Anda di halaman 1dari 18

4.

5 RUMUS-RUMUS DASAR TURUNAN

Rumus-rumus turunan yang sejauh ini dibahas disebut rumus definisi (yaitu yang
menyangkut tentang limit). Dalam kenyataannya, penggunaan rumus ini memerlukan waktu
yang banyak. Untuk mengatasinya, digunakanlah rumus-rumus yang diperoleh dari rumus
definisi dan selanjutnya akan disebut rumus-rumus dasar turunan.

1. Turunan dari fungsi konstanta adalah sama dengan nol.


y=k  y = 0 ........................................................................ (4-28)

Bukti :
Misalkan f(x) = k, maka dengan menggunakan prinsip dalam persamaan (4-22) dan (4-23)
dapat ditulis :
y + y = f(x + x) = k
y = f(x) =k -
y =0
Maka :
dy y 0
y = = lim = lim = lim 0 = 0
dx x → 0 x x → 0 x x → 0

2. Turunan dari fungsi identitas adalah sama dengan satu.


y=x  y = 1 ........................................................................ (4-29)

Bukti :
Misalkan f(x) = x, maka dengan menggunakan prinsip dalam persamaan (4-22) dan (4-23)
dapat ditulis :
y + y = f(x + x) = x + x
y = f(x) =x -
y = x
Maka :
dy y x
y = = lim = lim = lim 1 = 1
dx x → 0 x x → 0 x x → 0

64
3. Turunan dari xn adalah n xn-1.
y = xn  y = n xn-1 ................................................................ (4-30)

Bukti :
Misalkan f(x) = xn, maka dengan menggunakan prinsip dalam persamaan (4-22) dan (4-23)
dapat ditulis :
y + y = f(x + x) = (x + x)n
y = f(x) = xn -
y = (x + x)n - xn
Maka :
dy y ( x + x) n − x n
y = = lim = lim
dx x → 0 x x → 0 x
Misalkan p = x + x dan q = x sehingga diperoleh (p – q) = x. Selanjutnya :
dy pn − qn
y = = lim
dx x → 0 p − q

pn − qn
Faktor adalah pembagian istimewa yang hasilnya adalah :
p−q
= pn-1 + pn-2 q + pn-3 q² + pn-4 q³ + . . . + qn-1 (sebanyak n buah suku)
= (x + x)n-1 + (x + x)n-2 . x + (x + x)n-3 . x² + (x + x)n-4 . x³ + . . . + xn-1
Jadi :
dy
y =
dx
= lim [( x + x) n−1 + x( x + x) n−2 + x 2 ( x + x) n−3 + x 3 ( x + x) n−4 + ... + x n−1
x → 0

= xn-1 + x . xn-2 + x² . xn-3 + x³ . xn-4 + . . . + xn-1 (sebanyak n buah suku)


= xn-1 + xn-1 + xn-1 + xn-1 + . . . + xn-1 (sebanyak n buah suku)
= n xn-1

4. Untuk k suatu konstanta maka turunan dari {k . g(x)} adalah k dikali


dengan turunan dari g(x).
y = k . g(x)  y = k . g(x) ................................................... (4-31)

65
Bukti :
Misalkan f(x) = k g(x), maka dengan menggunakan prinsip dalam persamaan (4-22) dan (4-
23) dapat ditulis :
y + y = f(x + x) = k . g(x + x)
y = f(x) = k . g(x) -
y = k {g(x + x) – g(x)}
Maka :
dy y k [ g ( x + x) − g ( x)] g ( x + x) − g ( x)
y = = lim = lim = k lim
dx x → 0 x x → 0 x x → 0 x
Tetapi sesuai dengan definisinya, maka :
g ( x + x) − g ( x)
lim = g(x)
x → 0 x
Jadi :
dy
y = = k . g(x)
dx

5. Turunan dari jumlah/selisih adalah sama dengan jumlah/selisih dari turunan


masing-masing. Untuk u dan v masing-masing sebagai fungsi dari x :
y=uv  y = u  v ......................................................... (4-32)
dalam hal ini :
du dv
u = dan v =
dx dx

Bukti :
Misalkan f(x) = u  v. Karena u dan v masing-masing sebagai fungsi dari x, maka
perubahan sebesar x akan menyebabkan perubahan sebesar y pada y; sebesar u pada u
dan sebesar v pada v. Dengan menggunakan prinsip dalam persamaan (4-22) dan (4-23),
dapat ditulis :

y + y = f(x + x) = (u + u)  (v + v)


y = f(x) =uv -
y = u  v
Maka :

66
dy y u  v u v u v
y = = lim = lim = lim (  ) = lim  lim
dx x → 0 x x → 0 x x → 0 x x x → 0 x x → 0 x

du dv
= 
dx dx
= u  v 

6. Jika u dan v masing-masing sebagai fungsi dari x :


y=uv  y = vu + uv ........................................................ (4-33)
dalam hal ini :
du dv
u = dan v =
dx dx

Bukti :

Dengan cara seperti pada rumus dasar nomor 5 di atas maka dapat ditulis :
y + y = f(x + x) = (u + u) (v + v) = uv + v u + u v + u v
y = f(x) =uv -
y = v u + u v + u v
Maka :
dy y v u + u v + u v v u u v u v
y = = lim = lim = lim ( + + )
dx x → 0 x x → 0 x x → 0 x x x
v u u v u v
= lim + lim + lim
x → 0 x x → 0 x x → 0 x
Karena diambil x sangat kecil maka faktor (u v) menjadi jauh lebih kecil sehingga dapat
diabaikan. Jadi :
v u u v u v du dv
y = lim + lim = v lim + u lim =v +u
x → 0 x x → 0 x x → 0 x x → 0 x dx dx
= v u + u v

67
7. Jika u dan v masing-masing sebagai fungsi dari x :
u v u  − u v
y=  y = ....................................................... (4-34)
v v2
dalam hal ini :
du dv
u = dan v =
dx dx

Bukti :

Dengan cara seperti pada rumus dasar nomor 5 di atas maka dapat ditulis :
u + u
y + y = f(x + x) =
v + v

u
y = f(x) = -
v
u + u u
y = -
v + v v

v(u + u ) − u (v + v)
=
v (v + v)

v u − u v
=
v (v + v)

Untuk perubahan yang kecil maka v dapat diabaikan terhadap v, yaitu v + v  v, sehingga
:
v u − u v
y =
v2
Jadi :
u v
v −u
dy y v u − u v x x
y = = lim = lim = lim
dx x → 0 x x → 0 v 2 x x → 0 v 2

u v
v lim − u lim
=
x → 0 x x → 0 x
2
v

68
du dv
v −u
= dx dx
2
v
v u − u v 
=
v2

CONTOH 4.6 :
Tentukanlah turunan pertama dari y = f(x) berikut.
3
a. y = 5 b. y = -9 x10 c. y = x
5x + 1
d. y = x³ + 5 x² e. y = (x²+5x)(4x-1) f. y =
4x − 3
JAWAB :
a. Sesuai dengan rumus dasar nomor 1 :
y = 5  y = 0
b. Dengan menggunakan rumus dasar nomor 3 dan 4 :
y = -9 x10  y = 10 . -9 x9 = - 90 x9
c. Dengan menggunakan rumus dasar nomor 3 :

1
1 1 2
1 −1 1 − 1
y= 3
x = x 3
 y = x 3 = x 3 = =
3
3 x2
2
3 3 3
3x
d. Sesuai dengan rumus dasar nomor 5 :
y = x³ + 5 x²  y = 3 x² + 2 . 5 x = 3 x² + 10 x
e. Dengan menggunakan rumus dasar nomor 6 :
y = (x² + 5x)(4x - 1)
u = (x² + 5x)  u = 2x + 5
v = (4x - 1)  v = 4
maka :
y = vu + uv = (4x - 1)( 2x + 5) + 4(x² + 5x)
= (8x² + 18x – 5) + (4x² + 20x)
= 12x² + 38x – 5
f. Dengan menggunakan rumus dasar nomor 7 :
5x + 1
y=
4x − 3
u = (5x + 1)  u = 5
v = (4x - 3)  v = 4

69
maka :
v u  − u v  5(4 x − 3) − 4(5 x + 1) 19
y = = = −
v 2
(4 x − 3) 2
(4x − 3)2

4.6 DIFERENSIAL

Dalam Sub Bab 4.4 telah dibahas tentang hasil bagi diferensial yang disimbolkan
dy dy
dengan . Jadi sejauh ini diketahui bahwa adalah lambang belaka untuk turunan.
dx dx
Bagaimana jika tertulis dy atau dx secara terpisah ? Hal ini akan dijelaskan dalam uraian
berikut.

4.6.1 PENGERTIAN DIFERENSIAL

Jika diketahui y = f(x) maka dapat dikutip kembali persamaan (4-27) dalam Sub Bab
4.4.
dy
= f (x) ....................................................................................... (4-35)
dx
Kedua ruas persamaan di atas diperkalikan dengan dx sehingga diperoleh :
dy = f (x) dx ..................................................................................... (4-36)
Unsur dy dan dx yang semula bersama-sama membentuk “hasil bagi diferensial” kini terpisah
dan mempunyai arti sendiri-sendiri. Unsur “dy” disebut “diferensial dari y” dan dianggap
pendekatan untuk y akibat y → 0. Demikian juga “dx” adalah “diferensial dari x” untuk
x → 0. Selanjutnya persamaan (4-36) dapat ditulis dalam bentuk lain :

d(f(x)) = f (x) dx ................................................................................ (4-37)

Karena f(x) adalah suatu fungsi dan x adalah variabel bebasnya maka persamaan (4-37)
melahirkan suatu pengertian diferensial.

Diferensial dari suatu fungsi adalah sama dengan turunan pertama


Diferensial fungsi itu dan diperkalikan dengan diferensial dari variabel bebasnya.

70
Jika telah diketahui bagaimana menghitung turunan, maka dapat diketahui bagaimana
menghitung diferensial. Pertama-tama dilakukan turunan kemudian dikalikan dengan dx (atau
diferensial dari variabel bebasnya).

CONTOH 4.7 :
Carilah dy jika diketahui y = 4x² - 5x
JAWAB :
Telah diketahui bahwa turunan dari y terhadap x pada soal di atas adalah (8x – 5). Jadi :
dy = (8x – 5) dx
Atau untuk lebih memudahkan Anda berpikir maka mula-mula tulislah :
dy
= 8x – 5
dx
Selanjutnya kedua ruas dikali dengan dx, sehingga diperoleh :
dy = (8x – 5) dx

CONTOH 4.8 :
Carilah dy jika diketahui y = (3x – 2)8
JAWAB :
Menjawab soal ini tidak semudah seperti menjawab Contoh 4.7. Barangkali banyak yang
menjalankan cara berikut yang keliru :
Turunan dari (3x – 2)8 adalah 8(3x – 2)7 [yaitu dengan mempergunakan persamaan (4-30)].
Maka : dy = 8(3x – 2)7 dx. Jelas ini jawaban yang salah.
Cara yang benar :
y = (3x – 2)8 adalah fungsi dengan variabel bebasnya adalah (3x – 2). Jika demikian maka :
dy = turunan dari fungsi (3x – 2)8 dikali dengan d(3x – 2)
= 8(3x – 2)7 . d(3x – 2)
Tetapi (3x – 2) juga adalah sebuah fungsi dengan variabel bebasnya adalah x. Sehingga :
d(3x – 2) = turunan dari (3x – 2) dikali dengan d(x)
= 3 . dx
Jadi :
dy = 8(3x – 2)7 . 3 . dx = 24(3x – 2)7 dx

Fungsi seperti dalam Contoh 4.8 adalah fungsi majemuk sehingga persamaan (4-30) tidak
dapat dipakai langsung secara benar jika tidak dikombinasikan dengan pengertian diferensial.
Akan dibahas kemudian tentang Aturan Rantai untuk turunan fungsi majemuk. Tetapi nyata
dalam Contoh 4.8 tersebut bahwa pengertian diferensial tidak memerlukan Aturan Rantai
71
untuk menjawabnya. Oleh sebab itu diperlukan suatu kehati-hatian dalam membedakan antara
turunan dan diferensial, sebab kedua hal tersebut tidak sama.
dy
Kini akan dibahas beberapa penulisan dari untuk y = f(x).
dx
dy d d ( y)
= (y) = ......................................................................... (4-38)
dx dx dx
d
Unsur dalam persamaan (4-38) disebut “operator diferensial” atau “operator turunan”
dx
dan dilambangkan dengan “Dx”. Fungsi dari operator Dx adalah menurunkan fungsi terhadap
x. Jadi :
dy
= Dx y .......................................................................................... (4-39)
dx
Selanjutnya rumus-rumus dasar diferensial dapat diperoleh dari rumus-rumus dasar turunan.
dy
Contoh : jika y = k yang mana k adalah konstanta, maka y = = 0. Akibatnya dy = 0 atau
dx
d(k) = dk = 0. Artinya, diferensial dari konstanta adalah nol. Contoh lainnya : jika y = x n,
dy
maka y = = nxn-1. Akibatnya dy = nxn-1 dx. Selengkapnya rumus-rumus dasar diferensial
dx
dapat dilihat dalam Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Rumus-rumus dasar diferensial yang diperoleh dari rumus-rumus dasar
turunan. [k = konstanta; u dan v masing-masing sebagai fungsi dari x].

No Aturan Turunan Aturan Diferensial


dk
1. =0 dk = 0
dx
d (ku ) du
2. =k d(ku) = k du
dx dx
n
d (u )
3. = n un-1 d(un) = n un-1 du
du
d (u  v) du dv
4. =  d(u  v) = du  dv
dx dx dx
d (u v ) du dv
5. =v +u d(uv) = v du + u dv
dx dx dx
u du dv
d( ) v −u u v du − u dv
6. v = dx dx d( )=
2 v v2
dx v

72
4.6.2 DIFERENSIAL PADA PERHITUNGAN PENDEKATAN

Bila dari y = f(x), nilai fungsi secara eksak diketahui untuk x = xA yaitu yA = f(xA)
maka kadang-kadang dapat ditentukan secara pendekatan berapa nilai fungsi bila xA berubah
menjadi (xA + x). Ini dilakukan bila sulit menentukan f(xA + x) secara eksak. Persamaan
(4-36) akan dikutip kembali :
dy = f (x) dx
Untuk x = xA berlaku :
dy = f (xA) dx ................................................................................... (4-40)
Maka secara pendekatan :
y  f (xA) . x ................................................................................. (4-41)
Karena dari persamaan (4-19) dan (4-20) telah diketahui bahwa f(xA + x) = f(xA) + y, maka
secara pendekatan :

f(xA + x)  f(xA) + f (xA) . x ........................................................ (4-42)

CONTOH 4.9 :
Jika kalkulator Anda rusak dan tidak tersedia tabel atau sarana hitung lainnya, hitunglah nilai

pendekatan untuk 4,4 .


JAWAB :

Melihat bentuk soal maka harus dimisalkan : y = f(x) = x


Ambil : xA = 4 dan x = 0,4 maka : xA + x = 4,4.

Yang dicari : f(xA + x) = f(4,4) = 4,4 = ?

f(xA) = f(4) = 4 = 2. Selanjutnya dengan rumus turunan dapat diketahui :


1 1
f (x) =  f (xA) = f (4) = = 0,25
2 x 2 4
Jadi :
f(xA + x)  f(xA) + f (xA) . x

4,4  2 + 0,25 . 0,4

 2 + 0,1
 2,1

73
[Harga eksak dari 4,4 adalah 2,0976 untuk 4 angka di belakang tanda koma].

4.6.3 PENDIFERENSIALAN FUNGSI IMPLISIT

Fungsi-fungsi implisit adalah fungsi yang tak dapat memisahkan antara variabel
terikatnya (y) dan variabel bebasnya (x), atau tidak dapat berbentuk langsung y = f(x). Fungsi
implisit adalah fungsi yang berbentuk :
f(x,y) = 0 ............................................................................................ (4-43)
dengan ketentuan y bergantung pada x, atau y tetap sebagai fungsi dari x. Dikenal dua cara
dalam pendiferensialan fungsi implisit, yaitu :

1. Cara Turunan Langsung


Masing-masing unsur diturunkan, namun bila berkaitan dengan turunan dari y maka harus
dy
diperkalikan dengan y atau .
dx
2. Cara Diferensial
Masing-masing unsur didiferensialkan dengan memakai pengertian/definisi diferensial.

CONTOH 4.10 :
dy
Carilah dari f(x,y) = y³ + 7y – x³ = 0
dx
JAWAB :
Cara Turunan Langsung untuk ruas kiri maupun kanan :
Turunan dari (y³ + 7y – x³) = Turunan dari 0
dy dy
3 y² +7 - 3 x² = 0
dx dx
dy
(3 y² + 7) = 3 x²
dx
dy 3x2
=
dx 3 y 2 + 7
Cara Diferensial :
Diferensial dari (y³ + 7y – x³) = Diferensial dari 0
d(y³) + d(7y) – d(x³) = d(0)
3 y² dy + 7 dy – 3x² dx = 0
(3 y² + 7) dy = 3x² dx
74
Jadi :

dy 3x2
=
dx 3 y 2 + 7

CONTOH 4.11 :
Carilah y dari f(x,y) = y³ - xy² – 2 = 0
JAWAB :
Cara Turunan Langsung untuk ruas kiri maupun kanan :
Turunan dari (y³ - xy² – 2) = Turunan dari 0
3 y² y - (y² . 1 + x . 2y . y) - 0 = 0
3 y² y - y² - 2xy y) = 0
y(3y² - 2xy) = y²

y2 y
y = =
3 y − 2 xy 3y − 2x
2

Cara Diferensial :
Diferensial dari (y³ - xy² – 2) = Diferensial dari 0
d(y³) - d(xy²) – d(2) = d(0)
3 y² dy - (y² dx + x . 2y dy) - 0 = 0
3 y² dy - y² dx - 2xy dy = 0
(3 y² - 2xy) dy = y² dx
Jadi :
dy y2 y
= =
dx 3 y − 2 xy 3y − 2x
2

y
y =
3y − 2x

4.7 TURUNAN TINGKAT TINGGI

Telah diuraikan dalam Sub Bab 4.2 bahwa pencarian turunan disebut pendiferensialan.
Pendiferensialan fungsi f menghasilkan fungsi baru f  (yang disebut fungsi turunan pertama
dari f). Selanjutnya bila fungsi f  didiferensialkan maka akan menghasilkan f  (dibaca : “f
dobel aksen”) dan disebut turunan kedua dari f atau turunan pertama dari f .
Contoh penulisan turunan kedua dalam notasi Leibniz dan sistem D :
d2y d dy
2
= ( ) ........................................................................................... (4-44)
dx dx dx
75
D x2 y = D x ( D x y) ........................................................................................... (4-45)

dan untuk turunan ketiga :


d3y d d2y
= ( ) ............................................................................. (4-46)
dx 3 dx dx 2
Dx3 y = D x ( D x2 y) ................................................................................ (4-47)

Jadi secara umum untuk turunan ke-n :


dny d d n −1 y
= ( ) ........................................................................... (4-48)
dx n dx dx n −1
D xn y = D x ( D xn −1 y) ............................................................................. (4-49)

Selengkapnya simbol-simbol turunan tingkat tinggi dapat dilihat dalam Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Lambang-lambang turunan tingkat tinggi.

y = f(x)
Notasi Aksen
Turunan Notasi Aksen
Sistem f Notasi Leibniz Notasi D
Sistem y
Ringkas
(1) (2) (3) (4) (5)
dy
Ke-1 y f Dx y
dx
d2y
Ke-2 y f  D x2 y
dx 2
d3y
Ke-3 y f  Dx3 y
dx 3
d4y
Ke-4 y f  D x4 y
dx 4
d5y
Ke-5 y (5) f ( 5)
D x5 y
dx 5

... ... ... ... ...


d n −1 y
Ke-(n-1) y ( n −1) f ( n −1)
D xn −1 y
dx n −1
dny
Ke-n y (n ) f (n )
D xn y
dx n

76
CONTOH 4.12 :
Diketahui y = f(x) = 2x³ - 4x² + 7x – 8. Tentukan turunan pertama, kedua, ketiga dan keempat
dengan notasi aksen sistem f ringkas dan Leibniz.
JAWAB :
Cara Turunan Langsung untuk ruas kiri maupun kanan :
dy
f= = 6 x² - 8 x + 7
dx
d2y
f  = = 12x - 8
dx 2
d3y
f  = = 12
dx 3
d4y
f  = =0
dx 4

4.8 ATURAN RANTAI PADA TURUNAN FUNGSI MAJEMUK

Fungsi majemuk disebut juga fungsi bertingkat atau fungsi komposit. Contoh fungsi
majemuk telah diperlihatkan dalam Contoh 4.8 yaitu : y = (3x -2)8. Jika dimisalkan (3x – 2)
adalah juga sebuah fungsi yaitu u = g(x) = 3x – 2 maka y adalah juga fungsi dari u, yaitu y =
f(u) = u8.
Misalkan y = f(u) dan u = g(x) dapat membentuk fungsi majemuk (fungsi komposit) :
y = (f◦g)(x) = f(g(x)) ....................................................................... (4-50)
maka dapat ditulis bahwa :
y = h(x) ............................................................................................ (4-51)
yang dalam hal ini :
h = f ◦ g [artinya, h juga adalah fungsi dari x].
Jika u dapat diturunkan terhadap x (atau g terdiferensialkan terhadap x) dan y
dapat diturunkan terhadap u (atau f terdiferensialkan terhadap u = g(x)), maka tentunya h = f
◦ g juga dapat diturunkan (terdiferensialkan) terhadap x.
Untuk fungsi bertingkat seperti yang dinyatakan dalam persamaan (4-50), maka
turunan dari y terhadap x adalah :
y = h(x) = [f(g(x))] = f (g(x))  g(x) = f (u)  u .......................... (4-52)
dalam hal ini :

77
dy
y = = turunan dari y terhadap x
dx
dy
f (u) = = turunan dari y terhadap u
du
du
u = = turunan dari u terhadap x
dx

Dengan demikian persamaan (4-52) di atas dapat ditulis dalam notasi Leibniz :
dy dy du
=  ................................................................................. (4-53)
dx du dx

Persamaan (4-52) dan (4-53) di atas dikenal dengan nama Aturan Rantai untuk fungsi
majemuk. Dalam hal ini fungsi majemuknya merupakan komposisi dari dua buah fungsi.
Rumus tersebut dapat dikembangkan untuk fungsi majemuk yang merupakan komposisi lebih
dari dua buah fungsi. Terlihat bahwa penampilan persamaan (4-53) lebih menarik dibanding
dengan persamaan (4-52). Itulah keunggulan dari notasi Leibniz.

CONTOH 4.13 :
dy
Dari y = h(x) berikut, gunakan aturan rantai untuk menentukan .
dx
a. y = (x³ - 3x² + 11x)9
4
 x −1 
b. y =  
 x+4
c. y = (5x + 6)²(3x – 1)³
JAWAB :
du
a. Misalkan : u = x³ - 3x² + 11x  = 3x² - 6x + 11
dx
dy
Dengan demikian : y = u9  = 9 u8 = 9(x³ - 3x² + 11x)8
du
Jadi :
dy dy du
=  = 9(3x² - 6x + 11)(x³ - 3x² + 11x)8
dx du dx
x −1
b. Misalkan : w = maka dengan demikian :
x+4

78
3
dy  x −1 
y=w  = 4w³ = 4 
4 
dw  x+4
dw u
Untuk mencari w atau maka w harus dipandang sebagai bentuk .
dx v
u = x – 1  u = 1
v=x+4 v=1
dw v u  − uv  ( x + 4) − ( x − 1) 5
w = = = =
dx v 2
( x + 4) 2
( x + 4) 2
Jadi :
3
dy dy dw  x −1  5 20(x − 1) 3
=  = 4   =
 x + 4  ( x + 4) (x + 4)5
2
dx dw dx
c. Cara Pertama : Bertujuan membentuk y = uv. Aturan rantai diterapkan dalam mencari
turunan dari u dan v terhadap x.
dp
Misalkan : u = (5x + 6)² dan p = 5x + 6  =5
dx
du
Dengan demikian : u = p²  = 2 p = 2(5x + 6)
dp
du du dp
maka : u = =  = 10 (5x + 6)
dx dp dx
dq
Misalkan : v = (3x – 1)³ dan q = 3x - 1  =3
dx
dv
Dengan demikian : v = q³  = 3 q² = 3(3x - 1)²
dq
dv dv dq
maka : v = =  = 9 (3x - 1)²
dx dq dx
Karena y = uv maka :
dy
y = = v u + u v = (3x – 1)³  10 (5x + 6) + (5x + 6)²  9 (3x - 1)²
dx
= (3x - 1)² (5x + 6)[10(3x – 1) + 9(5x + 6)]
= (3x - 1)² (5x + 6)(75x + 44)

Cara Kedua : Bertujuan untuk lebih menekankan aturan diferensial ketimbang Aturan
Rantai.
dp dq
Misalkan : p = 5x + 6 dan q = 3x – 1 maka : = 5 dan = 3.
dx dx
79
Dengan demikian : y = p²q³
Dengan menggunakan rumus diferensial nomor 5 dalam Tabel 2.1, maka diperoleh :
dy = d(p²q³) = q³ d(p²) + p² d(q³) = q³  2p dp + p²  3q² dq
= 2pq³ dp + 3p²q² dq
Maka :
dy dp dq
= 2pq³ + 3p²q² = 10pq³ + 9p²q² = pq²(10q + 9p)
dx dx dx
= (5x + 6)( 3x – 1)²[10(3x – 1) + 9(5x + 6)]
= (3x - 1)² (5x + 6)(75x + 44)

LATIHAN 4.2

1. Gunakan rumus-rumus dasar turunan untuk mencari turunan dari f(x) terhadap x pada
titik x = a yang ditentukan.
1
a. f(x) = pada x = -1
x
b. f(x) = x2 - x pada x = 3
3
c. f(x) = pada x = -2
x +1
2. Carilah turunan dari y = f(x) berikut.
a. y = - 4x² b. y = x4 3 c. y = 3 x² x
5 3 2 3
d. y = e. y = x² x2 f. y = - 2 +4
3 x2 x x

g. y = (3x+1)(4x-5) h. y = (2x -1)² i. y = x²(x + 3) x

x +1 x 1+ x
j. y = k. y = l. y =
x −1 x+3 1− x

3. Dalam sebuah fungsi yang berderajat dua diketahui f(1) = 6; f (2) = 7 dan f (-1) = - 5.
Tentukan fungsi kuadrat tersebut.
4. Dengan menggunakan definisi diferensial, carilah dy dari y = f(x) berikut.
−8
a. y = -x4 + 3x² - 6x + 1 b. y =
x 10
1 13 x
c. y = d. y =
(3 + 2 x 3 ) 4 5x 2 + 2

80
e. y = x(x² + 1) f. y = 4x5 + 2x 4 − 5

5. Andaikan y = f(x) = x³. Tentukanlah : *) y secara eksak, dan *) y secara pendekatan


bila diketahui :
a. xA = 1 dan x = 1
b. xA = 1 dan x = 0,5
c. xA = 1 dan x = 0,01

6. Gunakan metode diferensial untuk menghitung secara pendekatan bilangan berikut.


a. 402 b. 35,9
3 3
c. 26,91 d. 64,05

7. Carilah y dari fungsi implisit berikut.


a. x² - y² - 9 = 0 b. 4x² + 9y² - 36 = 0 c. xy – 4 = 0
d. xy² - x + 16 = 0 e. x³ - 3x²y + 19xy = 0 f. xy + 3y – 10x = 0

y2
g. y + xy² - 5 = 0 h. - 1 - y3/ 2 = 0 i. 6x - 2 xy + xy³ = 0
x3
8. Carilah turunan ketiga dalam notasi Leibniz dari y = f(x) berikut.
a. y = x³ + 3x² - 2x - 8 b. y = 2x5 – x4 c. y = (2x + 5)4
1 x
d. y = (3x – 2)5 e. y = f. y =
x −3 2 x +1

dy
9. Gunakan aturan rantai untuk menentukan dari y = f(x) berikut.
dx
1 ( x 3 + 2) 4
a. y = (2 – 9x)15 b. y = c. y =
(3 x + x − 8) 9
4
x 4 +1
4
 x 2 −1 
d. y =   e. y = (2x-1)³(x²-3)² f. y = (3x²+5)²(x³-7)4
 x + 4 

81

Anda mungkin juga menyukai