Species of Wild Fauna dan Flora
(CITES)
d. Pemanfaatan atau pengambilan koral dan pemanfaatan
e. Indsustri pembuatan senjata kimia;dan
f. Industri bahan kimia industri dan industri bahan perusak lapisan ozin
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan penanaman modal sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dalam Peraturan Presiden

3. Ketentaun pasal 13 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut

Pasal 13
(1) Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah sesuai dengan kewarganegaraanya
memberikan kemudahan, pemberdayaan, dan perlindungan bagi koperasi dan usaha
mikro, kecil dan menengah dalam pelaksanaan penanaman modal berdasarkan norma
standar,prosedur, dan kriteria yang ditetapkan pemerintah pusat
(2) Perlindungan dan pemberdayaan sebagaiman dimaksud pada ayat (1) berupa
pembinaan dan pengembangana koperasi dan usaha mikto, kecilm dan menengah
melalaui:
a. program kemitraan
b. pelatiahn sumber daya manusia
c. pemberian dorongan inovasu dan perluasan pasar
d. peningkatan daya saing
e. pemberian dorongan inovasi dan perluasan pasar
f. akses pembiayaa dan;
g. penyebaran informasi yang seluas luasnya
(3) Perlindungan dan pemberdayuaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakaukan
oleh pemerintah pusat dan/atau pemerintah daerah sesuai dengan kewenagnannua
berdasarkan norma, standar, prosedur dan kriteria yang ditetapkan pemerintah pusat
(4) Kemitraan sebagiamna dimaksud pada ayat (20 huruf a merupakan kemitraaan
sebagaimaan dimaksuf daulam undang undang du bidang usaha mikro, kecil dan
mengah

4. Ketentuan pasal 18 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 18
(1) Pemerintah pusat memberikan fasilitaws kepada penanam modal yang
melakukan penanaman modal
(2) Fasilitas penanaman modal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
diberikan kepada penanam modal yang:
a. Melakukan perluasan usaha; atau
b. Melakukan penanaman modal baru
(3) Penanaman modal yang mendapat fasiluatas sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) paling sedikit memenuhi kriteria:
a. Menyerap banyak tenaga kerja;
b. Termasuk skala prioritas tinggi
c. Termasuk pembangunan infrastrukrur
d. Melakukan alih teknologi
e. Melakukan industri piomir
f. Berada di daerah terpencil, daerah tertinggal,, daerah perbatasan atau
daerah ;ain yangdianggap oerlu
g. Menjaga kelestarian lingkungan
h. Melaksanakan kegiatan penelitain, pnegembangan dan inovasi
i. Bermitra debgan usaha mikro, kecil dan menengah atau koperasi
j. Industir yang menggunakan barang modal atau mesinatau perlatan
diprodiksi di dalam negera dan/atau
k. Termasuk pengembangan usaha pariwaisara
(4) Bentuk fasilitas yang diberikan kepada penanam modal sebagai maa
dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dilakukan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang undagnan di biadng perpajakan.

5. Ketentuan Pasal 25 diubah sehingga berbunyi sebagi berikut:

Pasal 25
(1)Penanaman modal yang harus melakaukan penanman modal diindonesia harus
dilakukan sesuai dengab ketentuan sebagaimana yang dimaksud dengan pasla 5
(2)Pengesaha pendirian badan usaha penanaman modal dalam negeri yang ridak
berbentuk badan hukum ataub tidak berbdan hukum dilakukan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang undangan
(3)Pengesahan pendirian badan usaha pernanaman modal asing yang yang
berbentuk perseroab terbatas dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang undangan
(4)Perusahaan penanaman modal yang akan melakukan kegiatan usaha wajib
memenuhi perizinan berusaha dari pemerintah pusat atau pemerintah daerah
sesuai dengn kewenafnnya berdasarkan norma,standar, prosedur dan kriteria
yang ditetapkan oleh pemerintah pusat.

Anda mungkin juga menyukai