Anda di halaman 1dari 31

II.

LANDASAN TEORI

Mesin perkakas NC/CNC merupakan teknik

otomatisasi mesin perkakas konvensional dengan

memanfaatkan teknologi komputerisasi. Proses didalam

sistem otomatisasi ini dikontrol oleh NC/CNC

sehingga campur tangan manusia dapat dikurangi.

Program kontrol numerik untuk mesin perkakas

CNC, sebenarnya merupakan urutan proses pemesinan

untuk memotong benda kerja sesuai dengan data

(dimensi) yang diberikan oleh perancang. Urutan ini

kemudian diterjemahkan kedalam bentuk susunan

perintah dalam format atau bahasa tertentu yang

dapat dimengerti oleh unit pengontrol mesin (Machine

Control Unit, MCU). Program yang dibuat akan

menjalankan gerakan cutter dan fungsi-fungsi mesin

lainnya sesuai yang dikehendaki programmer. Untuk

itu seorang programmer harus mempunyai pengetahuan

dan ketrampilan dalam proses pemesinan benda kerja,

disamping memahami aturan pembuatan program.


1. PRINSIP KERJA MANUFACTURING PADA ME SIN NC

Teknologi NC ini bukan merupakan penemuan suatu

proses yang baru, tetapi merupakan penyederhanaan

suatu proses. Memory NC menyimpan informasi langkah-

langkah kerja dan perintah untuk mesin perkakas yang

akan ditransfer dan dilaksanakan di mesin perkakas

pada proses produksi. Perintah ini berisi langkah

pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh machine

tools, seperti menghidupkan spindel dan memilih

kecepatan putar, menentukan kecepatan potong, gerak

pemakanan, on/off motor dan cairan pendingin.

Ada empat ciri prinsip manufacturing pada mesin

NC/CNC, yaitu :

1. Semua langkah operasi mesin dirumuskan dalam

program NC.

2. Program disimpan dalam memory komputer.

3. Memory komputer bukan merupakan bagian mekanik

mesin perkakas.

4. NC/CNC mengkonversikan masukan data menjadi

perintah kontrol untuk mesin NC dan memberikan

eksekusi, sehingga mesin berjalan.

Klasifikasi sistem NC (Numerical Control) :

a. NC (Numerical Control).

Semua fungsi kontrol merupakan hardware, dengan

fasilitas memory yang terbatas/sedikit. Demikian

pula fasilitas interpolasi, tool offsets dan


Iain-lain masih sangat kurang. Memory yang

sedikit ini, untuk pengerjaan benda kerja yang

komplek harus dibantu dengan eksternal program

(program luar), misalnya tape punch dan disket

yang dibaca secara bertahap sejalan dengan

pengerjaan benda kerja.

b. CNC (Computerized Numerical Control).

CNC merupakan pengembangan NC dengan memanfaatkan

memory penyimpan program kapasitas besar yang

diintegrasikan/disatukan dengan kontrol berupa

microprocessor atau mini komputer. Dengan

digunakan digital komputer dan kapasitas memory

yang banyak, dapat menyimpan program pemesinan

beberapa benda kerja secara lengkap. Sehingga

dengan kemampuan ini mesin dapat bekerja secara

fleksible, baik disaat produksi maupun pada

pembuatan dan pengeditan program secara langsung

di mesin. Pada CNC dapat ditambah option/pilihan

lain ke dalam sistem dengan mudah, misalnya tool

offsets, diameter offsets, macro systems dan

Iain-lain.

c. DNC ( Direct Numerical Control)

Pada sistem DNC, komputer pusat mengontrol

beberapa buah machining cell. Tiap machining cell

terdiri beberapa buah CNC machine sebagai media

dialog antara mesin dengan komputer pusat, dan

robot untuk loading '(memasang) dan unloading


(£Tu

(menurunkan) benda kerja. Biasanya dilengkapi

dengan unmanned carrier, automatisasi, ware

house, CAD/CAM dan Iain-lain. Sistem ini menuju

kepada produksi secara otomatisasi (automatic

production) yang menghemat operator mesin untuk

menangani kerja mesin.

2. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN NC/CNC

Peralatan pesawat terbang memerlukan

produk/komponen yang berbentuk komplek, tetapi

memiliki ketelitian yang tinggi. Sebelum mesin

perkakas NC/CNC ada, produk tersebut masih diproses

dengan mesin perkakas konvensional.

Dari uraian diatas tujuan pembuatan mesin perkakas

NC/CNC adalah meningkatkan ketelitian dan kecepatan

pembuatan produk, khususnya yang mempunyai bentuk

komplek. Ketelitian merupakan syarat utama untuk

suatu pasangan saling mampu tukar. Pasangan semacam

ini banyak dijumpai pada komponen pesawat terbang

dan produk-produk lainnya dengan persyaratan

ketelitian yang setaraf.

Suatu komponen yang harus dimesin dengan

ketelitian sebesar 10 jun atau lebih baik, memerlukan

waktu yang cukup besar pada pihak pekerja, khususnya

dalam penghentian proses pemotongan dan kemudian

mengukur ukuran produk secara berkali-kali agar


tidak kelebihan memotong ukuran benda kerja yang

diproses. Dalam praktek waktu yang terbuang untuk

penghentian pengukuran dimensi dapat sebesar 70-80%

dari waktu total produksi. Sedangkan dalam mesin

perkakas NC/CNC dapat menghilangkan waktu tersebut

dan bahkan menaikan kualitas ketelitian yang dicapai

mesin.

Penghematan waktu lainnya dicapai selama

pergantian dari satu operasi ke operasi berikutnya

selama proses pemotongan berjalan. Pada mesin

perkakas manual (mesin konvensional), pekerjaan

harus dihentikan setiap akhir siklus dengan waktu

yang lebih lama karena pengaturan kedalaman

pemotongan dan kadang-kadang gerak makan maupun

kecepatan potong harus disetel oleh operator secara

manual. Hal tersebut mengakibatkan waktu produksi

akan lebih lama, ditambah lagi makin lama operator

makin lelah, hingga siklus makin lebih lama lagi.

Pada mesin perkakas NC/CNC hal-hal tersebut tidak

terjadi, ditambah dengan kemampuan mesin NC/CNC

mengulang ketelitian yang dicapai sebelumnya

(repeatability tinggi) hingga waktu inspeksi makin

berkurang.

Dari uraian diatas maka dapatlah disimpulkan

keuntungan dan kerugian mesin perkakas NC/CNC

sebagai berikut :
Keuntungan :
1. Waktu produksi lebih singkat.

2. Kemungkinan membuat produk dengan setiap bentuk

yang mungkin ada (disesuaikan dengan Mesin NC-

nya) .

3. Penyetelan mesin mudah. Penyetelan ini lebih

pendek bila dibandingkan dengan mesin jenis lain.

4. Tidak memerlukan operator dengan ketrampilan

tinggi.

5. Waktu operator yang dipakai sedikit, seorang

operator dapat mengerjakan pekerjaan lain,

misalnya menjalankan mesin lainnya, selama mesin

dalam proses produksi.

6. Beban kerja manusia diperingan.

7. Ekonomis dalam ongkos produksi.

Kerugian

1. Harganya relatif tinggi.

2. Maintenance lebih sulit, team maintenance khusus

diperlukan.

3. Perlu seorang programmer yang terlatih dan

berpendidikan baik.
* 10

3. PENGOPERASIAN MESIN PERKAKAS NC/CNC

Pengoperasian mesin perkakas NC/CNC diperlukan


program yang nantinya merupakan perintah bagi mesin
untuk bekerja menurut perintah-perintah yang ditulis
dalam angka-angka.
Tahap pembuatan produk (tidak secara otomatis) pada
suatu mesin perkakas NC dimulai dari perancangan
dengan hasil berupa gambar teknik, secara proses
produksi menghasilkan perkakas bantu (berupa
jig/fixture) dan proses pemesinan. Pesanan perkakas
beserta gambar teknik oleh bagian perkakas dipakai
sebagai inforraasi untuk pembuatan perkakas atau
penyiapan perkakas sesuai dengan kebutuhan yang
disebut pada lembaran proses operasi.
Xiembaran proses operasi dipakai oleh pembuat program
untuk menyusun urutan proses, jenis tool yang
dipakai, kondisi pemotongan, alat dan sebagainya
yang kemudian proses operasi merupakan program
operasi mesin disimpan pada media yang dipakai oleh
MCU sebagai informasi atau perintah dan diteruskan
ke mesin.
Langkah detail pembuatan program, dimulai
aktivitas pembuatan program sampai pada media
penyimpan yang dikehendaki, misalnya berupa punched
tape, magnetik tape, disket, memory pada komputer.
Disamping un-tuk menyusun part programming,
proses operasi dipakai pula untuk pelaksanaan proses
produksi sebelum operasi pada mesin NC/CNC dilakukan
yaitu pembuatan tempat tertentu biasanya berupa
lubang, untuk pengkleman benda kerja pada pallet
atau meja, atau berupa tempat/titik referensi. Hal
ini dilakukan untuk menghemat waktu pemakaian mesin
perkakas NC/CNC yang mahal harganya, karena dengan
adanya lubang untuk pengkleman dan lubang referensi
maka pengkleman benda kerja pada mesin menjadi
singkat.
Adapun syarat dari suatu proses pemesinan pada mesin
NC/CNC adalah sebagai berikut :
Material dicek terlebih dahulu dan disesuaikan
dengan kondisi cutter yang ada.
- Program sebelum diturunkan ke mesin di cek
terlebih dahulu atau di "dry run".
- Dan banyak lagi syarat lainnya.

4. PROSES MILLING (FREIS)

Dua jenis cutter freis adalah cutter freis


selubung/mantel (slab milling cutter) dan cutter
freis muka (face milling cutter). Cutter freis
termasuk cutter bermata potong jamak dengan jumlah
mata potong sama dengan gigi freis. Sesuai dengan
jenis cutter yang digunakan, dikenal dua macam cara
* 12

yaitu mengefreis datar (slab milling) dengan sumbu


putaran cutter freis selubung sejajar permukaan
benda kerja, dan mengefreis tegak (face milling)
dengan sumbu putaran cutter freis muka tegak lurus
permukaan benda kerja.
Selanjutnya mengefreis datar dibedakan menjadi dua
macam yaitu mengefreis naik (up milling/convensional
milling) dan mengefreis turun (down milling).
Gerak utama dilakukan oleh cutter sedang gerak
laju dan gerak penyetelan oleh benda kerja.
Perautan giling (dengan horizontal milling machine).
Sumbu dari cutter milling adalah pararel dengan
permukaan yang dikerjakan.
Sehubung dengan arah gerakan laju maka dapat dibagi
menjadi dua jenis perautan yaitu :
a. Perautan menyongsong (Up Mill/Convensional Mill).
Arah gerakan laju berlawanan dengan arah gerak
utama. Karena perputaran yang tinggi,
mengakibatkan gesekan yang menimbulkan panas pada
benda kerja demikian juga pada cutter sehingga
cutter akan qepat aus. Timbulnya suara keras pada
saat gigi sedang memotong serpih yang tebal, dan
membutuhkan gaya yang besar sehingga tiba-tiba
benda kerja kosong (gaya=0). Hal ini
mengakibatkan permukaan benda kerja menjadi
kasar. Untuk benda kerja yang mempunyai kulit
13

permukaan yang sangat keras, cara perautan ini

lebih menguntungkan karena benda kerja diraut

dari dalam.

b. Perautan sejalan (Down Mill/Climb Mill).

Penyayatan searah dengan gerak laju. Pembentukan

serpih dimulai dari sisi yang tebal dan berakhir

tipis pada benda kerja. Tidak terjadi suara yang

keras, cutter tahan lebih lama karena tidak

terjadi gesekan, sehingga tidak timbul panas.

Karena pemakanan serpih dimulai dengan sisi yang

tebal dan selanjutnya makin menipis, maka tidak

terjadi peluncuran antara cutter dengan benda

kerja, sehingga tidak terjadi gesekan seperti

yang terjadi pada perautan menyongsong.

Dengan ditekannya benda kerja kealas pada saat

pemakanan, maka tidak terjadi suara yang keras,

sehingga benda kerja yang tipis dapat diraut

dengan baik.

Untuk perautan menyongsong dan perautan sejalan

digunakan horizontal milling machine. Pemakanan

dilakukan oleh sisi cutter yang terdapat pada

keliling lingkaran cutter.


. 14

Vf

a. Up Mill b. Down Mill

Gambar2.1 Proses Freis

5. LANGKAH-LANGKAH PEMROGRAMAN

Diperlukan tiga langkah utama dalam pembuatan

program NC/CNC, yaitu langkah persiapan, langkah

pemrograman, dan langkah pemeriksaan. Masing-masing

langkah tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.

5.1 Langkah Persiapan

Langkah ini dimulai mempelajari gambar teknik

dari benda kerja yang akan dibuat sehingga

dimensi geometri (dalam bentuk koordinat)

serta toleransi yang diberikan akan lebih

jelas. Setelah mengetahui garis besar bentuk

benda kerja yang akan dibuat, maka

diperkirakan urutan proses pengerjaan dan

pemilihan jenis mesin yang akan digunakan.

Penempatan benda kerja, pengkleman, disain

alat bantu (fixture) mutlak harus

diperhatikan dalam langkah persiapan ini.

Selain itu harus diperhatikan volume benda


15

kerja yang mungkin dilakukan pada mesin yang

bersangkutan agar tidak terjadi tabrakan

cutter dengan permukaan fixture atau

peralatan mesin lainnya.

Perhitungan dan analisa kondisi pemesinan

(kecepatan makan, kecepatan potong dan

kedalaman potong) untuk setiap langkah

pemesinan dari benda kerja yang akan dibuat

harus diperhatikan dan disesuaikan dengan

cutter yang digunakan.

5.2 Langkah Pemrograman

Setelah menentukan langkah-langkah pemesinan

yang akan dilakukan, maka langkah-langkah

tersebut "diterjemahkan" kedalam bahasa

program kontrol numerik yang dapat dimengerti

oleh kontrol. Bahasa yang digunakan terdiri

atas kode-kode yaitu kode ISO/EIA yang sering

disebut kode G (G-Code). Kode-kode tersebut

kemudian ditulis kedalam lembaran kertas

dengan format tertentu. Tujuannya untuk

mempermudah proses pemasukkan kode-kode

sebagai data masukkan (input) ke dalam

komputer. Langkah diatas hanya untuk

pemrograman manual.
* 16

5.3 Langkah Pemeriksaan Program

Setelah lembaran program NC/CNC ditulis, maka

kode-kode tersebut dimasukkan ke dalam

komputer mesin NC/CNC. Ada beberapa cara yang

dapat dilakukan untuk memasukkan kode-kode

tersebut. Diantaranya dengan mengetik

langsung melalui papan tombol (key pad) yang

terdapat pada mesin perkakas NC/CNC. Selain

itu dapat juga memasukkan kode-kode tersebut

ke dalam komputer pemrograman (misalnya

komputer FANUC P Model G ) . Out put dari

komputer Fanuc P Model G tersebut dapat

berupa pita magnetik maupun disket. Setelah

data-data tersebut disimpan dalam memory

komputer mesin, langkah selanjutnya adalah

menjalankan mesin tanpa memotong benda kerja

"dry run" untuk mengecek kebenaran program

yang dibuat. Selanjutnya dilakukan proses

pemesinan untuk material yang lunak

(sterofoam) sehingga bentuk benda secara

kasar dapat dilihat. Proses "dry run" yang

dilakukan agar tidak terjadi tabrakan dan

hasil pemesinan dengan sterofoam dinyatakan

berhasil/ maka proses pemesinan dengan

material yang sesungguhnya dilakukan. Pada

hasil pemesinan dengan material sesungguhnya

dilakukan pengukuran dengan cermat.


17

6. PENAMAAN SISTEM SUMBU MESIN PERKAKAS

Proses pemesinan bertujuan mengubah bentuk

geometri benda kerja menjadi geometri produk dengan

cara pemotongan dan geometri produk dapat

didefinisikan dengan memakai sistem sumbu

(koordinat) tertentu. Untuk mempermudah pembuatan

program maka sistem sumbu mesin perkakas NC/CNC

digunakan untuk membuatnya. Penamaan sumbu

(koordinat) mesin perkakas NC/CNC tersebut

distandarkan oleh ISO 841.

Standar tersebut mendefinisikan sistem sumbu

koordinat kartesian bagi gerakan cutter dengan tiga

sumbu utama yaitu : X, Y dan Z serta sumbu putar A,

B dan C. Sedangkan menganggap benda kerja yang

bergerak maka diatas nama sumbu diberi tanda aksen.

Arah sumbu koordinat referensi tool dan benda kerja

saling berlawanan.

Mamtech H-400N

Gambar2.2 Mesin perkakas Mazatech H-400N


18

Penamaan sumbu tersebut dimulai dari menentukan

sumbu Z diikuti sumbu X dan sumbu Y yang dijelaskan

sebagai berikut :

- Penentuan sumbu Z.

Sumbu Z direferensikan pada poros utama spindel

mesin. Mesin yang mempunyai beberapa spindel, maka

yang dipilih adalah spindel yang tegak lurus

terhadap meja mesin. Arah gerakan positif searah

dengan gerakan yang memperbesar jarak antara

cutter dan benda kerja.

- Penentuan sumbu X.

Ditentukan sejajar meja mesin perkakas dan dipilih

orientasinya horizontal. Untuk mesin dengan cutter

berputar, harus dilihat orientasi sumbu Z-nya.

Sumbu Z horizontal, maka arah X positif adalah ke

kanan bila benda kerja dilihat dari spindel mesin.

Untuk sumbu Z vertikal, maka arah sumbu X positif

adalah ke kanan bila dipandang dari spindel

mesin.

Gambar 2.3 Sistem sumbu


19

- Penentuan sumbu Y.
Orientasi dan arah positif sumbu Y ditentukan oleh

kaidah tangan kanan.

Produktifitas pada mesin perkakas NC dapat

ditingkatkan dengan adanya APC (Automatic Pallet

Changer) dan ATC (Automatic Tool Changer). Sehingga

waktu non produktif dapat dikurangi dengan adanya

kedua alat tersebut. Hal tersebut disebabkan karena

benda kerja dipasang atau dibongkar diluar mesin

sewaktu proses pemesinan untuk benda kerja lain

sedang berlangsung.

7. FORMAT PROGRAM

Suatu program bagi mesin-mesin CNC yang dikenal

dengan nama Machine Code Data (MCD) atau NC-Data (G-

Code) merupakan susunan beberapa informasi yang

diperlukan untuk perintah pengoperasian mesin-mesin

tersebut. Format program yang dibahas dalam bab ini

adalah format program dalam bentuk kode G (G Code)

dengan sistem kontrol FANUC System 6M Model B.

Program NC/CNC terdiri dari beberapa block.

Setiap block mempunyai beberapa word. Sebuah word

terdiri dari atas address (satu simbol huruf) dan

simbol angka satu atau beberapa angka dengan (+)

atau (-) dengan atau tanpa titik desimal.


* 20

N01 G92 X50. Y75 Z60. ;


N20G00X0.Y0.Z0.;
N30 G90 G01 X100. Y150. Z100. F20 S1000 T12 M08 ;
A AA A t i ii ti A

word
Sequence number end of block

Gambar 2.4 Format yang dipakai dalam sebuah block


Y 150

simbol angka

address

word

Gambar 2.5 Struktur dari sebuah Word

Susunan word dalam satu block dianjurkan


diletakkan dengan urutan tertentu seperti urutan
dalam tabel 2.1 dari atas ke bawah. Tujuan dari
penulisan dengan format ini adalah untuk mempermudah
pemeriksaan dan penyuntingan.
* 21

;...;.l',.'.fl«iet«H| ' ' ;..|#g#a&i&. -.

Program number 0 Program number

Sequence number N Sequence number


Specifies operation modes
Preparatory function G (linier, circular, interpolation,
etc).
X.Y.Z Commands the movement of
u,v,w
A.B.C coordainate axes.

Coordinate word R Specifies arc radius


Specifies the distance between
U,K the arc starting point, and center.

Feed rate F Specifies feedrate.

Spindle speed function S Specifies the spindle speed

Tool function T Specifies tool numbers


Spesifies ON/OFF control for
Micellaneous function M the machine tool
Spesifies table indexing, etc
B

Offset number H,D Specifies offset numbers.


Dwell Specifies dwell time
P, X
Specification of program P Specifies subprogram numbers.
number
Specifies repetitive count of
Repetitive count L subprogram and the canned
cycle.
P,Q,R Specifies canned cycle
Parameter I.J.K parameters.

Tabel 2.1 Word Address Format

Pada awal block pada umumnya dimulai dengan

sequence number (N) dan diakhiri dengan end of block

(;) untuk ISO/EIA. Fungsi end of block tersebut

adalah untuk menentukan akhir dari block yang

merupakan suatu perintah gerakan. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat gambar 2.4 dan 2.5.


22

Address "T" merupakan perintah untuk


mempersiapkan tool yang akan diambil oleh ATC
(Automatic Tool Changer) dari tool magazine sesuai
dengan nomor urut.
Address "F" merupakan parameter gerakan
pemakanan yang harus didefinisikan sebelum perintah
gerakan makan dimulai.
Address "S" merupakan kecepatan putar spindel
dalam satuan rpm.
Dimension word (X, Y, Z; U, V, W; A, B, C; I, J, K)
menyatakan titik koordinat yang dituju.
Penulisan simbol angka didalam sebuah word
mempunyai aturan tersendiri. Simbol angka tersebut
merupakan sebuah harga numerik tertentu yang
diletakkan setelah address. Angka atau harga numerik
tersebut menggunakan titik desimal, maka sistem
satuan yang dipakai adalah mm, inch, derajat,
mm/menit, derajat/menit atau detik.
Contoh :

X100. X 100 mm atau X 100 inch


F250. 250 mm/menit atau 10 inch/menit
G04X1. dwell selama 1 detik
* 23

8. KODE G (G-CODE)

Kode G merupakan fungsi persiapan yang ditulis

diawal block. Didalam sebuah block dapat disusun

lebih dari satu kode G dengan syarat mempunyai

fungsi atau dari kelompok yang berbeda.

Ada dua jenis kode G yaitu : kode G modal dan

non modal. Kode G modal call mempunyai arti bahwa

pada kode G yang dimaksud berlaku seterusnya pada

saat kode G tersebut diperintahkan (pada suatu

block) sampai dengan block yang memerintahkannya

untuk dihentikan (pembatalan) kode G tersebut, atau

kode lain yang termasuk dalam grup yang sama dan

secara otomatis membatalkan kode G pertama. Sedang

kode G non modal (simple call) adalah kode G yang

hanya berlaku pada saat block dimana kode non modal

tersebut diperintahkan. Dalam sebuah block dapat

terdiri dari beberapa kode G yang berasal dari grup

yang berbeda. Bila terjadi beberapa kode G berasal

dari grup yang sama, maka kode G yang terakhir yang

berlaku. Kode-kode G yang berlaku untuk FANUC 6M-B

dapat dilihat pada lampiran 1. Penjelasan dari

beberapa kode G adalah sebagai berikut :


24

8.1 Titik Referensi

Perintah ini diwakili oleh kode G92 X — Y—.

Maksud gerakan ini adalah untuk

mendefinisikan jarak antara posisi nol cutter

mesin dengan pusat koordinat benda kerja

(titik nol benda kerja atau program zero

point). Perintah ini bukan perintah gerakan,

melainkan untuk referensi setiap gerakan

absolut terhadap titik nol ini. Agar lebih

jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.6

dibawah ini :

contoh :

G92 X40. Y30. Z25.

Gambar 2.6 Koordinat sistem dan start point


». 25

n
8.2 Absolut G90" dan Incremental Dimension "G91"

Pada program digunakan kode "G90" untuk

menyatakan penggunaan sistem absolut

dimension. Pada perintah absolut diaktifkan,

maka segala perintah gerakan makan akan

mengacu pada titik nol (absolut) benda kerja.

Kode "G91" untuk menyatakan penggunaan sistem

incremental dimension. Perintah incremental

akan mengambil acuan titik akhir gerak

pemakanan dari gerakan sebelumnya.

Contoh :

Pemrograman Absolut

- G90 G01 X40. Y70.

Pemrograman Incremental

- G91 G01 X-60. Y70.

Gambar 2.7 Perbedaan antara pemrograman Absolut dengan Incremental


» 26

8.3 Rapid Traverse (GOO)

Rapid Traverse adalah gerakan cutter dengan

menggunakan kecepatan maksimum yang di "set"

untuk tiap-tiap sumbu pada mesin. Digunakan

hanya untuk "positioning" atau gerakan cutter

diluar benda kerja. Penulisan X Y Z .

Harga X, Y dan Z merupakan titik koordinat

yang dituju.

Contoh Rapid traverse :

- X a x i s 9600 mm/min
- y a x i s 9600 mm/min
Program :
- GOO X25. Y-10 ;

Yiiii

.Xub

Gambar2.8 Gerakan rapid feed berupa garis lurus

8.4 Linier interpolation (G01)

Linier interpolation adalah gerakan cutter

dengan menggunakan "Feed Rate" yang

diperhitungkan. Digunakan untuk memotong

benda kerja, cutter bergerak dari suatu

"starting point" menuju "target point" yang

ditentukan oleh gerakan membentuk suatu garis

lurus.
* 27

Penulisan perintah tersebut adalah


- G90 (atau G91) X — Y — Z ~ F--
Contoh :
- (G91) G01 X200. Y100. F200 ;

Yam

1000 (End point)

anM
Xaxis
(Start point)

Gambar2.9 Gerakan interpolasi linier

8.5 Circular Interpolation (G02 dan G03)

Instruksi gerakan pemakanan untuk circular

interpolation dibedakan menurut arah dari

rotasinya, yaitu "G02" untuk putaran searah

jarum jam (CW) dan "G03" untuk putaran yang

berlawanan arah jarum jam (CCW). Selain data

posisi target point dan data proses

pemotongan, diperlukan data lain yang

berkaitan dengan parameter rotasi, yaitu : I,

J, K atau R.

I, J dan K adalah nilai atau harga relatif

dari pusat posisi lingkaran atau busur yang

akan dilintasi oleh cutter, diukur dari

posisi start point dari cutter pada saat


* 28

melintasi lingkaran. R adalah besarnya radius

dari lingkaran yang akan dilintasi oleh

cutter. Sebelumnya juga harus ditentukan,

pada bidang dasar circular interpolation

tersebut bekerja dengan menggunakan kode

"G17, G18, atau G19". Perintah interpolasi

sirkuler dapat ditulis sebagai berikut :

G17 { G02 } X - - Y - - {R-- }


( G03 } { I — J— } F - -

G18 { G02 } X— Z— {R—}


{ G03 } X— Z— { I — J— } F—

G18 { G02 } Y— Z— {R— }


{ G03 } {J— K— } F—

End point
End point End point
(x.y) <)

Gambar 2.10 Pemakaian I, J dan K atau R untuk perintah interpolasi


circular.

Gambar 2.11 Arah gerakan interpolasi circular pada bidang potong (G17,
G18danG19).
* 29

•. x

C03

—V
C17 G18

Gambar 2.12 Arah gerakan interpolasi circular pada bidang potong (XY,
ZX dan YZ).

8.6 Tool Length Offset (G43, G44 dan G49)


Tool length offset adalah fungsi kompensasi
yang digunakan untuk menemukan posisi
lintasan cutter pada arah axial pada saat
cutter memotong kontur benda kerja. Perintah
tersebut adalah : G43, G44 dan G49. Penulisan
perintah tersebut adalah,

{ G43 } Z H
{ G44 } Z — H—
G43 dan G44 bersifat non modal. G43 mempunyai
arti menambah gerakan kearah sumbu Z sebesar
harga yang ada pada nomor offset H . Untuk
kode G44 mempunyai arti mengurangi gerakan
kearah sumbu Z sebesar harga yang ada nomor
offset H . Nomor offset H diisi lewat
MDI (Manual Data Input) oleh operator. Setiap
nomor offset mempunyai harga tertentu.
Misalnya nomor offset 01 (HOI) mempunyai
harga 20 mm. Untuk membatalkan kompensasi
pahat ada dua cara yang dapat dipakai.
Pertama yaitu dengan memakai kode G49 yang
* 30

berarti menggugurkan perintah kompensasi


cutter, dan yang kedua adalah dengan
memasukkan offset dengan nomor 00 (H00) yang
berharga 0 (nol).

8.7 Cutter Compensation (G40, G41 dan G42)

Pada prinsipnya perintah ini tidak jauh

berbeda dengan perintah kompensasi panjang.

Hanya pada kompensasi cutter ini lebih

ditekankan pada diameter (kompensasi

diameter) cutter yang digunakan. Sehingga

dengan adanya fasilitas perintah ini,

pemrograman hanya mendefinisikan koordinat

benda kerjanya saja sebagai lintasan cutter

tanpa harus memperhitungkan diameter cutter

yang digunakan. Perintah kompensasi radius

cutter menyebabkan lintasan sumbu cutter

menjadi berada disebelah kanan atau kiri arah

pemakanan benda kerja sebesar harga offset

yang biasanya berharga sama dengan radius

cutter yang digunakan. Untuk kompensasi

cutter sebelah kiri arah gerakan pemakanan

digunakan kode G41, sedang G42 untuk

kompensasi disebelah kanan gerakan pemakanan.

Harga offset dapat dimasukkan pada address D,

sesuai dengan nomor offsetnya. Pembatalan

kompensasi radius cutter dengan menggunakan


31

G40 atau dengan memasukkan harga offset

dengan nomor 00. Cara penulisan kompensasi

radius cutter sama dengan seperti penulisan

kompensasi panjang cutter.

*— Benda Kerja

Gambar 2.13 Arah kompensasi radius cutter kiri (G41)

i— Benda Kerja

Cutter
G42

Gambar 2.14 Arah kompensasi radius cutter kanan (G42)

8.8 Daftar Kode M.


Mesin perkakas dilengkapi dengan fungsi yang

dapat dikontrol secara manual dengan tombol

seperti coolant on/off, spindel on/off dan

sebagainya. Fungsi tersebut dapat dikontrol

dengan kode "M" (M-Code) sebagai fungsi

tambahan (Auxilary Function). Kode "M"

tersebut dapat aktif pada awal block dan di

akhir block. Pada satu block hanya berlaku


* 32

sebuah kode "M". Apabila terdapat dua kode

"M" maka yang terakhir yang efektif. Kode "M"

yang biasa digunakan merupakan standar dari

mesin CNC adalah :

- MOO Program Stop : putaran spindel, cairan

pendingin, gerak makan dimatikan pada

akhir block.

- M01 Optional Stop : sama dengan MOO bila

toinbol optional stop pada posisi on.

- MO 2 End of Program : menandakan akhir

program. Putaran spindel, gerakan makan

dan cairan pendingin dimatikan.

- M03 Spindel CW : spindel berputar searah

putaran jarum jam. Bentuk perintah adalah:

M03 S dimana S merupakan putaran

spindel (rpm).

- M04 Spindel CCW : spindel berputar

berlawanan arah putaran dengan jarum jam.

- M05 Spindel Off : putaran spindel

dimatikan.

- M06 Tool Change : melaksanakan pergantian

cutter dengan Automatic Tool Changer

(ATC). Sebelum perintah penggantian cutter

dilaksanakan, ada beberapa prosedur yang

harus dilaksanakan diantaranya :


* 33

1. Menyiapkan cutter yang akan diambil.

2. Menggugurkan (cancel) kompensasai radius

dan kompensasi panjang cutter.

3. Menghentikan putaran spindel dan cairan

pendingin.

4. Positioning menuju titik referensi

mesin.

5. Penggantian cutter (M06).

M07 Coolant Flood On : memancarkan cairan

pendingin.

M08 Coolant Mist On : menyemprotkan

(mengkabutkan) cairan pendingin.

M09 Coolant Stop : mematikan aliran cairan

pendingin.

M10 Clamp On : mengaktifkan pengkleman

benda kerja.

Mil Clamp Off : pencekaman dibuka.

Ml 9 Oriented Spindel Stop : spindel

dihentikan pada posisi tertentu. Posisi

yang dikehendaki adalah dua slot di ujung

spindel berada pada posisi sejajar surabu

Y.

M30 End Off Tape : serupa dengan M02 akan

tetapi diakhir perintah ini dilakukan

penggulungan pita berlubang (rewinding

tape) jika input program yang dipakai

berasal dari pita berlubang.


^ 34

- M98 Macro Call : Kode ini digunakan untuk

memanggil sub program. Bentuk perintah M98

adalah P L . dimana P adalah nomor

program yang dipanggil dan L adalah

jumlah pengulangan.

- M99 : Kode ini ditempatkan pada akhir

subprogram atau macro program untuk

melaksanakan perintah kembali ke program

utama.

Selain kode "M" diatas, mesin CNC biasanya

dilengkapi dengan fungsi M yang spesifik yang

tidak sama antara satu mesin dengan mesin

yang lain. Penggunaan fungsi M tersebut

tergantung kepada pabrik pembuatnya.

Anda mungkin juga menyukai