Anda di halaman 1dari 24

48

BAB VI
DIFFERENTIAL

VI.1 Arti Turunan Fungsi


Makna dari turunan fungsi sementara akan dicoba divari dengan pertolongan
gambar berikut :

y
y = f (x)

(y1 + Δy) Q ( x1 + Δx . y1 + Δy)


P (x1 . y1)
y1
Δx

x
x1 (x1 + Δx)

Kita tinjau kurva : y = f (x) diatas


y = f (x)
Pada : P ( x1, y1) y1 = f (x1)
Q (x1 + Δx ; y1 + Δy) y1 + Δy = f (x1 + Δx)

Dari fungsi di titik tersebut, bila limit tadi ada.


Secara umum turunan dari y = f (x)
di x = x0 ditulis :
49

Bila limit ada disebut :

atau
bila limit ini ada

Arti goniometris dari disuatu titik dapat kita jabarkan lebih jelas sebagai
berikut :

y
y = f (x)

S
P Δy
α R

α
x
Δx

P (x1, y1) QR = Δy
Q ( x1 + Δx . y1 + Δy) PR = Δx

Bila q berjalan menuju P hingga berimpit ; dengan perkataan lain Δx 0


Atau dx
Maka :
50

Pada keadaan limit tali busur PQ menjadi garis singgung 1 di P yang


menyinggung y = f(x) dititik P.
Maka : SR = dy
PR = dx
Tangent α ≈ tg < PQR setelah diambil limitnya Δx 0
tg α = tg < SPR
dimana α adalah sudut antara garis singgung 1 dengan sumbu x (diukur
menurut arah berlawanan arah putar jarum jam dari sumbu x positif).
Maka :

y’ = f’ (x) = tg α = koefisient arah garis singgung l di P


sehingga persamaan garis singgung l adalah :

( y - y1) = f’ ( x1 ) ( x - x1 )

Contoh :
f (x) = x2
Carilah : turunannya di x = 4
Jawab :

f’ ( x1 ) = 2 x1
= 2 . 4 = 8
Menurunkan rumus turunan fungsi-fungsi :
1.
y= c y’ = 0
51

Bukti :

f’(x1) = c f’(x1 + Δx ) = c

x
Δx

x1 (x1 + Δx )

y = f (x1 + Δx ) - f (x1)
y = C - C = 0
Contoh :
y = 10 y’ = 0
Sifat – sifat turunan :
Bila u = u (x) dan v = v (x)

1. y = u ± v y’ = u’ ± v‘
2. y = u . v y’ = v . u + u . v‘

3.

Bila x bertambah dengan Δx, maka


u bertambah dengan Δu
v bertambah dengan Δv
y bertambah dengan Δy

Bukti :
1. y + Δy = ( u + Δu ) ± ( v + Δv)
y = u ± v -
Δy = Δu ± Δv
52

Bukti :
2. y + Δy = ( u + Δu ) ± ( v + Δv)
y + Δy = uV + (Δu ) . V + u (ΔV) + ( v u) (ΔV)
y = uV -
Δy = (Δu ) V + u (ΔV) + (Δu ) (ΔV)

Δx 0
Δu 0

y’ = u’ . V + V’ . u

Keadaan khusus bila salah satu konstanta, misalnya


U = C diberikan seperti berikut :

y= C .V y’ = C . V’

Bukti :
53

2. y = xn y’ = n . xn-1

Bukti :
(y + Δy) = ( x + Δx)n

y + Δy = xn + n. xn-1 . (Δx) + . x n-2 . (Δx)2 + ….. +

y’ = n . x n-1
Contoh :
1. y = 2x2 + 3 x + 6 y’ = 2.2.x + 3 + 0
y’ = 4.x + 3

2. y = 2 . x1/2 y’ = 2.1/2 .x -1/2


54

Dalil berantai :
Bila : y = f (u)
u = f (u)
Bukti :

Penulisan perumusan :
Bila : y = f (u1) . u1 = f (u2) . u2 = f (u3) . u3
= f (u4) ,……………….., un = f (x)
Masa berlaku :

Contoh :
1. y = (2x + 3)20 y’ = ?
Jawab :
Misal : (2x + 3) = u
Maka : d (2x + 3) = d(u)

2 dx = du
y = u 20 d(y) = d(u20)
dy = 20 . u19 . du

dalil berantai :
55

2. y = (5 - 2x3)6 y’ = ?
Jawab :
Misal : (5 - 2x3) = u
d (5 - 2x3) = d(u)
-2 . 3 . x2 . dx = du

y = u 20 dy = d (u6)
dy = 6 . u5 du

= -36 x2 (5 - 2x3)5
du

y = ex y’ = ex
3.

Bukti :
y + Δy = ex + Δx
y = ex -
Δy = ex + Δx - ex = (eΔx - 1)

= ex . ln e
y’ = ex
56

Contoh :
1. y = e5x y’ = ?
Jawab :
Misal : 5x = u
d (5x) = d(u)
5 dx = du

y = eu dy = deu
dy = eu du

y = e ax y’ = a e ax

Contoh 2 :
1. y = ex y’ = ?
Jawab : u = x3
du = d (x3)
du = 3x3 dx

y = eu
dy = deu
57

Rumus Umum :

y = ef(x) y’ = f’ (x) ef(x)

y = ln x y’ = 1/x
4.
Bukti :
y + Δy = ln (x + Δx)
y = ln x -
Δy = ln (x + Δx) – ln x
58

Contoh :
1. y = ln (x2 - 3x - + 5) y’ = ?
Jawab :
Misal : u = x2 - 3x + 5
d(u) = d (x2 - 3x + 5)
du = (2x – 3) dx

y = ln u
d (y ) = d (ln u)

Rumus Umum :

a ≠ 1
Bukti :

Soal 1.
Diketahui : x2 - 2xy + 2y2 = 2
59

Jawab :
x2 - 2xy + 2y2 - 2 = 0
d (x2 - 2xy + 2y2 - 2) = d (0)
d (x2) - 2d (xy) + 2d (y2) - d (2) = d (0)
2x dx - 2 (x dy + y dx ) + 2 . 2y dy - 0 = 0
dy (4y - 2x) = dx (2y - 2x)
2 dy (2y - x) = 2 dx (y - x)

Soal 2.
Diketahui : 2x3 - xy2 - y3 + 2x - y - 1 = 0

Jawab :
d(2x3 - xy2 - y3 + 2x - y - 1) = d(0)
d(2x3) - d(xy2) - d(y3) + d(2x) - d(y) - d(1) = 0
2 . 3x2 dx - (y2 dx + xdy2) - 3y2dy + 2dx - dy = 0
6x2 dx - y2 dx + 2xydy - 3y2dy + 2dx - dy = 0
dy (2xy + 3y2 + 1) = dx (6x2 - y2 + 2)

Soal 3.

2xy + y2 = x + y
Jawab :
d(2xy + y2) = d(x + y)
d(2xy) + d(y2) = d(x) + d(y)
60

2(xdy + ydx) + 2ydy = dx + dy


dy(2x + 2y - 1) = dx ( 1 - 2y)

Soal 4.

Jawab :

d ( x2 + y2) = d(R2)
2x dx + 2y dy = 0
x dx = -y dy

Soal 10.

y2 = 2x
Jawab :
d (y2) = d (2x )
2y dy = 2 dx

y = sin x y’ = cos x
61

6.
Bukti :
y + Δy = sin (x + Δx)
y = sin x -
Δy = sin (x + Δx) – sin x
Dari rumus goniometris :
sin α - sin β = 2 cos ½ (α + β ) sin ½ ( α - β )
maka :

Sehingga :

y = cos x y’ = -sin x
7.
x
Bukti :
y = cos x
Menurut goniometris :

Misal :
62

y = sin u d( y) = d (sin u)
dy = cos u du

y’ = -sin x
Contoh :

Jawab :

y = sin u

2. y = sin4 3x y’ = ?
Jawab :
Misal : sin 3x = u

y = u4
63

= 12 cos 3x sin3 3x

Rumus Umum :

y = sin f (x) y’ = f’(x) cos f (x )

3. y = cos (2 - x) y’ = ?
Jawab :
Misal : u = (2 - x)

y = cos u

4. y = cos (3x2 - 1) y’ = ?
Jawab :
Misal : u = (3x2 - 1)

y = cos u

Rumus Umum :
64

y = cos f (x) y’ = f’(x) sin f (x )

VI.2 APLIKASI HITUNG DIFFERENSIAL


(Harga Extreem)
Untuk mempelajari persoalan extreema dalam matematika, sementara bisa
ditolong penjabarannya dengan gambar berikut :
y

f’ (xo) = 0

x
x0

Kita lihat kurva bahwa dia mempunyai titik maksimum di x 0 sedangkan


f’ (x0) = 0
Jadi syarat mencapai extreme bila f’(x) = 0
Sedang maksimal atau minimalnya bisa dicari dari model pemikiran berikut.

y = ax2 + bx +c
2
y = -ax + bx +c

x x

(a) (b)

di mana : a = bilangan positif


Untuk kurva (a) f” (x) < 0 maksimum
65

Untuk kurva (b) f” (x) > 0 minimum

Jadi syarat extreme :


f’ (x) = 0
f” (x) < 0 maksimal
f” (x) ≠ 0
f” (x) > 0 minimal

Contoh 1.

Ditentukan keliling empat persegi panjang.


Carilah ukuran panjang dan lebarnya sehingga luasnya maksimum.
Jawab :
Misal : ½ keliling adalah : C = x + y ...............................................(1)
Maka :
y Luas = x . y ......................................................... (2)
Jika persamaan (1) masuk persamaan (2) didapat :
x

C = x + y y = (C - x)
Maka : Luas = x . (C – x)
L = -x2 + C . x
L = -2x + C
Syarat extreem : L’ = 0
-2x + C = 0 C = 2x atau x = ½ C.................................. (3)

(3) masuk (1) didapat bahwa :


y = C - x = C- ½C = ½ C
Ceking jenis Extreeme : L” = d (L’) = -2
Cocok bahwa untuk : x = y = ½ l akan mendapatkan luas yang
maksimum.
Contoh Persoalan 2.
Bila anda diserahi tugas mendisain (memborong) pekerjaan pembikinan ketel uap pada
pabrik – pabrik besar sebagaimana lazimnya di pabrik-pabrik gula maka tantangan yang
anda hadapi adalah selain memperhitungkan biaya pengelasan , ongkos tukang, ongkos
supervisor, ongkos pemakaian mesin las dan lain-lain ; tentunya tidak luput pula tentang
bagaimana ketel anda tersebut selain cukup baik dari segi tinjauan teknis/kekuatan. Anda
66

juga dihadapkan kepada persoalan berapa luasan pelat yang dipakai sebagai bahan
pembikinan ketel tersebut seminim-minimimnya apabila isi ketel tersebut diminta sekian
besarnya menurut perjanjian dengan pemilik proyek.

Penyelesaian masalah :
Bahan pelat dengan gambar sebagai berikut :
- Bahan dinding slinder :
x =: Panjang pelat
y y = Lebar Pelat
Luas = x . y ......................................................... (1)
x

y direncanakan akan dibikin sebagai bagian melingkar dari slinder ketel, maka hubungan
jari-jari ketel dengan y tadi yaitu :
y = 2 π R ………………….. (2)
di mana : R = jari – jari ketel (lihat gambar (A))
Luas bahan slinder :

R
L3 = x . y = x . 2 π R ………………………… (2a)

(2A) R
x

(B)
tutup atas / bawah

(A) di las

Bahan tutup
Tutup ada 2 buah yaitu tutup bawah dan atas (Gb. B)
Luas tutup = 2 . (π R2) ………………….. (3)
Luas bahan seluruhnya adalah :
L = (2a) + (3)
= 2 π Rx + 2 (π R2)
L = 2 π Rx + 2 π R2 …………….. (4)
Padahal isi slinder menurut permintaan adalah tertentu besarnya.
Misalnya : Isi = I
Maka : I = π R2 . x (lihat gambar A)
67

(5) masuk (4) didapat :

Ruas kiri dan kanan sama-sama dikalikan x1/2


68

Jadi luas :

Ceking macam extreem :

Jadi cukup kuat bahwa dengan harga-harga x, y dan R diatas maka bahan ketel
adalah minimum.

Contoh persoalan 3.
Mungkin sekali pada suatu saat anda akan dapat mendirikan suatu usaha sendiri :
“Bengkel Pembikinan Kotak Perkakas”
Dalam pada ini selain Anda nantinya terbentur pada segi ongkos apakah itu gaji pegawai,
asuransi-kecelakaan/kebakaran/kerugian, ongkos pemakaian mesin-mesin pemproses apakah
mesin las. Gunting pelot dan lain-lain; tentunya pula problem yng tidak dapat Anda hindari
adalah bagaimana dapat diciptakan kotak dengan volume tertentu agar supaya dapat dihemat
dalam pemakaian bahan.
Penyelesaian Persoalan :


69

y B

Volume kotak tertentu = I.


Diasumsikan bahwa 1 adalah panjang kotak
y : adalah tinggi
x : adalah lebarnya.

Luas lobang-lobang dalam perhitungan ini diabaikan, karena kalau tanpa lobang-lobang bisa
minimum ; berarti pakai lobang-lobang justru lebih-lebih lagi.

Luasan pelat yang dibutuhkan adalah :

Berdasarkan pengalaman pada contoh diatas bahwa untuk mendapatkan luasan yang
maximum pada ABCD (lihat gambar) maka syaratnya adalah :
x = y ……………………………………(3)
(1), (2), (3) didapat :

Syarat extreeme :
70

x = ( I ) 1/3

Maka : y = x = ( I ) 1/3

Ceking macam extreeme :

= 4 ( 1 + 2 . I . x-3) = 4 {1 + 2 . I . ( I ) -1}
= 4 ( I + 2 ) = 12
L’ > 0
Jadi cukup kuat untuk mendukung pernyataan bahwa dengan harga-harga l = x = y =
(I)1/3
Maka bahan kotak adalah minimum.

Contoh persoalan 4.
Sebuah saluran air dibuat dengan rencana akan memakan keliling sebesar 12 inch.
Penampang potongan saluran ini adalah 4 inchi dasar dan kedua sisi masing-masing 4 inch.
Untuk sudut kemiringan sisi samping berapa derajat agar debit airnya maximum.
Jawab :
(4 sin θ)”

4” (4 cos θ)” 4”
θ θ
4”

Debit akan maximum bila luas potongan saluran maximum.


Luas : L = 16 cos θ + 16 sin θ cos θ

→ 16 ( 1 - sin θ – 2 sin2 θ) = 0

- 16 ( 2 - sin θ – 1) (sin θ + 1) = 0

→ sin θ = ½
71

Anda mungkin juga menyukai