Disusun oleh :
Annisa Siti Maryam
Egi Rahmayani
Ilham Aditya
Maulani Hendriyani
Miya Dwi Agustin
Pipit Puspitasari
Rani Mulyani
Rifky Andi N
2. ETIOLOGI
a. Hemolisis ( eritrosit mudah pecah)
Hemolisis atau hancurnya sel darah merah pada anemia hemolitik herediter biasanya disebabkan
karena gangguan atau kerusakan membran, kerusakan enzim, ataupun hemoglobin yang tidak
normal. Berbagai penyebab anemia hemolitik herediter, antara lain: Defisiensi glukosa 6 fosfat
dehidrogenase.
b. Perdarahan
Anemia dapat disebabkan oleh perdarahan berat yang terjadi secara perlahan dalam waktu lama
atau terjadi seketika. Penyebabnya bisa cedera, gangguan menstruasi, wasir, peradangan pada
lambung, kanker usus, atau efek samping obat, seperti obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS)
c. Penekanan sumsum tulang (misalnya oleh kanker)
Salah satu penyebab anemia aplastik pada seseorang adalah perawatan radiasi dan kemoterapi. Hal
ini merupakan sebuah perawatan yang dilakukan untuk membunuh sel kanker di dalam tubuh,
yang ternyata dapat merusak sel sehat, termasuk sel yang memproduksi darah di sumsum tulang.
Pada akhirnya, anemia aplastik pun terjadi karena efek samping dari perawatan tersebut.
d. Defisiensi nutrient (nutrisional anemia) meliputi defesiensi besi,folic acid,piridoksin, vitamin C
dan copper
Menurut Badan POM (2011), Penyebab anemia yaitu:
a. Kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, vitamin B12, asam folat, vitamin C,
dan unsur-unsur yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.
b. Darah menstruasi yang berlebihan. Wanita yang sedang menstruasi rawan terkena anemia karena
kekurangan zat besi bila darah menstruasinya banyak dan dia tidak memiliki cukup persediaan
zat besi.
c. Kehamilan. Wanita yang hamil rawan terkena anemia karena janin menyerap zat besi dan vitamin
untuk pertumbuhannya.
d. Penyakit tertentu. Penyakit yang menyebabkan perdarahan terus-menerus di saluran pencernaan
seperti gastritis dan radang usus buntu dapat menyebabkan anemia.
e. Obat-obatan tertentu. Beberapa jenis obat dapat menyebabkan perdarahan lambung (aspirin, anti
infl amasi, dll). Obat lainnya dapat menyebabkan masalah dalam penyerapan zat besi dan vitamin
(antasid, pil KB, antiarthritis, dll).
f. Operasi pengambilan sebagian atau seluruh lambung (gastrektomi). Ini dapat menyebabkan
anemia karena tubuh kurang menyerap zat besi dan vitamin B12.
g. Penyakit radang kronis seperti lupus, arthritis rematik, penyakit ginjal, masalah pada kelenjar
tiroid, beberapa jenis kanker dan penyakit lainnya dapat menyebabkan anemia karena
mempengaruhi proses pembentukan sel darah merah.
h. dapat terjadi karena infeksi cacing tambang, malaria, atau disentri yang menyebabkan kekurangan
darah yang parah.
3. PATOFISIOLOGI (PATHWAYS)
Anemia mencerminkan adanya suatu kegagalan sumsum atau kehilangan sel darah merah
berlebihan. Kegagalan sumsum dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor
atau penyebab lain yang belum diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau
hemolisis (destruksi).
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi dalam sel fagostik atau dalam sistem
retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil samping proses ini adalah bilirubin yang kan
memasuki aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan
dengan peningkatan bilirubin plasma (onsentrasi normal ≤ 1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl
mengakibatkan ikterik pada sclera).
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi (pada kelainan hemplitik)
maka haemoglobin akan muncul dalam plasma (hemoglobinemia). Apabila konsentrasi plasmanya
melebihi kapasitas haptoglobin plasma (protein pengikat untuk haemoglobin bebas) untuk mengikat
semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus ginjal dan kedalam urin (hemoglobinuria)
Kesimpulan mengenai apakah suatu anemia pada pasien disebabkan oleh penghancuran sel
darah merah atau produksi sel darah yang tidak mencukupi biasanya dapat diperoleh dengan dasar ,
yaitu 1. Hitung retikulosit dalam sirkulasi darah, 2. Derajat poliferasi sel darah merah muda dalam
sumsum tulang dan cara pematangannya seperti yang terlihat dalam biopsy da nada tidaknya
hiperbilirubinemia dan hemoglobinemia.
PATHWAYS
Kadar HB menurun
Penurunan sel
eritrosit
Penurunan O2 ke jaringan
ANSIETAS
INTOLERANSI
AKTIVITAS
PERFUSI
KONSTIPASI PERIFER RESIKO
POLA DEFISIT TIDAK TINGGI
/ DIARE
NAPAS NUTRISI EFEKTIF GANGGUAN
TIDAK INTEGRITAS
EFEKTIF KULIT/
JARINGAN
4. MANIFESTASI KLINIS
a. Keletihan, malaise atau mudah mengantuk
b. Pusing atau kelemahan
c. Sakit kepala
d. Anoreksia, mual atau muntah
e. Kulit pucat
f. Mukosa membrane atau konjungtiva pucat
g. Dasar kuku ucat
h. Takikardi
5. KLASIFIKASI
Klasifikasi berdasarkan pendekatan fisiologis :
1. Anemia hipoproliferatif, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah disebabkan oleh efek
produksi sel darah merah, meliputi:
a) Anemia aplastic
Penyebab :
Agen neonplastik/sitoplastik
Terapi radias
Antibiotic tertentu
Obat anti konvulsan, tyroid, senyawa emas, fenilbutason
Benzene
Infeksi virus (khususnya hepatitis)
Tanda dan gejala
Gejala anemia secara umum (pucat, lemah, dll)
Defisiensi trombosit: ekimosis, petekia, epitaksis, perdarahan saluran cerna, perdarahan
saluran kemih, perdarahan susunan saraf pusat.
Morfologis: anemia normositik normokromik
b) Anemia penyakit ginjal
Gejala-gejala:
Nitrogen urea darah (BUN) lebih dari 10 mg/dl
Hematocrit turun 20-30%
Sel darah merah tampak normal pada apusan darah tepi
Penyebabnya adalah menurunnya ketahanan hidup sel darah merah maupun defisiensi
critopoitin
c) Anemia pada penyakit kronis
Berbagai penyakit inflamasi kronis yang bergubungan dengan anemia jenis normositik
normokromik (sel darah merah dengan ukuran dan warna yang normal). Kelainan ini meliputi
artristis rematoid, abses paru, osteomilitis, tuberkolosis dan berbagai keganasan
d) Anemia defisiensi besi
Penyebab:
Asupan besi tidak adekuat, kebutuhan meningkat selama hamil, menstruasi
Gangguan absorbs (post gastrektomi)
Kehilangan darah yang menetap (neoplasma, polip, gastritis, varises oesophagus,
hemoroid, dll.)
Gejala-gejalanya :
Atropi papilla lidah
Lidah pucat, merah, meradang
Stomatitis angularis, sakit di sudut mulut
Morfologi: anemia mikrositik hipokromik
e) Anemia megaloblastik
Penyebab :
Defisiensi vitamin B12 dan defisiensi asam folat
Malnutrisi,malabsorbsi, penurunan intrinsic faktor
Infeksi parasite, penyakit usus dan keganasan, agen kemoterapeutik, infeksi cacing pita,
makan ikan segar yang terinfeksi, pecandu alcohol.
2. Anemia hemolitika, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah disebabkan oleh destruksi sel
darah merah:
a) Pengaruh obat obatan tertentu
b) Penyakit hookin, limfosarkoma, mieloma multiple, leukemia limfositik kronik
c) Defisiensi glukosa 6 fosfat dihidrigenase
d) Proses autoimun
e) Reaksi transfusi
f) Malaria
3. Anemia pernisiosa
Merupakan anemia yang terjadi karena kekurangan vitamin B12.Anemia pernisiosa ini
tergolong anemia defisiensi asam folat. Bentuk sel darahnya tergolong anemia makrositik
normokromik, yaitu ukuran sel darah merah yang besar dengan bentuk abnormal tetapi kadar Hb
normal.VitaminB12 (kobalomin) berfungsi untuk pematangan normoblas, metabolisme jaringan
saraf dan purin. Selain asupan yang kurang, anemia pernisiosa dapat disebabkan karena adanya
kerusakan lambung, sehingga lambung tidak dapat mngeluarkan secret yang berfungsi untuk
absorbsi B12.
4. Anemia pascaperdarahan
Terjadi sebagai akibat dari perdarahan yang passif (perdarahan terus menerus dalam jumlah
banyak) seperti pada kecelakaan, operasi danpersalinan dengan perdarahan hebat yang dapat
terjadi secara mendadak maupun menahun. Akibat kehilangan darah yang mendadak maka akan
terjadi reflek cardiovascular yang fisiologis berupa kontraksi arteriol, pengurangan aliran darah ke
organ yang kurang vital dan penambahan aliran darah ke organ vital (otak dan jantung).
Kehilangan darah yang mendadak lebih berbahaya dibandingkan dengan kehilangan darah dalam
waktu lama. Selain reflek kardiovaskuler, akan terjadi pergeseran cairan ekstravaskuler ke
intravaskuler agar tekanan osmotic dapat dipertahankan. Akibatnya, terjadi hemodialisis dengan
gejala :
6. PENGKAJIAN
Identitas
Identitas klien meliputi Nama lengkap, Umur, Jenis Kelamin, Suku, Bangsa, Agama,
Pekerjaan, pendidikan, status perkawinan, golongan darah, Alamat, Tanggal masuk rumah sakit,
tanggal pengkajian, Cara Masuk rumah sakit, diagnosa Medis, NO RM. Alasan dirawat, upaya
yang telah dilakukan, terapi/operasi yang pernah dilakukan. Identitas penanggung jawab umur,
jenis kelalttin, agarna, pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan klien dan alamat.
A. Keluhan Utama
Pada pasien anemia biasanya mengalami kelemahan, lesu, letih, lelah, lunglai, bibir pucat,
napas pendek, lidah licin, denyuut jantung meningkat, susah BAB, nafsu makan berkurang,
pusing dan mudah mengantuk
B. Riwayat Kesehatan Sekarang
Merupakan penjelasan dari keluhan utama misalnya yang sering terjadi pada pasien anemia
adalah sering mengeluh lelah dan pusing
C. Riwayat Kesehatan yang Lalu
Adanya riwayat penyakit sistemik yang dimiliki oleh pasien seperti hipertensi , magh dan
penyakit metabolism lainnya.
D. Riwayat Kesehatan Keluarga
a. Kecendrungan keluarga untuk anemia.
b. Adanya anggota keluarga yang mendapat penyakit anemia congenital.
c. Keluarga adalah vegetarian berat.
d. Social ekonomi keluarga yang rendah.
7. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum dan tanda-tanda vital
Pada klien dengan anemia akan didapatkan gejala pucat, kepala pusing, tampak lesu,
penglihatan berkunang-kunang, aktivitas berkurang, susah berkonsentrasi dan cepat lelah. Pada
pemeriksaan tanda-tanda vital sering ditemukan nadi meningkat (takikardi) dan hipertensi/hipotensi
sesuai dengan kondisi fluktuatif.
3. Psikososial
1. Body Image
Persepsi atau perasaan tentang penampilan diri dari segi ukuran dan bentuk
2. Ideal Diri
Persepsi individu tentang bagaimana dia harus berperilaku berdasarkan standar, tujuan, keinginan,
atau nilai pribadi. Identitas Diri Kesadaran akan diri sendiri yang sumber dari observasi dan
penilaian diri sendiri.
3. Peran Diri
Perlaku yang diharapkan secara sosial yang berhubungan dnegan fungsi individu pada berbagai
kelompok.
8. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. tes hitung darah lengkap
Pemeriksaan penunjang pertama yang dilakukan untuk diagnsosi anemia adalah tes hitung
darah lengkap. Tes hitung darah lengkap atau complete blood count (CBC) dilakukan untuk
mengetahui jumlah, ukuran, volume, dan jumlah hemoglobin pada sel darah merah. Untuk
mendiagnosis anemia, dokter mungkin akan memeriksa kadar sel darah merah dalam darah
Anda (hematokrit) dan hemoglobin.
Dikutip dari Mayo Clinic, nilai hematokrit normal pada orang dewasa bervariasi antara 40-52%
untuk pria dan 35-47% untuk wanita. Sementara itu, nilai hemoglobin pada orang dewasa
normalnya berjumlah 14-18 gram/dL untuk pria dan 12-16 gram/dL untuk wanita.
b. Apusan darah dan diferensial
Jika hasil tes darah lengkap menunjukkan anemia, dokter akan melakukan tes lanjutan dengan
pemeriksaan apusan darah atau diferensial, yang menghitung sel darah merah lebih rinci. Hasil
tes tersebut dapat memberikan informasi tambahan untuk diagnosis anemia, seperti bentuk sel
darah merah dan adanya sel abnormal, yang dapat membantu mendiagnosis dan membedakan
jenis anemia.
c. Hitung retikulosit
Tes ini berguna untuk mengetahui jumlah sel darah merah yang masih muda alias belum matang
dalam darah Anda. Ini juga membantu menentukan diagnosis anemia secara spesifik terkait
jenis mana yang Anda alami.
Jika dokter sudah mengetahui penyebab anemia, Anda mungkin diminta melakukan
pemeriksaan lainnya sebagai penunjang untuk memastikan penyebabnya.
Misalnya saja untuk anemia aplastik. Anda mungkin akan diminta melakukan tes darah dan
biopsi sumsum tulang. Pasalnya, anemia aplastik mungkin saja terjadi akibat sistem kekebalan
tubuh yang keliru mengenali sumsum tulang sebagai ancaman.
9. PENATALAKSANAAN KLINIS
A. MEDIS
NO Nama Obat INDIKASI Efek Samping
Nama Generik: Anemia defesiensi besi atau Perrosulfat dapat
1. Perrosulfat sebagai suplementasi zat menimbulkan efek samping
besi yang digunakan untuk yang tidak terlalu serius yang
Nama Dagang : mengobati atau mencegah meliputi:
Ferrous Sulphate kadar zat besi rendah dalam
a. Sembelit
darah.
b. Sakit perut
Dosis Sediaan:
c. Tinja berwarna hitam atau
200mg
berwarna gelap
d. Pewarnaan sementara pada
Rute :
gigi
Per oral
Dosis Aman
1x2
2. Nama Generik: suplementasi zat besi yang Efek samping yang umum
Ferrous gluconate digunakan untuk mengobati mungkin:
defisiensi zat besi. a. Sembelit, diare
Nama Dagang : b. Mual, muntah, mulas
Biosanbe c. Sakit perut
d. Feses atau urin berwarna
Rute :
Per oral
Dosis Aman
2x1 (sebelum makan)
Rute :
oral
Dosis Aman
1x1
Dosis Sediaan:
1X60 mg
Rute :
oral
Dosis Aman
1x1
B. KEPERAWATAN
a. Memberikan asupan makanan yang mengandung zat besi
b. Memberikan asupan vitamin b12
c. Memberikan diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau
d. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan oksigen
e. Penambahan asam folat 1 mg/hari
f. Berikan cairan intravena
10. ANALISA DATA
Defisit nutrisi
Intoleransi aktivitas
5. Ds : Kadar HB menurun Konstipasi / Diare
1. Defekasi kurang dari 2 kali
seminggu
2. Pengeluaran feses lama dan sulit Penurunan O2
3. Mengejan saat defekasi kejaringan
Do :
Feses keras
Peristaltik usus menurun Pencernaan
Distensi abdomen
Kelemahan umum
Teraba massa pada rektal Alirah darah berkurang
Penurunan kemampuan
absorbsi
Peningkatan/penurunan
Bising usus,bentuk
Feses cait/keras
Konstipasi / diare
6. Ds : Kadar HB menurun Ansietas
1. Merasa bingung
2. Merasa khawatir dengan akibat
dari kondidis yang dihadapi Penuruna O2
3. Sulit berkonsentrasi kejaringan
4. Mengeluh pusing
5. Anoreksia
6. Palpitasi Klien bertanya tentang
7. Merasa tidak berdaya penyakitnya
Do :
1. Tampak gelisah
2. Tampak tegang Ansietas
3. Sulit tidur
4. Frekuensi nafas meningkat
5. Frekuensi nadi meningkat
6. Tekanan darah meningkat
7. Diaforesis
8. Tremor
9. Muka tampak pucat
10. Suara bergetar
11. Kontak mata buruk
12. Sering berkemih
13. Berorientasi pada masa lalu.
7. Faktor risiko Anemia Resiko infeksi
Penyakit kronis (mis, diabetes
melitus)
Efek prosedur invasif Suplai O2 dan nutrisi
Malnutrisi ke jaringan berkurang
Peningkatan paparan organisme
patogen lingkungan
Ketidak adekuatan pertahanan Hipokma
tubuh primer
a. Gangguan peristaltik
b. Kerusakan integritas kulit Mekanisme an aerob
c. Perubahan sekresi pH
d. Penurunan kerja siliaris
e. Ketuban pecah lama ATP berkurang
f. Ketuban pecah sebelum
waktunya
g. Merokok Energi untuk
h. Statis cairan tubuh membentuk antibodi
Ketidakadekuatan pertahanan berkurang
tubuh sekunder
a. Penurunan hemoglobin
b. Imununosupresi Resiko infeksi
c. Leukopenia
d. Supresi respon inflamasi
e. Vaksinasi tidak adekuat
11. DIAGNOSIS KEPERAWATAN PRIORITAS
1. Pola nafas tidak efektif b.d depresi pusat pernafasan, hambatan upaya nafas, penurunan energy, ,
d.d dyspnea, penggunaan otot bantu pernafasan, pola nafas abnormal.
2. Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan konsentrasi hemoglobin, kekurangan volume cairan,
penurunan aliran arteri dan/atau vena, kurang terpapar informasi tentang proses penyakit, d.d akral
teraba dingin, warna kulit pucat, turgor kulit menurun.
3. Deficit nutrisi b.d ketidak mampuan mengabsorbsi nutrient, peningkatan kebutuhan metabolisme,
d.d berat badan menurun minimal 10% di bawah rentang ideal, membran mukosa pucat
4. Intoleransi aktivitas b.d ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, kelemahan, d.d
mengeluh lelah, frekuensi jantung meningkat.
5. Konstipasi b.d ketidakcukupan diet, ketidakcukupan asuapn serat, ketidakcukupan asupan cairan,
kelemahan otot d.d defekasi kurang dari 2 kali seminggu, peristaltic usus menurun.
6. Ansietas b.d krisis situasional, kurang terpapar informasi, d.d merasa bingung, tampak tegang,
mengeluh pusing, mersa tidak berdaya.
7. Resiko infeksi d.d penyakit kronis, ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder.
12. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa Perencanaan
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1) Pola nafas tidak Setelah dilakukan tidakan Intervensi utama: Intervensi utama:
efektif b.d keperawatan 1x24 jam Manajemen jalan nafas
Manajemen jalan nafas
depresi pusat pola nafas tidak efektif Observasi
pernafasan, membaik dengen kriteria Observasi 1. Agar mengethui
hambatan upaya hasil: pola nafas klien.
1. Monitor pola
nafas, penurunan 1. Ventilasi semenit 2. Agar mengetahui
nafas.
energy, , d.d meningkat. apakah ada bunyi
2. Monitor bunyi
dyspnea, 2. Kapasitas vital nafas tambahan
nafas tambahan.
penggunaan otot meningkat. atau tidak.
bantu 3. Diameter thoraks Terapeutik Terapeutik
pernafasan, pola anterior-superior 1. Agar klien bisa
1. Pertahankan
nafas abnormal. meningkat. bernafas dengan
kepatenan jalan
4. Tekanan ekspirasi nyaman.
nafas dengan
meningkat. 2. Agar klien bisa
head-tilt dan chin-
5. Tekanan inspirasi bernafs dengan
lift.
meningkat. nyaman.
2. Posisikan semi-
6. Dyspnea menurun. 3. Agar tenggorokan
fowlet atau fowler.
7. Penggunaan otot klien hangat dan
3. Berikan minum
bantu nafas jika ada sputum
hangat.
menurun. yang susah keluar
4. Lakukan
8. Pemanjangan fase klien dapat
hiperoksigenasi
ekspirasi menurun. mengeluarkannya.
sebelum
9. Ortopnea 4. Agar oksigen klien
penghisapan
menurun. tecukupi terlebih
endotrakeal.
10. Pernafasan pursed- dahulu.
5. Berikan oksigen,
tip menurun. 5. Untuk mengurangi
jika perlu.
11. Pernafasan cuping sesak yang
hidung menurun. dirasakan klien.
12. Frekuensi nafas Edukasi Edukasi
membaik. 1. Agar cairan klien
1. Anjurkan asupan
13. Kedalaman nafas tecukupi.
cairan 2000
membaik. Intervensi pendukung:
ml/hari, jika tidak
1. Ekskursi dada Manajemen energy
kontraindikasi.
membaik. Observasi
Intervensi pendukung: 1. Agar mengetahui
bagian tubuh mana
Manajemen energy
yang dapat
Observasi mengakibatkan
kelelahan.
1. Identifikasi
2. Agar bisa mencari
gangguan fungsi
solusi untuk
tubuh yang
mengati kelelahan
mengakibatkan
fisik dan
kelelahan.
emosional.
2. Monitor kelelahan
3. Agar mengetahui
fisik dan
poda dan jamtidur
emosional.
klien sesuai atau
3. Monitor pola dan
tidak.
jam tidur.
4. Untuk mengetahui
4. Monitor lokasi
lokasi mana yang
dan ketidak
membuat klien
nyamanan selama
tidak nyaman.
melakukan
Terapeutik
aktivitas.
1. Agar klien merasa
Terapeutik nyaman saat
melakukan
1. Sediakan
aktivitas dan
lingkungan
beristirahat.
nyaman dan
2. Agar tubuh klien
rendah stimulus.
tidak kaku.
2. Lakukan latihan 3. Agar saat
rentang gerak aktif melakukan
adan/atau gerak aktivitas klien
pasif. merasa tenang.
3. Berikan aktivitas 4. Agar klien
distraksi yang bergerak Waupun
menenangkan. hanya sedikit dan
4. Fasilitasi duduk di agar tubuhnya
samping tempat tidak nyeri.
tidur, jika tidak Edukasi
dapat berpindah 1. Agar klien dapat
atau berjalan. beristirahat dengan
total.
Edukasi
2. Agar klien tidak
1. Anjurkan tirah meras berat dengan
baring. aktivitas yang
2. Anjurkan dilakukannya.
melakukan 3. Agar perawat
aktivitas secara mengtahui yang
bertahap. dirasakan klien dan
3. Anjurkan bisa di
menghubungi konsultasikan
perawat jika tanda denga dokter.
dan gejala 4. Agar klien bisa
kelelahan tidak mengurangi nyei
berkurang. tersebut secara
4. Ajarkan strategi mandiri.
koping untuk
mengurangi
kelelahan.
2) Perfusi perifer Setelah dilakukan Intervensi utama: Intervensi utama:
tidak efektif b.d tindakan keperawatan Perawatan sirkulasi
Perawatan sirkulasi
penurunan 1x24 jam perfusi perifer Observasi
konsentrasi tidak efektif meningkat Observasi 1. Agar mengetahui
hemoglobin, dengan kriteria hasil: sirkulasi perifer
1. Periksa sirkulasi
kekurangan 1. Denyut nadi klien.
perifer.
volume cairan, perifer meningkat. 2. Agar mengetahui
2. Identifikasi faktor
penurunan aliran 2. Penyembuhan factor apa saja
risiko gangguan
arteri dan/atau luka meningkat. yang
sirkulasi.
vena, kurang 3. Sensasi menyebabkan
3. Monitor panas,
terpapar meningkat. gangguan
kemerahan, nyeri,
informasi 4. Warna kulit pucat sirkulasi.
atau bengkak pada
tentang proses menurun. 3. Agar dapat
ekstremitas.
penyakit, d.d 5. Edema perifer mengetahui panas,
akral teraba menurun. Terapeutik kemerahan, nyeri
dingin, warna 6. Nyeri ekstremitas pada ekstremitas
1. Hindari
kulit pucat, menurun. bertambah atau
pemasangan infus
turgor kulit 7. Parastesia berkurang.
atau pengambilan
menurun. menurun. Terapeutik
darah diarea
8. Kelemahan otot 1. Karena klien dapat
keterbatasan
menurun. merasakan nyeri
perfusi.
9. Bruit femoralis pada area
2. Hindari
menurun. keterbatasan
pengukuran
10. Nekrosis perfusi.
tekanan darah
menurun. 2. Karena dapat
pada ekstremitas
11. Pengisisan kapiler menyebabkan
dengan
membaik. nyeri di area
keterbatasan
12. Akral membaik. keterbatasan
perfusi.
13. Turgor kulit perfusi.
3. Hindari
membaik. 3. Agar tidak
penenkanan dan
14. Tekanan darah menambah nyei
pemasangan
sistolik membaik.
15. Tekanan darah tourniquet pada akibat tekanan dari
diastolic. area yang cedera. tourniquet.
16. Tekanan arteri 4. Lakukan 4. Agar tidak
rata-rata. pencegahan memperburuk
17. Indeks ankle- infeksi. infeksi.
brachial membaik. 5. Lakukan 5. Agar kaki dan
perawatan kaki kuku klien tetap
dan kuku. bersih.
6. Lakukan hidrasi. 6. Agar klien tidak
kekurangan cairan.
Edukasi
Edukasi.
1. Anjurkan berhenti 1. Agar pernafasan
merokok. klien tetap stabil.
2. Anjurkan 2. Agar tubuh klien
berolahraga rutin. shat dan klien bisa
3. Anjurkan mengatur
mengecek air pernafasan dengan
mandi untuk benar.
menghindari kulit 3. agar kulit klien
terbakar. tidak kemerahan
4. Anjurkan dan tidak tebakar.
menggunakan 4. Untuk mengontrol
obat penurun tekanan darah dan
tekanan darah, kolesterol klien.
antikoagulan, dan 5. Agar tekanan
penurun darah klien tetap
kolesterol, jika stabil.
perlu. 6. Agar tidak tejadi
5. Anjurkan minum komplikasi.
obat pengontrol 7. Agar kulit klien
tekanan darah tetap sehat.
secara teratur.
6. Anjurkan 8. Agar vascular
menghindari dapat mengalirkan
penggunaan obat darah ke vena dan
penyakit beta. arteri dengan baik.
7. Anjurkan 9. Agar sirkulasi
melakukan klien dapat
perawatan kulit membaik.
yang tepat. 10. Agar perawat bisa
8. Anjurkan program langsung
rehabilitas berdiskusi dengan
vascular. dokte yang
9. Ajarkan program menanganintya.
diet untuk
memperbaiki Intervensi pendukung:
sirkulasi. Edukasi diet
10. Informasikan Observasi
tanda dan gejala 1. Untuk mengetahui
darurat yang harus apak klein dan
dilaporkan. keluarga siap
untuk menerima
Intevensi pendukung:
informasi nya atau
Edukasi diet tidak.
2. Untuk mengetahui
Observasi
sejauh man
1. Identifikasi apengetahuan
kemapuan pasien klien dan keluarga.
dan keluarga 3. Untuk mengetahui
menerima pola makan yang
informasi. dimakan nya.
2. Identifikasi 4. Untuk mengetahui
pengetahuan saat respon klien dan
ini. keluarga saat
3. Identifikasi diprogramkan
kebiasaan pola untuk diet.
makan saat ini dan 5. Mengidentifikasi
masa lalu. apakah klien
4. Identifikasi mampu
persepsi pasien menyediakan
dan keluarga makanan nya atau
tentang diet yang tidak.
diprogramkan. Terapeutik
5. Identifikasi 1. Agar klien lebih
keterbatasan mengerti apa yang
finansial untuk disampaikan.
menyediakan 2. Agar klien siap
makanan. untuk menerima
pendidikan
Terapeutik
kesehatan.
1. Persiapkan 3. Agar klien dan
materi, media dan keluarga lebih
alat peraga. memahami nya.
2. Jadwalkan waktu 4. Agar klien tidak
yang tepat untuk lupa dan tidak
mrmberikan sembarang makan.
pendidikan Edukasi
kesehatan 1. Agar klien patuh
3. Beri kesempatan saat diprogramkan
pasien dan untuk diet.
keluarga bertanya. 2. Agar klien tidak
4. Sediakan rencana sembarang makan
makan tertulis, dan keluarga tidak
jika perlu. menyediakan
makanan yang
Edukasi tidak boleh di
makan oleh klien.
1. Jelaskan tujuan
3. Agar klien dan
kepatuhan diet
keluarga
terhadap
mengetahui
kesehatan
interaksi obat dan
2. Informasikan
makanan tersebut.
makanan yang
4. Agar makanan
diperbolehkan dan
dapat dicerna oleh
dilarang
tubuh dengan baik.
3. Informasikan
5. Agar klien tidak
kemungkinan
memakan
interaksi obat dan
makanan yang
makanan, jika
dilarang saat diet.
perlu
6. Agar tubuh klien
4. Anjurkan
tetap sehat dan
mempertahankan
bugar.
posisi semi
7. Agar klien dan
folwler (30-45
keluarge tidak
derajat) 20-30
sembarangan
menit setelah
dalam memilih
makan
makanan.
5. Anjurkan
8. Agar makanan
mengganti bahan
klien tetap teratur
makanan sesuai
dan sesuai dengan
dengan diet yang
program diet.
diprogramkan
9. agar klien tidak
6. Anjurkan
bingung untuk
melakukan
mengolah
olahraga sesuai
makanan nya.
toleransi
7. Ajarkan cara Kolaborasi
membaca label 1. untuk
dan memilih berkolaborasi ke
makanan yang ahli giji dan
sesuai sertakan keluarga
8. Ajarkan cara
merencanakan
makanan yang
sesuai program
9. Rekomendasikan
resep makanan
yang sesuai
dengan diet
Kolaborasi
8) DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/307211717/Laporan-Pendahuluan-Anemia
http://repo.stikesperintis.ac.id/122/1/02%20ANDI%20SAPUTRA.pdf
https://id.scribd.com/doc/307211717/Laporan-Pendahuluan-Anemia
https://id.scribd.com/doc/299171309/Pathway-Anemia
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia(SDKI) Edisi I Cetakan III(Revisi).Jakarta
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia(SIKI) Edisi I Cetakan II.Jakarta
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) Edisi I cetakan II. Jakarta