Anda di halaman 1dari 6

BAB I

TURUNAN SUATU FUNGSI

Turunan fungsi (diferensial) adalah fungsi lain dari suatu fungsi sebelumnya,


misalnya fungsi Y menjadi Y’ yang mempunyai nilai tidak beraturan.Konsep
turunan sebagai bagian utama dari kalkulus yang dipikirkan pada saat yang
bersamaan oleh Sir Isaac Newton (1642 – 1727).Turunan fungsi (diferensial)
digunakan sebagai suatu alat untuk menyelesaikan berbagai masalah
dalam ekonomi, bisnis, geometri dan mekanika.

Aturan menentukan turunan fungsi:


Turunan dapat ditentukan tanpa proses limit. Untuk keperluan ini
dirancang teorema tentang turunan dasar, turunan dari operasi aljabar pada dua
fungsi, aturan rantai untuk turunan fungsi komposisi, dan turunan fungsi invers.

Turunan fungsi atau disebut sebagai deferensial dari suatu fungsi dapat
dilakukan dengan menggunakan beberapa rumus seperti di bawah ini. Bentuk
umum sebuah turunan fungsi sebagai berikut:
Bila ada suatu fungsi y = f(x), dimana Y = aXn
maka turunan pertama dari fungsi tersebut dinotasikan dengan: dy/dx atau y’
atau f’(x), dengan menggunakan rumus: dy/dx = Y’ = a.nXn-1
dimana: a dan n adalah konstanta
Y = variable terikat
X = variable bebas.
1.1 RUMUS - RUMUS DIFFERENSIAL

Rumus-rumus turunan (deferensial) pertama dari suatu fungsi sebagai


berikut:

1. Turunan Fungsi secara umum

Dimana a dan n merupakan anggota bilangan real.

n n-1
Y = aX  dY = a.n X
dX

Contoh:

5 2
a) Y = X c) Y = 1/X

Y’ = 5X4 Y = X-2
Y’ = -2X-3

5/2
b) Y = X d) Y =X
3/2
Y’ = 1 Y’ = 2 ½ X

e) Y = 4X f) Y = 3X2
Y’ = 4 Y = 6X
2. Turunan suatu Konstanta
Suatu konstanta jika diturunkan akan samadengan nol (0).

Y = C, dY = 0
dX
Contoh:
Y = f(X) = 100 ini berarti Y = 100X0 maka dy/dX = Y’ = 1.0X0-1 = 0X0-1 = 0
Catatan: ingat setiap bilangan pangkat 0 = 1

3. Turunan suatu jumlah

Jika sebuah fungsi merupakan hasil penjumlahan (Y = U + V), dimana


U = f(x) dan
V = g (x), maka:

Y = U + V, d (U + V) = U` + V`
dX

Contoh 3 -1/2 2 -3/2


:1. Y = X + X + 3  Y’= 3X - 1/2X
2. Y = X2 -1/2
+ √X + 10  Y’= 2X + 1/2X
3 2
3. Y = 8X + 2X  Y’= 24X + 2

4. Turunan Suatu Fungsi hasil kali

Jika y = U .V, dimana U = f(x) dan V = g (x), maka turunan dari fungsi y
adalah dy/dx = f’(x).g(x) + f(x).g’(x) atau U’V + UV’ sebagai berikut:

Y = U. V

dY = UV` + VU’ Maka:


dX

Contoh : 1. Y = (X + 2) ( 2X + 1)  Y` = 4X + 5
2. Y = eX2e . 2X + X2 - 0 = 2eX
3. Y = (X2 + 1) (X3 - 1) ( X4) = 9X8 + 7X6 - 6X5 - 4X3

5. Turunan Fungsi hasil bagi

Jika ada suatu fungsi hasil bagi dimana U sebagai pembilang dan V
sebagai penyebut dan nilai V tidak sama dengan nol.

Atau jika Y = f(x)/g(x), maka dy/dx = [f’(x).g(x) – f(x).g’(x)] / (g(x)) 2

Misal: Y=U ,
V
dY = VU` - UV’
dX V2

Contoh : 1. Y = (2X2 + X) (X3 + 3)


Y’= (X3 + 3) (4X + 1) - (2X2 + 1) ( 3X2)
(X 3 + 3)2

= -2X4 - 2X3 + 12X + 3


(X 3 + 3)2

2. Y = (X2 + 3X) Y’ = .....


2X

3. Y = (X - 3) Y’ = .....
X2

6. Turunan Fungsi Berantai


Bila y = (f(x))n, maka dy/dx = n. (f(x))n-1. f(x)

Contoh:
Y = (x2 +3x +1)3 f(x) = (x2 +3x +1) maka f’(x) = 2x + 3

Jadi dy/dx = (x2 +3x +1)3 (2x + 3)

Atau bisa memakai rumus sebagai berikut:

Y = f(U), maka
dY = dY . dU
dX dU dX

Contoh : 1. Y = (X 2 + 3)3 misalnya : U = X2 + 3

dY = 3U 2 (2X) dU = 2X
dX dX
= 3(X2 + 3)2 (2X) Y = U3 dy/du = 3U2

2. Y = U1/2 dimana U = (X3 - 2X + 2)


dU = 3X2 - 2
dX
Y = U1/2dY = 1/2 U -1/2
dU

1.2 Turunan kedua sebuah Fungsi


Turunan kedua dari fungsi y = f(x) merupakan turunan dari turunan
pertamanya, yang dinotasikan sebagai berikut:

d2y atau y’’


(dx)2

Contoh: Diketahui y = 2x5


Y’ = 2 . 5x5-1 = 10x4

Y’’= 10 . 4x4-1 = 40x3


Jadi turunan keduanya adalah y’’ = 40x3

1.3 Beberapa Penggunaan TurunanFungsi .

1. Menentukan gradient atau koefisien arah garis singgung suatu kurva.


Misal suatu kurva y = f(x); dengan gradient garis singgung kurva y = f(x)
pada x = a adalah dy/dx untuk x = a  f’(a)
Persamaan garis singgungnya adalah y – f(a) = f’(x)(x – a)

Contoh:
Tentukan persamaan garis singgung kurva y = 2x2 + 3x + 1 pada x = 1.

Jawab:
Jika y = 2x2 + 3x + 1, maka dy/dx = 4x + 3  sehingga dy/dx untuk x = 1
adalah 4(1) + 3 = 7 dan nilai y = 2(1)2 + 3(1) + 1 = 6.

Jadi, garis singgungnya memiliki gradient m = 7 dan melalui titik (1, 6)


 y – y1 = m(x – x1)
y – 6 = 7(x – 1)
y = 7x – 7 + 6
y = 7x – 1

2. Menentukan nilai maksimum/minimum suatu fungsi.


Dimisalkan y = f(x) dan dy/dx = 0 untuk x = a; maka f(a) adalah nilai
maksimum atau minimum atau nilai stasioner (titik belok) fungsi y = f(x),
apabila:

a. Jika d2y> 0
(dx)2 x= a

maka f(a) adalah nilai minimum.

b. Jika d2y< 0
(dx)2 x= a

maka f(a) adalah nilai maksimum.


c. Jika d2y= 0
(dx)2 x= a

maka f(a) adalah titik belok fungsi.

Contoh:

Tentukan nilai maksimum atau minimum dari fungsi-fungsi berikut ini:


1). Y = 3x2 + 6x + 1
2). Y = -2x2 + 8x + 1

Jawab:
1). Y = 3x2 + 6x + 1
dy/dx = 6x + 6; dy/dx = 0, maka 6x + 6 = 0  x = -1

turunan kedua (d2y/dx2) = 6 > 0  minimum.

Nilai y pada x = -1: Y = 3(-1)2 + 6(-1)+ 1

= -2

Jadi fungsi Y = 3x2 + 6x + 1 mempunyai nilai minimum = 2 pada x = -1.

Contoh :

1)

2)

Y’ = =9

3) Y

Y’

4) Y
Y’=

Soal : No. 1 sampai 8 carilah turunan pertama dan kedua


N0. 9 sampai 15 carilah nilai ekstrimnya
1) Y = X 3 +4 X 2 + 10 X + 5
2) Y = 4/3 X 3 +3/4 X 2 - 20 X - 24
3) Y = 4VX – 2/3 X 3 + 2 X 2 - 12 X + 15
4) Y = 3/X + 2X 3 - 3 X 2 + 5 X + 25
5) Y = 2/3 X 3 – ½ X 2 + 50 X + 1
6) Y = 1/3 X 3 + 2 X 2 – ½ X + 10
7) Y = 2/3 X 3 + ½ X 2 – ¼ X + 15
8) Y = 1/6 X 3 + ¼ X 2 – ½ X - 5
9) Y = 1/3 X 3 – 2 ½ X 2 + 6 X + 5
10) Y = 2/3 X 3 – 7 X 2 + 20 X + 5
11) Y = 2/3 X 3 + 4 ½ X 2 - 35 X + 10
12) Y = 1/6 X 3 – X 2 - 10 ½ X + 5
13) Y = 1/3 X 3 – 2 X 2 - 21 X + 25
14) Y = 2/3 X 3 – 5 ½ X 2 + 12 X - 15
15) Y = 1/3 X 3 – 4 X 2 + 15 X - 5

Anda mungkin juga menyukai