Anda di halaman 1dari 75

KALKULUS MAKALAH

UTS

Oleh
HILMI ILHAMSYAH
NIM : 221011402241

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadlirat Allah swt. atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga ditengah-tengah kesibukan dan
rutinitas penulis serta dengan segala kekurangannya, dapat disusun modul
sederhana yang diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam mempelajari
Kalkulus Integral.
Modul ini dimaksudkan untuk memberikan bekal kepada mahasiswa Jurusan
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengeahuan Alam Fakultas Pendidikan Ilmu
Eksakta dan Keolahragaan IKIP Budi Utomo Malang yang sedang mengikuti
perkuliahan Kalkulus. Kekurangan dan belum sempurnanya modul ini menjadi
‘tuntutan” penulis sehingga yang seharusnya mahasiswa menerima banyak
pengetahuan tentang Kalkulus Integral dari modul ini belum dapat terwujud
seluruhnya.
Terselesaikannya penulisan modul ini tentu tidak terlepas dari bantuan rekan-
rekan seprofesi di IKIP Budi Utomo Malang, lebih-lebih mahasiswa yang
menjadi motivasi penulis untuk segera menyelesaikan modul sederhana ini.
Terima kasih juga untuk anak-anakku Pandu, Prisma, Caesar dan juga mama
anak-anak yang juga telah memberikan dorongan dan inspirasi panjang selama
pembuatan modul ini.
Semoga bahan ajar yang telah dituangkan dalam modul ini, akan sangat
berguna bagi mahasiswa. Kekurangan dan kekhilafan disana sini Insyaallah
diperbaiki dikemudian hari.

ii
DAFTAR ISI

KALKULUS MAKALAH UTS.............................................................................i


DAFTAR ISI............................................................................................................iii
BAB I...............................................................................................................................iv
A. ANTITURUNAN..............................................................................................iv
1. Turunan..........................................................................................................iv
2. Antiturunan....................................................................................................ix
B. INTEGRAL TERTENTU................................................................................xvi
A. Teorema Dasar Kalkulus................................................................................xvii
BAB II.........................................................................................................................xxvii
TEKNIK INTEGRAL.................................................................................................xxvii
A. Teknik Substitusi.........................................................................................xxviii
B. Integral Fungsi Trigonometri......................................................................xxxiii
C. Integral Parsial..................................................................................................lvi
D. Integral Fungsi Rasional yang Memuat Sin x dan Cos x..............................lxxii
E. DAFTAR PUSTAKA.................................................................................lxxviii

iii
BAB I

A. ANTITURUNAN
1. Turunan
Pembahasan tentang turunan tidak dapat dipisahkan dari pengertian
tentang fungsi, baik fungsi eksplisit maupun fungsi implisit. Fungsi eksplisit
adalah fungsi yang secara umum penulisannya dinyatakan dalam bentuk y = f(x),
sedangkan fungsi implisit adalah fungsi yang secara umum penulisannya
dinyatakan dalam bentuk f(x,y) = 0.
Perhatikan beberapa contoh fungsi di bawah ini.
1. y = 2 -
2. y = 3
3. y =
4. x +y – 25 = 0
5. xy +x y–2=0

iv
6. x – 2x + y + 4y – 5 = 0

Pada contoh di atas, fungsi no 1, 2, dan 3 adalah fungsi eksplisit,


sedangkan contoh 4, 5, dan 6 adalah fungsi implisit. Semua fungsi yang ditulis
dalam bentuk eksplisit dapat diubah penulisannya dalam bentuk implisit, akan
tetapi tidak semua fungsi yang ditulis dalam bentuk implisit dapat diubah dalam
bentuk eksplisit. Perhatikan contoh 5 di atas. Selanjutnya dari fungsi-fungsi
tersebut, dapat ditentukan turunannya.
Definisi
Turunan fungsi y = f(x) adalah fungsi lain yang dinotasikan dengan f’(x) dan
didefinisikan oleh

f’(x) = , asalkan limitnya ada.

Misal (x+ = t , maka =t–x


Karena maka
Sehingga definisi turunan di atas dapat dinyatakan dalam bentuk lain

f’(x) = , asalkan limitnya ada.

Notasi lain untuk turunan y = f(x) dinyatakan dengan , .

Jika fungsi yang diketahui dinyatakan dalam bentuk implisit, maka


turunannya dapat dilakukan dengan menggunakan kaidah differensial yaitu
dengan cara mendiferensialkan masing-masing variabel dalam fugsi tersebut.
Berikut ini diberikan beberapa contoh menentukan turunan fungsi eksplisit dan
implisit.
Contoh

Tentukan fungsi-fungsi berikut.

1. y = +C
Berdasarkan definisi di atas diperoleh

v
=

= .

2. y =

Berdasarkan definisi di atas diperoleh

Fungsi-fungsi yang mempunyai turunan sebagaimana dijelaskan pada


contoh di atas disebut fungsi yang differensiable (dapat diturunkan).
Dengan cara yang sama, jika y = xn maka turunannya ditentukan oleh:

vi
=

= nx
3. x
Dengan mendiferensialkan masing-masing variabel, diperoleh:
d(x + d(y - d(25) = d(0)

x+y =0

4. Tentukan dari x2y + xy2 – 2 = 0

d(x2y) + d(xy2 ) – d(2) = d(0)


(x2dy + 2xydx) + (2xydy + y2dx) = 0
(2xy + y2) dx + (2xy +x2) dy = 0

=-

Secara umum, misal u = u(x), v = v(x), dan w = w(x) adalah fungsi yang
masing-masing dapat diturunkan dan c sebarang bilangan real, maka dengan
menggunakan definisi turunan dapat ditentukan beberapa rumus umum turunan
fungsi sebagai berikut.

1. (c) = 0

2. (x) = 1

3. (xn) = nxn-1

vii
4. (un) = nun-1 (u)

5. ( u + v) = (u) + (v)

6. (u - v) = (u) - (v)

7. (u v w ... ) = (u) (v) (w) ...

8. (cu) = c (u)

9. (uv) = u (v) + v (u)

10. (uvw) = uv (w) + uw (v) + vw (u)

11. ( )=

Bukti sifat-sifat di atas diserahkan kepada pembaca sebagai latihan.


Selanjutnya, dengan menggunakan definisi turunan

= , dapat ditunjukkan beberapa turunan fungsi geometri

di bawah ini.
y = cos x, maka

= -sin x.
Analog, diperoleh turunan fungsi trigonometri yang lain:

viii
1. (sinx) = cos x

2. (cos x) = -sin x

3. (tan x) = sec2x

4. (cot x) = -csc2x

5. (sec x) = sec x tan x

6. (csc x) = -csc x cot x

2. Antiturunan
Antiturunan merupakan balikan dari turunan, sehingga untuk
mempelajarinya harus dikaitkan dengan turunan fungsi.

Menurut definisi turunan, jika y = maka .

Dengan cara yang sama, diperoleh

1. Jika y = +3 maka .

2. Jika y = - 3 maka .

3. Jika y = - 100 maka

4. Jika y = + maka , dan seterusnya.

Dengan kata lain, untuk y = + C, C maka .

Karena antiturunan merupakan balikan dari turunan, maka penulisan bentuk di

atas dapat disederhanakan dengan A = .

Hal ini berarti bahwa fungsi y = , dengan C mempunyai turunan

ix
atau antiturunan dari f(x) = adalah F(x) = + C, C .

Fungsi-fungsi yang dapat ditentukan antiturunannya disebut integrable


(terintegralkan).

Dalam hal yang lebih umum, bentuk A = . dinyatakan

dengan dx = .

Jadi, misal y = f(x) dan antiturunannya adalah F(x) + C, maka


f(x) dx = F(x) + C, C Real.
Bentuk f(x) dx = F(x) + C , f(x) disebut integran dan F(x) + C disebut anti
turunan.

Teorema 1.
Jika r sebarang bilangan rasional kecuali -1, maka:

Akibatnya jika r = -1 maka

= = ln

Bukti
Untuk mengembangkan suatu hasil yang berbentuk
f(x) dx = F(x) + C, C Real.
Kita cukup menunjukkan bahwa

Dalam kasus di atas

Teorema 2

x
Misal f(x) dan g(x) fungsi-fungsi yang integrable dan C sebarang konstanta
maka:
1. =C ,
2. ,
3. ,
Bukti
Untuk membuktikan teorema di atas, cukup dengan mendeferensialkan ruas
kanan dan amati bahwa kita memperoleh integran dari ruas kiri.
1. D { C }=CD { }
= Cf(x)
2. D { }=D
= f(x) + g(x)
3. D { }=D
= f(x) - g(x)

Contoh
Tentukan integral berikut berdasarkan sifat integral di atas.
1.
Jawab
=

2.

Jawab

xi
=

3.

Jawab

= dx

Teorema 3
sin x dx = - cos x + C, C Real
cos x dx = sin x + C, c Real
Bukti
Untuk membuktikan teorema di atas cukup dengan menunjukkan bahwa
D dan

Teorema 4
Andaikan f(x) fungsi yang differensiable dan n bilangan Rasional yang bukan -1,
maka:

C Real.

Contoh
1.
Jawab
Karena = 6x dx, sehingga berdasarkan teorema di atas

= d(6x)

xii
=

= + C.

2.

Jawab
Karena D (2y = 4y dy, maka

3.
Jawab

Misal U = 6x + 2 dU = 6 dx atau 3 dx = , sehingga

4.
Jawab
Misal A = A
2A dA = (-sin x) dx, sehingga:
=
= -2

xiii
=

Beberapa rumus dasar integral tak tentu.


1. dx = x + C, C Real
2. f(x) dx = F(x) + C, C Real

1.  xr dx = xr+1 + C, C Real, r -1

2. (u+v) dx = u dx + v dx
3. a u du = a u du

4.  dx = ln | x | + C = log │x│+ C, C Real

5. au du = + C, C Real

6. eu du = eu + C, C Real
7. tan x dx = ln | sec x | + C, C Real
8. sec x dx = ln | sec x + tan x | + C, C Real
9. cot x dx = ln | sin x | + C, C Real
10. css x dx = ln | csc x – cot x | + C, C Real
11. sec2x dx = tan x + C, C Real
12. csc2x dx = - cot x + C, C Real
13. sec x tan x dx = sec x + C, C Real
14. csc x cot x dx = -csc x + C, C Real

15. cosm x dx = cos m-2 x dx

16. sinm x dx = sin m-2 x dx

17. u dv = uv - v du

18. = ln + C, C Real

xiv
19. = ln + C, C Real

20. = arc sin + C

21. = arc tgn + C

22. = arc sec +C

23. dx = u + a2 Ln ( u + )+C

24. dx = u - a2 Ln ( u + )+C

25. dx = u + a2 Ln ( u + )+C

30. = arc sinh +C

31. = arc cosh +C

32. du = du

Soal-soal
Tentukan integral berikut.
1
2
3
4

xv
8

9
10 Andaikan u = sin{(x }
11 Tentukan
12

13

14

B. INTEGRAL TERTENTU

Definisi :
Misal f(x) suatu fungsi yang didefinisikan pada [a,b], selanjutnya f(x) dikatakan
terintegralkan (integrable) pada [a,b]

jika ada.

Selanjutnya disebut Integral Tentu (Integral Riemann) f(x) dari a ke

b, dan didefinisikan

= .

xvi
menyatakan luas daerah yang tercakup diantara kurva

y = f(x) dan sumbu x dalam selang [a,b], jika bertanda negatif maka
menyatakan luas daerah yang berada dibawah sumbu x.

Definisi :
1. =0

2. = - , a>b

A. Teorema Dasar Kalkulus


Teorema dasar Kalkulus memberikan kemudahan untuk menghitung Integral
Tentu, berikut teorema tersebut :
Misal f(x) kontinu pada [a,b] dan F(x) sebarang anti turunan f(x), maka

= F(b) – F(a)

Selanjutnya ditulis F(b) – F(a) =

Contoh :
1. Perlihatkan bahwa jika r  Q dan r  -1, maka

Jawab :

Karena F(x) = suatu anti turunan dari f(x) = xr, maka menurut teorema

dasar Kalkulus

Integral tentu sebagai operator linear, yaitu bersifat :

xvii
Misal f(x) dan g(x) terintegralkan pada [a,b] dan k suatu konstanta, maka:
b
1. k  f ( x)dx
a
b b
2.  [ f ( x)  g (x)]dx =  f ( x)dx +
a a

Contoh :

Hitung

Jawab :

= 4

= 4 =  12

Sifat-Sifat Integral Tentu


1. Sifat Penambahan Selang
Teorema :
Jika f(x) terintegralkan pada suatu selang yang memuat tiga titik a, b dan c,
maka

= + bagaimanapun urutan a, b dan c.

Contoh :

1. 2.

3.

xviii
2. Sifat Simetri
Jika f(x) fungsi genap, yaitu suatu fungsi yang memenuhi sifat
f(-x) = f(x) , maka:

=2 dan

Jika f(x) fungsi ganjil, yaitu suatu fungsi yang memenuhi sifat
f(-x) = - f(x), maka

= 0.

Contoh :

1.

2. =0

Secara lebih umum, sifat-sifat integral tertentu adalah:


Jika f(x) dan g(x) kontinu pada interval [a,b] dan k Real dan f(x), g(x)
terintegralkan pada interval tersebut, maka:

1.

2.

3.

4.

5. , jika b < a

6. ,c

xix
7. jika f(-x) = -f(x)

8. =2 , jika f(-x) = f(x)

9. Jika F(u) = , maka

10. = (b-a) untuk paling sedikit x = x antara a dan b.

11. jika dan hanya jika f(x) g(x) untuk setiap x [a,b].

12.

Contoh
Tentukan hasil integral

1.

Jawab

= (4+2) – (0+0) = 6

2.

Jawab
Misalnya u = (x )
du = 3x dx

Untuk x = 0 maka u = 1 dan untuk x = 2 maka u = 9, sehingga:

xx
=

3.

Jawab
Misal p = p =u
2p dp = du
Untuk u = 1 maka p = 1
Untuk u = 4 maka p = 2, sehingga:

4. =

5.

Jawab

xxi
Misal A = A x
2A dA = 2x dx
Untuk x = 4 maka A = 1
Untuk x = 8 maka A = 7, sehingga

= [A]
=7–1
=6

6. =

7. Tentukan

dengan f(x) =
Soal di atas dapat diselesaikan dengan menggunakan sifat

,c

sehingga:

= (1-0) +(4-2) +

xxii
=

8. dx

Menurut definisi fungsi harga mutlak, bentuk di atas dapat dinyatakan dengan

dx = dx + dx.

= (8/3 – 0) – (0 – 8/3)

Berdasarkan contoh di atas, tentukan hasil pengintegralan fungsi-fungsi berikut


ini:

1.

2.

=
= , dengan sifat integral diperoleh
= - dx +

Latihan di rumah

2.

xxiii
3.

4.

3.

=2 dx

Misal =u
4-x = u atau x =4-u

-2x dx = 2 u du atau dx =

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12. dx

13.

xxiv
14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

22.

23.

24.

25.

26. Hitunglah , jika:

a. f(x) =
b. f(x) =
c. f(x) =
d. f(x) = untuk -
e. f(x) = , untuk -1

xxv
f. f(x) = (x- )
g. f(x) = x , untuk -

BAB II
TEKNIK INTEGRAL

Beberapa macam teknik pengintergralan digunakan untuk menentukan


antiturunan suatu fungsi. Hal ini bertujuan untuk memudahkan dalam
menentukan selesaian integral fungsi yang ditentukan. Agar teknik
pengingtegralan mudah dipahami oleh pembaca, maka dalam bab ini dirincikan
teknik pengintegralan dimaksud dengan syarat-syarat yang ditentukan. Teknik-
teknik integral tersebut adalah: Teknik Substitusi, Integral Fungsi Trigonometri,
Teknik Substitusi Fungsi Trigonometri, Integral Parsial, Integral Fungsi
Rasional, dan Integral Fungsi Rasional yang memuat fungsi Trigonomteri.
Berikut ini penjelasan teknik-teknik dalam pengintegralan.

xxvi
A. Teknik Substitusi

Istilah lain untuk teknik substitusi adalah pemisalan. Teknik substitusi


pada umumnya digunakan untuk memudahkan selesaian integral ke bentuk
rumus dasar rumus integral tak tentu, yaitu;

a. dx = + C, asalkan n -1 atau

b. = + C, asalkan n -1

Karena rumus di atas adalah pedoman umum. maka integrannya


menyesuaikan dengan rumus di atas. Jika belum sesuai atau menyimpang dari
bentuk di atas maka sedapat mungkin diubah terlebih dahulu. Dengan demikian
setelah integran sesuai dengan bentuk baku integralnya dapat dilakukan dengan
mengaplikasikan rumus dasar integral tidak tentu. Akhirnya selesaiannya dapat
dilakukan dengan metode substitusi.

Perhatikan beberapa contoh berikut:


1. dx
Misal u=

Substitusi bentuk terakhir ke dx, diperoleh


= -2
Dengan rumus dasar di dapat
dx = -2

= -2

=-

2.
Misal A = 3x + 12

xxvii
d(A) = d(3x+12)
dA = 3 dx

dx =

Sehingga =

3. dx
Misal A = 2x
d(A) = d(2x)
dA = 2 dx

dx =

dx =

xxviii
4. (4x+2) dx
Jawab
Misal A =
A = 4x 4x
2A dA = (8x+4) dx
2A dA = 2(4x+2) dx
A dA = (4x+2) dx
Sehingga
(4x+2) dx = .A dA
=

= +C

5.

Jawab
Misal P =

P = 3t + 4 t=

d(P ) = d(3t+4)

2P dp = 3 dt dt = , sehingga

6.

Jawab

xxix
Misal U =
U = 16 - x x = 16 - U
d(U ) = d(16 - x )
2U du= (-2x)dx

dx =

= du

=-

Soal-soal
Tentukan hasil pengintegralan di bawah ini:
1.
Jawab

Misal M = (t+2)

M = (t+2)
2M dM = 3(t+2) dt

= +C

xxx
= +C

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.
12.
13.
14.

15.

16.

17.

18.

xxxi
19.

20.

B. Integral Fungsi Trigonometri

Sebelum membahas teknik integral fungsi trigonometri secara lebih rinci,


berikut ini diberikan integral dasar fungsi trigonometri yang menjadi acuan untuk
menentukan hasil pengintegralan dengan teknik fungsi trigonometri. Bentuk
dasar tersebut adalah:
1. dx = -cos x + C
2. dx = sin x + C
3. x dx = ln
= -ln
4. x dx = - ln
= ln
5. dx = ln
6. x dx = ln
Berdasarkan bentuk di atas selanjutnya diberikan beberapa kasus bentuk integral
fungsi trigonometri yang dibahas pada bagian ini, diantaranya adalah:
A. dan dengan m bilangan ganjil atau genap positip
Jika m bulat positip dan ganjil, maka m diubah menjadi (m-1) + 1, atau m
digenapkan terdekat. Selanjutnya substitusi dengan menggunakan kesamaan
identitas atau sin = 1 - cos atau cos = 1 - sin .
Akhirnya dengan substitusi tersebut didapat kesamaan antara integran
dengan tanda integrasinya, sehingga dengan mudah dapat diselesaikan.

Contoh:
1.
Jawab

xxxii
=
= dx
=
=

= -cos x +

2.
Jawab
= dx
=
=
=
=

= sin x -

3.
Jawab:

Misal u = 2x, du = 2dx atau dx =

Sehingga

xxxiii
Bentuk , , jika m bilangan bulat positip genap,
selesaiannya dapat dilakukan dengan menggunakan substitusi kesamaan setengah
sudut

sin = dan cos

Contoh:
1.
Karena pangkatnya genap, digunakan kesamaan setengah sudut, maka

2.
Jawab
= dx

x sin 2 x
=  +
4 4

3.

Misal u = 2x , du = 2dx atau dx = , sehingga

xxxiv
=

Karena u = 2x, maka

B.
Jika m atau n bilangan bulat positip ganjil, sedangkan lainnya sebarang
bilangan, maka faktorkan sin x atau cos x dengan menggunakan kesamaan
identintas dengan terlebih dahulu mengubah salah satu bilangan
ganjil. Misal m ganjil maka ubah m dengan m = (m-1)+1 , jika n ganjil diubah
menjadi (n-1)+1. Jika m dan n genap digunakan kesamaan setengah sudut sin

= dan cos sehingga diperoleh hasil pengintegralannya.

Contoh
1.
Jawab
Karena m ganjil, maka gunakan substitusi kesamaan identitas
=
=
=
=

xxxv
=

= cos

2.
Karena n ganjil, maka ubah menjadi genap
=
=
=

3.
Jawab
Karena kedua pangkat bilangan ganjil, pilih salah satu untuk diubah menjadi
genap
=
=
=

Atau
=
=
=

4.
Kedua pangkat bilangan genap, sehingga diperoleh:

xxxvi
=

4.
Jawab
Karena kedua pangkatnya bilangan genap, untuk menentukan selesaiannya

gunakan kesamaan setengah sudut sin = dan cos ,

sehingga:
=

xxxvii
=

C. dan
Dalam kasus ini jika n genap gunakan kesamaan identitas 1 +
dan 1+cot . Jika n ganjil ubah menjadi (n-1)+1 dan
gunakan kesamaan 1 + dan 1+cot .
Perhatikan contoh berikut:
1.
Karena pangkat n ganjil maka diubah dalam bentuk perkalian yang salah
satunya genap, selanjutnya gunakan kesamaan identitas 1 +
Sehingga diperoleh
= tanx dx
= tan x dx
= tan x dx - tan x dx

= tan x sec dx – ln +C

= d(tan x) – ln +C

2.
Karena pangkat n , langsung gunakan kesaman identintas 1+cot ,
sehingga didapat

xxxviii
=
=
=
=
=
=

D. , dan
Bentuk ini mempunyai dua kasus yaitu n genap m sebarang dan m ganjil
n sebarang. Jika n genap dan m sebarang gunakan kesamaan 1 + tan
atau
1 + cot = csc .
Contoh
1.
Karena salah satu pangkat bilangan genap, maka langsung gunakan
kesamaan identitas 1+tan , sehingga diperoleh
=
=
= d(tgnx)

2.
Jawab
=
=
=

xxxix
=

Sedangkan untuk m bilangan ganjil dan n sebarang juga dengan


menggunakan substitusi kesamaan identitas
1 + tan atau 1 + cot = csc .

Contoh:
1. =
=
=
=

2. = tan x sec sec x dx


= -1)sec d(sec x)
= sec d(secx)

= +C

E. ,
Integral bentuk ini juga sering muncul, untuk menyelesaikannya digunakan
rumus kesamaan hasil kali, yaitu:

sin mx cos nx =

sin mx sin nx =

cos mx cos nx =

Contoh y

1. 3x cos 4x dx = dx

xl
= + sin (-x) dx

= - x+C

2. dx = dx

= (cos 5x – cos x) dx

= 5x + x+C

3. y cos 4y dy = +cos(1-4)y] dy

= dy

Soal-soal
Tentukan hasil integral berikut ini.
1.

2.

3.

4.

5.

6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

xli
13.
14.
15.

16.

17.

18.
19.

20.

Teknik Substitusi Fungsi Trigonometri

Teknik substitusi fungsi trigonometri digunakan untuk menyelesaikan

integral jika integrannya memuat bentuk-bentuk:

a. , a > 0, a Real

b. = , a > 0, a Real

c. , a > 0, a Real

atau bentuk lain yang dapat diubah menjadi bentuk di atas, misalnya

= atau yang dapat diubah menjadi bentuk

kuadrat sempurna.

Integrannya memuat atau sejenisnya, Gunakan substitusi

xlii
x = a sin t atau sin t =

x = a sin t dx = a cos t dt

dengan - sehingga,

= a cos t

Catatan

Gambar segitiga siku-siku di atas yang masing-masing sisinya diketahui berguna

untuk menentukan nilai fungsi trigonometri yang lain, yaitu cos t, tan t, cot t, sec

t, dan csc t. Hal ini dikarenakan sangat mungkin hasil dari pengintegralan adalah

fungsi-fungsi tersebut.

Contoh:

Tentukan hasil pengintegralan berikut ini:

1. dx

Jawab

Substitusi x = 2 sin t

sin t =

dx = 2 cos t dt

Sehingga

xliii
dx =

= 4 =4

= 2 +2 dt

= 2t + sin 2t + C

= 2t + 2 sin t cos t

= 2 arc sin +C

Atau 4 = 4( + )

= 2 sint cost + 2t + C

=2 + 2 arc sin +C

2.

Jawab

Substitusi (x-2) = 2 sin t,

dx = 2 cos t dt

, sehingga

xliv
=

=t+C

= arc sin +C

3.

Jawab

Substitusi (x-3) = 5 sin t,

dx = 5 cos t dt

= 5 cos t, sehingga

= t+C

= arc sin +C

4. dx

Jawab

Substitusi x =

dx =

= , sehingga

dx =

xlv
=9

=9

= +C

5.

Jawab:

Substitusi x = 5 sin A atau sin A = dan dx = 5 cos A dA

Sehingga

xlvi
=5

=5

= 5 ln

= 5 ln

Kerjakan soal berikut sebagai latihan bagi pembaca

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

xlvii
10.

Integral yang integrannya memuat bentuk atau bentuk yang

sejenisnya, selesaiannya menggunakan substitusi

x = a tan t, - sehingga,

Untuk membantu menyelesaikan bentuk di atas, perhatikan segitiga berikut ini:

= a sec t

Karena x = a tan t maka dx = a sec dt.

Contoh:

Tentukan hasil pengintegralan di bawah ini.

1.

Jawab

Substitusi x = 3 tan t

dx = 3 sec 2 t dt

= 3 sec t, sehingga

xlviii
=

= ln

= ln +C

= ln

2.

Jawab

Substitusi (x+2) = tan t

x = (tan t) - 2

dx = sec t dan

= sec t, sehingga

= - dt

= 2 sec t – 5 ln

= 2

Kerjakan soal berikut sebagai latihan

xlix
1. dx

2.

3. dx

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

Integral yang integrannya memuat bentuk atau sejenisnya,

selesaiannya menggunakan substitusi

x = a sec t, - .

Karena x = a sec t maka dx = a sec t tan t dt, dan

l
= a tan t

Selanjutnya perhatikan segitiga siku-siku di bawah ini

Contoh:

Tentukan hasil pengintegralan berikut ini:

1.

Jawab

Substitusi x = 3 sec t

dx = 3 sec t tan t dt

= 3 tan t, sehingga

=3

=3

= 3 tan t – 3 t + C

=3

2.

Jawab

li
Substitusi (x-1) = 3 sec t,

dx = 3 sec t tgn t dt

= 3 tgn t, sehingga

= ln

= ln

Kerjakan pengintegralan berikut sebagai latihan.

1. dx

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

lii
10.

C. Integral Parsial

Secara umum integral parsial digunakan untuk menentukan selesaian


integral yang integrannya merupakan perkalian dua fungsi uv, dimana u = f(x)
dan v = g(x).
Karena y = uv, maka menurut definisi differensial dan turunan fungsi
y = uv diperoleh
dy = d(uv)
d(uv) = u dv + v du
Dengan mengintegralkan masing-masing bagian diperoleh

Bentuk terakhir ini dinamakan rumus integral parsial. Prinsip yang


digunakan dalam integral parsial adalah integran yang berbentu uv di manipulasi
menjadi u dv dan dalam menentukan udv tidak boleh memunculkan persoalan
yang lebih sulit dibandingkan dengan tersebut.
Perhatikan beberapa contoh berikut ini.
Tentukan integral persial berikut ini
1.
Jawab
Bentuk diubah menjadi udv,
Misal u = x , dv = 1 dx
dv = cos x dx , v = dx = sin x
Akibatnya = x d(sin x).
Dengan rumus integral parsial

liii
, diperoleh
x d(sin x) = x sin x - d(x)
= x sin x - dx
= x sin x + cos x + C
Akhirnya diperoleh = x sin x + cos x + C
2. dx
Pilih u = x , du = dx

dv = ,v= dx =

Sehingga dx =

Berdasarkan rumus integral parsial


, diperoleh

dx =

= -

= -

= -

3. e dx
Pilih u = sin x maka du = d(sinx) = cos dx
dv = ,v= = , sehingga:
e dx = sin x d(
=
=
Diperoleh bentuk yang juga diselesaikan dengan metode parsial
Pilih u = cos x , dv = d(cos x) = sin x dx
dv = ,v= = , sehingga:

liv
e dx = cos x d(
=
=
=
Akhirnya diperoleh
e dx =
=

e dx =

Berdasarkan contoh di atas kerjakan soal di bawah ini sebagai latihan.


1.
2.
Jawab:
=
Pilih u = sin2 x du = d(sin2 x ) = 2sinx cos x
dv = sin x dx maka v = = - cos x
Sehingga
=
= -cos x sin2x -
= -cos x sin2x +
= -cos x sin2x + 2
= -cos x sin2x + 2
3 = -cos x sin2x + 2

3. tan x dx

lv
4. tan x dx
5. ln x dx
6. dx
7. cos 2x dx
8. e dx

9. dx

10. dx
11.
12.
13. dx

14.

15. dx
16. dx
17. dx
18. dx
19. dx
20. dx

2.5 Integral Fungsi Rasional.


Fungsi rasional adalah suatu fungsi yang dinyatakan dalam bentuk F(x) =

, dimana f(x) , g(x) adalah fungsi pangkat banyak (polinom) dan g(x) 0.

Fungsi pangkat banyak adalah suatu fungsi yang dinyatakan dengan


f(x) = a + a x + a x + a x + … + a x , n = 1, 2, 3, … , sehingga fungsi

rasional adalah fungsi berbentuk yang pembilang dan penyebutnya

polinom.
Contoh

lvi
1. F(x) = (Fungsi Rasional Sejati)

2. F(x) = (Fungsi Rasional Tidak Sejati)

3. F(x) = (Fungsi Rasional Tidak Sejati)

Pada contoh di atas, (1) disebut fungsi rasional sejati, karena derajat
pembilang lebih dari derajat penyebut, sedangkan (2) dan (3) disebut fungsi
rasional tidak sejati, karena derajat pembilang lebih besar atau sama dengan
derajat penyebut.
Untuk langkah selanjutnya jika suatu fungsi rasional termasuk jenis tidak sejati,
maka fungsi tersebut dijadikan fungsi rasional sejati. Melalui proses pembagian
panjang akan diperoleh fungsi rasional sejati. Sehingga:

F(x) =

=x +

F(x) = , g(x) 0.

Dalam menentukan integral fungsi rasional, langkah yang ditempuh adalah:


1. Nyatakan integrannya dalam bentuk fungsi rasional sejati.

2. Faktorkan penyebut g(x) dari fungsi rasional F(x) = sampai tidak dapat

difaktorkan lagi.
3. Dalam hal langkah nomor 2 di atas, g(x) dapat berupa kombinasi antara:
- fungsi linear berbeda, g(x) = (x-a)(x-b)….(x-t) dstnya.
- fungsi linear berulang, g(x) = (x-a)
= (x-a)(x-a)(x-a) … (x-a)
- fungsi liner dan kuadrat, g(x) = (x-a)(ax +bx + c)
- fungsi kuadrat berbeda, g(x) = (ax px + qx + c)
- fungsi kuadrat berulang, g(x) = (ax dan seterusnya.

lvii
4. Nyatakan integran menjadi bentuk penjumlahan n-pecahan parsial sehingga
integran dapat ditentukan antiturunannya,

Misal : (Penyebut kombinasi liner

berbeda)

(kombinasi lenear berulang)

(kombinasi kuadrat

berbeda)
5. Integralkan secara keseluruhan jumlah n-pecahan parsial tersebut yang
merupakan hasil akhir pengintegralan dengan terlebih dahulu menentukan
konstanta A , A , …A dan B , B , …B .
Contoh

1. Tentukan

Karena intergran adalah fungsi rasional sejati, selanjutnya faktorkan integran:

dx =

Diperoleh A + B = 0 , A – B = 2 atau A = 1, B = -1 sehingga:

dx =

= -

= ln

= ln

lviii
2. integran fungsi rasional tidak sejati, maka:

= x + ln (x-1) +C
Soal-soal
Tentukan hasil pengintegralan berikut:

1.

Jawab

Diperoleh A + B + C = 0
A + 3B – 2C = 1
-6A = 1

Atau A = - ,B= ,C=

Sehingga =

2.

3.

lix
4.

Jawab

= , menurut teorema 2.2

=x+C +

= , menurut teorema 2.2

Diperoleh A+B = 5, 2A-4B= 4 atau A = 4, B = 1

Sehingga =

= 4 ln
= ln (x-4)
= ln

5.

6.

Contoh (Penyebut integran dalam faktor linear berulang)

1. , karena integran adalah fungsi rasional sejati maka:

lx
=

= dx

Sehingga diperoleh
A = 1 , B – 2A = 1 atau A = 1 dan B+ 3, sehingga

= dx

= ln

2.

Integran di atas bukan fungsi rasional sejati, maka diubah terlebih dahulu
menjadi fungsi rasional sejati. Sehingga:

Selanjuntnya

Diperoleh A = 5, 2A + B = 4 atau A = 5, B = -6, sehingga:

lxi
dx

= 5 ln

3.

Integran fungsi rasional sejati, sehingga:

Diperoleh
A+ B = 0, C-2A = 3, A-B+C = 5 atau A = ½, B = -1/2, C = 4, sehingga

= ½ ln

4. dx ( integran bukan fungsi rasional sejati)

Jawab :

dx =

= +

= +

lxii
Selanjutnya dicari =

Sehingga didapat B+C = 272, A-4B = 0, -4A = 4

atau A = -1, B = ,C=

Sehingga:

= -

Soal-soal
Tentukan hasil dari:

1.

3.

4.

5.

Selain dalam bentuk penyebut integran dinyatakan dalam faktor linear berbeda
dan berulang, dapat juga difaktorkan dalam kombinasi linear dan kuadrat.
Artinya penyebut dapat difaktorkan dalam bentuk kombinasi linear dengan
kuadra atau kuadrat dengan kuadrat.
Selanjutnya integran dengan bentuk seperti ini dijadikan jumlah pecahan n
parsial

lxiii
, berdasarkan jumlah tersebut dapat ditentukan A,B,

dan C.

Contoh

1.

Karena integran fungsi rasional sejati maka

Diperoleh
A+4B = 6, (B+4C) = -3, (A+C) = 1 atau A = 2, B = 1, dan C = -1 sehingga:

2.

Integran merupakan fungsi rasional sejati, sehingga

lxiv
=

Diperoleh
A+C = 1, B+D = 1, 2A+C= 1, 2B+D = 2 atau A=0, B=1, C=1, D=0 sehingga:

= arctg x +

3.

Jawab: Penyebut adalah kombinasi linear berbeda (x+3) dan (x-2) dengan
kuadrat (x , sehingga

Maka diperoleh
A + B + C = 1, -2A+3B+C+D = -8, A+B+D-6C = 0, -2A+3B-6D = -1 atau
A = 2, B = -1, C = 0, D = -1

= 2 ln(x+3) – ln(x-2) – arctan x + C


= ln(x+3) - ln(x-2) – arctan x + C

= ln arctan x + C

Jadi = ln arctan x + C

lxv
Soal-soal
Tentukan hasil pengintegralan berikut ini:

1.

Jawab

Didapat A+B = 2, C = 1, 4A = -8 atau A = -2, B = 4, dan C = 1

= ln + ½ arc tan

2.

Jawab:

= ½ x2 - 5

= x2 – 5.

= ½ x2 -

lxvi
= ½ x2 – ln (x2+1)5/2 + C
= ½ x2 – ln +C

3.

4. (fungsi rasional sejati)

Jawab

= dx

Didapat
p + r = 1, q + s = 1, 2p + r = 1, dan 2q + s = 2
atau p = 0, q = 1, r = 1, s = 0

sehingga dx =

= arc tan x + ½ ln (x +C
= arc tan x + ln +C

5.

Jawab

= dx

lxvii
Diperoleh
p = 1, q = 0, p+r = 1, dan q+s = -1
atau p = 1, q = 0, r = 0, dan s = -1
sehingga

= ln

6.

Jawab

Catatan : diteruskan sendiri

D. Integral Fungsi Rasional yang Memuat Sin x dan Cos x

Fungsi F(x) = dan g(x) mememuat fungsi

trigonometri dapat juga dikategorikan sebagai fungsi rasional, hanya saja tidak
dapat disebut sejati atau tidak sejati. Hal ini dikarenakan
f(x) = sin x dan f(x) = cos x tidak mempunyai derajat seperti halnya dengan
fungsi polinomial. Pengintegralan jenis ini menggunakan METODE
SUBSTITUSI.
Berikut ini diberikan beberapa contoh fungsi rasional yang pembilang dan
penyebutnya memuat f(x) = sin x atau g(x) = cos x.

1. F(x) =

2. F(x) =

lxviii
3. F(x) =

4. F(x) =

5. F(x) =

Sehingga dalam bentuk pengingtegralan fungsi rasional yang pembilang dan


penyebutnya memuat fungsi trigonometri adalah:

1.

2.

3.

4. dx

5. dx

Selesaian integral bentuk-bentuk di atas adalah menggunakan metode substitusi

x = 2 arc tan z sehingga dx = .

Selanjutnya sin x dan coc x di substitusi ke bentuk variabel z.


Karena x = 2 arc tan z maka:

Menurut rumus identitas fungsi trigonometri

1 + tan = sec

1+z

Menurut rumus identitas fungsi trigonometri yang lain

lxix
sin

, sehingga didapat

sin

Dengan rumus jumlah cosinus didapat:


cos 2x = cos sin x

Dengan rumus jumlah sinus didapat:


sin 2x = 2 sin x cos x

sin x = 2 sin cos

=2

Dengan demikian integral fungsi rasional yang memuat fungsi trigonometri dapat
diselesaikan dengan menggunakan substitusi

x = 2 arc tan z, sin x = , cos x =

Untuk lebih jelasnya perhatikan beberapa contoh di bawah ini.


Tentukan selesaian dari

1.

Jawab

lxx
=

= ln +C

= ln

2.

Jawab =

= arc tan +C

= arc tan z+C

= arc tan (tan x/2) + C

3. =

lxxi
Jawab

= 3 ln

= 3 ln

Soal-soal
Selidiki kebenaran hasil pengintegralan berikut ini!

1. = +C

2. = +C

3. = +C

4. = ln +C

5.

lxxii
6.

7.

8.

9.

10. = ln
11. dx = -ln

lxxiii
E. DAFTAR PUSTAKA

Edwin J. Purcell., Dale Varberg. 1989. Kalkulus dan Geometri Analitis. Jilid 2
(terjemahan I Nyoman Susila dkk). Bab 18. Jakarta; Erlangga.

Wilfred Kaplan. 1961. Ordinary Differential Equations. Massachusetts: Addison


Wesley Publishing Company, Inc.

Dale Varberg., Edwin J. Purcell. 2001. Kalkulus Jilid I (edisi 7). Alih Bahasa I
Nyoman Susila. Batam: Interaksara.

lxxiv
Frank Ayres., J.C Ault. 1984. Kalkulus Diferensial dan Integral (Seri Buku
Schaum). Alih Bahasa Lea Prasetyo. Jakarta: Erlangga.

Louis Leithold, 1986. Kalkulus dan Geometri Analitik. Alih Bahasa S. Nababan.
Jakarta: Erlangga.

Howard Anton, 1981. Calculus with Analyitical Geometri. New York: John
Willey and Sons.

Koko Martono, 1993. Kalkulus Integral I. Bandung: Alva Gracia

Tom M. Apostol, 1984. Calculus. New York: John Willey and Sons.

Achsanul In’am, 2000. Kalkulus I. Malang: UMM Press.

Murray R. Spiegel. Pantur Silaban, Hans Wospakrik. 1985. Transformasi Linear.


Jakarta: Erlangga.

lxxv

Anda mungkin juga menyukai