Anda di halaman 1dari 47

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

DENGAN DIAGNOSA

GASTRITIS

OLEH :

NAMA : HANDRAYANTI

NIM : 01.2018.089

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

KURNIA JAYA PERSADA

PALOPO

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, Shalawat dan salam tak lupa pula

saya ciptakan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, kepada keluarga, para

sahabatnya tabiin dan tabiat hingga sampai kepada kita sebagai ummatnya.

Alhamdulillah pada kesempatan ini saya telah menyelesaikan tugas makalah yang berjudul

”ASKEP KELUARGA TENTANG GASTRITIS” . Sebagai salah satu tugas pada

kesempatan ini saya sampaikan ucapan terima kasih kepada dosen mata kuliah yang

bersangkutan, yang telah memberikan arahan tugas ini terselesaikan dengan baik. Tidak lupa

kepada teman-teman mahasiswa yang telah memberikan dorongan semangat dan motivasi

kepada saya.

Saya menyadari bahwa dalam tugas ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata

kesempurnaan. Semogah dengan adanya makalah ini bisa dijadikan sebagai bahan kajian dan

informasi kepada pihak-pihak yang mengembangkan lebih jauh untuk kesempurnaan

makalah ini.
DAFTAR ISI

Kata pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori Keluarga

B. Tinjauan Teori Gastritis

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

B. Diagnosa Keperawatan

C. Intervensi

D. Implementasi

E. Evaluasi

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gastritis atau lebih sering kita menyebutnya dengan penyakit maag adalah

penyakit yang dapat mengganggu aktivitas dan bisa berakibat fatal apabila tidak

ditangani dengan baik. Orang yang sering mengkonsumsi makanan yang dapat

merangsang produksi asam lambung dan memiliki pola makan yang tidak teratur

biasanya dapat terkena penyakit gastritis. Gastritis juga dapat disebabkan oleh

beberapa infeksi mikroorganisme. Salah satu gejala terjadinya gastritis adalah nyeri

pada ulu hati, selain itu juga bisa terjadi mual, muntah, lemas, nafsu makan menurun,

wajah pucat, keluar keringat dingin, sering bersendawa dan pada kondisi yang parah

bisa terjadi muntah darah. (Wijoyo, 2009).

Gastritis adalah radang pada lapisan perut. Gastritis dapat berupa akut yang

ditandai dengan gejala yang paling umum adalah kehilangan nafsu makan dalam

jangka panjang, nyeri epigastrik, mual, muntah, kembung, anoreksia, dan mulas

(Mahmoud, S.S., Gasmi, F.M., Solan, Y. O., dkk., 2016).

Gaya hidup yang tidak sehat seperti mengkonsumsi makanan yang dapat

merangsang peningkatan asam lambung, seperti : asinan, cuka, sambal, serta

kebiasaan merokok dan minum alkohol, dapat meningkatkan jumlah penderita

gastritis. Gastritis merupakan salah satu masalah kesehatan saluran pencernaan yang

paling sering terjadi. Akhir-akhir ini peningkatan penyakit Gastritis atau yang secara

umum dikenal dengan istilah sakit “maag” atau sakit ulu hati meningkat sangat pesat

dan banyak di keluhkan masyarakat. Kejadian penyakit gastritis terjadi karena pola

hidup yang bebas hingga berdampak pada kesehatan tubuh (Mustakim, 2009). 
B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan keluarga ?

2. Apakah yang dimaksud dengan Gastritis ?

3. Bagaimanakah asuhan keperawatan keluarga tentang gastritis ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui defenisi keluarga.

2. Untuk mengetahui defenisi Gastritis.

3. Untuk mengetahui tentang bagaimanakah asuhan keperawatan keluarga tentang

Gastritis.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan teori keluarga

1. Defenisi keluarga

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala

keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat di bawah

satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan

adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan fisik, mental,

emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga.

2. Struktur keluarga

a. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari anak saudara sedarah dalam

beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah.

b. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari anak saudara sedarah dalam

beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.

c. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.

d. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.

e. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan

keluarga, dan beberapa anak saudara yang menjadi bagian keluarga karena

adanya hubungan dengan suami istri.

3. Ciri-ciri struktur keluarga

a. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota

keluarga.
b. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga

mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-

masing.

c. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan

dan fungsinya masing-masing.

4. Macam-macam struktur/tipe/bentuk keluarga

a. The nuclear family (keluarga inti)

Keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan anak.

b. The dyad family

Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama

dalam satu rumah.

c. Keluarga usila

Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah

memisahkan diri.

d. The childless family

Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak

terlambat waktunya, yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang

terjadi pada wanita.

e. The extended (keluarga luas/besar)

Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah

seperti nuclear family disertai: paman, tante, orang tua (kakek-nenek),

keponakan, dll).

f. The single-parent family (keluarga duda/janda)


Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan ank, hal ini

terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan

(menyalahi hukum pernikahan).

g. Commuter family

Kedua orang tua bekerja dikota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut

sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul

pada anggota keluarga pada saat akhir pekan (week-end).

h. Multigeneration family

Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama

dalam satu rumah.

i. Kin-network family

Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan

dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sam. Misalnya

dapur, kamar mandi, televisi, dll).

j. Blended family

Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan

membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.

k. The single adult living alone/ single-adult family

Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya

atau perpisahan (separasi), seperti perceraian atau ditinggal mati.

l. The unmarried teenage mother

Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan

tanpa nikah.

m. The stepparent family

Keluarga dengan orang tua tiri


n. Commune family

Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan

saudara, yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang

sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melaui aktivitas

kelompok/membesarkan anak bersama.

o. The nonmarital heterosexual cohabiting family

Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui

pernikahan.

p. Gay and lesbian family

Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana

pasangan suami-istri

q. Cohabitating couple

Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa

alasan tertentu.

r. Group-marriage family

Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama,

yang merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu,

termasuk sexual dan membesarkan anaknya

s. Group network family

Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu

sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama,

pelayanan dan bertanggung jawab membesarkan anaknya.


t. Foster family

Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam

waktu sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan

untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.

u. Homeless family

Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen

karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau

problem kesehatan mental

v. Gang

Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari

ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang

dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.

5. Tahap-tahap kehidupan/perkembangan keluarga

a. Pasangan baru menikah

Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki (suami) dan

perempuan(istri) membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan

meninggalkan keluarga masing-masing. Meninggalkan keluarga bisa berarti

psikologis karena kenyataannya banyak keluarga baru yang masih tinggal

dengan orang tuanya. Tugas perkembangannya yaitu:

1. Membina hubungan intim yang memuaskan.

2. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial.

3. Mendiskusikan rencana memiliki anak.

4. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama).


b. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama)

Dimulai sejak hamil sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai

anak berumur 30 bulan atau 2,5 tahun. Tugas perkembangannya yaitu:

1. Mempersiapkan diri menjadi orang tua

2. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan

sexual dan kegiatan

3. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.

c. Keluarga dengan anak pra-sekolah

Tahapan ini dimulai saat anak pertama berumur 2,5 tahun dan berakhir saat

anak berusia 5 tahun. Tugas perkembangannya yaitu:

1. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal,

privasi dan rasa aman.

2. Membantu anak untuk bersosialisasi

3. Beradaptasi dengan anak baru lahir, sementara kebutuhan anak lain juga

harus terpenuhi.

4. Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam keluarga maupun

dengan masyarakat.

5. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak.

6. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.

7. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang.

d. Keluarga dengan anak sekolah

Tahap ini dimulai saat anak berumur 6 tahun (mulai sekolah ) dan berakhir

pada saat anak berumur 12 tahun. Pada tahap ini biasanya keluarga mencapai

jumlah maksimal sehingga keluarga sangat sibuk. Selain aktivitas di sekolah,


masing-masing anak memiliki minat sendiri. Dmikian pula orang tua

mempunyai aktivitas yang berbeda dengan anak. Tugas perkembangannya

yaitu:

1. Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan.

2. Mempertahankan keintiman pasangan.

3. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat,

termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga.

e. Keluarga dengan anak remaja

Dimulai saat anak berumur 13 tahun dan berakhir 6 sampai 7 tahun

kemudian. Tujuannya untuk memberikan tanggung jawab serta kebebasan

yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi orang dewasa. Tugas

perkembangannya yaitu:

1. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab.

2. Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.

3. Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan orang tua.

4. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga.

f. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)

Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan

berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini

tergantung dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada anak yang belum

berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua :

1. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar

2. Mempertahankan keintiman pasangan

3. Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua

4. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat


5. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga

g. Keluarga usia pertengahan

Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan

berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal :

1. Mempertahankan kesehatan

2. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan

anak-anak

3. Meningkatkan keakraban pasangan

h. Keluarga usia lanjut

Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu

pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal damapi

keduanya meninggal :

1. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan

2. Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik

dan pendapatan

3. Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat

4. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat

5. Melakukan life review (merenungkan hidupnya).

B. Tinjauan teori gastritis

1. Defenisi

Gastritis berasal dari bahasa Yunani yaitu gastro, yang berarti perut / lambung

sedangkanitis artinya inflamasi/peradangan. Gastritis dapat disebabkan adanya

suatu iritasi dan infeksi atau peradangan pada dinding mukosa lambung sehingga

dinding lambung menjadi merah, bengkak, berdarah dan berparut atau

luka.Infeksinya bisa disebabkan oleh bakteri / virus, sedangkan iritasi lambung


bisa di sebabkan oleh makanan yang terlalu asam dan pedas, obat-obatan yang

dapat mengiritasi lambung seperti aspirin dan obat anti inflamasi nonsteroid

(OAINS) dan minuman beralkohol (Ikawati, 2010).

Gastritis adalah gangguan pencernaan bagian atas yang secara umum dikenal

sebagai penyakit maag merupakan gangguan saluran cerna yang cukup sering

dikeluhkan, selain disebabkan disebabkan oleh faktor organik, seperti adanya luka

atau peradangan pada saluran cerna bagian atas (lambung), gangguan ini juga

dihubungkan dengan faktor psikologis yang mendasarinya (Sukmono, 2011).

Ada dua jenis penyakit gastritis yaitu sebagai berikut:

a. Gastritis akut

Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang

akut. Gastritis akut paling sering diakibatkan oleh kesalahan diit, miasalnya

makan terlalu banyak, terlalu cepat, makan bumbu atau makanan yang

terinfeksi. Penyebab lain termasuk alkohol, aspirin, refluks empedu atau terapi

radiasi.

b. Gastritis kronis

Gastritis kronis adalah suatu peradangan bangian permukaan mukosa

lambung yang menahun yang disebabkan oleh ulkus lambung jinak maupun

ganas atau bakteri Helicobacter Pylori. Bakteri ini berkoloni pada tempat

dengan asam lambung yang pekat.

2. Etiologi

1. Gastritis akut

Banyak faktor yang menyebabkan gastritis akut seperti :


a. Obat-obatan seperti obat anti inflamasi nonsteroid, silfonamide

merupakan obat yang bersifat mengiritasi mukosa lambung.

b. Minuman beralkohol.

c. Infeksi bakteri seperti Helikobacter pylori. Helikobacter heilmanii,

streptococci.

d. Infeksi virus oleh sitomegalovirus.

e. Infeksi jamur seperti candidiasis, histoplosmosis, phycomycosis.

f. Stress fisik yang disebabkan oleh luka bakar, trauma, dan pembedahan.

g. Makanan dan minuman yang bersifat iritan. Makanan berbumbu dan minuman

dengan kandungan kafein dan alkohol merupakan salah satu penyebab iritasi

mukosa lambung.

2. Gastritis kronik

Penyebab pasti dari gastritis kronik belum diketahui, tapi ada dua predisposisi

penting yang bisa meningkatkan kejadian gastritis kronik, yaitu infeksi dan non-

infeksi (Wehbi, 2013).

a. Gastritis infeksi

Beberapa agen infeksi bisa masuk ke mukosa lambung dan memberikan

manifestasi peradangan kronik. Beberapa agen yang di identifikasikan

meliputi hal-hal berikut:

a) Helicobacter pylori. Beberapa peneliti menyebutkan bakteri itu merupakan

penyebab utama dari gastritis kronik (Anderson, 2015).

b) Helicobacter heilmanii, mycobacteriosis, dan syphilis

c) Infeksi parasit

b. Infeksi virus

c. Gastritis non-infeksi
a) Gastropai akbiat kimia, dihubungkan dengan kondisi refluks garam

empedu kronis dan kontak dengan OAINS atau aspirin (Mukherjee, 2013).

b) Gastropai uremik, terjadi pada gagal ginjal kronik yang menyebabkan

ureum terlalu banyak beredar pada mukosa lambung (wehbi, 2014).

3. Patofisiologi

1. Gastritis akut

Zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengatasi mukosa lambung.

Jika mukosa lambung teriritasi ada 2 hal yang akan terjadi yaitu :

a. Karena terjadinya iritasi mukosa lambung sebagai kompensasi lambung.

Lambung akan meningkat sekresi mukosa yang berupa HCO3, di lambung

HCO3 akan berikatan dengan NaCL sehingga menghasilkan HCI dan

NaCO3. Hasil dari penyawaan tersebut akan meningkatkan asam

lambung. Jika asam lambung meningkat maka akan meningkatkan mual

muntah, maka akan terjadi gangguan nutrisi cairan dan elektrolit.

b. Iritasi mukosa lambung akan menyebabkan mukosa inflamasi, jika mukus

yang dihasilkan dapat melindungi mukosa lambung dari kerusakan HCL

maka akan terjadi hemostatis dan akhirnya akan terjadi penyembuhan

tetapi jika mukus gagal melindungi mukosa lambung maka akan terjadi

erosi pada mukosa lambung. Jika erosi ini terjadi dan sampai pada lapisan

pembuluh darah maka akan terjadi perdarahan yang akan menyebabkan

nyeri dan hypovolomik.

2. Gastritis kronik

Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang sehingga

terjadi iritasi mukosa lambung yang berulang-ulang dan terjadi penyembuhan

yang tidak sempurna akibatnya akan terjadi atrhopi kelenjar epitel dan
hilangnya sel pariental dan sel chief. Karena sel pariental dan sel chief hilang

maka produksi HCL. Pepsin dan fungsi intinsik lainnya akan menurun dan

dinding lambung juga menjadi tipis serta mukosanya rata, gastritis itu bisa

sembuh dan juga bisa terjadi perdarahan serta formasi ulser.

4. Manifestasi Klinis

a. Gastritis akut yaitu Anorexia, mual, muntah, nyeri epigastrium, perdarahan

saluran cerna pada hematemesis melena, tanda lebih lanjut yaitu anemia.

b. Gastritis kronik kebanyakan klien tidak mempunyai keluhan, hanya sebagian

kecil mengeluh nyeri ulu hati, anorexia, nausea, dan keluhan anemia dan

pemeriksaan fisik tidak dijumpai kelainan.

5. Pemeriksaan Penunjang

a. Endoskopi, khususnya gastroduodenoskopi. Hasil pemeriksaan akan

ditemukan mukosa sembab, merah, mudah berdarah atau terdapat perdarahan

spontan, erosi mukosa yang bervariasi.

b. Histopatologi.

c. Radiologi dengan kontras ganda, meskipun kadang dilakukan tapi tidak

begitu memberikan hasil yang memuaskan.

Adapun pemeriksaan penunjang gastritis menurut Hudak dan Gallo, 1996

yaitu sebagai berikut :

a. Nilai hemoglobin dan hemotokrit untuk menentukan adanya anemia akibat

perdarahan.

b. Kadar serum gastrin rendah atau normal, atau meninggi pada gastritis kronik

yang berat.
c. Pemeriksan rontgen dengan sinar X barium untuk melihat kelainan mukosa

lambung.

d. Endoskopi dengan menggunakan gastrocopy untuk melihat kelainan mukosa.

e. Pemeriksaan asam lambung untuk mengetahui ada atau tidak peningkatan

asam lambung.

6. Penatalaksanaan

Gastritis bisa disembuhkan tetapi tidak bisa sembuh total. Gastritis adalah

penyakit yang dapat kambuh apabila si penderita tidak makan teratur, terlalu

banyak makan, atau sebab lain. Biasanya untuk meredakan atau

menyembuhkannya penderita harus meminum obat jika diperlukan. Tetapi

gastritis dapat dicegah, yaitu dengan cara makan teratur, makan secukupnya, cuci

tangan sebelum makan dan jangan jajan sembarangan.

Obat-obatan untuk penyakit gastritis umumnya dimakan dua jam sebelum

makan dan sesudah makan. Adapun dengan tujuan obat diminum dua jam

sebelum makan yaitu untuk menetralisir asam lambung, karena pada saat tersebut

penumpukkan asam lambung sudah sangat banyak dan di dalam lambung

penderita pasti telah terjadi luka-luka kecil yang apabila terkena asam akan terasa

perih. Kemudian obat yang diminum dua jam sesudah makan bertujuan untuk

melindungi dinding lambung dari asam yang terus diproduksi. Akhirnya dua jam

setelah makan, asam yang di lambung akan terpakai untuk mencerna makanan

sehingga sudah ternetralisir dan tidak akan melukai dinding lambung.

Obat-obatan yang biasanya digunakan yaitu :

a. Antasida (menetralisir asam lambung dan menghilangkan rasa nyeri).

b. Proton pump inhibitor (menghentikan produksi asam lambung dan

menghambat infeksi bakteri helicobacter pylori).


c. Cytoprotective agent (melindungi jaringan mukosa lambung dan usus halus).

d. Obat anti sekretorik (mampu menekan sekresi asam).

e. Pankreatin (membantu pencernaan lemak, karbohidrat, protein dan mengatasi

gangguan sakit pencernaan seperti perut kembung, mual, dan sering

mengeluarkan gas).

f. Ranitidin (mengobati tukak lambung).

g. Simetidin (mengobati dispepsia).

Selain itu penyakit ini dipercaya memiliki beberapa jenis minuman dan

makanan yang kurang baik untuk dikonsumsi yaitu :

a. Minuman yang merangsang pengeluaran asam lambung antara lain : kopi,

anggur putih, sari buah sitrus, dan susu.

b. Makanan yang sangat asam atau pedas seperti : cuka, cabai dan merica

(makanan yang merangsang perut dan dapat merusak dinding lambung).

c. Makanan yang sulit dicerna dan dapat memperlambat pengosongan lambung.

Karena hal ini dapat menyebabkan peningkatan peregangan di lambung yang

akhirnya dapat meningkatkan asam lambung antara lain makanan berlemak,

kue tar, coklat, dan keju.

d. Makanan yang melemahkan klep kerongkongan bahwa sehingga

menyebabkan cairan lambung dapat naik ke kerongkongan seperti alkohol,

coklat, makanan tinggi lemak, dan gorengan.

e. Makanan dan minuman yang banyak mengandung gas dan juga yang terlalu

banyak serat, antara lain:

a) Sayur-sayuran tertentu seperti sawi dan kol.

b) Buah-buahan tertentu seperti nangka dan pisang ambon.


c) Makanan berserat tinggi tertentu seperti kedondong dan buah yang

dikeringkan.

d) Minuman yang mengandung banyak gas (seperti minuman bersoda).

7. Komplikasi

a. Komplikasi yang timbul pada gastritis akut yaitu:

a) Perdarahan saluran cerna bagian atas, yang merupakan kedaruratan medis,

terkadang perdarahan yang terjadi cukup banyak sehingga dapat

menyebabkan kematian.

b) Ulkus, jika prosesnya hebat.

c) Gangguan cairan dan elektrolit pada kondisi muntah hebat.

b. Komplikasi yang timbul pada gastritis kronik, yaitu gangguan penyerapan

vitamin B12, akibat kurang penyerapan , B12 menyebabkan anemia

pernesiosa, penyerapan besi terganggu dan penyempitan daerah antrum

pylorus.
BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Data Umum klien yaitu meliputi nama kepala keluarga, jenis kelamin, pendidikan

terakhir, usia, pekerjaan, alamat,dan komposisi keluarga

2. Genogram yaitu menggambarkan silsila keluarga nya sebanyak 3 turuan

3. Tipe keluarga yaitu menjelaskan tentang tipe keluarga yang dikaji

4. Suku bangsa yaitu mengkaji suku bangsa keluarga

5. Agama yaitu mengkaji agama yang dianut keluarga

6. Status sosial ekonomi kelurga yaitu mengkaji bagaimana sosial ekonomi seperti

penghasilan dalam keluarga

7. Aktivitas rekreasi keluarga yaitu mengkaji aktivitas rekreasi keluarga baik dalam

rumah maupun di luar rumah

8. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga meliputi tahap perkembanga

keluarga saat ini, tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi, riwayat

keluarga inti, dan riwayat keluarga sebelumnya

9. Mengkaji Lingkungan yang meliputi karakteristik Rumah, karekteristik tetangga,

mobilitas geografis keluarga, perkumpulan keluarga, interaksi dengan masyarakat

dan sistem pendukung keluarga

10. Mengkaji Struktur keluarga meliputi pola komunikasi keluarga, struktur kekuatan

keluarga, struktur peran, nilai dan norma keluarga

11. Mengkaji Fungsi keluarga yang meliputi fungsi afektif, fungsi sosial, fungsi

perawatan kesehatan, fungsi reproduksi dan fungsi ekonomi


12. Mengkaji Stress dan Koping Keluarga meliputi stressor jangka pendek, stressor

jangka panjang, kemampuan keluarga berespon terhadap masalah, strategi koping

yang digunakan, dan strategi adaptasi disfungsional

13. Mengkaji tentang Harapan Keluarga

14. Mengkaji hasil Pemeriksaan fisik dari masing masing anggota keluarga.

B. Diagnosa keperawatan

1. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan berhubungan dengan kurang

pegetahuan tentang pengambilan keputusan.

2. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah berhubungan dengan kurang

pengetahuan tentang penyakit gastritis.

3. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit berhubungan

dengan kurang pengetahuan dalam merawat anggota keluarga yang sakit.


BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Data Umum :

a. Nama Kepala Keluarga                 :  Tn. S

b. Alamat                 :   Ling. Rape-rape Kec. Larompong

Pekerjaan Kepala Keluarga           :  petani

c. Pendidikan Kepala Keluarga        :  SMA

d. Komposisi Keluarga                      :  Ayah, ibu, dan dua orang anak

N Nama (inisial) Jenis kelamin Hubungan Umur pendidikan

o dengan

KK

1. Tn. S L Suami 49 tahun SMP

2. Ny. S P Istri 46 tahun SMA

3. An. Y L Anak 23 tahun DIPLOMA

4. An. A L Anak 20 tahum SMA


e. Genogram

Tn.S Ny.S

An.Y An.A

Keterangan :

: perempuan

: laki-laki

: klien

: meninggal

: meninggal
f. Tipe keluarga

Keluarga inti terdiri dari Tn.S , Ny.S dan kedua anak kandungnya.

g. Suku bangsa

Luwu. Tn.S berasal dari Ling. Rape-rape Kec.Larompong dan Ny.S

berasal dari kampong yang sama

h. Agama

Semua isi keluarga menganut agama Islam. Tidak ada keyakinan yang

berdampak buruk pada status kesehatan keluarga An.Y

i. Status sosial ekonomi keluarga

Penghasilan keluarga tidak menentu per bulan karena Tn.S bekerja

sebagai petani sedangkan Ny.S merupakan Ibu rumah tangga. Tn. S

dan Ny. S  mengatakan penghasilan yang mereka dapat lebih dari

cukup untuk memenuhi kebutuhan setiap hari dan untuk membiayai

anaknya yang masih sekolah.

2. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga

a. Tahap perkembangan keluarga saat ini :

Keluarga berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak usia

sekolah.

b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :

Tidak ditemukannya tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.

Anak pertama berusia 23 thn  dan yang kedua berusia 20 thn  masih

bersekolah masing-masing. Tn.S dan Ny. S mengatakan komunikasi dengan

anak-anaknya bersifat terbuka dan masing-masing anak tahu akan tugas dan

kewajibannya sebagai anak.
3. Riwayat keluarga inti

An.A mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan yaitu Gastritis

(Maag). Ny.S, Tn.S dan anak keduanya tidak pernah mengalami penyakit yang

parah. (sembuh dengan obat yang dibeli di toko/Apotek).

Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga:

N Nama Umur Bb Keadaan Imunisasi Masalah Tindakan

o (K Kesehata ((BCG/Pol kesehata yang

g) n io/ n dilakukan

DPT/HB/

Campak)

1. Tn. S 49 69 Baik Lengkap - -

tahun

2. Ny. S 46 49 Sakit Lengkap -

tahun

3. An. Y 23 58 Baik Lengkap Ganggua Membantu

tahun n nutrisi pemenuhan

nutrisi An.Y

tanpa

membawa

ke

pelayanan

kesehatan

4. An. A 20 56 Baik Lengkap - -

tahun
4. Riwayat keluarga sebelumnya

Ny.S  adalah anak ke dua dari enam bersaudara, semua saudara Ny.R  masih hidup

dan dalam keadaan sehat. Tn.S  adalah anak pertama dari empat  bersaudara, dua

adik Tn.S telah meninggal.

5. Lingkungan

a. Karakteristik rumah :

Luas rumah 57 m2 dengan panjang 13 m dan lebar 7 m terdiri dari tiga kamar

tidur,satu ruang tamu, satu ruang keluarga, satu kamar mandi,satu dapur dan

gudang tempat penyimpanan barang, merupakan rumah permanent dan milik

sendiri. Setiap ruangan memiliki jendela kecuali kamar mandi sehingga

sirkulasi udaranya cukup baik. lantai rumah terbuat dari lantai kasar yang

beralas tikar sehingga tampak bersih, sumber air adalah air tanah atau sumur.

Sedangkan untuk pembuangan saluran air dibuatkan pipa menuju bela kang

rumah yang kira-kira 10 m dari jarak belakang rumah.  


    
Gudang Dapur Kamar
mandi

Kamar
3

Kamar
2 Ruang keluarga

Kamar 1
Ruang tamu

b. Karakteristik tetangga dan komunikasi

Keluarga Tn.S  bertetangga dengan beberapa keluarga petani dan pegawai.

Semua tetangga  beragama islam dan bersuku campuran meskipun berasal

dari berbagai daerah kebetulan tempat tinggal mereka tidak terlalu jauh

dengan mushola sehingga mereka biasanya sholat bersama ke mushola

sehingga tampak ramai dan komunikasi mereka cukup baik.

c. Mobilitas geografis keluarga :

Semenjak menikah sampai sekarang Ny.S dan Tn.S  tidak pernah

bepindah-pindah tempat, saat An.Y  sakit Ny.S merawat ananknya selama

sakit  karena suami dan anak keduanya beraktivitas dan bersekolah pada
d. Perkumpulan keluaraga dan interaksi dengan masyarakat :

Keluarga Tn. S  tergolong anggota masyarakat yang aktif dalam mengikuti

musyawarah dan kerja bakti yang diadakan di masyarakat. Serta dapat

berinteraksi dengan baik. Keluarga Ny.S  aktif dengan kegiatan

keagamaan di lingkungan rumahnya. Ny.S  aktif dengan Pengajian rutin

yang dilaksanakan di masjid tiap dua kali sebulan.

e. Sistem pendukung keluarga :

Selama An.Y sakit Tn.T  dan Ny.S yang merawat, meskipun kadang -

kadang Tn.S  harus meninggalkan pekerjaanya untuk merawat sang Anak.

Ny.S  dan Tn.S  mempunyai tabungan yang digunakan untuk keperluan

mendadak dan untuk biaya sekolah anaknya sehingga ketika berobat

keluarga Tn.S  dapat membiayai sendiri, meskipun kadang-kadang

saudara Ny.S dan Tn.S  juga membantu serta mencarikan pengobatan baik

itu alternatif maupun secara medis (puskesmas,dokter serta layanan

kesehatan yang mendukung).

6. Struktur keluarga

a. Pola Komunikasi Keluarga :

Keluaga Ny.S dan Tn.S  melakukan komunikasi secara terbuka, Ny.S

adalah ibu yang santai yang jarang memarahi anak-anknya tapi Tn.S sangat

tegas tehadap anak-anaknya dan tak segan memarahi anak-anaknya ketika

mereka punya salah.

b. Struktur Peran Keluarga :

Ny. S adalah ibu sekaligus membantu mencari nafkah bagi keluarga, dan

Tn.S menjadi seorang ayah sekaligus juga pencari penghasilan utama bagi

keluarganya.
c. Struktur Peran (peran masing-masing anggota keluarga)

a) Tn.S sebagai kepala keluarga yang bertanggung jawab dalam mengatur

rumah tangga

b) Ny. S sebagai istri yang bekerja sebagai Ibu rumah tangga.

c) An. Y sebagai anak pertama yang sedang kuliah

d) An. A sebagai anak kedua masih duduk dibangku SMA .

d. Nilai dan norma keluarga

Tidak ada nilai dan norma dalam keluarga yang dapat mempengaruhi

penyakit menurut mereka. An.Y  sakit memang karena disebabkan oleh

suatu penyakit bukan karena hal-hal tertentu. sehingga mereka lebih.

memilih untuk memeriksakan kesehatannya ke dokter atau dengan obat-

obat tradisional.

7. Fungsi keluarga

a. Fungsi efektif

Ny.S dan Tn.S  menganggap anaknya sudah tumbuh menjadi anak-anak

yang baik dan saling menghormati dalam keluarga, meskipun kadang-

kadang ada pertengkaran kecil antara anak-anak mereka dikarenakan hal

yang sepele tapi dengan cepat mereka juga berbaikan kembali.

b. Fungsi Sosial :

Keluarga mereka semua muslim sehingga mereka aktif dengan kegiatan

keagamaan meskipun tidak mengikuti organisasi.

c. Fungsi Perawatan Kesehatan :

keluarga dapat mengidentifiksi penyakit An.Y, meskipun secara awam,

saat An.Y kelelahan, mual muntah atau sedang memikirkan sesuatu.


Sehingga keluarga dapat mengambil keputusan dengan cepat ketika An.Y

sakit tetapi masih belum mampu meningkatkan status kesehatan keluarga.

d. Fungsi Reproduksi :

Ny.R  dan Tn.T  mengatakan tidak ingin mempunyai anak lagi, mereka

sudah bersyukur mempunyai dua orang anak yang baik-baik, Ny.R dan

Tn.T melakukan hubungan intim sebagaimana seorang suami istri.

Mereka sepakat untuk membesarkan anaknya dengan baik dan memberi

pendidikan yang baik.

e. Fungsi Ekonomi :

Keluarga mengatakan kondisi keluarga mereka tetap stabil

meskipun An.Y  sakit dan Tn.S  jarang pergi berkerja karena mereka

mempunyai tabungan keluarga yang dapat digunakan kapan saja.


8. Pemeriksaan fisik

No Pemeriksaan Tn. S Ny.S An. Y An. A

Fisik

1 Kepala Simetris, rambut Simetris,tidak ada Simetris, rambut Simetris, rambut

berwarna hitam, ketombe,Rambut berwarna hitam, berwarna hitam,

tidak ada sedikit kusut tidak ada tidak ada

ketombe. ketombe. ketombe.

2. Leher leher tidak leher tidak leher tidak leher tidak

nampak adanya nampak adanya nampak adanya nampak adanya

peningkatan peningkatan peningkatan peningkatan

tekanan vena tekanan vena tekanan vena tekanan vena

jugularis dan jugularis dan jugularis dan jugularis dan

arteri carotis, arteri carotis, arteri carotis, arteri carotis,

tidak teraba tidak teraba tidak teraba tidak teraba

adanya adanya adanya adanya

pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran

kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid

(struma). (struma). (struma). (struma).


3. Mata Konjungtiva Konjungtiva tidak Konjungtiva Konjungtiva tidak

tidak terlihat terlihat anemis, tidak terlihat terlihat anemis,

anemis, tidak ada tidak ada katarak, anemis, tidak ada tidak ada katarak,

katarak, penglihatan jelas katarak, penglihatan jelas

penglihatan jelas penglihatan jelas

4. Telinga Simetris, Simetris, keadaan Simetris, Simetris, keadaan

keadaan bersih,Fungsi keadaan bersih,Fungsi

bersih,Fungsi pendengaran baik bersih,Fungsi pendengaran baik

pendengaran pendengaran

baik baik

5. Hidung Simetris,keadaan Simetris,keadaan Simetris,keadaan Simetris,keadaan

bersih,Tidak ada bersih,Tidak ada bersih,Tidak ada bersih,Tidak ada

kelainan yang kelainan yang kelainan yang kelainan yang

ditemukan ditemukan ditemukan ditemukan

6. Mulut Mukosa mulut Mukosa mulut Mukosa mulut Mukosa mulut

lembab,keadaan lembab,keadaan agak sedikit lemb,keadaan

bersih,Tidak ada bersih,Tidak ada kering,Mulut bersih,Tidak ada

kelainan kelainan sedikit kotor, kelainan

makan 1x/hari

porsi habis ½.

7. Dada Pergerakan dada Pergerakan dada Pergerakan dada Pergerakan dada

terlihat simetris, terlihat simetris, terlihat simetris, terlihat simetris,

suara jantung S1 suara jantung S1 suara jantung S1 suara jantung S1

dan S2 dan S2 dan S2 dan S2


tunggal,tidak tunggal,tidak tunggal,tidak tunggal,tidak

terdapat terdapat palpitasi, terdapat terdapat palpitasi,

palpitasi, suara suara mur-mur palpitasi, suara suara mur-mur

mur-mur (-), (-), ronchi (-), mur-mur (-), (-), ronchi (-),

ronchi (-), wheezing (-) ronchi (-), wheezing (-)

wheezing (-) wheezing (-)

8. Abdomen Pada Pada pemeriksaan Pada Pada pemeriksaan

pemeriksaan abdomen tidak pemeriksaan abdomen tidak

abdomen tidak didapatkan abdomen tidak didapatkan

didapatkan adanya didapatkan adanya

adanya pembesaran adanya pembesaran

pembesaran hepar, tidak pembesaran hepar, tidak

hepar, tidak kembung, hepar, tidak kembung,

kembung, pergerakan kembung, pergerakan

pergerakan peristaltik usus pergerakan peristaltik usus

peristaltik usus 35x/mnt, tidak peristaltik usus 35x/mnt, tidak

35x/mnt, tidak ada bekas luka 35x/mnt, tidak ada bekas luka

ada bekas luka operasi ada bekas luka operasi

operasi operasi

9. TTV dan  TD : 110/80 TD : 90/60 TD: 100/90 TD: 110/60

ekstremitas mmHg, mmHg,  mmHg mmHg

N : 74x/m, N : 70x/m, R: 18 x/mnt R: 18 x/mnt

S : 360C S : 34,50C N: 84 x/mnt N: 72 x/mnt


R: 20x/m R: 20x/m S: 36OC S: 360C

9. Keluhan utama An.Y : merasa kelelahan dan mual muntah

10. Harapan keluarga

Keluarga berharap Tn.S sangat berharap dengan adanya penyuluhan kesehatan

tentang gastritis ini dapat berguna dan bermanfaat untuk dapat lebih

meningkatkan pengetahuan tentang cara mencegah dan merawat anggota

keluarganya, keluarga Tn.S khususnya An.Y juga berharap dapat sembuh dan

petugas kesehatan dapat memberi pelayanan kesehatan dengan baik.

11. Analisa data, Perumusan masalah dan Diagnosa Keperawatan

Data Etiologi Masalah

Ds : Ketidakmampuan Ketidakmampuan keluarga

- Tn.T keluarga mengambil mengambil keputusan

mengatakan keputusan berhubungan dengan

kurang mampu kurang pegetahuan tentang

mengambil pengambilan keputusan.

keputusan.

Do :

- Tn.T dan

keluarga hanya

ke RS jika An.Y
dalam keadaan

sangat parah

Ds : Ketidakmampuan Ketidakmampuan keluarga

- Tn.T keluarga mengenal mengenal masalah

mengatakan masalah berhubungan dengan

keluarga hanya kurang pengetahuan

membiarkan tentang penyakit gastritis.

keluarganya

yang sakit

dirawat dirumah

saja

Do :

- Tn.T termasuk

keluarga yang

kurang

memperhatikan

kesehatan

- Tn.T

mengatakan

kalau

dikeluarganya

hanya ke RS
jika sakit saja

- TTV

TD: 100/90

mmHg

R: 18 x/mnt

N: 84 x/mnt

S: 36OC

Ds : Ketidakmampuan Ketidakmampuan keluarga

- Tn.S keluarga merawat merawat anggota keluarga

mengatakan anggota keluarga yang yang sakit berhubungan

keluarga hanya sakit dengan kurang

membiarkan pengetahuan dalam

saja keluarga merawat anggota keluarga

sakit dirawat di yang sakit.

rumah

Do :

- Tn.S termasuk

keluarga yang

kurang

memperhatikan

kesehatan

B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan berhubungan dengan kurang

pegetahuan tentang pengambilan keputusan.

2. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah berhubungan dengan kurang

pengetahuan tentang penyakit gastritis.

3. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit berhubungan

dengan kurang pengetahuan dalam merawat anggota keluarga yang sakit.

C. Skala Prioritas Pemecahan Masalah Dalam Rencana Perawatan Keluarga Tn. S

Terlebih Dahulu Dibuat Sistem Skoring Masalah Kesehatan Sebagai Berikut :

1. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan berhubungan dengan kurang

pegetahuan tentang pengambilan keputusan.

No Kriteria Perhitungan Bobot Pembenaran

1. Sifat masalah 1/3 x 1 = 1/3 1 Keluarga Tn. S tidak

Aktual (3) pernah melakukan

Resiko tinggi (2) diskusi bersama

Potensial (1) keluarga dalam

mengambil keputusan

2. Kemungkinan 2/2 x 1 = 2/3 2 Keluarga Tn. S masih

masalah yang sesekali melakukan

dapat diubah diskusi bersama

Tinggi (2)

Sedang (1)

Rendah (0)

3. Potensi untuk 2/3 x 1 = 2/3 1 An.Y. mengatakan

mencegah pernah ke RS jika

dianggap ada keadaan


masalah yang bahaya

Mudah (3)

Cukup (2)

Tidak dapat (1)

4. Menonjolnya ½x1=½ 1 Keluarga Tn.S merasa

masalah sulit untuk mengambil

 Masalah keputusan

dirasakan

dan perlu

penanganan

segera (2)

 Masalah di

rasakan,

tidak perlu

ditangani

segera (1)

 Masalah

tidak

dirasakan (0)

Total skor 2 2/3


2. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah berhubungan dengan kurang

pengetahuan tentang penyakit gastritis.

No Criteria Perhitungan Bobot Pembenaran

1. Sifat masalah 3/3 x 3 = 1 1 An.Y mengeluh jika

 Aktual (3) penyakitnya kambuh

 Resiko tinggi lagi

(2)

 Potensial (1)

2. Kemungkinan 2/2 x 2 = 2 2 Jika pasien merasa

masalah dapat penyakitnya kambuh

diubah lagi klien langsun

 Tinggi (2) minum obat warung

 Sedang (1)

 Rendah (0)

3. Potensi untuk 2/3 x 1 = 2/3 1 Klien selalu

mencegah menyiapkan obat

masalah dirumah

 Mudah (3)

 Cukup (2)
 Tidak dapat

(1)

4. Menonjolnya 2/2 x 1 = 1 1 Klien sangat

masalah membutuhkan

 Masalah pengetahuan tentang

dirasakan gastritis

dan perlu

penggunaan

segera (2)

 Masalah

dirasakan,

tidak perlu di

tangani

segera (2)

 Masalah

tidak rasakan

(0)

Total skor 4 2/3

3. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit berhubungan

dengan kurang pengetahuan dalam merawat anggota keluarga yang sakit.

No Criteria Perhitungan Bobot Pembenaran

1. Sifat masalah 3/3x1 =1 1 Tn.S membiarkan

keluarganya yang
sakit di rumah karena
 Aktual (3)
menurutnya masih
 Resiko tinggi
bisa di tangani
(2)
dirumah
 Potensial (1)

2. Kemungkinan 1/2x2= 1 2 Klien hanya di rawat

masalah dapat di rumah dengan

diubah pengetahuan seadanya

 Tinggi (2)

 Sedang (1)

 Rendah (0)

3. Potensi untuk 2/3x1 = 2/3 3/3 Klien hanya

mence-gah membawa keluarga

masalah yang sakit ke dokter

 Mudah (3) tapi jika hanya ada

 Cukup (2) keadaan yang

 Tidak dapat berbahaya

(1)

4. Menonjolnya ½ x 1= 1/2 1 Klien sedikit

masalah mengetahui tentang

berobat ke sarana
 Masalah
kesehatan
dirasakan dan

perlu
penanganan

segera (2)

 Masalah

dirasakan,

tidak perlu di

tangani

segera (2)

 Masalah tidak

di rasakan (0)

Total skor 2 3/6

D. Prioritas masalah

1. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan berhubungan dengan kurang

pegetahuan tentang pengambilan keputusan. (2 2/3)

2. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah berhubungan dengan kurang

pengetahuan tentang penyakit gastritis. (4 2/3)

3. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit berhubungan

dengan kurang pengetahuan dalam merawat anggota keluarga yang sakit. (2 3/6).

E. Intervensi keperawatan

Diagnosa keperawatan Intervensi

Ketidakmampuan keluarga mengambil 1. Kaji masalah yang dihadapi

keputusan berhubungan dengan kurang pasien dalam mengambil

pegetahuan tentang pengambilan keputusan.


keputusan. 2. Berikan saran yang baik

kepada keluarga dalam

mengatasi masalah yang

dihadapi

3. Anjurkan kepada keluarga

dalam melakukan diskusi

untuk mengambil keputusan

yang tepat.

Ketidakmampuan keluarga mengenal 1. kontrol asupan makanan

masalah berhubungan dengan kurang pasien.

pengetahuan tentang penyakit gastritis. 2. Kaji pengetahuan klien

tentang penyakit yang

dideritanya.

3. Berikan penyuluhan tentang

pengetahuan penyakitnya

yang klien belum ketahui.

Ketidakmampuan keluarga merawat 1. Kaji pengetahuan klien tentang

anggota keluarga yang sakit perawatan gastritis.

berhubungan dengan kurang 2. Kolaborasi dengan keluarga

pengetahuan dalam merawat anggota klien untuk membantu merawat

keluarga yang sakit. klien

F. Implementasi keperawatan
No Waktu Implementasi

1. 22/09/2020 1. Mengkaji masalah yang dihadapi pasien

dalam mengambil keputusan.

2. Memberikan saran yang baik kepada

keluarga dalam mengatasi masalah yang

dihadapi

3. Menganjurkan kepada keluarga dalam

melakukan diskusi untuk mengambil

keputusan yang tepat.

2. 23/09/2020 1. Mengontrol asupan makanan pasien.

2. Mengkaji pengetahuan klien tentang

penyakit yang dideritanya.

3. Memberikan penyuluhan tentang

pengetahuan penyakitnya yang klien

belum ketahui.

3. 24/09/2020 1. Mengkaji pengetahuan klien tentang

perawatan gastritis.

2. Mengkolaborasi dengan keluarga klien

untuk membantu merawat klien


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Gastritis berasal dari bahasa Yunani yaitu gastro, yang berarti perut / lambung

sedangkanitis artinya inflamasi/peradangan. Gastritis dapat disebabkan adanya suatu

iritasi dan infeksi atau peradangan pada dinding mukosa lambung sehingga dinding

lambung menjadi merah, bengkak, berdarah dan berparut atau luka.Infeksinya bisa

disebabkan oleh bakteri / virus, sedangkan iritasi lambung bisa di sebabkan oleh

makanan yang terlalu asam dan pedas, obat-obatan yang dapat mengiritasi lambung

seperti aspirin dan obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS) dan minuman beralkohol

B. Saran

Untuk menurunkan resiko gastritis, klien yang menderita gastritis hendaknya

melakukan perubahan pola gaya hidup yang sehat seperti makan-makanan yang sehat

dan teratur sesuai dengan dianjurkan 3 kali sehari dan lain-lain.


DAFTAR PUSTAKA

Friedman, M.M, V, Jones Elaine G. (2010) Buku Ajar Keperawatan Keluarga

Riset Teori dan Praktik. Edisi 5. Jakarta: EGC.

Kowalak, J, dkk (2011) Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta. EGC.

Muhlisin, A. (2012) Keperawatan Keluarga. Surakarta: Gosyem Publishing.

Muttaqin. A, & Kumala S (2011). Gangguan Gastrointestinal. Aplikasi Asuhan Keperawtan

Medikal Bedah, Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai