Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN SISTEM HEMATOLOGI : ANEMIA

Disusun oleh :
Annisa Siti Maryam
Egi Rahmayani
Ilham Aditya
Maulani Hendriyani
Miya Dwi Agustin
Pipit Puspitasari
Rani Mulyani
Rifky Andi N

Program Studi Diploma III Keperawatan


STIKes Budi Luhur Cimahi 2021
1. DEFINISI
Anemia gizi adalah suatu keadaan dengan kadar hemoglobin darah yang lebih rendah
daripada normal sebagai akibat ketidakmampuan jaringan pembentuk sel darah merah dalam
produksinya guna mempertahankan kadar hemoglobin pada tingkat normal. Anemia gizi besi adalah
anemia yang timbul karena kekurangan zat besi sehingga pembentukan sel-sel darah merah dan fungsi
lain dalam tubuh terganggu (Adriani & Wijatmadi, 2012).
Anemia didefinisikan sebagai konsentrasi hemoglobin (Hb) yang rendah dalam darah.
(WHO,2015). National Institute of Health(NIH) Amerika 2011 menyatakan bahwa anemia terjadi
ketika tubuh tidak memiliki jumlah sel darah merah yang cukup(Fikawati, Syafiq, & Veretamala,
2017).

2. ETIOLOGI
a. Hemolisis ( eritrosit mudah pecah)
Hemolisis atau hancurnya sel darah merah pada anemia hemolitik herediter biasanya disebabkan
karena gangguan atau kerusakan membran, kerusakan enzim, ataupun hemoglobin yang tidak
normal. Berbagai penyebab anemia hemolitik herediter, antara lain: Defisiensi glukosa 6 fosfat
dehidrogenase.
b. Perdarahan
Anemia dapat disebabkan oleh perdarahan berat yang terjadi secara perlahan dalam waktu lama
atau terjadi seketika. Penyebabnya bisa cedera, gangguan menstruasi, wasir, peradangan pada
lambung, kanker usus, atau efek samping obat, seperti obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS)
c. Penekanan sumsum tulang (misalnya oleh kanker)
Salah satu penyebab anemia aplastik pada seseorang adalah perawatan radiasi dan kemoterapi. Hal
ini merupakan sebuah perawatan yang dilakukan untuk membunuh sel kanker di dalam tubuh,
yang ternyata dapat merusak sel sehat, termasuk sel yang memproduksi darah di sumsum tulang.
Pada akhirnya, anemia aplastik pun terjadi karena efek samping dari perawatan tersebut.
d. Defisiensi nutrient (nutrisional anemia) meliputi defesiensi besi,folic acid,piridoksin, vitamin C
dan copper
Menurut Badan POM (2011), Penyebab anemia yaitu:
a. Kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, vitamin B12, asam folat, vitamin C,
dan unsur-unsur yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.
b. Darah menstruasi yang berlebihan. Wanita yang sedang menstruasi rawan terkena anemia karena
kekurangan zat besi bila darah menstruasinya banyak dan dia tidak memiliki cukup persediaan
zat besi.
c. Kehamilan. Wanita yang hamil rawan terkena anemia karena janin menyerap zat besi dan vitamin
untuk pertumbuhannya.
d. Penyakit tertentu. Penyakit yang menyebabkan perdarahan terus-menerus di saluran pencernaan
seperti gastritis dan radang usus buntu dapat menyebabkan anemia.
e. Obat-obatan tertentu. Beberapa jenis obat dapat menyebabkan perdarahan lambung (aspirin, anti
infl amasi, dll). Obat lainnya dapat menyebabkan masalah dalam penyerapan zat besi dan vitamin
(antasid, pil KB, antiarthritis, dll).
f. Operasi pengambilan sebagian atau seluruh lambung (gastrektomi). Ini dapat menyebabkan
anemia karena tubuh kurang menyerap zat besi dan vitamin B12.
g. Penyakit radang kronis seperti lupus, arthritis rematik, penyakit ginjal, masalah pada kelenjar
tiroid, beberapa jenis kanker dan penyakit lainnya dapat menyebabkan anemia karena
mempengaruhi proses pembentukan sel darah merah.
h. dapat terjadi karena infeksi cacing tambang, malaria, atau disentri yang menyebabkan kekurangan
darah yang parah.

3. PATOFISIOLOGI (PATHWAYS)
Anemia mencerminkan adanya suatu kegagalan sumsum atau kehilangan sel darah merah
berlebihan. Kegagalan sumsum dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor
atau penyebab lain yang belum diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau
hemolisis (destruksi).
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi dalam sel fagostik atau dalam sistem
retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil samping proses ini adalah bilirubin yang kan
memasuki aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan
dengan peningkatan bilirubin plasma (onsentrasi normal ≤ 1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl
mengakibatkan ikterik pada sclera).
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi (pada kelainan hemplitik)
maka haemoglobin akan muncul dalam plasma (hemoglobinemia). Apabila konsentrasi plasmanya
melebihi kapasitas haptoglobin plasma (protein pengikat untuk haemoglobin bebas) untuk mengikat
semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus ginjal dan kedalam urin (hemoglobinuria)
Kesimpulan mengenai apakah suatu anemia pada pasien disebabkan oleh penghancuran sel
darah merah atau produksi sel darah yang tidak mencukupi biasanya dapat diperoleh dengan dasar ,
yaitu 1. Hitung retikulosit dalam sirkulasi darah, 2. Derajat poliferasi sel darah merah muda dalam
sumsum tulang dan cara pematangannya seperti yang terlihat dalam biopsy da nada tidaknya
hiperbilirubinemia dan hemoglobinemia.
PATHWAYS

Kekurangan Kekurangan kadar vit. Hemolisis/


kadar fe B12/asam folat perdarahan
GGK

Berkurangnya volume darah, Penurunan produksi


hemoglobin hormone
eritrroprotein

Kadar HB menurun
Penurunan sel
eritrosit

Penurunan O2 ke jaringan
ANSIETAS

Paru Muskuloskeletal Pencernaan Perifer


Otak Klien
bertanya
tentang
penyakitnya
Jaringan Vasokontriksi Penurunan Aliran darah Perubahan
serebral pembuluh suplau O2/ berkurang fungsi tubuh
nutrisi ke akibat
darah diparu
otot mekanisme
kompensasi
terhadap KURANG
Peningkatan anemia PENGETAHUAN
Pusing, Penurunan
metabolisme kemampuan
lemah dan Peningkatan tubuh absorbsi
gelisah kompensasi Lemah,
paru letih, cepat
lelah, lesu,
aktivitas
berkurang Peningkatan/ Sianosis, Turgor
Mukosa bibir
RESIKO kering, bb penurunan pucat, akral kulit tidak
Takikardi, bising usus, dingin
CEDERA sesak napas, menurun, elastis,
mual/muntah, bentuk feses
dispnea cair/ keras pucat
anoreksia

INTOLERANSI
AKTIVITAS
PERFUSI
KONSTIPASI PERIFER RESIKO
POLA DEFISIT TIDAK TINGGI
/ DIARE
NAPAS NUTRISI EFEKTIF GANGGUAN
TIDAK INTEGRITAS
EFEKTIF KULIT/
JARINGAN
4. MANIFESTASI KLINIS
a. Keletihan, malaise atau mudah mengantuk
b. Pusing atau kelemahan
c. Sakit kepala
d. Anoreksia, mual atau muntah
e. Kulit pucat
f. Mukosa membrane atau konjungtiva pucat
g. Dasar kuku ucat
h. Takikardi

5. KLASIFIKASI
Klasifikasi berdasarkan pendekatan fisiologis :
1. Anemia hipoproliferatif, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah disebabkan oleh efek
produksi sel darah merah, meliputi:
a) Anemia aplastic
Penyebab :
 Agen neonplastik/sitoplastik
 Terapi radias
 Antibiotic tertentu
 Obat anti konvulsan, tyroid, senyawa emas, fenilbutason
 Benzene
 Infeksi virus (khususnya hepatitis)
Tanda dan gejala
 Gejala anemia secara umum (pucat, lemah, dll)
 Defisiensi trombosit: ekimosis, petekia, epitaksis, perdarahan saluran cerna, perdarahan
saluran kemih, perdarahan susunan saraf pusat.
 Morfologis: anemia normositik normokromik
b) Anemia penyakit ginjal
Gejala-gejala:
 Nitrogen urea darah (BUN) lebih dari 10 mg/dl
 Hematocrit turun 20-30%
 Sel darah merah tampak normal pada apusan darah tepi
Penyebabnya adalah menurunnya ketahanan hidup sel darah merah maupun defisiensi
critopoitin
c) Anemia pada penyakit kronis
Berbagai penyakit inflamasi kronis yang bergubungan dengan anemia jenis normositik
normokromik (sel darah merah dengan ukuran dan warna yang normal). Kelainan ini meliputi
artristis rematoid, abses paru, osteomilitis, tuberkolosis dan berbagai keganasan
d) Anemia defisiensi besi
Penyebab:
 Asupan besi tidak adekuat, kebutuhan meningkat selama hamil, menstruasi
 Gangguan absorbs (post gastrektomi)
 Kehilangan darah yang menetap (neoplasma, polip, gastritis, varises oesophagus,
hemoroid, dll.)
Gejala-gejalanya :
 Atropi papilla lidah
 Lidah pucat, merah, meradang
 Stomatitis angularis, sakit di sudut mulut
 Morfologi: anemia mikrositik hipokromik
e) Anemia megaloblastik
Penyebab :
 Defisiensi vitamin B12 dan defisiensi asam folat
 Malnutrisi,malabsorbsi, penurunan intrinsic faktor
 Infeksi parasite, penyakit usus dan keganasan, agen kemoterapeutik, infeksi cacing pita,
makan ikan segar yang terinfeksi, pecandu alcohol.
2. Anemia hemolitika, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah disebabkan oleh destruksi sel
darah merah:
a) Pengaruh obat obatan tertentu
b) Penyakit hookin, limfosarkoma, mieloma multiple, leukemia limfositik kronik
c) Defisiensi glukosa 6 fosfat dihidrigenase
d) Proses autoimun
e) Reaksi transfusi
f) Malaria
3. Anemia pernisiosa
Merupakan anemia yang terjadi karena kekurangan vitamin B12.Anemia pernisiosa ini
tergolong anemia defisiensi asam folat. Bentuk sel darahnya tergolong anemia makrositik
normokromik, yaitu ukuran sel darah merah yang besar dengan bentuk abnormal tetapi kadar Hb
normal.VitaminB12 (kobalomin) berfungsi untuk pematangan normoblas, metabolisme jaringan
saraf dan purin. Selain asupan yang kurang, anemia pernisiosa dapat disebabkan karena adanya
kerusakan lambung, sehingga lambung tidak dapat mngeluarkan secret yang berfungsi untuk
absorbsi B12.
4. Anemia pascaperdarahan
Terjadi sebagai akibat dari perdarahan yang passif (perdarahan terus menerus dalam jumlah
banyak) seperti pada kecelakaan, operasi danpersalinan dengan perdarahan hebat yang dapat
terjadi secara mendadak maupun menahun. Akibat kehilangan darah yang mendadak maka akan
terjadi reflek cardiovascular yang fisiologis berupa kontraksi arteriol, pengurangan aliran darah ke
organ yang kurang vital dan penambahan aliran darah ke organ vital (otak dan jantung).
Kehilangan darah yang mendadak lebih berbahaya dibandingkan dengan kehilangan darah dalam
waktu lama. Selain reflek kardiovaskuler, akan terjadi pergeseran cairan ekstravaskuler ke
intravaskuler agar tekanan osmotic dapat dipertahankan. Akibatnya, terjadi hemodialisis dengan
gejala :

1. Rendahnya Hemoglobin, eritrosit, dan hematokrit


2. Leucositosis
3. Kadang terdapat gagal jantung
4. Kelainan cerebral akibat hiposekmia
5. Menurunnya aliran darah ke ginjal, sehingga dapat menyebabkan oliguria/anuria
5. Anemia sel sabit
Anemia sel sabit merupakan salah satu kelompok penyakit yang secara kolektif disebut
hemoglobinopati, yaitu hemoglobin A (HbA) yang normal digantikan sebagian atau seluruhnya
dengan hemoglobbin sabit (HbS) yang abnormal. Gambaran klinis anemia sel sabit terutama
karena obstruksi yang disebabkan oleh sel darah merah yang menjadi sel sabit dan peningkatan
destruksi sel darah merah. Keadaan sel-sel yang berbentuk sabit yang kaku yang saling terjalin dan
terjaring akan menimbulkan obstruksi intermiten dalam mikrosirkulasi sehingga terjadi vaso-
oklusi. Tidak adanya aliran darah pada jaringan disekitarnya mengakibatkan hipoksia lokal yang
selanjutnya diikuti dengan iskemia dan infark jaringan (kematian sel). Sebagian besar komplikasi
yang terlihat pada anemia sel sabit dapat ditelusuri hingga proses ini dan dampaknya pada berbagai
organ tubuh. Manifestasi klinis anemia sel sabit memiliki intensitas dan frekuensi yang sangat
bervariasi, seperti adanya retardasi pertumbuhan, anemia kronis (Hb 6-9 g/dL), kerentanan yang
mencolok terhadap sepsis, nyeri, hepatomegali dan splenomegali (Wong, 2009:1121)

6. PENGKAJIAN
Identitas
Identitas klien meliputi Nama lengkap, Umur, Jenis Kelamin, Suku, Bangsa, Agama,
Pekerjaan, pendidikan, status perkawinan, golongan darah, Alamat, Tanggal masuk rumah sakit,
tanggal pengkajian, Cara Masuk rumah sakit, diagnosa Medis, NO RM. Alasan dirawat, upaya
yang telah dilakukan, terapi/operasi yang pernah dilakukan. Identitas penanggung jawab umur,
jenis kelalttin, agarna, pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan klien dan alamat.
A. Keluhan Utama
Pada pasien anemia biasanya mengalami kelemahan, lesu, letih, lelah, lunglai, bibir pucat,
napas pendek, lidah licin, denyuut jantung meningkat, susah BAB, nafsu makan berkurang,
pusing dan mudah mengantuk
B. Riwayat Kesehatan Sekarang
Merupakan penjelasan dari keluhan utama misalnya yang sering terjadi pada pasien anemia
adalah sering mengeluh lelah dan pusing
C. Riwayat Kesehatan yang Lalu
Adanya riwayat penyakit sistemik yang dimiliki oleh pasien seperti hipertensi , magh dan
penyakit metabolism lainnya.
D. Riwayat Kesehatan Keluarga
a. Kecendrungan keluarga untuk anemia.
b. Adanya anggota keluarga yang mendapat penyakit anemia congenital.
c. Keluarga adalah vegetarian berat.
d. Social ekonomi keluarga yang rendah.
7. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum dan tanda-tanda vital
Pada klien dengan anemia akan didapatkan gejala pucat, kepala pusing, tampak lesu,
penglihatan berkunang-kunang, aktivitas berkurang, susah berkonsentrasi dan cepat lelah. Pada
pemeriksaan tanda-tanda vital sering ditemukan nadi meningkat (takikardi) dan hipertensi/hipotensi
sesuai dengan kondisi fluktuatif.

2. Pemeriksaan fisik persistem


a. Sistem hematologi
Gejala lainnya berupa kulit pucat, sesak napas, pusing, nyeri dada, keringat dingin, kaki kram,
dan insomnia.
Diagnosisnya dilakukan dengan pemeriksaan darah lengkap, khususnya menghitung jumlah sel
darah merah dalam darah. Pemeriksaan ini mengidentifikasi bentuk dan ukuran sel darah,
kandungan vitamin B12 dan asam folat, serta kandungan zat besi dalam darah.
b. Sistem Kardiovaskular
Pada klien anemia akan ditemukan peningkatan sistolik dengan diastolik stabil.
c. Sistem Pencernaan
Disfagia kesulitan menelan, anoreksia nafsu makan menurun, membran mukosa kering,
konstipasi diare, dan BAB menghitam.
d. Sistem Perkemihan
Terdapat hematuria atau kencing yang ditandai adanya darah epada urine, warna urine gelap.
e. Sistem Endokrin
Sistem endokrin biasanya jarang terjadi gangguan pada kasus anemia
f. Sistem Muskuloskeletal
Kelemahan otot, dan penurunan kekuatan. Ataksia, tubuh tidak tegak. Bahu menurun, postur
lunglai, berjalan lambat, dan tanda-tanda lain yang menunjukkan keletihan.
g. Sistem Persarafan
Pemeriksaan sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidakmampuan
berkonsentrasi. Penurunan penglihatan, dan kelmahan, serta keseimbangan buruk.Data
Psikologi

3. Psikososial
1. Body Image
Persepsi atau perasaan tentang penampilan diri dari segi ukuran dan bentuk
2. Ideal Diri
Persepsi individu tentang bagaimana dia harus berperilaku berdasarkan standar, tujuan, keinginan,
atau nilai pribadi. Identitas Diri Kesadaran akan diri sendiri yang sumber dari observasi dan
penilaian diri sendiri.
3. Peran Diri
Perlaku yang diharapkan secara sosial yang berhubungan dnegan fungsi individu pada berbagai
kelompok.

8. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. tes hitung darah lengkap
Pemeriksaan penunjang pertama yang dilakukan untuk diagnsosi anemia adalah tes hitung
darah lengkap. Tes hitung darah lengkap atau complete blood count (CBC) dilakukan untuk
mengetahui jumlah, ukuran, volume, dan jumlah hemoglobin pada sel darah merah. Untuk
mendiagnosis anemia, dokter mungkin akan memeriksa kadar sel darah merah dalam darah
Anda (hematokrit) dan hemoglobin.
Dikutip dari Mayo Clinic, nilai hematokrit normal pada orang dewasa bervariasi antara 40-52%
untuk pria dan 35-47% untuk wanita. Sementara itu, nilai hemoglobin pada orang dewasa
normalnya berjumlah 14-18 gram/dL untuk pria dan 12-16 gram/dL untuk wanita.
b. Apusan darah dan diferensial
Jika hasil tes darah lengkap menunjukkan anemia, dokter akan melakukan tes lanjutan dengan
pemeriksaan apusan darah atau diferensial, yang menghitung sel darah merah lebih rinci. Hasil
tes tersebut dapat memberikan informasi tambahan untuk diagnosis anemia, seperti bentuk sel
darah merah dan adanya sel abnormal, yang dapat membantu mendiagnosis dan membedakan
jenis anemia.
c. Hitung retikulosit
Tes ini berguna untuk mengetahui jumlah sel darah merah yang masih muda alias belum matang
dalam darah Anda. Ini juga membantu menentukan diagnosis anemia secara spesifik terkait
jenis mana yang Anda alami.

d. Pemeriksaan penunjang anemia lainnya

Jika dokter sudah mengetahui penyebab anemia, Anda mungkin diminta melakukan
pemeriksaan lainnya sebagai penunjang untuk memastikan penyebabnya.

Misalnya saja untuk anemia aplastik. Anda mungkin akan diminta melakukan tes darah dan
biopsi sumsum tulang. Pasalnya, anemia aplastik mungkin saja terjadi akibat sistem kekebalan
tubuh yang keliru mengenali sumsum tulang sebagai ancaman.
9. PENATALAKSANAAN KLINIS
A. MEDIS
NO Nama Obat INDIKASI Efek Samping
Nama Generik: Anemia defesiensi besi atau Perrosulfat dapat
1. Perrosulfat sebagai suplementasi zat menimbulkan efek samping
besi yang digunakan untuk yang tidak terlalu serius yang
Nama Dagang : mengobati atau mencegah meliputi:
Ferrous Sulphate kadar zat besi rendah dalam
a. Sembelit
darah.
b. Sakit perut
Dosis Sediaan:
c. Tinja berwarna hitam atau
200mg
berwarna gelap
d. Pewarnaan sementara pada
Rute :
gigi
Per oral

Dosis Aman
1x2

2. Nama Generik: suplementasi zat besi yang Efek samping yang umum
Ferrous gluconate digunakan untuk mengobati mungkin:
defisiensi zat besi. a. Sembelit, diare
Nama Dagang : b. Mual, muntah, mulas
Biosanbe c. Sakit perut
d. Feses atau urin berwarna

Dosis Sediaan: hitam atau berwarna gelap

200mg e. Gigi berubah warna


sementara

Rute :
Per oral
Dosis Aman
2x1 (sebelum makan)

3. Nama Generik: Bermanfaat untuk Efek samping yang


Vitamin B 12 membentuk protein, sel ditimbulkan apabila
darah, dan jaringan. mengkonsumsi berlebihan
Nama Dagang : Terutama pada penderita adalah:
Neurobion anemia pernisiosa
a. Sakit kepala
b. Pusing
Dosis Sediaan:
c. Mual
1000 mg
d. Muntah
e. Diare
Rute :
f. Gangguan kecemasan
oral
g. Gerakan yang tidak
disengaja atau tidak
Dosis Aman terkendali
100 mg

4. Nama Generik: Untuk terapi anemia Efek samping setelah minum


Asam folat megaloblastik dengan dosisi asam folat :
inisial 0,4-1 mg, dan sebagai a. Mual
Nama Dagang : suplemen nutrisi untuk b. Rasa tidak enak di mulut
Anemolat mencegah terjadinya defek c. Kehilangan selera makan
neural tube pada janin ibu d. Kebingungan

Dosis Sediaan: hamil dengan dosis 0,4 mh e. Gangguan tidur

5 mg sekali sehari f. Mudah marah

Rute :
oral

Dosis Aman
1x1

5. Nama Generik: Suplemen zat besi, Efek samping dari prefarat FE


Prefarat FE mutivitamin dan mineral adalah:
dalam kondisi anemia karena a. Perubahan feses berwarna
Nama Dagang : kekurangan zat besi dan coklat tua atau hitam
Sangobion menjaga kesehatan tubuh.

Dosis Sediaan:
1X60 mg

Rute :
oral

Dosis Aman
1x1

6. Nama tindakan medis: 1. Seseorang memerlukan Efek samping transfusi darah


Packed red blood cells (PRC) tranfusi darah karena yang ringan adalah:
anemia dengan gejala 1. Sakit kepala
Nama Umum : sesak napas, pusing, 2. Demam
Transfusi sel darah merah gagal jantung kongestif, 3. Merasa gatal-gatal
dan tak dapat 4. Sedikit susah untuk

Dosis Sediaan: menoleransi aktivitas bernapas

250 cc olahraga. 5. Kulit kemerahan


2. Penyakit anemia sel sabit
akut
Rute : 3. Kehilangan darah Efek samping yang jarang
intravena sebanyak lebih dari 30% muncul namun tetap bisa
volume darah dalam terjadi, yaitu:
Dosis Aman tubuh.
1. Susah bernapas
Transfusi layak diberikan jika
2. Sakit pada dada
terdapat tenda oksigen demand
3. Tiba-tiba tekanan darah
yang meningkat atau HB <7
menurun
gr/dl, maka tranfusi darah
minimal 2 kantong.

B. KEPERAWATAN
a. Memberikan asupan makanan yang mengandung zat besi
b. Memberikan asupan vitamin b12
c. Memberikan diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau
d. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan oksigen
e. Penambahan asam folat 1 mg/hari
f. Berikan cairan intravena
10. ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


1. Ds : Kadar HB menurun Pola nafas tidak
1. Dispnea efektif
2. Ortopnea
Do : Penurunan O2
1. Penggunaan otot bantu kejaringan
pernapasan
2. Fase ekspirasi memanjang
3. Pola nafas abnormal Paru
(mis,takipnea,bradipnea,
Hiperventilasi,kussmaul,
Cheyne-strokes. Vasokontriksi
4. Pernafasan pursed-lip pembuluh darah paru
5. Pernapasan cuping hidung
6. Diameter thoraks anterior-
posterior meningkat Peningkatan
7. Ventilasi semenit menurun kompensasi paru
8. Kapasitas vital menurun
9. Tekanan ekspirasi menurun Takikardi,sesak napas
10. Tekanan inspirasi menurun
11. Ekskursi dada berubah. Pola nafas tidak
efektif

2. Ds : Kadar HB menurun Perfusi perifer tidak


1. Parastesia efektif
2. Nyeri ekstremitas (klaudikasi
intermite Penurunan O2
Do : kejaringan
- Pengisian kapiler >3 detik
- Nadi prifer menurun atau tidak
teraba Perifer
- Akral teraba dingin
- Warna kulit pucat
- Turgor kulit menurun Perubahan fungsi
- Edema tubuh akibat
- Penyembuhan luka lambat mekanisme
- Indeks ankle-brachial <0,90 kompensasi terhadap
- Bruit femora anemia

Sianosis pucat akral

Perfusi perifer tidak


efektif
3. Ds : Kadar HB menurun Defisit Nutrisi
 Cepat kenyang setetalh makan
 Keram/nyeri abdomen
 Nafsu makan menurun Penurunan O2
Do : kejaringan
A. Berat menurun minimal dibawah
10% dibawah rentang ideal.
B. usus hiperaktif Pencernaan
C. Otot pengunyah lemah
D. Otot menelan lemah
E. Membran mukosa pucat Aliran darah berkurang
F. Sariawan
G. Serum albumin turun
H. Rambut rontok berlebihan Peningkatan
I. Diare metabolisme tubuh

Mukosa bibir kering,


bb menurun,mual
/muntah,anoreksia

Defisit nutrisi

4. Ds : Kadar HB menurun Intoleransi aktivitas


1. Mengeluh lelah
2. Dispea saat / setelah aktivitas
3. Merasa tidak nyaman setelah Penurunan O2
aktivitas kejaringan
4. Merasa lemah
Do :
 Frekuensi jantung meningkat Muskuloskeletal
 Tekanan darah berubah >20%
dari kondisi istirahat
 Gambaran EKG menunjukan Penurunan suplai O2
aritma saat/setelah aktivitas nutrisi ke otot
 Gambaran EKG menunjukan
iskemia
 sianosis Lemah, letih,cepat
lelah,lesu,aktivitas
berkurang

Intoleransi aktivitas
5. Ds : Kadar HB menurun Konstipasi / Diare
1. Defekasi kurang dari 2 kali
seminggu
2. Pengeluaran feses lama dan sulit Penurunan O2
3. Mengejan saat defekasi kejaringan
Do :
 Feses keras
 Peristaltik usus menurun Pencernaan
 Distensi abdomen
 Kelemahan umum
 Teraba massa pada rektal Alirah darah berkurang

Penurunan kemampuan
absorbsi

Peningkatan/penurunan
Bising usus,bentuk
Feses cait/keras

Konstipasi / diare
6. Ds : Kadar HB menurun Ansietas
1. Merasa bingung
2. Merasa khawatir dengan akibat
dari kondidis yang dihadapi Penuruna O2
3. Sulit berkonsentrasi kejaringan
4. Mengeluh pusing
5. Anoreksia
6. Palpitasi Klien bertanya tentang
7. Merasa tidak berdaya penyakitnya
Do :
1. Tampak gelisah
2. Tampak tegang Ansietas
3. Sulit tidur
4. Frekuensi nafas meningkat
5. Frekuensi nadi meningkat
6. Tekanan darah meningkat
7. Diaforesis
8. Tremor
9. Muka tampak pucat
10. Suara bergetar
11. Kontak mata buruk
12. Sering berkemih
13. Berorientasi pada masa lalu.
7. Faktor risiko Anemia Resiko infeksi
 Penyakit kronis (mis, diabetes
melitus)
 Efek prosedur invasif Suplai O2 dan nutrisi
 Malnutrisi ke jaringan berkurang
 Peningkatan paparan organisme
patogen lingkungan
 Ketidak adekuatan pertahanan Hipokma
tubuh primer
a. Gangguan peristaltik
b. Kerusakan integritas kulit Mekanisme an aerob
c. Perubahan sekresi pH
d. Penurunan kerja siliaris
e. Ketuban pecah lama ATP berkurang
f. Ketuban pecah sebelum
waktunya
g. Merokok Energi untuk
h. Statis cairan tubuh membentuk antibodi
 Ketidakadekuatan pertahanan berkurang
tubuh sekunder
a. Penurunan hemoglobin
b. Imununosupresi Resiko infeksi
c. Leukopenia
d. Supresi respon inflamasi
e. Vaksinasi tidak adekuat
11. DIAGNOSIS KEPERAWATAN PRIORITAS
1. Pola nafas tidak efektif b.d depresi pusat pernafasan, hambatan upaya nafas, penurunan energy, ,
d.d dyspnea, penggunaan otot bantu pernafasan, pola nafas abnormal.
2. Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan konsentrasi hemoglobin, kekurangan volume cairan,
penurunan aliran arteri dan/atau vena, kurang terpapar informasi tentang proses penyakit, d.d akral
teraba dingin, warna kulit pucat, turgor kulit menurun.
3. Deficit nutrisi b.d ketidak mampuan mengabsorbsi nutrient, peningkatan kebutuhan metabolisme,
d.d berat badan menurun minimal 10% di bawah rentang ideal, membran mukosa pucat
4. Intoleransi aktivitas b.d ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, kelemahan, d.d
mengeluh lelah, frekuensi jantung meningkat.
5. Konstipasi b.d ketidakcukupan diet, ketidakcukupan asuapn serat, ketidakcukupan asupan cairan,
kelemahan otot d.d defekasi kurang dari 2 kali seminggu, peristaltic usus menurun.
6. Ansietas b.d krisis situasional, kurang terpapar informasi, d.d merasa bingung, tampak tegang,
mengeluh pusing, mersa tidak berdaya.
7. Resiko infeksi d.d penyakit kronis, ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder.
12. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa Perencanaan
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1) Pola nafas tidak Setelah dilakukan tidakan Intervensi utama: Intervensi utama:
efektif b.d keperawatan 1x24 jam Manajemen jalan nafas
Manajemen jalan nafas
depresi pusat pola nafas tidak efektif Observasi
pernafasan, membaik dengen kriteria Observasi 1. Agar mengethui
hambatan upaya hasil: pola nafas klien.
1. Monitor pola
nafas, penurunan 1. Ventilasi semenit 2. Agar mengetahui
nafas.
energy, , d.d meningkat. apakah ada bunyi
2. Monitor bunyi
dyspnea, 2. Kapasitas vital nafas tambahan
nafas tambahan.
penggunaan otot meningkat. atau tidak.
bantu 3. Diameter thoraks Terapeutik Terapeutik
pernafasan, pola anterior-superior 1. Agar klien bisa
1. Pertahankan
nafas abnormal. meningkat. bernafas dengan
kepatenan jalan
4. Tekanan ekspirasi nyaman.
nafas dengan
meningkat. 2. Agar klien bisa
head-tilt dan chin-
5. Tekanan inspirasi bernafs dengan
lift.
meningkat. nyaman.
2. Posisikan semi-
6. Dyspnea menurun. 3. Agar tenggorokan
fowlet atau fowler.
7. Penggunaan otot klien hangat dan
3. Berikan minum
bantu nafas jika ada sputum
hangat.
menurun. yang susah keluar
4. Lakukan
8. Pemanjangan fase klien dapat
hiperoksigenasi
ekspirasi menurun. mengeluarkannya.
sebelum
9. Ortopnea 4. Agar oksigen klien
penghisapan
menurun. tecukupi terlebih
endotrakeal.
10. Pernafasan pursed- dahulu.
5. Berikan oksigen,
tip menurun. 5. Untuk mengurangi
jika perlu.
11. Pernafasan cuping sesak yang
hidung menurun. dirasakan klien.
12. Frekuensi nafas Edukasi Edukasi
membaik. 1. Agar cairan klien
1. Anjurkan asupan
13. Kedalaman nafas tecukupi.
cairan 2000
membaik. Intervensi pendukung:
ml/hari, jika tidak
1. Ekskursi dada Manajemen energy
kontraindikasi.
membaik. Observasi
Intervensi pendukung: 1. Agar mengetahui
bagian tubuh mana
Manajemen energy
yang dapat
Observasi mengakibatkan
kelelahan.
1. Identifikasi
2. Agar bisa mencari
gangguan fungsi
solusi untuk
tubuh yang
mengati kelelahan
mengakibatkan
fisik dan
kelelahan.
emosional.
2. Monitor kelelahan
3. Agar mengetahui
fisik dan
poda dan jamtidur
emosional.
klien sesuai atau
3. Monitor pola dan
tidak.
jam tidur.
4. Untuk mengetahui
4. Monitor lokasi
lokasi mana yang
dan ketidak
membuat klien
nyamanan selama
tidak nyaman.
melakukan
Terapeutik
aktivitas.
1. Agar klien merasa
Terapeutik nyaman saat
melakukan
1. Sediakan
aktivitas dan
lingkungan
beristirahat.
nyaman dan
2. Agar tubuh klien
rendah stimulus.
tidak kaku.
2. Lakukan latihan 3. Agar saat
rentang gerak aktif melakukan
adan/atau gerak aktivitas klien
pasif. merasa tenang.
3. Berikan aktivitas 4. Agar klien
distraksi yang bergerak Waupun
menenangkan. hanya sedikit dan
4. Fasilitasi duduk di agar tubuhnya
samping tempat tidak nyeri.
tidur, jika tidak Edukasi
dapat berpindah 1. Agar klien dapat
atau berjalan. beristirahat dengan
total.
Edukasi
2. Agar klien tidak
1. Anjurkan tirah meras berat dengan
baring. aktivitas yang
2. Anjurkan dilakukannya.
melakukan 3. Agar perawat
aktivitas secara mengtahui yang
bertahap. dirasakan klien dan
3. Anjurkan bisa di
menghubungi konsultasikan
perawat jika tanda denga dokter.
dan gejala 4. Agar klien bisa
kelelahan tidak mengurangi nyei
berkurang. tersebut secara
4. Ajarkan strategi mandiri.
koping untuk
mengurangi
kelelahan.
2) Perfusi perifer Setelah dilakukan Intervensi utama: Intervensi utama:
tidak efektif b.d tindakan keperawatan Perawatan sirkulasi
Perawatan sirkulasi
penurunan 1x24 jam perfusi perifer Observasi
konsentrasi tidak efektif meningkat Observasi 1. Agar mengetahui
hemoglobin, dengan kriteria hasil: sirkulasi perifer
1. Periksa sirkulasi
kekurangan 1. Denyut nadi klien.
perifer.
volume cairan, perifer meningkat. 2. Agar mengetahui
2. Identifikasi faktor
penurunan aliran 2. Penyembuhan factor apa saja
risiko gangguan
arteri dan/atau luka meningkat. yang
sirkulasi.
vena, kurang 3. Sensasi menyebabkan
3. Monitor panas,
terpapar meningkat. gangguan
kemerahan, nyeri,
informasi 4. Warna kulit pucat sirkulasi.
atau bengkak pada
tentang proses menurun. 3. Agar dapat
ekstremitas.
penyakit, d.d 5. Edema perifer mengetahui panas,
akral teraba menurun. Terapeutik kemerahan, nyeri
dingin, warna 6. Nyeri ekstremitas pada ekstremitas
1. Hindari
kulit pucat, menurun. bertambah atau
pemasangan infus
turgor kulit 7. Parastesia berkurang.
atau pengambilan
menurun. menurun. Terapeutik
darah diarea
8. Kelemahan otot 1. Karena klien dapat
keterbatasan
menurun. merasakan nyeri
perfusi.
9. Bruit femoralis pada area
2. Hindari
menurun. keterbatasan
pengukuran
10. Nekrosis perfusi.
tekanan darah
menurun. 2. Karena dapat
pada ekstremitas
11. Pengisisan kapiler menyebabkan
dengan
membaik. nyeri di area
keterbatasan
12. Akral membaik. keterbatasan
perfusi.
13. Turgor kulit perfusi.
3. Hindari
membaik. 3. Agar tidak
penenkanan dan
14. Tekanan darah menambah nyei
pemasangan
sistolik membaik.
15. Tekanan darah tourniquet pada akibat tekanan dari
diastolic. area yang cedera. tourniquet.
16. Tekanan arteri 4. Lakukan 4. Agar tidak
rata-rata. pencegahan memperburuk
17. Indeks ankle- infeksi. infeksi.
brachial membaik. 5. Lakukan 5. Agar kaki dan
perawatan kaki kuku klien tetap
dan kuku. bersih.
6. Lakukan hidrasi. 6. Agar klien tidak
kekurangan cairan.
Edukasi
Edukasi.
1. Anjurkan berhenti 1. Agar pernafasan
merokok. klien tetap stabil.
2. Anjurkan 2. Agar tubuh klien
berolahraga rutin. shat dan klien bisa
3. Anjurkan mengatur
mengecek air pernafasan dengan
mandi untuk benar.
menghindari kulit 3. agar kulit klien
terbakar. tidak kemerahan
4. Anjurkan dan tidak tebakar.
menggunakan 4. Untuk mengontrol
obat penurun tekanan darah dan
tekanan darah, kolesterol klien.
antikoagulan, dan 5. Agar tekanan
penurun darah klien tetap
kolesterol, jika stabil.
perlu. 6. Agar tidak tejadi
5. Anjurkan minum komplikasi.
obat pengontrol 7. Agar kulit klien
tekanan darah tetap sehat.
secara teratur.
6. Anjurkan 8. Agar vascular
menghindari dapat mengalirkan
penggunaan obat darah ke vena dan
penyakit beta. arteri dengan baik.
7. Anjurkan 9. Agar sirkulasi
melakukan klien dapat
perawatan kulit membaik.
yang tepat. 10. Agar perawat bisa
8. Anjurkan program langsung
rehabilitas berdiskusi dengan
vascular. dokte yang
9. Ajarkan program menanganintya.
diet untuk
memperbaiki Intervensi pendukung:
sirkulasi. Edukasi diet
10. Informasikan Observasi
tanda dan gejala 1. Untuk mengetahui
darurat yang harus apak klein dan
dilaporkan. keluarga siap
untuk menerima
Intevensi pendukung:
informasi nya atau
Edukasi diet tidak.
2. Untuk mengetahui
Observasi
sejauh man
1. Identifikasi apengetahuan
kemapuan pasien klien dan keluarga.
dan keluarga 3. Untuk mengetahui
menerima pola makan yang
informasi. dimakan nya.
2. Identifikasi 4. Untuk mengetahui
pengetahuan saat respon klien dan
ini. keluarga saat
3. Identifikasi diprogramkan
kebiasaan pola untuk diet.
makan saat ini dan 5. Mengidentifikasi
masa lalu. apakah klien
4. Identifikasi mampu
persepsi pasien menyediakan
dan keluarga makanan nya atau
tentang diet yang tidak.
diprogramkan. Terapeutik
5. Identifikasi 1. Agar klien lebih
keterbatasan mengerti apa yang
finansial untuk disampaikan.
menyediakan 2. Agar klien siap
makanan. untuk menerima
pendidikan
Terapeutik
kesehatan.
1. Persiapkan 3. Agar klien dan
materi, media dan keluarga lebih
alat peraga. memahami nya.
2. Jadwalkan waktu 4. Agar klien tidak
yang tepat untuk lupa dan tidak
mrmberikan sembarang makan.
pendidikan Edukasi
kesehatan 1. Agar klien patuh
3. Beri kesempatan saat diprogramkan
pasien dan untuk diet.
keluarga bertanya. 2. Agar klien tidak
4. Sediakan rencana sembarang makan
makan tertulis, dan keluarga tidak
jika perlu. menyediakan
makanan yang
Edukasi tidak boleh di
makan oleh klien.
1. Jelaskan tujuan
3. Agar klien dan
kepatuhan diet
keluarga
terhadap
mengetahui
kesehatan
interaksi obat dan
2. Informasikan
makanan tersebut.
makanan yang
4. Agar makanan
diperbolehkan dan
dapat dicerna oleh
dilarang
tubuh dengan baik.
3. Informasikan
5. Agar klien tidak
kemungkinan
memakan
interaksi obat dan
makanan yang
makanan, jika
dilarang saat diet.
perlu
6. Agar tubuh klien
4. Anjurkan
tetap sehat dan
mempertahankan
bugar.
posisi semi
7. Agar klien dan
folwler (30-45
keluarge tidak
derajat) 20-30
sembarangan
menit setelah
dalam memilih
makan
makanan.
5. Anjurkan
8. Agar makanan
mengganti bahan
klien tetap teratur
makanan sesuai
dan sesuai dengan
dengan diet yang
program diet.
diprogramkan
9. agar klien tidak
6. Anjurkan
bingung untuk
melakukan
mengolah
olahraga sesuai
makanan nya.
toleransi
7. Ajarkan cara Kolaborasi
membaca label 1. untuk
dan memilih berkolaborasi ke
makanan yang ahli giji dan
sesuai sertakan keluarga
8. Ajarkan cara
merencanakan
makanan yang
sesuai program
9. Rekomendasikan
resep makanan
yang sesuai
dengan diet

Kolaborasi

1. rujuk ke ahli giji


dan sertakan
keluarga

3) deficit nutrisi Setelah dilakukan Intervensi utama: Intervensi utama:


b.d ketidak
tindakan keperawatan Manajemen nutrisi
mampuan Manajemen nutrisi
mengabsorbsi selama 1x24 jam deficit Observasi
nutrient,
nutrisi membaik dengan Observasi 1. Untuk mengetahui
peningkatan
kebutuhan kriteria hasil: status nutrisi klien.
metabolisme, 1. Identifikasi status
1. Porsi makan yang 2. Untuk mengetahui
d.d berat nutrisi.
badan dihabiskan apakah klien
menurun 2. Identifikasi alergi
meningkat. mempunyai alergi
minimal 10% dan intoleransi
di bawah 2. Kekuaran otot terhadap makanan
rentang ideal, makanan.
mengunyah atau tidak.
membran 3. Identifikasi makan
mukosa meningkat. 3. Agar mengetahui
pucat. yang disukai.
makanan apa saja
yang disukai kalien
3. Kekuatan otot 4. Identifikasi dan banyak
menelan kebutuhan kalori mengandung serat,
meningkat. dan jenis nutrient. protein, nutrient
4. Verbalisasi 5. Identifikasi dan lain-lain atau
keinginan untuk perlunya tidak.
meningkatkan penggunaan 4. Agar mengetahui
nutrisi meningkat. selang berapa banyak
5. Pegetahuan nasogastric. kalori dan nutrient
tentang plilihan 6. Monitor asupan yang di butuhkan
makanan yang makanan. oleh klien.
sehat meningkat. 7. Monitor berat 5. Untuk memasukan
6. Pengetahuan badan. makanan juka
tentang pilihan 8. Monitor hasil klien tidak mau
minuman yang pemerikasaan makan.
sehat meningkat. laboratorium. 6. Untuk mengetahui
7. Pengetahuan apakah klien
Terapeutik
tentang standar makan dengan
asupan nutrisi yang 1. Lakukan oral lahap atau tidak.
tepat meningkat. hygiene sebelum 7. Untuk mengetahui
8. Penyiapan dan makan, jika perlu. apakah berat badan
penyimpanan 2. Fasilitasi klien bertambah
makanan yang menuntun atau bekurang.
aman meningkat. pedoman diet. 8. Untuk mengetahui
9. Penyiapan dan 3. Sajikan makanan perkembangan
penyimpanan secara menarik kondisi klien
minuman yang dan suhu yang dengan melihat
aman meningkat. sesuai. hasil laboratorium.
10. Sikap terhadap 4. Berikan makan Terapeutik
makanan/minuman tinggi serat untuk 1. Agar klien merasa
sesuai dengan mencegah mulut nya selalu
tujuan kesehatan konstipasi. bersih.
meningkat.
11. Perasaan cepat 5. Berikan makanan 2. Agar klien
kenyang menurun. tinggi kalori dan mengetahui cara
12. Nyeri abdomen tinggi protein. diet yang benar.
menurun. 6. Berikan suplemen 3. Agar klien
13. Sariawan makanan, jika berselera untuk
menurun. perlu. makan.
14. Rambut rontok 7. Hentikan 4. Agar serat klien
menurun. memberikan tepenuhi.
15. Diare menurun. makanan melalui 5. Untuk memenuhi
16. Berat baan selang nasogastric kebutuhan kalori
membaik. jika asupan oral dan protein klien.
17. Indeks masa tubuh dapat ditoleransi. 6. Jika dirasa kurang
(IMT) membaik. nutrient maka bisa
Edukasi
18. Frekuensi makan mengkonsumsi
membaik. 1. Anjurkan posisi suplemen.
19. Bising usus duduk, jika 7. Agar klien bisa
membaik. mampu merasakan
20. Tebal lipatan kulit 2. Ajarkan diet yang makanan di lidah
trisep membaik. diprogramkan. dan mulut nya.
21. Membrane mukosa Edukasi
Intervensi pendukung:
membaik. 1. Agar klien tidak
Edukasi diet tirah baring dan
tidak nyei di
Observasi
bagian punggung.
1. Identifikasi 2. Agar klien tidak
kemampuan sembarangan
pasien dan dalam
keluarga menrima mengkonsumsi
informasi. makanan.
2. Identifikasi
tingkat
pengetahuan saat Intervensi pendukung:
ini. Edukasi diet
3. Identifikasi Observasi
kebiasaan pola 1. Untuk mengetahui
makan saat ini dan apak klein dan
masa lalu. keluarga siap
4. Identifikasi untuk menerima
persepsi pasien informasi nya atau
dan keluarga tidak.
tentang diet yang 2. Untuk mengetahui
diprogramkan. sejauh man
5. Identifikasi apengetahuan
keterbatasan klien dan keluarga.
finansial untuk 3. Untuk mengetahui
menyediakan pola makan yang
makanan. dimakan nya.
4. Untuk mengetahui
Terapeutik
respon klien dan
1. Persiapkan metei, keluarga saat
media dan alat diprogramkan
peraga. untuk diet.
2. Jadwalakan waktu 5. Mengidentifikasi
yang tepat untuk apakah klien
memberikan mampu
pendidikan menyediakan
kesehatan. makanan nya atau
3. Berikan tidak.
kesempatan pasien Terapeutik
dan keluarga 1. Agar klien lebih
bertanya. mengerti apa yang
disampaikan.
4. Sediakan rencana 2. Agar klien siap
makanan tertulis, untuk menerima
jika perlu. pendidikan
kesehatan.
Edukasi
3. Agar klien dan
1. Jelaskan tujuan keluarga lebih
kepatuhan diet memahami nya.
terhadap 4. Agar klien tidak
kesehatan lupa dan tidak
2. Informasikan sembarang makan.
makanan yang Edukasi
diperbolehkan dan 1. Agar klien patuh
dilarang. saat diprogramkan
3. Informasikan untuk diet.
kemungkinan 2. Agar klien tidak
interaksi obat dan sembarang makan
makanan, jika dan keluarga tidak
perlu. menyediakan
4. Anjurkan makanan yang
mengganti bahan tidak boleh di
makanan sesuai makan oleh klien.
dengan diet yang 3. Agar klien dan
diprogramkan. keluarga
5. Anjurkan mengetahui
melakukan interaksi obat dan
olahraga sesuai makanan tersebut.
toleransi. 4. Agar makanan
6. Ajarkan cara dapat dicerna oleh
membaca label tubuh dengan baik.
dan memilih 5. Agar klien tidak
makanan yang memakan
sesuai.
7. Ajarkan cara makanan yang
merencanakan dilarang saat diet.
makanan yang 6. Agar tubuh klien
sesuai program. tetap sehat dan
8. Rekomendasikan bugar.
resep makanan 7. Agar klien dan
yang sesuai keluarge tidak
dengan diet, jika sembarangan
perlu. dalam memilih
makanan.
8. Agar makanan
klien tetap teratur
dan sesuai dengan
program diet.
10. agar klien tidak
bingung untuk
mengolah
makanan nya.
4) Intoleransi Setelah melakukan tidakan Intervensi utama: Intervensi utama:
aktivitas b.d keperawatan selama 1x24 Manajemen energy
Manajemen energy
ketidak jam intoleransi aktivitas Observasi
seimbangan meningkat dengan kriteria Observasi 1. Agar bisa mencari
antara suplai hasil: solusi untuk
1. Monitor kelelahan
dan 1. Frekuensi nadi mengati kelelahan
fisik dan
kebutuhan meningkat fisik dan
emosional.
oksigen, 2. saturasi oksigen emosional.
kelemahan, meningkat. Terapeutik Terapeutik
d.d mengeluh 3. Kemudahan dalam 1. Agar klien merasa
1. Sediakan
lelah, melakukan nyaman saat
lingkungan
frekuensi aktivitas sehari- melakukan
nyaman dan
jantung hari meningkat. aktivitas dan
rendah stimulus.
meningkat. beristirahat.
4. Keceparan 2. Berikan aktivitas 2. Agar saat
berjalan distraksi yang melakukan
meningkat. menenangkan. aktivitas klien
5. Jarak berjalan 3. Fasilitasi duduk di merasa tenang.
meningkat. samping tempat 3. Agar klien
6. Kekuatan tubuh tidur, jika tidak bergerak Walupun
bagian atas dapat berpindah hanya sedikit dan
meningkat, atau berjalan. agar tubuhnya
7. Kekuatan tubuh tidak nyeri.
Edukasi
bagian bawah Edukasi
meningkat. 1. Anjurkan tirah 1. Agar klien dapat
8. Toleransi dalam baring. beristirahat dengan
menaiki tangga 2. Anjurkan total.
meningkat. melakukan 2. Agar klien tidak
9. Keluhan lelah aktivitas secara meras berat dengan
menurn. bertahap. aktivitas yang
10. Dyspnea saat 3. Ajarkan strategi dilakukannya.
aktivitas menurun. koping untuk 3. denga dokte.
11. Dyspnea setelah mengurangi 4. Agar klien bisa
aktivitas menurun. kelelahan. mengurangi nyei
12. Perasaan lemah tersebut secara
Intervensi pendukung:
menurun. mandiri.
13. Sianosis menurun. Dukungan ambulasi
14. Warna kulit Intervensi pendukung:
Observasi
membaik. Dukungan ambulasi
15. Frekuensi nafas 1. Identifikasi Observasi
membaik. adanya keluhan 1. Untuk mengetahui
16. fisik keluhan yang
2. Identifikasi dirasakan klien.
toleransi fisik 2. Agar tidak
melakukan sembarangan saat
ambulasi.
3. Monitor frekuensi melakukan
jantung dan kegiatan fisik.
tekanan darah 3. Agar mengetahui
sebelum memulai jangtung dan
ambulasi. tekanan darah
4. Monitor kondisi klien normal atau
umum selama tidak.
melakukan 4. Agar mengetahui
ambulasi. keadaan klien saat
melakukan
Terapeutik
ambulasi.
1. Fasilitasi aktivitas Terapeutik
ambulasi dengan 1. Agar klien bisa
alat bantu, jika melakukan
perlu aktivitas secara
2. Libatkan keluarga mandiri walaupun
untuk membantu di bantu dengan
pasien dalam alat bantu, jika
meningkatkan perlu
ambulasi. 2. Agar keluarga bisa
menyemangati
Edukasi
klien dank lien
1. Jelaskan tujuan merasa
dan prosedur bersemangat untuk
ambulasi. meningkatkan
2. Ajarkan ambulasi ambulasi.
sederhana yang Edukasi
harus dilakukan. 1. Agar klien
mengetahui tujuan
dan prosedur
ambulasi.
2. Agar klien bisa
berlatih secara
mandiri.
5) Konstipasi b.d Setelah dilakukan Intervensi utama: Intervensi utama:
ketidakcukupan tindakan keperawatan Manajemen eliminasi
diet, Manajemen eliminasi
1x24 jam konstipasi fekal
ketidakcukupan fekal
asupan serat, membaik dengan kriteria Observasi
ketidakcukupan hasil: Observasi 1. Agar mengetahui
asupan cairan,
1. Control pengobatan yang
kelemahan otot 1. Identifikasi
d.d defekasi pengeluaran feses berefek pada
pengobatan yang
kurang dari 2 meningkat. gastrointestinal.
kali seminggu, berefek pada
2. Keluhan defekasi 2. Agar mengetahui
peristaltic usus kondisi
menurun. lama dan sulit warna,
gastrointestinal.
menurun. konsentrasi,
2. Monitor buang air
3. Mengejan saat frekuensi feses.
besar.
defekasi menurun. 3. Agar mengetahui
3. Monitor tanda dan
4. Ergency menurun. tanda dan gejala
gejala diare,
5. Konsistensi feses diare/konstipasi.
konstipasi
membaik. Terapeutik
6. Frekuensi defeasi Terapeutik 1. Agar abdomen
membaik. klien terasa hangat.
1. Berikan air hangat
7. Peristaltic usus 2. Agar defekasi
setelah makan.
membaik. klien teratur.
2. Jadwalkan waktu
3. agar serat dalam
defekasi bersama
tubuh klien
pasien.
terpenuhi.
3. Sediakan makanan
Edukasi
tinggi serat.
1. agar mengetahui
Edukasi makanan apa saja
yang
1. Jelaskan jenis
meningkatkan
makanan yang
peristaltic usus.
membantu
meningkatkan 2. Agar mengetahui
keteraturan warna,frekuensi,
peristaltic usus. konsistensi,
2. Anjurkan volume saat buang
mencatat warna, air besar.
frekuensi, 3. Agar tubuh klien
konsistensi, tedak kaku dan
volume fese. tidak aanya nyeri.
3. Anjurkan 4. Agar serat dalam
meningkatkan tubuh tercukupi.
aktifitas fisik, 5. Agar cairan dalam
sesuai toleransi. tubuh terpenuhi.
4. Anjurkan
mengkonsumsi Intervensi pendukung:
makanan yang Dukungan perawatan
mengandung diri BAB/BAK
tinggi serat. Observasi
5. Anjurkan 1. Agar mengetahui
meningkatkan kebiasaan
asupan cairan, jika BAB/BAK klien.
tidak ada 2. Untuk mengetahui
kontraindikasi. integritas kulit
klien dehidrasi
Intervensi pendukung:
atau tidak.
Dukungan perawatan Terapeutik
diri BAB/BAK 1. Agar klien mudah
saat mekakukan
Observasi
eliminasi.
1. Identifikasi 2. Agar klien dapat
kebiasaan BAB/BAK dengan
BAK/BAB benar.
2. Monitor integritas 3. Agar klien merasa
kulit pasien. nyeman saat
eliminasi.
Terapeutik
4. Jika memang
1. Buka pakaian pakaiannya sudah
yang kotor lebih baik
memudahkan diganti untuk
eliminasi. kenyamanan klien.
2. Dukung 5. Agar alat bantu
penggunaan toilet/ BAB/BAK tetap
commode/ pispot/ bersih.
urinial secara 6. Agar BAB/BAK
konsisten. klien teratur.
3. Jaga privasi 7. Jika klien ingin
selama eliminasi. BAB/BAK
4. Ganti pakaian mendadak tidak
pasien setelah bisa ke toilet maka
eliminasi, jika bisa dengan alat
perlu. bantu tersebut.
5. Bersihkan alat Edukasi
bantu BAB/BAK 1. Agar perut klien
setelah digunakan. tidak nyeri dan
6. Latih BAB/BAK tidak sakit saat
sesuai jadwal, jika BAB/BAK.
perlu.
7. Sediakan alat
bantu, jika perlu.
Edukasi
1. Anjurkan
BAB/BAK secara
rutin.
6) Ansietas b.d Setelah dilakukan Intervensi utama: Intervensi utama:
krisis tindakan keperawatan Reduksi ansietas
Reduksi ansietas
situasional, 1x24 jam ansietas Observasi
kurang menurun dengan kriteria Observasi 1. Untuk mengetahui
terpapar hasil: perubahan antietas
1. Identifikasi saat
informasi, d.d 1. Verbalisasi pada klien.
tingkat ansietas
merasa khawatir akibat 2. Untuk mengetahui
berubah.
bingung, kondisi yang apakah klien bisa
2. Identifikasi
tampak dihadapi menurun. mengambil
kemampuan
tegang, 2. Perilaku gelisah keputusan dengan
mengambil
mengeluh menurun. baik atau tidak.
keputusan.
pusing, mersa 3. Perilaku tegang 3. Agar mengetahui
3. Monitor tanda
tidak berdaya. menurun. tanda-tanda
tanda ansietas
4. Keluhan pusing ansietas.
menurun. Terapeutik Terapeutik
5. Frekuensi 1. Agar klien bisa
1. Ciptakan suasana
pernafasan bercerita dengan
terapeutik untuk
menurun. nyaman.
menumbuhkan
6. Frekuensi nadi 2. Agar klien tidak
kercayaan.
menurun. merasa cemas dan
2. Temani pasien
7. Tremor menurun. ada teman untuk
untuk mengurangi
8. Pucat menurun. berbincang-
kecemasan, jika
9. Perasaan bincang.
memungkinkan.
keberdayaan 3. Untuk mengetahui
3. Pahami situasi
membaik. situasi apa yang
yang membuat
10. Kontak mata membuat ansietas.
ansietas.
membaik. 4. Dengarkan cerita
4. Dengarkan dengan
11. klien untuk
penuh perhatian.
membangun rasa
5. Gunakan
percaya.
pendekatan yang
5. Agar klien tenang
dan yakin untuk
tenang dan bercerita kepada
meyakinkan. perawat.
6. Tempatkan barang 6. Agar klien merasa
pribadi yang nyaman saat
memberikan bercerita jika ada
kenyamanan. berang pribadinya.
7. Motivasi 7. Beri semangat
mengidentifikasi kepada klien saat
situasi yang klien sedang
memicu cemas.
kecemasan. 8. Agar klien bisa
8. Diskusikan beraktivitas
perencanaan dengan baik.
realitas tentang Edukasi
peristiwa yang 1. Agar klien
akan datang. mengetahui sensai
yang dialaminya.
Edukasi
2. Agar klien bisa
1. Jelaskan prosedur, mengetahui apa
termasuk sensasi yang harus klien
yang mungkin ketahui.
dialami. 3. Agar klien merasa
2. Informasikan nyaman saat
secara factual berbincang maka
mengenal bisa di temani oleh
diagnose, keluarga nya.
pengobatan, dan 4. Agar klien bisa
prognosis. memenuhi
3. Anjurkan keluarga kebutuhan nya
untuk tetap walaupun tidak
bersama psien, kompetitif.
jika perlu.
4. Anjurkan 5. Agar klien bisa
melakukan mengemukakan
tindakan yang perasaan dan
tidak kempetitif, persefsinya.
sesuai kebutuhan. 6. Untuk mengutangi
5. Anjurkan ketegangan
mengungkapkan perawat bisa
perasaan dan mengajak klien
persepsi. berbincang-
6. Latih kegiatan bincang terlebih
pengalihan untuk dahulu.
mengurangi 7. Agar klien bisa
ketegangan. mempertahan kan
7. Latih penggunaan diri dengan tepat.
mekanisme 8. Agar klien tetap
pertahanan diri relaks dan tidak
yang tepat. cemas.
8. Latih teknis
relaksasi. Intervensi pendukung:
Biblioterapi
Intervensi pendukung:
Observasi
Biblioterapi 1. Agar mengetahui
kebutuhan
Observasi
emosional,
1. Identifikasi kognitif,
kebutuhan perkembangan,
emosional, dan situasional
kognitif, pada klien.
perkembangan, 2. Untuk mengetahui
dan situasional. sejauh mana
kemampuan
membaca klien.
2. Identifikasi Terapeutik
kemampuan 1. Agar klien
membaca. mengetahui apa
tujuan dari terapi
Terapeutik
tersebut.
1. Tetapkan tujuan 2. Agar klien lebih
terapi. memahami apa
2. Gunakan gambar yang dimaksud kan
dan ilustrasi. nya.
3. Diskusikan 3. Untuk melatih
perasaan yang konsentrasi saat
diungkapkan oleh klien membaca.
klien 4. Agar klien bisa
4. Fasilitasi mengenal situasi
mengenali situasi dalam literature
dalam literature dan bisa
untuk melakukan melakukan
perubahan perubahan dalam
perilaku. perilakunya.
5. Berikan waktu 5. Agar klien bisa
jeda beberapa berkonsentrasi
menit agar pasien untuk
dapat menyampaikan
merefleksiakan literature yang di
materi bacaannya. baca oleh klien.
Edukasi
Edukasi
1. Agar klien
1. Jelaskan tujuan mengetahui tujuan
dan prosedur dari biblioterapi
biblioterapi. tersebut.
2. Untuk menambah
pemahaman dapat
2. Anjurkan membaca ulang
membaca ulang. kembali.

7) Resiko infeksi Setelah melakuakn Intervensi utama: Intervensi utama:


d.d penyakit
tindakan keperawatan Pencegahan infeksi
kronis, Pencegahan infeksi
ketidakadekuatan 1x24 jam risiko infeksi Observasi
pertahanan tubuh
menurun dengan kriteria Observasi 1. Agar mengetahui
sekunder
hasil: bagai mana infeksi
1. Monitor tanda dan
1. Nafsu makan local dan sistemik.
gejala infeksi local
meningkat. Terapeutik
dan sistemik.
2. Periode malaise 1. Agar kulit yang
menurun. Terapeutik edema bisa cepat
3. Periode menggigil sembuh.
1. Berikan perawatan
menurun. 2. Agar tidak
kulit pada area
4. Letargi menurun. membawa kuman
edema.
5. Gangguan kognitif sebelum atau
2. Cuci tangan
menurun. sesudah kontak
sebelum dan
6. Kultur darah dengan klien.
sesudah kontak
membaik. 3. Agar tidak terdapat
dengan pasien dan
7. Kultur feses kuman yang bisa
lingkungan
membaik. membuat infeksi.
pasien.
Edukasi
3. Perhatikan teknik
1. Agar klien
aseptic pada klien
mengetahui apa itu
beresiko tinggi.
infeksi.
Edukasi 2. Agar tangan klien
tetap bersih dari
1. Jelaskan tanda dan
kuman.
gejala infeksi.
3. Agar droplet tidak
2. Ajarkan cara
muncrat ke orang
mencuci tangan
lain.
dengan benar.
3. Anjurkan 4. Agar klien
meningkatkan mengetahui luka
asupan nutrisi. nya infeksi atau
4. Anjurkan tidak jika infeksi
meningkatkan bisa memberitahu
asupan cairan. kepada
perawatnya.
Intervensi pendukung:
5. Agar nutrisi klien
Dukungan tercukupi.
pemeliharaan rumah 6. Agar cairan pada
tubuh klien
Observasi
tercukupi.
1. Identifikasi factor
yang berkontribusi Intervensi pendukung:
terhadap Dukungan pemeliharaan
gangguan rumah
pemeliharaan Observasi
rumah. 1. Agar mengetahui
apa yang
Terapeutik
menyebabkan
1. Dukungan gangguan
anggota keluarga pemeliharaan
dalam menetapkan rumah.
tujuan yang dapat Terapeutik
dicapai terkait 1. Agar keluarga di
pemeliharaan rumah mempunyai
rumah. tujuan yang akan
2. Fasilitasi dalam dicapai.
mencuci pakaian 2. Agar keluarga
kotor. dapat menyuci
pakaiannya secara
mandiri.
3. Fasilitasi 3. Agar keluarga
perbaikan rumah, merasa nyaman
jika perlu. saat di rumah.
4. Bantu keluarga 4. Agar keluargabisa
mmenggunakan saling mendukung
dukungan sosial. satu samalin.
5. Koordinasi 5. Agar sumber-
penggunaan sumber
sumber-sumber dikomunitas dapat
dikomunitas. terjangkau.
Edukasi
Edukasi
1. Agar rumah tetap
1. Ajarkan strategi bersih dan aman.
menciptakan
lingkungan rumah
yang aman dan
bersih.

8) DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/307211717/Laporan-Pendahuluan-Anemia
http://repo.stikesperintis.ac.id/122/1/02%20ANDI%20SAPUTRA.pdf
https://id.scribd.com/doc/307211717/Laporan-Pendahuluan-Anemia
https://id.scribd.com/doc/299171309/Pathway-Anemia
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia(SDKI) Edisi I Cetakan III(Revisi).Jakarta
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia(SIKI) Edisi I Cetakan II.Jakarta
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) Edisi I cetakan II. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai