Anda di halaman 1dari 12

Kementerian Kelautan dan Perikanan

Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap


©2022

Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Ikan


Kakap & Kerapu Berkelanjutan di
WPPNRI 573

Dr. Ridwan Mulyana


Direktur Pengelolaan Sumber Daya Ikan
Semarang, 1 Maret 2022
Urgensi Mengelola Perikanan Kakap dan Kerapu Berkelanjutan
Tingkat Pemanfaatan
Memiliki potensi lestari ikan Perlu
sudah “Fully Exploited” Perlu Tahun 2019 mempunyai nilai $
RPP HS ekspor: kakap sebesar USD 8
karang sebesar 688.414 dan “Over Exploited”
Ton/Tahun (Kepmen KP Nomor millions dan kerapu sebesar USD
50/2017) 26 millions

90% dilakukan oleh nelayan-


nelayan kecil (jenis alat
tangkap: Rawai Dasar, Bubu, Salah satu komoditas prioritas
dan Pancing Ulur) untuk sertifikasi MSC

Indonesia sebagai pemasok Pengaturan permintaan pasar


utama perikanan Kakap dan khususnya terhadap ukuran
Kerapu dunia sebesar 45% layak tangkap (trade limit
(FAO dalam Cawthorn, DM & 50% dibawah lm)
Mariani S 2017)

Perikanan Kakap dan


Kerapu Berkelanjutan
2
Status SDI Karang di WPPNRI
(Kepmen KP 50/2017, Jenis SDI dominan: Kakap dan Kerapu)

KETERANGAN
EP : 20.030
JTB :16.024 EP : 34.440 EP : Estimasi Potensi (ton/tahun)
JTB :27.552 JTB : Jumlah tangkapan yang diperbolehkan
EP : 20.625
JTB : 16.500 EP : 29.951 (ton/tahun)
JTB : 23.961 EP : 15.016
JTB :12.013

 Habitat ikan karang berada di perairan pesisir dan


offshore (laut dalam)
EP : 310.866  Status stok juga Dipengaruhi oleh Kondisi Padang
JTB :248.693
EP : 40.570 Lamun dan terumbu karang yang umumnya
JTB :32.456
terindikasi kurang sehat dan mengalami
EP : 145.530 kerusakan.
JTB :116.424
EP : 29.485
JTB : 23.588

EP : 19.856
EP : 22.045
JTB :15.885
JTB :17.636

3
Distribusi Produksi Ikan Kakap dan Kerapu Tahun 2019
WPPNRI Kakap Kerapu
571 12.571 11.046
572 26.827 21.285
573 8.834 11.447
4,8 % 711 38.288 32.696
6,7 % 3,7 % 712 47.845 7.663
14,8 % 2,8 % 713 33.283 24.520
19,8 % 7,0 % 714 16.331 17.992
18,4%
4,6 % 5,3 % 715 22.551 14.527
716 9.702 4.698
717 18.184 8.838
718 25.091 10.652
Sumber: PUSDATIN KKP 2020

Keterangan:
8,7 %  Presentase Produksi Kakap
10,3 %
8,8 %  Presentase Produksi Kerapu
12,9 %
 Produksi Ikan Kakap terbanyak di
WPPNRI 712 dan 711
6,3 %
9,7 %  Produksi Ikan Kerapu terbanyak di
10,9 %
WPPNRI 711 dan 713
6,4 %
 Penangkapan ikan kakap dan kerapu
3,4 % 12,8 %
di WPPNRI didominasi oleh alat
6,9 % 14,8%
penangkapan ikan rawai dasar dan
pancing ulur

Sumber: PUSDATIN KKP 2020 4 4


Sebaran lokasi penangkapan perikanan Kakap dan Kerapu

Sumber: Balai Riset Perikanan Laut 2021.


Trade limit ikan Kakap dan Kerapu di WPPNRI 573
Nama Ilmiah Nama Umum Lm Trade Limit Trade Limit
(cm) (cm) Berdasarkan Lmat
Pristipomoides typus Kurisi Bali 45 36 0,80
Lutjanus malabaricus Bambangan/ Kakap Merah 50 33 0,66
Epinephelus areolatus Kerapu Ekor Putih 22 29 1,32
Pristipomoides sieboldii Kurisi 30 29 0,97
Pristipomoides filamentosus Kurisi Ungu 48 33 0,69
Lutjanus erythropterus Bambangan 37 32 0,86
Parascolopsis eriomma Tongtong 16 22 1,38
Lutjanus timorensis Bambangan/Kakap Timor 34 33 0,97
Paracaesio kusakarii Paralolosi 45 35 0,78
Etelis coruscans Anggoli 64 38 0,59
Lutjanus sebae Kakap Gajah 51 31 0,61
Lutjanus vitta Badur Kuning 23 28 1,22
Etelis boweni Bagong, Kakap Pasifik, Saramia 63 33 0,52
Pinjalo lewisi Pinjalo 31 30 0,97
Aphareus rutilans Kurisi Perak 64 50 0,78
Gymnocranius grandoculis Lencam 36 31 0,86
Etelis radiosus Kurisi 61 43 0,70
Paracaesio xanthura Lolosi 28 27 0,96
Lutjanus boutton Kakap Moluccan 18 22 1,22

Sumber: Balai Riset Perikanan Laut 2021.


Isu Pengelolaan Perikanan Kakap dan Kerapu berdasarkan
Kepmen KP 123/2021

Sumber Daya Ikan Sosial Ekonomi Perikanan

1. Permintaan pasar terhadap ikan kakap dan kerapu yang berukuran tidak
1. Degradasi stok ikan Kakap dan Kerapu yang disebabkan oleh
layak tangkap masih tinggi (trade limit 50% di bawah Lm)
pemanfaatan berlebih di WPPNRI khususnya di WPPNRI 573, 711, 712,
2. Mutu hasil tangkapan ikan kakap dan kerapu masih rendah.
713, 716, dan 718
3. Pendapatan nelayan kecil perikanan kakap dan kerapu masih rendah
2. Masih Tertangkapnya hiu yang dilindungi sebagai hasil tangkapan 4. Panjangnya rantai pasok untuk distribusi Kakap dan Kerapu.
sampingan perikanan Kakap
3. Masih tingginya penggunaan ikan rucah untuk pakan ikan Kerapu
Tata Kelola Perikanan
4. Masih tingginya ketergantungan induk Kakap dan Kerapu dari alam
untuk budi daya. 1. Operasionalisasi Lembaga Pengelola Perikanan di Wilayah
Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia belum
Lingkungan Sumber Daya Ikan optimal.
2. Aktivitas IUU Fishing masih berlangsung.
1. Degradasi habitat Kakap dan Kerapu di perairan pesisir. 3. Belum adanya status pemanfaatan dan potensi perikanan yang
khusus untuk Kakap dan Kerapu dalam pengkajian stok
2. Penanganan limbah plastik bekas kemasan ikan Kakap dan Kerapu nasional
belum dilakukan dengan baik. 4. Masih rendahnya kualitas dan kuantitas data untuk ikan Kakap
dan Kerapu
5. Terbatasnya kapasitas pemerintah daerah dibidang
perencanaan, pengelolaan, pengawasan, dan penegakan
hukum dibidang budi daya Kakap dan Kerapu.

7
Strategi Pengelolaan Kakap dan Kerapu Berkelanjutan Sumber Daya Ikan

A.Pengaturan Pemanfaatan Kakap dan Kerapu


1. Pengendalian upaya penangkapan melalui implementasi penerapan alokasi/kuota
2. Melakukan identifikasi lokasi pemijahan di kawasan konservasi
3. Menyusun dan mengimplementasikan strategi pemanfaatan (harvest strategy).
4. Meningkatkan luasan kawasan konservasi perairan.
5. Menginisiasi ukuran minimum legal size
6. Melakukan program restocking.
7. Menurunkan tangkapan juvenile (ukuran di bawah Lm) menjadi 30%
8. Pengaturan mata pancing menggunakan ukuran mata pancing nomor 5 (lima)
B.Mengurangi tangkapan ikan non target yang dilindungi
1. Sosialisasi Hiu yang dilindungi
2. Verifikasi logbook penangkapan oleh syahbandar
3. Pelaporan kegiatan observer secara periodic
4. Pencatatan Spesies ETP dan Pelaporan kegiatan observer secara periodik
5. Pemeriksaan hasil tangkapan melalui HPK
C.Mendorong Usaha Budidaya Laut Kakap dan Kerapu
1. Mengurangi ketergantungan penggunaan pakan rucah pada pembudidaya ikan Kerapu skala besar
2. Mengurangi 25% ketergantungan induk dari alam untuk budidaya
Lingkungan Sumber
Strategi Pengelolaan Kakap dan Kerapu Berkelanjutan Daya Ikan

A.Upaya perbaikan habitat Kakap dan Kerapu.


Rehabilitasi terumbu karang.

B. Penanganan limbah plastik kemasan ikan Kakap dan Kerapu hasil


tangkapan Sosialisasi Hiu yang dilindungi
1.Penyusunan panduan penanganan limbah plastik kemasan hasil tangkapan di
6 (enam) lokasi pendaratan.
2.Sosialisasi/penyuluhan panduan penanganan limbah plastik kemasan hasil
tangkapan di 6 (enam) lokasi pendaratan
Strategi Pengelolaan Kakap dan Kerapu Berkelanjutan Sosial Ekonomi

A. Meningkatkan Pendapatan Nelayan


1. Meningkatkan mutu hasil tangkapan nelayan
2. Kajian pengembangan usaha perikanan skala mikro
3. Pemberdayaan dan penguatan kelompok perempuan nelayan
4. Memfasilitasi bantuan permodalan, kemitraan, dan asuransi untuk nelayan kecil
5. Pembinaan peran keluarga nelayan dan pelatihan penguatan keuangan nelayan
6. Pelatihan penguatan keuangan untuk rumah tangga nelayan .
7. Pengarusutamaan gender dalam diversifikasi usaha

B.Partisipasi stakeholder dalam proses pengelolaan perikanan Kakap dan Kerapu melalui LPP WPPNRI
1. Meningkatnya kepedulian dan komitmen pelaku usaha untuk menurunkan ikan yang tidak layak diperdagangkan
2. Mengikutsertakan Perguruan tinggi setempat dan melalui panel ilmiah
3. Mengikutsertakan NGO, forum nelayan, asosiasi, dan lembaga adat melalui Panel Konsultatif
4. Meningkatnya kepedulian dan komitmen pelaku usaha untuk menurunkan ikan yang tidak layak diperdagangkan

C. Meningkatkan Ekonomi Pembudidaya Kakap dan Kerapu


1. Simplifikasi proses bisnis layanan penerbitan Sertifikat Instalasi Karantina Ikan (SIKI)/cara Karantina Ikan yang Baik
(CKIB)
2. Sertifikasi Kesehatan Ikan Ekspor dan Domestik melalui proses yang lebih sederhana dan secara online
3. Menjaga jaminan ketersediaan dan keterjangkauan bahan baku.
Strategi Pengelolaan Kakap dan Kerapu Berkelanjutan Tata Kelola

A. Operasionalisasi Lembaga Pengelola Perikanan di WPPNRI


1. Penguatan Lembaga Pengelolaan Perikanan di 11
2. Penyediaan SDM Pengelola LPP di masing-masing WPPNRI.
3. Sosialisasi Petunjuk Teknis dan SOP LPP WPPNRI pada semua stakeholders.
4. Penguatan Asosiasi Perikanan terkait Kakap dan Kerapu.
B. Perbaikan Data (Monitoring dan Pelaporan)
1. Penguatan Sistem Satu Data KKP : Integrasi Seluruh Data dalam 1 Database KKP, e-BRPL
2. Penguatan implementasi e-logbook dan observer
3. Penguatan Riset : BRSDMKP, Perguruan Tinggi. NGO, dan lembaga riset terkait lainnya
4. Mendorong partisipasi pelaku usaha dalam pelaporan hasil tangkapan;
5. Kewajiban pelaporan ikan kerapu hidup
6. kajian status pemanfaatan dan potensi perikanan Kakap dan Kerapu di masing-masing WPPNRI.
7. Berkurangnya kapal perikanan Kakap dan Kerapu yang berukuran >10 (lebih dari sepuluh) gross tonnage
menangkap ikan di kawasan konservasi di atas 12 (dua belas) mil laut
8. Tersedianya data perikanan Kakap dan Kerapu per WPPNRI
C. Meningkatkan pengawasan di Tempat Pengeluaran dan/atau di Instalasi Karantina Ikan
1. Meningkatkan kompetensi Pejabat Karantina Ikan dalam bidang intelijen
2. kerja sama yang baik antara BKIPM dengan PT. Angkasa Pura, Kementerian Keuangan, dan Kementerian
Pertanian dalam pengawasan ekspor komoditas Kakap dan Kerapu.
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap
©2022

Anda mungkin juga menyukai