Anda di halaman 1dari 40

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

GASTRITIS

OLEH :

NAMA : JETI MALIKU

NIM : 01.2018.054

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

KURNIA JAYA PERSADA

PALOPO

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, Shalawat dan salam tak lupa pula saya

ciptakan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, kepada keluarga, para sahabatnya

tabiin dan tabiat hingga sampai kepada kita sebagai ummatnya.

Alhamdulillah pada kesempatan ini saya telah menyelesaikan tugas makalah yang berjudul

”ASKEP GERONTIK TENTANG GASTRITIS” . Sebagai salah satu tugas pada kesempatan

ini saya sampaikan ucapan terima kasih kepada dosen mata kuliah yang bersangkutan, yang telah

memberikan arahan tugas ini terselesaikan dengan baik. Tidak lupa kepada teman-teman

mahasiswa yang telah memberikan dorongan semangat dan motivasi kepada saya.

Saya menyadari bahwa dalam tugas ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata

kesempurnaan. Semogah dengan adanya makalah ini bisa dijadikan sebagai bahan kajian dan

informasi kepada pihak-pihak yang mengembangkan lebih jauh untuk kesempurnaan makalah

ini.
DAFTAR ISI

Kata pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Defenisi gastritis

B. Etiologi gastritis

C. Patofisiologi gastritis

D. Manifestasi klinis gastritis

E. Penatalaksanaan gastritis

F. Pemeriksaan penunjang gastritis

G. Komplikasi gastritis

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

B. Diagnosa Keperawatan

C. Intervensi

D. Implementasi

E. Evaluasi
BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gastritis atau lebih sering kita menyebutnya dengan penyakit maag adalah penyakit

yang dapat mengganggu aktivitas dan bisa berakibat fatal apabila tidak ditangani dengan

baik. Orang yang sering mengkonsumsi makanan yang dapat merangsang produksi asam

lambung dan memiliki pola makan yang tidak teratur biasanya dapat terkena penyakit

gastritis. Gastritis juga dapat disebabkan oleh beberapa infeksi mikroorganisme. Salah

satu gejala terjadinya gastritis adalah nyeri pada ulu hati, selain itu juga bisa terjadi mual,

muntah, lemas, nafsu makan menurun, wajah pucat, keluar keringat dingin, sering

bersendawa dan pada kondisi yang parah bisa terjadi muntah darah. (Wijoyo, 2009).

Gastritis adalah radang pada lapisan perut. Gastritis dapat berupa akut yang ditandai

dengan gejala yang paling umum adalah kehilangan nafsu makan dalam jangka panjang,

nyeri epigastrik, mual, muntah, kembung, anoreksia, dan mulas (Mahmoud, S.S., Gasmi,

F.M., Solan, Y. O., dkk., 2016).

Gaya hidup yang tidak sehat seperti mengkonsumsi makanan yang dapat merangsang

peningkatan asam lambung, seperti : asinan, cuka, sambal, serta kebiasaan merokok dan

minum alkohol, dapat meningkatkan jumlah penderita gastritis. Gastritis merupakan salah

satu masalah kesehatan saluran pencernaan yang paling sering terjadi. Akhir-akhir ini

peningkatan penyakit Gastritis atau yang secara umum dikenal dengan istilah sakit

“maag” atau sakit ulu hati meningkat sangat pesat dan banyak di keluhkan masyarakat.
Kejadian penyakit gastritis terjadi karena pola hidup yang bebas hingga berdampak pada

kesehatan tubuh (Mustakim, 2009). 

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan Gastritis ?

2. Bagaimanakah asuhan keperawatan gerontik tentang gastritis ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui defenisi Gastritis.

2. Untuk mengetahui tentang bagaimanakah asuhan keperawatan gerontik tentang

Gastritis.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Defenisi

Gastritis berasal dari bahasa Yunani yaitu gastro, yang berarti perut / lambung

sedangkan itis artinya inflamasi/peradangan. Gastritis dapat disebabkan adanya suatu

iritasi dan infeksi atau peradangan pada dinding mukosa lambung sehingga dinding

lambung menjadi merah, bengkak, berdarah dan berparut atau luka.Infeksinya bisa

disebabkan oleh bakteri / virus, sedangkan iritasi lambung bisa di sebabkan oleh makanan

yang terlalu asam dan pedas, obat-obatan yang dapat mengiritasi lambung seperti aspirin

dan obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS) dan minuman beralkohol (Ikawati, 2010).

Gastritis adalah gangguan pencernaan bagian atas yang secara umum dikenal sebagai

penyakit maag merupakan gangguan saluran cerna yang cukup sering dikeluhkan, selain

disebabkan disebabkan oleh faktor organik, seperti adanya luka atau peradangan pada

saluran cerna bagian atas (lambung), gangguan ini juga dihubungkan dengan faktor

psikologis yang mendasarinya (Sukmono, 2011).

Ada dua jenis penyakit gastritis yaitu sebagai berikut:

a. Gastritis akut

Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut.

Gastritis akut paling sering diakibatkan oleh kesalahan diit, miasalnya makan terlalu

banyak, terlalu cepat, makan bumbu atau makanan yang terinfeksi. Penyebab lain

termasuk alkohol, aspirin, refluks empedu atau terapi radiasi.


b. Gastritis kronis

Gastritis kronis adalah suatu peradangan bangian permukaan mukosa lambung

yang menahun yang disebabkan oleh ulkus lambung jinak maupun ganas atau bakteri

Helicobacter Pylori. Bakteri ini berkoloni pada tempat dengan asam lambung yang

pekat.

B. Etiologi

1. Gastritis akut

Banyak faktor yang menyebabkan gastritis akut seperti :

a. Obat-obatan seperti obat anti inflamasi nonsteroid, silfonamide merupakan obat

yang bersifat mengiritasi mukosa lambung.

b. Minuman beralkohol.

c. Infeksi bakteri seperti Helikobacter pylori. Helikobacter heilmanii, streptococci.

d. Infeksi virus oleh sitomegalovirus.

e. Infeksi jamur seperti candidiasis, histoplosmosis, phycomycosis.

f. Stress fisik yang disebabkan oleh luka bakar, trauma, dan pembedahan.

g. Makanan dan minuman yang bersifat iritan. Makanan berbumbu dan minuman

dengan kandungan kafein dan alkohol merupakan salah satu penyebab iritasi

mukosa lambung.

2. Gastritis kronik

Penyebab pasti dari gastritis kronik belum diketahui, tapi ada dua predisposisi

penting yang bisa meningkatkan kejadian gastritis kronik, yaitu infeksi dan non-

infeksi (Wehbi, 2013).


a. Gastritis infeksi

Beberapa agen infeksi bisa masuk ke mukosa lambung dan memberikan

manifestasi peradangan kronik. Beberapa agen yang di identifikasikan meliputi

hal-hal berikut:

a) Helicobacter pylori. Beberapa peneliti menyebutkan bakteri itu merupakan

penyebab utama dari gastritis kronik (Anderson, 2015).

b) Helicobacter heilmanii, mycobacteriosis, dan syphilis

c) Infeksi parasit

b. Infeksi virus

c. Gastritis non-infeksi

a) Gastropai akbiat kimia, dihubungkan dengan kondisi refluks garam empedu

kronis dan kontak dengan OAINS atau aspirin (Mukherjee, 2013).

b) Gastropai uremik, terjadi pada gagal ginjal kronik yang menyebabkan ureum

terlalu banyak beredar pada mukosa lambung (wehbi, 2014).

3. Patofisiologi

a. Gastritis akut

Zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengatasi mukosa lambung.

Jika mukosa lambung teriritasi ada 2 hal yang akan terjadi yaitu :

a) Karena terjadinya iritasi mukosa lambung sebagai kompensasi lambung.

Lambung akan meningkat sekresi mukosa yang berupa HCO3, di lambung

HCO3 akan berikatan dengan NaCL sehingga menghasilkan HCI dan

NaCO3. Hasil dari penyawaan tersebut akan meningkatkan asam lambung.


Jika asam lambung meningkat maka akan meningkatkan mual muntah, maka

akan terjadi gangguan nutrisi cairan dan elektrolit.

b) Iritasi mukosa lambung akan menyebabkan mukosa inflamasi, jika mukus

yang dihasilkan dapat melindungi mukosa lambung dari kerusakan HCL

maka akan terjadi hemostatis dan akhirnya akan terjadi penyembuhan tetapi

jika mukus gagal melindungi mukosa lambung maka akan terjadi erosi pada

mukosa lambung. Jika erosi ini terjadi dan sampai pada lapisan pembuluh

darah maka akan terjadi perdarahan yang akan menyebabkan nyeri dan

hypovolomik.

b. Gastritis kronik

Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang sehingga terjadi

iritasi mukosa lambung yang berulang-ulang dan terjadi penyembuhan yang

tidak sempurna akibatnya akan terjadi atrhopi kelenjar epitel dan hilangnya sel

pariental dan sel chief. Karena sel pariental dan sel chief hilang maka produksi

HCL. Pepsin dan fungsi intinsik lainnya akan menurun dan dinding lambung

juga menjadi tipis serta mukosanya rata, gastritis itu bisa sembuh dan juga bisa

terjadi perdarahan serta formasi ulser.

4. Manifestasi Klinis

a. Gastritis akut yaitu Anorexia, mual, muntah, nyeri epigastrium, perdarahan

saluran cerna pada hematemesis melena, tanda lebih lanjut yaitu anemia.

b. Gastritis kronik kebanyakan klien tidak mempunyai keluhan, hanya sebagian kecil

mengeluh nyeri ulu hati, anorexia, nausea, dan keluhan anemia dan pemeriksaan

fisik tidak dijumpai kelainan.


5. Pemeriksaan Penunjang

a. Endoskopi, khususnya gastroduodenoskopi. Hasil pemeriksaan akan ditemukan

mukosa sembab, merah, mudah berdarah atau terdapat perdarahan spontan, erosi

mukosa yang bervariasi.

b. Histopatologi.

c. Radiologi dengan kontras ganda, meskipun kadang dilakukan tapi tidak begitu

memberikan hasil yang memuaskan.

Adapun pemeriksaan penunjang gastritis menurut Hudak dan Gallo, 1996 yaitu

sebagai berikut :

a. Nilai hemoglobin dan hemotokrit untuk menentukan adanya anemia akibat

perdarahan.

b. Kadar serum gastrin rendah atau normal, atau meninggi pada gastritis kronik

yang berat.

c. Pemeriksan rontgen dengan sinar X barium untuk melihat kelainan mukosa

lambung.

d. Endoskopi dengan menggunakan gastrocopy untuk melihat kelainan mukosa.

e. Pemeriksaan asam lambung untuk mengetahui ada atau tidak peningkatan asam

lambung.

6. Penatalaksanaan

Gastritis bisa disembuhkan tetapi tidak bisa sembuh total. Gastritis adalah

penyakit yang dapat kambuh apabila si penderita tidak makan teratur, terlalu banyak

makan, atau sebab lain. Biasanya untuk meredakan atau menyembuhkannya

penderita harus meminum obat jika diperlukan. Tetapi gastritis dapat dicegah, yaitu
dengan cara makan teratur, makan secukupnya, cuci tangan sebelum makan dan

jangan jajan sembarangan.

Obat-obatan untuk penyakit gastritis umumnya dimakan dua jam sebelum makan

dan sesudah makan. Adapun dengan tujuan obat diminum dua jam sebelum makan

yaitu untuk menetralisir asam lambung, karena pada saat tersebut penumpukkan

asam lambung sudah sangat banyak dan di dalam lambung penderita pasti telah

terjadi luka-luka kecil yang apabila terkena asam akan terasa perih. Kemudian obat

yang diminum dua jam sesudah makan bertujuan untuk melindungi dinding lambung

dari asam yang terus diproduksi. Akhirnya dua jam setelah makan, asam yang di

lambung akan terpakai untuk mencerna makanan sehingga sudah ternetralisir dan

tidak akan melukai dinding lambung.

Obat-obatan yang biasanya digunakan yaitu :

a. Antasida (menetralisir asam lambung dan menghilangkan rasa nyeri).

b. Proton pump inhibitor (menghentikan produksi asam lambung dan menghambat

infeksi bakteri helicobacter pylori).

c. Cytoprotective agent (melindungi jaringan mukosa lambung dan usus halus).

d. Obat anti sekretorik (mampu menekan sekresi asam).

e. Pankreatin (membantu pencernaan lemak, karbohidrat, protein dan mengatasi

gangguan sakit pencernaan seperti perut kembung, mual, dan sering

mengeluarkan gas).

f. Ranitidin (mengobati tukak lambung).

g. Simetidin (mengobati dispepsia).


Selain itu penyakit ini dipercaya memiliki beberapa jenis minuman dan makanan

yang kurang baik untuk dikonsumsi yaitu :

a. Minuman yang merangsang pengeluaran asam lambung antara lain : kopi,

anggur putih, sari buah sitrus, dan susu.

b. Makanan yang sangat asam atau pedas seperti : cuka, cabai dan merica

(makanan yang merangsang perut dan dapat merusak dinding lambung).

c. Makanan yang sulit dicerna dan dapat memperlambat pengosongan lambung.

Karena hal ini dapat menyebabkan peningkatan peregangan di lambung yang

akhirnya dapat meningkatkan asam lambung antara lain makanan berlemak, kue

tar, coklat, dan keju.

d. Makanan yang melemahkan klep kerongkongan bahwa sehingga menyebabkan

cairan lambung dapat naik ke kerongkongan seperti alkohol, coklat, makanan

tinggi lemak, dan gorengan.

e. Makanan dan minuman yang banyak mengandung gas dan juga yang terlalu

banyak serat, antara lain:

a) Sayur-sayuran tertentu seperti sawi dan kol.

b) Buah-buahan tertentu seperti nangka dan pisang ambon.

c) Makanan berserat tinggi tertentu seperti kedondong dan buah yang

dikeringkan.

d) Minuman yang mengandung banyak gas (seperti minuman bersoda).

7. Komplikasi

a. Komplikasi yang timbul pada gastritis akut yaitu:


a) Perdarahan saluran cerna bagian atas, yang merupakan kedaruratan medis,

terkadang perdarahan yang terjadi cukup banyak sehingga dapat menyebabkan

kematian.

b) Ulkus, jika prosesnya hebat.

c) Gangguan cairan dan elektrolit pada kondisi muntah hebat.

b. Komplikasi yang timbul pada gastritis kronik, yaitu gangguan penyerapan vitamin

B12, akibat kurang penyerapan , B12 menyebabkan anemia pernesiosa,

penyerapan besi terganggu dan penyempitan daerah antrum pylorus.


BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

1. Identitas

a. Nama : Tn.C

b. Tempat/tgl lahir : Siba’ta, 15 Agustus 1956

c. Jenis kelamin : Laki-laki

d. Status : Menikah

e. Agama : Katolik

f. Suku : Toraja

2. Riwayat Pekerjaan dan Status Ekonomi

a. Pekerjaan saat ini : Petani

b. Pekerjaan sebelumnya : Petani

c. Sumber Pendapatan : Dari anak

d. Kecukupan Pendapatan : Cukup

3. Lingkungan tempat tinggal

a. Kebersihan dan kerapian ruangan : Bersih dan rapi

b. Penerangan : Lampu/terang

c. Sirkulasi udara : Sejuk

d. Keadaan kamar mandi & WC : Bersih


e. Sumber air minum : Air masak

f. Pembuangan sampah : Membuang pada tempatnya

g. Sumber pencemaran : Air limbah diselokan/got

h. Privasi : Saat mengganti dalaman

i. Risiko injuri : Tidak ada

4. Riwayat Kesehatan

a. Status Kesehatan saat ini

1. Keluhan utama dalam 1 tahun terakhir : Merasakan mual muntah pada saat

makan

2. Gejala yang dirasakan : Mual muntah, lemas

3. Faktor pencetus : -

4. Timbulnya keluhan : ( √ ) Mendadak ( ) Bertahap

5. Upaya mengatasi : Menghindari makanan pedas, yang digoreng, berlemak,

dan asam atau bercuka

b. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

1. Penyakit yang pernah diderita : tidak ada penyakit yang pernah diderita

2. Riwayat alergi ( obat, makanan, binatang, debu dll ) : tidak ada alergi obat

atau lain-lain.

3. Riwayat kecelakaan : Tidak pernah memiliki riwayat kecelakaan

4. Riwayat pernah dirawat di RS : Tidak pernah

5. Riwayat pemakaian obat : Tidak ada


5. Pola Fungsional

a. Persepsi kesehatan dan pola manajemen kesehatan

Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan misal merokok, minumankeras,

ketergantungan terhadap obat ( jenis/frekuensi/jumlah/ lamapakai ) : Tidak pernah

menggunakan obat ketergantungan

b. Nutrisi metabolic

Frekuensi makan : 3x sehari secara teratur

Nafsu makan : Baik

Jenis makanan : 5 sehat 4 sempurna

Makanan yang tidak disukai : Tidak ada makanan yang tidak disukai

Alergi terhadap makanan : Tidak ada alergi makanan

pantangan makanan : makanan yang pedas dan asam

keluhan yang berhubungan dengan makan : Tidak ada keluhan

c. Eliminasi

BAK : Frekuensi & waktu : 4-5x sehari semalam

Keluhan yg berhubungan dgn BAK : Tidak ada

BAB : Frekuensi & waktu : 2-4x sehari

Konsistensi : Keras

Pengalaman memakai pencahar : Belum pernah memakai pencahar

d. Aktifitas Pola Latihan

Rutinitas mandi : 3x sehari

Kebersihan sehari-hari : Mandi memakai sabun, sikat

gigi dan memakai shampo.


Serta memakai baju yang

bersih.

Aktifitas sehari-hari : Berjalan dipagi hari dipekarangan rumah

Apakah ada masalah dengan aktifitas : Tidak ada

Kemampuan : Melakukan aktifitas dengan baik

Kemandirian : Mandiri

e. Pola istirahat tidur

Lama tidur malam : 8 jam

Tidur siang : 1-2 jam

Keluhan yang berhubungan dengan tidur : Tidak ada keluhan

f. Pola Kognitif Persepsi

Masalah dengan penglihatan : Normal

Masalah pendengaran : Normal

Kesulitan membuat keputusan :Kadang masih bingung mengambil

keputusan

g. Persepsi diri-Pola konsep diri

Bagaimana klien memandang dirinya: Klien mengatakan mungkin sudah factor

usia

Bagaimana persepsi klien tentang orang lain mengenai dirinya : Terkadang kata

klien, merasa kurang beruntung seperti orang-orang disekitarnya.


h. Pola Peran-Hubungan

Peran ikatan : Suami

Pekerjaan/ sosial/hubungan perkawinan : Tidak ada / sudah kawin

i. Sexualitas

Riwayat reproduksi : Memiliki 1orang anak, 2 anak perempuan

Kepuasan sexual, masalah : Tidak ada masalah

j. Koping-Pola Toleransi Stress

Apa yang menyebabkan stress pada lansia : merasakan kesepian dirumah

Bagaimana penanganan terhadap masalah : Dengan cara menemani kesepian klien

k. Nilai-Pola Keyakinan

Sesuatu yang bernilai dalam hidupnya ( spirituality : menganut suatu agama,

bagaimana manusia dengan penciptanya ), keyakinan, kesehatan, keyakinan

agama : Klien mengatakan sudah pasrah kepada yang Maha Kuasa atas

penyakitnya sebab klien merasa dirinya sudah tua dan klien berfikir hanya satu

cara yang dia lakuakan hanya mendekatkan diri kepada Allah SWT yang hanya

dia bisa lakukan

6. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum :Baik

b. TTV : 120/60 mmHg

c. BB/TB : 60 kg / 168 cm

d. Kepala

Rambut : Beruban

Mata : Simetris, keruh dan kecoklatan


Telinga : Bersih dan simetris

Mulut, gigi,bibir : Mulut bersih, bibir lembab, dan mempunyai beberapa gigi

Dan sudah ompong.

e. Dada : Simetris

f. Abdomen : Tidak adanya pembesaran hepar dan perut tidak kembung

g. Kulit : Hitam

h. Ekstremitas Atas : Lemas

Ekstremitas bawah: Lemas

7. Pengkajian khusus (format terlampir)

a. Fungsi kongnitif SPMSQ

No Pertanyaan Benar Salah

1. Jam berapa sekarang ? 


Jawab : 09.30

2. Tahun berapa sekarang ? 


Jawab: tahun 2020

3. Kapan bapak lahir ? 


Jawab: 15 Agustus 1956

4. Berapa umur bapak ? 


Jawab : 64 tahun

5. Dimana alamat bapak ? 


Jawab: Siba’ta

6. Berapa jumlah anggota keluarga yang 


tinggal dirumah bapak?

Jawab : tidak tau

7. Siapa nama anak anda ? 


Jawab : nama anak saya monika

8. Tanggal berapa hari kemerdekaan 


Indonesia ?

Jawab : tidak tau

9. siapa nama presiden republik 


Indonesia ?

jawab: tidak tau

10. Coba hitung terbalik dari angka 10-3 ? 


Jawab : 10, 9, 8, 7, 6, 5, 4, dan 3

Jumlah Benar 7

KET :

0-20 : ketergantungan penuh

21-61 : ketergantungan berat/sangat tergantung

62-90 : ketergantungan moderat

91-99 : ketergantungan ringan

100 : mandiri

b. Status fungsional (katz Indeks)

Aktifitas 0 1 2 3 4
Mandi 
Berpakaian 
Ke kamar kecil 
Pergerakan 
BAK/BAB 
Makan/minum 

Kemampuan perawatan diri:

Skor:

0 = mandiri

1 = dibantu sebagian,

2 = perlu bantuan orang lain,

3 = perlu bantuan orang lain dan alat,

4 = tergantung/ tidak mampu.

Keterangan

a. Bathing (mandi/personal hygiene)   : Mandiri

Bantuan hanya satu bagian mandi (seperti punggung atau ekstremitas

yang tidak mampu) atau mandi sendiri sepenuhnya.

b. Dressing (berpakaian)  : Mandiri

Mengambil baju dari lemari, memakai pakaian, mengancing atau

mengikat pakaian.

c. Toileting (melakukan eliminasi)  : Mandiri


Masuk dan keluar dari kamar kecil, membersihkan genitalia sendiri.

d. Transfering (pergerakan)  : Mandiri

Berpindah ked an dari tempat tidur untuk duduk, bangkit dari kursi

sendiri.

e. Continence (kontrol terhadap eliminasi)  : Mandiri

Berkemih dan defekasi seluruhnya dikontrol sendiri.

f. Feeding (makan)   : Mandiri

Mengambil makanan dari piring dan menyuapinya sendiri.

c. MMSE

No Aspek kognitif Pertanyaan Nilai jawaban

Benar Salah

(1) (0)

1. Orientasi Sebutkan dengan benar 1

Tanggal : 21

Bulan : 09

Tahun : 2020

2. Registrasi Minta klien menyebutkan 3 1

objek :

1. Lemari

2. Kasur

3. Piring

3. Perhatian dan Minta klien mengeja 5 kata 1

kalkulus dari belakang, misalnya


“BAPAK”

1. K

2. A

3. P

4. A

5. B

4. Mengingat Minta klien mengingat 1

objek yang diatas

1. Lemari

2. Kasur

3. Piring

5. Bahasa Tunjukan kepada klien 2 1

benda dan apa nama benda

tersebut ?

1. polpen

2. handpone

d. APGAR keluarga

No Uraian Fungsi Skor

1. Kemampuan anggota Adaptation 2

keluarga tersebut beradaptasi

dengan anggota yang lain,

serta penerimaan, dukungan


dan saran dari anggota

keluarga.

2. Menggambarkan komunikasi, Partnership 2

saling membagi, saling

mengisi anatara anggota

keluarga dalam segala

masalah yang dialami

keluarga tersebut.

3. Menggambarkan dukungan Growth 2

keluarga terhadap hal-hal

baru yang dilakukan anggota

keluarga tersebut

4. Menggambarkan hubungan Affection 2

kasih sayang dan interaksi

antar anggota keluarga

5. Menggambarkan kepuasan Resolve 1

anggota keluarga tentang

kebersamaan dan waktu yang

dihabiskan bersama anggota

keluarga yang lain.

JUMLAH 9

KET :

Skor : 0 : jarang/tidak sama sekali


1 : kadang-kadang

2 : sering/selalu

Nilai : <5 : kurang

6-7 : cukup

8-10 : baik

e. Skala Depresi

No Pertanyaan Ya Tidak

1. Apakah anda puas dengan 


kehidupan anda sekarang ?

2. Apakah anda telah meninggalkan 


banyak kenangan ?

3. Apakah anda merasa kehidupan 


anda kosong ?

4. Apakah anda merasa bosan 


dirumah ?

5. Apakah anda merasa takut akan 


terjadi kepada anda ?

6. Apakah anda mempunyai semangat 


yang baik akan terjadi pada anda ?

7. Apakah anda merasa bahagia untuk 


sebagian hidup anda
8. Apakah anda sering merasa tidak 
berdaya ?

9. Apakah anda lebih sering dirumah 


dibanding pergi keluar ?

10. Apakah anda mempunyai banyak 


masalah dengan daya ingat ?

11. Apakah anda pikir bahawa 


kehidupan anda sekarang

menyenangkan ?

12. Apakah anda merasa tidak berharga 


seperti saat ini ?

13. Apakah anda merasa penuh 


semangat ?

14. Apakah anda merasa bahwa 


keadaan anda tidak ada harapan

lagi ?

15. Apakah anda berpikir bahwa orang 


lain lebih baik dari pada anda ?

KET : Setiap jawaban yang sesuai mempunyai skor “1” (satu)

Skor : 5-9 : kemungkinan depresi

10 atau lebih : depresi


f. Skala Norton

No Indicator Yang dikaji Nilai

1. Kondisi fisik Baik 4

Cukup 3

Buruk 2

Sangat buruk 1

2. Kondisi mental Waspada 4

Apatis 3

Bingung 2

Tidak sadar 1

3. Kegiatan Bisa berpindah 4

Dapat berjalanan dengan 3

menggunakan bantuan

Diam dikursi saja 2

Ditempat tidur saja 1

4. Mobilitas Penuh 4

Terbatas 3

Sangat terbatas 2

Sulit bergerak 1

5. Inkontinensia Tidak ngompol 4

Kadang-kadang 3

Urine saja 2
Urine dan feses 1

B. ANALISA DATA

No Data Masalah keperawatan

1. Gangguan rasa nyaman


Ds :
1. Tn.C mengatakan kalau daerah ulu (nyeri)
hatinya terasa panas dan terbakar.
2. Tn.C mengatakan nyerinya hilang
timbul.
3. Tn.C mengatakan sering merasa mual
dan muntah.
Do :
1. Diagnosa dari Tn.C adalah gastritis
2. Skala nyeri klien 7 dari skala 0-10.
3. Nyeri tekan pada ulu hati
2. Ds : Gangguan pola makan

1. Tn.C sering merasa mual muntah kurang dari kebutuhan

2. Tn.C mengatakan hilang selera makan tubuh

3. Tn.C merasa kenyang terus

Do

1. Tn.C tampak lemah dan tidak

berenergi.

2. Kesadaran Tn.C composmentis

3. Ds : Kurang pengetahuan

1.  Tn.C mengatakan hal yang dipikirkan


terhadap penyakitnya adalah ini

penyakit jantung karena di ulu hati

terasa perih, panas dan kemeng-

kemeng.

Do :

1. Tn.C tampak bingung dengan

penyakitnya

C. PRIORITAS MASALAH

1. Gangguan rasa nyaman (Nyeri dengan skala 7 dari rentang skala (0-

10)) berhubungan peradangan pada dinding mukosa lambung (gaster).

2. Gangguan pola makan (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan

pemenuhan nutrisi tidak adekuat

3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi.


D. INTERVENSI

No Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil NIC Rasional

(NOC)

1. Gangguan rasa Rasa Nyeri klien 1. Catat 1. Nyeri tidak


berkurang dengan tidak keluhan selalu ada tetap
nyaman (Nyeri
ada peradangan atau nyeri, i bila ada harus
dengan skala 7
iritasi pada mukosa termasuk lok dibandingkan
dari rentang lambung Tn.C dalam asi, lamanya, dengan gejala
waktu 2 x 24 jam dengan intensitas nyeri pasien
skala (0-
kriteria: (skala 0-10) sebelumnya,di
10)) berhubung
1. Skala Nyeri Tn.C 2. Kaji ulang mana dapat
an peradangan berkurang faktor membantu
2. Tn.C tidak yang mening mendiagnosa
pada dinding
merasa nyeri pada katkan atau etiologi
mukosa
epigastrium (uluhati) menurunkan perdarahan dan
lambung 3. Tn.C tidak nyeri terjadinya
meringis (tidak nyeri 3. Berikan komplikasi
(gaster).
tekan abdomen) makanan 2. membantu
sedikit dalam
tapi sering membuat diag
sesuai nosa dan
indikasi kebutuhan
untuk  pasien terapi.
4. Bantu latihan 3. makanan
rentang mempunyai
gerak aktif efek  penetralis
/pasif. ir asam, juga
5. Berikan menghancurka
perawatan n kandungan
oral sering gaster.Makan
dan tindakan sedikit
kenyamanan mencegah
(pijatan distensi dan
punggung, haluaran
perubahan po gastrin.
sisi) 4. menurunkan
6. Kolaborasi: kekakuan
a. Berikan sendi, memini
obat malkan nyeri
sesuai ketidaknyaman
indikasi, an.
misal : 5. Napas bau
Antasida karena
b. Antikolin tertahanya
ergik sekret mulut
(misal : b menimbulkan
elladonna tak nafsu
, atropin) makan dan
dapat
meningkatkan
mual.
Gingivitis dan
masalah gigi
dapat
meningkat dan
menurunkan
keasaman
gaster dengan
absorbsi atau
dengan
menetralisir
kimia
6. diberikan pada
waktu tidur
untuk menurun
kan motilitas
gaster,meneka
n produksi
asam,
memperlambat
pengosongan
gaster, dan
menghilangkan
nyeri
nokturnal.

2. Gangguan pola Pola Makan dari Tn.C 1. Timbang 1. Mengevaluasi


teratur dengan cukup berat badan keefektifan
makan (kurang
memenuhi kebutuhan sesuai indika atau kebutuha
dari kebutuhan
nutrisi dalam waktu 2 x si n mengubah
tubuh) 24 jam dengan kriteria: 2. Aukultasi bis pemberian
1. Klien tidak mual ing usus nutrisi
berhubungan
2. Klien tidak 3. Berikan 2. Membantu
dengan
merasa nyeri akibat makanan dalam
pemenuhan gastritis atau iritasi dalam jumla menentukan re
dari mukosa lambung h kecil dan spon untuk
nutrisi tidak
dalam waktu makan
adekuat
yang sering atau berkemba
dan teratur ngnya
4. Tentukan komplikasi.
makanan 3. Meningkatkan
yang proses
Tidak memb pencernaan da
entuk gas. n toleransi
5. Berikan pasien
perawatan or terhadap
al nutrisi yang
teratur, serin diberikan dan
g dan teratur dapat
termasuk mi meningkatkan
nyak untuk kerjasama
bibir  pasien saat
makan.
4. Dapat
mempengaruhi
nafsu
makan/pencer
naan dan
membatasi
masukan
nutrisi.
5. Mencegah
ketidaknyama
nan karena
mulut kering
dan
bibir  pecah
yang
disebabkan
oleh pembatas
an cairan

3. Kurang Tn.C mengetahui 1. Kaji tingkat 1. Untuk


pengetahuan be masalah yang di alami pengetahuan  mengetahui
dengan memberikan tentang sampai
rhubungan
informasi terhadap penyakitnya mana pengetah
dengan kurang
masalah dari Tn.C dalam 2. Berikan uan klien
informasi. waktu 1 x 24 jam dengan pendidikan sehingga
kriteria: kesehatan ten memudahkan
1. Tn.C tahu tang untuk
tentang penyakit dan penyakitnya memberikan p
tidak salah persepsi 3. Motivasi enyuluhan.
2. Tn.C tidak bingung klien untuk  2. Untuk
terhadap masalah melakukan menambah
kesehatan yang anjuran informasi
dialami dalam pendid 3. Untuk
ikan menambah
kesehatan semangat
4. Beri dan harapanya
kesempatan klien mau
untuk melakukan hal
klien bertany positif untuk
a tentang kesehatan
penyakitnya 4. Untuk
menambah
pengetahuan k
lien

E. IMPLEMENTASI
No Waktu Implementasi

1. 21/09/2020 1. mencatat keluhan nyeri, termasuk lokasi,


lamanya, intensitas (skala 0-10)
2. mengkaji ulang faktor yang meningkatkan
atau menurunkan nyeri
3. memberikan makanan sedikit tapi sering
sesuai indikasi untuk  pasien
4. membantu latihan rentang gerak aktif /pasif.
5. memberikan perawatan oral sering dan
tindakan kenyamanan (pijatan punggung,
perubahan posisi)
6. mengkolaborasi:
c. Berikan obat sesuai indikasi, misal :
Antasida
d. Antikolinergik (misal : belladonna,
atropin)

2. 22/09/2020 1. menimbang berat badan sesuai indikasi.


2. mengauskultasi bising usus.
3. memberikan makanan dalam jumlah kecil
dan dalam waktu yang sering dan teratur.
4. menentukan makanan yang
Tidak membentuk gas.
5. memberikan perawatan oral teratur, sering
dan teratur termasuk minyak untuk bibir 

3. 23/09/2020 1. mengkaji tingkat pengetahuan tentang


penyakitnya
2. memberikan pendidikan kesehatan tentang
penyakitnya.
3. memotivasi klien untuk melakukan anjuran
dalam pendidikan kesehatan.
4. memberi kesempatan untuk klien bertanya
tentang penyakitnya

F. EVALUASI

No Waktu Evaluasi

1. 21/09/2020 S : Pasien mengeluh nyeri ulu hati

O:

1. Keadaan umum lemah

2. Klien Nampak meringis

3. Klien terlihat gelisah

4. Klien Nampak memegang perut sebelah

kiri bagian atas

A: masalah teratasi

P : intervensi dihentikan

2. 22/09/2020 S : Klien mengeluh pola makannya berkurang

O : klien merasakan mual dan muntah

A : masalah teratasi

P : intervensi dihentikan

3. 23/09/2020 S : klien tidak mengetahui penyakit yang

dideritanya sekarang

O: -
P : masalah belum teratasi

P : intervensi dilanjutkan

BAB IV

PENUTUP
A. Kesimpulan

Gastritis berasal dari bahasa Yunani yaitu gastro, yang berarti perut / lambung

sedangkanitis artinya inflamasi/peradangan. Gastritis dapat disebabkan adanya suatu

iritasi dan infeksi atau peradangan pada dinding mukosa lambung sehingga dinding

lambung menjadi merah, bengkak, berdarah dan berparut atau luka.Infeksinya bisa

disebabkan oleh bakteri / virus, sedangkan iritasi lambung bisa di sebabkan oleh makanan

yang terlalu asam dan pedas, obat-obatan yang dapat mengiritasi lambung seperti aspirin

dan obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS) dan minuman beralkohol

B. Saran

Untuk menurunkan resiko gastritis, klien yang menderita gastritis hendaknya

melakukan perubahan pola gaya hidup yang sehat seperti makan-makanan yang sehat dan

teratur sesuai dengan dianjurkan 3 kali sehari dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA
Friedman, M.M, V, Jones Elaine G. (2010) Buku Ajar Keperawatan Gerontik

Riset Teori dan Praktik. Edisi 5. Jakarta: EGC.

Kowalak, J, dkk (2011) Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta. EGC.

Muhlisin, A. (2012) Keperawatan Gerontik. Surakarta: Gosyem Publishing.

Muttaqin. A, & Kumala S (2011). Gangguan Gastrointestinal. Aplikasi Asuhan Keperawtan

Medikal Bedah, Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai